Thursday, June 16, 2011

Perang Ideologi

Perang Ideologi

Me killed the man but not the ideology (kita membunuh orang namun
bukan ideologinya),� ujar Tom Ridge ketika merespon kematian Usama bin
Ladin (The Washington Times, 5/5/2011).

Tom Ridge bukanlah orang sembarangan. Dia pernah menjabat sebagai
sekretaris keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat. Menurut dia
Islamisme mengancam Amerika karena ideologi Islam bertentangan dengan
nilai-nilai liberal Barat seperti pemerintahan demokrasi, liberalisme
pemikiran dan berkeyakinan, serta kapitalisme. Inilah menurut dia yang
terjadi saat ini antara Islam dan Barat: perang pemikiran. Way of Life
(pandangan hidup) Islam dan Amerika, menurut Ridge, tidak bisa hidup
berdampingan secara damai.

Ridge berbicara tentang itu pada pada saat peluncuran sebuah inisiatif
baru, World Almanac Islamisme, yang dikembangkan oleh American Foreign
Policy Council di Washington. The Almanak adalah �sumber daya
komprehensif yang dirancang untuk melacak kenaikan atau penurunan
Islam radikal di tingkat nasional, regional dan global�. Ini adalah
sumber online informasi bagi pengambil kebijakan, cendekiawan dan
siapapun yang tertarik dengan perkembangan gerakan Islam.

Islamisme merupakan sebutan yang sering digunakan untuk Islam politik
yang memperjuangkan ideologi Islam, yang ingin menerapkan syariah
Islam secara total dalam seluruh aspek kehidupan. Pernyataan tentang
perang pemikiran (ideologi) antara Islam dan Barat, seperti ini
bukanlah pertama kali disampaikan oleh elit-elit politik maupun
cendekiawan Barat. Dalam The Clash of Civilization (1996) Huntington
menyatakan, �Bagi Barat, yang menjadi musuh utama bukanlah
fundamentalisme Islam, tetapi Islam itu sendiri.�

Senada dengan itu Henry Kissinger, politisi senior Amerika dan mantan
asisten Presiden AS untuk urusan Keamanan Nasional 1969-1975 pada 2004
di Koran Hindustan Times menyatakan,��Apa yang dinamakan terorisme di
Amerika, sebenarnya adalah kebangkitan Islam radikal terhadap dunia
sekular dan terhadap dunia yang demokratis, atas nama pendirian
kembali semacam Kekhalifahan.�

Para politisi dan cendekiawan Barat khawatir terhadap Islam karena
mereka benar-benar menyadari, bahwa Islam bukanlah sekadar agama
ritual, tetapi juga politik. Mereka paham, Islam meliputi segala aspek
kehidupan, termasuk negara yang ideologis yang disebut Khilafah.
Mereka juga secara terang-terangan menyatakan Ideologi dan nilai-nilai
Barat yang sekular dan liberal bertentangan dengan Islam dan tidak
bisa hidup berdampingan. Anehnya, masih ada yang disebut-sebut
intelektual dan ulama dari umat Islam sendiri, yang menyatakan Islam
tidak mengatur masalah politik, Islam bukanlah ideologi, atau
menyatakan tidak ada negara dalam Islam.

Karena itu, yang menjadi musuh bagi peradaban Barat bukan hanya
gerakan-gerakan jihadis, tetapi juga gerakan Islam politik yang ingin
menerapkan syariah Islam dan Khilafah. Bahkan penegak syariah dan
Khilafahlah yang paling ditakuti oleh Barat. Khilafah akan
mempersatukan umat Islam diseluruh dunia, membebaskan umat dari
belenggu nasionalisme yang melemahkan umat dan menghentikan penjajahan
Barat.

Tidak mengherankan kalau Barat tidak akan pernah bernegoisasi dan
mentoleransi pendirian Khilafah dan syariah, seperti yang dinyatakan
Charles Clarke saat menjadi menteri dalam negeri Inggris (6/10/2005)
di Heritage Foundation, �� There can be no negotiation about the
recreation of the Caliphate. There can be no negotiation about the
imposition of Shariah law ��

Berbagai cara pun mereka lakukan untuk menghentikan penegakan Khilafah
dan syariah, seperti membangun citra negatif dengan mengaitkan
perjuangan Khilafah dengan terorisme. Mereka, misalnya, menuduh Hizbut
Tahrir meskipun Hizbut Tahrir merupakan gerakan yang tidak menempuh
jalan kekerasaan (non-violance) untuk menegakkan Khilafah.

