Saturday, August 17, 2019

FRAGMEN BERDARAH DI ERA KEKHILAFAHAN DALIH UNTUK MENIKAM PERJUANGAN PENEGAKKAN KHILAFAH?

FRAGMEN BERDARAH DI ERA KEKHILAFAHAN DALIH UNTUK MENIKAM PERJUANGAN PENEGAKKAN KHILAFAH?
==========
Membaca judul pembusukan atas dakwah penegakkan Khilafah berjudul "The Dark And Bloody Side of Khilafah."

Mari kita uji dengan akal sehat: di antara bukti kesalahan mereka yang menikam perjuangan penegakkan Khilafah 'ala Minhaj al-Nubuwwah dengan dalih adanya satu fragmen kezhaliman di masa antara Khilafah 'Umayyah dan 'Abbasiyyah adalah poin-poin ini:

1. Khilafah yang diperjuangkan Hizb adalah Khilafah 'ala Minhaj al-Nubuwwah, menikam perjuangan ini dengan dalih fragmen sejarah kekhilafahan di era mulkan 'adhdhan jelas tidak relevan

2. Tragedi-tragedi yang terjadi di antara kurun kekhilafahan Umayyah dan Abbasiyyah itu adalah salah satu fragmen sejarah, bukan dalil syara', bukan pula bukti buruknya sistem Khilafah 'ala Minhaj al-Nubuwwah

3. Kezhaliman terjadi karena menyalahi syari'ah yang secara asasi diadopsi sistem Khilafah, disinilah letak urgensi "Muhasabah al-hukkam", sesuatu yang justru dipersekusi di masa kini dalam sistem Demokrasi

4. Kezhaliman yang terjadi membuktikan kebenaran khabar nabawi: adanya masa kehidupan umat di bawah naungan kekuasaan yang menggigit karena ada kezhaliman (mulkan 'adhdhan), seharusnya menyadarkan mereka bahwa masa tatkala kaum Muslim hidup kini di bawah naungan sistem yang jauh dari asas Islam, Demokrasi warisan Barat, ini adalah masa yang jauh lebih buruk daripada masa kekhilafahan Umayyah dan Abbasiyyah, yakni masa mulkan jabriyyatan.

5. Bukti-bukti yang ada seharusnya semakin mendorong pada keyakinan akan tegaknya kembali era kekhilafahan di atas manhaj kenabian, bukan malah dijadikan dalih menikam perjuangan penegakkan Khilafah 'ala minhaj al-nubuwwah.

Di antara kepicikan para penikam ini adalah: pada saat yang sama akal mereka tak mampu menjangkau keburukan-keburukan kehidupan ketika hidup di bawah naungan sistem Demokrasi, dan kepemimpinan Kapitalisme dunia, hingga sadar bergerak pada perubahan sistemik.

Belum genap satu abad Khilafah hilang diganti kepemimpinan Kapitalisme, berapa banyak nyawa kaum Muslim yang melayang? Berapa banyak kaum Muslim yang terusir dari negerinya? Berapa banyak hukum-hukum Islam yang dicampakkan? Berapa banyak kemaksiatan yang tegak didukung oleh kekuasaan? Berapa banyak kezhaliman terjadi? Semut di sebrang terlihat, gajah di pelupuk mata terlewat? Terlalu!

Benarlah hadits dari Abu Umamah al-Bahili r.a., ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
« ﻟَﺘُﻨْﻘَﻀَﻦَّ ﻋُﺮَﻯ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ ﻋُﺮْﻭَﺓً ﻋُﺮْﻭَﺓً، ﻓَﻜُﻠَّﻤَﺎ ﺍﻧْﺘَﻘَﻀَﺖْ ﻋُﺮْﻭَﺓٌ ﺗَﺸَﺒَّﺚَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺑِﺎﻟَّﺘِﻲ ﺗَﻠِﻴﻬَﺎ، ﻓَﺄَﻭَّﻟُﻬُﻦَّ ﻧَﻘْﻀًﺎ ﺍﻟْﺤُﻜْﻢُ، ﻭَﺁﺧِﺮُﻫُﻦَّ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓُ »
“Ikatan-ikatan Islam akan terburai satu per satu, setiap kali satu ikatan terburai orang-orang bergantungan pada ikatan selanjutnya. Yang pertama kali terburai adalah al-hukm (kekuasaan/
pemerintahan) dan yang terakhir adalah shalat.” (HR. Ahmad, Ibn Hibban, al-Hakim)
Mereka tidak melek literasi: di antara era kekhilafahan Umayyah dan Abbasiyyah, banyak prestasi keilmuan maupun futuhat yang tak mampu ditandingi oleh negara-negara di masa kini yang mereka puja sebagai "negara ideal demokratis", jauh. Islam bisa hadir ke tengah-tengah kita saat ini pun bagian dari peranan kekhilafahan hingga tersebar luas ke seluruh penjuru dunia.

Bahkan kekhilafahan masa Mu'awiyyah r.a. pun digambarkan para ulama sebagai gambaran kekhilafahan yang memiliki keutamaan, terlepas dari adanya kekeliruan (kalau ada), semisal pandangan al-Qadhi Abu Bakar Ibn al-'Arabi al-Maliki dalam al-'Awashim min al-Qawashim, makanya baca buku yang benar karya para ulama muktabar tentang Khilafah, bukan buku yang membual membuat khayalan dan makar terhadap syari'at Khilafah.
Afala ya'qilun? Allah al-Musta'an
Irfan Abu Naveed
Dosen Fikih, Penulis "Konsep Baku Khilafah Islamiyyah"
Keterangan Foto:
Foto cuplikan kitab:
Syaikh Dr. Taj al-Sir Ahmad Harran, Hâdhir Al-‘Âlam Al-Islâmi, Riyadh: Maktabat Al-Rusyd, Cet. IV, 1428 H/ 2007.

No comments: