Friday, September 6, 2019

Semenarik indah di balik disertasi sampah

Ini kisah nyata, implementasi zina di UIN/IAIN. Ya Rabb, betapa bejatnya mereka:

Copas dari FB Faizah Rasyidah

#####

SKENARIO INDAH ALLAH DI BALIK VIRALNYA DISERTASI SAMPAH

Ketika disertasi sampah dari salah satu kampus Islam viral, saya terus terang di satu sisi 'bersyukur' akhirnya hal tersebut muncul di permukaan, di hadapan khalayak luas. Dalam bentuk karya ilmiah yang sudah lulus diuji dalam forum ilmiah oleh para begawan ilmu dari kampus Islam, termasuk di dalamnya seorang pimpinan kampus Islam. Dengan nilai SANGAT BAGUS. Sebuah 'skenario' yang SEMPURNA. Karena semua hal ini akan menambah bobot 'keindahan'  blessing in disguise nya.

Apakah Sang kandidat doktor menyampaikan ide atau terobosan pemikiran yang orisinil dan baru layaknya sebuah disertasi yang seharusnya? Siapapun bahkan bisa membaca kalo dia hanya mengcopy paste pemikiran Syahrur. Yang orisinil, mungkin idenya untuk menjadikan ide syahrur tentang "syar'iy nya seks di luar nikah" sebagai SOLUSI TERHADAP KRIMINALISASI SEKS DI LUAR PERNIKAHAN yang dilakukan dengan persetujuan/suka sama suka dan tidak di muka publik, yang dia katakan marak terjadi di Indonesia. Seharusnya justru NEGARA MELINDUNGI PELAKU SEX NON MARITAL tersebut, karena mereka dia katakan BUKAN BERZINA. Itu mungkin bagian ide yang orisinal milik penulis. Meski untuk menyampaikan ide bejat itu ga perlu seseorang menjadi kandidat doktor. Cukup menjadi pelaku sex non marital itu, dikombinasi dengan kepandiran, plus hasrat untuk viral, akan membuat seseorang terdorong menyuarakan aspirasi yang menjadi kebutuhan/kemaslahatan pribadinya itu.

Baiklah. Sampai di sini Anda yang membaca tulisan ini sudah paham apa tujuan penulisan disertasi sampah tersebut. Membuka jalan menjadikan 'hukum kebolehan sex non marital perspektif Syahrur' yang dianggap sudah syar'iy/Islamiy untuk diadopsi dan dilegalisasi menjadi hukum positif di negeri ini.

Bagi mereka yang ada di kampus Islam 'tertentu', pasti tidak kaget dengan disertasi sampah tersebut. Terobosan pemikiran yang dibuat oleh Syahrur tentang syar'iy nya sex nonmarital ini bagi beberapa oknum dosen di kampus Islam adalah angin segar bagi mereka yang memang sudah dan ingin melakukannya. Maka diskusi atau perbincangan tentang ini di kalangan mereka, di kampus-kampus mereka biasa terjadi. Di salah satu grup diskusi online yang mempertemukan sekitar 250 an dosen dari seluruh Indonesia, yang saya inisiasi pembentukannya sekaligus saya admin-i, beberapa dosen anggota mengirimkan postingan ppt materi diskusi dosen di kampusnya membahas hal yang sama. Isi  materinya PERSIS SAMA. PLEK, atau PERSIS SIS. Tidak usahlah saya sebutkan kampus apa saja itu. Yang jelas Anda bisa mengira-ngira kampus apakah yang para dosennya berdiskusi tentang hal ini. 😊

Semangat apa yang membawa mereka mendiskusikan hal ini dalam forum-forum diskusi mereka dengan TS dosen lainnya? Semangat membangun peradaban Islam? Semangat menyelesaikan permasalahan seks bebas dengan beragam implikasinya di masyarakat? Tentu saja TIDAK SAMA SEKALI BAMBAAANG! GA BLASS GAESS!
Bagian ini saya skip, karena orang awam pun tahu para penyeru sex nonmarital ini tidak 'semulia' itu.

Ketika disertasi sampah ini viral, saya memposting sebuah pertanyaan retoris di wall FB saya ini: "Ketika Sex Bebas, Kumpul Kebo, Kawin Kontrak, Muth'ah, Mereka Yakini SYAR'IY.  Kira-kira Apa Yg Mencegah Mereka TIDAK Melakukannya?!"

Ketika orang sudah tidak lagi khawatir melakukan perbuatan dosa/maksiat kepada Allah, sebenarnya tidak ada lagi yang menghalangi mereka melakukannya kecuali ketakutan 'mendapat kriminalisasi dari masyarakat' karena perbuatan mereka belum legal di mata hukum positif. Juga sanksi sosial di mata masyarakat/orang lain yang belum sepemahaman dengan mereka. Maka di sinilah benang merahnya. Di satu sisi mereka rajin mensosialisasikan ide bejat ini ke TS dan civitas akademika kampus mereka, agar memiliki toleransi terhadap 'kehalalan kemaksiatan sex non marital' sebagai salah satu pendapat 'Islamiy'. Sisi yang lain mereka punya kepentingan untuk melegalkannya secara lebih luas, dengan mencoba membuka jalan memasukkannya sebagai hukum positif di negeri ini.

Satu pengalaman, tidak pernah saya rencanakan dan duga, mempertemukan saya dengan seorang mahasiswi yang saat itu mengaku jadi korban perkosaan seorang dosen laki-laki dari sebuah kampus Islam. Mahasiswi tersebut dipertemukan dengan saya oleh teman saya, seorang dosen perempuan di kampus yang sama. Dipertemukan dengan saya berharap untuk bisa dibantu tindaklanjutnya. Singkat cerita, dari pendalaman terhadap fakta (tahqiiq manath) yang tidak singkat, saya simpulkan bahwa realitas yang terjadi pada mahasiswi tersebut BUKANLAH PERKOSAAN. Tapi seks bebas, mau sama mau. Maka ketika saya desak dan runut, keluarlah dalih persis yang disampaikan oleh Syahrur tentang konsep milkul yamin ini. Mahasiswi tadi katanya sudah 'dinikahi' oleh sang dosen seketika saat mau 'zina' tadi. Bahkan sang dosen memberi nasehat 'menguatkan' agar sang mahasiswi tidak merasa takut atau berdosa, karena yang mereka lakukan itu 'halal'. Tidak sekedar mendengar dari cerita sang mahasiswi, saya bahkan pernah 'memegang' nomer hp sang mahasiswi tersebut dan pernah berbalas chat dengan sang dosen untuk memastikan beberapa hal terkait kejadian yang dialami mahasiswi tersebut, tentu saja tanpa sepengetahuan sang dosen kalo yang membalas chat wa dia adalah saya.

Jadi kalo Anda bertanya kepada saya: beneran ada dosen yang mempraktikkan 'konsep Syahrur' itu di sini? Ya. Ada. Saya mengetahuinya sendiri. Bahkan bisa jadi diantara mereka adalah bukan dosen biasa. Ada yang berposisi pimpinan, pejabat bahkan mungkin dikenal masyarakat sebagai 'ulama'.

Apakah yang lain tidak tahu? Bisa jadi tidak sedikit yang tahu. Laksana kentut, aroma busuk itu nyata, namun tidak kasat mata. Terlebih jika ingin membuktikannya. Tidak ada korban di situ. Kedua pihak adalah pelaku dengan persetujuan. Suka sama suka. Mau sama mau. Kalo sudah begitu, adakah diantara mereka yang mau melaporkan diri sendiri dan bersiap menanggung resikonya?

Apalagi dalam iklim kampus yang terbiasa menjadikan hukum-hukum Islam sebagai obyek diskusi, debat, wacana, bukan untuk diterapkan. Semua wacana dibahas, semua wacana diterima. Tapi bisa jadi dalam aplikasi amalnya ternyata bahkan tidak mengambil salah satu pun dari hukum syara' yang dibahas. Anda mengatakan seks di luar pernikahan itu zina? OK diterima. Tapi siapkan diri juga untuk menerima pendapat bahwa ada seks non marital yang bukan zina.

Maka di dua titik inilah kontrol akan kemaksiatan itu menjadi lemah. Yang bermaksiat PD karena punya dalil. Yang mau meluruskan, bisa jadi merasa percuma. Lah wong pelakunya lho ga keberatan.

Kalo Anda bertanya lagi: Apa semua dosen di kampus-kampus tersebut seperti itu? TENTU SAJA TIDAK. Mungkin jumlah mereka hanya beberapa 'ekor'. Tapi seperti yang saya sampaikan di atas, ada trend keberanian mereka menyebarkan paham dan gaya hidup mereka itu kepada yang lain, terutama di masa rezim anti Islam saat ini. Inilah kesempatan emas bagi mereka. Kalo tidak sekarang digenjot, kapan lagi?! Mumpung mereka lagi jadi 'peliharaan' rezim. Mumpung rezim membutuhkan mulut yang berbusa-busa untuk menebar islamophobia agar meyakinkan masyarakat ada radikalisme Islam di tengah mereka yang membutuhkan program deradikalisasi dari mereka. Lebih spesifik lagi, mumpung rezim dlolim membutuhkan silat lidah mereka untuk menghadapi para pejuang syariah khilafah yang sulit dibungkam rezim. Apalagi aktivitas pejuang syariah khilafah membina masyarakat untuk taat syariah kaaffah tentu saja juga akan membahayakan aksi dan kenikmatan mereka. Yes. This is the right time!

Kembali kepada judul di atas, lalu yang manakah yang saya maksud sebagai skenario indah dari Allah swt? Paling tidak saya melihat beberapa berkah terselubung berikut ini:

1. Dengan viralnya disertasi sampah tersebut, maka masyarakat bisa melihat kerusakan oknum para intelektual 'muslim' dan kampus Islam yang selama ini tidak mereka ketahui. Sebelum ini, sudah ada profesor perempuan dari kampus Islam yang juga mengatakan kalo dalam Islam pasangan seksual ga harus beda jenis. Artinya L68T, homoseksual itu halal. Sebelumnya ada juga produk mereka CLD KHI yang berusaha menjadikan pernikahan sebagai kontrak sosial belaka dan tidak perlu dikaitkan dengan agama. Sehingga hukum tentang wali, iddah, kepala RT dan seterusnya bisa direvisi sesuai sikon dan kesepakatan, tidak perlu merujuk pada agama. Yang terkini adalah penyampaian ide bahwa khilafah adalah ideologi sesat, radikal dan seterusnya dalam narasi-narasi mereka.

2. Akibat viralnya disertasi sampah tersebut secara terbuka, banyak tulisan, artikel, penjelasan sanggahan yang beragam, ditulis berbagai pihak/pakar fiqih/ulama/ahli dengan pendekatan pembahasan yang juga dari berbagai sisinya, yang menjadi asupan bernutrisi bagi umat sekaligus menjadi bekal dan tameng bagi mereka ketika misalnya satu saat berhadapan dengan para dosen pemuja syahwat tersebut. Terutama para mahasiswi mereka yang selama ini ada pada posisi asimetris, lebih lemah, lebih berpotensi mengalami penekanan, lebih mudah diancam dan umumnya lebih tidak memiliki kemampuan maupun keberanian untuk menjawab penyesatan mereka.

3. Dengan viralnya disertasi sampah tersebut, untuk sementara waktu para dosen bejat pemuja syahwat itu pun terpaksa harus 'tiarap' menghentikan aksi mencari mangsa mereka, meski mungkin tidak lama.

4. Track record profil mereka yang 'terlibat' dalam lulusnya disertasi sampah bahkan dengan nilai yang sangat memuaskan ini, menjadi nilai tambah informasi tersendiri. Ternyata orang yang getol mengkriminalisasi khilafah ada pada barisan mereka. Menambah panjang daftar orang/tokoh/pejabat/intelektual yang getol mengkriminalisasi khilafah ternyata adalah orang-orang yang BERMASALAH integritas pribadinya. Ada yang koruptor, terlibat jual beli jabatan, pendukung L68T, pro penjajahan asing aseng,  'pelacur' intelektualitas yang suka mengotak-atik dalil sesuai pesanan, hingga 'pendakwah' seks bebas. KOMPLIT. Berbeda secara diametral dengan profil pengemban dakwah syariah khilafah yang mereka kriminalisasi.

5. Keberanian netizen bereaksi dan melakukan serangan balasan terhadap penyesatan yang dilakukan oleh kaum liberal bejat tersebut, harapan saya menjadi inspirasi dan pemantik keberanian pihak lain yang selama ini diam agar lebih berani bersuara. Menyerukan yang ma'ruf, mencegah yang munkar.

SEMOGA DEMIKIAN.

Faizah Rosyidah
Faizatul Rosyidah

No comments: