Saturday, July 20, 2019

PEMIMPIN DIKTATOR (AL-MULK AL-JABRIY) : CIRI-CIRINYA DAN BAGAIMANA MENYIKAPINYA MENURUT SUNNAH NABI SAW

PEMIMPIN DIKTATOR (AL-MULK AL-JABRIY) : CIRI-CIRINYA DAN BAGAIMANA MENYIKAPINYA MENURUT SUNNAH NABI SAW
.
Oleh : KH. M. Shiddiq Al Jawi
.
// Pendahuluan //
.
# WadahAspirasiMuslimah_ Setelah runtuhnya Khilafah di Turki tahun 1924, umat Islam di seluruh dunia dipimpin oleh para pemimpin diktator (al-mulk al-jabriy) sebagai sistem pemerintahan keempat yang disampaikan Nabi SAW kepada umat Islam. Hal itu dapat diketahui dari hadits yang diriwayatkan oleh Hudzaifah bin Al-Yaman RA, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda :
ﺗﻜﻮﻥ ﺍﻟﻨﺒﻮﺓ ﻓﻴﻜﻢ ﻣﺎ ﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﺛﻢ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ ﺇﺫﺍ ﺷﺎﺀ ﺃﻥ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ ﺛﻢ ﺗﻜﻮﻥ ﺧﻼﻓﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﻬﺎﺝ ﺍﻟﻨﺒﻮﺓ ﻓﺘﻜﻮﻥ ﻣﺎ ﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﺛﻢ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ ﺇﺫﺍ ﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ ﺛﻢ ﺗﻜﻮﻥ ﻣﻠﻜﺎ ﻋﺎﺿﺎ ﻓﻴﻜﻮﻥ ﻣﺎ ﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺛﻢ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ ﺇﺫﺍ ﺷﺎﺀ ﺃﻥ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ ﺛﻢ ﺗﻜﻮﻥ ﻣﻠﻜﺎ ﺟﺒﺮﻳﺔ ﻓﺘﻜﻮﻥ ﻣﺎ ﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﺛﻢ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ ﺇﺫﺍ ﺷﺎﺀ ﺃﻥ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ ﺛﻢ ﺗﻜﻮﻥ ﺧﻼﻓﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﻬﺎﺝ ﺍﻟﻨﺒﻮﺓ ﺛﻢ ﺳﻜﺖ
"Adalah Kenabian (nubuwwah) itu ada di tengah-tengah kamu sekalian, yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang menempuh jejak kenabian (Khilafah 'ala minhajin nubuwwah), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Kekuasaan yang menggigit (Mulkan 'Aadhdhon), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Kekuasaan yang memaksa (diktator) (Mulkan Jabariyah), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya, apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang menempuh jejak Kenabian (Khilafah 'ala minhajin nubuwwah). Kemudian beliau (Nabi) diam." (HR Ahmad. Musnad Ahmad, Juz IV, hlm, 273, nomor hadits 18.430).
.
// Pengertian Pemimpin Diktator (Al-Mulk Al-Jabriy) //
.
Syeikh Hisam Al Badrani menjelaskan pengertian Al-Mulk Al-Jabriy itu dengan berkata :
ﺃﻣﺎ ﺃﻥَّ ﻣﻌﻨﻰ ﺍﻟﻤﻠﻚِ ﺍﻟﺠﺒﺮﻱِّ : ﻫﻮ ﺇﻗﺎﻣﺔُ ﺷﺮﺍﺋﻊِ ﺍﻟﻜﻔﺮ ﻓﻲ ﺑﻼﺩِ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ، ﻓﻬﺬﺍ ﻇﺎﻫﺮٌ ﻣﻦ ﺩﻻﻟﺔِ ﺍﻟﻨﺼﻮﺹِ ﺍﻟﺸﺮﻋﻴَّﺔ ﻓﻲ ﺗﻌﺮﻳﻒِ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﺍﻟﺠﺒﺮﻱِّ، ﻓَﻀﻼً ﻋﻦ ﻣُﺸﺎﻫﺪﺗﻪِ ﻓﻲ ﺍﻟﻮﺍﻗﻊِ ﺍﻟﻤﺤﺴﻮﺱِ ﺗَﻔﺴﻴﺮﺍً ﻟﻨُﺒﻮﺀَﺓِ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻭﺗﺤﻘﻴﻘﺎً ﻟﻤﻨَﺎﻁِ ﺍﻷﻧﻈﻤﺔِ ﺍﻟﺠﺒﺮﻳﺔ، ﻭﺑَﻴﺎﻧﺎً ﻟﻠﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﺍﻟﻤﻄﻠﻮﺏَ ﺍﻟﺸﺮﻋﻲَّ
“Adapun makna al-mulk al-jabri (pemimpin diktator) adalah [pemimpin yang] menegakkan hukum-hukum kufur di negeri-negeri kaum muslimin. Ini jelas sekali didasarkan pada dalaalah (pengertian) nash-nash syara’ mengenai definisi al-mulk al-jabriy. Apalagi jika melihat fakta yang terindera terhadap al-mulk al-jabriy itu yang menjadi penafsiran terhadap nubu`ah (ramalan) Rasulullah SAW, dan menjadi perwujudan terhadap realitas sistem-sistem diktator, dan juga sebagai penjelasan kepada kaum muslimin mengenai tuntutan syar’i mereka.” (Hisyam Al Badrani, An Nizham As Siyasi Ba’da Hadm Al Khilafah, hlm. 38).
.
// Ciri-Ciri Pemimpin Diktator (Al-Mulk Al-Jabriy) //
.
Banyak nash-nash hadits Nabi SAW yang menjelaskan ciri-ciri atau sifat-sifat dari pemimpin diktator ini. Di antaranya adalah sebagai berikut :
.
✓ Pertama, tidak mempunyai kapabilitas untuk memimpin masyarakat banyak.
Pemimpin seperti ini oleh Nabi SAW disebut dengan ruwaibidhah. Kepemimpinan seperti ini sangatlah berbahaya dan sangat destruktif bagi umat Islam khususnya dan umat manusia pada umumnya. Karena pemimpin seperti ini dapat menjungkirbalik
kan segala nilai dan tatanan, yaitu orang yang jujur dikatakan pembohong, orang yang pembohong dikatakan orang jujur, pengkhianat dipercaya namun sebaliknya orang yang bisa dipercaya malah dianggap pengkhianat. Dalam kitab Sunan Ibnu Majah disebutkan :
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻗَﺎﻝَ : ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﺳَﻴَﺄْﺗِﻲ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺳَﻨَﻮَﺍﺕٌ ﺧَﺪَّﺍﻋَﺎﺕٌ ﻳُﺼَﺪَّﻕُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺍﻟْﻜَﺎﺫِﺏُ ﻭَﻳُﻜَﺬَّﺏُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺍﻟﺼَّﺎﺩِﻕُ ﻭَﻳْﺆْﺗَﻤَﻦُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺍﻟْﺨَﺎﺋِﻦُ ﻭَﻳَﺨُﻮﻥُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺍﻷَﻣِﻴﻦُ ﻭَﻳَﻨْﻄِﻖُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺍﻟﺮُّﻭَﻳْﺒِﻀَﺔُ ﻗِﻴﻞَ : ﻭَﻣَﺎ ﺍﻟﺮَّﻭَﻳْﺒِﻀَﺔُ . ﻗَﺎﻝَ : ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﺍﻟﺘَّﺎﻓِﻪُ ﻓِﻲ ﺃَﻣْﺮِ ﺍﻟْﻌَﺎﻣَّﺔِ . ﺭﻭﺍﻩ ﺑﻦ ﻣﺎﺟﺔ 4036
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,”Akan datang pada manusia tahun-tahun yang penuh tipu daya. Pada tahun-tahun itu pendusta dibenarkan, sebaliknya orang jujur didustakan, pengkhianat dipercaya sebaliknya orang yang terpercaya dianggap pengkhianat. Pada masa itu berbicara Ruwaibidhah.” Ada yang bertanya,”Apa itu Ruwaibidhah?” Rasul bersabda,”Orang bodoh yang bicara urusan orang banyak.” (HR Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, nomor 4036).
.
✓ Kedua, tidak mengikuti petunjuk (hadyu) dan Sunnah Rasulullah SAW.
Pada faktanya di jaman modern ini, yang diikuti oleh pemimpin diktator bukanlah ajaran Islam (sunnah Rasulullah SAW), melainkan sistem demokrasi-sekular yang merupakan hadyu dan sunnah dari kaum kafir penjajah (Yahudi dan Nashrani) dari Barat. Kepemimpinan seperti ini disebut oleh Nabi SAW dengan istilah imaarat al-sufahaa` (kepemimpinan orang-orang bodoh). Orang yang mengikuti kepemimpinan orang-orang bodoh ini kelak tidak akan diakui Nabi SAW sebagai umatnya dan tidak akan dibolehkan menjumpai Nabi SAW di telaganya (al Haudh) di Hari Kiamat kelak. Na’uuzhu billah min dzaalik. Dalam kitab Al-Musnad oleh Imam Ahmad disebutkan :
ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ : ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ ﻟﻜﻌﺐ ﺑﻦ ﻋﺠﺮﺓ ﺃﻋﺎﺫﻙ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺇﻣﺎﺭﺓ ﺍﻟﺴﻔﻬﺎﺀ ﻗﺎﻝ ﻭﻣﺎ ﺇﻣﺎﺭﺓ ﺍﻟﺴﻔﻬﺎﺀ ﻗﺎﻝ ﺃﻣﺮﺍﺀ ﻳﻜﻮﻧﻮﻥ ﺑﻌﺪﻱ ﻻ ﻳﻘﺘﺪﻭﻥ ﺑﻬﺪﻳﻲ ﻭﻻ ﻳﺴﺘﻨﻮﻥ ﺑﺴﻨﺘﻲ ﻓﻤﻦ ﺻﺪﻗﻬﻢ ﺑﻜﺬﺑﻬﻢ ﻭﺃﻋﺎﻧﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﻇﻠﻤﻬﻢ ﻓﺄﻭﻟﺌﻚ ﻟﻴﺴﻮﺍ ﻣﻨﻲ ﻭﻟﺴﺖ ﻣﻨﻬﻢ ﻭﻻ ﻳﺮﺩﻭﺍ ﻋﻠﻰ ﺣﻮﺿﻲ ﻭﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺼﺪﻗﻬﻢ ﺑﻜﺬﺑﻬﻢ ﻭﻟﻢ ﻳﻌﻨﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﻇﻠﻤﻬﻢ ﻓﺄﻭﻟﺌﻚ ﻣﻨﻲ ﻭﺃﻧﺎ ﻣﻨﻬﻢ ﻭﺳﻴﺮﺩﻭﺍ ﻋﻠﻰ ﺣﻮﺿﻲ
Dari Jabir bin Abdillah RA, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda,’Hai Ka’ab bin ‘Ujrah, semoga Allah melindungi kamu dari imaarat al-sufahaa` (kepemimpinan orang-orang bodoh).’ Ka’ab bin Ujrah bertanya,”Apa itu imaarat al-sufahaa` wahai Rasulullah SAW?’ Rasulullah SAW menjawab,”[Imaarat al-sufahaa` itu] adalah para pemimpin yang akan datang setelah aku. Mereka itu tidak berteladan dengan petunjukku dan tidak bersunnah dengan sunnahku. Maka barangsiapa yang membenarkan perkataan mereka (Imaarat al-sufahaa`), dan membantu kezaliman mereka, maka dia tidak termasuk golonganku dan aku pun bukan termasuk golongannya, dan dia tidak akan mendatangi aku di telagaku (di Hari Kiamat kelak). Namun barangsiapa yang tidak membenarkan kebohongan mereka (Imaarat al-sufahaa`), dan tidak membantu kezaliman mereka, maka dia termasuk golonganku dan aku pun termasuk golongannya, dan dia akan mendatangi aku di telagaku (di Hari Kiamat kelak).” (HR Ahmad, Al-Musnad, Juz III, hlm. 111, nomor 14.481).
.
✓ Ketiga, bertindak kejam dan biadab, yaitu tidak segan membunuh rakyatnya sendiri jika tidak mau tunduk kepada pemimpin diktator ini.
Pemimpin seperti ini dalam sebagian atsar dari para shahabat disebut dengan imaarat al-shibyaan alias kepemimpinan anak-anak, yakni kepemimpinan dari orang-orang yang belum sempurna akalnya sebagaimana halnya anak-anak. Dalam kitab Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah terdapat atsar dari Abu Hurairah RA sebagai berikut :
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ، ﻗَﺎﻝَ : ﻭَﻳْﻞٌ ﻟِﻠْﻌَﺮَﺏِ ﻣِﻦْ ﺷَﺮٍّ ﻗَﺪْ ﺍﻗْﺘَﺮَﺏَ : ﺇﻣَﺎﺭَﺓُ ﺍﻟﺼِّﺒْﻴَﺎﻥِ ﺇﻥْ ﺃَﻃَﺎﻋُﻮﻫُﻢْ ﺃَﺩْﺧَﻠُﻮﻫُﻢْ ﺍﻟﻨَّﺎﺭَ , ﻭَﺇِﻥْ ﻋَﺼَﻮْﻫُﻢْ ﺿَﺮَﺑُﻮﺍ ﺃَﻋَﻨْﺎﻗَﻬُﻢْ
Dari Abu Hurairah RA, dia berkata,”Celakalah orang Arab dari suatu kejahatan yang telah dekat, yaitu imaarat ash-shibyaan (kepemimpinan anak-anak), yakni kepemimpinan yang jika rakyat mentaati mereka, mereka akan memasukkan rakyatnya ke dalam neraka. Tapi jika rakyat tidak mentaati mereka, mereka akan membunuh rakyatnya sendiri.” (HR Ibnu Abi Syaibah, dalam Al Mushonnaf, nomor 37546).
.
// Menyikapi Pemimpin Diktator Menurut Sunnah Nabi SAW //
.
Islam tidak hanya menjelaskan sifat-sifat atau ciri-ciri pemimpin diktator (al-mulk al-jabri), tetapi juga menjelaskan bagaimana umat Islam menyikapi pemimpin diktator (al-mulk al-jabri) yang tengah mencengkeram dan menindas umat Islam. Di antaranya adalah sebagai berikut sebagaimana terdapat dalam hadits-hadits Nabi SAW:
.
✓ Pertama, menjauhkan diri dari mereka.
Hal ini nampak jelas dari hadits Hudzaifah bin Al Yaman RA yang pernah mengatakan :
ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻳﺴﺄﻟﻮﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻋﻦ ﺍﻟﺨﻴﺮ . ﻭﻛﻨﺖ ﺃﺳﺄﻟﻪ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﺮ . ﻣﺨﺎﻓﺔ ﺃﻥ ﻳﺪﺭﻛﻨﻲ . ﻓﻘﻠﺖ : ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ! ﺇﻧﺎ ﻛﻨﺎ ﻓﻲ ﺟﺎﻫﻠﻴﺔ ﻭﺷﺮ . ﻓﺠﺎﺀﻧﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻬﺬﺍ ﺍﻟﺨﻴﺮ . ﻓﻬﻞ ﺑﻌﺪ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺨﻴﺮ ﺷﺮ؟ ﻗﺎﻝ ‏( ﻧﻌﻢ ‏) ﻓﻘﻠﺖ : ﻫﻞ ﺑﻌﺪ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺸﺮ ﻣﻦ ﺧﻴﺮ؟ ﻗﺎﻝ ‏( ﻧﻌﻢ . ﻭﻓﻴﻪ ﺩﺧﻦ ‏) . ﻗﻠﺖ : ﻭﻣﺎ ﺩﺧﻨﻪ؟ ﻗﺎﻝ ‏( ﻗﻮﻡ ﻳﺴﺘﻨﻮﻥ ﺑﻐﻴﺮ ﺳﻨﺘﻲ . ﻭﻳﻬﺪﻭﻥ ﺑﻐﻴﺮ ﻫﺪﻳﻲ . ﻋﺮﻑ ﻣﻨﻬﻢ ﻭﺗﻨﻜﺮ ‏) . ﻓﻘﻠﺖ : ﻫﻞ ﺑﻌﺪ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺨﻴﺮ ﻣﻦ ﺷﺮ؟ ﻗﺎﻝ ‏( ﻧﻌﻢ . ﺩﻋﺎﺓ ﻋﻠﻰ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺟﻬﻨﻢ . ﻣﻦ ﺃﺟﺎﺑﻬﻢ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﻗﺬﻓﻮﻩ ﻓﻴﻬﺎ ‏) . ﻓﻘﻠﺖ : ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ! ﺻﻔﻬﻢ ﻟﻨﺎ . ﻗﺎﻝ ‏( ﻧﻌﻢ . ﻗﻮﻡ ﻣﻦ ﺟﻠﺪﺗﻨﺎ . ﻭﻳﺘﻜﻠﻤﻮﻥ ﺑﺄﻟﺴﻨﺘﻨﺎ ‏) ﻗﻠﺖ : ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ! ﻓﻤﺎ ﺗﺮﻯ ﺇﻥ ﺃﺩﺭﻛﻨﻲ ﺫﻟﻚ ! ﻗﺎﻝ ‏( ﺗﻠﺰﻡ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻭﺇﻣﺎﻣﻬﻢ ‏) ﻓﻘﻠﺖ : ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﺗﻜﻦ ﻟﻬﻢ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻭﻻ ﺇﻣﺎﻡ؟ ﻗﺎﻝ ‏( ﻓﺎﻋﺘﺰﻝ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﻔﺮﻕ ﻛﻠﻬﺎ . ﻭﻟﻮ ﺃﻥ ﺗﻌﺾ ﻋﻠﻰ ﺃﺻﻞ ﺷﺠﺮﺓ . ﺣﺘﻰ ﻳﺪﺭﻛﻚ ﺍﻟﻤﻮﺕ، ﻭﺃﻧﺖ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ‏) . ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ 1847
“Orang-orang biasanya bertanya kepada Rasululah SAW tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya tentang keburukan, khawatir keburukan akan menimpaku. Aku bertanya,’Wahai Rasulullah, sesungguhnya dahulu kami dalam kejahiliyahan dan keburukan, lalu Allah mendatangkan kepada kami kebaikan ini. Lalu apakah setelah kebaikan ini ada keburukan? Rasulullah SAW menjawab,’Iya’ Maka aku bertanya,’Apakah setelah keburukan ini ada kebaikan?’ Rasulullah SAW menjawab,”Iya, dan padanya [kebaikan] ada asap.” Aku bertanya,’Apa asapnya?’Rasulullah SAW bersabda,’Ada satu kaum yang berperilaku dengan selain sunnahku, dan berpetunjuk dengan selain petunjukku. Sebagian dari mereka kamu ketahui dan kamu akan mengingkarinya.” Aku bertanya,’Apakah setelah kebaikan ini akan ada keburukan?’Rasulullah SAW menjawab,’Iya, yaitu ada para dai (penyeru) di pintu-pintu Jahannam. Barangsiapa yang menyambut seruan mereka, mereka akan melemparkannya ke dalam Jahannam.’ Aku bertanya,’Wahai Rasulullah, jelaskan sifat mereka kepada kami?’Rasulullah SAW bersabda,’Baik, mereka adalah satu kaum yang kulitnya sama dengan kulit kita, mereka berbicara dengan lisan kita.’ .
.
Aku bertanya,’Lalu apa pendapat Anda jika hal itu menimpa diriku?’ Rasulullah SAW menjawab,’Berpe
ganglah dengan jamaah kaum muslimin dan Imam mereka.’ Aku bertanya,’Lalu jika tidak ada lagi jamaah kaum muslimin dan Imam mereka?’ Rasulullah SAW bersabda,’Maka jauhilah kelompok-kelompok itu semuanya, walaupun kamu harus menggigit akar pohon hingga maut menjemputmu sedangkan kamu tetap dalam keadaan yang demikian itu.” (HR Muslim, no 1847).
.
Dalam hadits tersebut terdapat dalil, bahwa dalam kondisi tiadanya Imam bagi kaum muslimin seperti saat ini, yang harus dilakukan umat Islam adalah menjauhkan diri (i’tizaal) dari mereka. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,”Maka jauhilah kelompok-kelompok itu semuanya.” Ini juga isyarat halus bahwa dalam kondisi tiadanya Imam bagi kaum muslimin seperti sekarang ini, metode perubahan yang semestinya dilakukan bukanlah dengan “masuk sistem” seperti yang ditempuh oleh sebagian kaum muslimin, melainkan justru harus “di luar sistem”.
.
✓ Kedua, tidak mendengar dan mentaati mereka.
Hal ini ditunjukkan oleh sabda Nabi SAW :
ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺮﺀ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ ﺍﻟﺴﻤﻊ ﻭﺍﻟﻄﺎﻋﺔ ﻓﻴﻤﺎ ﺃﺣﺐ ﻭﻛﺮﻩ ﺇﻻ ﺃﻥ ﻳﺆﻣﺮ ﺑﻤﻌﺼﻴﺔ ﻓﺈﻥ ﺃﻣﺮ ﺑﻤﻌﺼﻴﺔ، ﻓﻼ ﺳﻤﻊ ﻭﻻ ﻃﺎﻋﺔ
“Wajib atas orang muslim untuk mendengar (pemimpin) pada apa-apa yang dia senangi dan dia benci, kecuali kalau diperintahkan untuk berbuat maksiat. Jika diperintah untuk berbuat maksiat, maka tidak bleh didengar dan ditaati.” (HR Muslim, no 1839).
.
✓ Ketiga, tidak membenarkan kebohongan mereka dan tidak membantu kezaliman mereka.
Hal ini ditunjukkan oleh hadits tentang imaarat as-sufaaha, khususnya mengenai orang-orang yang akan selamat di akhirat kelak, yaitu :
ﻭﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺼﺪﻗﻬﻢ ﺑﻜﺬﺑﻬﻢ ﻭﻟﻢ ﻳﻌﻨﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﻇﻠﻤﻬﻢ ﻓﺄﻭﻟﺌﻚ ﻣﻨﻲ ﻭﺃﻧﺎ ﻣﻨﻬﻢ ﻭﺳﻴﺮﺩﻭﺍ ﻋﻠﻰ ﺣﻮﺿﻲ
Sabda Rasulullah SAW,”…namun barangsiapa yang tidak membenarkan kebohongan mereka (Imaarat al-sufahaa`), dan tidak membantu kezaliman mereka, maka dia termasuk golonganku dan aku pun termasuk golongannya, dan dia akan mendatangi aku di telagaku (di Hari Kiamat kelak).” (HR Ahmad, Al-Musnad, Juz III, hlm. 111, nomor 14.481).
.
✓ Keempat, berdoa kepada Allah agar selamat dari kepemimpinan mereka yang zalim dan kejam.
Hal ini sebagaimana doa Nabi SAW kepada sahabat bernama Ka’ab bin ‘Ujrah dalam hadits tentang imaarat as-sufahaa` di atas.
ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ : ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ ﻟﻜﻌﺐ ﺑﻦ ﻋﺠﺮﺓ ﺃﻋﺎﺫﻙ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺇﻣﺎﺭﺓ ﺍﻟﺴﻔﻬﺎﺀ
Dari Jabir bin Abdillah RA, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda,’Hai Ka’ab bin ‘Ujrah, semoga Allah melindungi kamu dari imaarat al-sufahaa` (kepemimpinan orang-orang bodoh). (HR Ahmad).
.
// Penutup //
Ya Allah, kami berlindung berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan pemimpin diktator (al-mulk al-jabriy) yang ada sekarang ini, pemimpin yang ada setelah hilangnya pemimpin kami yang sesungguhnya, yaitu seorang Imam bagi kaum muslimin di seluruh dunia.
.
Ya Allah, kami berlindung berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan imaarat al-sufahaa` (kepemimpinan orang-orang bodoh) yang ada sekarang ini, yang tidak berteladan dengan petunjuk Nabi-Mu dan tidak bersunnah dengan sunnah Nabi-Mu, tapi justru berteladan dan bersunnah dengan sunnah kaum penjajah kafir dari Yahudi dan Nashrani.
.
Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan imaarat ash-shibyaan (kepemimpinan anak-anak) yang ada sekarang ini, yakni kepemimpinan yang jika kami mentaati mereka, mereka akan memasukkan kami ke dalam neraka, tapi jika kami tidak mentaati mereka, mereka akan membunuh kami padahal kami adalah rakyatnya sendiri.
.
Ya Allah, tolonglah kami Ya Allah, dengan hadirnya sang pemimpin sejati bagi umat Islam ini, yaitu seorang khalifah yang dibaiat untuk menjalankan Kitab-Mu dan Sunnah Nabi-Mu dalam negara Khilafah yang Engkau ridhoi. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin. [ ]
.
Sumber foto : balista news
# RamadanBulanPerjuangan
# PerjuanganMenujuKebangkitan
# KebangkitanHanyaDenganIslam
=================================
Raih Amal Sholih dengan Ikut Serta Menyebarkan Status ini.
===============================
Facebook :
https://www.facebook.com/Wadah-Aspirasi-M
uslimah-1951240191859944/

No comments: