Sunday, May 30, 2021

 Dulu waktu Anda belum bergabung dengan Hizbut Tahrir, anda selalu disinggung karena masih bersikap apatis terhadap dakwah, membuka aurat dan lainnya. Kini, setelah masuk dalam jamaah, Anda juga tidak berhenti diuji. Bahkan, kini lebih berat lagi.


Apakah yang mereka katakan bahwa Dakwah Pemikiran / Ideologi tidak akan menegakkan Khilafah? Tunggu, jangan terburu-buru menyimpulkan, menyalahkan bahkan mencaci dan menghina, karena semuanya adalah tanda dari kemalasan berpikir.


Mari kita simak FAKTANYA!


----------


1. Syeikh Taqiyyudin sudah menjelaskan dalam Kitab Takatul Hizby, bahwa yang meruntuhkan Khilafah tahun 1924 adalah karena lemahnya pemahaman kaum Muslim. Dan itu …. | Pemikiran.


2. Banyak gerakan dakwah dari gerakan bersenjata, sosial, pendidikan, ahlak, dan lainnya yang sudah mencoba menegakkan Khilafah namun gagal. Itu karena lemahnya … | Pemikiran.


3. Khilafah Utsmaniy, dikalahkan bukan karena lemahnya tentara atau kurangnya persenjataan. Tapi, karena … | Pemikiran.


4. Tentara Khilafah Utsmaniy sangat kuat dan disegani, bahkan dikatakan takkan terkalahkan, namun Khilafah jatuh karena lemahnya bahasa Arab, berhentinya kaum muslim dari aktifitas ijtihad. Dan itu … | Pemikiran.


5. Ratusan tahun Barat mencari kelemahan kaum Muslim, perang demi perang, puluhan kali perang salib, Khilafah tidak bisa dikalahkan. Namun akhirnya jatuh karena lemahnya kaum Muslim akan …. | Pemikiran.


6. Barat mengetahui bahwa cara terbaik mengalahkan Khilafah bukan dengan peperangan fisik, tapi dengan …. | Pemikiran.


7. Mereka berpikir keras untuk meruntuhkan Khilafah, ratusan tahun akhirnya ditemukan bahwa cara yang paling ampuh adalah dengan menjauhkan Alquran dari dada kaum Muslim. Dan itu … | Pemikiran.


8. Kaum Muslim dilemahkan dari sisi pemahaman tentang Islam, diberikan pemahaman Asing. Itu … | Pemikiran.


9. Oleh sebab itu, kaum Muslim sebelum dipecah-belah menjadi beberapa bagian Negara kecil seperti sekarang, mereka dicekoki pemahaman asing seperti nasionalisme. Dan itu … | Pemikiran.


10. Arab meminta lepas dari Turki Utsmaniy, Turki memerdekakan diri oleh Kamal At-Tarturk dan menjadi Negara sekuler. Itu karena … | Pemikiran.


11. Sebelumnya, didirikan sekolah Orientalis, kaum orientalis disebar ke seluruh penjuru dunia Islam dan bertujuan untuk melemahkan Kaum muslim dari segi … | Pemikiran.


12. Dari pemahaman yang rancu tentang Islam, lemahnya pemikiran akhirnya mereka mengadopsi hukum-hukum Barat. Dan itu karena lemahnya … | Pemikiran.


13. Kaum Muslim dinistakan seperti sekarang karena mereka lemah akan pemahaman yang benar tentang Islam. Dan itu juga disebabkan oleh … | Pemikiran.


14. Sulitnya (bukan mustahil) perjuangan mengembalikan Daulah Islam juga karena banyak kaum muslim yang tidak paham bahwa Khilafah / Daulah itu wajib ditegakkan dan meninggalkan hukum-hukum sekarang. Itu juga karena … | Pemikiran.


15. Kaum muslim dicekoki pemahaman asing dari mulai sekolah dasar dengan kurikulum liberal dan sekuler hingga mereka dibentuk menjadi apatis terhadap islam. Itu juga masalah … | Pemikiran.


16. Banyak orang Islam tapi tidak mau menerapkan hukum Islam, tidak sholat, tidak menutup aurat dan lainnya. Juga akibat dari lemahnya … | Pemikiran.


17. Barat merencanakan ini ratusan tahun dan kini bisa terlihat hasilnya. Kaum muslim terbagi 42 negara dan seakan tidak pernah bersatu dahulunya, karena mereka tidak memahami sejarah yang memang sudah diputarbalikkan oleh Barat dan antek. Itu masalah … | Pemikiran.


18. Jika Barat menghancurkan Khilafah, melemahkan pemahaman kaum Muslim, dan men-sekulerkan dan meliberlakan Kaum Muslim dengan pemikiran, bukankah solusinya juga … | Pemikiran.


19. Barat mengetahui senjata tidak akan mempan terhadap Khilafah, begitu juga senjata tidak akan mempan untuk menegakkan Khilafah. Namun yang akan menegakkan adalah … | Pemikiran.


20. Kita lihat sejarah, waktu Rosul dakwah di Makkah, saat belum menjumpai Nushroh. Apa yang beliau dakwahkan? … | Pemikiran.


21. Apa yang ditakutkan oleh kaum Quraisy terhadap Rosul dan Sahabat? Mereka tidak memiliki senjata. Tapi karena mereka membawa … | Pemikiran.


22. Quraisy memahami betul bahwa apa yang dibawa oleh Rosul dan Sahabat akan membuat mereka kalah baik dari sisi jumlah, pengaruh dan … | Pemikiran.


23. Oleh sebab itu, kaum muslim disiksa, dicaci, dihina, diburu, dibunuh oleh Quraisy. Itu bukan karena mereka membawa senjata atau melakukan perlawanan. Tapi karena … | Pemikiran.


24. Kemudian, apa yang dilakukan Mus’ab di Madinah hingga suku Aus dan Khazraj masuk Islam dan siap menjadi Nushroh untuk menyebarkan Islam, dimana ini sebelum Khilafah tegak. Apakah Mus’ab datang dengan senjata? atau… | Pemikiran.


25. Sekarang, Barat juga mengetahui, seberapapun kuatnya kelompok bersenjata, selama pemahaman tentang Islam masih lemah, maka itu sama saja. Dan itu disebabkan … | Pemikiran.


26. Berkaca dari runtuhnya Khilafah Utsmaniy, kurang apa mereka coba? Mereka memiliki tentara superpower, menjadi adidaya. Namun kalah akibat lemahnya … | Pemikiran.


27. Maka, bagi Barat, seberapapun banyak dan kuat kelompok bersenjata mengancam mereka, jika itu bukan oleh Khilafah, maka akan tetap melanggengkan hegemoni Barat di Negara-negara Islam. Afghanistan banyak klan Mujahidin namun Demokrasi masih berjalan. Itu karena masyarakat lemah akan … | Pemikiran.


28. ISIS sudah berjuang keras, namun hanya sebatas beberapa wilayah dari Iraq dan Suriah saja yang dikuasai, sistem Demokrasi masih berjalan disebagian besar wilayah Iraq dan Suriah. Ini karena … | Pemikiran.


29. Dan, yang dimaksud Amerika, Eropa dan Rusia takut dengan Hizbut Tahrir bukanlah takut dalam arti Hizb sebagai gerakan tanpa senjata. Tapi kareana … | Pemikiran.


30. Oleh sebab itu, di Amerika, Eropa dan Rusia banyak syabab yang ditangkap dan dipenjara bukan karena membawa senjata. Mereka takut dengan apa yang dibawa Hizb, yaitu … | Pemikiran.


31. Mereka sadar betul dengan apa yang dibawa Hizb akan menyatukan seluruh negeri-negeri Muslim dan Khilafah akan tegak. Ini yang mereka takutkan. Bukan Hizb sendiri tapi apa yang diemban. Itu … | Pemikiran.


32. Mereka mengetahui bahwa ideology Islam yang menyadarkan seluruh muslim bersatu. Ketika bersatu, sudah pasti Khilafah tegak. Itu … | Pemikiran.


33. Mereka mengetahui jika umat Islam sadar akan kekuatan agama dan ideology Islam akan bisa menyatukan kaum Muslim dan mampu menegakkan Khilafah. Dan itu juga … | Pemikiran.


34. Jadi, umat Islam dipecah belah oleh pemikiran maka disatukan kembali juga dengan … | Pemikiran.


35. Oleh sebab itu, jika ingin memahami fakta tentang konstalasi politik dalam dan luar negeri, harus dengan jeli dan harus dengan kecermelangan dan kejernihan … | Pemikiran.


36. Bukan dengan semangat saja, melihat darah dan senjata menjadi wah. Dan bukan begitu cara memahami alur peta politik luar negeri. Harus dengan mendalamnya pemahaman tentang fakta. Itu juga … | Pemikiran.


37. Itulah yang dikatakan sebagai politikus muslim yang ulung dan negarawan yang handal. Sebab dengan … | Pemikiran.


38. Itupula yang menyebabkan Hizbut Tahrir tidak bisa dipidanakan dengan alasan kekerasan atau sabotase dan teroris. Karena apa yang dibawah Hizb adalah … | Pemikiran.


39. Ingat, satu peluru menembus paling banyak dua kepala dengan Magnum Sniper Rifle Kaliber 7.62×51 mm NATO. Namun, dengan Dakwah memahamkan kaum muslim, satu ide, jutaan kepala bisa dirubah, itu terbukti dengan jumlah Hizb yang berkembang pesat. Itu juga … | Pemikiran.


40. Apa yang dibawa Rosul tentang Islam juga … | Pemikiran.


41. Bahkan, Dakwah adalah … | Pemikiran.


42. Jihad juga untuk menyebarkan … | Pemikiran.


43. Semua bersimpul dari … | Pemikiran.


44. Jadi, jangan hina dakwah yang mengedepankan persatuan kaum Muslim dengan tegakknya Khilafah melalui … | Pemikiran.


45. Maka, Khilafah akan tegak sebagaimana janji Rosul bahwa Khilafah yang kedua adalah sama persis seperti Khilafah yang pertama, dari mulai permulaan, perjuangan, penyebaran dan penerapan. Itu semua adalah … | Pemikiran.


Oleh : ustadz Syamsul Arifin


#ReturnTheKhilafah

#KhilafahAjaranIslam

#WeNeedKhilafah

Friday, May 21, 2021

STRATEGI GLOBAL PENGHANCURAN AJARAN ISLAM DI INDONESIA MELALUI ISLAM NUSANTARA

 [16/5 17.17] IrJend Pol  Dwi Purwanto.: Artikel  yg bagus dibaca untuk memahami kondisi global dan Indonesia sekarang perlu bersabar panjang....



*ARTIKEL ILMIAH*

(Muslim yang waras wajib baca)


*STRATEGI GLOBAL PENGHANCURAN AJARAN ISLAM DI INDONESIA MELALUI ISLAM NUSANTARA*


Pada tahun 2004, Daniel Pipes, pendiri Middle East Forum yang juga dikenal sebagai dalang gerakan Islamophobia menulis sebuah artikel berjudul *“Rand Corporation and Fixing Islam”*. 

Dalam tulisannya tersebut, Pipes mengaku senang. Harapannya untuk memodifikasi Islam berhasil diterjemahkan dalam sebuah strategi oleh peneliti Rand Corporation, Cheryl Benard.


Oleh Benard, misi ini ia sebut dengan istilah *religious building*, upaya untuk membangun agama Islam alternatif. 

Benard mengakui bahwa misi ini sangat berbahaya dan kompleks, jauh lebih menakutkan dibanding misi nation building. 


Sedangkan Pipes, menganalogikan misi ini sebagai upaya untuk masuk ke dalam wilayah yang belum terpetakan. “Ini adalah sesuatu yang belum pernah dicoba sebelumnya,” tulisnya.


Sebelumnya, Cheryl Benard, yang berdarah Yahudi ini pernah mencetuskan *ide untuk mengubah Islam menjadi agama yang pasif dan tunduk kepada Pemerintah AS*. 


Serangkaian strategi pun dirancang dan dituliskan. Ia memaparkan konsepnya itu dalam buku berjudul *“Civil Democratic Islam: Partners, Resources, and Strategies.”*


Mereka ingin mengubah Islam, karena ajarannya yang murni tidak akan mengizinkan non-Muslim mengendalikan umat Islam, sumber daya mereka, tanah mereka, atau kekayaan mereka. 

Bagi mereka ini adalah masalah besar.

Gayung bersambut. Presiden George W. Bush Jr menyambut strategi tersebut. 

Khilafah menjadi salah satu ajaran dalam Islam yang mereka hantam. Dalam sebuah pidatonya pada bulan September 2006, Bush mengungkapkan:

“Mereka berharap untuk membangun utopia politik kekerasan di Timur Tengah, yang mereka sebut Khilafah.. Khilafah ini akan menjadi kekaisaran Islam totaliter yang mencakup semua wilayah Muslim, baik saat ini maupun di masa lalu, membentang dari Eropa ke Afrika Utara, Timur Tengah, hingga Asia Tenggara…”


Tak hanya itu, dalam pidato yang sama, Bush pun bersumpah, tak akan membiarkan khilafah tegak. “Saya tidak akan membiarkan hal ini terjadi. Dan tidak ada seorangpun Presiden Amerika di masa depan yang akan membiarkannya juga.”


Jika AS mampu mencegah pembentukan kekhalifahan, mengontrol minyak dan sumber daya energi lainnya di dunia Islam, maka, akibatnya, mereka akan memiliki kekuatan untuk memaksakan kebijakannya di seluruh dunia yang bergantung pada minyak tersebut.


Misi yang dicanangkan oleh Benard adalah bagian dari program perang melawan teror, sebuah perang yang menurut Presiden George W. Bush dan Menteri Luar Negeri saat itu, Colin Powell, identik dengan Perang Salib.

“Perang salib ini, perang melawan terorisme ini akan memakan waktu cukup lama. Dan rakyat Amerika harus bersabar. Saya akan bersabar,” kata Bush dalam pidatonya tahun 2001.


Pada tahun 2004, dalam percakapannya dengan presiden Pakistan saat itu, Pervez Musharraf, Powell mengatakan, “Saya memanggil Presiden Musharraf dan berkata: ‘Kami butuh jawaban Anda sekarang. Kami membutuhkan Anda sebagai bagian dari kampanye ini, perang salib ini.’”

Islam ala Rand Corp

Pertanyaannya, bisakah Amerika meyakinkan kaum Muslimin di seluruh dunia untuk menerima “Islam ala Rand” ini? Tidak. Rand  Corporation pun telah mengakui hal ini. 


Mereka meyakini bahwa umat Islam telah kehilangan kepercayaan kepada Amerika. AS kalah dalam perang gagasan di dunia Islam, gagal mempromosikan kebijakannya kepada umat Islam yang waspada terhadap niat dan kemunafikan Amerika, menurut penasehat Pentagon.


Maka dari itu, Rand Corp menyatakan bahwa dalam program ini tangan Amerika harus disembunyikan. Sementara, boneka Muslim yang dipilih dengan hati-hati harus berada di garis depan untuk mengantarkan Islam versi baru ini.


Lantas siapa yang akan menjadi boneka dalam Islam ala Rand Corp?

Bagi mereka, mitra ideal untuk menjalankan pekerjaan ini adalah Muslim dari ‘dalam’ komunitas umat Islam yang akan bekerja untuk kepentingan Amerika. Rand melabeli mereka sebagai kaum ‘modernis/moderat’. 

Ciri dari kelompok modernis ini, menurut Benard, adalah keinginan untuk “memodernkan dan mereformasi Islam, agar sejalan dengan zaman.”


Lalu, bagaimana mereka mampu menjalankan misi dari pemerintah AS tersebut?

Pertama, Rand merekomendasikan *agar Muslim yang memahami Islam sejati dan ingin menerapkan Syariat Islam disingkirkan, dengan melabelinya sebagai fundamentalis dan ekstremis, pengecut dan pengacau.* 


Rand memberi saran kepada Amerika untuk mendiskreditkan dan menghina para pengikut Islam sejati.


Setelah menyingkirkan kelompok “fundamentalis”, AS akan mengangkat kaum modernis sebagai role model dan pemimpin Islam. Mereka memberikan dukungan kepada kaum modernis, apapun yang mereka minta, antara lain dengan mengontrol sistem pendidikan, pendanaan, liputan media, sehingga kaum modernis bisa menyingkirkan halangan yang menghambat dominasi Amerika. 


RAND menyarankan:

*Buat role model dan para pemimpin (dari kalangan modernis)*

Mereka harus dipelihara dan ditampilkan secara publik sebagai wajah Islam kontemporer … 

Modernis yang berisiko menghadapi persekusi (karena penodaan dan pengkhianatan mereka) harus dibangun (citranya) sebagai pemimpin hak-hak sipil yang pemberani. Publikasikan dan distribusikan karya mereka dengan dukungan biaya. Dorong mereka menulis untuk masyarakat dan para pemuda. 


*Perkenalkan pandangan mereka ke dalam kurikulum pendidikan Islam*

Beri mereka panggung di publik. Buat pendapat dan penilaian mereka tentang pertanyaan mendasar dari penafsiran agama tersedia bagi masyarakat, dalam persaingan dengan para fundamentalis dan tradisionalis, yang memiliki website, penerbitan, sekolah, institut, dan banyak kendaraan lain untuk menyebarkan pandangan mereka.”*


Untuk strategi jangka panjang, Rand menyarankan agar para boneka modernis ini mampu membuat para pemuda Islam memeluk sekularisme, bangga dengan sejarah non-Islam dan pra-Islam, melalui kurikulum sekolah dan media lainnya. 


*Dengan demikian, konsep mengenai Syariat, jihad, dan khilafah yang benar akan rusak dalam pikiran para pemuda Islam, bahkan membuat mereka benci dan menjauhinya.* 


Untuk mencapai tujuan tersebut, Rand juga menyarankan *agar pemerintah AS mendukung pengembangan ormas yang bisa dimanfaatkan.*


Generasi Muslim berikutnya dapat dipengaruhi jika pesan Islam demokratis bisa dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dan media publik di negara-negara yang bersangkutan …

Posisikan sekularisme dan modernisme sebagai pilihan “tandingan” untuk para pemuda Islam yang tidak puas. 

Fasilitasi dan dorong kesadaran akan sejarah dan budaya pra-Islam dan non-Islam mereka, di media dan kurikulum negara-negara terkait. Bantu pengembangan organisasi kemasyarakatan yang independen, untuk mempromosikan budaya sipil.*


*Islam Nusantara?*

Jika kita lihat di Indonesia, semua strategi tersebut sudah dan sedang diterapkan. 


Tapi, apakah masih ada strategi lain? Ya, tentu ada. Rand juga merekomendasikan perpecahan di dunia Islam dengan menciptakan Islam versi nasionalistik negara tertentu.


*“Kembangkan Islam Barat, Islam Jerman, Islam AS, dan lainnya*. 

Hal ini membutuhkan pemahaman yang lebih baik tentang komposisi, praktek dan pemikiran yang berkembang di dalam komunitas-komunitas ini. Bantu dalam memunculkan, mengekspresikan, dan “mengkodifikasi” pandangan mereka.”


*Tiga belas tahun berikutnya, tepatnya bulan Maret 2016, strategi penerapannya di Asia Tenggara kembali digodok di Semarang.* Beberapa pakar diundang untuk merumuskannya. Pesertanya dari Indonesia, Australia, Singapura, Vietnam, Malaysia, Thailand, hingga Filipina. Dari Indonesia, hadir *Wahid Institute dan Ma’arif Institute*


Rekomendasi dari forum tersebut dituangkan dalam sebuah laporan berjudul *“Counter-Narratives for Countering Violent Extremism (CVE) in South East Asia”yang dirilis oleh Hedayah Center, lembaga think tank yang berbasis di Uni Emirat Arab yang lahir atas inisiatif sebuah forum global pimpinan Inggris*. Laporan tersebut merekomendasikan *tiga ajaran dalam Islam yang harus dimodifikasi, yaitu khilafah, jihad, dan al-wala’ wal-bara’*.


Modifikasi ajaran Islam tidak hanya dilakukan dengan mengubah definisi. AS juga menyarankan agar penggunaan beberapa istilah-istilah Islami mulai dihindari, seperti *jihad*, *syariah*, dan *ummah*, sebagaimana yang ditulis dalam laporan yang

dirilis Dewan Penasihat Keamanan Dalam Negeri AS pada tahun 2016.


Selain itu, rekomendasi lainnya adalah dengan mengembangkan Islam dalam konteks lokal. *Islam Indonesia, bukan Islam di Indonesia*. 


*Narasi yang lebih dikedepankan adalah narasi toleransi dan pluralisme, dan bahwa Islam juga sama dengan agama-agama yang lain.* 


Untuk membangun identitas Islam lokal tersebut, antara lain dengan mengembangkan materi khutbah dengan konteks lokal yang mengedepankan tema-tema toleransi, perdamaian, hak perempuan, dan seterusnya.

*Rekomendasi lebih detail dirilis pada bulan Agustus 2016 dengan judul “Undermining Violent Extremist Narratives in South East Asia: A How To Guide”*.  Laporan tersebut berisi panduan yang lebih praktis dalam mengimplementasikan strategi di atas. *Sasaran utama dari proyek ini adalah pemuda dan wanita.*


Agar pesan-pesan dan narasi tersebar lebih efektif, mereka menyarankan penggunaan tokoh agama yang bisa digalang untuk menyebarkan Islam alternatif ini. Untuk medianya penyebarannya, dilakukan mulai dengan menggunakan media sosial, televisi, film, radio, media cetak, komik, buku, hingga kegiatan-kegiatan diskusi.


*Skenario Islamofobia*

Terakhir, sebagai tambahan informasi, dalam bukunya yang berjudul “Islamophobia and the Politics of Empire”, Prof. Deepa Kumar menjelaskan tentang dua skenario Islamofobia yang, menurutnya, berakar dari narasi Paus Urbanus pada saat Perang Salib. 

Saat itu, Paus membangun narasi yang menggambarkan Islam dan Nabi Muhammad SAW dengan begitu buruk. Hal ini dilakukan untuk memobilisir warga Eropa agar mau melakukan perang Salib dan untuk mencegah  mereka dari masuk Islam.


Kumar menjelaskannya dengan istilah *Islamophobia konservatif dan Islamophobia liberal.* 


Istilah Islamophobia konservatif mungkin cukup familiar bagi kita. Ialah mereka yang memandang bahwa Islam secara instrinsik adalah agama yang buruk, musuh bagi kemodernan, kebebasan, dan semacamnya.

Sementara Islamophobia liberal, jelas Kumar, dilabelkan kepada mereka yang muncul dalam retorika lebih lembut. Meski sebenarnya tidak kalah jahat. *Mereka membagi adanya “Good Muslims” dan “Bad Muslims”. “Good Muslims” adalah umat Islam yang mau bekerja untuk Barat.* 


Kumar menganalogikan pendekatan *Islamofobia liberal sebagai “penjajahan berbulu domba”*.


Jadi, jika hari ini kita mendapati begitu banyak fenomena industri kebencian pada Islam dan ajarannya, dengan berbagai tingkatannya, tidak perlu heran. *Ada sebuah skenario global yang sangat besar dengan dana milyaran dollar yang saat ini sedang dijalankan, sebagai tindak lanjut dari kebencian ratusan tahun yang bermula dari Perang Salib di masa lalu*.


*KOMEN*

Artikel yg sangat bagus, saluut dapat bacaan yg sangat ilmiah ini. Kita makin sadar skenario global dari Rezim ini untuk menghancurkan ajaran  islam melalui agama baru Islam Nusantara yg didukung oleh para penghianat pribumi. *Tugu Titik Nol Inus yang  diresmikan  Firaun Nusantara nantinya akan jadi arah kiblat shalat dan hajinya penganut agama Inus. Tunggu saja Allah Swt tidak tidur..๐Ÿ‘ฟ*


[16/5 17.18] IrJend Pol  Dwi Purwanto.: ๐Ÿ‘†Iki bagus tiq... bisa disebarkan keteman2 intelektual muslim...

KENAPA HIZBUT TAHRIR DIBUNGKAM

 KENAPA HIZBUT TAHRIR DIBUNGKAM..??


Oleh : Romli Anwar.


Menurut Zeyno Baran seorang pengamat gerakan-gerakan Islam yang dulu pernah berada di Nixon center, ancaman paling serius bagi Amerika dan sekutunya adalah kebangkitan Islam dan tegaknya kembali Khilafah Islamiyah. Sementara itu, gerakan yang dinilainya paling berbahaya adalah Hizbut Tahrir. Sebab, menurut dia, HT adalah satu-satunya organisasi yang sangat memahami Khilafah dan metode menegakkannya. HT bergerak dalam perang pemikiran (the war of ideas) yang sesungguhnya. HT bergerak di seluruh dunia dan telah mengalami kemajuan yang luar biasa dalam perjuangannya, meski belum sampai pada suatu titik berdirinya Khilafah.


Karena itu, menurutnya, jika Amerika dan sekutunya tidak melakukan langkah yang tepat dalam “perang” yang sangat penting ini, tidak mustahil HT akan berhasil dalam misinya menegakkan Khilafah dalam waktu dekat ini.


Kenapa HT disebut sebagai gerakan yang paling berbahaya bagi AS dan sekutunya (Barat) ?


Padahal di banyak negeri muslim HT justru dianggap aneh, gak masuk akal, ngimpi, berilusi. Begitu sulit bagi umat Islam bisa meyakini bahwa HT akan bisa berhasil dalam perjuangannya, sementara menurut pengamatan seorang pengamat gerakan Islam internasional, yang tentunya punya wawasan luas, punya referensi banyak, punya koneksi sumber-sumber fakta dimana-mana, justru menganggap sebaliknya. Beliau ini justru memprediksi bahwa HT akan berhasil mencapai tujuannya, jika AS dan sekutunya tidak melakukan langkah tepat untuk menghentikan gerak HT.


Dimana letak sangat berbahayanya HT bahkan bagi negara super power dengan militer dan persenjataan mutahir dan canggih seperti AS ?


Padahal faktanya, disekitar, kita lihat, dulu sebelum dibubarkan, kegiatan HT itu hanya ngomong kesana ngomong kesini. menyeru kesana menyeru kesini. Gak punya senjata apapun selain lisannya.


Ketajaman analisa dari seorang sekelas Zeyno baran, tentu saja tidak sama dengan analisa yag dibuat oleh seorang rakyat biasa di negeri muslim dalam melihat dan menanggapi HT.


Zeyno Baran melihat :


- Kekuatan dominasi Barat pada dunia Islam terletak pada masih terus diterimanya oleh dunia Islam, ekspor mematikan dari Barat, #Nasionalisme -#Sekulerisme -#Kapitalisme -#Demokrasi. Selama dunia Islam masih ridha pada ke empat ekspor mematikan ini, maka dominasi Barat atau cengkeraman barat atas dunia Islam akan berlangsung terus dengan aman.


- Beliau melihat bahwa ke empat ekspor mematikan dari Barat inilah yang diserang oleh HT. Beliau melihat, kader-kader HT mampu membuka semua keburukan dari keempat ekspor mematikan bagi umat Islam ini. HT sangat paham apa itu hakikat dari ke empat ekspor mematikan itu dari a-z. kader HT mampu dengan lugas mengupas dan menguliti ke empat ekpor mematikan itu, hingga terlihat jeroannya yang busuk dan buruk, yang selama ini tidak diketahui oleh umat Islam.


- Kemampuan dari HT membuka topeng-topeng manis ke empat ekspor mematikan itu membuat umat Islam di berbagai belahan bumi kini melihat ke empat ekspor mematikan itu tidak sebagus dulu lagi. Rasa jijik dan benci telah tumbuh ditengah-tengah umat pada keempat ekspor mematikan itu, akibat gerak dakwah HT yang berhasil menunjukkan kebusukan dan keburukannya dengan sangat nyata dan tidak bisa dibantah.


- Tidak sampai disitu, HT sekaligus menawarkan solusi alternatif bagi umat jika mau meninggalkan keempat ekspor mematikan itu, yaitu Syariah dan Khilafah. Sebagaimana piawainya HT dalam menghancurkan image keempat ekspor mematikan itu, begitu jugalah piawainya HT dalam menjelaskan solusinya, Syariah dan Khilafah kepada umat Islam. Penjelasan yang lugas, disertai fakta-fakta, serta argumen dalil yang tidak terbantahkan.


Semua ini pasti akan berujung pada :


- Umat semakin tidak suka pada keempat ekspor mematikan dari kafir penjajah itu.


- Saat umat memutuskan untuk meninggalkannya, umat sudah tahu apa solusi alternatif terbaik, karena sudah mendapat penjelasan yang tiak diragukan dan tidak terbantahkan dari HT, yaitu Syariah dan Khilafah.


Walau tidak punya kekuatan senjata, tidak punya peluru, justru beliau melihat, gerak HT inilah yang dapat dengan cepat menularkan kebencian pada keempat ekspor mematikan dari kafir penjajah, sekaligus dengan cepat menyebarkan keinginan kembali pada penegakan syariah dan Khilafah.


Maka tidak heran, dengan sigap mereka menggunakan kekuatan dominasi dan cengkeraman mereka untuk menekan para penguasa di negeri-negeri dimana HT ada, untuk menghentikan langkah dakwah HT.


Penghentian gerak dakwah HT, merupakan kebijakan global dari kafir penjajah, demi mengamankan penjajahannya di negeri-negeri muslim, karena tidak akan ada lagi yang akan menyampaikan kebusukan dan keburukan keempat ekspor mematikannya itu. Maka amanlah mereka terus menjajah dan mendzalimi umat Islam, yang masih ridha pada keempat ekspor mematikannya itu.


Mirisnya, begitu HT berhasil dihentikan langkahnya, justru ada umat Islam yang ikutan bersorak gembira. Aneeeeh ....


(Fb Romli Anwar)

TAK KENAL LELAH MENCARI "NUSHRAH "

 TAK KENAL LELAH MENCARI “NUSHRAH


*TAK KENAL LELAH MENCARI “NUSHRAH”*


Oleh: KH Hafidz Abdurrahman


Setelah Rasulullah saw. mengalami ujian yang luar biasa beratnya di Thaif, sebagaimana yang disampaikan Nabi kepada ‘Aisyah, ketika dakwahnya mendapatkan kemenangan, dan telah memiliki negara. 


Tanya ‘Aisyah, “Apakah ada suatu yang lebih berat bagimu, ya Rasulullah, melebihi peristiwa Perang Uhud?” Nabi saw. pun menjawab, “Aku benar-benar telah mendapatkan dari kaummu, apa yang telah aku alami. Itu lebih berat, ketimbang apa yang pernah aku alami.. Ketika aku menawarkan diriku kepada putra Abdi Yalil bin ‘Abdi Kulal, salah seorang pemuka Thaif, namun tidak mau memenuhi apa yang aku inginkan. Aku pun pergi meninggalkannya dengan raut wajah penuh kesedihan. Aku pun merasakan kesedihan hingga sampai di Qarn at-Ta’alib [Qarnu al-Manazil].” [Lihat, Ibn Hajar, Fath al-Bari, Juz VI/312-315]


Setelah mendapatkan bisyarah dari langit, saat di Wadi Nakhlah, ketika Allah mengirim Malaikat Jibril dan Malaikat penunggu gunung untuk membalas perlakuan Bani Tsaqif di Thaif, dan jin-jin yang berdatangan mendengarkan bacaan Nabi saw. saat di lembah itu, Nabi saw. akhirnya kembali ke Makkah dengan perlindungan dari Muth’im bin ‘Adi. Peristiwa Thaif tidak menyurutkan nyali Nabi saw. untuk terus berusaha mencari dukungan [nushrah] dari suku dan kabilah lain. 


Imam az-Zuhri, menuturkan, bahwa kabilah dan suku yang pernah didatangi oleh Rasulullah saw. untuk didakwahi, diajak memeluk Islam dan memberikan “nushrah” untuk menolong dakwahnya adalah Bani ‘Amir bin Sha’sha’ah, Bani Muharib bin Khashfah, Bani Fazarah, Bani Ghassan, Bani Murrah, Bani Hanifah, Bani Sulaim, Bani ‘Abas, Bani Nashr, Bani Buka’, Bani Kindah, Bani Kalb, Bani al-Harits bin Ka’ab, Bani ‘Udzrah, Bani Hadharimah, namun tak seorang pun dari mereka yang bersedia memenuhi seruannya [Lihat, Syaikh ‘Abdullah an-Najadi, Mukhtashar Sirah ar-Rasul, hal. 149]. 


Hanya saja, kabilah dan suku yang disebutkan oleh az-Zuhri ini tidak semuanya didatangi oleh Nabi saw. pada satu tahun yang sama. Juga tidak pada satu musim haji yang sama, melainkan sudah didatangi sejak tahun 4 kenabian, hingga akhir musim haji, sebelum hijrah ke Madinah. Memang, ada kabilah-kabilah tersebut yang bisa dipastikan telah didatangi oleh Nabi saw. pada tahun 10 kenabian, sebagaimana yang disebutkan oleh al-‘Allamah al-Manshur Fauri [Lihat, Rahmatu li al-‘Alamin, Juz I/74; an-Najib Abadi, Tarikh Islam, Juz I/125].


Mengenai respon berbagai suku dan kabilah yang pernah didatangi oleh Nabi saw. itu telah diuraikan oleh Ibn Ishaq, secara singkat, sebagai berikut: 


1- Bani Kalb, misalnya, telah didatangi Nabi saw. Salah satu suku yang didatangi adalah Bani ‘Abdullah. Mereka diajak Nabi saw. agar mengimani Allah, dan baginda saw. menawarkan dirinya kepada mereka. Sampai Nabi saw. harus menyampaikan kepada mereka, “Wahai Bani ‘Abdullah, sesungguhnya Allah SWT telah memilih nama terbaik untuk orang tua kalian. Namun, mereka tetap tidak menerima apa yang baginda saw. sampaikan kepada mereka.”


2- Bani Hanifah telah didatangi oleh Nabi saw. di rumah-rumah mereka. Mereka telah diajak oleh Nabi saw. untuk mengimani Allah, Nabi saw. juga menawarkan dirinya kepada mereka, tetapi mereka tidak memenuhi seruannya. Bahkan, tak ada satu pun bangsa Arab yang lebih buruk penolakannya kepada Nabi saw. melebihi penolakan mereka. 


3- Bani ‘Amir bin Sha’sha’ah juga telah didatangi oleh Nabi saw. Mereka telah diajak oleh Nabi saw. untuk mengimani Allah, Nabi saw. juga menawarkan dirinya kepada mereka. Buhairah bin Firas, salah seorang tokoh  mereka, menyatakan kepada Nabi saw, “Demi Allah, kalau sampai aku mengambil pemuda Quraisy ini, maka dengannya, aku akan menguasai bangsa Arab.” Lalu, dia bertanya, “Bagaimana menurutmu, jika kami membai’at kamu dalam urusanmu, kemudian Allah memenangkan kamu terhadap siapa saja yang menentangmu, apakah kami berhak untuk mendapatkan urusan ini setelahmu?” Nabi saw. menjawab, “Urusan ini urusan Allah. Dia akan memberikannya kepada siapa saja yang Dia kehendaki."


Buhairah kemudian menimpalinya, "Bagaimana nalarnya, kami menyerahkan leher kami untuk disembelih bangsa Arab dalam rangka membelamu, lalu ketika Allah memenangkan kamu, kemudian urusan ini tidak menjadi milik kami? Kalau begitu, kami tidak membutuhkan urusanmu.” Mereka pun menolaknya, dan mengusir baginda saw.  


4- Bani Kindah, didatangi oleh Nabi saw. di rumah-rumah mereka. Di antara mereka ada pemuka suku, yang bernama Malih. Mereka diajak oleh Nabi saw. untuk mengimani Allah, Nabi saw. juga menawarkan dirinya kepada mereka. Namun, sayang mereka tidak mau menerima ajakan Nabi saw. Dalam riwayat lain, Nabi bertanya, “Dari manakah kaum itu?” Mereka menjawab, “Dari penduduk Yaman.” Nabi saw. bertanya, “Yaman mana?” Mereka menjawab, “Dari Kindah.” Nabi saw. bertanya lagi, “Dari Kindah yang mana?” Mereka menjawab, “Dari Bani ‘Amir bin Mu’awiyah.” Nabi saw. bertanya, “Apakah kalian memiliki sesuatu [untuk mewujudkan] kebaikan?” Mereka bertanya, “Apa itu?” Nabi saw. menjawab, “Kalian bersaksi, bahwa tidak ada Dzat yang berhak disembah, kecuali Allah. Mendirikan shalat, dan mengimani apa yang dibawa dari Allah SWT.” 


Ada juga para syaikh kaumnya, yang bertanya kepada Nabi saw, “Jika kamu menang, apakah Engkau akan menjadikan kekuasaan itu menjadi milik kami?” Nabi saw. menjawab, “Sesungguhnya kekuasaan itu milik Allah, Dia akan berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki.” Mereka mengatakan, “Kalau begitu, kami tidak membutuhkan apa yang Engkau bawa kepada kami.” 


Nabi saw. juga mendatangi Bani Hamdan, saat musim haji, ketika mereka di Arafah, tempat wukuf. Nabi saw. sampaikan kepada mereka, “Apakah ada di antara kalian yang bisa membawaku kepada kaumnya? Karena kaum Quraisy telah menghalangiku untuk menyampaikan firman Tuhanku ‘Azza wa Jalla.” Maka, seseorang dari Bani Hamdan mendatangi baginda saw. Baginda saw. bertanya, “Dari manakah kamu?” Orang itu menjawab, “Dari Hamdan.” Nabi saw. bertanya, “Apakah kaummu mempunyai kekuatan [untuk melindungi dakwah]?” Dia menjawab, “Tentu.” Tapi, orang ini khawatir, baginda saw. akan disepelekan oleh kaumnya. Nabi saw. pun bersabda kepadanya, “Aku akan mendatangi mereka tahun depan. Aku akan mendatangimu tahun depan.” Dia menjawab, “Baik.” 


Dia pun meninggalkan Nabi saw. Pada bulan Rajab, delegasi kaum Anshar pun tiba. Ini telah diriwayatkan oleh empat pemilik kitab Sunan, dari berbagai jalur. At-Tirmidzi berkomentar, “Hadits ini statusnya hasan shahih.” [Lihat, Ibn Katsir, al-Bidayah wa an-Nihayah, Juz I/430]


Pendek kata, nushrah yang diharapkan oleh Nabi saw. saat itu belum kunjung tiba. Justru sebaliknya, apa yang dialami oleh Nabi saw. menggambarkan sebaliknya. Tetapi, Nabi saw. tidak pernah putus asa. Bahkan, ketika Nabi saw. mendatangi suku dan kabilah yang datang haji, di Arafah, saat mereka wukuf, selalu dikuntit oleh Abu Lahab. Apa yang disampaikan oleh Nabi kepada mereka selalu dimentahkan dan diserang balik. 


Semua peristiwa itu disaksikan oleh ‘Ali dan Abu Bakar yang menemani Nabi saw. saat mengontak mereka di Afarah. Begitulah perjuangan Nabi saw. dalam mendapatkan nushrah, penuh berliku, tidak mudah, dan melelahkan.


#PerjuanganMenujuKebangkitan

Sunday, May 16, 2021

HARUS SUDAH PERNAH IKUT BERPERANG DULU, BARU BOLEH BICARA PERANG?

 *HARUS SUDAH PERNAH IKUT BERPERANG DULU, BARU BOLEH BICARA PERANG?*


Oleh Zain bin Nursal al-Abidin


*"Perang tidak semudah itu saudaraku. Janganlah menyindir atau mencela saudi & turki karena tidak perang menyerang. Banyak pertimbangan dalam memutuskan perang. Menyerang kemudian diserang balik, anak-anak dan wanita menjadi korban bahkan tidak bisa haji dan umrah lagi. Mungkin lebih baik, mencontohkan dulu pergi berperang, baru ngomong perang. Yang mencela pun banyak pertimbangan tidak pergi perang membantu kesana kan? Saudi & turki serta negara lainnya sudah berusaha membantu"*.


Bagi saya, pernyataan diatas adalah salah satu pernyataan paling menyedihkan yang dilontarkan oleh seorang muslim, yang akunnya memiliki banyak follower, terhadap penderitaan saudara-saudara muslimnya di Palestina sana.


Ada beberapa hal yang harus diketahui oleh si pemilik akun:


*Pertama*, 

Penjajahan yang dilakukan oleh israel terhadap bumi Palestina adalah penjajahan bersenjata yang merupakan perpanjangan kepentingan dari kapitalisme global. Lalu bagaimana cara mengusir para penjajah yang memasuki rumah, merampok, menyiksa, memperkosa, dan membunuh anak-anak penghuni rumah jika bukan dengan cara membalas mereka dengan serangan bersenjata juga?


Apakah cukup dengan cara membujuk dan berdoa saja? Apakah cukup dengan cara mengirim selimut, makanan dan obat-obatan, sementara para penghuni rumah kita biarkan tetap berada dalam dekapan para penjajah dengan pisau yang dikalungkam dilehernya?

Atau apakah cukup dengan cara shalat saja sambil asyik memanjangkan jenggot?

Tentu tidak.


Ada hubungan kausalitas dalam setiap ikhtiar. Meraih apa yang diinginkan dengan usaha yang paling berpotensi untuk mendapatkan hasil, dan tetap dalam koridor yang diatur oleh hukum syara'.


Dalam hal ini, untuk mengusir penjajah Israel haruslah dilakukan dengan mengirimkan tentara pembebasan dari kaum muslimin juga.


*Kedua*,

Perang memang tidak mudah, akan selalu menimbulkan korban dan kerugian, termasuk ancaman keamanan jika musuh menyerang balik. Lalu didalam sejarahnya, perang yang bagaimana yang tidak memiliki peluang untuk diserang kembali oleh musuh?


Ketika para Khalifah mengirim balatentaranya untuk memerangi romawi, apakah tidak ada kemungkinan bahwa musuh akan menyerang balik?

Tentu saja ada.


Lalu apakah ini menjadi alasan bagi mereka untuk menolak kewajiban jihad, apalagi demi alasan melindungi keberlangsungan ibadah haji?

Jelas tidak.


Faktanya, selama ini Arab Saudi juga sudah terlibat perang di Yaman. Jika benar segala pertimbangan diatas menjadi alasan untuk tidak mengerahkan tentaranya ke Palestina, seharusnya sejak awal mereka juga tidak perlu mengarahkan tentaranya ke Yaman!!


*Ketiga*,

Memang benar bahwa pemerintah negeri-negeri kaum muslimin yang berada disekitar bumi Palestina telah mengirimkan bantuan makanan, obat-obatan, selimut, uang, dan mungkin juga (jika rumor ini benar)   persenjataan. Lalu apakah dengan itu semua bisa menggugurkan kewajibannya untuk mengirimkan bantuan tentara pembebasan?

Jelas tidak!!


Hal ini sama saja dengan memberi pasokan bantuan pada penghuni rumah agar tetap bertahan hidup selama mungkin sambil membiarkan para perampok leluasa menyiksa dan mencincang tubuh anak-anak mereka.


*Keempat*,

Kenapa seruan untuk mengirimkan tentara pembebasan ini ditujukan kepada para penguasa negeri-negeri kaum muslimin?

Karena itulah gunanya tentara dan segala persenjataan canggih yang mereka miliki, yaitu untuk melindungi nyawa, darah, harta, dan kehormatan saudaranya sesama muslim. Bukan dipergunakan untuk menakut-nakuti rakyat atau demi melanggengkan kekuasaannya.


Selain itu, yang paling memiliki potensi besar untuk memperoleh kemenangan tentulah para tentara yang sudah terlatih, bukan sipil yang dipersenjatai. Apalagi jika hanya menggunakan pedang atau tombak.


Mengirimkan pasukan perang bukanlah levelnya individu atau ormas, tapi negara. Walaupun mungkin ada individu atau kelompok yang sanggup untuk berjihad kesana tapi itu tetap tidak akan setara dengan kemampuan mobilisasi pasukan yang dilakukan oleh negara.


*Kelima*,

Mengapa negara-negara disekitar Palestina, terutama Saudi dan Turki yang sering menjadi sorotan umat Islam diseluruh dunia?


Ayolah, kita bisa sama-sama membuka mata lebar-lebar. Jika pesawat tempur canggih dan tentara terlatihnya sanggup mereka kirim ke Yaman, lalu mengapa tidak diarahkan ke israel?

Apa karena rudal israel tidak diarahkan ke arab saudi sebagaimana rudal milik Houthi?


Dibalik pidato berapi-api Erdogan yang berisi kecaman dan ancaman terhadap israel, ternyata pemerintahannya tetap menjalin hubungan mesra diplomatik dan kerjasama dagang yang sangat menguntungkan dengan negara penjajah tersebut.


Umat pun paham, kalimat "kami akan kirimkan pasukan JIKA ISRAEL TETAP MENERUSKAN SERANGAN...." bukanlah sebuah tanda keseriusan. Bukankah apa yang selama ini terjadi disana sudah cukup menjadi alasan tanpa harus berdalih dengan berbagai macam retorika?


*Keenam*,

Ucapan "mencontohkan dulu pergi berperang baru ngomong perang", bagi saya adalah pernyataan paling lucu.


Seorang muslim haruslah menjadikan Islam sebagai landasan salah-benar sekaligus sebagai solusi dari setiap permasalahan.

Dalam hal ini, sunnahnya Rasulullah ketika ada muslim yang negerinya diperangi adalah dengan balas memerangi untuk mengusir para penjajah. Jika ternyata kewajiban tersebut belum ditunaikan oleh negara, maka umat wajib untuk menyampaikan hal tersebut kepada penguasa sebagai bagian dari amar ma'ruf nahi munkar walaupun dirinya sendiri belum pernah ikut ke medan peperangan.


Jika pemilik TS beranggapan bahwa seorang muslim harus sudah pernah mencontohkan ikut berperang dulu baru boleh memberikan solusi jihad, dengan logika yang sama saya balik bertanya: 


"Jika saya menyerukan penerapan hukum qisash sebagai solusi atas meningkatnya kasus kriminal, apakah itu artinya saya harus sudah pernah bunuh orang dulu baru boleh bicara qisash?"[]

Friday, May 14, 2021

MUNDUR KE BELAKANG MANA YANG ANDA MAKSUDKAN???

 MUNDUR KE BELAKANG MANA YANG ANDA MAKSUDKAN???


Suatu ketika, seseorang bertanya kepada Dr. Muhammad Imarah dengan pertanyaan yang sedikit mengejek dan mengolok: 


"Saya dengar, Anda ingin sekali syariat Islam ini diterapkan, apakah Anda ingin membawa kami mundur ke belakang?"


Mendapatkan pertanyaan bernada merendahkan itu, beliau pun menjawab dengan balik bertanya:


"Ke belakang yang mana maksud Anda?

Apakah belakang yang anda maksud adalah 100 tahun yang lalu, saat Islam menguasai separuh dunia selama 500 tahun?


" Atau maksud anda lebih jauh lagi ke belakang saat dimana Dinasti Mamalik (Mamluk) menyelamatkan dunia dari ganasnya serbuan Mongol dan Tartar?" 


"Atau lebih jauh lagi ke belakang saat Dinasti Abbasiyyah menguasai separuh dunia?" 


"Atau ke belakang sebelumnya, di masa Dinasti Umayyah, atau sebelumnya lagi saat Umar bin Khatab menguasai banyak kawasan di dunia ini?" 


"Atau di masa Khalifah Harun Ar-Rasyid, saat beliau mengirim surat ke penguasa Imperium Romawi kala itu, Naqfur, beliau menulis:

"Dari Harun Ar-Rasyid Amirul mukminin, kepada Naqfur guguk Romawi (ูƒู„ุจ ุงู„ุฑูˆู…)"


"Atau ke belakang saat Abdurrahman ad-Dakhil bersama pasukannya berhasil menaklukkan Italia dan Prancis? Itu jika dalam bidang politik" .


"Atau maksudmu ke belakang adalah dalam bidang keilmuan, ketika ulama Arab seperti Ibnu Sina, Al-Farabi, Alkhawarizmi, Ibnu Jabir, Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun dll, mengajarkan dunia Arab dan dunia barat tentang ilmu kedokteran, farmasi, arsitektur, falak dan sastra?"


" Atau ke belakang maksudmu dalam hal kehormatan? Ketika seorang Yahudi kafir mengerjai seorang muslimah hingga terlepas baju abayanya sampai ia berteriak histeris, maka Khalifah Al Mu'tashim mengirim pasukan untuk membalas apa yang dia lakukan dan mengusir orang Yahudi dari negaranya. Sementara hari ini, para muslimah diperkosa sedangkan pemimpin negeri muslim hanya diam tak bisa berbuat apa-apa?"


"Atau ke belakang maksudmu saat kaum muslimin membangun universitas pertama di Spanyol yang menggemparkan Eropa kala itu, sehingga sejak itu, pakaian jubah longgar besar dari Arab itu menjadi pakaian wisuda hampir semua universitas dunia? Dan dibagian atasnya ada topi yang datar dimana dahulu dijadikan tempat meletakkan Al Qur'an saat acara wisuda?"


"Atau maksudmu ke belakang, saat Kairo menjadi kota paling indah di dunia?" 


"Atau ketika 1 Dinar Iraq setara dengan 483 dolar?" 


"Atau maksudmu ke belakang, saat orang-orang melarikan diri dari Eropa yang dilanda kemiskinan dan pergi menyelamatkan diri menuju Aleksandria (Mesir), atau ketika Amerika meminta bantuan Mesir untuk menyelamatkan Eropa dari kelaparan?" 


"Tolong beritahukan padaku, mundur ke belakang mana yang kamu maksudkan??"


Dan si penanya hanya bisa diam, membisu tak tahu apa yang mau diucapkan.


Alih bahasa: Ahmad Budiman, Lc

*KRONOLOGI SEJARAH PALESTINA*

 *KRONOLOGI SEJARAH PALESTINA*


(tulisan ini pernah dimuat di Majalah Suara Hidayatullah, tahun 1996 – maaf belum diupdate)


oleh Fahmi Amhar


*Palestina Tanah Yang (Pernah) Dijanjikan*


*2000 SM – 1500 SM*: Ibrahim as. melahirkan Ismail as. (Bapak bangsa Arab) dan Ishak as. Ishak melahirkan Ya’kub as. alias Israel. Ya’kub punya anak Yusuf as, yang ketika kecil dibuang oleh saudaranya, namun belakangan menjadi bendahara kerajaan Mesir. Ketika dilanda paceklik, Ya’kub as. sekeluarga atas undangan Yusuf berimigrasi ke Mesir. Populasi anak keturunan Israel (bani Israel atau bangsa Israel) membesar.


*1550 SM – 1200 SM*: Politik di Mesir berubah. Bani Israel dianggap problem, dan akhirnya oleh Fir’aun statusnya diubah menjadi budak.


*1200 SM – 1100 SM*: Musa as. memimpin bangsa Israel meninggalkan Mesir, mengembara di padang Sinai menuju tanah yang dijanjikan, bila mereka taat kepada Allah. Namun saat mereka diperintah memasuki Filistin (Palestina), mereka membandel dan mengatakan:


“Hai Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi ada orang-orang yang gagah perkasa di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Rabbmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja”. (QS. 5:24)


Akibatnya mereka dikutuk dan hanya berputar-putar saja di sekitar Palestina. Belakangan agama Musa as disebut “Yahudi” – menurut nama salah satu marga Israel yang paling banyak berketurunan, yakni Yehuda, dan bani Israel -tanpa memandang warga negara atau tanah air- disebut juga orang-orang Yahudi.


*1000 SM – 922 SM*: Daud as. mengalahkan Goliath dari Filistin. Palestina berhasil direbut. Daud dijadikan raja. Wilayah kerajaannya membentang dari tepi Nil hingga Efrat di Iraq. Sekarang ini Yahudi tetap memimpikan kembali kebesaran Israel raya Raja Daud. Bendera Israel adalah dua garis biru (Nil dan Efrat) dan bintang Daud. Daud diteruskan Sulaiman as. Masjidil Aqsha dibangun.


*922 SM – 800 SM*: Sepeninggal Sulaiman Israel dilanda perang saudara yang berlarut, hingga kerajaan tersebut terbelah dua: utara bernama Israel beribukota Samaria dan selatan bernama Yehuda beribukota Yerusalem.


*800 SM – 600 SM*: Karena kerajaan Israel sudah terlalu durhaka kepada Allah swt. maka kerajaan itu dihancurkan lewat tangan kerajaan Asyiria.


Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israel, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini hawa nafsu mereka, maka sebagian rasul-rasul itu mereka dustakan atau mereka bunuh. (QS. 5:70)


Hal ini juga bisa dibaca di Bible: Kitab Raja-raja ke-I 14:15, dan Kitab Raja-raja ke-II 17:18.


*600 SM – 500 SM*: Kerajaan Yehuda dihancurkan lewat tangan Nebukadnezar dari Babylonia. Dalam Bible Kitab Raja-raja ke-II 23:27 dinyatakan bahwa mereka tidak mempunyai hak lagi atas Yerusalem. Mereka diusir dari Yerusalem dan dipenjara di Babylonia.


*500 SM – 400 SM*: Cyrus Persia meruntuhkan Babylonia dan mengijinkan bani Israel kembali ke Yerusalem.


*330 SM – 322 SM*: Israel diduduki Alexander Agung dari Macedonia (Yunani). Ia melakukan Hellenisasi terhadap bangsa-bangsa taklukannya. Bahasa Yunani menjadi bahasa resmi Israel, sehingga nantinya Injil pun ditulis dalam bahasa Yunani, dan bukan dalam bahasa Ibrani.


*300 SM – 190 SM*: Yunani dikalahkan Romawi. Maka Palestina pun dikuasai imperium Romawi.


*1 – 100*: Nabi Isa as. (Yesus) lahir, kemudian menjadi pemimpin gerakan melawan penguasa Romawi. Namun selain dianggap subversi oleh penguasa Romawi (dengan ancaman hukuman tertinggi yaitu disalib), ajaran Yesus sendiri ditolak oleh para rabi Yahudi. Namun setelah Isa tiada, bangsa Yahudi memberontak terhadap Romawi.


*Palestina area bebas Yahudi*


*100 – 300*: Pemberontakan berulang. Akibatnya Palestina dihancurkan dan dijadikan area bebas Yahudi. Mereka dideportasi keluar Palestina dan terdiaspora ke segala penjuru imperium Romawi. Namun demikian tetap ada sejumlah kecil pemeluk Yahudi yang tetap bertahan di Palestina. Dengan masuknya Islam serta dipakainya bahasa Arab di kehidupan sehari-hari, mereka lambat laun terarabisasi atau bahkan masuk Islam.


*313*: Pusat kerajaan Romawi dipindah ke Konstantinopel dan agama Kristen dijadikan agama negara.


*500 – 600*: Bangsa Yahudi merembes ke semenanjung Arabia (di antaranya di Khaibar dan sekitar Madinah), kemudian berimigrasi dalam jumlah besar ke daerah tersebut ketika terjadi perang antara Romawi dan Persia.


*619*: Nabi Muhammad saw melakukan perjalanan ruhani: Isra’ dari masjidil Haram ke masjidil Aqsha dan Mi’raj ke langit. Rasulullah menetapkan Yerusalem sebagai kota suci-3 ummat Islam, sholat di masjidil Aqsha dinilai 500 kali dibanding sholat di masjid yang lain selain masjidil Haram dan masjid Nabawi. Masjidil Aqsha juga menjadi kiblat ummat Islam sebelum dipindah ke ka’bah.


*622*: Hijrah nabi ke Madinah dan pendirian negara Islam (yang seterusnya disebut khilafah). Nabi mengadakan perjanjian dengan penduduk Yahudi di Madinah dan sekitarnya, yang dikenal dengan “Piagam Madinah”.


*626*: Pengkhianatan Yahudi dalam perang Ahzab (atau perang parit) dan berarti melanggar Piagam Madinah. Sesuai dengan aturan di Kitab Taurat mereka sendiri, mereka dibunuh atau diusir.


*Palestina di bawah Daulah Islam*


*638*: Di bawah Umar bin Khattab, seluruh Palestina dimerdekakan dari penjajah Romawi. Seterusnya seluruh penduduk Palestina, muslim maupun non muslim, hidup aman di bawah khilafah. Kebebasan beragama dijamin.


*700 – 1000*: Wilayah Islam meluas dari Asia Tengah, Afrika hingga Spanyol. Di dalamnya, bangsa Yahudi mendapat peluang ekonomi dan intelektual yang sama. Ada beberapa ilmuwan yang terkenal di dunia Islam yang sesungguhnya adalah orang Yahudi.


*1076*: Yerusalem dikepung tentara salib dari Eropa. Karena pengkhianatan kaum munafik (sekte Drusiah yang mengaku Islam tapi ajarannya sesat), pada 1099 tentara salib berhasil menguasai Yerusalem dan mengangkat seorang raja Kristen. Penjajahan ini berlangsung hingga 1187, sampai Salahuddin al Ayubi membebaskannya, setelah ummat Islam yang terlena sufisme yang sesat bisa dibangkitkan kembali.


Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. …(QS. 13:11)


*1453*: Setelah melalui proses reunifikasi dan revivitalisasi wilayah-wilayah khilafah yang tercerai berai setelah hancurnya Bagdad oleh tentara Mongol (1258), khilafah Utsmaniyah di bawah Muhammad Fatih menaklukkan Kontantinopel, dan mewujudkan nubuwwah Rasulullah. 700 tahun lebih kaum muslimin berlomba untuk menjadi mereka yang diramalkan Rasul dalam hadits berikut:


Hari kiamat tak akan tiba sebelum tanah Romawi di dekat al-A’maq atau Dabiq ditaklukkan. Sepasukan tentara terbaik di dunia akan datang … Maka mereka bertempur. Sepertiga dari mereka akan lari, dan Allah tak akan memaafkannya. Sepertiga lagi ditakdirkan gugur sebagai syuhada. Dan sepertiga lagi akan menang dan menjadi penakluk Konstantinopel. (HR Muslim, no. 6924)


*1492*: Andalusia sepenuhnya jatuh ke tangan Kristen Spanyol (reconquista). Karena cemas suatu saat ummat Islam bisa bangkit lagi, maka terjadi pembunuhan, pengusiran dan pengkristenan massal. Hal ini tak cuma diarahkan pada muslim namun juga pada Yahudi. Mereka lari ke wilayah khilafah Utsmaniyah, di antaranya ke Bosnia. Pada 1992 raja Juan Carlos dari Spanyol secara resmi meminta maaf kepada pemerintah Israel atas holocaust 500 tahun sebelumnya.


*1500-1700*: Kebangkitan pemikiran di Eropa, munculnya sekularisme (pemisahan gereja – negara), nasionalisme dan kapitalisme. Mulainya kemajuan teknologi modern di Eropa. Abad penjelajahan samudera dimulai. Mereka mencari jalur alternatif ke India dan Cina, tanpa melalui daerah-daerah Islam. Tapi berikutnya mereka didorong semangat kolonialisme / imperialisme.


*1529*: Tentara khilafah berusaha menghentikan arus kolonialisme / imperialisme serta membalas reconquista langsung ke jantung Eropa dengan mengepung Wina, namun gagal. Tahun 1683 kepungan ini diulang, dan gagal lagi. Kegagalan ini terutama karena tentara Islam terlalu yakin pada jumlah dan perlengkapannya.


… yaitu ketika kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfa’at kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dan bercerai-berai. (QS. 9:25)


*Barat memperalat Yahudi*


*1798*: Napoleon berpendapat bahwa bangsa Yahudi bisa diperalat bagi tujuan-tujuan Perancis di Timur Tengah. Wilayah itu secara resmi masih di bawah khilafah.


*1831*: Untuk mendukung strategi “devide et impera” Perancis mendukung gerakan nasionalisme Arab, yakni Muhammad Ali di Mesir, dan Pasya Basyir di Libanon. Khilafah mulai lemah dirongrong oleh nasionalisme.


*1835*: Sekelompok Yahudi membeli tanah di Palestina, dan lalu mendirikan sekolah Yahudi pertama di sana. Sponsornya adalah milyuner Yahudi Inggris, Sir Moshe Monteveury, anggota Free Masonry. Ini adalah pertama kalinya sekolah berkurikulum asing di wilayah khilafah.


*1838*: Inggris membuka konsulat di Yerusalem yang merupakan perwakilan Eropa pertama di Palestina.


*1849*: Kampanye mendorong imigrasi orang Yahudi ke Palestina. Pada masa itu jumlah Yahudi di Palestina baru sekitar 12000. Pada tahun 1948 jumlahnya sudah 716700, dan pada 1964 sudah hampir 3 juta.


*1882*: Imigrasi besar-besaran orang Yahudi ke Palestina yang berselubung agama, simpati dan kemanusiaan bagi penderitaan Yahudi di Eropa saat itu.


*1891*: Para penduduk Palestina mengirim petisi kepada khalifah, menuntut dilarangnya imigrasi besar-besaran ras Yahudi ke Palestina. Sayang saat itu khilafah sudah “sakit-sakitan” (dijuluki “the sick man at Bosporus”), dekadensi pemikiran meluas, walau Sultan Abdul Hamid sempat membuat terobosan dengan memodernisir infrastruktur, termasuk memasang jalur kereta api dari Damaskus ke Madinah via Palestina !! Sayang, sebelum selesai, Sultan Abdul Hamid dipecat oleh Syaikhul Islam (Hakim Agung) yang telah dipengaruhi Inggris. PD-I meletus, dan jalur kereta tersebut dihancurkan.


*Zionisme*


*1896*: Theodore Herzl merampungkan sebuah doktrin baru Zionisme sebagai gerakan politik untuk mendirikan negara Yahudi Israel. Mereka mendapat inspirasi untuk “bekerjasama” dengan negara-negara besar (Amerika, Inggris, Perancis, Rusia) dalam realisasinya. Sebaliknya negara-negara besar itu berkepentingan dengan sumber alam di wilayah itu, dan memerlukan “agen” untuk melemahkan ummat Islam di sana.


*1897*: Theodore Herzl menggelar kongres Zionis dunia pertama di Basel, Swiss. Peserta Kongress-I Zionis mengeluarkan resolusi, bahwa ummat Yahudi tidaklah sekedar ummat beragama, namun adalah bangsa dengan tekad bulat untuk hidup secara berbangsa dan bernegara. Dalam resolusi itu, kaum zionis menuntut tanah air bagi ummat Yahudi -walaupun secara rahasia- pada “tanah yang bersejarah bagi mereka”. Sebelumnya Inggris hampir menjanjikan tanah protektorat Uganda atau di Amerika Latin! Di kongres itu, Herzl menyebut, zionisme adalah jawaban bagi “diskriminasi dan penindasan” atas ummat Yahudi yang telah berlangsung ratusan tahun. Pergerakan ini mengenal kembali, bahwa nasib ummat Yahudi hanya bisa diselesaikan di tangan ummat Yahudi sendiri. Di depan Kongres Herzl berkata: “Dalam 50 tahun akan ada negara Yahudi !!!” Apa yang direncanakan Herzl menjadi kenyataan pada 1948.


*1916*: Perjanjian rahasia Sykes-Picot oleh sekutu – (Inggris, Perancis, Rusia) dibuat saat meletusnya PD-I, untuk mencengkeram wilayah-wilayah Arab dari khilafah Utsmaniyah dan membagi-bagi di antara mereka. PD-I berakhir dengan kemenangan sekutu. Inggris mendapat kontrol atas Palestina. Di PD-I ini, Yahudi Jerman berkomplot dengan sekutu untuk tujuan mereka sendiri (memiliki pengaruh atau kekuasaan yang lebih besar).


*1917*: Menlu Inggris keturunan Yahudi, Arthur James Balfour, dalam deklarasi Balfour, memberitahu pemimpin Zionis Inggris, Lord Rothschild, bahwa Inggris akan memperkokoh pemukiman Yahudi di Palestina dalam membantu pembentukan tanah air Yahudi. Lima tahun kemudian Liga Bangsa-bangsa (cikal bakal PBB) memberi mandat ke Inggris untuk menguasai Palestina.


*Setelah Hancurnya Khilafah Islam*


*1924*: Mustafa Kemal Ataturk – seorang Turki yang terdidik oleh Free Masonry, menganggap kemunduran khilafah itu karena Islam. Ia merasa jalan keluarnya adalah nasionalisme dan sekularisme seperti yang telah berhasil di Barat. Bersama tentara yang seide, ia merebut kekuasaan dan mengumumkan bahwa khilafah bubar. Dengan itu maka tidak ada lagi ikatan antar ummat Islam sedunia yang akan “take care” bila ada satu bumi Islam jatuh dalam penderitaan. Nasionalisme menggantikan solidaritas Islam (ukhuwah Islamiyah).


*1938*: Nazi Jerman menganggap bahwa pengkhianatan Yahudi Jerman adalah biang keladi kekalahan mereka pada PD-I yang telah menghancurkan ekonomi Jerman. Maka mereka perlu “penyelesaian terakhir” (Endlรถsung). Ratusan ribu dikirim ke kamp konsentrasi atau lari ke luar negeri (terutama ke USA). Sebenarnya ada etnis lain serta kaum intelektual yang berbeda politik dengan Nazi yang bernasib sama, namun setelah PD-II Yahudi lebih berhasil menjual ceritanya karena menguasai banyak surat kabar atau kantor berita di dunia.


*1944*: Partai buruh Inggris yang sedang berkuasa secara terbuka memaparkan politik “Membiarkan orang-orang Yahudi terus masuk ke Palestina, jika mereka ingin jadi mayoritas. Masuknya mereka akan mendorong keluarnya pribumi Arab dari sana”. Kondisi Palestina memanas.


*1947*: PBB merekomendasikan pemecahan Palestina menjadi dua negara: Arab dan Israel.


*1948 14 Mei*: sehari sebelum habisnya perwalian Inggris di Palestina para pemukim Yahudi memproklamirkan kemerdekaan negara Israel, melakukan agresi bersenjata terhadap rakyat Palestina yang masih lemah, jutaan dari mereka terpaksa mengungsi ke Libanon, Yordania, Syria, Mesir dll. Palestinian Refugees menjadi tema dunia. Namun Israel menolak existensi rakyat Palestina ini, dan menganggap mereka telah memajukan areal yang semula kosong dan terbelakang. Timbullah perang antara Israel dengan negara-negara Arab tetangganya. Namun karena para pemimpin Arab sebenarnya ada di bawah pengaruh Inggris, maka Israel mudah merebut daerah Arab Palestina yang telah ditetapkan PBB.


*Setelah Negara Israel Berdiri*


*1948 2 Desember*: Protes keras Liga Arab atas tindakan USA dan sekutunya berupa dorongan dan fasilitas yang mereka berikan bagi imigrasi zionis ke Palestina. Pada waktu itu, Ikhwanul Muslimin (IM) di bawah Hasan Al-Bana mengirim 10000 mujahidin untuk berjihad melawan Israel. Usaha ini kandas bukan karena mereka dikalahkan Israel, namun karena Raja Farouk yang korup dari Mesir takut bahwa di dalam negeri, IM bisa kudeta. Akibatnya, tokoh-tokoh IM dipenjara atau dihukum mati.


*1952*: Para perwira Mesir di bawah Jamal Abdul Nasser melakukan kudeta terhadap Raja Farouk.


*1953*: Harakah Islam Hizbut Tahrir berdiri di Yerusalem dengan tujuan mengembalikan kehidupan Islam ketengah masyarakat dan membentuk khilafah Islam yang menerapkan sistem Islam dan membebaskan seluruh dunia dari penghambaan kepada selain Allah. Metode yang ditempuh dalam membentuk khilafah adalah dakwah untuk merubah opini masyarakat.


*1956*: Nasser menasionalisasikan terusan Suez. Hal ini membangkitkan harga diri pada bangsa Arab, sehingga tak sedikit yang kemudian “memuja” Nasser.


*1956 29 Oktober*: Israel dibantu Inggris dan Perancis menyerang Sinai untuk menguasai terusan Suez.


*1964*: Para pemimpin Arab membentuk PLO (Palestina Liberation Organitation). Dengan ini secara resmi, nasib Palestina diserahkan ke pundak bangsa Arab-Palestina sendiri, dan tidak lagi urusan ummat Islam. Masalah Palestina direduksi menjadi persoalan nasional.


*1967*: Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syiria selama 6 hari dengan dalih pencegahan. Israel berhasil merebut Sinai dan jalur Gaza (Mesir), dataran tinggi Golan (Syria), Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania). Israel dengan mudah menghancurkan angkatan udara musuhnya karena informasi dari CIA. Sementara itu angkatan udara Mesir ragu membalas serangan Israel, karena Menhan Mesir ikut terbang dan memerintahkan untuk tidak melakukan tembakan selama dia di udara.


*1967 Nopember*: Dewan keamanan PBB mengeluarkan resolusi nomor 242, untuk perintah penarikan mundur Israel dari wilayah yang direbutnya dalam perang enam hari, pengakuan semua negara di kawasan itu dan penyelesaikan secara adil masalah pengungsi Palestina.


*1969*: Yasser Arafat dari faksi Al-Fatah terpilih sebagai ketua komite eksekutif PLO dengan markas di Yordania.


*1970*: Berbagai pembajakan pesawat sebagai publikasi perjuangan rakyat Palestina membuat PLO dikecam oleh opini dunia, dan Yordania dikucilkan. Karena ekonomi Yordania sangat tergantung dari USA, maka akhirnya Raja Hussein mengusir markas PLO dari Yordania. PLO pindah ke Libanon.


*1973 6 Oktober*: Mesir dan Syiria menyerang pasukan Israel di Sinai dan dataran tinggi Golan pada hari puasa Yahudi Yom Kippur. Pertempuran ini dikenal dengan Perang Oktober. Mesir dan Syria hampir menang, kalau Israel tidak tiba-tiba dibantu USA. Anwar Sadat terpaksa berkompromi, karena dia cuma “siap untuk melawan Israel, namun tidak siap berhadapan dengan USA”. Arab membalas kekalahan itu dengan menutup keran minyak. Akibatnya harga minyak melonjak pesat.


*1973 22 Oktober*: Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi 338, untuk gencatan senjata, pelaksanaan resolusi 242 dan perundingan damai di Timur Tengah.


*Ditipu sejak Camp David*


*1977*: Pertimbangan ekonomi (perang memboroskan kas negara) membuat Presiden Mesir Anwar Sadat pergi ke Israel tanpa berkonsultasi dengan Liga Arab. Ia menawarkan perdamaian, jika Israel mengembalikan seluruh Sinai. Negara-negara Arab merasa dikhianati. Karena politiknya ini, belakangan Sadat dibunuh (1982).


*1978 September*: Mesir dan Israel menandatangani perjanjian Camp David yang diprakarsai USA. Perjanjian itu menjanjikan otonomi terbatas kepada rakyat Palestina di wilayah-wilayah pendudukan. Sadat dan PM Israel Menachem Begin dianugerahi Nobel Perdamaian 1979. Namun Israel tetap menolak perundingan dengan PLO dan PLO menolak otonomi. Belakangan, otonomi versi Camp David ini tidak pernah diwujudkan, demikian juga otonomi versi lainnya. Dan USA sebagai pemrakarsanya juga tidak merasa wajib memberi sanksi, bahkan selalu memveto resolusi PBB yang tak menguntungkan Israel.


Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu sehingga kamu mengikuti keinginan mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS. 2:120)


*1979*: Ayatullah Khumaini memaklumkan Revolusi Islam di Iran yang menumbangkan rezim korup pro Barat Syah Reza Pahlevi. Referendum menghasilkan pembentukan Republik Islam, yang salah satu cita-citanya adalah mengembalikan bumi Palestina ke ummat islam dengan menghancurkan Israel. Iran mensponsori gerakan anti Israel “Hizbullah” yang bermarkas di Libanon.


*1980*: Israel secara sepihak menyatakan bahwa mulai musim panas 1980 kota Yerusalem yang didudukinya itu resmi sebagai ibukota.


*1980*: Pecah perang Iraq-Iran selama 8 tahun. Perang ini direkayasa oleh Barat untuk melemahkan gelombang revolusi Islam dari Iran. Negara-negara Arab dipancing fanatisme sunni terhadap Iran yang syiah. Iraq mendapat bantuan senjata yang luar biasa dari Barat.


*1982*: Israel menyerang Libanon dan membantai ratusan pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila. Pelanggaran atas batas-batas internasional ini tidak berhasil dibawa ke forum PBB karena veto USA. Belakangan Israel juga dengan enaknya melakukan serangkaian pemboman atas instalasi militer dan sipil di Iraq, Libya dan Tunis.


*Intifadhah*


*1987*: Intifadhah, perlawanan dengan batu oleh orang-orang Palestina yang tinggal di daerah pendudukan terhadap tentara Israel mulai meledak. Intifadhah ini diprakarsai oleh HAMAS, suatu harakah Islam yang memulai aktivitasnya dengan pendidikan dan sosial.


*1988 Desember*: USA membenarkan pembukaan dialog dengan PLO setelah Arafat secara tidak langsung mengakui existensi Israel dengan menuntut realisasi resolusi PBB no. 242 pada waktu memproklamirkan Republik Palestina di pengasingan di Tunis.


*1990 Agustus*: Invasi Iraq ke Kuwait. Arafat menyatakan mendukung Iraq. Terjadi lagi perpecahan antar Arab. Perang ini juga direkayasa Barat untuk melemahkan Iraq, yang setelah perang dengan Iran arsenalnya dinilai terlalu besar dan bisa membahayakan Israel. Dan Barat sekaligus bisa lebih kuat menancapkan pengaruhnya di negera-negara Arab. Pemerintah diktatur di negara-negara Arab ditakut-takuti dengan “Islam fundamentalis”.


*1991 Maret*: Presiden USA George Bush menyatakan berakhirnya perang teluk-II dan membuka kesempatan “tata dunia baru” bagi penyelesaian konflik Arab-Israel.Yasser Arafat menikahi Suha, seorang wanita Kristen. Sebelumnya Arafat selalu mengatakan “menikah dengan revolusi Palestina”.


*1993 September*: PLO-Israel saling mengakui existensi masing-masing dan Israel berjanji memberi hak otonomi kepada PLO di daerah pendudukan. Motto Israel adalah “land for peace” (=tanah untuk perdamaian). Pengakuan itu dikecam keras dari pihak ultra-kanan Israel maupun kelompok di Palestina yang tidak setuju. Namun negara-negara Arab (Saudi Arabia, Mesir, Emirat dan Yordania) menyambut baik perjanjian itu. Mufti Mesir dan Saudi mengeluarkan “fatwa” untuk mendukung perdamaian. Setelah kekuasaan di daerah pendudukan dialihkan ke PLO, maka sesuai perjanjian dengan Israel, PLO harus mengatasi segala aksi-aksi anti Israel. Dengan ini maka sebenarnya PLO dijadikan perpanjangan tangan Yahudi.

Yasser Arafat, Yitzak Rabin dan Shimon Peres mendapat Nobel Perdamaian atas usahanya tersebut.


*1995*: Rabin dibunuh oleh Yigal Amir, seorang Yahudi fanatik. Sebelumnya, di Hebron, seorang Yahudi fanatik membantai puluhan muslim yang sedang sholat shubuh. Hampir tiap orang dewasa di Israel, laki-laki maupun wanita, pernah mendapat latihan dan melakukan wajib militer. Gerakan Palestina yang menuntut kemerdekaan total menteror ke tengah masyarakat Israel dengan bom “bunuh diri”. Dengan ini diharapkan usaha perdamaian yang tidak adil itu gagal. Sebenarnya “land for peace” diartikan Israel sebagai “Israel dapat tanah, dan Arab Palestina tidak diganggu (bisa hidup damai)”.


*1996*: Pemilu di Israel dimenangkan secara tipis oleh Netanyahu dari partai kanan, yang berarti kemenangan Yahudi yang anti perdamaian. Netanyahu mengulur-ulur pelaksanaan perjanjian perdamaian. Ia menolak adanya negara Palestina. Palestina agar tetap sekedar daerah otonom di dalam Israel. Ia bahkan ingin menunggu / menciptakan konstelasi baru (pemukiman di daerah pendudukan, bila perlu perluasan ke Syria dan Yordania) untuk sama sekali membuat perjanjian baru. USA tidak senang bahwa Israel jalan sendiri di luar garis yang ditetapkannya. Namun karena lobby Yahudi di USA terlalu kuat, maka Bill Clinton harus memakai agen-agennya di negara-negara Arab untuk “mengingatkan” si “anak emasnya” ini. Maka sikap negara-negara Arab tiba-tiba kembali memusuhi Israel. Mufti Mesir malah kini memfatwakan jihad terhadap Israel. Sementara itu Uni Eropa (terutama Inggris dan Perancis) juga mencoba “aktif” jadi penengah, yang sebenarnya juga hanya untuk kepentingan masing-masing dalam rangka menanamkan pengaruhnya di wilayah itu. Mereka juga tidak rela bahwa USA “jalan sendiri” tanpa “bicara dengan Eropa”.


*Khatimah*


Negara Israel adalah kombinasi dari sedang lemahnya ummat Islam, oportunisme Zionis Yahudi serta rencana Barat untuk mengontrol bumi dan ummat Islam.


Di Palestina berhasil didirikan negara Yahudi setelah sebelumnya ummat Islam berhasil diinflitrasi dengan pikiran-pikiran yang tidak islami, sehingga dapat dipecah belah bahkan sampai dilenyapkan khilafahnya.


Nabi berkata: Kunci Timur dan Barat telah ditunjukkan Allah untukku dan kekuasaan ummatku akan mencapai kedua ujungnya. Telah kumohon kepada Rabbku agar ummatku tidak dihancurkan oleh kelaparan maupun oleh musuh-musuhnya. Rabbku berkata: Apa yang telah Ku-putuskan tak ada yang bisa merubahnya. Aku menjamin bahwa ummatmu tak akan hancur oleh kelaparan atau oleh musuh-musuhnya, bahkan jika seluruh manusia dari segala penjuru dunia bekerja bersama-sama untuk itu. Namun di antara ummatmu akan ada yang saling membunuh atau memenjarakan. (HR Muslim no. 6904)


Karena itu baik strategi Zionis maupun Barat adalah menimbulkan permusuhan di kalangan ummat Islam sendiri. Namun sementara itu sesungguhnya Zionis atau Barat sendiri juga saling bersaing demi kepentingannya. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat.


Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti. (QS. 59:14)


Yang jelas, sang perampok Israel tidak bisa diusir dalam kondisi ummat Islam dewasa ini. Terlebih dahulu mereka harus menata aqidah dan menegakkan khilafah. Bukan PLO dan bukan negara-negara Arablah yang akan membebaskan kembali Palestina dan Yerusalem, namun ummat Islam bersama khilafahnya yang berhak melakukan tugas mulia itu, serta (insya Allah) memenuhi salah satu nubuwwat Rasulullah berikut ini:


Tidak datang hari Kiamat, sebelum kamu memerangi kaum Yahudi, hingga mereka lari ke belakang sebuah batu, dan batu itu berkata: “ada orang Yahudi di belakangku, datanglah, dan bunuhlah” (HR Bukhari Vol. 4 Kutub 52 no. 176 dan HR Muslim no. 6985)


Nubuwwah ini sepertinya baru akan terjadi di zaman “internet of things”, yang baru akan tiba, di mana rumah kita, sejak dari pintu hingga tong sampah, semua “ber-chip”, dan bisa berkomunikasi dengan manusia.[]@hmad AF . Fatahillah .by Rhs 19 .W928. .๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ™๐Ÿค๐Ÿค

Tuesday, May 11, 2021

USTADZ TENGKU ZULKARNAEN TETAP "HIDUP", MEREKALAH YANG SESUNGGUHNYA TELAH LAMA MATI

 *USTADZ TENGKU ZULKARNAEN TETAP "HIDUP", MEREKALAH YANG SESUNGGUHNYA TELAH LAMA MATI*


*Oleh: Arief B. Iskandar*

*_(Khadim Ma'had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor)_*


*BAGI* kaum fasik dan munafik, kematian ulama yang hanif dan lantang dalam menyuarakan kebenaran boleh jadi menjadi sebuah kabar gembira. Mereka menyangka para ulama penentang kezaliman penguasa yang mereka dukung makin berkurang. Mereka pun menduga orang-orang yang wafat di medan jihad itu benar-benar mati. Padahal, sebagaimana yang Allah SWT tegaskan: 


ูˆَู„َุง ุชَู‚ُูˆู„ُูˆุง ู„ِู…َู†ْ ูŠُู‚ْุชَู„ُ ูِู‰ ุณَุจِูŠู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุฃَู…ْูˆٰุชٌ  ۚ ุจَู„ْ ุฃَุญْูŠَุงุٓกٌ ูˆَู„ٰูƒِู†ْ ู„َّุง ุชَุดْุนُุฑُูˆู†َ

_Janganlah kalian mengatakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu telah mati. Sebenarnya (mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya_

*(QS al-Baqarah [2]: 154)*


Ustadz Tengku Zulkarnaen memang tidak wafat di medan jihad (perang). Namun jelas, dengan amar makruf nahi mungkar yang ia lakukan, khususnya terhadap penguasa yang menyimpang dari syariah, menjadikan beliau layak mendapatkan pahala mati syahid.


Ia hanyalah sedikit di antara ulama yang mau memgambil risiko perjuangan dalam melakukan amar makruf nahi mungkar. Saat yang sama justru banyak ulama yang lebih mendiamkan kemungkaran, terutama kemungkaran penguasa.


Padahal tegas Allah SWT berfirman (yang artinya): _Mengapa para ulama dan para pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan_ *(TQS al-Maidah [5]: 63).*


Ayat di atas adalah celaan sekaligus peringatan Allah SWT kepada para ulama yang tidak menegakkan aktivitas amar makruf nahi mungkar. Menurut al-Qurthubi, ayat ini menunjukkan bahwa orang yang meninggalkan upaya mencegah kemungkaran sama dengan orang yang berbuat kemungkaran itu sendiri. *(Al-Qurthubi, _Tafsรฎr al-Qurthubi,_ VI/237).*


Apa yang dinyatakan oleh Imam al-Qurthubi pernah dipraktikkan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz ra. Pada masa Kekhilafahannya, beliau telah memperlakukan sama orang yang berdiam diri terhadap kemungkaran dengan pelaku kemungkaran itu sendiri. Sama-sama dianggap pelaku kriminal. Keduanya berhak mendapat sanksi/hukuman di dunia. 


Pada masanya, polisi negara pernah datang kepada sekelompok orang yang sedang mabuk-mabukan dengan meminum khamr, sementara di samping mereka duduk-duduk seorang Muslim yang tidak ikut mabuk. Dia bahkan sedang berpuasa. Saat itu Khalifah memerintahkan kepada sang polisi untuk mencambuk mereka semuanya, tanpa kecuali. Petugas polisi berkata, “Amirul Mukminin, si fulan ini tidak ikut mabuk bersama mereka. Dia bahkan sedang berpuasa.”


Khalifah Umar berkata, “Hadirkan dia dan cambuklah! Tidakkah dia mendengar firman Allah SWT (yang artinya): _Sungguh Allah telah menurunkan kepada kalian di dalam al-Quran, bahwa jika kalian mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olok oleh orang-orang kafir, janganlah kalian duduk-duduk bersama mereka hingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Sesungguhnya jika kalian berbuat demikian, tentu kalian sama saja dengan mereka_ *(QS an-Nisa’ [4]: 140).*


Demikianlah sikap Khalifah Umar ra. Beliau telah menganggap orang yang mendiamkan kemungkaran sebagai pelaku kriminal yang layak dihukum. Sama dengan pelaku kemungkaran itu sendiri.


Kemungkaran yang terbesar tentu adalah kemungkaran yang dilakukan oleh para penguasa, yaitu saat mereka tidak melaksanakan hukum-hukum Allah. Itulah mengapa Rasulullah saw. telah mewajibkan umat Islam untuk melakukan amar makruf nahi mungkar terhadap penguasa semacam ini. Bahkan Beliau telah bersabda (yang artinya): _"Jihad yang paling utama adalah menyampaikan kebenaran di hadapan penguasa yang zalim."_ *(HR at-Tirmidzi dan an-Nasa’i).*


Namun sayang, banyak di antara kaum Muslim, khususnya para ulamanya, yang malah membisu terhadap kemungkaran para penguasa saat ini. Memang, banyak dari mereka yang selalu menjaga hubungan dengan Allah, dengan memperbanyak amal ibadah ritual dan bersedekah. Namun, tidak banyak dari mereka yang berani melakukan amar makruf nahi mungkar kepada para penguasa zalim dan menyimpang.


Sikap demikian jelas keliru. Hudzaifah bin al-Yamani ra., seorang Sahabat Rasulullah saw. yang mulia, bahkan menjuluki orang-orang semacam ini—yang tidak mengingkari kemungkaran dengan tangannya, tidak dengan lisannya, dan tidak juga dengan kalbunya—sebagai "mayat hidup". *(Al-Ghazali, _Ihyรข’ ‘Ulรปm ad-Dรฎn,_ II/311).*


"Mayat hidup" tentu merupakan istilah yang sangat kasar dan menghina. Namun, itulah sikap tegas Sahabat Rasululullah saw. yang mulia terhadap orang-orang yang cuwek terhadap kemungkaran. Hidupnya dipandang sama dengan matinya. Keberadaannya dianggap tidak berbeda dengan ketiadaannya. Alias tak berguna. 


Jelas, dari paparan di atas, Ustadz Tengku sebetulnya tetap "hidup". Mereka yang bergembira atas wafatnya beliaulah--juga atas wafatnya para ulama pejuang lainnya--sesungguhnya yang mati. Mereka telah lama menjadi "mayat". Tidak lain menjadi "mayat hidup". Sebabnya, mereka selalu saja mendiamkan setiap kemungkaran yang terjadi di depan mata mereka, terutama kemungkaran penguasa. Bahkan mereka menjadi pendukung penguasa yang biasa melakukan  kemungkaran tersebut. Status mereka tentu jauh lebih buruk dari "mayat hidup". _Na'udzu bilLahi min dzalik!_


_Wa ma tawfiqi illa bilLah 'alayhi tawakkaltu wa ilayhi unib._ []

INFORMASI RUKYATUL HILAL DATANG TERLAMBAT, BOLEHKAH SHOLAT IEDUL FITRI KEESOKAN HARINYA?

 INFORMASI RUKYATUL HILAL DATANG TERLAMBAT, BOLEHKAH SHOLAT IEDUL FITRI KEESOKAN HARINYA?



Oleh : KH. M. Shiddiq Al Jawi



Tanya :


Assalamualaikum. Ustadz, saya mendapat informasi bahwa rukyatul hilal untuk Syawal 1441, telah berhasil dilakukan di Tanzania dan beberapa negara Afrika lainnya pada hari Jumat malam 22 Mei 2020. (dari situs Khilafah.com, dll). Sehingga 1 Syawal 1441 H, sebenarnya jatuh pada hari Sabtu 23 Mei 2020, bukan hari Ahad 24 Mei 2020.


Apakah shalat Iedul Fitri tetap boleh diadakan hari Ahad ini tanggal 24 Mei 2020? (Iwan Januar, Bogor).


Jawab :


Wa 'alaikumus salam wr. wb.


Jika informasi berhasilnya rukyatul hilal tersebut kita terima sebelum Zhuhur pada hari Sabtu tanggal 23 Mei 2020, misalnya pukul 10.00 WIB, maka tidak boleh hukumnya kita melakukan sholat Iedul Fitri keesokan harinya, yaitu Ahad 24 Mei 2020. 


Adapun jika informasi keberhasilan rukyatul hilal tersebut sampai kepada kita setelah Zhuhur pada hari Sabtu 23 Mei 2020, maka boleh hukumnya kita sholat Iedul Fitri keesokan harinya, yaitu pada hari Ahad 24 Mei 2020.


Dalilnya hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu 'Umair bin Anas RA, telah menceritakan kepadaku paman-pamanku dari kalangan Anshar yang termasuk shahabat Rasulullah SAW, ia berkata :



«ุบُู…َّ ุนَู„َูŠْู†َุง ู‡ِู„َุงู„ُ ุดَูˆَّุงู„ٍ ูَุฃَุตْุจَุญْู†َุง ุตِูŠَุงู…ًุง ูَุฌَุงุกَ ุฑَูƒْุจٌ ู…ِู†ْ ุขุฎِุฑِ ุงู„ู†َّู‡َุงุฑِ ูَุดَู‡ِุฏُูˆุง ุนِู†ْุฏَ ุฑَุณُูˆู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุฃَู†َّู‡ُู…ْ ุฑَุฃَูˆْุง ุงู„ْู‡ِู„َุงู„َ ุจِุงู„ْุฃَู…ْุณِ ูَุฃَู…َุฑَ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…  ุฃَู†ْ ูŠُูْุทِุฑُูˆุง ู…ِู†ْ ูŠَูˆْู…ِู‡ِู…ْ ูˆَุฃَู†ْ ูŠَุฎْุฑُุฌُูˆุง ู„ِุนِูŠุฏِู‡ِู…ْ ู…ِู†ْ ุงู„ْุบَุฏِ»



“Hilal Syawal tertutup mendung bagi kami, maka esoknya kami berpuasa (istikmal). Lalu di akhir siang datang serombongan orang dan mereka bersaksi di hadapan Rasulullah SAW bahwa mereka telah melihat hilal kemarin, maka Rasulullah SAW memerintahkan agar mereka berbuka hari itu dan keluar ke tempat shalat Ied mereka keesokan harinya”. (HR Ahmad).


Imam Al Baihaqi telah mengeluarkan di Sunan al-Kubra dari Rib’iy bin Hirasy dari seorang laki-laki di antara shahabat Nabi SAW, ia berkata :



«ุงุฎْุชَู„َูَ ุงู„ู†َّุงุณُ ูِู‰ ุขุฎِุฑِ ูŠَูˆْู…ٍ ู…ِู†ْ ุฑَู…َุถَุงู†َ ูَู‚َุฏِู…َ ุฃَุนْุฑَุงุจِูŠَّุงู†ِ ูَุดَู‡ِุฏَุง ุนِู†ْุฏَ ุงู„ู†َّุจِู‰ِّ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…   ุจِุงู„ู„َّู‡ِ ู„ุฃَู‡َู„ุงَّ ุงู„ْู‡ِู„ุงَู„َ ุฃَู…ْุณِ ุนَุดِูŠَّุฉً ูَุฃَู…َุฑَ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุงู„ู†َّุงุณَ ุฃَู†ْ ูŠُูْุทِุฑُูˆุง ูˆَุฃَู†ْ ูŠَุบْุฏُูˆุง ุฅِู„َู‰ ู…ُุตَู„ุงَّู‡ُู…ْ»



"Orang-orang berbeda pendapat tentang hari terakhir Ramadhan, lalu dua orang Arab Baduwi datang dan bersaksi di hadapan Nabi SAW bahwa keduanya telah melihat hilal kemarin petang maka Rasulullah SAW memerintahkan orang-orang agar berbuka dan pergi ke tempat shalat Iedul Fitri mereka keesokan harinya”. (HR Al Baihaqi, dalam As Sunan Al Kubra).


Berdasarkan dalil-dalil hadis tersebut, maka karena kita di Indonesia terlambat menerima informasi rukyatul Hilal dari Tanzania tersebut, yaitu pada  malam Ahad (23 Mei 2020), maka kita dibolehkan sholat Iedul Fitri besok, yaitu hari Ahad tanggal 24 Mei 2020.


Dibolehkan juga takbiran dan khutbah Iedul Fitri pada hari Ahad 24 Mei 2020, karena hal itu adalah masalah-masalah cabang (taabi') yang mengikuti hukum pokoknya, yaitu sholat Iedul Fitri. Kaidah fiqih dalam masalah ini menyebutkan :



ุงู„ุชุงุจุน ุชุงุจุน



At Taabi'u taabi'un "Perkara cabang itu hukumnya mengikuti perkara yang pokok." (M. Shidqiy al Burnu, Mausu'ah Al Qawa'id Al Fiqhiyyah, Juz II, hlm. 158).


Wallahu a'lam.


Yogyakarta, 24 Mei 2020 (02 Syawal 1441 H)


M. Shiddiq Al Jawi

SIAPAKAH ULIL AMRI DALAM AN NISA' 59

 SIAPAKAH ULIL AMRI DALAM AN NISA' 59?


Al Imam Abu Zahrah menjelaskan, 


Bahwa sebagian ulama berpendapat ulil amri itu para ahli fiqih yang mereka mampu menggali hukum, akan tetapi menurut mayoritas ulama ulil amri adalah para penguasa (al hukkam) dan ahlul halli wa 'aqdi (mereka yang memilih penguasa). Tapi dengan dua catatan:


Pertama, selama mereka muslim, artinya bukan penguasa kafir. 


Kedua, mereka taat kepada Allah dan rasul Nya, yang itu ditandai dengan menegakkan keadilan dan tidak melanggar hukum-hukumNya. 


Mengutip penjelasan Az Zamakhsyari, 


Bahwa "ulil amri dari kalian" artinya para pemimpin di atas kebenaran (umaraa' al haq). Digabungkannya perintah taat kepada ulil amri dengan ketaatan kepada Allah dan RasulNya, tidak lain karena sifat ulil amri tersebut yang mengutamakan keadilan dan kebenaran, memerintahkan kepada keduanya, melarang dari kebalikannya. Contohnya seperti Khulafa' Rasyidin. Dimana mereka mengatakan:


ุฃุทูŠุนูˆู†ูŠ ู…ุง ุนุฏู„ุช ููŠูƒู… ูุฅู† ุฎุงู„ูุช ูู„ุง ุทุงุนุฉ ู„ูŠ ุนู„ูŠูƒู…


Taatilah aku selama aku berlaku adil, tapi jika aku tidak adil maka kalian tidak wajib taat kepadaku. 


Abu Zahrah, Zahrotut Tafasir (Beirut: Darul Fikr al Arobi) hlm 1727-1728


Faidah:

• Ulil Amri yang wajib ditaati dalam mafhum syar'i bukan sembarang penguasa, melainkan penguasa yang memilki kriteria tertentu. 


• Ulil amri adalah penguasa yang memiliki kriteria: 1) muslim, dan 2) terikat dengan hukum Allah dan RasulNya atau terikat dengan syariat Islam. 


• Sedangkan istilah syar'i untuk penguasa yang tidak memenuhi kriteria tersebut adalah thaghut, bukan ulil amri minkum. Sebagaimana disebut di ayat setelahnya (an Nisa' 60). Imam Ibnu Katsir menjelaskan:


ูุฅู†ู‡ุง ุฐุงู…ุฉ ู„ู…ู† ุนุฏู„ ุนู† ุงู„ูƒุชุงุจ ูˆุงู„ุณู†ุฉ ، ูˆุชุญุงูƒู…ูˆุง ุฅู„ู‰ ู…ุง ุณูˆุงู‡ู…ุง ู…ู† ุงู„ุจุงุทู„ ، ูˆู‡ูˆ ุงู„ู…ุฑุงุฏ ุจุงู„ุทุงุบูˆุช ู‡ุงู‡ู†ุง


Ayat ini (an nisa 60) berisi celaan terhadap siapa saja yang berpaling dari al Quran dan as Sunnah, dengan berhukum kepada kebatilan di luar keduanya. Ini yang dimaksud thaghut di sini.

Monday, May 10, 2021

Narasi Radikalisme Rezim Jokowi : Propaganda Sesat Menyerang Islam

 https://al-waie.id/fokus/narasi-radikalisme-propaganda-menyerang-islam/


*Narasi Radikalisme Rezim Jokowi : Propaganda Sesat Menyerang Islam*


Salah satu postulat yang kini tengah gencar ditebarkan oleh Barat melalui berbagai corong media mereka adalah atribut “Islam radikal” atau istilah radikalisme. Sebagai strategi adu domba sesama Muslim, maka Baratpun membuat istilah tandingan kontra radikalisme yang disebut dengan “Islam moderat”, baik Islam radikal maupun Islam moderat. Keduanya adalah istilah yang diproklamirkan Barat untuk menyerang Islam.


*Rezim Jokowi Masih Hobby Jualan Narasi Radikalisme Ditengah Ketidak Percayaan Public*


Islam moderat beberapa waktu yang lalu menjelma menjadi Islam Nusantara yang sempat menyulut polemik. Pengikut Islam moderat mengklaim dirinya sebagai penebar Islam washatiyah. Padahal secara epistemologis, istilah washatiyah tidaklah sama dengan kata moderat. Islam moderat justru lebih banyak mempropagandakan nilai-nilai Barat dibandingkan dengan nilai-nilai Islam itu sendiri.


Sekali lagi, secara epistemologi, istilah radikal dan moderat adalah istilah yang datang dari filsafat Barat, sementara istilah washatiyah dan kรขffah adalah istilah yang berasal dari terminologi al-Quran. Karena itu tidak mungkin keduanya memiliki kesamaan makna. Begitupun istilah “Islam Rahmatan lil’Alamin” yang berasal dari al-Quran dengan term “Islam Nusantara”yang tidak ditemukan dengan jelas asal-muasalnya.


Ironisnya,proxy war Barat dengan langkah hegemoni wacana yang jelas-jelas menyerang Islam justru diamini oleh negara-negara Muslim di dunia, termasuk di Indonesia, Saudi dan Mesir. Ini karena Indonesia dan negara-negara Muslim lain menerapkan ideologi Kapitalisme sekuler yang secara diametral bertentangan dengan ideologi Islam.


Untuk melanggengkan kekuasaan dan ideologi ini, Barat melakukan langkah monsterisasi ajaran Islam dengan memberikan stigma radikal kepada Muslim yang ingin menerapkan Islam secara kรขffah. Sebaliknya,mereka memuji Muslim yang pro ideologi kapitalisme sekular sebagai moderat. Faktanya, pengikut Islam moderat biasanya menolak formalisasi syariah oleh negara atau anti khilafah. Padahal khilafah merupakan ajaran Islam, sebagaimana akidah, akhlak, ibadah dan muamalah.


Strategi Barat untuk menyerang Islam ini merupakan propaganda busuk yang harus disadari oleh  seluruh kaum Muslim. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT:


Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata bagi kalain(QS al-Baqarah [2]: 208).


Seiring dengan menguatnya hegemoni wacana dengan serbuan istilah-istilah Barat disertai melemahnya kemampuan Bahasa Arab di kalangan kaum Muslim, propaganda serangngan Barat terhadap Islam melalui isu radikalisme ini justru mendapat sambutan positif dari negeri-negeri Muslim.


Prof. Dr. Soheir Ahmad as-Sokari, ahli linguistik di berbagai universitas besar, di antaranya Georgetown University, mengutarakan bahwa Barat telah melakukan penghancuran kemampuan bahasa Arab generasi Muslim, yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan umat Islam.


Radikalisme dan Asal-usulnya


Radikalisme adalah istilah Barat, bukan dari Islam. Radikalisme berasal dari kata radical atau  radix yang berarti “sama sekali” atau sampai ke akar akarnya. Dalam kamus Inggris-Indonesia susunan Surawan Martinus kata radical disama-artikan (sinonim) dengan kata “fundamentalis” dan “extreme”.Radikalisme berasal dari bahasa Latin “radix, radicis”, artinya akar; (radicula, radiculae: akar kecil). Berbagai makna radikalisme, kemudian mengacu pada kata “akar” atau mengakar.


Istilah fundamentalisme atau radikalisme muncul pertama kali di Eropa pada akhir abad ke-19. Istilah ini untuk menunjukkan sikap gereja terhadap ilmu pengetahuan (sains) dan filsafat modern serta sikap konsisten mereka yang total terhadap agama Kristen. Gerakan Protestan dianggap sebagai awal mula kemunculan fundamentalisme. Mereka telah menetapkan prinsip-prinsip fundamentalisme pada Konferensi Bibel di Niagara tahun 1878 dan Konferensi Umum Presbyterian tahun 1910. Saat itu mulai terkristalisasi ide-ide pokok yang mendasari fundamentalisme. Ide-ide pokok ini didasarkan pada asas-asas teologi Kristen, yang  bertentangan dengan kemajuan ilmu pengetahuan  yang lahir dari ideologi Kapitalisme yang berdasarkan akidah pemisahan agama dari kehidupan (sekularisme).


Alat untuk Menyerang Islam


Istilah radikalisme oleh Barat kemudian dijadikan sebagai alat untuk menyerang dan menghambat kebangkitan Islam. Barat melakukan monsterisasi bahwa Islam adalah paham radikal yang membahayakan. Monsterisasi inilah yang kelak melahirkan islamophobia di Barat dan seluruh dunia. Inilah cara terakhir Barat untuk melanggengkan hegemoni ideologi Kapitalisme sekular dengan menyebarkan paham demokrasi. Proyek antiradikalisme atau deradikalisasi terus digulirkan dengan menggulirkan wacana moderasi agama hingga memunculkan istilah baru. yakni “Islam Nusantara”. Ironinya, banyak kaum Muslimtertipu dengan proyek ini. Mereka ikut terlibat dalam berbagai program deradikalisasi, baik karena kebodohan maupun karena pragmatisme semata.


Setidaknya ada empat karakteristik dan tujuan Barat  melancarkan imperialisme epistemologi sebagai propaganda Barat menyerang Islam.Pertama:Harakah at-Tasykรฎk, yakni menumbuhkan keraguan (skeptis) pada umat Islam akan kebenaran Islam. Diantara keraguan yang mereka lancarkan adalah gugatan tentang otentitas al-Quran, Islam sebagai Mohammadanisme, keraguan atas kerasulan Muhammad.


Dampak dari at-tasykรฎk adalah tumbuhnya sikap netralitas dan relativitas terhadap ajaran Islam.Jika masih ada seorang Muslim yang secara fanatik memahami Islam maka mereka kemudian dicap sebagai fundamentalis, radikalis, islamis dan teroris.


Kedua:Harakah at-Tasywรฎh, yaitu menghilangkan rasa kebanggaan terhadap ajaran Islam dengan cara memberikan stigma buruk terhadap Islam. Mereka dengan gencar mencitrakan Islam secara keji melalui media-media. Dampak dari tasywรฎh ini adalah menggejalanya inferiority complex (rendah diri) pada diri umat Islam, islamopobhia, pemujaan  kepada Barat.


Ketiga:Harakah at-Tadzwรฎb, yakni gerakan pelarutan (akulturasi) peradaban dan pemikiran.  Dampaknya adalah umat Islam terjebak dalam pemikiran pluralisme agama.Pluralisme jelas bertentangan dengan Islam.Pluralisme, menurut WC Smith, bermakna transendent unity of religion (wihdat al adyan), dan global teologi menurut John Hick.


Keempat:Hakarah at-Taghrรฎb, yakni gerakan westernisasi segala aspek kehidupan kaum Muslim. Paradigma Barat dijadikan sebagai kiblat kaum Muslim dengan meninggalkan tsaqรขfah Islam. Melalui berbagai bidang seperti fun, fashion, film dan food, Barat terus mempropagandakan ideologinya.


Pertarungan Pemikiran


Pertarungan peradaban Barat dengan peradaban Islam terwujud dalam berbagai bentuk, di antaranya:


Dominasi terhadap berbagai sarana media massa yang diarahkan untuk kepentingan peradaban Barat.

Dominasi terhadap kurikulum pendidikan di setiap tingkatan, yang dimaksudkan untuk menyebarluaskan konsep-konsep Barat, menyimpangkan dan menentang berbagai konsep peradaban Islam, serta memalsukan sejarah peradaban Islam.

Mendirikan sekolah-sekolah dan universitas-universitas di bawah kendali dan pengawasan langsung para pemuja peradaban Barat.

Mendirikan berbagai partai politik yang menganut dan menyerukan peradaban Barat, yang dikelola oleh negara-negara Barat dan antek-anteknya yang bersikap moderat-progresif.

Memberikan dukungan dan sponsor kepada orang-orang yang dianggap sebagai kalangan elit, terpelajar, dan intelektual, dengan tujuan untuk mempromosikan mereka menjadi tokoh-tokoh pemikir di negeri-negeri kaum Muslim.

Memberikan dana beasiswa pendidikan dalam berbagai bentuknya, untuk memilih orang yang dianggap cocok menjadi agen intelektual, agen politik, agen militer, atau mata-mata bagi Barat.

Memberikan dana melimpah kepada berbagai lembaga, kelompok dan organisasi yang didirikan untuk menyebarluaskan racun-racun pemikiran mereka.

Memerangi penggunaan bahasa Arab dan membangkitkan bahasa-bahasa selain Arab; melontarkan agitasi-agitasi yang bersifat nasionalistik dan patriotik. Bahkan apa yang disebut konflik kepentingan (shira’ al-mashรขlih) sejatinya berawal dari perbedaan pemikiran, yang kemudian diikuti dengan pertarungan pemikiran.

Bahkan kepala negara dengan seluruh jajarannya dan pendukung setianya secara masih melakukan propaganda dan proyek antiradikalisme dengan menyasar berbagai elemen masyarakat dari siswa, mahasiswa, dosen hingga instansi pemerintahan.


Presiden Joko Widodo menghadiri dan menyaksikan deklarasi anti radikalisme dan terorisme dari seluruh pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia, yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, 26 September 2017. Presiden Jokowi menyambut positif deklarasi perguruan tinggi se-Indonesia untuk melawan radikalisme (Voaindonesia.com, 26/09/17).


Kementerian Agama pun terus berupaya untuk menangkal radikalisme yang sudah menjamah ke kalangan anak. Diantaranya dengan menggalakan kegiatan yang bersifat moderasi agama(TribunNews.com, 23/7/2017).


Tak mau ketinggalan, BNPT Nasional Penangulangan Terorisme (BNPT) sering memberikan penyuluhan kepada mahasiswa agar tidak gampang terpengaruh dengan paham radikal(Bnpt.go.id,6/9/17).


Bahkan oleh sebuah televisi swasta acara reuni 212 2017 yang lalu dianggap sebagai perayaan intoleran yang anti kebhinekaan. Padahal reuni 212 adalah sebuah ekspresi umat Islam untuk mencintai dan membela agamanyadari berbagai penistaan oleh pihak-pihak yang intoleran itu. Media corong demokrasi terus menfitnah Islam sebagai agama intoleran dan radikal. Padahal merekalah yang intoleran. Bahkan sebuah ormas beberapa waktu lalu melakukan persekusi dan pembubaran terhadap pengajian. Bukankah ini tindakan intoleran itu.


Karena itu tanpa diberi embel-embel moderat atau radikal, Islam adalah agama yang penuh perdamaian, toleransi, adil dan menebarkan kebaikan kepada seluruh alam semesta. Dengan menerapkan Islam secara kรขffah dalam istitusi negara, kebaikan Islam baru akan dapat dirasakan oleh seluruh manusia di dunia. Islam tidak memerlukan label-label Barat yang keji dan menyesatkan. Islam ya Islam. Islam moderat yang diinginkan oleh Barat adalah Islam yang menafikan penerapan syariah Islam secara kรขffah oleh negara. Sebabnya, tegaknya Daulah Islam adalah ancaman terbesar bagi ideologi Kapitalisme di seluruh dunia.


Umat[an] Washath[an]


Secara etimologi, al-wasath adalah sesuatu yang memiliki dua belah ujung yang ukurannya sebanding, pertengahan (Al-Ashbahani, Mufradรขt AlFรขzh al-Qur’รขn, II/entri w-s-th). Bisa juga bermakna sesuatu yang terjaga, berharga dan terpilih; karena tengah adalah tempat yang tidak mudah dijangkau: tengah kota (At-Tahrรฎr wa at-Tanwรฎr, II/17).


Umat[an] wasath[an] yang dimaksud adalah umat terbaik dan terpilih  karena mendapatkan petunjuk dari Allah SWT. Jalan lurus dalam surat al-Fatihah adalah jalan tengah diantara jalan orang yang dibenci (yahudi) dan jalan orang sesat (Nasrani)(Tafsir al-Manรขr,  II/4).


Karakter umat washtiyyah ada empat: umat yang adil dan pilihan (QS Ali Imran [3]: 110);terbaik  dan pertengahan  antara ifrรขth(berlebihan) dan tafrรฎth(mengurangi)(Tafsir ar-Razi, II/389-390).


Makna washatiyah dalam perspektif tafsir ini tidak sama dengan makna moderat dalam pandangan Barat.


Dengan demikian lebel radikal dan moderat adalah cara Barat untuk menciptakan polarisasi di kalangan kaum Muslimagar terpecah-belah dan menghambat kebangkitan Islam.


Karena itu penting memberikan pencerahan kepada umat tentang bahaya imperialisme epistemologi Barat ini melalui berbagai istilah menyesatkan sebagai propaganda menyerang dan menfitnah Islam.  Penting juga membentengi umat dari serangan  Islam moderat dan radikal dengan menjelaskan kesesatan dan kerusakan ide keduanya. Umat Islam harus diberikan penjelasantentang hakikat Islam  yang sebenarnya sesuai dengan al-Quran dan al-Hadis secara kรขffah.


Khatimah


Dengan terus melakukan dakwah penyadaran kepada umat akan bahaya narasi radikalisme sebagai propaganda Barat kepada Islam, umat akan terus berjuang menumbangkan seluruh narasi Barat dan membangun narasi Islam dalam pemikiran dan perasaan kaum Muslim. Dengan demikian akan terjadi gelombang kesadaran umat akan pentingnya mendakwahkan dan memperjuangkan tegaknya syariah dan Khilafah yang akan memberikan kebaikan bagi seluruh manusia dan alam semesta.


Dari berbagai indikasi yang ada, tampak bahwa tegaknya Khilafah tak akan lama lagi, dan tumbangnya peradaban Kapitalisme sudah diujung mata

Saturday, May 8, 2021

Rukyat Hilal dan Posisi Hisab Astronomis

 Jawab Soal: Rukyat Hilal dan Posisi Hisab Astronomis

 


Rukyat Hilal dan Posisi Hisab Astronomis


(Jawaban asy-Syaikh al-‘Alim ‘Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah Amir Hizbut Tahrir)


 


Pertanyaan keenam:


Rukyat hilal untuk awal bulan qamariyah setiap tahun memicu perdebatan di generasi muslim di sini pada Ramadhan … Bagaimana sikap kita terhadap pendapat tentang penggunaan hisab astronomis sebagai ganti rukyat untuk menetapkan awal Ramadhan?  Apakah itu merupakan pendapat yang marjuh (lemah) saja atau malah tertolak yakni batil?  Dengan ungkapan lain apakah ada syubhat dalil ataukah tidak?  Jika merupakan pendapat yang tertolak –seperti yang saya pahami- apa hukum berpuasa mereka yang mengikuti pendapat ini?  Perlu diketahui ada sejumlah orang di sini, di Australia dan negara-negara barat lain, dan mereka terus bertambah?  Masalah lain, jika menjadi jelas bagi orang yang berpuasa bahwa dia menyalahi rukyat, lalu apa yang harus ia lakukan?  Bukankah dalam hal itu ada suatu kesusahan?  Seperti halnya bahwa sebagian dari orang yang berdiskusi dengan kami mengatakan bahwa puasa berdasarkan rukyat hilal tidak praktis.  Kadang mereka keluar untuk merukyat tetapi mereka tidak bisa melihat, atau mereka berbeda-beda dalam melihatnya dan ini menyebabkan persoalan! Lalu apa pendapat dalam masalah ini?  Kemudian hisab saat ini telah menetapkan kelahiran hilal dengan sangat teliti, dan berikutnya membatasi kemungkinan melihatnya sehingga seandainya tidak terlihat, lalu kenapa kita tidak bersandar kepada hisab sehingga memudahkan masalah tersebut sebagaimana kita menghitung waktu-waktu shalat?


 


Jawab:


Rukyat adalah yang dijadikan sandaran dalam puasa Ramadhan sesuai dengan dalil-dalil yang dinyatakan dalam hal itu.  Diantaranya:


«ุตُูˆู…ُูˆุง ู„ِุฑُุคْูŠَุชِู‡ِ ูˆَุฃَูْุทِุฑُูˆุง ู„ِุฑُุคْูŠَุชِู‡ِ، ูَุฅِู†ْ ุบُุจِّูŠَ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูَุฃَูƒْู…ِู„ُูˆุง ุนِุฏَّุฉَ ุดَุนْุจَุงู†َ ุซَู„ุงَุซِูŠู†َ»


Berpuasalah karena melihat hilal dan berbukalah karena melihat hilal, jika kalian tertutup (tidak melihatnya) maka genapkan hitungan Sya’ban tiga puluh hari


 


Adapun yang dijadikan sandaran oleh mereka yang menggunakan hisab astronomis berupa dalil-dalil yang mereka pandang, maka semua itu tertolak dan tidak bisa diberlakukan atas masalah tersebut.  Dalil paling masyhur yang mereka sebutkan ada dua:


Pertama: hadits Rasul saw :


«ุฅِู†َّุง ุฃُู…َّุฉٌ ุฃُู…ِّูŠَّุฉٌ، ู„ุงَ ู†َูƒْุชُุจُ ูˆَู„ุงَ ู†َุญْุณُุจُ، ุงู„ุดَّู‡ْุฑُ ู‡َูƒَุฐَุง ูˆَู‡َูƒَุฐَุง» (ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ)


Kami adalah umat yang ummiyyah, kami tidak bisa menulis dan menghitung, satu bulan itu begini dan begitu (HR al-Bukhari)


 


Hadits ini, meski di dalamnya ada washfun mufhimun (sifat yang bisa memberikan pemahaman) yaitu kata ummiyyah yang bisa saja membisikkan bahwa itu merupakan ‘illat yang mewajibkan beramal menurut mafhum, yakni andai bukan ummat yang ummiyyah niscaya kita menggunakan hisab … hanya saja, ini tidak benar seperti yang sudah diketahui di dalam ushul.  Sebab ini adalah mafhum yang diabaikan.  Karena sifat ummiyah untuk menyatakan kondisi pada galibnya.  Orang arab mayoritasnya ummiy.  Ditambah lagi bahwa mafhum tersebut telah dibatalkan oleh nas yaitu hadits:


«ูุฅู† ุบُู…َّ ุนู„ูŠูƒู… ูุฃูƒู…ู„ูˆุง ุงู„ุนุฏّุฉ ุซู„ุงุซูŠู†» (ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ)


Jika kalian tertutup mendung maka genapkanlah hitungan tiga puluh (HR al-Bukhari)


 


Tidak disebutkan bersamanya batasan.  Artinya jika rukyat hilal tidak mungkin karena tertutup mendung atau hujan yakni suatu sebab yang menghalangi rukyat, maka hukum syara’ telah ditetapkan dengan menggenapkan bulan menjadi tiga puluh hari, sehingga meski sekalipun hilal muncul akan tetapi tertutup mendung.  Atas dasar itu maka yang diterapkan adalah manthuq dan mafhum harus diabaikan.


Ini fakta tentang syarat beramal dengan mafhum dalam kebanyakan kondisi, mafhum itu diabaikan jika dinyatakan untuk menyatakan kondisi galibnya; atau jika dibatalkan oleh nas misalnya:


]ูˆَู„َุง ุชَู‚ْุชُู„ُูˆุง ุฃَูˆْู„َุงุฏَูƒُู…ْ ุฎَุดْูŠَุฉَ ุฅِู…ْู„َุงู‚ٍ[


Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. (TQS al-Isra’ [17]: 31)


 


Takut kemiskinan (khasyyah imlรขq) merupakan sifat yang memberikan pemahaman (washfun mufhimun) yakni khasyyah al-faqri -takut kemiskinan-.  Demikian juga pernyataan itu menunjukkan kondisi pada galibnya.  Mereka membunuh anak-anak karena takut miskin.  Kemudian bahwa mafhum tersebut telah dibatalkan dengan nas:


]ูˆَู…َู†ْ ูŠَู‚ْุชُู„ْ ู…ُุคْู…ِู†ًุง ู…ُุชَุนَู…ِّุฏًุง ูَุฌَุฒَุงุคُู‡ُ ุฌَู‡َู†َّู…ُ[


Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam (TQS an-Nisa’ [4]: 93)


 


Oleh karena itu mafhum ini diabaikan.  Tidak dikatakan bahwa yang haram adalah membunuh anak-anak karena takut kemiskinan dan menjadi halal jika ia membunuhnya karena kaya!  Akan tetapi pembunuhan itu tetap haram dalam dua kondisi itu baik karena kemiskinan atau kaya.  Demikian juga ayat:


]ู„َุง ุชَุฃْูƒُู„ُูˆุง ุงู„ุฑِّุจَุง ุฃَุถْุนَุงูًุง ู…ُุถَุงุนَูَุฉً[


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda (TQS Ali Imran [3]: 130)


 


Kata adh’รขfan mudhรข’afatan (berlipat ganda) merupakan washfun mufhimun (sifat yang memberikan pemahaman) dan demikian juga menyatakan kondisi pada galibnya.  Mereka mengambil riba berlipat ganda.  Kemudian mafhum ini diabaikan dengan nas:


]ูˆَุฃَุญَู„َّ ุงู„ู„َّู‡ُ ุงู„ْุจَูŠْุนَ ูˆَุญَุฑَّู…َ ุงู„ุฑِّุจَุง[


padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (TQS al-Baqarah [2]: 275)


 


Oleh karena itu mafhum ini diabaikan.  Tidak bisa dikatakan yang haram adalah riba yang banyak, sedangkan riba yang sedikit maka boleh.  Akan tetapi, riba berapapun banyaknya adalah haram sebab mafhum (adh’รขfan mudha’afatan) diabaikan seperti yang kami katakan.


Begitulah, mafhum kata (ummiyah) diabaikan seperti yang kami jelaskan.  Yakni bahwa rukyat hilal jika terhalang karena mendung atau hujan maka wajib menggenapkan hitungan bulan menjadi tiga puluh, baik kita mengetahui hisab ataupun tidak mengetahui.


Kedua, pendapat mereka jika waktu-waktu shalat di situ hisab dijadikan sandaran, dan jika demikian maka waktu puasa di situ hisab juga dijadikan sandaran … jawaban hal itu:


Siapa yang menelaah nas-nas yang dinyatakan tentang puasa maka ia akan mendapati hal itu berbeda dari nas-nas yang dinyatakan tentang shalat.  Puasa dikaitkan dengan berbuka dan dengan rukyat:


]ู…َู†ْ ุดَู‡ِุฏَ ู…ِู†ْูƒُู…ُ ุงู„ุดَّู‡ْุฑَ ูَู„ْูŠَุตُู…ْู‡ُ (


Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu (TQS al-Baqarah [2]: 185)


«ุตُูˆْู…ُูˆْุง ู„ِุฑُุคْูŠَุชِู‡ِ ูˆَุฃَูْุทِุฑُูˆْุง ู„ِุฑُุคْูŠَุชِู‡ِ»


Berpuasalah karena melihat hilal dan berbukalah karena melihat hilal


 


Jadi rukyat adalah (yang dinyatakan oleh) hukum.  Akan tetapi nas-nas tentang shalat telah dikaitkan dengan terealisasinya waktu:


] ุฃَู‚ِู…ِ ุงู„ุตَّู„َุงุฉَ ู„ِุฏُู„ُูˆูƒِ ุงู„ุดَّู…ْุณِ(


Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir (TQS al-Isra’ [17]: 78)


«ุฅِุฐَุง ุฒَุงู„َุชْ ุงู„ุดَّู…ْุณُ ูَุตَู„َّูˆْุง»


Jika matahari tergelincir maka shalatlah kalian


 


Jadi shalat bergantung pada terealisirnya waktu.  Maka dengan wasilah apapun Anda tetapkan waktu maka Anda harus shalat.  Jika Anda melihat matahari untuk melihat waktu tergelincirnya matahari atau Anda melihat bayangan untuk melihat bayangan segala sesuatu atau semisalnya seperti yang ada di dalam hadits-hadits tentang waktu-waktu shalat, jika Anda lakukan hal itu dan Anda tetapkan waktu shalat, maka shalatnya sah.  Jika Anda tidak melakukan hal itu akan tetapi Anda menghitungnya secara astronomis lalu Anda tahu bahwa waktu tergelincir atau jam sekian lalu Anda lihat jam tanpa keluar untuk melihat matahari atau bayangan, maka shalat telah sah.  Yakni bahwa Anda tetapkan waktu dengan wasilah apa saja. Mengapa? Sebab Allah SWT meminta Anda shalat karena masuknya waktu dan menyerahkan Anda penetapan masuknya waktu tanpa menentukan tatacara penetapan itu.  Sedangkan puasa maka Allah meminta Anda untuk berpuasa dengan rukyat jadi Allah membatasi sebab untuk Anda bahkan lebih dari itu Allah berfirman kepada Anda jika rukyat terhalang mendung sehingga Anda tidak bisa melihat, maka Anda tidak berpuasa hingga meskipun hilal ada di balik mendung dan Anda merasa yakin adanya hilal menurut hisab astronomis.


Inilah pendapat kami dalam masalah ini.  Hisab astronomis tidak boleh dijadikan sandaran dalam penentuan puasa dan berbuka Ramadhan, akan tetapi yang harus dijadikan sandaran adalah rukyat.


–                      Adapun bagaimana puasa orang yang menggunakan hisab astronomis, jika mereka berpuasa pada hari-hari yang dihitung bagian dari Ramadhan sesuai rukyat, maka itu adalah puasa yang sah.  Sebaliknya jika mereka melewatkan satu hari dari Ramadhan sesuai rukyat maka mereka dimintai pertanggungjawaban atasnya dan mereka wajib mengqadha’nya.


Ini yang kita yakini, kita jelaskan kepada masyarakat.  Dan kita tidak memiliki kekuasaan memaksa mereka atas pendapat kita.  Melainkan kita jelaskan kepada mereka dengan uslub yang baik dan hikmah yang baik dan masalah berhenti.  Kami tidak menjadikan masalah tersebut dalam bentuk benturan pendapat, tetapi kami gariskan garis yang lurus di samping garis yang bengkok.  Dan Allah SWT adalah Maha Memberi Petunjuk kepada jalan yang lurus.


–                      Sedangkan pendapat bahwa mengikuti rukyat mempersulit masalah, maka kadang orang berpuasa pada hari terakhir Ramadhan kemudian dia diberi berita bahwa hari itu adalah hari Ied … Dan seandainya ia menjadi berbuka pada awal Ramadhan lalu orang lain datang dan berkata “rukyat hilal telah terlihat jadi hari ini adalah Ramadhan begitu maka masalah tersebut menjadi sulit…


Jawaban hal itu adalah bahwa masalahnya lebih mudah dari hal itu.  Seorang muslim berpuasa dan berbuka sesuai pengetahuannya tentang rukyat setelah ia mencarinya, maka jika ia berpuasa atau berbuka berdasarkan tidak adanya rukyat hilal menurutnya, kemudian datang orang yang memberitahunya pengetahuan yang sahih tentang rukyat hilal maka ia harus mengikutinya.  Ini ditetapkan dengan hadits Rasulullah saw: diriwayatkan dari sekelompok orang Anshar:


«ุบُู…َّ ุนَู„َูŠْู†َุง ู‡ِู„ุงَู„ُ ุดَูˆَّุงู„ٍ ูَุฃَุตْุจَุญْู†َุง ุตِูŠَุงู…ุงً، ูَุฌَุงุกَ ุฑَูƒِุจٌ ู…ِู†ْ ุขุฎِุฑِ ุงู„ู†َّู‡َุงุฑِ ูَุดَู‡َุฏُูˆْุง ุนِู†ْุฏَ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุฃَู†َّู‡ُู…ْ ุฑَุฃَูˆْุง ุงู„ْู‡ِู„ุงَู„َ ุจِุงْู„ุฃَู…ْุณِ، ูَุฃَู…َุฑَู‡ُู…ْ ุฑَุณُูˆْู„ُ ุงู„ู„ู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุฃَู†ْ ูŠَูْุทِุฑُูˆْุง ุซُู…َّ ูŠَุฎْุฑُุฌُูˆْุง ู„ِุนَูŠْุฏِู‡ِู…ْ ู…ِู†ْ ุงู„ْุบَุฏِّ»


Hilal syawal tertutup mendung bagi kami sehingga kami berpuasa, lalu di akhir hari datang pengendara kuda dan mereka bersaksi di hadapan Nabi saw bahwa mereka melihat hilal kemarin, maka Rasulullah saw memerintahkan mereka berbuka kemudian mereka keluar untuk melaksanakan shalat Ied mereka esok harinya (HR Ahmad)


Pada masa dahulu faktanya bahwa sampainya berita rukyat dari tempat lain tidak mudah, seperti yang terjadi pada Rasulullah saw.  Berita rukyat delegasi yang datang ke Madinah sampai kepada Rasulullah saw ketika sudah siang dimana Rasul dan kaum muslimin di Madinah berpuasa sebab mereka tidak melihat hilal.  Ketika delegasi itu memberitahu Rasul saw tentang rukyat hilal, Rasul saw pun memerintahkan kaum muslimin berbuka.  Hari itu adalah hari terakhir Ramadhan.  Rasul saw berpuasa menggenapkan hitungan karena tidak berhasil merukyat (melihat) hilal di Madinah.  Ketika datang berita kepada beliau bahwa hilal terlihat di tempat lain, beliau memerintahkan berbuka sebab hari itu hari pertama Syawal.  Artinya: hari raya ied, dan bukan penggenapan Ramadhan.


Ini perkara yang mudah.  Setiap daerah mencari berita rukyat.  Jika hilal tidak terlihat dan tidak sampai berita yang sahih bahwa hilal terlihat di tempat lain maka hendaknya berpuasa atau berbuka.  Dan jika sampai berita rukyat hilal maka berita itu harus dijadikan sandaran sebab hadits tersebut merupakan seruan untuk semua orang “shรปmรป li ru`yatihi … -berpuasalah karena melihat hilal …-.


–                      Sedangkan ucapan Anda : bahwa mereka mengatakan (tidak praktis), lalu kenapa tidak praktis?  Jika penduduk Australia mencari rukyat hilal Syawal dan mereka tidak melihatnya, dan tidak sampai berita kepada mereka bahwa hilal terlihat di tempat lain, maka mereka hendaknya berpuasa.  Jika sampai kepada mereka berita rukyat hilal selama hari itu, maka mereka harus berbuka sebab hari itu adalah ied seperti halnya yang dilakukan oleh Rasulullah saw … begitu.  Kemudian sungguh sekarang ini berita bisa sampai dengan mudah dan cepat … Oleh karena itu masalahnya tidak praktis itu tidak ada alasan yang mendukungnya bagi seorang muslim yang ingin mencari kebenaran dalam ibadahnya.


–                      Adapun bahwa hisab astronomis bisa menentukan lahirnya hilal maka itu benar.  Adapun bahwa hisab astronomis bisa menentukan kemungkinan rukyatnya maka itu tidak benar.  Sebab para astronom berbeda pendapat dalam menentukan kadar waktu yang terjadinya kelahiran hilal sehingga terlihat setelah tenggelam matahari.  Meski demikian kita tidak berpuasa dan berbuka menurut hakikat kelahiran hilal, akan tetapi menurut rukyatnya.  Begitulah yang diperintahkan oleh Rasulullah saw:


«ุตُูˆู…ُูˆุง ู„ِุฑُุคْูŠَุชِู‡ِ ูˆَุฃَูْุทِุฑُูˆุง ู„ِุฑُุคْูŠَุชِู‡ِ، ูَุฅِู†ْ ุบُุจِّูŠَ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูَุฃَูƒْู…ِู„ُูˆุง ุนِุฏَّุฉَ ุดَุนْุจَุงู†َ ุซَู„ุงَุซِูŠู†َ»


Berpuasalah kalian karena melihat hilal dan berbukalah kalian karena melihat hilal, jika kalian tertutup mendung maka genapkan hitungan Sya’ban tiga puluh


 


Kadang kala hilal Ramadhan itu sudah ada tetapi tertutup mendung sehingga tidak terlihat maka hitungan Sya’ban digenapkan, sesuai nas hadits.  Jadi waktu berpuasa itu ditetapkan dengan rukyat seperti yang ada di dalam dalil-dalil.  Seandainya waktu berpuasa seperti halnya waktu shalat yakni tidak disyaratkan dengan rukyat niscaya penetapan waktu menggunakan hisab adalah benar.  Akan tetapi, dalil-dalil puasa datang bersandar pada rukyat, sedangkan dalil-dalil shalat datang dengan pencapaian waktu tanpa mensyaratkan rukyat:


«ุฅِุฐَุง ุฒَุงู„َุชِ ุงู„ุดَّู…ْุณُ ูَุตَู„َّูˆْุง…»


Jika matahari tergelincir maka shalatlah kalian …


 


Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya.


 


20 Ramadhan 1433