Friday, May 13, 2011

Menggugat Hari Wafat Isa Almasih alias Hari Ulang Tahun Kematian Tuhan

Menggugat Hari Wafat Isa Almasih alias Hari Ulang Tahun Kematian Tuhan


Jum’at 22 April 2011 adalah hari libur nasional bertepatan dengan hari raya
umat kristiani, yaitu hari kematian Yesus Kristus alias hari wafat Isa Almasih.

Bagi umat Islam, istilah hari wafat Isa Almasih ini kurang tepat, karena menurut
aqidah Islam, Nabi Isa alaihissalam tidak mati dan tidak pula disalib. Agama
yang meyakini kematian Yesus di tiang salib adalah Kristen. Maka istilah yang
lebih tepat adalah Hari Kematian Yesus Kristus. Karena dalam pandangan Kristen,
Yesus adalah salah satu oknum Tuhan, maka istilah yang lebih pas lagi adalah
“Hari Ulang Tahun Kematian Tuhan Kristiani.” Di kalangan Kristen, hari
kematian Yesus itu masyhur dengan sebutan Jum’at Agung.

Ulang tahun kematian Yesus di tiang salib adalah salah satu inti iman Kristiani.
Dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli (Credo Nicaeano-Constantinopolitanum), umat
Kristen memakai tiga perkataan untuk menekankan keyakinan akan kematian Yesus:
“Dan kepada Yesus Kristus, Anaknya yang tunggal, Tuhan kita... disalibkan,
mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut.”

Sedemikian pentingnya makna salib dalam iman kristiani, sehingga tanpa adanya
penyaliban Yesus, maka gugurlah keyakinan Kristen tentang dosa waris, penebusan
dosa, Trinitas, dan ketuhanan Yesus.

Terkait dengan Hari Ulang Tahun Kematian Yesus, beberapa waktu lalu penulis
mendapati buku berjudul Memfitnah Yesus karya Dr Erwin Lutzer di toko buku
Gramedia. Buku setebal 167 halaman yang diterbitkan oleh Light Publishing
Jakarta ini adalah terjemahan dari edisi asli dalam bahasa Inggris Slandering
Jesus.

Secara khusus, buku apologetika kristiani ini didedikasikan untuk memerangi
berbagai pandangan teologi yang menentang doktrin Kristen tentang penyaliban,
kematian dan ketuhanan Yesus Kristus. Dengan telak, Erwin menuding paham-paham
tentang Yesus yang bertolak belakang dengan Kristen sebagai kebohongan.

Dalam bab II, secara khusus Erwin menghantam Al-Qur'an sebagai kebohongan,
karena membantah penyaliban Yesus. Dalam judul “Kebohongan 2: Yesus Tidak
Disalibkan.” Di bawah judul tersebut, ia mencantumkan terjemah Al-Qur'an surat
An-Nisa’ 157” (hlm. 39).

Menurut Erwin, kisah Al-Qur'an tentang kegagalan penyaliban Yesus adalah
kebohongan. Alasannya, jika Tuhan menggagalkan penyaliban dengan membuat orang
Yahudi salah tangkap, berarti Tuhan dalam Al-Qur'an bersalah atas tindak
penipuan. Erwin menulis:

“Menurut Al-Qur'an, orang-orang Yahudi tidak berhasil membunuh Yesus, yang
disebut sebagai rasul Tuhan. Beberapa penerjemah Muslim mengatakan bahwa
orang-orang Yahudi membunuh seseorang yang dibuat Yesus tampak seperti Yesus.
Tetapi hal ini akan membuat Tuhan bersalah atas penipuan dan ilusi. Mengapa
Tuhan mau ikut serta dalam suatu tindakan yang menipu dan tidak jujur dengan
menciptakan seseorang yang tampak seperti Yesus dan membuat orang yang tidak
bersalah ini mati sebagai ganti Yesus? Tuhan pastinya bersalah karena tindak
penipuan, memimpin orang-orang untuk percaya bahwa yang disalibkan itu adalah
Yesus padahal kenyataannya itu adalah orang lain.” (hlm. 41).

Ayat Al-Qur'an yang digugat DR Erwin adalah sbb: “Dan karena kekafiran mereka
(terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina),
dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra
Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula)
menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa
bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan)
Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah
Isa” (Qs An-Nisa’ 157).

Menurut ayat tersebut, orang-orang kafir tidak berhasil menangkap dan menyalib
Nabi Isa, apalagi sampai membunuhnya. Karena yang mereka tangkap lalu mereka
salibkan ialah orang lain yang diserupakan dengan Nabi Isa.

...laporan penyaliban dalam Bibel penuh kontradiktif dan keraguan...
Para mufassir memahamkan surat An-Nisa’ 157 bahwa Nabi Isa sama sekali tidak
disalib dan dibunuh, karena yang disalib dan dibunuh adalah orang lain yang
diserupakan dengan Nabi Isa. Prof Dr H Mahmud Yunus dalam Tafsir Al-Qur’anul
Karim menerjemahkan ayat tersebut, “Sebenarnya Isa itu bukan mereka bunuh atau
mereka salibkan, tetapi yang mereka salib itu, adalah orang yang serupa dengan
Isa, yang telah dibuat samar” (hlm. 94). Prof Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar
menyatakan, “Syubbiha artinya disamarkan. Yaitu diadakan orang lain, lalu
ditimbulkan sangka dalam hati orang yang hendak membunuh itu bahwa orang lain
itulah Isa” (Juz 6 hlm. 21).

Penyerupaan wajah orang lain menjadi Yesus sehingga proses penyaliban menjadi
salah alamat tersebut, juga didukung data-data dalam Bibel bahwa:

Penangkapan dilakukan pada waktu gelap (Yohanes 18:3).
Salah tangkap menjadi semakin mungkin, karena Yesus punya mukjizat dapat merubah
wajah (Matius 17:2).
Para tentara yang melakukan penangkapan tidak ada yang mengenal wajah Yesus,
sehingga mereka harus menyewa Yudas untuk menunjukkan siapa Yesus, dengan upah
30 keping uang perak (Matius 26:15).
KISAH PENYALIBAN YESUS PATUT DIRAGUKAN

Pernyataan Al-Qur'an bahwa orang-orang berselisih paham dan ragu-ragu tentang
pembunuhan Isa adalah kebenaran yang tak dapat disangkal. Buktinya, laporan
penyaliban dalam Bibel penuh kontradiktif dan keraguan, misalnya soal waktu
penyaliban.

Menurut Injil Markus 15:25, Yesus disalib pada jam 9: “Hari jam sembilan
ketika ia (Yesus) disalibkan.”
Padahal menurut Injil Yohanes 19:14, pada jam 12 Yesus masih belum disalib:
“Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas.”
Sementara kedua Injil lainnya, yaitu Matius dan Lukas abstain tidak menulis
apapun tentang waktu penyaliban.
Kontradiksi penyaliban Yesus masih banyak lagi, bisa dibaca dalam buku Dokumen
Pemalsuan Alkitab terbitan Victory Press.

Penyelamatan terhadap Nabi Isa dari penyaliban adalah tindakan yang sangat tepat
dan terhormat. Bukankah Bibel sendiri mengakui bahwa orang yang mati di tiang
salib adalah manusia terkutuk:

“…Sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu
salib!” (Galatia 3: 13).

Penyelamatan Tuhan dalam terhadap Nabi Isa dari penyaliban orang-orang kafir
adalah tindakan yang Maha Tepat, bukan tipuan seperti tudingan Erwin Lutzer.

“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka
itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya” (Qs. Ali Imran 54).

Maka sungguh aneh tudingan Dr Erwin Lutzer bahwa Tuhan dalam Al-Qur'an melakukan
kesalahan dan penipuan. Rupanya Erwin lebih memihak orang kafir yang
menginginkan kematian Nabi Isa dengan cara yang terkutuk.

LAPORAN BIBEL TENTANG PENYALIBAN YESUS DIRAGUKAN

Setelah menuding Al-Qur'an berbohong soal keselamatan Yesus dari penyaliban, Dr
Erwin Lutzer, mencoba membandingkan validitas Al-Qur'an dan Bibel. Menurutnya,
Bibel lebih dipercaya karena Injil saksi mata sehingga laporannya lebih akurat
ketimbang Al-Qur'an yang ditulis lebih dari 500 tahun kemudian oleh seorang
Muhammad yang bukan saksi mata. Erwin menulis:

“Kitab Injil melaporkan mengenai kematian Yesus dengan kesadaran akan keadaan
yang sebenarnya dan secara mendetail yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang
merupakan saksi mata dari peristiwa tersebut. Selain para tentara Romawi,
banyak orang yang berkumpul untuk melihat apa yang sedang terjadi saat itu”
(hlm. 44).

Dalam pernyataan tersebut, Lutzer berdusta terhadap para murid Yesus, karena
para murid Yesus bukanlah saksi mata penyaliban. Terbukti, menurut Bibel, ketika
Yesus dibekuk tentara kafir, semua muridnya lari tunggang-langgang meninggalkan
Yesus (Markus 14: 46-50).

...Lutzer berdusta terhadap para murid Yesus, karena para murid Yesus bukanlah
saksi mata penyaliban...
Bahkan ketika dihadapkan di pengadilan, Yesus sangat membutuhkan pembelaan para
muridnya. Tetapi semua murid Yesus tak satupun yang melakukan pembelaan. bahkan
Petrus, murid kesayangan Yesus, justru menyangkal dan mengaku tak kenal dengan
Yesus (Markus 14: 68-71).

Para penulis keempat Injil pun tak satupun yang menyaksikan peristiwa dengan
mata kepalanya. Semua penulis Injil ini bukan murid Yesus, bahkan Injil Markus
sampai sekarang masih belum diketahui dengan pasti siapa pengarangnya, karena ia
tidak menperkenalkan diri dalam Injil yang ditulisnya. Perhatikan komentar
Lembaga Biblika Indonesia dalam Tafsir Injil Markus berikut:

“Pengarang Injil Markus adalah murid Petrus dari Roma, yang menyebutnya
'Markus, anakku'” (I Petrus 5: 13). Belum jelas apakah Markus ini sama dengan
Yohanes Markus dari Yerusalem, anak Maria, yang tempatnya digunakan untuk
berkumpul dan berdoa jemaat Kristen pertama (Kisah Para Rasul 12: 12).

Tanpa memperkenalkan diri, Markus memulai penulisannya: “Inilah permulaan
Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.” Dalam karyanya, Markus tidak
menonjolkan diri. Juga tidak menyebut nama sendiri atau menambahkan sesuatu yang
dapat menyingkapkan kepribadiannya” (hlm. 9-10).

Jika pengarang Injil itu masih misterius, maka mempercayai karya tulisnya
sebagai dasar keimanan adalah kepercayaan yang misterius.

...Jika para penulis Injil itu adalah saksi mata terjadinya penyaliban Yesus,
maka bisa dipastikan kontradiksi kronologis itu tidak perlu terjadi...
KONTRADIKSI CERITA PENYALIBAN DALAM BIBEL

Kesimpulan bahwa para penulis Injil bukan saksi mata cerita penyaliban dalam
Bibel, semakin diperkuat dengan banyaknya kontradiksi kronologis kisah
penyaliban Yesus, misalnya:

a. Tulisan apa yang ada di atas kayu salib?

Injil Matius 27:37 melaporkan bahwa di atas salib Yesus terpampang tulisan
“Inilah Yesus Raja orang Yahudi”. Sedangkan Injil Markus 15: 26 melaporkan
bahwa tulisan itu berbunyi “Raja orang Yahudi”. Lukas 23:38 membaca bahwa
tulisan di salib Yesus adalah “Inilah raja orang Yahudi”. Sangat berbeda
dengan laporan Yohanes 19:19 “Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi”. Ini
adalah pertentangan yang nyata.

b. Berapa orang yang mencaci maki Yesus di atas kayu salib?

Menurut Matius 27:44 dan Markus 15: 32, ada dua orang yang mencaci maki Yesus di
atas kayu salib. Sedangkan Lukas 3:39 me¬la¬por¬¬kan bahwa yang mencaci
Yesus hanya satu orang saja. Jelas kontradiksi, bukan?

c. Apakah Yesus mengecap anggur bercampur empedu?

Matius 27: 33-34 melaporkan bahwa Yesus mengecapnya. Sebaliknya, Markus 15: 23
melaporkan bahwa di atas tiang salib Yesus malah menolak anggur. Bukankah ini
sangat kontradiktif?

d. Apakah teriakan Yesus waktu disalib?

Menurut Matius 27: 46-52 dan Markus 15: 34-38, sebelum mati Yesus berteriak
“Eli, Eli, lama sabakhtani”, sedangkan Lukas 23: 45-46 mengatakan bahwa
teriakan Yesus itu adalah “Ya Bapa, ke dalam tanganMu kuserahkan nyawaku”.
Ini pertentangan ayat yang tidak bisa ditemukan, bukan??

e. Siapakah yang menurunkan tubuh Yesus dari tiang salib?

Matius 27: 59-60, Markus 15: 45-46 dan Lukas 23: 53 melaporkan bahwa yang
menurunkan mayat Yesus dari tiang salib adalah Yusuf Arimatea sendiri. Tetapi
Yohanes 19:38-42 membantah dan melapor¬kan bahwa yang menurunkan adalah Yusuf
Arimatea dan Nicodemus. Ini jelas dua versi kisah yang saling berbeda!!

Jika para penulis Injil itu adalah saksi mata terjadinya penyaliban Yesus, maka
bisa dipastikan kontradiksi kronologis itu tidak perlu terjadi. Adanya
kontradiksi kronologis itu membuktikan bahwa para penulis Injil itu bukanlah
saksi mata. Kemungkinan lainnya, kontradiksi itu terjadi bila para penulis Injil
adalah orang-orang yang ceroboh atau lemah ingatan.

...Daripada menggugat kitab suci agama lain, lebih bermanfaat bagi Dr Erwin
Lutzer jika ia menyelidiki dan memperbaiki kekisruhan Alkitab (Bibel)...
Maka, gugatan Dr Erwin Lutzer terhadap Al-Qur'an tidak relevan dan upaya
pemborosan energi. Daripada menggugat kitab suci agama lain, lebih bermanfaat
bagi Dr Erwin Lutzer jika ia menyelidiki keruwetan dan problematika Alkitab
(Bibel) yang mengisahkan penyaliban Yesus dengan seribu satu kerumitan. [a ahmad
hizbullah mag/voa-islam.com]

Baca berita terkait:

Menyoal Hari Ulang Tahun Kematian Tuhan
Mengimani Wajah Yesus yang Hangus di Wajan Babi
Foto Yesus Berhadiah Mobil BMW (Menjawab Testimoni Dusta Penginjil Sunda)
Syahadat Yesus Kristus: Islami ataukah Kristiani?
Kuis Natal Berhadiah Mobil BMW
Islam Adalah Geng Pemuja Setan dan Pembunuh Manusia? (Membedah Blog Kafir - 1)
Matematika Bibel atau Al-Qur'an yang Salah Hitung? (Membedah Blog Kafir - 2)
Soal Gereja Albertus Bekasi: Uskup Agung Berbohong di hadapan Jemaat Misa Natal
Mengaku Sarjana Islam, Pendeta Terbongkar Kedoknya
Misi Jelang Natal: Kristenkan Muslim dengan Tipuan
'Tuhan' Yesus versus Tuhannya Yesus
Menggugat Hari Wafat Isa Almasih alias Hari Ulang Tahun Kematian Tuhan

http://www.voa-islam.com/counter/christology/2011/04/21/4684/menggugat-hari-wafa\
t-isa-almasih-alias-ulang-tahun-kematian-tuhan/

No comments: