Rejim AS Berusaha Melanggengkan Keberhasilan Tragedi Rajab
Syabab.Com - Tanggal 28 Rajab 1342 H atau bertepatan dengan 3 Maret 1924 M, mengingatkan umat Islam tentang keberhasilan Rejim Inggris dan Rejim Perancis menghancurkan Daulah Khilafah. Mereka dari dulu tanpa jemu-jemu berusaha untuk menghancurkan institusi pemersatu kaum Muslim sedunia tersebut. Akhirnya dengan berbagai cara yang mereka tempuh telah berhasil melenyapkan Khilafah. Usaha mereka dimulai dengan perang kebudayaan ( ghazwuts tsaqafah ), diikuti dengan serangan missionaris ( ghazwut tabsyiriyyah ),
barulah diteruskan dengan perang yang sesungguhnya secara fisik melalui berbagai penjajahan di negeri-negeri Muslim. Dengan memperalat para misionaris Kristen, gerakan Zionis dan juga agen baru mereka yaitu Mustafa Kemal sang pengkhianat umat, maka Daulah Khilafah berhasil dihancurkan. Setelah Daulah Islam berhasil dihancurkan, mereka tidak berhenti sampai di sini, mereka malah terus berusaha untuk memasikan kelestarian keberhasilan mereka ini dengan berbagai program pembaratan (westernation). Hasilnya mereka berhasil memecah belah masyarakat Turki kepada 3 bagian, yaitu: 1 . Golongan tentara, yakni mereka yang menjaga keluhuran sistem sekular; 2 . Golongan para politisi, mayoritas mencintai Islam, tetapi terpaksa mengakui pandangan umum tentang sekularisme dan ditekan oleh tentara; 3 . Golongan rakyat, yang kebanyakan dari mereka sudah menyadari kemuliaan mereka hanya dapat dicapai dengan Islam bukannya dengan sekularisme.
Golongan ini sejak awal telah menyerahkan mandat mereka kepada para politisi partai yang cenderung kepada Islam. Namun demikian, peristiwa yang terjadi di Negara Sekular Turki tak dapat dipisahkan secara langsung dengan peranan negara Barat yang telah menghancurkan Khilafah terlebih dahulu. Selepas perang dunia kedua, rejim Amerika Serikat mendominasi dunia dan meninggalkan rejim Inggris Raya di tangga kedua super power dunia. Dari sini, tibalah giliran AS untuk mengambil alih tugas-tugas durjana membasmi kebangkitan Islam di Turki.
Berita berbahasa Turki menyebutkan tentang usaha rejim AS untuk menjatuhkan masyarakat Turki dari Islam dan menggantikannya dengan Kristen. Sebagaimana surat kabar berbahasa Turki, Jeims Glas, begitu juga Penasihat Diplomatik AS dalam sebuah ceramahanya di Yayasan Washington mengatakan, "hingga kini Pemerintah AS tidak melepaskan Turki secara sepenuhnya". Menurutnya walapun hasil dari poling yang dilakukan oleh Yayasan Piyo menyebutkan, bahwa masyarakat Turki memiliki pandangan negatif terhadap rejim AS, namun hal ini bukanlah bermakna pemerintah AS telah meninggalkan Turki. Memang beberapa waktu yang lalu Yayasan Piyo melakukan poling yang hasilnya mayoritas masyarakat Turki membenci Rejim AS dan Bush.
Namun ingatlah bahwa ada gerakan Islam yang sungguh-sungguh menyeru penyatuan kembali negeri-negeri kaum Muslim yang terpecah belah akibat kebijakan devide and rule oleh rejim penjajah dulu. Sekularisme pasti akan hancur serta Khilafah pasti berdiri pada suatu saat nanti, sebagaimana janji Allah dan Rasul- Nya. [f/myk/syabab.com] SABTU, 26 JULI 2008 07 :00
sumber : syabab.com
No comments:
Post a Comment