Saturday, May 16, 2020

Jeritan Petani di Tengah Pandemi

#OpiniKu
Jeritan Petani di Tengah Pandemi

Melanjutkan pembahasan sebelumnya terkait derita yang melanda petani saat ini. Saat seharusnya mereka bersuka cita mendapatkan hasil  melimpah buah jerih payahnya. Namun, ternyata itu semua hanya mimpi bagi petani. Sungguh menyedihkan sekali, apalagi saat pandemi saat ini. 

Jika negara yang seharusnya diharapkan hadir saat kondisi seperti ini, namun lagi-lagi "bagai berdiang di abu dingin". Wajarlah demikian, selama kapitalisme yang berkuasa, maka selama itu pula, kekayaan hanya akan dimiliki oleh segelintir orang. Siapa lagi kalau bukan kapitalis (pemilik modal). 

Maka, sudah saatnya para petani berpikir untuk keluar dari jeratan kapitalisme yang akan terus memiskinkannya secara terstruktur. Saatnya kembali kepada solusi yang bersumber dari aqidah Islam yakni kembali pada sistem Islam yang bersumber dari Zat yang mencipta segala makhluk.

Dalam Islam, negara memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatur berbagai kebijakan dalam seluruh aspek kehidupan dengan sistem politik yang diatur oleh negara. 

Dalam bidang pertanian, pemerintah membuat kebijakan yang dapat menjamin terciptanya harga yang wajar berdasarkan mekanisme pasar yang berlaku. Mekanisme pasar yang berjalan normal, perekonomian akan berjalan dengan sebaik-baiknya. Begitu terjadi gangguan dalam mekanisme pasar, perekonomian akan goncang dan distribusi kekayaan akan tersumbat. Maka, adalah sebuah kewajiban jika secara preventif negara menjaga agar mekanisme pasar dapat berjalan. Negara juga akan mengawasi mekanisme penawaran dan permintaan untuk mencapai tingkat harga yang didasari rasa keridlaan. Inilah mekanisme pasar yang diajarkan oleh Islam. Islam bahkan melarang negara mempergunakan otoritasnya untuk menetapkan harga baik harga maksimum maupun harga dasar. Terdapat riwayat tentang hal ini.
“Suatu ketika orang-orang berseru kepada Rasulullah saw. menyangkut penetapan harga, “Wahai Rasulullah saw. harga-harga naik, tentukanlah harga untuk kami.” Rasulullah lalu menjawab : “Allahlah yang sesungguhnya Penentu harga, Penahan, Pembentang dan Pemberi rizki. Aku berharap agar bertemu kepada Allah tidak ada seorangpun yang meminta kepadaku tentang adanya kezaliman dalam urusan darah dan harta.” (HR. Ashabus Sunan).

Berdasarkan hadits ini, mayoritas ulama sepakat tentang haramnya campur tangan penguasa dalam menentukan harga. Melindungi kepentingan pembeli bukanlah hal yang lebih penting dibandingkan melindungi penjual. Berdasarkan hadits ini, mayoritas ulama sepakat tentang haramnya campur tangan penguasa dalam menentukan harga. Melindungi kepentingan pembeli bukanlah hal yang lebih penting dibandingkan melindungi penjual. Jika melindungi keduanya sama perlunya, maka wajib membiarkan kedua belah pihak menetapkan harga secara wajar di atas keridlaan keduanya. Memaksa salah satu pihak merupakan tindak kezaliman.

Meskipun demikian pemerintah diperbolehkan bertindak secara langsung untuk menjual maupun membeli barang-barang kebutuhan masyarakat jika itu dilakukan untuk menjamin agar “mekanisme harga” yang berlaku menghasilkan harga keseimbangan yang wajar. Artinya pemerintah boleh melakukan intervensi secara tidak langsung dengan jalan bertindak sebagai pelaku pasar (pembeli maupun penjual). Namun negara tidak boleh melakukan penetapan harga, baik harga dasar maupun harga maksimum. 

Pemerintah juga harus dapat mencegah terjadinya berbagai penipuan yang sering terjadi dalam perdagangan baik penipuan yang dilakukan oleh penjual maupun yang dilakukan oleh pembeli. Penipuan dilakukan oleh penjual dengan jalan mereka menyembunyikan cacat barang dagangan dari pembeli. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda :
“Tidak halal bagi seseorang yang menjual sesuatu, melainkan hendaklah dia menerangkan (cacat) yang ada pada barang tersebut.” (HR. Ahmad)

Allahu a'lam bishowwab

Friday, May 15, 2020

Kisah Ummu Syarik (Syuraik) Episode 01

_*Kisah Ummu Syarik (Syuraik) Episode 01*_

_Ummu Syarik bernama asli Ghaziyah binti Jabir bin Hakim. Ia adalah wanita dari Quraisy yang berasal dari Bani Amir bin Lu’ai. Sejarah mencatat, sang mujahidah pernah menjadi istri Abu al-Akr ad-Dausi, Ummu Syarik bersama suaminya tinggal di Tihamah._

_Penduduk Tihamah kala itu menyembah & mempersembahkan kurban kepada berhala yang bernama Hasyara. Hingga suatu hari suaminya mengajak membawa kurban kepada berhala Hasyara, Namun Ummu Syarik terlihat ada keraguan mengenai adat istiadat yang menurutnya tidak sesuai dengan realita & panggilan hatinya, Namun akhirnya Ummu Syarik akhirnya menuruti keinginan suaminya. Hingga akhirnya cahaya Islam terdengar sampai Tihamah._

_*Ath-Thufail bin Amru ad-Dausi adalah kepala kabilah Daus di masa jahiliyah, salah seorang pemuka orang-orang Arab yang berkedudukan tinggi, satu dari para pemilik muru’ah yang diperhitungkan orang banyak. Di bumi Daus ia dibesarkan dalam keluarga yang mulia dan terhormat. Ia dikaruniai bakat sebagai penyair, hingga nama dan kemahirannya termahsyur di kalangan banyak suku.*_

_*Ditambah lagi dia adalah sosok yang beradab, cerdas dan pintar. Ia adalah seorang penyair yang memiliki perasaan yang peka dan lembut. Dia amat mengerti dengan manis dan pahitnya pembicaraan sehingga kalimat yang diucapkannya mengandung bobot magis bagi yang mendengarnya.*_

_*Kaumnya mengadukan tentang Rasulullah SAW di Mekkah, Yang mereka anggap bisa menyihir siapapun yang bertemu dengan Nya. Kaumnya mewanti-wanti Ath-Thufail bin Amru ad-Dausi jika mau ke Mekkah, Ath-Thufail pun berjanji akan menutupi kupingnya dengan kapas agar tak terpengaruh dengan sihir Rasulullah SAW.*_

_*Al Thufail meninggalkan rumah tinggalnya di Tihamah menuju Mekkah. Kala itu pergumulan masih terus berlangsung antara Rasulullah dengan para Quraisy. Masing-masing pihak membutuhkan pendukung dan sahabat.*_

_*Al Thufail mengisahkan: “Aku tiba di Mekkah. Begitu para pemimpin Quraisy melihatku, mereka mendatangiku dan mereka menyambutku dengan begitu mulia. Dan mereka memposisikan diriku dengan begitu terhormat.*_

_*“Lalu para pemimpin dan pembesar mereka berkata kepadaku: “Ya Thufail. Engkau telah datang ke negeri kami. Ada seorang disini yang mengaku bahwa ia adalah seorang Nabi yang telah merusak urusan dan mencerai-berai persatuan serta jama’ah kami. “Kami khawatir ia dapat mengganggumu dan mengganggu kepemimpinanmu pada kaummu sebagaimana yang telah terjadi pada diri kami. Maka janganlah engkau berbicara dengannya, dan janganlah kau dengar apapun dari pembicaraannya; sebab ia memiliki ucapan seperti seorang penyihir: yang dapat memisahkan seorang anak dari ayahnya, dan seorang saudara dari saudaranya, dan seorang istri dari suaminya.”*_

_*Al Thufail berkata: “Demi Allah, mereka terus saja menceritakan kepadaku tentang keanehan kisah Muhammad. Mereka membuat diriku dan kaumku menjadi takut dengan keajaiban perilaku Muhammad.*_

_*“Sehingga akupun bertekad untuk tidak mendekat kepadanya, dan untuk tidak berbicara atau mendengar apapun darinya. Saat aku datang ke Masjid untuk berthawaf di Ka’bah, dan mengambil berkah dengan para berhala yang ada di sana sebagaimana kami melakukan haji kepadanya untuk mengagungkan berhala-berhala tadi, akupun menutup telingaku dengan kapas karena khawatir telingaku mendengar sesuatu dari perkataan Muhammad.*_

_*“Akan tetapi bagitu aku masuk ke dalam Masjid aku mendapati Rasulullah SAW sedang berdiri melakukan shalat dekat Ka’bah bukan seperti shalat yang biasa kami lakukan. Rasulullah SAW melakukan ibadah bukan seperti ibadah yang biasa kami kerjakan. Aku senang melihat pemandangan ini. Aku menjadi tercengang dengan ibadah yang dilakukannya.*_

_*“Aku mulai mendekat kepadanya. Sedikit demi sedikit tanpa disengaja sehingga aku begitu dekat dengannya.”*_

_*“Kehendak Allah berbicara lain sehingga ada beberapa ucapannya yang hinggap di telingaku. Aku mendengar pembicaraan yang baik.*_

_*“Dan aku berkata dalam diri sendiri: ‘Celaka kamu, wahai Thufail… engkau adalah seorang yang cerdas dan seorang penyair. Dan engkau dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk. Lalu apa yang menghalangimu untuk mendengar apa yang diucapkan orang ini?’ Jika yang dibawa olehnya adalah kebaikan maka akan aku terima, jika itu adalah keburukan maka akan aku tinggalkan.”*_

_*Al Thufail masih mengisahkan: “Kemudian aku masih terdiam sehingga Rasulullah SAW kembali ke rumahnya. Aku mengikuti Beliau dan begitu ia masuk ke dalam rumahnya, akupun turut masuk. Aku berkata: ‘Ya Muhammad, kaummu telah menceritakanmu kepadaku bahwa kamu begini dan begitu. Demi Allah, mereka terus-menerus membuatku khawatir darimu sehingga aku menutup kedua telingaku dengan kapas agar aku tidak mendengarkan ucapanmu.*_

_*‘Kemudian kehendak Allah berkata lain, sehingga aku mendengar sebagian dari ucapanmu, dan aku mengaggap hal itu adalah baik… maka ceritakanlah urusanmu padaku…!’*_

_*“Beliau menceritakan urusannya kepadaku. Beliau juga membacakan untukku surat Al Ikhlas dan Al Falaq. Demi Allah, aku tidak pernah mendengar sebuah ucapan yang lebih baik daripada ucapan Beliau. Dan aku tidak pernah melihat urusan yang lebih lurus daripada urusannya.*_

_*“Pada saat itu, aku bentangkan tanganku kepadanya, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Dan akupun masuk Islam.”*_

_*Thufail bin Amr beranjak mengikuti Rasulullah SAW pulang kerumah Nya, Setelah bertanya banyak tentang Islam kepada Rasulullah SAW, Sebelum beranjak pulang Thufail bin Amr berkata,*_
_"Wahai Rasulullah, aku ini seorang yang ditaati oleh kaumku dan sekarang aku akan kembali kepada mereka, serta akan menyeru mereka kepada Islam. Untuk itu, berdoalah kepada Allah agar aku diberi-Nya suatu tanda yang akan menjadi bukti bagiku tentang urusan yang kudakwahkan kepada mereka."_ 
_*Rasulullah SAW pun berdoa,*_ 
_"Ya Allah, karuniakanlah suatu tanda baginya.”_

_Maka Thufail pun pulang kepada kaumnya dengan tanda tiba-tiba di kedua matanya ada cahaya seperti lentera._

_Kedatangan Thufail bin Amr di tunggu-tunggu oleh kaumnya, Mereka heran & takjub melihat mata Thufail bin Amr  bercahaya seperti lentera._

_Kemudian Thufail bin Amr pulang kembali di tengah kabilah Daus untuk menyeru mereka kepada Islam, Namun kaumnya justru menghina dan mencacinya, Seraya mengatakan bahwa mata Thufail bin Amr terkena kutukan karena meninggalkan agama nenek moyang mereka._

_*Thufail berdoa,*_ 
_“Ya Allah, janganlah dia ada di wajahku. Aku khawatir kaumku mengira bahwa cahaya tersebut adalah tanda bahwa aku keluar dari agama mereka.”_

_Kemudian cahaya tersebut pindah ke ujung cambuknya dan orang-orang bisa melihat sinar di cambuknya bagaikan lentera._

_Kemudian Thufail bin Amr mengajak kaumnya untuk menyembah hanya kepada Allah SWT, Kaumnya menghina & menghardiknya, Lalu Thufail bin Amr naik ke atas gunung & membakar Hasyara (Patung sesembahan kaumnya) dengan cemeti tersebut._

_*Kaum Thufail bin Amr akhirnya bersepakat mencabut mandat kepemimpinannya, Hanya Ummu Syarik yang mendukung Thufail bin Amr.*_

_*Thufail bin Amr senantiasa mengajak kaumnya kepada Islam secara lembut seperti yang diwasiatkan oleh Rasulullah, Namun Kaumnya justru menghina dan mengucilkannya, hingga akhirnya ia tidak bisa lagi menahan kesabaran untuk tetap bersama mereka dan atas perlakuan mereka.*_

_Abul Akr ad-Dausi bercerita kepada istrinya Ummu Syarik mengenai Thufail bin Amr yang akan meninggalkan kaumnya (Hijrah) setelah tidak tahan dengan perlakuan mereka._

_Ummu Syarik yang telah merasakan hidayah dari Allah SWT lewat perantara Thufail bin Amr, membenarkan apa yang telah risalah Rasulullah SAW bawa & mengajak suaminya untuk menerima Islam, berkat kecakapan berbicara Ummu Syarik & Izin dari Allah SWT akhirnya Abul Akr ad-Dausi menyatakan keIslamannya._

_Kemudian Abul Akr ad-Dausi berniat mengikuti Thufail bin Amr berhijrah ke Madinah, Semula Ummu Syarik mau mengikuti perjalanan tersebut, Akan tetapi Suaminya melarangnya karena bahaya yang menghantui perjalanan mereka. Ummu Syarik pun Ikhlas melepas kepergian suaminya & berpesan untuk tidak mengkhawatirkannya._


_*Insya Allah kisah Ummu Syarik akan berlanjut esok hari*_

Ummu Syarik, Kiprah Dakwah Sang Mujahidah

_*Ummu Syarik, Kiprah Dakwah Sang Mujahidah*_

_Ummu Syarik menyebarkan agama Islam di kalangan wanita-wanita Quraisy._
_*Jumat , 12 Jul 2019, 19:00 WIB*_

*Red: Agung Sasongko*

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cahaya iman mulai menerangi kalbunya sejak Rasulullah SAW menyampaikan risalah Islam di Makkah. Ia begitu bersimpati terhadap kebenaran ajaran Islam yang disebarkan Nabi Muhammad SAW. Keimanannya yang semakin membaja membuat Ummu Syarik al-Qurasyiyyah membaktikan hidupnya untuk mengibarkan panji-panji Laa Ilaaha illallah Muhammad Rasulullah

Ummu Syarik bernama asli Ghaziyah binti Jabir bin Hakim. Ia adalah wanita dari Quraisy yang berasal dari Bani Amir bin Lu’ai. Sejarah mencatat, sang mujahidah pernah menjadi istri Abu al-Akr ad-Dausi. Ia berjasa  dalam menyebarkan agama Islam di kalangan wanita-wanita Quraisy.

Secara sembunyi-sembunyi, Ummu Syarik berdakwah dan mengajak wanita-wanita Quraisy. Tanpa kenal lelah, ia berdakwah dan mendorong para wanita Quraisy agar memeluk agama Islam. Padahal, resiko yang akan dihadapinya begitu berat. Namun, dirinya rela mempertaruhkan nyawanya demi dakwah dan kebenaran.

Ancaman siksaan dan intimidasi terhadap keselamatan jiwa dan harta tak membuat  Ummu Syarik mundur dari medan dakwah. Baginya,  iman bukanlah sekedar kalimat yang diucapkan lisan, tetapi  pada hakikatnya iman memiliki konsekuensi, amanah yang mengandung kesabaran.

Kekuatan imannya pun sempat diuji. Allah SWT mengujinya  dengan berbagai fitnah. Gerak dakwah Ummu Syarik akhirnya tercium penduduk Makkah. Ia lalu ditangkap kafir Quraisy. Lalu mereja  berkata, ‘’Kalaulah bukan karena kaummu, kami akan berbuat sesuka hati kepadamu. Akan tetapi kami akan menyerahkan kamu kepada mereka.’’

Ummu Syarik mengisahkan penangkapan yang dilakukan penduduk Makkah atas dirinya. ‘’Maka datanglah keluarga Abu al-Akr yakni keluarga suamiku kepadaku. Kemudian berkata, ‘jangan-jangan engkau telah masuk kepada agamanya (Muhammmad)?. Aku menjawab, ‘Demi Allah aku telah masuk agama Muhammad.”

Mereka lalu  berkata, ‘’Demi Allah kami akan menyiksamu dengan siksaan yang berat.’’ Kemudian mereka membawaku dari rumah kami, kami berada di Dzul Khalashah (terletak di San’a) mereka ingin membawaku kesebuah tempat dengan mengendarai seekor unta yang lemah yakni kendaraan yang paling jelek dan kasar.

Mereka memberiku makan dan madu akan tetapi tidak memberiku setetes airpun. Hingga manakala tengah hari dan matahari telah terasa panas mereka menurunkanku dan memukuliku, kemudian mereka meninggalkanku di tengah teriknya matahari hingga hampir-hampir hilang akalku, pendengaranku dan penglihatanku. Mereka melakukannya selama tiga hari. Tatkala hari ketiga mereka berkata kepadaku, “Tinggalkan agama yang telah kau pegang!’’

Ummu Syarik berkata, ‘’Aku sudah tidak lagi dapat mendengar perkataan mereka kecuali satu kata demi satu kata dan aku hanya memberikan isyarat dengan telunjukku kelangit sebagai isyarat tauhid.’’

Ummu Syarik melanjutkan, ‘’Demi Allah tatkala aku berada dalam keadaan seperti itu ketika sudah berat aku rasakan, tiba-tiba aku mendapatkan dinginnya ember yang berisi air di atas dadaku, maka aku segera mengambilnya dan meminumnya sekali teguk.’’

‘’Kemudian ember tersebut terangkat dan aku melihat ternyata ember tersebut menggantung antara langit dan bumi dan aku tidak mampu mengambilnya. Kemudian ember tersebut menjulur kepadaku untuk kedua kalinya maka aku minum darinya kemudian terangkat lagi.’’

‘’Aku melihat ember tersebut berada di antara langit dan bumi. Kemudian ember tersebut menjulur kepadaku untuk ketiga kalinya,  maka aku minum darinya hingga kenyang dan aku guyurkan ke kepala, wajah dan bajuku.’’

Kemudian mereka keluar dan melihatku seraya berkata, ‘’Dari mana engkau mendapatkan air itu wahai musuh Allah?’’ Ummu Syarik  menjawab, ‘’Sesungguhnya musuh Allah adalah selain diriku yang memusuhi agama-Nya. Adapun pertanyaan kalian dari mana air itu, maka itu adalah dari sisi Allah yang direzekikan kepadaku.’’

Mereka segera pergi menengok ember mereka dan mereka dapatkan bahwa ember tersebut masih tertutup rapat dan belum terbuka. Maka mereka berkata, ‘’Kami bersaksi bahwa Rabb-mu adalah Rabb kami dan kami bersaksi bahwa yang telah memberikan rezeki kepadamu di tempat ini setelah kami menyiksamu adalah Dia yang mensyari’atkan Islam.’’

Maka masuk Islamlah mereka dan semuanya berhijrah bersama Rasulullah SAW. Ummu Syarik  telah mengukir sebaik-baik contoh dalam berdakwah ke jalan Allah. Keteguhan  hatinya dalam memperjuangkan iman dan akidahnya di saat menghadapi cobaan layak diteladani.

_*sumber: Nisa' Haula ar-Rasul, karya mahmud al-Istanbuli, Mustafa Abu Nashr Asy-Syibli.*_

_*Kisah Ummu Syarik (Syuraik) Episode 02*_

_*Kisah Ummu Syarik (Syuraik) Episode 02*_

_Para pembesar kabilah Daus begitu juga Ummu Syarik, Mereka berkumpul & bermusyawarah setelah Thufail bin Amr & Abu al-Akr ad-Dausi telah masuk Islam serta bergabung dengan Rasulullah SAW di Mekkah._

_Mereka mempertanyakan sikap Ummu Syarik yang tidak berbuat apa-apa (Menghalangi) suaminya yang hijrah, Ummu Syarik dengan lantang dan tegas berkata, Bahwa suami seorang yang bebas & merdeka. Sehingga suaminya punya hak & kebebasan dengan jalan hidupnya._

_Tentu saja jawaban Ummu Syarik membuat kabilah Daus kecewa sekaligus curiga akan sikap Ummu Syarik._

_Kemudian salah satu kabilah Daus berkata,_
_*“Jangan-jangan engkau telah berada di atas agamanya (Muhammad)”.*_

_Keputusan akhirnya diambil oleh saudara-saudara dari Abu al-Akr ad-Dausi, Bahwa mereka berlepas diri dari Abu al-Akr ad-Dausi, Karena dianggap telah berkhianat & mengingkari agama nenek moyang mereka. Maka harta bendanya menjadi milik saudara-saudaranya, Ummu Syarik protes akan keputusan tersebut. Akan tetapi Ia tak berdaya melawan dari keluarga suaminya._

_*Sementara itu dengan susah payah menempuh perjalanan di malam hari guna menghindari kecurigaan kaum kafir Quraisy yang memusuhi Rasulullah SAW.*_

_Sementara Ummu Syarik secara sembunyi-sembunya dimalam hari keluar dari Tihamah. Beliau berniat menyusul suaminya ke Mekkah, Sementara di Mekkah sendiri suasana belum kondusif dengan Keislaman seseorang. Penduduk Quraisy masih menentang Risalah yang dibawa Rasulullah SAW, Kalaupun ada mereka menyembunyikan keIslamannya demi menjaga keselamatan diri & harta mereka._

_*Sementara di Tihamah terjadi kegemparan, Zunaim saudara Abu al-Akr ad-Dausi marah besar karena Ummu Syarik telah melarikan diri dari Tihamah. Namun beberapa orang lainnya menghibur Zunaim karena Ummu Syarik banyak meninggalkan harta benda, Tanah, hewan peliharaan dan lainnya yang mereka bisa rampas & ambil. Zunaim masih dongkol dengan kepergian Ummu Syarik karena dianggap telah mencoreng kewibawaan k & membawa malu keluarga besar suaminya. Zunaim berniat akan membawa kembali Ummu Syarik dengan bekerjasama dengan kabilah-kabilah di Arab.*_

_Ummu Syarik akhirnya diterima salah satu perempuan penduduk Mekkah yaitu Su'ad dengan diam-diam serta diliputi kewaspadaan tinggi demi keselamatan mereka._

_Ummu Syarik berjasa  dalam menyebarkan agama Islam di kalangan wanita-wanita Quraisy. Secara sembunyi-sembunyi,Ummu Syarik berdakwah dan mengajak wanita-wanita Quraisy.Tanpa kenal lelah, ia berdakwah dan mendorong para wanita Quraisy agar memeluk agama Islam. Padahal, risiko yang akan dihadapinya begitu berat. Namun, dirinya rela mempertaruhkan nyawanya demi dakwah dan kebenaran._

_Ummu Syarik tanpa mengenal curiga menyebarkan agama islam diantara wanita-wanita Quraisy, Tanpa sepengetahuannya ada salah seorang yang membongkar & membocorkan rahasia Ummu Syarik kepada Zunaim (keluarga suaminya) & pembesar kabilah Daus yang lagi mencari-carinya dengan imbalan sejumlah ternak & uang._

_Ummu Syarik yang mengetahui suaminya (Abu al-Akr ad-Dausi) telah berhijrah ke Yatsrib (Madinah) berniat menyusul suaminya pada malam hari untuk menghindari pengintaian dirinya yang lagi di cari-cari kabilah Daus._

_Rahasia perjalanannya sudah diketahui Zunaim & kabilah Daus, Sehingga saat hendak hijrah ke Yatsrib, Ummu Syarik mudah disergap & ditangkap oleh kaumnya sendiri untuk dibawa kembali ke Tihamah menghadapi siksaan yang telah dipersiapkan kaumnya._

_*Insya Allah kisah Ummu Syarik akan berlanjut esok hari*_

*Ummu Syarik Al-Qurasyiyyah Sang Da’iyah; Teladan Dakwah Muslimah

_*Ummu Syarik Al-Qurasyiyyah Sang Da’iyah; Teladan Dakwah Muslimah*_
_Maryam Imran_

Akhwatmuslimah.com – Sangat miris apabila banyak kaum muslim terutama kaum muslimah yang tidak mau terjun dalam mendakwahkan agama Alloh Subhanahu Wa Ta’ala di zaman ini. Alangkah baiknya jika kita merenungi perjalanan wanita mulia satu ini. Seorang wanita yang tetap berani “beramar ma’ruf nahi munkar” walau siksa, ancaman, dan ujian melandanya. Dia adalah Ummu Syarik Al-Qurasyiyyah.

Nama aslinya adalah Ghaziyah binti Jabir bin Hakim. Dia adalah salah seorang wanita Quraisy keturunan Bani ‘Amir bin Lu’ay. Dia adalah istri Abul Akir Ad-Dausi. Islam merasuk ke dalam hati Ummu Syarik saat dia berada di Makkah. Sejak iman telah merasuk ke dalam hatinya dan menyadari akan kewajiban agamanya yang lurus, dia pun mengisi hidupnya untuk menyebarkan dakwah tauhid, meninggikan kalimah Alloh, dan mengangkat panji-panji laa ilaaha illallooh Muhammadur Rasulullooh.

Dia memulai dakwahnya dengan mendatangi para wanita Quraisy secara sembunyi-sembunyi. Dia menyeru dan menganjurkan mereka masuk Islam tanpa pernah mengenal lelah dan bosan, meskipun ia tahu resiko yang akan menimpa diri dan hartanya akibat tindakannya itu. Menurutnya, iman bukanlah hanya sekedar ucapan lisan. Iman adalah sebuah hakikat yang menuntut adanya tanggung jawab, amanat yang harus ditunaikan, dan perjuangan yang membutuhkan kesabaran.

Setelah melakukan dakwah secara bergerilya beberapa lama, Alloh berkehendak menguji dirinya dengan berbagai fitnah. Penduduk Makkah mengetahui kegiatannya dan menangkapnya. Mereka berkata: “Kalau bukan karena kaummu, tentu kami akan berbuat sesuka hati kepadamu. Akan tetapi, kami akan menyerahkan dirimu kepada mereka.”

Ummu Syarik menuturkan sendiri kisahnya: “Keluarga Abu ‘Akr keluarga suamiku datang kepadaku, lalu berkata: ‘Barangkali engkau telah memeluk agamanya (Muhammad).’ Aku menjawab: ‘Demi Alloh, aku memang telah memeluk agamanya.’ Mereka berkata lagi: ‘Tidak diragukan lagi, demi Alloh, kami pasti akan menyiksamu dengan siksaan yang berat.’ Mereka pun membawaku pergi dari tempat tinggalku. Waktu itu kami berada di Dzil Khalashah suatu tempat di Shan’a (ibu kota Yaman).

Mereka membawaku menuju suatu tempat. Mereka menumpangkan aku di atas punggung unta yang lambat jalannya, tanpa alas kaki atau pijakan kaki sama sekali. Mereka memberiku roti dan madu, tapi mereka tidak memberiku air minum walaupun setetes sampai tengah hari dan saat matahari sedang terik-teriknya. Dalam keadaan demikian, mereka singgah di sebuah tenda, sementara aku dibiarkan tetap berada di bawah terik matahari sehingga pikiran, pendengaran, dan penglihatanku seolah-olah telah hilang. Mereka memperlakukan aku seperti ini selama tiga hari. Pada hari ketiga, mereka berkata kepadaku: ‘Tinggalkan agamamu yang baru ini!’ Aku tidak mampu menangkap seluruh perkataan mereka, kecuali beberapa kata saja, dan aku hanya memberi isyarat dengan jariku ke langit sebagai ungkapan tauhid.”

Ummu Syarik melanjutkan kisahnya: “Demi Alloh, dalam keadaan demikian itu, tiba-tiba ada satu timba berisi air sejuk menggelantung di hadapanku. Setelah kuminum airnya satu teguk, timba itu terangkat, sehingga aku pun memperhatikannya. Ketika timba itu tergelantung di antara langit dan bumi, aku pun tidak bisa meraihnya. Timba itu kembali turun untuk kedua kalinya hingga aku bisa meminumnya satu teguk lagi, lalu terangkat lagi dan tergelantung di antara langit dan bumi. Tidak lama kemudian timba itu kembali turun untuk ketiga kalinya. Kali ini aku bisa minum sampai puas dan sisanya aku siramkan ke atas kepalaku, wajahku, dan pakaianku.

Melihat keadaanku, orang-orang yang membawaku bertanya: ‘Dari mana engkau dapatkan air, wahai musuh Alloh?’ Aku menjawab: ‘Sesungguhnya musuh Alloh adalah orang-orang selain aku, yakni mereka yang menyalahi dan memusuhi agama-Nya. Adapun pertanyaan kalian: ‘Dari mana datangnya air’, maka air itu adalah rezeki yang diberikan Alloh kepadaku.’

Mereka pun bersegera memeriksa wadah penyimpanan air mereka, barang kali air itu diambilkan dari sana. Setelah mereka mendapatkan bahwa air mereka tidak kurang sedikit pun, maka mereka berkata: ‘Kami bersaksi bahwa Tuhanmu adalah Tuhan kami juga dan bahwa yang memberimu air di tempat ini setelah kami memperlakukanmu sedemikian rupa adalah Tuhan yang mensyari’atkan Islam.’ Mereka lalu masuk Islam semuanya dan berhijrah ke pangkuan Rasulullah . “
Semoga Alloh mencurahkan rahmat-Nya kepada Ummu Syarik yang telah memberikan keteladanan dalam mendakwahkan agama Alloh, keteguhan hati dalam mempertahankan iman dan aqidah, serta sabar dalam menghadapi segala cobaan karena memegang teguh agama Alloh. Tidak pernah sedikit pun terlintas di hatinya untuk melepaskan aqidahnya agar bisa menyelamatkan dirinya dari kebinasaan dan kematian. Dialah wanita yang karena keteguhan imannya dan kesabarannya menghadapi siksaan, dimuliakan Alloh dengan memberikan petunjuk kepada kaumnya untuk memeluk Islam.

Hal itulah yang seharusnya menjadi orientasi setiap muslim dalam aktivitas jihadnya. RasulullahShollallohu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

_“… Demi Alloh, jika Alloh memberi petunjuk kepada seseorang lantaran dirimu, maka hal itu lebih baik bagimu daripada harta yang berlimpah.” [Muttafaq ‘alaih]_

_*Sumber: Buku “Shahabat wanita utama Rasulullah dan keteladanan mereka” karya Mahmud Mahdi Al-Istambuli, Musthafa Abun Nashri Asy-Syilbi, fajrifm*_

Kisah ummu syarik eps 3

_*Kisah Ummu Syarik (Syuraik) Episode 03*_

_Ummu Syuraik adalah sosok muslimah yang memegang teguh keimanannya dan termasuk para perempuan yang masuk Islam di masa awal. Beliau ikut mendakwahkan Islam dengan cara sembunyi-sembunyi, karena pada waktu itu kafir Quraisy begitu menentang dakwah Nabi SAW di Mekkah._

_Kemampuannya mengakses jaringan perempuan-perempuan Quraisy dimanfaatkan untuk mendakwahkan agama Islam kepada para perempuan Quraisy supaya mencintai Islam, walaupun sangat berbahaya jika ketahuan oleh kafir Quraisy._

_Dakwah yang dilakukan oleh Ummu Syuraik telah banyak membawa perempuan-perempuan Quraisy masuk Islam. Sesuatu ketika dakwahnya diketahui oleh penduduk Mekkah dan kafir Quraisy, Mereka kemudian menangkapnya. Mereka berkata kepada Ummu Syuraik,_
_*“Andai bukan karena kaummu, tentu kami sudah menghabisimu. Kami akan mengembalikanmu pada kaummu”.*_

_Dalam kitab Nisa’ Haula Rasul, dijelaskan setelah penangkapan tersebut. Datanglah keluarga suaminya, kemudian bertanya kepadanya,_ _*“Jangan-jangan engkau telah masuk kepada agama Muhammad SAW.”*_

_Ummu Syuraik berkata,_ _*“Demi Allah SWT, aku telah masuk agama Muhammad SAW.”*_

_*“Kami akan menyiksamu dengan siksaan yang berat,”*_ _jawab salah satu keluarga._

_Setelah itu mereka membawa Ummu Syuraik ke sebuah tempat dengan mengendarai unta lemah,Unta yang dinaiki Ummu Syarik yaitu tanpa pelana serta paling jelek dan kasar. Mereka hanya memberi makan Ummu Syuraik roti dan madu tanpa air minum walau hanya setetes, riwayat lain mengatakan selama tiga hari Ummu Syuraik tidak dikasih makan._

_Ketika dalam perjalanan dan matahari berada di puncak panas yaitu tengah hari, mereka menurunkan Ummu Syuraik dan memukulinya. Mereka meninggalkannya di tengah terik matahari hingga hampir hilang akalnya, pendengarannya dan penglihatannya selama tiga hari._

_Mereka kemudian singgah di sebuah tempat, dan  saat istirahat, mereka menjemur Ummu Syuraik di bawah terik matahari sementara mereka berteduh.  Pada hari ketiga inilah Ummu Syuraik berada dalam keadaan lemah, karena tidak diberi air minum sama sekali._

_Pada hari ketiga, para pembawa Ummu Syarik itu berkata,_ _*“Tinggalkanlah keyakinanmu!”*_ 

_Ummu Syarik tidak mengerti ucapan mereka kecuali kata per kata. Ummu Syarik hanya bisa berisyarat dengan jari terlunjuknya mengarah ke langit yang berarti tauhid mengesakan Allah. Siksaan yang ia alami begitu berat.Saat itulah keimanan Ummu Syarik sedang diuji._

_Mereka kemudian singgah di sebuah tempat, dan  saat istirahat, mereka menjemur Ummu Syuraik di bawah terik matahari sementara mereka berteduh.  Pada hari ketiga inilah Ummu Syuraik berada dalam keadaan lemah, karena tidak diberi air minum sama sekali._

_Tiba-tiba sesuatu yang dingin menimpa badan Ummu Syuraik. Setelah dilihat dan dipegang, ternyata adalah tetesan air dari sebuah ember. Maka Ummu Syuraik kemudian meminumnya sedikit, lalu ember tersebut terangkat dan kembali lagi. Ummu Syuraik mengambilnya lagi dan meminumnya lagi. Kejadian tersebut terjadi sebanyak tiga kali._

_Ketika orang-orang yang membawanya terbangun, mereka amat terkejut karena melihat bekas tumpahan air ada dimana-mana dan mendapati Ummu Syuraik tampak lebih segar dari sebelumnya. Kemudian mereka menuduh Ummu Syuraik telah membuka wadah air yang dibawanya, lalu mengambil  air tersebut dan meminumnya._

_Kemudian mereka melihatku seraya berkata,_
_*”Dari mana engkau mendapatkan air itu wahai musuh Allah”*_

_Ummu Syarik menjawab,_
_*”Sesungguhnya musuh Allah adalah selain diriku yang menyelisihi diennya.Adapun pertanyaan kalian dari mana air itu, maka itu adalah dari sisi Allah yang direzekikan kepadaku”*_ 

_Mereka bersegera pergi menengok ember mereka dan mereka dapatkan bahwa ember tersebut masih tertutup rapat dan belum terbuka, Mereka pun kaget dengan kejadian tersebut._

_Lalu mereka berkata, kami bersaksi bahwa Rabbmu adalah Rabb kami dan kami bersaksi bahwa yang telah memberikan rizki kepadamu di tempat ini. Orang-orang tersebut akhirnya masuk Islam dan ikut hijrah ke Madinah._

_Tak lama setelah hijrah ke Madinah, suaminya pun meninggal. Setelah beberapa lama menjadi janda, Ummu Syuraik menawarkan dirinya kepada Rasulullah untuk dinikahi._

_Aisyah yang merasa cemburu berkata kepada Ummu Syuraik,_ _*“Tidakkah seorang wanita merasa malu menghibahkan dirinya (untuk dinikahi)?”*_ 

_Mendengar kalimat Aisyah, Ummu Syuraik menjawab,_ 
_*“Ya, sayalah orangnya.”*_ 

_Kemudian Allah menyatakannya sebagai wanita mukminah melalui firman-Nya dalam QS. Al-Ahzab ayat 50._

_Ketika ayat ini turun, Aisyah berkata kepada Rasulullah, _*“Sesungguhnya Allah telah menanggapi keinginanmu dengan segera.”*_ 

_Ketika Nabi tidak menerima permintaannya, maka Ummu Syuraik tidak pernah menikah lagi sampai akhir hayatnya._


_*@@@@@ T A M A T @@@@@*_

Abdullah bin salam , penduduk surga yang berjalan di muka bumi

_*Abdullah Bin Salam, Penduduk Surga yang Berjalan di Muka Bumi*_

Beliau adalah Abdullah bin Salam radhiyallahu’anhu, seorang tokoh yahudi yang memeluk Islam. Memulai lembaran hidup yang baru, memperbaiki kesalahan, berusaha mendekat kepada Allah Azza wa Jalla melaui jalan ilmu dan amal.

Beliau berusaha meminum air dari telaga ilmu dari sumbernya langung tanpa perantara. Sehingga beliau menjadi seorang imam yang berilmu, bahkan meraih gelar terindah dan tertinggi, beliau termasuk sahabat yang dipersaksikan Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam sebagai calon penghuni surga.

*Masuk Islam*
Abdullah bin Salam radhiyallahu’anhu menyatakan diri menjadi muslim tatkala Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam hijrah ke kota Madinah. Beliau berkisah,
“Tatkala Rasulullah shallallahu’alaihiw asallam tiba di Madinah, manusia berjejalan menemui beliau dan saya termasuk diantara mereka. Setelah saya mengamati Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, saya langsung mengetahui melalui sinar wajahnya yang menunjukkan beliau bukan seorang pendusta. Ucapan pertama kali yang aku dengar langsung dari lisan Rasulullah shallallahu’alaihi wasllam kala itu beliau mengucapkan,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الْأَرْحَامَ، وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ

_*‘Wahai sekalian manusia, tebarkanlah salam, berikanlah makanan (sedekah), sambunglah tali silaturrahmi, shalatlah di malam hari tatkala manusia terlelap tidur maka kalian akan masuk surga dengan selamat.’ (HR.Ibnu Majah no.1334. Hadis shahih dalam Al-Irwa 3:239)*_

Inilah bukti, bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kebaikan, ketenangan dan keselamatan. Islam bukan agama yang mengajarkan pembunuhan, kekerasan, teror, pemberontakan dan pertumpahan darah sebagaimana yang digambarkan oleh orang –orang yang phobia terhadap Islam.
Andai saja mereka mengatahui tentang keindahan Islam tentu mereka akan bertaubat dan akan masuk ke dalam agama Islam secara berbondong-bondong.

Anas bin Malik radhiyallahu’anhu menceritakan,
“Tatkala Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam datang ke kota Madinah, Abdullah bin Salam tengah berada di kebun kurmanya, lalu ia menemui Rasulullah shallallahu’alaihiw asallam. Lalu berkata,
_“Aku hendak bertanya dengan beberapa pertanyaan yang tidak ada satupun yang mengetahui jawabannya kecuali seorang Nabi. Jika engkau mampu menjawabnya, pasti aku akan beriman kepadamu.”_

Sahabat Anas melanjutkan,
_“Lalu ia menanyakan pertanyaan pertama, tentang kemiripan seorang anak dengan orang tuanya, bagaimana itu bisa terjadi?; kedua, tentang apa yang pertama kali akan dibangkitkan; dan ketiga, makanan apa yan pertama kali akan dimakan penduduk surga._ 

Maka Rasulullah shallallahu’alaihiw wasallam menjawab,
_*“Baru saja Jibril memberitahukan kepadaku jawabannya.”*_

Abdullah bin Salam menimpali, _“Jibril adalah musuhnya orang-orang Yahudi.”_

Lalu Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menguraikan jawabannya,
_*“Adapun perihal kemiripan itu, apabila mani suami lebih dahulu keluar dari mani istrinya maka (anak) akan mirip ayahnya. Dan apabila mani istri lebih dahulu keluar dari mani suami maka akan mirip ibunya. Sedangkan sesuatu yang akan dibangkitkan pertama kali adalah api yang akan muncul dari arah masyriq (timur) dan manusia akan dibangkitkan ke arah maghrib (barat). Adapun makanan yang pertama kali dimakan oleh penduduk surga adalah kepala api dan hati ikan paus.“*_

Anas radhiyallahu’anhu melanjutkan,
_“Kemudian Abdullah bin Salam beriman dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah Azza waJalla, lalu mengatakan, ‘Wahai rasulullah sesungguhnya orang-orang Yahudi adalah kaum pendusta. Jika mereka mengetahui keislamanku tentu mereka akan mendustakannku dan akan mengata-ngataiku maka sembunyikanlah aku dan kumpulkanlah mereka dan tanyaka kepada mereka tentang diriku.’_

Lalu orang-orang Yahudi dikumpulkan. Nabi shallalahu’alaihi wasallam bertanya,
_*”Apa pendapat kalian tentang Abdullah bin Salam?”*_

Mereka menjawab,
_‘Dia adalah pemimpin kami, anak dari pemimpin kami, seorang alim diantara kami dan anak dari orang alim kami, orang terbaik diantara kami dan anak dari orang terbaik diantara kami.’_

Lantas Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam melanjutkan,
_*‘Apa pendapat kalian jika seandainya ia telah masuk Islam, apakah kalian juga akan masuk Islam?*_

Mereka menjawab, _‘Dia berlindung kepada Allah. Dia tiak mungkin melakukan hal itu.’_

Nabi shallallahu’alaihi wasallam memerintahkan,
_*‘Sekarang keluarlah Abdullah bin Salam!!’*_

Maka keluarlah Abdullah bin Salam menemui mereka seraya menyatakan, _‘Aku bersaksi tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.’_

Mereka lalu mengatakan, _‘Dia adalah sejelek-jelek orang dinatara kami dan anak dari orang terjelek diantara kami. Dia adalah orang paling bodoh diantara kami dan anak dari orang bodoh diantara kami.’_

Abdullah bin Salam berkata, _‘Wahai Rasulullah, bukankah tadi telah saya katakan bahwa mereka itu pendusta.’” (lihat Shahih Ibnu Hibban, 16:442. Hadis shahih. Lihat Shahih Mawarid Dham’an, 1908)_

*Keutamaan Abdullah bin Salam*
Adapun tentang keutamaan beliau maka sangatlah banyak diantaranya:
_*Pertama,*_ Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam telah mempersaksikan beliau sebagai penduduk surga.

Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, 
_“Tidaklah aku mendengar Nabi shallallahu’alaihi wasallam mengatakan kepada seorangpun yang masih hidup bahwa ia adalah penghuni surga kecuali kepada Abdullah bin Salam.” (HR. Bukhari no. 3601)_

Bila Rasulullah shallalahu’alaihi wasallam telah merekomendasikan Abdullah bin Salam adalah penghuni surga maka kitapun mempersaksikannya juga bahwa beliau benar-benar calon penduduk surga.

Ada seorang laki-laki berkata, _“Aku pernah duduk di sebuah halqah (perkumpulan) ilmu di salah satu masjid di Madinah. Di dalamnya terdapat seorang tua yang sangat indah penampilannya, dialah Abdullah bin Salam. Beliau sangat aktif menyampaikan ucapan-ucapan yang baik. Setelah beliau beranjak maka orang-orang pun mengatakan, ‘Barangsiapa yang ingin melihat seorang laki-laki penduduk surga maka lihatlah laki-laki ini.’” (HR. Muslim no. 2484)_

_*Kedua,*_ beliau diantara orang yang mendapatkan ilmu yang banyak dari Rasulullah shallallau’alaihi wasallam.

Tatkala Mu’azd bin Jabal radhiyallahu’anhu di penghujung usianya, Yazid Ibnu Umairah duduk di sisi Mu’adz lalu menangis. Mu’adz mengatakan, _“Apa yang membuatmu menangis?”_

Ia menjawab, _“ Saya menangis karena saya telah terluputkan dari ilmu.”_

Jawab Mu’adz, _“Sesungguhnya ilmu itu tetap ada dan tidak pergi. Cari dan tuntutlah ilmu itu kepada empat orang. Mereka adalah Abu Darda’, Salman Al-Farisi, Abdullah Ibnu Mas’ud dan Abdullah bin Salam yang kepadanya dahulu Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pernah mengatakan, ‘Abdullah bin Salam akan bersama-sama para penduduk surga."_

_*Ketiga,*_ beliau mendapatkan dua pahala dan kebaikan.
Rasulullah shalallahu’alaihiwasallam pernah bersabda,
_*“Ada tiga golongan yang mendapatkan dua pahala; pertama, seorang ahlul kitab yang beriman kepada Nabi yang telah diutus kepadanya dan juga beriman kepada nabi Muhammad –maka Abdullah bin Salam adalah orang yang paling utama untuk masuk ke dalam hadis ini- ; kedua, seorang budak yang melaksanakan kewajibannya kepada Allah Azza wa Jalla dan kewajiban kepada manjikannya; ketiga, seorang laki-laki yang memiliki budak wanita lalu ia mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan mengajarinya dengan pengajaran yang baik lalu memerdekakannya dan menikahinya maka baginya dua pahala.” (HR. Bukhari no 97)*_

_*Keempat,*_ diantara keutamaan beliau karena sebab beliau, Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat Al-Qur’an yang akan senantiasa di baca hingga hari kiamat.
Auf bin Malik radhiyallahu’anhu berkata,
“Pada suatu hari, Nabi shallallahu’alaihi wasallam pergi bersamaku, hingga kami sampai pada sebuah tempat ibadah milik orang Yahudi pada hari Id (perayaan) mereka. Mereka sangat benci melihat kedatangan kami. Lalu Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam berkata kepada mereka,
_*‘Wahai sekalian orang-orang Yahudi, tunjukkan kepadaku 12 orang Yahudi yang mau bersaksi bahwa tiada sesembahan yangberhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, niscaya Allah akan menghapuskan kemurkaanNya yang telah murka kepada setiap orang yahudi dibawah kolong langit ini.’*_

Namun mereka hanya terdiam tidak ada satupun yang menjawabnya. Nabi shallallahu’alaihi wasallam mengulanginya kembali, mereka tetap diam. Dan Nabi shallallahu’alaihi wasallam mengulanginya ketiga kali, tetap mereka tak mau menjawab.

Lalu Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam mengatakan,
_*‘Kalian enggan, demi Allah, akulah Al-Hasyir, akulah Al-Aqib, akulah Nabi Al-Musthafa (Nabi yang dipilih) baik kalian beriman atau kalian mendustakan.’*_

Lalu Nabi shallallahu’alaihi wasallam beranjak dan akupun mengikuti beliau hingga tatkala kami hendak meninggalkan mereka, tiba-tiba ada seorang laki-laki dibelakang kami menyeru, 
_‘Seperti yang engkau inginkan , wahai Muhammad.’_ 

lalu iapun mendatanginya.
Laki-laki tadi berkata, _‘Wahai orang-orang Yahudi, apa yang akan kalian katakan tentang aku menurut pendapat kalian?’_

Mereka menjawab, _‘Tidaklah kami mengenalmu kecuali engkaulah orang yang paling mengetahui tentang kitabullah, dan yang paling memahaminya, bahkan tidak ada seorangpun yang menandingimu sebelum ayahmu bahkan sebelum kakekmu.’_

Lali-laki itu berkata, _‘Ketahuilah, sesungguhnya aku bersaksi bahwa dia (Muhammad) adalah seorang Nabi Allah yang kalian jumpai di dalam kitab Taurat.’_

Mereka membantah, _‘Tidak, kamu telah berdusta.’_ 

Lalu mereka menolak ucapannya tersebut bahkan menjelek-jelekannya.

Lalu Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam mengatakan,
_*‘Sesungguhnya kalian telah berdusta, ucapan kalian tidak diterima. Bukankah kalian tadi memuji-mujinya dengan menyebut kebaikan-kebaikan yang telah kalian pujikan. Lalu setelah ia beriman, kalian mendustaknnya dan kalian mengucapkan kalimat-kaliat jelek yang kalian ucapkan, sungguh ucapan kalian tidak diterima.’*_

Maka kami keluar bertiga, yaitu Rasulullah, saya dan Abdullah bin Salam. Lalu Allah menurunkan ayat Al-Qur’an yang selalu dibaca hingga hari kiamat, yaitu ayat Allah ta’ala,

قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كَانَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَكَفَرْتُمْ بِهِ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَىٰ مِثْلِهِ فَآمَنَ وَاسْتَكْبَرْتُمْ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
_*“Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al Quran itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil (yaitu Abdullah bin Salam) mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang tersebut dalam) Al Quran lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”.(QS. Al-Ahqaf: 10)*_

Demikianlah perjalan sahabat yang mulia Abdullah bin Salam radhiyallahu’anhu yang telah menemukan kebenaran cahaya Islam. Semoga Allah meridhai beliau dan mengumpulkan kita bersama beliau di surga Allah Subahanahu wa Ta’ala.

_*Sumber: Artikel “Abdullah bin Salam radhiyallahu’anhu, Mantan Yahudi Menjadi Muslim Sejati” oleh Ustadz Abu Faiz Shlahuddin, Hafidzahullah. Dimuat di majalah Al-Furqon Edisi 7 Tahun ke 14 -154.*_

_Artikel Wanitasalihah.com_

Kisah Husayn ( Abdullah ) bin salam episode 1

_*Kisah Husayn (Abdullah) Bin Salam Episode 01*_

_Di antara bangsa Yahudi ada seorang figur yang sangat terkenal dalam sejarah Islam, bahkan Allah menurunkan ayat untuknya,_ 
_*“…dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang tersebut dalam) Al Quran lalu Dia beriman...” (Q.S. al-Ahqaf [46] : 10).*_ 
_Dia adalah Abdullah bin Salam._

*Nama dan Nasabnya*

_Nama lengkapnya adalah Abdulah bin Salam bin Haris al-Israili. Dijuluki Abu Yusuf al-Israili, karena masih memiliki jalur nasab dengan Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Nama aslinya adalah Hushain, kemudian setelah memeluk Islam oleh Nabi Muhammad diganti menjadi Abdullah._

_Abdullah bin Salam berasal dari Yahudi kabilah Bani Qainuqa, dan berkedudukan sebagai habr (rabi atau pendeta Yahudi). Pada masa itu, Abdullah adalah pendeta yang paling pandai dan terhormat di Madinah, sekaligus haleef (sekutu) Qawaaqilah dari Bani Auf bin Khazraj. Dimana ia adalah orang yang paham betul tentang makna dari kitab pegangan kaum Yahudi, kitab yang diturunkan kepada nabiyullah Musa A.S. yaitu kitab Taurat. Karena kealimannya tersebut, ia ditunjuk oleh kaumnya sebagai juru bicara._

_*Pada suatu hari beberapa kaum Yahudi bertamu ke rumah Husayn bin salam, Mereka berbincang-bincang hingga perbincangan tersebut mengarah pada Nabi akhir zaman seperti yang tercantum dalam Taurat.*_

_*Husayn bin Salam berkata,*_
_"Bahwa Nabi yang ditunggu-tunggu saat itu akan menjadi penutup Nabi & Rasul, Ia akan melengkapi Risalah dari Nabi Musa AS & Ia juga mengajak selalu mengajak kebaikan, Baik urusan dunia maupun akherat."_

_*Barsum bertanya,*_
_"Adakah tanda-tanda yang bisa dikenalinya tentang Nya?"_

_*Husayn bin Salam menjawab,*_
_"Akan banyak tanda-tanda yang jelas mengiringi kenabiannya"_

_Disaat tengah asik berdiskusi tentang Nabi yang ditunggu-tunggu tuan rumah telah menyediakan makanan & minuman bagi tetamunya._

_*Husayn bin Salam pada mulanya adalah rabi Yahudi di Madinah. Dia kerap menyiarkan ajaran Musa kepada masyarakat setempat yang menghormatinya, Terlebih-lebih kaum Yahudi begitu menghormatinya. Baik penyembah berhala, Kristen, maupun Yahudi, semuanya menganggap Husayn sebagai tokoh rujukan.*_

_*Kepribadiannya yang kalem membuatnya pandai menyiasati keadaan, tak mudah emosi ketika menghadapi permasalahan. Ketika berurusan dengan suatu masalah dia akan memikirkannya dengan serius, terarah, dan terorganisasi.*_

_Abu al-Qashim as-Suhaili dalam ar-Raudh al-Anfi menceritakan awal masuk Islamnya Abdullah bin Salam. Sebagaimana telah disebutkan, Abdullah adalah pendeta yang alim. Sehingga ketika mendengar berita tentang Rasulullah, dia telah mengetahui ciri-ciri, nama dan zaman kedatangan beliau. Akan tetapi pengetahuan itu dirahasiakan oleh Abdullah, dia diam sehingga tidak ada yang mengetahuinya, sampai masanya Rasulullah hijrah ke Madinah._

_Ketika Nabi Muhammad tiba di Quba’ di pemukiman Bani Amr bin Auf, datanglah seseorang yang mengkhabarkan kedatangan Rasulullah, pada saat itu Abdullah sedang berada di atas pohon kurma, bekerja di sana, dan bibinya yang bernama Khalidah binti Harits duduk di bawahnya._

_Mendengar kedatangan Rasulullah, Abdullah meneriakkan takbir, sehingga bibinya berkomentar,_ _*“Khayyabakallah (semoga Allah mengecewakanmu). Demi Allah! Seandainya engkau mendengar Musa bin Imran datang maka engkau tidak melebihkan takbirmu.”*_

_Abdullah menjawab,_ _*“Wahai bibi! Demi Allah dia adalah saudara Musa bin Imran dan berada di atas agamanya. Dia diutus dengan membawa agama yang dibawa Musa.”*_

_Bibinya bertanya,_ _*“Wahai keponakanku! Apakah dia seorang Nabi, dimana kita telah diberi tahu bahwa dia akan terutus tidak lama lagi”.*_

_*“Benar”.*_ 
_Jawab Abdulah._

_Bibinya kembali berkata,_ 
_*“Jika demikian, dialah orangnya.”*_

_Penduduk Yatsrib (Madinah) bergegas lari menemui Rasulullah sambil berteriak,_ _*“Rasulullah SAW datang! Rasulullah SAW datang! Rasulullah SAW datang !”*_ 

_Aku (Husayn bin Salam) kemudian datang di tengah kerumunan penduduk untuk melihat langsung Rasulullah SAW. Ketika wajah Rasul terlihat jelas, aku tahu bahwa wajah beliau bukanlah wajah pendusta._

_Setelah ada kesempatan bertemu & bertatap muka langsung dengan Rasulullah SAW, Husayn bin Salam mengajukan beberapa pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh para Nabi. Setelah yakin dengan jawaban Rasulullah SAW, Husayn bin salam kemudian masuk Islam._

_*Seorang kaum Yahudi yang bernama Barsum berteriak-teriak mencari Sham'un (Seorang pedagang sekaligus pembesar kaum Yahudi). Barsum mengabarkan kedatangan Rasulullah SAW di Yatsrib (Madinah) sekaligus mengabarkan kabar kurang menyenangkan, Karena Rasulullah SAW melarang (Riba,Judi & minuman keras) karena selama ini menjadi mata pencaharian mereka. Tentu saja ini pertanda buruk buat kelangsungan bisnisnya.*_

_*Barsum juga mengabarkan tentang sambutan hangat penduduk Yatsrib atas kedatangan Rasulullah SAW.*_

_*Kemudian Sham'un & Barsum berencana akan mengumpulkan para pedagang sekaligus pembesar kaum Yahudi guna menyikapi masalah tersebut.*_ 

_Husayn bin Salam menceritakan pertemuannya dengan Rasulullah SAW kepada keluarganya & apa yang disampaikan Nya sesaat sampai di Yatsrib (Madinah), Dan kalimat pertama yang aku dengar dari Rasulullah SAW adalah,_ 
_*“Wahai manusia! Tebarkanlah salam (kedamaian), berikanlah makan, dan shalatlah pada saat orang lain tidur, maka engkau akan masuk surga dengan salam (selamat).”*_

_Husayn bin Salam menceritakan bagaimana Ia menatap Rasulullah SAW dengan detail,memeriksa Nya dan setelah yakin bahwa Beliau bukan penipu. Husayn bin Salam lalu mendekati Rasulullah SAW seraya membuat pernyataan iman bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah._

_Rasulullah SAW berpaling kepadanya dan bertanya,_ 
_*"Siapakah namamu?"*_ 

_Kemudian dijawab Al-Husain bin Salam._

_Rasulullah kemudian mengganti namanya menjadi Abdullah bin Salam. Nama baru itu dipakainya. Sejak itu, orang mengenalnya sebagai Abdullah. Pemberian itu merupakan bukti kepedulian Rasulullah SAW kepada orang-orang yang mengakui kebenaran risalah yang dibawanya._

_Abdullah bin Salam mengenalkan Islam kepada istri, anak-anak, dan seluruh anggota keluarga. Mereka semua menerima Islam, termasuk bibinya Khalidah yang saat itu adalah seorang wanita tua._

_Namun, Abdullah menasihati mereka untuk menyembunyikan keislaman mereka terutama dari orang-orang Yahudi sampai Abdullah memberi mereka izin, Mereka pun setuju._

_*Suatu saat Rasulullah SAW mengundang kaum Yahudi kerumah Nya, Sebetulnya ada ketakutan Barsum jila kaum Yahudi akan kalah dalam beradu argumen dengan Rasulullah SAW, Kemudian kaum Yahudi sepakat mengajak orang alim dari kalangan mereka yaitu Husayn bin Salam. Namun mereka kesulitan menemui Husayn bin Salam dalam beberapa hari ini.*_

_*Barsum menambahkan jika Husayn bin Salam sangat sulit ditemui saat itu, Karena waktunya lebih banyak dihabiskan untuk beribadah dan mengajar. Sesekali dia menggarap kebun kurma hingga panen. Buah manis tersebut dijual di pasar. *_

_*Suatu saat Abdullah bin Salam kembali mendatangi Rasulullah dan mengatakan,*_ _“Wahai Rasulullah! Sesungguhnya kaum  Yahudi adalah kaum pembohong. Aku ingin agar engkau memasukkanku ke dalam rumahmu, menyembunyikan diriku dari mereka, kemudian engkau bertanya kepada mereka tentang diriku, sehingga mereka akan memberitahukan kepadamu tentang kedudukanku di tengah mereka, sebelum mereka mengetahui keislamanmu. Sesungguhnya jika mereka mengetahui keislamanku, mereka akan berbohong dan mencela diriku”._

_*Setelah waktu telah disepakati, Rasulullah SAW kemudian memasukkan Abdullah bin Salam ke dalam rumah Beliau terlebih dahulu.*_ 

_*Sesaat kaum Yahudi yang diundang Rasulullah SAW pun telah datang & masuk ke dalam rumah. Yang hadir di rumah Rasulullah SAW diantara tokoh terkemuka dikalangan kaum Yahudi. Kemudian Rasulullah SAW memperkenalkan Islam kepada mereka & mengajak mereka beriman kepada Allah SWT. Kaum Yahudi dengan tegas menolak & membantah kebenaran (Islam) tersebut. Mereka mulai menanyakan beberapa hal & mendebatnya.*_

_*Lalu Rasulullah SAW bertanya kepada kaum Yahudi,*_ _“Bagaimanakah Hushain bin Salam di tengah kalian?”_

_*Mereka menjawab,*_ _“Dia adalah pemimpin kami dan putra dari pemimpin kami. Dia adalah laki-laki terbaik dan teralim di tengah kami.”_

_"Jika Anda tahu bahwa dia telah menerima Islam, maukah Anda menerima Islam juga?"_
_*Tanya Rasulullah SAW.*_

_*Mereka menjawab, tidak mungkin al-Husain memeluk Islam. Dia adalah tokoh panutan yang konsisten menjalankan ajaran Taurat. *_

_*Setelah itu kaum Yahudi selesai menyampaikan jawaban tersebut, Abdullah keluar menemui mereka dan berkata,*_ _“Wahai sekalian kaum Yahudi! Bertakwalah kepada Allah, dan terimalah ajaran yang dibawa oleh Muhammad. Demi Allah! Sesungguhnya kalian mengetahui bahwa Muhammad adalah utusan Allah, kalian mengetahuinya tertulis dalam Taurat dengan nama dan ciri-cirinya. Aku bersaksi bahwa dia adalah utusan Allah, aku beriman kepadanya, aku membenarkannya, dan aku mengenalnya.”_

_*Mendengar itu, Kaum Yahudi mengatakan,*_ _“Engkau berdusta”._ 

_*Kemudian mereka memfitnah,mencela dan menuduh Abdullah bin Salam tanpa dasar.*_

_*Abdullah berkata pada Rasulullah,*_ 
_“Wahai Rasulullah! Bukankah aku telah berkata bahwa mereka adalah kaum pembohong, pengkhianat, dan penurut nafsu.”_

_*Kemudian kaum Yahudi meninggalkan Rasulullah SAW & Abdullah bin Salam.*_

_Maka turunlah Surah Al-Baqarah Ayat 146_

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ ۖ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

_*Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.*_

_Maka dimulailah ujian yang diterima Abdullah bin Salam terutama dari kaumnya sendiri, Disaat Ia ber Islam._

_*Ikuti Kisah Abdullah bin Salam, Insya Allah berlanjut esok hari.*_

Rasulullah menafsirkan mimpi Abdullah bin salam

_*Rasulullah Menafsirkan Mimpi Abdullah Bin Salam*_

*KISAH SAHABAT NABI*
_By Erna Iriani On Mei 24, 2018_

Betapa resah benak dan hati ‘Abdullah bin Salam pagi itu. Sahabat yang berpenampilan senantiasa rapi dan berucap senantiasa ramah dan santun ini adalah seorang mantan rabi Yahudi dari kalangan Bani Qainuqa’ Madinah. Sahabat yang sebelum memeluk Islam bernama Hushain bin Salam inilah yang persaksiannya atas kebenaran risalah yang dibawa Rasulullah ﷺ.

Selepas Rasulullah ﷺ berpulang ke hadirat Allah ﷻ, sahabat yang memeluk Islam tak lama selepas beliau berhijrah ke Madinah itu termasuk yang menyaksikan jatuhnya Baitul Maqdis ke pelukan pasukan kaum Muslim pada 15 H/636 M, pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Kemudian, ketika menjelang ‘Utsman bin ‘Affan tewas pada Jumat, 18 Dzulhijjah 35 H/17 Juni 655 M, dia termasuk para sahabat yang senantiasa mengimbau kaum Muslim agar tidak mudah melakukan tindak kekerasan. Ini dengan alasan, sekali senjata telah terhunus akan sulit untuk disarungkan kembali. Dan, dia termasuk orang-orang yang bersikap netral ketika terjadi perselisihan antara ‘Ali bin Abu Thalib dan Mu’awiyah bin Abu Sufyan. Sikapnya yang netral tersebut tetap dia pertahankan hingga dia berpulang ke hadirat Allah ﷻ di Madinah pada 43 H/663 M.

Mimpi aneh yang dialami ‘Abdullah bin Salam pada saat menjelang pagi itulah yang membuatnya resah dan gelisah. Dalam mimpi tersebut, dia melihat dirinya didatangi seorang pria yang kemudian yang memerintahkannya agar pergi bersama pria itu. Karena pria itu kemudian memegang tangannya, dia pun tanpa banyak bertanya dan berpikir segera menapakkan kedua kakinya mengikuti langkah-langkah pria itu. Kemudian, ketika di tengah jalan, dia melihat sebuah jalan membentang di sebelah kirinya. Melihat jalan tersebut, entah mengapa dia ingin sekali melintasinya. Tapi, pria itu ternyata dapat membaca pikirannya, karena pria itu tiba-tiba berucap kepadanya, “Engkau jangan melintasi jalan itu. Sebab, itu adalah jalan orang-orang yang sesat.”

Mereka berdua kemudian meneruskan langkah-langkah mereka. Tidak lama kemudian, dalam mimpi itu, ‘Abdullah bin Salam melihat sebuah jalan membentang di sebelah kanannya. Tiba-tiba tanpa ditanya pria itu berucap kepadanya, “Lintasilah jalan itu.”

Selepas itu, pria itu mengajaknya menuju ke sebuah gunung dan memintanya untuk mendaki gunung itu. Tapi, kegagalan demi kegagalanlah yang terjadi, dia tidak pernah berhasil mendaki gunung itu dan akhirnya dia malah jatuh terduduk. Lalu, pria itu mengajaknya meneruskan perjalanan, hingga akhirnya mereka berdua sampai di sebuah tiang yang ujungnya di langit dan pangkalnya di bumi, sedangkan di pangkalnya terdapat lingkaran. Pria itu kemudian memerintahkannya untuk naik ke tiang itu. Jawab ‘Abdullah bin Salam dalam mimpi tersebut, “Wahai saudaraku! Bagaimana aku bisa sampai ke atas tiang itu, sedangkan ujungnya ada di langit?”

Tiba-tiba pria itu memegang tangan ‘Abdullah bin Salam dan melemparkannya. Tiba-tiba dia mendapatkan dirinya bergantung di lingkaran yang terdapat di ujung tiang itu. Selepas itu, dia memukul tiang itu sehingga roboh. Tapi, ternyata dirinya masih tetap bergantung di lingkaran itu hingga terjaga.

Merasa tidak mampu menafsirkan mimpi yang menyedot seluruh pikirannya tersebut, akhirnya ‘Abdullah bin Salam pun datang kepada Rasulullah ﷺ di Masjid Nabawi, dengan maksud untuk menuturkan mimpi itu. Selepas mengucapkan salam dan berbagi sapa sejenak kepada Rasulullah ﷺ dan para sahabat yang hadir di masjid, dia kemudian menuturkan mimpinya tersebut kepada beliau. Mendengar penuturannya tentang mimpi itu, beliau kemudian berucap kepadanya, “Wahai sahabatku! Sejatinya jalan di sebelah kirimu yang engkau lihat dalam mimpimu itu adalah jalan orang-orang yang sesat. Sedangkan jalan yang engkau lihat di sebelah kananmu adalah jalan orang-orang yang lurus dan gunung yang tidak dapat engkau daki adalah rumah para syuhada. Sayang, gunung itu tidak dapat engkau daki. Dan tiang yang engkau lihat adalah Islam, sedangkan lingkaran yang engkau pegangi adalah Islam yang senantiasa akan engkau pegang teguh hingga engkau berpulang ke hadirat Allah.”

Betapa gembira ‘Abdullah bin Salam menerima penjelasan Rasulullah ﷺ demikian. Dan, dia pun semakin mencintai Allah ﷻ dan Rasul-Nya.

_*Sumber: Mutiara Akhlak Rasulullah S.A.W.: 100 Kisah Teladan tentang Iman, Takwa, Sabar, Syukur, Ridha, Tawakal, Ikhlas, Jujur, Doa, dan Tobat/ Penulis: Ahmad Rofi Usmani/ Penerbit: Mizan, 2006*_

Kisah Husayn bin salam episode 2

_*Kisah Husayn (Abdullah) Bin Salam Episode 02*_

_Setelah Abdullah bin Salam & keluarganya  masuk Islam, Maka kaum Yahudi mencoba menekan Abdullah bin Salam dengan cara memboikot & mengasingkannya dari kaumnya._

_*Saat bibinya yang bernama Khalidah binti Harits berbelanja ke pasar untuk mendapatkan susu, Namun Ia tidak mendapatkan barang yang dicari walaupun bibinya menawar dengan harga yang tinggi sekalipun.*_

_*Begitu juga Yusuf putranya mencari gandum untuk keperluan membuat roti untuk keperluan keseharian mereka, Namun Yusuf pun tidak mendapatkan barang yang dicarinya.*_

_Abdullah bin Salam menyuruh Yusuf putranya pergi & membeli roti pada kaum muslimin saja. seraya menenangkan suasana, Sambil mengatakan bahwa Ia sedang berpuasa._

_Abdullah bin Salam berpesan kepada keluarganya agar mencari alternatif untuk membuat roti selain dari tepung gandum._

_*Syam'un, Barsum & pembesar kaum Yahudi sedang mengamati upaya mereka dalam memboikot keluarga Abdullah bin Salam. Usaha mereka belum menunjukkan hasil, Karena Abdullah bin Salam sudah cukup mengkonsumsi kurma dari kebunnya sendiri.*_

_*Rimah (Anak Sham'un) tiba-tiba datang & menyela pembicaraan mereka. Rimah memberikan kabar bahwa keluarga Abdullah bin Salam sedang berupaya menjual hasil kebun kurmanya untuk ditukar dengan kebutuhan pokok lainnya.*_

_*Setelah mengetahui hal tersebut kaum Yahudi sepakat akan memboikot untuk tidak membeli kurmanya, Kaum Yahudi berharap Abdullah bin Salam kesusahan & meninggalkan Islam.*_

_Saat Abdullah bin Salam lagi sholat dikebun, Ia didatangi putranya Yusuf. putranya mengabarkan kalau kurma mereka akan semakin rusak jika tidak segera dijual._

_*Abdullah bin Salam menyarankan putranya agar menjual kurma-kurma mereka dengan harga yang murah*_

_Yusuf menyahut, "Bahwa Ia telah menjual kurma mereka dengan harga sangat murah, Akan tetapi tidak ada satupun yang membeli."_

_Abdullah bin Salam sampai heran dengan kebencian kaum Yahudi kepada keluarganya. Lalu Abdullah bin Salam memerintahkan putranya, Supaya kurma mereka dibawa ke pasar Madinah & dijual kepada kaum muslimin disana._

_*Yusuf lalu berkata bahwa perjalanan ke pasar Madinah selain jauh juga sukar ditempuh.*_

_Abdullah bin Salam berkata kepada putranya agar menyewa tunggangan (Unta,kuda)._

_*Yusuf menimpali perkataan ayahnya, Bahwa Ia telah melakukannya, Akan tetapi para penyewa tunggangan (Saat itu jasa sewa tunggangan di monopoli kaum Yahudi) tidak ada yang mau bertransaksi dengan Yusuf.*_

_Setelah memeluk Islam kegiatan Abdullah bin Salam lebih banyak mempelajari Islam yang jiwanya haus akan pengetahuan.Ia dengan penuh semangat mencurahkan perhatian pada Alquran dan menghabiskan banyak waktu untuk membaca dan mempelajari ayat-ayat yang indah dan agung._

_Khalidah binti Harits menghampirinya Abdullah bin Salam, Bibinya mengatakan bahwa Yusuf sudah besar & saatnya menikah & Ia sudah punya calon buat Yusuf, Yaitu Rimah putri Sham'un._

_Sebetulnya Abdullah bin Salam kurang berkenan dengan pilihan bibinya, Akan tetapi bibinya berhasil meyakinkannya bahwa dalam Islam tidak dilarang untuk menikahi ahli kitab.Disamping itu Khalidah binti Harits berharap dengan hubungan pernikahan putra & putri mereka akan melunakkan hati Sham'un yang membenci keluarga Abdullah bin Salam karena telah masuk Islam._

_*Hingga pada suatu hari Abdullah bin Salam didampingi bibinya Khalidah binti Harits berkunjung ke rumah Sham'un guna melamar putrinya.*_

_*Sesampainya di rumah tersebut, ternyata juga ada Barsum selain tuan rumah Sham'un dengan sambutan kurang menyenangkan. Barsum & Sham'un langsung menolak dengan tegas setelah mengetahui kedatangan Abdullah bin Salam untuk melamar putrinya Rimah untuk dinikahkan dengan Yusuf. Walaupun Rimah tersanjung atas lamaran tersebut mengingat kedudukan Abdullah bin Salam mulia & terhormat, Selain itu Rimah juga menyukai Yusuf karena kebaikan budi pekertinya serta  ketampanannya.*_

_*Bahkan dengan nada mengejek didepan Abdullah bin Salam, Sham'un sudah menjodohkan Rimah dengan Zunful anak dari Suhyun (Seorang pedagang keledai). Padahal saat itu pekerjaan tersebut dianggap kurang bermartabat. Setelah itu Abdullah bin Salam & bibinya Khalidah binti Harits diusir dari rumah tersebut oleh Barsum & Sham'un.*_

_Sesampainya di rumah Abdullah bin Salam menghibur putranya Yusuf karena penolakan keluarga Sham'un. Yusuf cukup berbesar hati dengan keadaan & perlakuan keluarga Sham'un kepada keluarganya._

_Pada suatu malam ketika Rasulullah SAW masih hidup, saya bermimpi. Seorang laki-laki datang menemuiku seraya menyuruhku bangun dan mengajakku pergi. Tiba-tiba saya melihat sebuah jalan di sebelah kiri. Saya bertanya,_ 
_*“jalan kemanakah ini?”*_ 

_“Jangan turuti jalan itu, itu bukan jalanmu,” jawab orang itu._ 

_Tiba-tiba saya melihat jalan yang terang benderang di sebelah kananku. “Lewatilah jalan itu!” ujar orang tersebut._ 

_Saya mengikuti jalan yang terang itu hingga tiba di sebuah taman yang subur, luas dan penuh dengan pohon-pohon hijau dan indah. Di tengah-tengah taman terdapat sebuah tiang besi. Pangkalnya tertancap di tanah dan ujungnya sampai ke langit. Di puncaknya terdapat aula berlapis emas. Orang itu berkata, “Panjatlah tiang itu!”_ 

_*“Aku tidak bisa,” jawabku.*_ 

_Tiba-tiba datang seseorang membantuku. Lalu dia menaikkan tubuhku sampai ke puncak tiang. Aku tinggal di sana sampai pagi dengan perasaan yang sangat bahagia._

_Setelah hari pagi, kudatangi Rasulullah dan kuceritakan kepada beliau perihal mimpiku. Beliau bersabda,_ 
_*“Jalan yang engkau lihat di sebelah kiri adalah jalan ke neraka. Jalan yang engkau lalui di sebelah kanan adalah jalan penduduk surga. Taman yang dirindukan itu adalah Islam. Adapun tiang yang terpancang di tengah taman itu adalah tiang agama. Adapun aula itu adalah pegangan yang kokoh dan kuat. Engkau senantiasa berpegangan dengannya sampai mati.”*_

_Saat pagi tiba Yusuf membangunkan ayahnya karena kedatangan utusan Rasulullah SAW, Sang utusan membawa kabar gembira yang memberitahukan dengan turunnya Ayat Al Quran mengenai Abdullah bin Salam._

_Betapa bahagianya Abdullah bin Salam atas kemuliaan tersebut, Disaat Ia diboikot serta dimusuhi tetangga & kaumnya, Abdullah bin Salam mendapat kabar gembira dari Rasulullah SAW._

_*Surat Al-Ma'idah Ayat 55*_

إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ

_Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)._

_*Surat Al-Baqarah Ayat 208*_

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

_Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu._


_*@@@@@ T A M A T @@@@@*_

Penfkhianatan dalam peristiwa Ar raji

_*Pengkhianatan dalam Peristiwa Ar-Raji*_


ChanelMuslim.com - Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam selalu siap mengirim para sahabatnya untuk mengajarkan Islam kepada setiap suku yang memerlukan. Karena itu dengan prasangka baik beliau memenuhi permintaan Bani hudzail. Saat itu utusan Hudhail berkata, "Muhammad di kalangan kami ada beberapa orang Islam kirimkanlah beberapa orang sahabat Tuan bersama kami yang kelak akan dapat mengajarkan hukum Islam dan Alquran kepada kami.

Enam orang sahabat besar diutus dan pergi bersama rombongan penjemput dari hudzail. Penghianatan terjadi ketika mereka sampai di pangkalan air Ar-Rozi milik Bani hudzail. Enam orang sahabat itu dikepung, begitu sadar bahwa mereka masuk dalam perangkap. Keenam dai itu mencabut pedang. Hanya senjata itu yang mereka bawa namun di wajah mereka tidak terlihat terasa gentar sedikitpun.

Orang-orang Hudhail berkata, "Demi Tuhan, kami tidak ingin membunuh kalian. Kalian akan kami jual kepada penduduk Mekah sebagai tawanan. Kami berjanji Atas nama Tuhan kami bahwa kami tidak bermaksud membunuh kalian, karena itu menyerahlah.

Keenam sahabat itu saling berpandangan mereka menyadari bahwa apabila mereka dibawa ke Mekah sebagai tawanan, mereka pasti akan disiksa habis dan dibunuh. Itu berarti penghianatan besar yang lebih berat daripada pembunuhan biasa. Setelah saling sepakat dalam hati, salah seorang sahabat menjawab, "Kami tidak akan menyerah lakukan apa yang kalian mau kami sudah siap bertarung membela kehormatan agama dan nabi kami."

Maka orang-orang Hudzail yang jauh lebih banyak jumlahnya itupun menyerang. Keenam sahabat itu bertarung dengan gigih, pedang mereka ayunkan tangkas untuk menebas hujan panah atau menangkis tusukan tombak. Pertarungan tidak seimbang itu pun berakhir, tiga orang syahid 3 orang lagi berhasil ditangkap hidup-hidup. Mereka yang ditangkap itu adalah Abdullah Bin Thariq, Zaid bin Adatsinah, dan Khubaib bin Adiy. Kemudian mereka segera dibelenggu dengan kuat dan dibawa ke Mekah.

Namun di tengah jalan Abdullah Bin Thariq berhasil melepaskan diri dari pengikat.

_"Harus ada yang memberitahu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tentang penghianatan ini!"_ demikian pikir Abdullah.

"Aku harus berusaha meloloskan diri sekarang, namun jika gagal aku sudah siap menyusul ketiga temanku yang lain ke akhirat.

Abdullah Bin Thariq menyerang seorang pengawal dan berhasil merebut pedangnya. Dengan pedang itu ia berusaha merebut seekor kuda, namun orang orang Hudhail segera pulih dari rasa terkejutnya. Mereka mengambil batu dan melempari Abdullah dari belakang. Batu batu sebesar kepalan tangan menghantam tubuh dan kepala sahabat mulia itu.

Abdullah jatuh bersimbah darah yang gugur dalam keadaan yang sangat diimpikan setiap muslim. Syahid membela agama.

Kedua tawanan yang lain terus dibawa ke Mekah dan dijual. Said bin addatsinah dijual kepada Safwan Bin Umayyah.

_"Aku akan membunuhnya sebagai balasan terbunuhnya ayahku di tangan mereka,"_ geram Safwan dengan mata menyala-nyala.

Ayah Safwan, Umayyah bin khalaf dibunuh Bilal bin Rabah dalam Perang Badar.

_"Nastas,"_ panggil Sofwan keras keras.

Seorang Budak berbadan tegap datang.

_"Siksa dan bunuh orang ini,"_ perintah Sofwan kepada Nastas.

_"Bawa dia ke tempat di mana semua orang bisa melihatnya!"_ ujar Shafwan.

Zaid pun di seret seret melalui jalan-jalan Mekkah. Sebagian orang menyoraki dan mencemoohnya. Sebagian lain menaruh kagum, dalam hati melihat ketabahan Zaid. Tak terlihat sedikitpun rasa takut di wajan Zaid. Di tengah siksaan itu, Zaid tetap tampak berwibawa dan teguh seperti Bukit Cadas.

Di tempat Zaid akan dibunuh, Abu Sufyan datang mendekat.
_"Zaid, orang segagah engkau tidak pantas mati begini,"_ ujar Abu Sufyan.

_"Bersediakah engkau memberikan tempatmu itu pada Muhammad? dialah yang harus dipenggal lehernya, sedang kau dapat kembali kepada keluargamu!"_

Zaid menatap Abu Sufyan seakan heran dengan pertanyaan itu.

_"Tidak,"_ jawab Said.

_"Seandainya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam di tempatnya sekarang ini akan menderita karena tertusuk duri sekalipun, sedang aku ada di tempat keluargaku, aku tidak akan rela!"_

Abu Sufyan terpana sambil menggeleng kagum. Ia berkata, _"Belum pernah aku melihat seorang begitu mencintai sahabatnya sedemikian rupa seperti sahabat-sahabat Muhammad mencintai Muhammad."_

Zaid pun dipenggal. Ia gugur sebagai syahid yang memegang teguh amanat Rasulullah.

Diriwayatkan oleh Tabrani dari Ibnu Abbas Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda sekuat kuat ikatan iman adalah persaudaraan karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala cinta karena Allah subhanahu wa ta'ala dan membenci karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

_*Sumber: Sirah Nabawiyah Syaikh Syaifurrahman Al-Mubarakfurry*_

Kisah martsad bin martsad

_*Kisah Martsad bin Martsad Episode 03 (Akhir).*_

_Akhir kisah Martsad ini adalah perjalanan bersama kedua sahabatnya yaitu Khalid & Asim bin Tsabit._

_Kisah ini berawal sebelum peperangan Badar, Baginda Rasulullah SAW berdiskusi dengan para sahabat (Tentang strategi & cara terbaik menyusun rencana berperang). Dari beberapa pendapat para sahabat, Pendapat Asim bin Tsabit yang mendapat pujian & strateginya terpilih sebagai tata cara berperang yang baik._

_*Di lain tempat Anaq berpapasan dengan Sarah yang berjalan menuju rumah Sulafah binti Saad yang sedang meratapi kematian ketiga anaknya (Musafi', Kilab, Julas) serta suaminya Talhah. Mereka tewas dalam peperangan di bukit Uhud. Sarah berharap mendapatkan sedikit harta dengan ikut meratapi kematian sang tuan rumah.*_

_*Sulafah binti Saad bersumpah akan memberikan seluruh hartanya bagi siapa saja yang bisa mendatangkan kepala Asim bin Tsabit dihadapannya, Begitu dendamnya Sulafah binti Saad sampai-sampai ia akan meminum arak dengan kepala Asim bin Tsabit sebagai gelasnya.*_

_*Anaq menanyakan kepada Sulafah binti Saad apakah hanya Asim bin Tsabit saja yang terlibat dalam tewasnya anak & suaminya.*_

_*Sulafah binti Saad telah memastikan bahwa Asim bin Tsabit lah yang menjadi aktor yang menyebabkan anak & suaminya tewas terbunuh. Karena saat salah satu anaknya (Julas) meregang nyawa, Julas sempat menyebutkan Asim bin Tsabit yang menyebabkan semuanya.*_

_Saat Martsad, Asim & para sahabat Rasulullah SAW sedang bercengkrama, Tiba-tiba Bilal bin Rabah datang dengan membawa berita bahwa ada wakil dari 2 kabilah Adhal & kabilah Qarah, Kedatangan 2 wakil tersebut meminta kepada Baginda Rasulullah SAW untuk mengirimkan para sahabat Nya guna mengajarkan kepada mereka tentang Islam & Akhlak mulia. Maka Baginda Rasulullah SAW mengutus 6 orang sahabat, Diantaranya Khalid, Martsad begitu juga dengan Asim bin Tsabit yang mendapatkan tugas tambahan sebagai pimpinan rombongan tersebut. Awalnya Asim bin Tsabit sempat ragu akan tugas tersebut namun dengan lapang dada akhirnya Asim bin Tsabit mau menerima tugas tersebut._

_Saat Asim bin Tsabit & para sahabatnya sampai dikawasan yang bernama  Ar Raji', Tiba-tiba mereka dihujani anak panah oleh kaum kafir Quraisy & beberapa kabilah yang berkhianat. Mereka berhasil mengepung & mengurung rombongan Asim, Kecil kemungkinan rombongan Asim bin Tsabit bisa meloloskan diri. Para pengepung menawarkan kepada Asim agar menyerah &  akan diberikan jaminan keamanan. Rombongan Asim bersilang pendapat mengenai tawaran tersebut. Akan tetapi bagi Asim bin Tsabit tidak ada kompromi (berunding) dengan kaum Musyrikin. Asim bin Tsabit memilih mengangkat senjata sampai menang atau mati syahid. Sedangkan sahabat lainnya memilih berunding & bernegosiasi dengan kabilah Hudzail._ 

_Maka pecahlah pertempuran tidak seimbang antara antara Martsad, Khalid & Asim dengan peralatan seadanya melawan gabungan kaum kafir Quraisy & beberapa kabilah yang berkhianat kepada Rasulullah SAW. Pada suatu kesempatan Asim bin Tsabit terkena anak panah tepat di dadanya hingga Ia Syahid, Begitu juga dengan Martsad & Khalid juga terluka parah karena pertempuran tidak seimbang baik dari segi  jumlah maupun peralatannya._

_*Sarah berlari tergopoh-gopoh menuju rumah Sulafah binti Saad demi memberi kabar akan kematian Asim bin Tsabit. Sulafah binti Saad tetap menginginkan kepala Asim bin Tsabit. Sarah pun menawarkan jasanya dengan mengupah beberapa orang untuk membawakan kepala Asim Tsabit kepada Sulafah binti Saad dengan imbalan uang & hadiah besar.*_ 

_Saat Martsad & Khalid bersembunyi, Martsad memperhatikan jenazah  Asim bin Tsabit tergeletak begitu saja, Martsad bermaksud menyelamatkan sang Syuhada. Tapi Khalid melarangnya karena mereka sedang terluka parah & Khalid sempat  mendengar doa Asim bin Tsabit saat ruhnya akan terlepas dari raganya, Ia berdoa kepada Allah SWT agar orang-orang Kafir tidak bisa menyentuh jasadnya._

_Benar saja tak lama kemudian terdengar derap langkah kaki kuda mendekat, Pasukan kuda tersebut orang-orang suruhan Sarah untuk mengambil jasad sang syuhada Asim bin Tsabit, Namun Allah SWT telah mendengar & mengabulkan permintaan Asim tersebut, Hingga Allah SWT mengirimkan salah satu balatentara Nya berupa Lebah yang sangat banyak. Lebah tersebut tiba-tiba datang & menyelimuti jasad sang Syuhada serta menyerang para penunggang kuda suruhan Sarah, Hingga akhirnya mereka lari tunggang-langgang serta mengurungkan niatnya membawa jasad Asim bin Tsabit._

_*Tentu saja Sulafah binti Saad murka & marah besar kepada Sarah karena kegagalannya membawa kepala Asim bin Tsabit ke hadapannya.*_

_Sarah tak menyerah untuk membawa jasad Asim bin Tsabit kehadapan Sulafah binti Saad demi mendapatkan uang & harta yang melimpah yang dijanjikan oleh Sulafah binti Saad kepadanya. Ketika siang berganti malam Sarah kembali menyuruh orang-orang bayarannya agar kembali mengambil jasad Asim bin Tsabit, Sarah berharap lebah-lebah itu sudah pergi seiring datangnya malam._

_*Martsad kembali mengkhawatirkan jasad Asim bin Tsabit tergeletak begitu saja dilain pihak Ia & Khalid terluka parah hingga tak bisa berbuat banyak, Tapi Khalid menguatkan Martsad bahwa Allah SWT telah menjaganya.*_

_Benar saja tak lama berselang terdengar kembali derap langkah kuda mendekat yang  bermaksud membawa jasad sang Syuhada, Sungguh Allah Azza Wa Jalla telah telah mendengar doa Asim bin Tsabit, Tiba-tiba petir menggelegar bersahut-sahutan di iringi hujan sangat deras yang menghalangi pergerakan penunggang kuda tersebut. Hujan yang menajubkan & sangat jarang terjadi yang menyebabkan banjir, Banjir tersebut membawa serta menyelamatkan sang syahid dari kejahatan Sulafah binti Saad & orang-orang kafir Quraisy yang akan berbuat tak sepantasnya (Mereka akan merusak & mengolok-olok jasad Asim bin Tsabit)._


_*@@@@@ T A M A T @@@@@*_

Wednesday, May 13, 2020

Eboom gratis

🍀🍀☘️🌎🌎🌎🍀🍀☘️🏵️💾🎁📑📕📕📕

Sedot gratis ebook

Yuk unduh buku digital dari Follback Dakwah dan lainnya pada tautan di bawah ini, semoga mencerahkan dan menambah tsaqofah islam kita selama pandemi/ WFH

📖 PSEUDO-IDEOLOGI PANCASILA

http://bit.ly/pseudo_pancasila

📖 KEPEMIMPINAN ISLAM, SOLUSI UNTUK INDONESIA (Kritik atas Kepemimpinan Sekulerisme dan Fir'aunisme)

http://bit.ly/islam_solusi

📖 REKONSTRUKSI KHILAFAH DAN MASA DEPAN CERAH PERADABAN ISLAM (Mengenang Keruntuhan Khilafah 3 Maret 1924)

http://bit.ly/rekonstruksi_khilafah

📖 MENDUDUKKAN SEJARAH KEKHILAFAHAN ISLAM

http://bit.ly/mendudukkan_sejarah

📖 SURAT DARI SERAMBI MEKAH MEMBUAT KHALIFAH MARAH (10 Kisah Sejarah yang Tak Ada di Buku

http://bit.ly/surat_serambi_mekah

📖 MEKANISME PENGANGKATAN KHALIFAH: ANTARA IMAM AN-NAWAWI DAN AL-QADHI AN-NABHANI

http://bit.ly/pengangkatan_khalifah

📖 KHILAFAH: KEWAJIBAN DAN KEBUTUHAN

http://bit.ly/khilafah_kewajiban

📖 PENEBAR HIDAYAH DI LERENG SEMERU (10 Kisah Menggugah Para Pejuang Khilafah)

http://bit.ly/penebar_hidayah

📖 SEPERTI BERDAKWAH DI KANDANG SINGA

http://bit.ly/berdakwah_di_kandangsinga

📖 CARA KHILAFAH MENGATASI KRISIS EKONOMI

http://bit.ly/khilafah_atasi_krisis

📖 JIHAD DAN KHILAFAH: SOLUSI TUNTAS MASALAH PALESTINA

http://bit.ly/solusi_palestina

📖 NARASI ABSURD SANG PEMBENCI KHILAFAH (Tanggapan atas Tulisan “Khilafah Bukan Solusi” Nadirsyah Hosen)

http://bit.ly/pembenci_khilafah

📖 MENDUDUKKAN POLEMIK KHALIFAH DAN KHILAFAH DALAM AL-QUR'AN 

http://bit.ly/polemik_khalifah_khilafah

📖 MENINJAU ULANG KEPOPULERAN PERJUANGAN KHILAFAH : MASA LALU, HARI INI UNTUK MASA DEPAN

http://bit.ly/KLIkurvakhilafah

📖 GEJALA PKI BANGKIT LAGI, BERMUNCULAN PASCA REFORMASI (10 Kisah Ngeri Kebiadaban Kaum Kiri di NKRI)

http://bit.ly/pki_bangkit_lagi_rev

📖 PENYERU KHILAFAH DARI JANTUNG PERADABAN BARAT (10 KISAH MENGGUGAH PARA PEJUANG KHILAFAH DI INGGRIS)

http://bit.ly/penyeru_khilafah

📖 “DISERTASI SAMPAH” DAN BAHAYA LOGIKA MANTIK DALAM PENGAMBILAN HUKUM

http://bit.ly/disertasi_sampah

📖 DEMOKRASI ATAU KLEPTOKRASI?

http://bit.ly/demokrasi_kleptokrasi

📖 BAGAIMANA HIDUP DAN BERJUANG DI INDONESIA 

https://dnuxminds.files.wordpress.com/2010/03/bagaimana-hidup-dan-berjuang-di-indonesia.docx

📖 Silahkan download di antara ringkasan DEFINISI KHILAFAH & DALIL KOKOH KEFARDHUAN MENEGAKKAN KHILAFAH di sini (File PDF Internet Archieve) dari www.irfanabunaveed.net | Youtube: Irfan Abu Naveed: 

1. Makalah Definisi Khilafah (Haqiqah Lughawiyyah & Syar'iyyah):

https://ia801404.us.archive.org/22/items/mendudukkan-makna-khalifah-dan-khilafah-bantahan-i-fix/Mendudukkan%20Makna%20Khalifah%20dan%20Khilafah%20[Bantahan%20I]-FIX.pdf

2. Makalah Kefardhuan Iqamat al-Khilafah [Ijma' Sahabat]:

https://ia801404.us.archive.org/22/items/mendudukkan-makna-khalifah-dan-khilafah-bantahan-i-fix/Soal%20Jawab%20Definisi%20Khalifah-Khilafah%20Secara%20Bahasa%20&%20Syari.pdf

3. Hadits Nabawi "Membantah" Syubhat Kaum Liberal: "Khilafah Hanya 30 Tahun":

https://ia601500.us.archive.org/10/items/hadits-nabawi-membantah-syubhat-kaum-liberal-khilafah-hanya-30-tahun/Hadits%20Nabawi%20Membantah%20Syubhat%20Kaum%20Liberal%20Khilafah%20Hanya%2030%20Tahun.pdf

BAGAIMANAKAH CARA MENEGAKKAN KHILAFAH?

[Berpikir Mustanir]

BAGAIMANAKAH CARA MENEGAKKAN KHILAFAH?

Oleh: Ust Choirul Anam

Menjelaskan Khilafah kepada orang yang terpesona demokrasi tentu saja sangat sulit. Mereka tetap saja menolak Khilafah dengan berbagai alasan, meskipun telah dihadirkan berbagai argumentasi, baik secara normatif, empiris maupun historis. Bagi mereka, demokrasi tetap the best, meski bukti-bukti menunjukkan sebaliknya. Democracy is the best among the worst, menurut mereka. Tapi, seiring dengan berjalannya waktu, dengan dakwah yang ikhlas dan istiqomah, banyak orang yang mulai sadar dari mimpi indah demokrasi dan menerima keniscayaan Khilafah sebagai sistem yang membawa keadilan, kesejahteraan dan ke-ridlo-an Allah.

Saat seseorang telah memahami wajibnya Khilafah, biasanya masih terdapat problem yang tak kalah peliknya, yaitu tentang metode menegakkan Khilafah. Hal ini sangat dimaklumi. Sebab, saat ini, kita hidup dalam negara bangsa (nation state) selama berpuluh-puluh tahun, sehingga sangat sulit menggambarkan metode perubahan menuju ke Khilafah, sebuah negara yang menembus batas-batas nation. Terlebih lagi, metode menegakkan Khilafah memang tidak ditemukan dalam kitab-kitab ulama. Hal ini, barangkali para ulama tidak menduga bahwa Khilafah akan runtuh sehingga memerlukan pembahasan metode tertentu untuk menegakkannya. Para ulama terdahulu hanya membahas wajibnya Khilafah, strukturnya, dan teknis operasionalnya, namun mereka sama sekali tidak pernah membahas metode menegakkannya. Oleh karena itu, menurut sebagian aktivis dakwah, tidak ada tuntunan yang jelas dalam Islam tentang masalah ini. Akibatnya mereka mencoba mengkreasi metode sendiri sesuai dengan logika masing-masing.

Hingga saat ini, paling tidak telah dirumuskan beberapa metode untuk penerapan syariah dan penegakan Khilafah, yang secara logika memang sangat memungkinkan. Diantara: pertama, metode demokratis, yaitu dengan masuk ke dalam sistem demokrasi yang ada, kedua metode jihad, dan yang ketiga metode dakwah siyasiyah (dakwah politis non parlemen).

Tulisan ringkas ini akan membahas beberapa metode di atas, mulai dari logika yang digunakan, serta kelebihan dan kekurangan masing-masing metode. Tulisan ini juga akan membahas benarkah Islam tidak mengajarkan metode tertentu tentang metode penegakan Khilafah ini sehingga kita boleh berkreasi sesuai dengan logika kita masing-masing?.

***
Metode pertama untuk menegakkan syariah dan Khilafah adalah metode demokrasi. Metode ini menganggap bahwa demokrasi hanyalah saranan untuk mencapai tujuan-tujuan politik tertentu, diantaranya untuk menerapkan syariah dan menegakkan Khilafah. Metode ini juga sering dinamakan metode evolusi, karena perubahan yang diharapkan terjadi secara gradual (pelan-pelan) dalam sistem demokrasi yang ada. Metode ini juga dianggap sebagai metode yang konstitusional dalam perjuangan Islam.

Logika metode ini adalah sebagai berikut: perubahan apapun dan di manapun tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa dan sembarangan, apalagi perubahan menuju tegaknya syariah dan Khilafah. Perubahan ini membutuhkan proses dan proses ini harus berjalan secara alamiah dan konstitusional. Karena itu, metode paling rasional adalah dengan memasuki sistem politik yang eksis saat itu. Pada kondisi sekarang, sistem yang eksis itu adalah demokrasi. Artinya, perubahan politik apapun harus mengikuti sistem demokrasi ini.

Proses perjuangan dalam metode demokrasi adalah sebagai berikut: Pertama para tokoh umat yang menginginkan tegaknya syariah dan Khilafah harus membuat partai politik (parpol) Islam yang legal sesuai dengan aturan main demokrasi. Selanjutnya parpol Islam ini harus bertarung secara fair dalam pesta demokrasi (pemilu) dengan parpol-parpol yang ada. Dari pertarungan ini diharapkan parpol Islam dapat memenangkan pemilu dan meraup dukungan umat yang besar. Tentu diharapkan dukungan masyarakat (kursi) lebih dari 50% suara, sebab aturan dalam demokrasi, segala macam keputusan dan hukum diambil dengan musyawarah mufakat atau voting yang pemenangnya jika suara melebihi 50%. Oleh karena itu, menurut mereka, perjuangan ini merupakan perjuangan antara hidup dan mati.

Dengan masuknya para tokoh Islam ke legislatif diharapkan akan dapat memasukkan nilai-nilai Islam dalam setiap hukum atau konstitusi yang dibuat. Atau istilah sederhananya, mewarnai hukum-hukum legislatif dengan Islam, yaitu yang berasal dari al qur’an dan sunnah. Kemudian secara bertahap, akan semakin banyak hukum yang diwarnai dengan nilai-nilai Islam, sehingga diharapkan sampai pada suatu titik dimana semua hukum terwarnai dengan hukum Islam.

Dengan perjuangan metode demokrasi ini, para tokoh Islam tidak hanya duduk dalam kursi legislatif, tetapi memungkinkan mereka untuk duduk dalam kursi eksekutif, yang akan mengeksekusi hukum dan undang-undang yang sudah bernafaskan Islam tersebut. Dengan demikian syariah dan substansi Khilafah sudah tegak di suatu negeri. Pada saat itu, Islam sudah kaffah.

Benarkah syariah dapat diterapkan dan Khilafah dapat tegak dengan metode ini? Harus diakui metode ini merupakan metode yang sangat logis, sangat masuk akal. Dengan metode ini, memungkinkan undang-undang diwarnai dengan nilai Islam.

Namun, jika dicermati secara mendalam, metode ini hanya memungkinkan berhasilnya mewarnai hukum atau konstitusi dengan Islam. Metode ini tampaknya sulit sekali untuk menghasilkan undang-undang Islam. Metode ini hanya mengijinkan alqur’an dan hadits mewarnai, tetapi tidak mengijinkan menjadi sumber hukum. Mengapa demikian? Karena rule of game dalam demokrasi memang demikian. Kedaulatan tertinggi ada pada rakyat, bukan pada Allah. Sehingga al qur’an tidak boleh menjadi sumber hukum, tetapi sumber hukum itu adalah suara rakyat. Al qur’an boleh mewarnai hukum dan konstitusi selama diijinkan oleh sumber hukum yang sebenarnya, yaitu suara rakyat. Ini dari aspek hukum dan undang-undang.

Sementara, dari aspek tegaknya Khilafah, secara logika, metode ini tidak akan pernah bisa menghadirkan Khilafah dalam arti yang sebenarnya. Sejak awal metode ini bermain dalam wilayah nation (nasionalisme), sementara Khilafah sendiri sejak awal menembus batas-batas nation (nasionalisme). Ibaratnya menjahit baju untuk gajah dewasa dengan ukuran anak bayi (manusia). Bisa nggak baju bayi (manusia) tadi untuk dipakai gajah dewasa? Bisa, dengan syarat. Syaratnya baju tadi dibongkar lagi, lalu ditambahkan kain lain dan dijahit lagi. Iya, syaratnya baju tadi dibongkar lagi. Artinya, metode demokratis memang sejak awal tidak didesain untuk perubahan sistem demokrasi, termasuk tegaknya Khilafah. Sehingga untuk mengubahnya menjadi Khilafah, sistem demokrasi perlu dibongkar lagi. Itu dari sisi ukuran, dari sisi bentuk dan aspek lainnya pasti sangat berbeda.

Penjelasan di atas, diasumsikan bahwa para pejuang Islam dan Khilafah dalam sistem demokrasi benar-benar istiqomah dalam perjuangannya. Artinya mereka menjadikan demokrasi sebagai alat, bukan menjadi “penikmat” demokrasi. Namun, keistiqomahan dalam sistem demokrasi tampaknya menjadi “barang mewah”. Sebab, rule of game dalam demokrasi, memang memaksa setiap pemain di dalamnya untuk berprilaku pragmatis, culas dan manipulatif. Sebab, hanya dengan cara itu game di dalamnya dapat dimenangkan. Sangat tidak mengherankan jika ada parpol Islam, tetapi korupsi dan tidak konsisten dengan janjinya saat kampanye. Memang begitulah watak dalam demokrasi. Sungguh sangat tidak mengherankan saat seorang politisi partai dakwah ditanya “mengapa tidak mengkapanyekan syariah?”, ia menjawab dengan kalem bahwa “Syariah tidak laku dijual. Yang laku dijual adalah tentang keadilan, kesejahteraan, kemakmuran dan lain-lain”. Begitulah rule of game dalam demokrasi...

***
Metode kedua untuk menegakkan Khilafah adalah metode jihad. Metode jihad ini diambil dari banyak ayat alqur’an dan hadits Nabi. Rasul mengatakan bahwa jihad adalah puncak ajaran Islam. Rasul sendiri saat di Madinah melaksanakan jihad lebih dari 70 kali, sebagian di pimpin sendiri oleh beliau, sebagian lagi Rasulullah menunjuk sahabatnya untuk menjadi panglima dalam suatu jihad, sementara Rasulullah tetap berada di Madinah.

Jika kita mencermati dengan seksama, jihad yang sedemikian banyak dilakukan oleh Rasulullah, itu hanya terjadi saat Rasulullah sudah tinggal di Madinah. Apa arti semua ini? Jika Madinah adalah Daulah Islam, sementara jihad dilaksanakan saat di Madinah, apakah dapat diterima dengan akal sehat bahwa Daulah Madinah ditegakkan dengan jihad?

Pembahasan ini sama sekali tidak hendak menghina jihad atau mengendorkan semangat jihad. Sungguh itu adalah perbuatan setan. Jihad adalah ajaran Islam yang sangat agung. Ia adalah puncak dari semua puncak ajaran Islam. Namun, kita juga harus mendudukkan secara proporsional sesuai dengan tempatnya. Hal ini sama dengan sholat. Sholat adalah rukun Islam yang nilainya sangat tinggi di dalam Islam. Cukuplah orang dikatakan sebagai gembong kesesatan, jika ia menghina sholat. Namun demikian, dapatkan sholat dijadikan sebagai metode menegakkan Khilafah? Itu merupakan sesuatu yang tidak proporsional. Apa, bagaimana dan fungsi jihad, insya Allah akan dibahas di lain kesempatan.

Kita kembali ke metode jihad. Sebagai sebuah metode, jihad memang sangat mungkin untuk mengantarkan tegaknya syariah dan Khilafah. Logikanya seperti ini: Negara di manapun di dunia ini terdapat pemerintahan yang menjalankan semua kebijakan terhadap warga negaranya. Negara juga memiliki berbagai pilar untuk menopang agar pemerintahan di negara tersebut tetap berlangsung. Pilar utama untuk pertahanan negara adalah militer negera tersebut. Oleh karena itu, jika militer suatu negara dapat dilumpuhkan, maka akan dengan mudah bagi pihak yang melumpuhkan tadi untuk mengambil alih kendali pemerintahan dan mengatur pemerintahan sesuai dengan yang diinginkan. Seandainya para pengambil kekuasaan tadi menginginkan Khilafah, maka pasti akan tegak Khilafah di tempat tersebut.

Tentu saja, cara paling masuk akal untuk melumpuhkan militer adalah dengan tindakan militer yang sepadan. Militer hanya bisa dihadapi dengan militer. Nah, aktivitas militer oleh suatu gerakan inilah yang dinamakan dengan metode jihad. Jadi, Khilafah akan tegak dengan jihad.

Menurut logika ini, kendali pemerintahan tidak akan pernah diberikan dengan cuma-cuma. Pemerintahan hanya bisa direbut dengan jihad. Oleh karena itu, menurut logika ini, perjuangan penegakan Khilafah tanpa jihad adalah aktivitas kemunafikan yang tak layak diperhitungkan.

Jadi, secara logika memang jihad sangat mungkin mengantarkan pada tegaknya Khilafah.

Namun, tentu saja metode ini juga memiliki kekurangan, diantaranya: metode ini mengantarkan kekuasaan dengan paksaan dan perebutan. Sementara rakyat bisa jadi tidak setuju. Khilafah metode ini sangat rentan. Sebab, begitu ada kesempatan untuk menggulingkan, rakyat akan menggulingkan kembali pemerintahan model ini.

Satu-satunya cara yang dapat digunakan untuk menghindari ini adalah dengan memaksa rakyat dan menindas mereka. Mereka dipaksa tunduk dan dikekang, sehingga tidak memungkin bagi rakyat untuk menggalang kekuatan guna menggulingkan Khilafah model ini. Khilafah seperti akan mengisi hari-harinya dengan kekerasan kepada rakyatnya sendiri, apalagi kepada pihak lain. Tentu saja, Khilafah ini lebih mirip penjara besar. Semua hal dilakukan dengan paksaan dan intimidasi. Memang bisa jadi, Khilafah akan mengedukasi masyarakat sehingga masyarakat paham dan mendukung mereka.

Apakah Khilafah yang dipenuhi dengan paksaan dan intimidasi ini merupakan Khilafah ala minhaj an nubuwwah, dimana rakyat merasa aman dan bahagia hidup di dalamnya?

***
Sebelum membahas metode penegakan Khilafah, kita akan membahas dahulu, benarkah Islam tidak mengajarkan penegakan Khilafah?

Khilafah adalah Daulah Islam, yang pertama kali berdiri di Madinah oleh Rasulullah, kemudian diteruskan oleh para Sahabat dan runtuh pada tahun 1924 M. Khilafah diperjuangkan oleh Rasulullah dan Sahabatnya, bukan turun dari langit seperti dalam film Aladin.

Artinya apa? Artinya Khilafah itu adalah hasil dari perjuangan Rasulullah, sementara perjuangan Rasulullah adalah teladan bagi umatnya. Tentu saja, Rasulullah dalam mendirikan Daulah Madinah memiliki metode tertentu sebagaimana diajarkan oleh Rabbnya, Allah. Nah, metode yang ditempuh Rasulullah, inilah sebetulnya merupakan metode Islam dalam menegakkan Khilafah. Lebih tegas lagi, Islam sebenarnya mengajarkan metode penegakan Khilafah, yaitu mengikuti metode yang ditempuh oleh Rasulullah. Metode penegakan Khilafah, bukan semata-mata karena logis, tetapi metode ini adalah bagian dari ajaran Islam yang agung.

Siapa saja yang meneliti dakwah Rasulullah dengan cermat, akan menemukan bahwa Rasulullah berjuang untuk menegakkan Khilafah justru saat di Makkah dan akhirnya berhasil di Madinah. Sebab, saat Rasul di Madinah, Daulah Islam sudah tegak, tidak perlu ditegakkan lagi. Dari Madinah inilah kemudian Daulah islam menyebar ke seluruh penjuru Arab, lalu menyebar ke seluruh dunia. Ingat, disebarkan ke seluruh dunia, bukan didirikan di seluruh dunia.

Siapa saja yang meneliti dakwah Rasulullah saat di Makkah, akan menemukan bahwa Rasulullah tidak pernah menggunakan metode jihad. Bahkan, saat terjadi Baiat oleh tokoh Madinah di Mina, lalu mereka menawarkan untuk memerangi masyarakat Mina, Rasulullah menolaknya. Rasulullah memerintahkan mereka untuk segera kembali ke Madinah, dan menunggu suatu saat, jihad akan dilaksanakan pada waktunya. Ini menjelaskan dengan sangat gamblang bahwa metode penegakan Khilafah bukanlah jihad, meskipun secara logika jihad dapat mengantarkan pada tegaknya Khilafah.

Metode menegakkan Khilafah juga bukan dengan memasuki sistem kekuasaan yang sedang eksis, baik pada level eksekutif atau legislatif. Siapa saja yang membaca dengan teliti sirah Rasulullah, akan menemukan bahwa Rasulullah justru menolak metode seperti itu. Bahkan Rasulullah pernah ditawari oleh tokoh-tokoh Makkah yang tergabung dalam Darun Nadwah, yang saat itu diwakili oleh Utbah bin Rabi’ah. Mereka menawarkan jabatan raja, uang, dan fasilitas lainnya. Tentu saja, jika kita menggunakan logika “lebih bermanfaat dalam dakwah”, Rasulullah harusnya menerima tawaran ini. Ibaratnya Rasulullah sudah didukung oleh 99% suara, tetapi tentu dengan syarat, yaitu Rasulullah tidak boleh mengubah rule of game yang berlaku di Makkah saat itu. Rasulullah menolak dengan keras permainan ini dan konsisten dengan metode yang diajarkan oleh Allah SWT.

Lalu, apa yang dilakukan oleh Rasulullah untuk mendakwahkan Islam dan di dalamnya menegakkan Daulah Islam?

Yang dilakukan Rasulullah adalah dakwah murni. Maksudnya Rasulullah menyampaikan dakwah apa adanya. Islam disampaikan sebagai diin, sebagai aturan kehidupan yang komprehensif yang mengatur seluruh aspek kehidupan, baik dalam hubungan manusia dengan tuhannya, manusia dengan dirinya, dan manusia dengan sesamanya, termasuk dalam interaksi sosial dalam skala besar, yang saat ini disebut Daulah atau Negara.

Itu disampaikan apa adanya kepada seluruh masyarakat. Lalu akhirnya satu demi satu, masyarakat menerima dakwah Rasulullah. Orang-orang yang menerima itu kemudian diorganisir dalam organisasi yang sangat rapi. Masing-masing Shahabat diberi tugas dakwah sesuai dengan kemampuan dan latar belakangnya. Bilal diminta dakwah di kalangan budak. Ali di kalangan remaja. Abu Bakar di kalangan pedagang, dan seterusnya. Dari sana, opini Islam tersebar luas dan tentu saja terjadi penentangan dakwah yang luar biasa hebatnya dari tokoh-tokoh Makkah.

Dalam situasi itu, kemudian Allah memerintahkan Rasulullah untuk mendakwahi kalangan tokoh-tokoh di Jazirah Arab, yaitu pada musim haji. Tahapan ini dinamakan dengan thalab an nushrah. Diantaranya adalah tokoh dari Bani Kalb, dari Bani Kindah, dari Bani Hanifah dan lain-lain. Semuanya berakhir dengan gagal. Rasulullah ditolak dengan mentah-mentah.

Namun demikian ada beberapa kabilah yang hampir saja berhasil, diantaranya adalah Kabilah Bakar bin Wa’il. Namun, Daulah tidak bisa didirikan di sana, sebab Kabilah Bakar bin Wail bertetangga dengan Persia. Jika daulah berdiri di sana, akan segera hancur diserang oleh Persia. Kabilah lain yang hampir mau negaranya menjadi Daulah Islam adalah Bani Amir bin Sho’shoah. Hanya saja mereka meminta agar sepeninggalnya Rasulullah (setelah wafatnya Rasulullah), kekuasaan menjadi milik anak cucu Bani Amir. Rasulullah menolak dengan keras permintaan Bani Amir ini.

Sampai akhirnya, pertolongan itu datang dari Suku Khazraj, dari Yatsrib. Mereka menerima Islam dan siap negerinya dijadikan sebagai Daulah Islam. Setelah disiapkan sekitar dua tahun dan masyarakatnya siap, Rasulullah hijarha ke Yatsrib dan menjadi pemimpin di sana. Saat itu namanya diubah menjadi Madinah.

Perlu dicatat di sini bahwa kekuasaan diberikan kepada Rasulullah tanpa kompensasi, kecuali dijanjikan surga kepada mereka. Oleh karena itu, pernyataan beberapa aktivis Islam, bahwa pemerintahan harus direbut dengan senjata, itu murni logika. Fakta di lapangan terkadang tidak seperti itu. Ini pula yang terjadi pada Rasulullah.

***
Metode ketiga dalam menegakkan Khilafah adalah metode Rasulullah. Inilah meode syar’i yang diajarkan oleh Islam.

Memang tidak ada nama khusus untuk metode ini. Untuk sekedar identifikasi, jamaah dakwah yang mencoba meniru Nabi dalam menegakkan Daulah Islam itu menamakan sebagai metode dakwah fikriyah dan siyasiyah (dakwah pemikiran dan politis non parlemen). Salah satu jamaah dakwah yang mengadopsi metode ini adalah Hizbut Tahrir (HT).

Kata kunci dalam metode ini adalah dukungan masyarakat dan tokoh-tokoh, terutama ahlul quwwah (sekarang militer). Dengan dukungan masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat, negara akan berubah secara revolusioner secara damai. Tanpa pertumpahan darah dan rebutan kekuasaan model demokrasi.

Adakah kelemahan metode ini? Sebenarnya bukan kelemahan, tetapi metode ini memang sangat berat, dibutuhkan kesabaran yang super-super-super extra. Sebab, metode ini mengajak perang pemikiran secara terbuka sejak awal. Metode ini juga sangat sulit dipahami. Betapa sulitnya menjelaskan kepada masyarakat, menegakkan Khilafah tetapi tidak masuk parlemen dan tidak dengan jihad. Gerakan seperti ini akan disebut sebagai OMDO atau bermulut besar oleh sebagian besar masyarakat, pada awalnya.

Apakah Khilafah bisa tegak dengan metode ini? Tentu saja sangat mungkin. Rasulullah juga berhasil dengan metode ini. Mungkin para Jendral mendukung Khilafah dan memberikan kekuasaan pada Khilafah? Tentu saja mungkin, setelah mereka yakin dan melihat bukti tak terbantahkan.

Apakah metode ini berarti harus sering demonstrasi dan seminar atau konferensi? Tentu saja tidak. Demonstrasi, seminar, konferensi dan lain-lain hanyalah salah satu sarana untuk menjelaskan pemikiran kepada masyarakat. Tentu saja, ada ribuan sarana lain yang bisa ditempuh untuk menjelaskan gagasan kepada umat.

Kata kunci dalam metode ini adalah mendapat dukungan masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat, terutama jajaran militer. Jika kondisi ini terpenuhi maka Khilafah akan tegak di suatu negeri dengan izin Allah. Dari sana kemudian, Khilafah disebarluaskan ke seluruh dunia, insya Allah.

Tentu saja ada banyak aktivis dakwah yang menentang metode ini, mereka mengatakan “Itu kan Rasulullah. Untuk Rasulullah wajar berhasil dengan metode itu. Sebab beliau dibimbing wahyu.” Terhadap argumentasi itu, kita patut bertanya pada diri kita: “Jika tidak Rasulullah, lalu siapa yang kita ikuti? Jika Rasulullah dibimbing wahyu, berarti mengikuti jalannya juga dibimbing oleh wahyu. Dan sebaliknya, mengikuti jalan selainnya berarti tidak dibimbing wahyu. Bukankah demikian?”.

Wallahu a’lam.