Wednesday, March 11, 2020

Gelar khalifatull di mataram islam

*GELAR KHALIFATULLAH DI MATARAM ISLAM*



*RADEN PATAH*
Cikal bakal gelar ‘Khalifatullah’ disandang pertama kali oleh pendiri Kesultanan Demak, Raden Patah. Tahun 1479 M, Kekhalifahan Turki Utsmani menganugerahi gelar ‘Khalifatullah ing Tanah Jawa’ kepada Raden Patah untuk melegitimasi kedudukannya sebagai wakil Kekhalifahan Islam di Jawa

*DANANG SUTAWJAYA*
Pasca runtuhnya Demak oleh Kesultanan pajang (1549 M), Danang Sutawijaya mendirikan Kesultanan Mataram Islam (1587 M) sepeninggal Raja Pajang, Hadiwijaya (Jaka Tingkir). Sebagai penerus Demak, Sutawijaya menegaskan kembali gelar ini. Gelar lengkapnya: ‘Panembahan Senapati ing Alaga Sayidin Panatagama Khalifatullah Tanah Jawa’ 

*DIPONEGORO*
Melihat nilai-nilai Islam hancur di Pemerintahan Mataram akibat intervensi Kolonialis, putra Hamengkubuwono III, Pangeran Diponegoro, mengobarkan Perang Jawa (1825 - 1830 M). Perang dimaksudkan untuk mengusir kependudukan Kolonialis dari Jawa, untuk kemudian mereformasi total Kekuasaan Mataram menjadi ‘Balad Islam Tanah Jawa’; pemerintahan berdasarkan syariat Islam di Jawa. Sebagai pemimpin revolusi, ia mengambil gelar ‘Khalifatu Rasulillah’ sebagai pengganti ‘Khalifatullah’ dalam tradisi keraton. Gelar lengkapnya: ‘Sultan Ngabdulkamid Erucakra Kabirul Mukminin Khalifatu Rasulillah Hamengkubuwono Senapati ing Alaga Sabilullah ing Tanah Jawi’

*HAMENGKUBUWONO X*
Pasca pecahnya Mataram Islam menjadi Kasultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta pada perjanjian Giyanti (1755 M), gelar ‘Khalifatullah’ masih tetap dipertahankan secara turun-temurun oleh Keraton Jogja hingga masa sekarang (2019). Hamengkubuwono X, Sultan Jogja saat ini bergelar: ‘Kanjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati ing Alaga Ngabdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sedasa ing Ngayogyakarta Hadiningrat’