Tuesday, August 6, 2019

DEMOKRASI LAH SISTEM GAGAL DAN KHILAFAH SISTEM TERBAIK AJARAN ROSULLULLOH

DEMOKRASI LAH SISTEM GAGAL DAN KHILAFAH SISTEM TERBAIK AJARAN ROSULLULLOH.

Oleh :Joyo Pentol

Menyebut Khilafah dengan celaan sistem gagal adalah sebuah kesalahan pemahaman yang elementer (mendasar), pasalnya sistem ini yang secara esensi adalah Ukhuwah Islamiyah, penerapan Syariah secara kaffah dan mengembannya keseluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad adalah sebuah
Institusi yang pernah dijalankan oleh generasi terbaik umat Islam yakni para Khulafaur Rosyidin Sahabat yang mulia.
Sistem ini yang di ijma' oleh para sahabat rodliallahu 'anhum dan tidak ada perbedaan pendapat di kalangan para Ulama mu'tabar/
Fuqoha akan wajibnya Khilafah.

Menuding sistem warisan Rosulullah yang bersumber dari wahyu Allah dengan sebutan sistem gagal adalah bentuk penghinaan dan penistaan ajaran Islam sekaligus bentuk kekurangajaran terhadap generasi terbaik umat Islam.

Bahkan seorang Sahabat Nabi saja sangat mengkhawatirkan keadaaan umat ketika Khilafah lenyap.

Handzalah bin ar-Rabi ra. (Sahabat sekaligus Jurutulis Rasulullah saw) menyebutkan, bahwa tanpa Khilafah, umat Islam bisa hina dan sesat sebagaimana umat Yahudi dan Nasrani. Taarikhu at-Thabari, hal. 776 .

Beliau menuliskan dalam syairnya
"Aku heran dengan apa yang sedang digandrungi oleh manusia - mereka berharap agar khilafah lenyap.

Jika dia (khilafah) lenyap maka lenyap pula kebaikan yang ada pada mereka - dan segera mereka menjumpai kehinaan sehina-hinanya.

Dan mereka akan menjadi seperti orang Yahudi atau Nasrani - setiap mereka sama-sama berada di jalan yang sesat".
Amirul Mukminin Umar bin Khaththab ra. menyebutkan bahwa dengan meninggalkan Had Rajam saja umat bisa sesat! Tanpa Khilafah banyak hudud ditinggalkan. Shahih al-Bukhari, hadits nomor 6829
Adalah seorang yang kenyang dengan dunia pesantren dalam setiap ceramahnya berpenampilan mirip dengan Kanjeng Sunan Kalijaga serba hitam dengan penutup kepala khas adat istiadat jawa , menyimpulkan dalam sebuah video bincang bincang dengan muallaf yang belum lama beliau syahadatkan bahwasannya Khilafah adalah sistem gagal dengan logika /alasan" tidak ada satupun negara didunia ini yang menjadi contoh model keberhasilan negara Khilafah/menerapkan Khilafah" .

Negeri dengan representasi Muslim Arab tidak menerapkan Khilafah, dalihnya Saudi Arabiyah adalah kerajaan dan Iran berbentuk Republik. Kalau logika akal akalan model seperti ini yang dipakai untuk menilai dan mendiskreditkan ajaran Islam Khilafah, bagaimana kalau di suatu kampung tidak ada orang yang sholat berjamaah di Masjid atau Surau?, apakah sholat berjamaah di Masjid atau Surau itu buruk karena satu kampung tidak ada yang menegakkan sholat berjamaah ?

Kalau anda memang baik dan jujur, seharusnya mengambil kesimpulan berdasarkan hukum syara' bukan logika akal yang cenderung tendensius dan ngawur.
Berdasarkan hukum syara' dan secara fiqih sholat berjamaah adalah fardhu Kifayah, maka satu kampung itu berdosa karena meninggalkan sebuah kewajiban kifayah, walaupun mereka tetap sholat secara munfarid di rumah masing masing.
Begitupun Khilafah, menegakkannya juga fardhu kifayah, justru karena tidak ada satupun negeri negeri muslim yang menerapkannya saat ini, akan menjadi dosa kifayah bagi seluruh kaum muslimin kecuali yang berupaya berjuang menegakkannya. Seharusnya melecutkan semangat kaum muslim bukan hanya di Indonesia untuk berjuang merealisasikannya. Berupaya menegakkan Khilafah berdasarkan kewajiban yang diperintahkan oleh Syara' , bukan berdasarkan angan angan atau logika otak.

Hanya karena tiga Khulafaur Rosyidin meninggal karena dibunuh, dijadikannya sasaran empuk bahwa Khilafah berdarah darah, sistem gagal dan fitnah keji lainnya.
Kholifah Umar dibunuh oleh seorang yahudi yang pura pura Masuk Islam, kholifah Ustman meninggal ditangan para pengacau dan Kholifah Ali gugur di tangan kaum Khawariz yang jelas kesesatannya.
Ketiga Kholifah Syahid di jalan Allah dan ketiga pembunuh itu dilaknat dengan ancaman neraka.

Anas bin Malik ra, menceritakan
Suatu ketika, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menaiki gunung Uhud bersama Abu Bakr, Umar, dan Utsman Radhiyallahu ‘anhum. Merasa ada banyak manusia istimewa yang menaikinnya, Uhud langsung bergetar. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Tenanglah wahai Uhud, karena di atasmu ada seorang nabi, seorang shiddiq dan dua orang syahid. (HR. Bukhari 3472, Ahmad 12435, dan yang lainnya).

Dalam catatan kaki shahih Bukhari dinyatakan,
“Dua orang syahid” maksudnya adalah Umar dan Utsman Radhiyallahu ‘anhum. Dan beliau berdua mati syahid. (Taqliq Shahih Bukhari Musthofa Bugha, catatan hadis no. 3472). Dan apa yang dinyatakan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pasti terjadi.
Disamping itu, Umar selalu berharap agar beliau diwafatkan dalam kondisi syahid. Diantara doa yang beliau baca,

“Ya Allah berikanlah aku anugrah mati syahid di jalan-Mu, dan jadikanlah kematianku di negeri Rasul-Mu Shallallahu ‘alaihi wa sallam”. (HR. Bukhari 1890).

Walaupun Kholifah Ali tidak disebutkan dalam hadist diatas, adakah kaum muslimin yang meragukan Syahidnya Kholifah Ali ?
Jadi akan menjadi sangat lucu jika derajat kematian tertinggi (syahid) yang mendapat balasan Surga dijadikan alasan untuk menolak Khilafah dan merendahkan dengan kesimpulan sistem gagal.

Tidak sepantasnya sebuah sistem yang sejarawan barat pun mengakui kemampuannya dalam memberi kesejahteraan baik muslim maupun nonmuslim dalam jangka waktu yang lama 600 tahun masa keemasan dipandang sebagai sistem gagal.

Sangat memprihatinkan dan terkesan buta sejarah, saat bencana kelaparan melanda Irlandia, Khilafahlah yang dengan sigap merespon mengirim 3 kapal besar berisi penuh muatan bantuan untuk rakyat Irlandia. Hingga saat ini penduduk irlandia masih mengenang jasa Khilafah dan merasa berhutang budi. Apakah pantas jika kau hinakan dengan menyebutnya sistem gagal.
Sungguh adabmu kurang baik dan tidak tahu terima kasih kepada sebuah sistem yang ratusan tahun yang lalu mengirim secara bergelombang seorang da'i yang terkenal dengan sebutan WaliSongo untuk mengislamkan Nusantara termasuk tanah Jawa hingga anda detik ini merasakan nikmat Islam.

Kebanggaanmu kepada pahlawan pahlawan Islam yang dengan sistem Khilafah berhasil menebarkan rahmat dan hidayah Islam dengan dakwah dan jihad, membebaskan manusia dari penghambaan kepada makhluk menuju penghambaan hanya kepada Allah, tidak terlihat sama sekali.
Jika Lord Curzon, Menlu Inggris pada masa runtuhnya Khilafah mengatakan, “ Kita harus menghancurkan Turki dan Turki tidak mungkin akan bangkit kembali. Sebab kita telah menghancurkan dua kekuatannya; yaitu Islam dan Khilafah ”.Sangat dimaklumi quotes dari Lord Curzon karena dia adalah kafir yang memusuhi Islam dan sangat membenci Khilafah. Dengan kesadaran dan kecerdasannya ia paham betul bahwa islam selaku ajaran Syariat yang memancarkan sebuah pandangan serta aturan hidup, dan Khilafah selaku institusi atau sistem pelaksananya adalah dua kekuatan besar umat Islam yang harus dihancurkan dan mencegahnya untuk bangkit kembali.

Lha ini Ulama, dibelakangnya ada ribuan umat yang siap sami'na wa a to'na, apalagi namanya sedang melambung menjadi pusat perhatian umat lantaran kehebatannya mensyahadatkan seorang mentalis publik figur, akan sangat berbahaya bagi umat yang mengikuti arahannya membenci, menolak, menstigma negatif, dibungkus framing jahat seolah Khilafah adalah ancaman, padahal adalah murni ajaran Islam.

Sistem yang menjamin terpenuhinya sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan dipandang buruk. Saat ini orang miskin yang sakit kesulitan berobat karena tidak sanggup bayar biaya rumah sakit yang dalam sistem demokrasi ini mengikuti mekanisme pasar (kapitalisasi). Rakyat dipalak dengan premi asuransi dengan pelayanan yang terkadang bikin mengelus dada.Dimasa Khilafah, orang sakit diberi pengobatan gratis oleh negara, setelah sembuh pulang dikasih uang saku.

Mirisnya dunia pendidikan dlm sistem demokrasi sekuler liberalistik yang menghasilkan generasi memprihatinkan, gaya hidup bebas, pacaran, zina, hamil di luar nikah, miras dan narkoba tidak dipandang sebagai gagalnya sistem demokrasi. Padahal untuk menyelamatkan mereka tidak ada solusi yang lain kecuali Islam dengan sistemnya yakni Khilafah. Sistem pendidikan negara Khilafah berbasis akidah Islam dengan memupuk rasa Iman dan taqwa, standard halal haram perbuatan, dan aktifitas yang terikat dengan hukum hukum syara'.

Perampokan sumber daya alam milik umat oleh ,kapitalis asing dan aseng hingga memiskinkan rakyat juga tidak dipandang sebagai kebobrokan sistem demokrasi, mentang mentang dia bisa makan kenyang, tidur dengan kasur empuk beralaskan tumpukan tulang dunia.

Pemilu berdarah dengan 700 lebih korban meninggal, hidungnya tidak bisa mencium bau anyir sistem demokrasi, malah tuding generasi terbaik yang mati syahid sistemnya gagal dan berdarah darah.

Hatinya tidak terenyuh sedikitpun merasakan penderitaan saudara seakidahnya yang diperlakukan tidak adil, disiksa dan dibantai seperti yang terjadi di Rohingya, Kashmir, Palestina, Suriah, Uighur dan ditempat tempat lain. Dan dengan sangat kejinya sebuah sistem yang kelak bisa menyelamatkan dan mengakhiri penderitaan mereka, dituding sebagai sistem gagal.

Sesungguhnya Demokrasilah sistem gagal dan Khilafah adalah sistem terbaik ajaran Rosullullah yang bersumber dari wahyu Allah. Dimasanya tercipta peradaban gemilang dan menjadi mercusuar dunia dengan sains, riset dan teknologinya.

Contoh model keberhasilan negara dalam sistem Khilafah memang tidak ada saat ini, karena sistem itu sudah runtuh dihancurkan oleh konspirasi jahat barat Yahudi melalui agennya Mustofa Kemal Pasha dan merubahnya menjadi negara sekuler.Kewajiban kita kaum muslimin adalah menegakkannya kembali seraya menyambut janji Allah dan kabar gembira dari Rosullullah "summa takunu Khilafatan ala minhajjin nubuwwah/akan kembali Khilafah berdasarkan metode kenabian".
Tatkala anda nyinyiri kami dengan olok olok "teriak teriak Khilafah", sesungguhnya kami melakukan dakwah menyampaikan ajaran Islam, mengingatkan kewajiban penegakkannya, dan menyampaikan kepada umat urgensi hidup dibawah aturan sang pemilik kehidupan sebagai wujud iman dan taqwa.

Muslim yang baik pantang diam dalam menyampaikan yang haq, Khilafah adalah haq. Berdiam diri tidak menyampaikannya atau mendakwahkannya sebagai suatu kewajiban ibarat setan bisu. Berbicara seraya menyerang ajaran Islam dan mendiskreditkannya ibarat setan yang berbicara (menyesatkan umat).
Wallahu 'alam bi showab.

No comments: