Menyoal Kenaikan Yesus dalam Bibel (Jawaban untuk Abd Al-Masih)
Hari Kenaikan Yesus Kristus (Kenaikan Isa Almasih) yang diperingati setiap tahun
sebagai hari libur nasional, sangat bersejarah dan bermakna bagi umat Kristiani.
Pada hari raya ini diyakini bahwa jasad insani dan oknum ilahi Yesus yang sudah
mati lalu hidup lagi, kemudian naik ke sebelah kanan Tuhan di sorga. Maknanya,
bahwa Yesus telah mengambil bagian sepenuhnya dalam kemuliaan, kekuasaan dan
pemerintahan Tuhan.
Untuk menunjukkan makna penting Hari Kenaikan Yesus, Abd. al-Masih mengutip
ayat-ayat Al-Quran untuk dijadikan sebagai alat pembenaran terhadap doktrin
tersebut. Dalam buku A Question that demands an Answer terbitan The Good Way,
Rikon, Switzerland, (edisi Indonesia: "Jawaban Yang Disingkapkan") ditulis
demikian:
“Dapat kita baca di Quran, Allah telah mengangkat Kristus kepada-Nya serta
berjanji kepadanya: “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada
akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku” (Ali Imran 55).
Janji ini dinyatakan dalam Quran dan telah digenapi secara faktual: “….Allah
telah mengangkat Isa kepada-Nya” (An Nisaa 158).
Dengan perkataan lain, Allah mengambil Yesus anak Maria keluar dari kubur dan
mengangkat dia kepada-Nya. Maka sekarang dia hidup dekat Allah” (hal. 36).
Kerancuan Tafsir Abd. al-Masih
Tanpa disadarinya, jerih payah Abd. al-Masih dalam mengotak-atik Al Quran itu
justru menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Dikutipnya Ali Imran 55 secara
tidak utuh, yang di dalamnya ada firman Allah bahwa Dia sendiri yang akan
mewafatkan/mematikan nabi Isa alaihissalam (Yesus). Kalimat ini jelas membantah
doktrin Trinitas (ketuhanan Yesus) yang diyakini umat Kristiani.
Jika Allah mewafatkan nabi Isa, maka otomatis dapat disimpulkan bahwa Isa
(Yesus) bukan Tuhan. Jika nabi Isa adalah Tuhan, bagaimana mungkin ada Tuhan
yang mewafatkan Tuhan??
Selanjutnya, disebutkan bahwa Allah akan membersihkan nabi Isa dan para
pengikutnya dari orang-orang kafir. Termasuk orang-orang kafir di sini adalah
umat Kristen yang menjadikan nabi Isa sebagai Tuhan (Qs. Al Ma-idah 72-73,
Al-Bayyinah 6). Para pengikut Nabi Isa adalah kaum Hawariyun (Qs. As Shaff 16).
Jadi nabi Isa dan para pengikut setianya dibersihkan dari orang-orang kafir dan
umat Kristen.
Analisa Kenaikan Yesus Ke Surga
Dalam Bibel, hanya ada dua ayat yang melaporkan kronologis kisah kenaikan Yesus
ke sorga, yaitu Markus 16:19 dan Lukas 24:51. Ini sungguh mengherankan,
peristiwa besar dalam iman Kristiani diperingati sebagai “Hari Kenaikan Tuhan
Yesus” ini ternyata hanya ada dua referensi.
“Sesudah Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah ia ke sorga,
lalu duduk di sebelah kanan Allah” (Markus 16:19).
“Dan ketika ia (Yesus, pen.) sedang memberkati mereka, ia berpisah dari mereka
dan terangkat ke sorga” (Lukas 24:51).
Bila dianalisa, kedua ayat yang menceritakan kronologis kenaikan Yesus ke Sorga
itu bermasalah, karena beberapa alasan berikut:
Pertama, Kesaksian Injil Markus dan Injil Lukas tentang kenaikan Yesus ke sorga
itu tidak dapat diterima kedua-duanya, karena saling bertentangan. Markus
mengatakan bahwa Yesus naik ke sorga setelah berbicara kepada 11 orang murid
Yesus, sedangkan Lukas menceritakan bahwa Yesus naik ke sorga ketika sedang
memberkati 11 murid Yesus.
Kedua, Injil Markus 16:19 menceritakan bahwa Yesus naik ke sorga lalu duduk di
sebelah kanan Allah. Ini bertentangan dengan Kisah Para Rasul 7:56 yang
menceritakan bahwa Yesus tidak duduk, melainkan berdiri di sebelah kanan Tuhan.
“Lalu katanya: “Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri
di sebelah kanan Allah”.
Ketiga, kesaksian penulis Injil Markus dan Injil Lukas bahwa Yesus sudah naik ke
sorga lalu duduk/berdiri di sebelah kanan Allah, itu menunjukkan posisi Allah
yang berarti Tuhan bisa dilihat dengan mata secara langsung oleh kedua penulis
Injil itu. Hal ini tidak dapat dipercaya, sebab mustahil mata manusia bisa
melihat Allah dan bertentangan dengan ayat-ayat berikut:
“Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah
mendengar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat” (Yohanes 5:37).
“Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang
kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin” (I Timotius 1:17).
“Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang
yang tak terhampiri. Seorang pun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak
dapat melihat Dia” (I Timotius 6:16).
“Lagi firman-Nya: “Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada
orang yang memandang Aku dapat hidup” (Keluaran 33:20).
“Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah” (I Yohanes 4:12).
Keempat, Injil Markus ayat 9-20 bukan termasuk Injil naskah lama, melainkan
tambahan belaka. Para pakar Alkitab sepakat bahwa ayat tersebut adalah palsu,
bukan Injil Markus yang asli, dengan penjelasan berikut:
“The earliest manuscript and some other ancient witnesses do not have Mark
16:9-20” (The Holy Bible New International Version, h.1159).
“Pandangan yang umum diterima ialah bahwa Injil ini dirusakkan pada halaman
terakhir, baru setelah ditulis. Atau bahwa Markus tidak dapat
menyelesaikannya, barangkali karena bertambah-tambahnya penghambatan.
(Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, hal. 190).
“Markus 16:9-20 ini agaknya tidak termasuk Injil Markus yang asli. Mungkin
tidak lama setelah Markus terbit, bagian penutup ini dimasukkan sebagai
pengganti penutup yang lain” (Kitab Suci Perjanjian Baru dengan Pengantar
dan Catatan, hal. 133).
“Ayat lainnya dari bab 16 ini (Markus 16:9-20) rupanya ditulis oleh tangan
orang lain….. Meskipun jelas bukan dari Markus, namun Gereja tidak pernah
meragukan sebagai juga terilhami” (Tafsir Injil Markus, hal. 18).
Dari beberapa penjelasan tersebut, timbullah pertanyaan, jika ayat tersebut
bukan tulisan Markus, kenapa dimasukkan ke dalam Injil Markus lalu disebut
sebagai Injil Markus??
Jadi, tulisan Abd. al-Masih itu sangat lucu dan tidak ilmiah. Jika peristiwa
Kenaikan Yesus itu sangat penting, kenapa dari empat Injil itu hanya Markus dan
Lukas saja yang menulis, padahal mereka itu bukan murid Yesus? Kenapa Matius dan
Yohanes bersikap abstain, tidak melaporkan Kenaikan Yesus??
Jika Injil saja tidak tidak melaporkan secara lengkap, hanya sepotong-sepotong,
mengapa Abd. al-Masih bersusah payah mengacak-acak Al-Qur’an untuk mencari
dukungan terhadap doktrin Kenaikan Yesus?? Aneh sekali missionaris satu ini.
[Tim Fakta/Sabili]
http://www.voa-islam.com/counter/christology/2011/06/02/15064/menyoal-kenaikan-y\
esus-dalam-bibel-jawaban-untuk-abd-almasih/
No comments:
Post a Comment