Khilafah juga dicitrakan sebagai sistem yang buruk, zaman batu dan
penuh darah. Hal itu mereka lakukan dengan cara mengambil beberapa
peristiwa kelam dalam sejarah. Sebaliknya, sejarah peradaban emas
Khilafah yang diakui dunia selama 13 abad yang panjang nyaris tidak
disinggung. Mereka juga pura-pura tidak tahu atau tidak mau tahu,
beberapa sejarah kelam Khilafah merupakan penyimpangan dari syariah
Islam, bukan disebabkan oleh penerapan syariah Islam itu sendiri.

Mereka menutup mata terhadap peradaban Kapitalisme yang rusak saat
ini. Mereka menutup mata terhadap pembantaian masal yang dilakukan
Amerika dan sekutu Baratnya atas nama menegakkan demokrasi dan
memerangi terorisme. Mereka menutup mata terhadap berbagai persoalan
dunia seperti kemiskinan, kesenjangan antara negara maju dan dunia
ketiga, krisis spritual, depresi sosial, yang muncul akibat penerapan
ideologi Kapitalisme.

Barat mengeluarkan dana yang besar untuk membayar pemikir-pemikir
liberal yang mereka didik dan mereka besarkan. Mereka ditugaskan untuk
melakukan proyek deradikalisasi dengan tujuan menyesatkan atau
mengaburkan ajaran Islam yang mulia terutama ide syariah, Khilafah dan
jihad. Mereka menafsirkan ajaran Islam dengan pradigma liberal agar
tunduk pada kepentingan penjajahan Barat.

Barat juga menggunakan para pengusa negeri Islam yang menjadi boneka
mereka untuk menghalangi tegaknya syariah Islam. Mereka membunuh,
memenjarakan dan menyiksa para aktifis Islam yang memperjuangkan
syariah Islam. Itulah yang dilakukan oleh para tiran seperti Husni
Mubarak (Mesir), Zainal Abidin bin Ali (Tunisia), Suharto (Indonesia),
ataupun rezim keji Assad di Suriah.

Meski bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi dan HAM yang mereka
usung, tetap saja para penguasa bengis ini mereka dukung karena
ketakutan yang sangat besar terhadap tegaknya syariah dan Khilafah.
Mereka pun pura-pura menjatuhkan penguasa bengis ini dan menendangnya
tatkala mereka tidak lagi bermanfaat sebagai boneka. Lantas, mereka
segera mencari penguasa boneka baru dengan tugas yang sama.

Akan tetapi, kebangkitan Islam, tegaknya syariah dan Khilafah, tidak
akan bisa dibendung oleh siapapun. Barat Penjajah kafir dan
antek-anteknya, para penguasa Dunia Islam yang bengis lupa, bahwa
mereka berhadapan dengan ideologi sahih yang berasal dari Allah SWT
Yang Mahakuasa. Mereka juga berhadapan dengan para aktifis Islam yang
ikhlas, rela mengorbankan apa saja bahkan nyawa sekalipun untuk
tegaknya syariah Islam. Mereka adalah para pejuang yang tidak
menginginkan harta dan kedudukan dunia, tetapi surga-Nya. Karena itu,
tindakan keji apapun yang dilakukan oleh Barat dan antek-anteknya
tidak akan pernah menghentikan perjuangan umat Islam. Bahkan tindakan
keji mereka itu akan menjadi api yang membakar gelora perjuangan lebih
besar dan lebih besar lagi.

Di sisi lain, peradaban Barat semakin terpuruk dan menjelang ajal
kematiannya karena bertentangan dengan akal sehat dan nilai-nilai
kemanusian sejati serta menolak ajaran Allah SWT. Allah SWT berfirman
(yang artinya): Telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang
disembunyikan di dalam hati mereka adalah lebih besar lagi (TQS Ali
Imran [3]: 118). [Farid Wadjdi]

sumber :http://hizbut-tahrir.or.id/2011/06/05/perang-ideologi/

No comments: