Sunday, September 1, 2019

CONGRATS FPI

CONGRATS IPF...!
***
Indah cara Tuhan membalas semuanya. Walau di menangkan dalam pemilu, ternyata ini rencana Tuhan untuk kita di perlihatkan, bagaimana pemimpin yang di menangkan oleh KPU.
.
Semua prosesnya sangat rapi di atur oleh Tuhan. Step by step, perlahan namun pasti semuanya sudah menampar mereka sendiri atas apa yang mereka 'katakan' kerja dan slogan NKRI Harga Mati.
.
Mungkin kita kecewa dengan hasil pemilu 2019 yang ternyata di menangkan oleh dia. Secara logika, itu sukar di percaya. Karena kita liat sendiri bagaimana keinginan rakyat untuk peralihan kepemimpinan. Namun apa daya, penyelenggara dan panitianya adalah mereka. Menerima sambil berdoa, semoga Tuhan membuka mata rakyat Indonesia yang memilihnya.
.
Tuhan menjawab doa kita...
Setelah kemenangan, seharusnya mereka bersiap untuk pesta. Tapi yang kita liat, justru mereka sibuk membereskan kotoran agar tidak terlihat ada rekayasa. Satu persatu masalah mulai bermunculan, di saat pelantikan belum di laksanakan.
.
Di mulai kehebohan ormas IPF menjadi wacana di bubarkan karena perizinannya sudah habis masanya. Statement di lemparkan oleh pejabat publik bahwa kemungkinan tidak di perpanjang. Petisi online di keluarkan meminta dukungan. Pro dan kontra menyeruak ke atas meminta perhatian.
.
Tapi faktanya...
Kehebohan tentang IPF harus berakhir saat di hari ulang tahunnya, IPF justru mendapatkan kado terindah bahwa bukan mereka yang di minta bubar oleh masyarakat indonesia. Melainkan barisan Banser.
.
Bukan hanya puluhan ribu atau ratusan ribu orang yang menginginkan. Tapi 1 provinsi Papua menuntut Banser di bubarkan. Tau berapa jumlahnya? Ada 4 juta warga Papua yang meminta Banser di bubarkan sebagai syarat yang mereka ajukan.
.
Telak balasan Tuhan pada mereka.
Beberapa hari sebelumnya, mereka menepuk dada dan bangga menjadi satu2nya ormas yang di gemari. Dengan berakhirnya IPF, maka hanya ada mereka yang patut di perhatikan dan jadi rujukan. Tapi, proses menjadi nomor satu dan mendapatkan kepercayaan itu harus di mulai dari bawah. Bukan melalui cara instan atau menginjak kepala teman.
.
IPF memulai prosesnya dari sebuah rumah kecil di Petamburan. Bertahun-tahun mereka bergerak menggunakan dana anggota dan sumbangan warga tanpa ada bantuan negara. Perlahan mereka berkembang. Seiring perkembangan mereka, sudah banyak suka dan duka mereka lalui.
"Di fitnah, di hardik, di usir dan di benci oleh media adalah cerita sedih IPF".
Namun di mata umat, Tidak demikian. Justru kepercayaan umat yang membuat IPF terus tabah dan tetap berjalan di rel nya. Hingga sekarang, mereka menjadi pelopor gerakan aksi umat.
.
IPF tumbuh dengan kegetiran hidup. Saat sudah dewasa, mereka semakin tegar menghadapi hadangan. Tidak cengeng dan tidak penakut. Beratnya perjuangan, membuat IPF lebih dewasa dari umur yang mereka rayakan.
Banser.
.
Banser adalah ormas sayap NU. Menyusu pada induk dan selalu membawa nama induk di hadapan orang banyak. Ingin terlihat naik kelas, mereka bertindak dengan mencari perhatian. Suka membawa kisah lama, bahwa kemerdekaan ada jasa mereka di sana. Atas dasar itu, mereka di anggap mulia.

Sayangnya, di jaman kemerdekaan bukan hanya mereka yang berjuang. Kakek si Kipli tukang koran, seharusnya juga jadi pahlawan.

"Kata ibu, dulu Kakek yang membawa lari seorang ulama karena di cari oleh tentara Belanda"
.
Tapi, Kakek Kipli ini hanya rakyat jelata tanpa ada nama organisasi di dadanya. Perjuangannya tulus, hingga meninggalnya nama beliau tidak pernah di angkat.
Banser dekat dengan penguasa. Saking dekatnya, mereka bisa mendapatkan kepercayaan membagi bibit jagung pada warga. Sayang, akibat kesalahan oknum, kepercayaan yang di dapat justru di salah gunakan. Arogansi banser, bukan itu saja. Melakukan penghadangan dengan topeng keberatan pada pihak kepolisian mereka lakukan.
.
Surat keberatan di kirimkan, namun ada penegasan jika masih di langsungkan maka akan di geruduk ke lokasi acara. Ini sama saja penghadangan dalam tanda kutip.
Saat IPF mulai mengambil hati umat, sebaliknya yang di lakukan banser justru memancing emosi umat. Saat IPF sibuk melakukan aksi sosial di daerah bencana, Banser sibuk menyisir daerah dari bendera Tauhid dan pihak2 yang di tuduh mengancam NKRI berdasarkan pemahaman sendiri.
Finalnya.

IPF yang tersenyum saat ini. Mereka yang selalu menjadi bahan fitnah dan tuduhan jahat, di hari ulang tahunnya justru di berikan kado terindah. Bukan perpanjangan izin, namun pengakuan di masyarakat bahwa mereka lah yang seharusnya tetap ada di NKRI.

Dan Banser, seiring tuntutan pembubaran bagi mereka. Kehebohan masalah Papua, justru menjadi bulan-bulanan atas aksi yang mereka koarkan setiap hari.

Sekarang, memakai baju loreng pucat itu hanya bisa di lakukan di sekitar rumah saja. Keluar dikit, ketemu aksi Papua, ganti pakaian segera.

Selamat buat IPF..yang sudah mendapatkan pengakuan dari umat tanpa legalitas dari pemerintah.

Ikut berduka bagi banser, yang mendapatkan legalitas justru mendapatkan raport merah dari rakyat indonesia.
Tuhan tidak tidur...'dul.
*Belum End..!

No comments: