Friday, May 13, 2011

Beda Islam & Kristen: Perang, Penjarahan, Perbudakan & Pembunuhan

Beda Islam & Kristen: Perang, Penjarahan, Perbudakan & Pembunuhan

Jawaban untuk Pendeta Antonius Richmon Bawengan (7)


Tanpa menyebutkan fakta dan dasar apapun, Pendeta Antonius Richmon Bawengan
mengumpat Islam sebagai agama sadis yang menghalalkan peperangan, pembunuhan,
penjarahan dan perbudakan. Mari kita buktikan, ajaran Islam ataukah Kristen yang
mengajarkan perangai sadistis itu.

Peperangan dalam Al-Qur'an dan Bibel


Al-Qur`an memang membolehkan peperangan sebagai alat pertahanan diri bila
diserang oleh musuh:

“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi)
janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas” (Qs. Al-Baqarah 190).


“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena
sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha
Kuasa menolong mereka itu” (Qs. Al-Hajj 39).


Meski membolehkan perang bila terlebih dahulu diperangi musuh, namun Islam tetap
mengedepankan nilai kemanusiaan, sehingga tidak boleh kelewat batas dalam
perang. Beberapa batasan perang yang tidak boleh dilanggar menurut hadits Nabi
antara lain: dilarang membunuh wanita dan anak-anak, tidak boleh membakar,
merusak pepohonan, menyiksa dan memotong-motong anggota tubuh, dll.


Masalah perang bukan hal yang tabu dalam Bibel, sehingga dalam Perjanjian Lama
tertuang ayat khusus dengan perikop “Hukum Perang” dalam Ulangan 20:1-20,
yang mengatur tentang tawaran damai, penyerangan, pengepungan, pembasmian musuh
hingga harta jarahan perang.


....Aturan perang dalam Bibel pun berbeda dengan aturan Islam. Dalam Perjanjian
Lama, Bibel memerintahkan agar seluruh laki-laki dan perempuan harus ditumpas
habis....
Aturan perang dalam Bibel pun berbeda dengan aturan Islam. Dalam Perjanjian
Lama, Bibel memerintahkan agar seluruh laki-laki dan perempuan harus ditumpas
habis, kecuali wanita perawan. Wanita yang belum pernah bersetubuh ini boleh
diambil bagi mereka.


“Maka sekarang bunuhlah semua laki-laki di antara anak-anak mereka, dan juga
semua perempuan yang pernah bersetubuh dengan laki-laki haruslah kamu bunuh.
Tetapi semua orang muda di antara perempuan yang belum pernah bersetubuh dengan
laki-laki haruslah kamu biarkan hidup bagimu” (Bilangan 31: 17-18).


Islam menghapus perbudakan, Paulus dan Yesus abstain


Salah satu misi Islam adalah menghapus perbudakan secara bertahap, karena
perbudakan sudah mengakar jauh sebelum Islam diturunkan. Cara Islam menghapus
perdudakan, antara lain:


Pertama, mewajibkan pembebasan budak sebagai sanksi bagi tindak pidana
pembunuhan. "Dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah)
ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang
diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu)..." (Qs. An-Nisa 92).


Kedua, menjadikan pembebasan budak sebagai sanksi zhihar terhadap istri:
"Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, kemudian mereka hendak menarik
kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak
sebelum kedua suami isteri itu bercampur..." (Qs Al-Mujadilah 3).

Ketiga, menjadikan pembebasan budak sebagai Kafarat (denda) pelanggaran sumpah.
"...Maka kafarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang
miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau
memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak…" (Qs Al-Ma'idah
89).


Keempat, Membebaskan (memerdekakan) budak dengan (Qs At-Taubah 60).


Kelima, dalam banyak kesempatan Rasulullah SAW memerintahkan untuk membebaskan
budak. Dalam hadits riwayat Bukhari disebutkan bahwa Rasulullah memerintahkan
untuk membebaskan budak selama gerhana matahari dan gerhana bulan.


Dalam hadits lainnya, Rasulullah SAW bersabda: "Siapapun orang muslim yang
memerdekakan seorang budak muslim, niscaya Allah akan menyelamatkan setiap
anggota tubuhnya dari api neraka dengan setiap anggota tubuh budak tersebut"
(Muttafaq Alaihi dari Abu Hurairah RA).


"Setiap orang muslim yang memerdekakan dua orang budak muslimah, maka keduanya
akan menjadi penyelamatnya dari api neraka." (HR Tirmidzi dari Abu Umamah RA).


Semua fakta ini menunjukkan bahwa Islam memiliki misi menghapus perbudakan.
Selain itu, Islam tidak membedakan status sosial orang merdeka dan budak dalam
hal perkawinan. Sebagai sesama keturunan Adam, baik budak maupun orang merdeka
sama-sama memiliki hak untuk dinikahi (Qs An-Nisa 25). Dalam hal ini faktor
keimanan jauh lebih prioritas ketimbang status sosial. Terbukti, Allah sangat
memuliakan budak yang beriman, jauh melebihi orang merdeka yang tak punya iman.
Al-Qur'an surat Al-Baqarah 221 menegaskan bahwa budak mukmin/mukminah lebih baik
dan halal dinikahi daripada orang musyrik yang merdeka dan lebih menarik hati.


....Islam memiliki misi menghapus perbudakan, sementara dalam Bibel, Yesus
maupun Paulus sama sekali tidak mengemukakan solusi untuk menghapus
perbudakan.....
Dalam surat An-Nisa' 36 Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada budak
(hamba sahaya), satu paket dengan berbuat baik kedua orang tua, karib-kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga, teman sejawat, dan ibnu sabil.


Semua fakta ini menunjukkan bahwa Islam memiliki misi menghapus perbudakan.
Sementara dalam Bibel, Yesus maupun Paulus yang sering diklaim sangat menekankan
ajaran kasih, sama sekali tidak mengemukakan solusi untuk menghapus perbudakan.
Paulus dalam suratnya hanya menekankan agar para budak takut, gentar patuh dan
taat tuannya.


"Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan
dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus" (Efesus 6:5).


"Orang-orang Kristen yang menjadi hamba, harus menganggap bahwa tuan mereka
patut dihormati, supaya orang tidak dapat memburukkan nama Allah atau pengajaran
kita. Hamba-hamba yang tuannya orang Kristen, tidak boleh meremehkan tuannya
karena mereka sama-sama orang Kristen. Malah mereka seharusnya melayani tuan
mereka itu dengan lebih baik lagi, sebab tuan yang dilayani dengan baik itu
adalah sama-sama orang percaya yang dikasihi. Semuanya ini haruslah engkau
ajarkan dan nasihatka" (1 Timotius 6:1-2, BIS).


Islam Melarang Penjarahan, Bibel Menganjurkan Penjarahan


Tudingan Richmon bahwa Islam membolehkan penjarahan, adalah fitnah dan bualan di
siang bolong. Karena tak satu ayat pun dalam Al-Qur'an maupun Hadits Nabi yang
menghalalkan penjarahan. Justru Allah SWT melarang hamba-hamba-Nya untuk memakan
harta sesama manusia dengan cara yang batil:


"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil..." (Qs An-Nisa 29).


Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa cara-cara batil yang
dilarang itu meliputi segala jenis penghasilan yang tidak syar’i, seperti
berbagai jenis transaksi riba, judi, mencuri, penipuan dan kezaliman.


....Tak ada ajaran penjarahan dalam Islam, justru Bibel yang mengajarkan
penjarahan dalam perang....
Tak ada ajaran penjarahan dalam Islam, justru Bibellah yang mengajarkan
penjarahan dalam perang:


“Hanya perempuan, anak-anak, hewan dan segala yang ada di kota itu, yakni
seluruh jarahan itu, boleh kau rampas bagimu sendiri, dan jarahan yang dari
musuhmu ini, yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu, boleh
kaupergunakan.... Demikianlah harus kaulakukan terhadap segala kota yang sangat
jauh letaknya dari tempatmu, yang tidak termasuk kota-kota bangsa-bangsa di
sini. Tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan Tuhan, Allahmu,
kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kaubiarkan hidup apapun yang
bernafas" (Ulangan 20:14-16).


Pembunuhan sadis dalam Bibel


Omong kosong dan bohong besar tudingan Richmon bahwa Islam menghalalkan
pembunuhan. Justru Islam sangat menghormati nyawa manusia, bahkan nilai nyawa
satu orang sama dengan nyawa semua manusia di muka bumi (Qs. Al-Ma'idah 32),
sehingga pembunuhan tanpa alasan yang dibenarkan adalah dosa besar yang diancam
dengan neraka Jahanam (An-Nisa 93). Untuk mencegah tindak pidana pembunuhan,
Allah mensyariatkan qishas (Qs Al-Ma'idah 45).


....Tuhan dalam Bibel pernah memerintahkan pembunuhan secara sadis tanpa belas
kasihan untuk membalas dendam....

Ayat-ayat lebih dari cukup untuk menangkis tudingan Richmon bahwa Islam adalah
agama yang menghalalkan pembunuhan. Tudingan Richmon itu salah alamat,
seharusnya diarahkan kepada Bibel. Karena Tuhan dalam Bibel pernah memerintahkan
pembunuhan secara sadis tanpa belas kasihan untuk membalas dendam:


“Beginilah firman Tuhan semesta alam: Aku akan membalas apa yang dilakukan
orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka,
ketika orang Israel pergi dari Mesir. Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang
Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan
kepada­nya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun
anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai” (1 Samuel
15:2-3).


Jika Pendeta Richmon gampang menuduh tuhan sebagai penipu, beranikah ia menuding
Tuhan dalam Bibel sebagai Tuhan yang penipu karena memerintahkan pembunuhan
secara sadis, padahal di ayat lain (Keluaran 20:13, Ulangan 5:17, Imamat 24:17)
Tuhan melarang pembunuhan?


Dengan fakta-fakta tersebut, jelaslah bahwa tuduhan Pendeta Richmon sama sekali
mengada-ada. Entah roh jahat mana yang sedang berkarya dan bekerja dalam
dirinya? [ahmad hizbullah mag/suaraislam]


http://www.voa-islam.com/counter/christology/2011/04/19/14227/beda-islam-kristen\
-perang-penjarahan-perbudakan-pembunuhan/

No comments: