Monday, September 2, 2019

KHILAFAH SEBAGAI IKON PERLAWANAN

KHILAFAH SEBAGAI IKON PERLAWANAN
by Yogie W. Abarri
.
"Mau kemana?" tanya saya pada kawan yang tiba² berdiri dan bergegas menuruni anak tangga.
"Mau menghadap Bapak Presiden dulu, sebentar."
.
Kita² yang tinggal satu rumah kos dengannya, langsung paham.
Tapi kawan lain yang sedang datang berkunjung, biasanya akan bingung.
Menghadap Bapak Presiden?
Ah yang bener?
Dan kok pakai bajunya seadanya begitu?
Ya, di awal 90-an gerakan anti Suharto memang sudah mulai marak.
Maka ketika tahun 94 kami mulai kuliah, situasi politik ketika itu juga turut mewarnai kami.
.
Kebijakan rezim yang mulai meningkatkan pengawasannya kepada rakyat, berupa semakin intensifnya kegiatan intelijen, juga turut kami rasakan.
.
Sebagai mahasiswa, pada awalnya kita belum terlalu sensitif pada kondisi ekonomi saat itu. Intensifnya kegiatan intelijen lah yang lebih membuat kami jengkel.
Kami marah, karena kami tahu bahwa telepon rumah kos kami disadap.
.
Kami juga sebal, karena di depan rumah kos kami sering ditongkrongi pria asing yang kadang wajahnya mirip Wiranto, kadang mirip Hendro Priyono, kadang mirip Luhut.
Padahal kami pada awalnya merasa gak ada urusan dengan rezim. Tapi kegiatan intelijen salah sasaran (yang turut menyasar kami) itu tentu membuat kami jengkel. Sehingga akhirnya kami jadi turut membenci rezim.
Kebencian sampai membuat salah satu penghuni kos ada yang nekat memasang foto Presiden Suharto di kamar mandi, tepat di arah depan kloset.
.
Maka jadilah kegiatan BAB (buang air besar) pun punya istilah baru di rumah kos kami yaitu menjadi kegiatan "menghadap Bapak Presiden".
.
Sebab ketika kita sedang jongkok di atas kloset, lalu kita sedikit mendongakkan wajah, maka pandangan kita pun akan langsung tertumbuk pada foto Bapak Presiden Suharto.
.
Saya pribadi sebenarnya tak terlalu setuju dengan aksi nekat itu. Tapi berhubung penghuni kos beragam, tidak semuanya aktivis Islam, bahkan ada yang agak ke kiri, maka apalah yang hendak dikata?
The Enemy of My Enemy is My Friend
Situasi ketika itu sungguh unik. Kesamaan nasib (karena sama² merasa dirugikan oleh rezim) telah membuat kami semua kompak dalam mengkritik kebijakan rezim.
Baik mahasiswa yang aktivis Islam, juga mahasiswa yang bau komunis, bahkan mahasiswa yang sok nasionalis, semuanya saat itu bisa berdiri di barisan yang sama.
Sama² anti rezim.
.
Pepatah barat yang berbunyi "The Enemy of My Enemy is My Friend" tampaknya memang berlaku saat itu.
Musuhnya musuhku adalah kawanku. Kira² begitulah maknanya.
Sehingga ketika akhirnya Suharto berhasil dijatuhkan pada tahun 98, yang terlibat sesungguhnya beragam elemen.
.
Itu tercermin pada bagaimana Amin Rais dan Megawati saat itu bisa berdiri di barisan yang sama.
Semua yang merasa telah dirugikan or telah dibikin susah oleh rezim, menjadi berkumpul di sisi yang sama.
.
Meskipun begitu, sebagai mantan komandan tempur yang sedikit banyak pasti paham strategi perang, Suharto tak pernah sudi secara terbuka menyebut nama musuhnya.
.
Mungkin itu karena ia paham, bahwa kalau sampai ia nyebut nama, maka nama tersebut akan membesar dan menjadi ikon perlawanan.
.
Karena, dalam situasi yang sudah seperti itu, semua yang berseberangan dengan rezim satu sama lainnya akan cenderung saling menganggap kawan.
.
The enemy of my enemy is my friend.
Musuhnya musuhku adalah kawanku.
Maka ketika rezim sampai menyebut satu nama, misalnya X. Semua orang akan langsung menganggap, bahwa X itulah yang paling ditakuti rezim dan dianggap paling besar potensi bahayanya bagi rezim.
.
Sehingga, semua musuh rezim pun secara naluriah besar kemungkinannya bakal berhimpun (menyatukan perlawanan mereka) di bawah kepemimpinan X.
X akan menjadi pemimpin mereka, setidaknya secara pemikiran.
Seorang mantan komando tempur macam Suharto tentu paham dengan hal yang seperti itu. Sehingga wajar bila hingga akhir hayat kekuasaannya, ia tak menuding satu nama pun dari barisan musuhnya.
Dan benar, ketika akhirnya ia lengser keprabon mandeg pandito, di barisan musuhnya pun terbukti tak ada yang benar² berhasil memimpin secara pemikiran.
Ikon perlawanan itu tak ada.
.
Barisan yang semula kompak tegak di atas "kredo" ABS (asal bukan Suharto), pasca Suharto turun pun akhirnya semuanya bubar jalan ke arah kepentingannya masing².
Sehingga sebagaimana kita tahu, pasca reformasi kondisi negeri ini bukannya membaik justru malah makin runyam.
Lepas dari mulut harimau, masuk ke dalam mulut buaya.
.
Perlu Adanya Ikon Perlawanan
Hal yang sama sebenarnya juga tengah dialami oleh rezim yang saat ini sedang berkuasa.
.
Rezim menggelar karpet merah bagi asing-aseng-asong dalam merampok harta rakyat dan menjarah kekayaan alam milik rakyat.
Sementara di saat yang sama, rezim juga kian abai terhadap kewajibannya mengurusi rakyat.
.
Tentu saja itu membuat rakyat marah.
Tak punya prestasi apapun melainkan hanya hobi mengalihkan perhatian.
.
Ketakmampuannya memenuhi rencananya, ia tutupi dengan melempar rencana baru lainnya. Rencana yang lebih ambisius tentunya. Kalau perlu, rencana pindah ibukota pun akan ia lontarkan.
Tentu saja itu membuat rakyat muak.
Bertingkah mengkritik emak² yang suka beli tas impor. Padahal istrinya sendiri juga sering pakai tas impor.
.
Malah pernah sekali waktu anaknya terlihat pakai tas yang harganya lebih mahal daripada yang dipakai anaknya Donald Trump.
Tentu saja itu membuat rakyat kecewa.
Sama situasinya seperti menjelang Suharto jatuh dulu.
Kemarahan, kemuakan, dan kekecewaan rakyat, kini akhirnya pun semakin membumbung tinggi.
.
Bedanya dengan Suharto, rezim rajanya ruwaibidhah ini... mungkin karena saking bodohnya... malah menyebut nama.
Nama apa?
Nama orang? Bukan.
Nama ormas? Bukan.
Nama parpol? Bukan juga.
Pada awalnya adalah nama salah satu ormas. Yaitu HTI.
.
Ini adalah ormas yang paling dibenci oleh rezim. Sehingga begitu rezim sudah punya kesempatan, yang pertama kali digebug ya HTI. Dicabut BHP (badan hukum perkumpulan)-nya.
.
Narasi yang dibangun oleh rezim... karena HTI tak mau tegas mengakui Pancasila, UUD'45, dan NKRI.
Di pengadilan, rezim tak berani terang²an menembak ide Khilafah yang sering didakwahkan oleh HTI.
.
Nembak sih, tapi sambil muter².
Karena Khilafah adalah ajaran Islam, dan rezim tak mau terpojok di sudut yang sulit.
Tapi ketika di kemudian hari rezim giliran cari gara² juga dengan FPI, segala narasi yang dibangun sebelumnya untuk menembak HTI, langsung runtuh.
.
Menjadi jelas, nama yang paling dimusuhi oleh rezim ternyata adalah nama suatu sistem pemerintahan, yang disebut Khilafah.
Kepada FPI, rezim tak mungkin bisa membangun narasi anti Pancasila, UUD'45, dan NKRI.
.
Karena secara tegas dalam berbagai kesempatan, dan juga tercantum dalam AD/ART FPI... Pancasila, UUD'45, dan NKRI ada diakui dengan sangat jelas.
Sebab berkasus dengan FPI, rezim jadi tak bisa lagi bersilat lidah selain mengakui... alasan mau digebug nya FPI adalah karena FPI juga memperjuangkan tegaknya Khilafah.
.
Inilah dua ormas yang sangat dibenci oleh rezim. Dan kebenciannya itu adalah karena keduanya sama² menginginkan tegaknya khilafah.
.
Khilafah.
.
Ya. Perlahan tapi pasti, Khilafah pun kini mulai menjelma menjadi ikon perlawanan.
Perlahan tapi pasti, garis pemisah mulai tampak semakin jelas.
.
Siapapun yang pro Khilafah akan mengalami apa yang namanya... persekusi. Baik yang dilakukan oleh aparat maupun oleh keparat.
Dan siapapun yang tidak pro Khilafah, bahkan sekalipun sudah jelas menyerukan separatisme, sudah jelas membunuh aparat (Polri/TNI), membakar dan merusak ini-itu, dll dll... aman. Tak akan dipersekusi.
Finishing Touch
Sudah jelas. Yang paling ditakuti oleh rezim adalah Khilafah.
.
Rezim takut, ketika Khilafah tegak, maka semua perampokan harta rakyat yang mereka lakukan bersama majikan mereka... dan juga penjarahan kekayaan alam milik rakyat yang mereka lakukan bersama majikan mereka... jelas itu akan berakhir.
Itulah yang paling rezim takuti.
Maka itulah pula yang harus menjadi ikon perlawanan terhadap rezim.
.
Agar kelak ketika rezim ini tumbang, jangan sampai muncul rezim berikutnya yang setali tiga uang dengan rezim ini.
Jangan sampai kegagalan Reformasi '98 terulang lagi.
.
ABS (Asal Bukan Suharto) tak boleh terulang lagi dan menjadi Asal Bukan Siplongo.
Semoga rezim ini berakhir dan menjadi pengantar bagi berakhirnya pula fase mulkan jabariyyan menuju dimulainya fase baru yaitu fase Khilafah 'Ala Minhajin-Nubuwwah sebagaimana kabar gembira yang telah RasuluLLah sampaikan.
Yang dibutuhkan sekarang ada dua hal.
Pertama.
.
Situasi yang semakin menjepit rakyat.
Ini penting, karena kalau kita baca buku² yang mengisahkan tentang bangkit dan runtuhnya peradaban² besar dunia, bangkitnya suatu peradaban baru adalah selalu diawali dengan runtuhnya peradaban sebelumnya.
Ini penting, tapi tak ada yang perlu kita lakukan.
.
Karena selalu rezimnya sendirilah yang akan meruntuhkan peradabannya. Yaitu dengan semakin zhalimnya rezim. Semakin represif. Semakin abai pada urusan rakyat. Semakin ganas pajak yang ditarik. Dll, dll.
.
Apalagi dengan kita punya rezim yang juaranya ruwaibidhah, maka serahkan saja urusan ini pada mereka, dan dijamin mereka akan sanggup meruntuhkannya dengan cepat.
.
Mantap kan?
Nikmat Allah mana lagi yang kalian dustakan?
.
Kedua.
Ikon perlawanan yang shahih.
Gagalnya Reformasi '98 dan tertipunya (sebagian) Ummat di Pilpres yang lalu, itu karena Ummat tidak punya cita² yang jelas, yang bisa dijadikan ikon perlawanan bersama.
.
Saat Reformasi, Ummat dengan lugunya hanya bercita²... ABS (Asal Bukan Suharto).
Akibatnya, perjuangan Ummat jadi dibajak oleh politisi² busuk dan oportunis. Serigala berbulu domba.
.
Pasca Reformasi, situasi malah menjadi makin buruk, makin buruk, dan terus makin buruk.
.
Saat Pilpres, Ummat dengan culunnya hanya bercita²... ABS (Asal Bukan Siplongo).
Akibatnya, Ummat jadi tertipu oleh kucing tua doyan nasi goreng, yang dalam retorika²nya sering berlagak seolah² macan yang mengaum ke arah Siplongo. Padahal kenyataannya...
.
Cukup sudah.
Untuk selanjutnya, Ummat tak boleh terperosok lagi ke dalam lubang yang sama.
Ummat harus punya cita² yang jelas.
Ikon perlawanan itu harus ada.
Ikon itu sebaiknya bukan orang.
Orang bisa mati. Orang bisa berubah.
Ikon itu haruslah berupa ide. Gagasan. Konsep.
.
Maka, ide dan gagasan yang tertinggi adalah... bersatunya kembali Ummat Islam untuk menerapkan Syariah Allah secara käffah, di bawah naungan konsep sistem pemerintahan yang jelas, yaitu Khilafah.
Kata guru² kita dulu...

Gantungkanlah cita²mu setinggi langit.
Kalau bukan Khilafah apa lagi?
Cita² apa lagi yang bisa lebih tinggi dari itu?
Khilafah.
Itulah yang seharusnya kita jadikan ikon perlawanan.
Itulah yang seharusnya kita perjuangkan bersama.
.
Ke arah sanalah energi harus diarahkan, dan jangan lagi sekedar ABS.
Tiga bulan lagi, kita insyaaLLah akan berkumpul lagi di Monas untuk kembali mengadakan Reuni 212.
.
Setelah Ijtima' Ulama IV sudah benar menyatakan Khilafah adalah ajaran Agama Islam... maka sudah saatnya pula dalam Reuni 212 nanti Ummat menyatukan cita²nya ke arah tegaknya kembali Khilafah.
Lupakan 2024.
.
Tak ada gunanya menunggu 2024 hanya untuk kembali dicurangi dan dikhianati lagi.
Bila Ummat benar² mau meluruskan niatnya hanya untuk Allah, niscaya Allah tak perlu menunggu hingga 2024 untuk menurunkan pertolonganNya. []
.
CEK CORETAN LAINNYA DI
https://m.facebook.com/story.php?story_
fbid=148111479098347&id=100016984876409
TELEGRAM BACKUP @bukangoresanpena

SRI, SERIUS KOE KETUA AHLI EKONOMI ISLAM ?

SRI, SERIUS KOE KETUA AHLI EKONOMI ISLAM ?

Oleh : Nasrudin Joha
.
Sri, kapan Koe menjadi ahli ekonomi Islam ? Sri, kapan Koe ngerti 'Fiqh Ekonomi Islam' ? Sri, kapan Koe ngerti 'halal haram' dalam Ekonomi Islam ?
.
Sri, ekonomi Islam itu berarti memastikan transaksi ekonomi yang terikat dengan syariat Islam. Ekonomi Islam itu mengharamkan riba, mengharamkan judi, mengharamkan perseroan saham, mengharamkan perbankan ribawi, mengharamkan utang ribawi, mewajibkan pengelolaan SDA dan tambang oleh negara, bukan oleh asing.
.
Mewajibkan 'negara memungut zakat' bukan memalak rakyat dengan pajak. Mewajibkan negera menyantuni fakir miskin, anak terlantar, janda miskin, termasuk memastikan anggaran untuk kesehatan rakyat.
.
Lah Koe ? Ditagih BPJS ngeluh, padahal itu untuk menjamin kesehatan rakyat. Membiayai negara dari utang riba, jadi andalan. Mencekik rakyat dengan pajak ini itu, jadi prioritas pemasukan.
Sementara potensi pemasukan besar dari tambang, diobral kepada penjajah, asing dan aseng.
.
Coba, Klo freeport dijadikan sumber Anggaran, tidak perlu menzalimi rakyat dengan pajak. Coba kalau semua minyak dan gas dikuasai negara, termasuk tambang batubara, bisa kaya raya negara kita. Coba, kalau kita berswasembada, bukan melulu Import, bisa untung beliung petani kita.
Saya masih bertakon-takon, Koe jadi ketua ahli ekonomi Islam itu apa dasarnya ? Apa cukup modal kerudung sauplik Sing Koe kenakan ? Saya jadi ragu, opo Koe menguasai ilmu ushul fiqh untuk mengistimbath dalil-dalil ekonomi Islam dari Al quran dan As Sunnah ?
.
Aku khawatir, Koe mung ngerti kulitnya saja. Menjadi ekonom apalagi ahli ekonomi Islam Kui angel banget Sri. Selain Koe wajib memahami fakta ekonomi, baik ekonomi dalam Pandangan kapitalisme maupun sosialisme, Koe juga kudu paham dalil.
Contoh Sri, ketika Koe membahas tentang ekonomi mikro, lebih spesifik membahas transaksi Multi Level Marketing. Koe tidak cukup disebut ekonom Islam hanya sebatas memahami upline dan downline. Tapi, Koe juga wajib menguasai dalil berupa hadits hadits tentang haramnya dua transaksi dalam satu akad. Koe juga musti faham akad Syamsarah dalam pandangan Islam.
Dalam tataran makro, Koe tidak cukup bermodal memahami angka-angka pertumbuhan, distribusi barang dan jasa melalui mekanisme pasar, intervensi negara terhadap pasar melalui kebijakan fiskal dan moneter, stimulus produksi dengan berbagai kebijakan, misalnya sunset policy. Tidak, Ora cukup koyo ngono Sri.
.
Koe, wajib mengerti problem ekonomi dalam pandangan Islam tentang masalah distribusi harta, bukan problem pertumbuhan yang dicekokkan oleh sistem kapitalisme sebagai yang Koe pelajari dari uncle SAM. Koe, juga wajib memahami sumber pemasukan keuangan negara dalam Islam itu bukan dari pajak, bahkan pajak itu menurut syariat Islam haram.
.
Koe kudu paham opo itu Al Milkiyatul Ammah, Al Milkiyatul Daulah, Al Milkiyatul Fardiyah, harta shodawoh, harta yang berasal dari Kharaj dan Fai. Harta ghanimah, Usyur, serta bagaimana konsep dharibah (pajak) dalam Islam.
.
Pokoknya, banyak banget. Koe ngaji sama aku 3 tahun juga belum tentu tuntas, apalagi di benakmu sudah mengakar keras pemahaman ekonomi kapitalistik. Perlu 1,5 tahun untuk membongkar isi otak yang keliru dan tercemar pemahaman kalitalisme.
Sementara, sisanya butuh 1,5 tahun untuk menginstal ekonomi Islam setelah itu.
Sri Sri, Aku dadi Ngguyu. Kok bisa, Koe didapuk sebagai Ketua Ahli Ekonomi Islam.
Kui sanad ilmunya seko ngendi ? Aku juga bingung, Sing milih Koe sopo ? Aku bertakon takon, opo model pemilihannya menggunakan suap ? Ini cuma nanya ya, Ga usah baper.

INDONESIA PADA NEGERI INI.

 INDONESIA PADA NEGERI INI.

Ini salah satu booklet terbitan Hizbut Tahrir Indonesia di tahun 2005, jauh sebelum marak slogan "NKRI Harga Mati"...
BOOKLET :
Selamatkan Keutuhan Wilayah Indonesia dari Skenario Negara-Negara Penjajah
-----------------
Jauh sebelum marak slogan "NKRI Price Die" HTI telah menerbitkan sebuah booklet untuk mewaspadai upaya memecah belah Indonesia.
Ini adalah petikan tulisan pada booklet yang diterbitkan HTI pada tanggal 13 Agustus 2005 (08 Jumadi Tsaniyah 1426 H), atau sekitar 14 tahun lalu.
--------Halaman 1-2
Konflik yang sangat berbahaya dan harus mendapat perhatian serius adalah konflik yang mengarah pada sparatisme, seperti yang terjadi di Aceh, Ambon (Maluku), dan Papua.
Gerakan separatis yang mengarah pada pemisahan diri dari Indonesia harus dicermati agar pintu masuknya penjajah baik Amerika Serikat (AS), Inggris, maupun Uni Eropa, dalam rangka mengendalikan Indonesia dapat ditutup rapat-rapat.
---------Halaman 5
Sementara konflik di Papua merupakan konflik paling komplek yang pernah ada di Indonesia setelah merdeka. Di Papua, konflik politik, konflik adat, konflik ekonomi, dan konflik hukum bercampur aduk menjadi satu.
Ada sekitar 250 suku yang beragam di Papua, masing-masing bisa saling serang. Konflik di Papua ini jika tidak segera diatasi bisa menjadi lebih buruk daripada konflik di Aceh.
Dunia internasional lebih mudah menyambut Papua merdeka, ketimbang Aceh merdeka.
-------Halaman 8
Tetapi, kini tuntutan pemisahan diri Papua dari Indonesia mencuat kembali. Peristiwa ini tampak tidak dapat dilepaskan dari upaya Barat, khususnya AS, yang selalu berada di belakang separatisme, bila hal itu bisa menguntungkan mereka.
------------
Foto dan teks

JANGAN CEMASKAN PANCASILA, KARENA SEJAK LAMA PANCASILA MEMANG SUDAH TAK ADA ?

JANGAN CEMASKAN PANCASILA, KARENA SEJAK LAMA PANCASILA MEMANG SUDAH TAK ADA ?

Oleh : Nasrudin Joha

Kehadiran BPIP dianggap sebagai respons negara atas rongrongan terhadap Pancasila. Diharapkan, BPIP mampu membina dan mengarahkan corak keberpancasilaan bangsa dan negara.

Bahkan, untuk urusan ini negara merogoh kocek yang diambil dari kantong rakyat (pajak) untuk menggaji ratusan juta rupiah untuk memberi jatah bulanan Kepada begawan - begawan BPIP. Tak peduli, apakah secara subtantif BPIP bermanfaat. Yang jelas, secara formal telah melembaga, biar terlihat gagah memang semua harus di lembagakan. Biar bisa memindahkan duit dari kantong rakyat ke kantong BPIP, tentunyah.
.
Tak jelas, apa tupoksi BPIP. Yang muncul, BPIP sering nyinyir terhadap umat Islam dan isu-isu keislaman. Terkait OPM, yang jelas mengancam Pancasila dan NKRI, BPIP terlihat irit komentar, jika mengeluarkan statement pun, sangat hati-hati.

Sebenarnya, apakah pancasila terancam, sehingga butuh BPIP ? Apakah publik NKRI perlu mencemaskan Pancasila ?

Sebelum menjawab pertanyaan ini, justru kita semua, publik NKRI patut bertanya, apakah Pancasila masih ada ?

Secara formal iya, pancasila masih ada. Di sekolah-sekolah, setiap Senin pada saat upacara bendera, sila-sila Pancasila masih terus dibacakan. Penulis sendiri, sejak SD sering menjadi pembawa naskah Pancasila untuk diserahkan kepada pembina upacara, sering juga justru menjadi komandan upacara.

Namun, secara subtantif apakah Pancasila masih ada ?
Mari kita ulas.

Menarik sekali, pernyataan Surya Paloh yang menyebut negara ini adalah negara kapitalis liberal, bukan Pancasila. Pernyataan ini, adalah pernyataan Sahih, meski motifnya karena rebutan jatah kursi menteri.
Negeri ini memang sejak lama menerapkan ideologi kapitalisme sekuler, dengan berbagai corak dan varian. Saat ini, negeri ini sedang menerapkan mutan kapitalisme yang berevolusi menjadi kapitalisme liberal. Lebih liberal ketimbang kapitalisme pasar.
Jika pada era Soekarno, Pancasila secara subtantif ditafsirkan dengan mahzab sosialistik dibuktikan dengan proyek nasionalisasi sejumlah aset privat milik Belanda menjadi BUMN. Era Soeharto, negeri ini telah sah menerapkan kapitalisme barat.

Jadi, ketika itu pertarungan ideologi kspitalisme barat dan sosialisme China, bertarung untuk mensarah (menafsir) makna Pancasila. Secara subtantif, Pancasila tidak pernah ada.

Pancasila, sejak orba hingga saat ini hanya dijadikan sebagai alat untuk menggebuk lawan politik. Dalam kasus HTI misalnya, HTI dituding anti Pancasila, sementara nilai-nilai Pancasila anti korupsi.

Faktanya, yang menuding dan mencabut BHP HTI justru yang banyak kena kasus korupsi. PDIP, Golkar, PKB, PPP, semua pengalaman dalam urusan korupsi.

Saat ini, misalnya, nilai Pancasila tidak pernah diterapkan sebagaimana dahulu Pancasila juga hanya menjadi slogan-slogan kosong tanpa isi. Justru, ideologi barat sekuler dan asosialisme China yang eksis dan berebut pengaruh di negeri ini.
Penguasaan aset dan tambang oleh asing, Import TKA China, utang yang menggunung, kemiskinan yang akut, sulitnya akses kesehatan bagi rakyat kecil, ancaman disintegrasi Papua, dll. apalah semua ini bentuk implementasi nilai-nilai Pancasila ?
Kalau iya, berarti jelek sekali Pancasila itu. Kalau bukan, berarti jelas Pancasila memang tak pernah ada dan diterapkan di negari ini.

Kalau realitasnya Pancasila memang tak ada dan tak pernah diterapkan, jadi wajar saja kita tidak perlu mencemaskan Pancasila. Tak perlu pusing menjaga Pancasila dengan membentuk BPIP atau semisalnya. Biarkan, Pancasila eksis sebatas dongeng seperti cerita Sangkuriang atau Bandung Bondowoso.

Saya sepakat, Pancasila tak perlu dicemaskan. Karena, Pancasila sudah sejak lama memang tak pernah ada secara kenyataan.

SIAPA SESUNGGUHNYA YANG SUKA KOTAK KATIK PANCASILA & UUD 1945

SIAPA SESUNGGUHNYA YANG SUKA KOTAK KATIK PANCASILA & UUD 1945 ?

Oleh : Nasrudin Joha

Salah satu alasan Pemerintah ketika mencabut BHP HTI adalah HTI dituding menganut, mengembangkan, serta menyebarkan ajaran atau paham yang bertentangan dengan Pancasila. Menggunakan Perppu No. 2 tahun 2017, pada pasal 59 ayat (4) huruf c, penjelasannya diperluas dengan redaksi : yang dimaksud dengan "ajaran atau paham yang bertentangan dengan Pancasila' antara lain ajaran ateisme, komunisme/marxisme-leninisme, atau paham lain yang bertujuan mengganti/mengubah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Substabsi utama tudingan Pemerintah kepada HTI adalah menganut, mengembangkan, serta menyebarkan ajaran atau paham Khilafah yang dianggap bertujuan paham lain yang bertujuan mengganti/mengubah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, diluar paham ateisme, komunisme/marxisme-leninisme.
Pertanyaannya, apakah benar khilafah bertujuan mengganti/mengubah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia ? Secara faktual, siapakah sebenarnya yang telah bertujuan mengganti/mengubah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia ?

Jika kita membahas khilafah, tidak ada satupun literatur, baik dari kitab-kitab yang diterbitkan HTI, kitab-kitab ulama mu'tabar, atau terminologi dari pakar Fiqh Siyasah, yang menyebut khilafah bertujuan untuk mengganti/mengubah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Khilafah adalah sistem pemerintahan Islam yang bertujuan untuk menerapkan syariah Islam secara kaffah dan mengemban risalah Islam ke seluruh penjuru alam, melalui dakwah dan jihad.
Jadi jelas, alasan pencabutan BHP HTI yang menyandarkan dalih khilafah bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 adalah tudingan, yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya.

Selanjutnya, apakah khilafah akan mengganti atau mengubah Pancasila ? Apakah khilafah akan mengganti atau mengubah UUD 1945 ? Mari kita uji secara faktual.

Pertama, yang terbukti telah mengubah Pancasila itu justru MPR RI yang dipelopori oleh Taufiq Kemas. Saat ketua MPR Taufiq Kemas, kedudukan Pancasila telah diubah dari awalnya sebagai asas (fondasi) menjadi pilar (tiang). Pancasila bukan lagi asas dalam bernegara, melainkan hanya salah satu pilar (tiang) diantara 3 pilar lainnya.
Makna Pancasila telah direduksi sekedar sebagai pilar, yang kemudian menyatu dengan pilar lainnya. Mulai dikenal istilah empat pilar (tiang), yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
Karenanya, wajar jika HRS mengkritik hal ini. Bahkan, menuntut BPIP sebagai badan pembina Pancasila agar di bubarkan.
Dahulu Soekarno juga yang kotak katik Pancasila, diperas sedemikian rupa dari Trisila hingga Ekasila. Umat Islam tidak pernah ada urusan dengan Pancasila.
Kedua, yang mengubah UUD 1945 hingga 4 (empat) kali amandemen juga bukan HTI. Melainkan DPR bersama MPR, melalui mekanisme yang telah ditetapkan oleh konstitusi.
.
HTI atau khilafah yang diperjuangkan tidak pernah memiliki sejarah mengubah UUD 1945. Karena itu, aneh jika HTI dan khilafah justru dijadikan kambing hitam.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa yang selama ini kotak katik Pancasila dan UUD 1945 itu justru mereka yang mengaku Pancasilais dan rezim penguasa. Bahkan UUD 1945 rencana akan diamandemen lagi.
Demikianlah, rezim zalim ini selalu saja klaim paling Pancasilais dan menuduh pihak lainnya mengancam akan mengubah Pancasila dan UUD 1945. Padahal merekalah biang keroknya yang kutak katik Pancasila. Namun, selalu saja umat Islam yang dipersalahkan.

APAKAH SYAHGANDA NAINGGOLAN SUDAH IKHLAS PAPUA LEPAS ?

APAKAH SYAHGANDA NAINGGOLAN SUDAH IKHLAS PAPUA LEPAS ?

Oleh : Nasrudin Joha

Sekelebatan, di sosial media saya menemukan tulisan Dr. Syahganda Nainggolan dengan judul 'Pemindahan Ibukota dan Nasib Anies Baswedan'. Ulasannya menarik. Jika banyak pakar atau tokoh yang membahas wacana Pindah Ibukota Negara (PIN) dari aspek ketatanegaraan, Hukum, Teknis, serta kaitan dengan janji kampanye politik Jokowi pada Pilpres 2019, Syahganda mengulas dari aspek yang lain.

Syahganda memilih mengulas posisi politik Jakarta dan Anies Baswedan pasca pindah ibukota. Tentu saja, dengan kekhasan gaya tulisannya.

Namun, ada yang tidak biasa dari tulisan Dr. Syahganda Nainggolan. Biasanya, dirinya selalu menisbatkan diri pada lembaga Sabang Merauke Cyrcle.


Dalam tulisan tersebut, Syahganda tak lagi membawa lembaga Sabang Merauke Cyrcle. Dirinya memproklamirkan diri sebagai penulis dari Jakarta Development Initiative.
Saya belum bisa memastikan apakah Jakarta Development Initiative itu lembaga baru milik Syahganda atau sudah lama eksis. Tidak juga bisa diketahui secara pasti, apakah Kedepan Syahganda benar-benar tak lagi mencantumkan Sabang Merauke Cyrcle dalam setiap tulisannya. Hanya saja, saya berpraduga. Apakah ini sebuah petunjuk bahwa urusan Papua sudah 'the end' ?
Tidak keliru, jika muncul anasir bahwa urusan Papua akan berujung seperti Timor timur. Prakondisi menuju kesana begitu terlihat kontras. Apalagi, dibawah kepemimpinan lemah Jokowi kemungkinan lepasnya Papua lebih sulit diingkari ketimbang kelanggengan integrasinya.
Pemerintahan Jokowi nampak tak berdaya menghadapi isu ini, bahkan hingga ada demo di depan istana yang mengibarkan bendera OPM. Tak ada satupun peluru, baik peluru karet apalagi peluru tajam yang dimuntahkan untuk menertibkan demo ini.
Keadaannya sangat jauh berbeda dengan aksi unjuk rasa 21-22 Mei yang saat ini selain menimbulkan korban dipihak pendemo, pendemo juga harus menghadapi tuntutan hukum dengan label 'perusuh' dengan tumpukan pasal karet dan pasal pukat harimau.


Sidang di pengadilan negeri Jakarta pusat dan Jakarta barat, disesaki dengan para terdakwa yang secara kolosal dipaksa dihadirkan dimuka hukum. Belum lagi, riuh para pendukung, tim pembela dan keluarga yang menyesaki ruang pengadilan. Diantara mereka, ada karyawan Sarinah yang didakwa bersalah hanya karena telah memberi air minum kepada para pendemo.
Namun apakah tindakan 'sigap' aparat pada peristiwa 21-22 Mei berlaku bagi para pendemo Papua di istana ? Kenapa, ring satu istana tidak steril, padahal jika yang demo umat Islam kawat berduri dibentangkan untuk melindungi 'kesombongan' Gedung istana ?
Para tokoh bangsa banyak komentar dan nyinyir ihwal tidak bisa pulangnya HRS. Namun, tak ada yang peduli dengan ancaman Papua merdeka. BPIP juga terlihat tenang-tenang saja. Banser yang paling NKRI juga tidak berani membubarkan demo Papua merdeka, beraninya cuma membubarkan pengajian.


Narasi isu RAS, ketidakadilan, konflik sosial, dan tayangan ketidakhadiran negara di Papua menguatkan prakondisi Papua untuk pisah dari NKRI, ketimbang tetap terintegrasi. Jalur diplomasi internasional, jalur fisik OPM, dan jalur gerakan yang dianggap representasi Papua, telah bergerak secara sistematis dan saling terkait.

Pisahnya Papua, hanya soal waktu saja.
Apakah keadaan ini yang telah terbaca oleh Syahganda Nainggolan, sehingga dirinya secara dini menyiapkan bantalan lembaga baru sebelum akhirnya Sabang Merauke Cyrcle resmi dilikuidasi ? Apakah Syahganda telah ikhlas Papua lepas, karena berapapun buah pikiran kritis segenap anak bangsa termasuk dirinya, yang memberikan sumbangsih pemikiran solusi untuk Papua nampaknya tidak digubris rezim Jokowi.
Sampai tulisan ini berakhir, saya masih belum bisa menjawab : apakah Syahganda Nainggolan sudah ikhlas Papua lepas ? Apakah sabang Merauke Cyrcle resmi dilikuidasi karena lepasnya Papua. Mungkin, saya terpaksa mengikuti petuah Ebid G Ade, untuk menanyakan terlebih dahulu ihwal perkara ini pada rumput yang bergoyang. 

Tiba-Tiba Rindu Suara Mahfud MD dkk, di Manakah Mereka?

Soal Papua: Tiba-Tiba Rindu Suara Mahfud MD dkk, di Manakah Mereka?

Oleh: M. Nigara
(Wartawan Senior)

YA, tiba-tiba kita, saya dan mungkin juga anda, rindu dengan Profesor Mahfud MD dan kawan-kawan. Reaksi dan respon mereka terhadap banyak hal, begitu luar biasa. Kesankan sikap tanggap, cepat dan tegas. Hebatnya lagi, mereka selalu berpegang pada makna Pancasila dan NKRI harga mati.

Tapi, kok sudah lebih sepekan ini mereka tak bersuara? Kemanakah mereka gerangan? Sedang flu atau batuk hingga suaranya tak terdengar? Atau sedang sibuk mengutak-atik sesuatu yang tidak kita ketahui?

Bulan lalu, pekik mereka kencang sekali soal Enzo, Taruna Akademi TNI yang pernah memposting dirinya dengan ransel berbendera Tauhid. Mereka mengupas Enzo sampai ke hal sisi privasi ibunya. Ujungnya menuding TNI kecolongan, gawat!
Ada dua soal fundamental yang disentuh dengan tudingan itu. Pertama, mereka sudah tak menghargai privasi orang. Kedua, mereka meragukan kredibilitas TNI. Sungguh, bahaya.

Tapi, pekan ini, suara mereka bak tenggelam dalam buaian kenikmatan dunia. Lho, kok? Ya, bayangkan, biasanya melihat bendera tauhid satu saja, mereka seperti kebakaran jenggot. Mereka sontak berteriak seolah bendera Rasulallah yang dituduh sebagai bendera HTI itu sudah pasti akan menggantikan Merah Putih.

Padahal, itu jelas bendera Rasul yang selalu dibawa ke mana pun kekasih Allah itu pergi. Dan tolong dicatat, belum pernah ada dari kelompok yang dituding ini menyatakan akan merdeka, akan melepaskan diri dari NKRI.

Padahal, jika bendera Rasulallah itu bisa bebas dikibarkan, sangat mungkin Indonesia akan jauh lebih baik. Indonesia sangat mungkin akan jauh lebih aman. Dan Indonesia akan jauh lebih sejahtera. Karena ajaran Rasulallah bahwa Islam itu adalah rahmatan lil alaamiin, keselamatan bagi semua.

Bisu dan Menghilang

Tapi, atas nama Pancasila dan NKRI, bendera tauhid itu selalu disebut sebagai bendera yang akan memporakporandakan NKRI. Mereka terkesan begitu alergi.
Sementara, bendera Bintang Kejora, sekarang tampak tidak hanya satu. Bahkan di depan Istana Negara, dikibar-kibarkan. Lalu Mahfud dan kawan-kawan kok bisu? Tidak hanya itu, ketika pekik Papua Merdeka diulang-ulang, Mahfud dan kawan-kawan bungkam. Mereka seperti menghilang...
Kini di tanah Papua dan Papua Barat bukan hanya bendera itu dikibarkan dan pekik merdeka yang diteriakkan. Korban nyawa dan material sudah berjatuhan. Bahkan banyak warga pendatang yang sudah keluar dari kampung dan rumah mereka. Namun Mahfud dan kawan-kawan tetap tak juga memperdengarkan suaranya yang biasanya bernada paling Pancasila itu. Tanggapan meredakan, menenangkan banyak warga pun senyap.

Apakah Mahfud dan kawan-kawan tidak khawatir akan keutuhan NKRI? Apakah Mahfud dan kawan-kawan tidak tersinggung dengan bendera Bintang Kejora? Apakah Mahfud menganggap kisah Papua dan Papua Barat itu sesuatu yang masih berada dijalurnya? Wallahu a'lam.

Ayo dong... Prof, pekikkan suaramu. NKRI membutuhkanmu dan juga kawan-kawanmu. Atau, Mahfud dan kawan-kawan sudah nyaman dengan keadaannya sekarang? Atau....hmmmm?
Wallahu a'lam.
portal-islam.id, Jumat, 30 Agustus 2019 CATATAN
***
Catatan yang ditulis pada bulan Mei 2017 berikut ini mungkin bermanfaat. Silakan simak.
***
Setan Bisu
Ini ada yang nulis (kritikan keras terhadap anak-anak NU yang membenci Umat Islam bahkan membubarkan pengajian-pengajian umat Islm) dari kalangan NU sendiri, bahkan seorang anak kyai NU. Kritikan itu lantaran merasakan betapa malunya terhadap tindakan anak-anak NU namun tidak mencerminkan akhlaq Islam. sampai-sampai ditulis:

Jika Memang Sudah Benci Kepada Sesama Muslim, Berhentilah Menjadi Muslim !
Gejala kesadaran dari kalangan generasi NU sendiri ini perlu mendapatkan respon positif dari para tetua NU.

Kalau bapak-bapak kyai NU diam saja dan tidak mau mencegah tingkah anak-anak NU yang justru membenci sesama Umat Islam, bahkan membubarkan pengajian-pengajian Umat Islam, sampai acara tahfidz Al-Qur'an pun dibubarkan oleh anak-anak NU; namun penggede-penggede NU mingkem saja, maka jangan salahkan kalau kena julukan sebagai para penggede syetan bisu (syaithon akhros). Karena sebagian ulama berkata:
" ﺍﻟﺴﺎﻛﺖ ﻋﻦ ﺍﻟﺤﻖ ﺷﻴﻄﺎﻥ ﺃﺧﺮﺱ، ﻭﺍﻟﻨﺎﻃﻖ ﺑﺎﻟﺒﺎﻃﻞ ﺷﻴﻄﺎﻥ ﻧﺎﻃﻖ "
orang yang diam dari kebenaran itu syetan bisu/ gagu, sedang yang berbicara dengan kebatilan itu syetan bicara. Dua-duanya kini tampak nyata di depan mata.
Kemungkinan orang-orang kafirin, musyrikin, dan munafiqin pembenci Islam sedang sorak sorai.

Jadi kalau para kyai NU dan penggede-penggede NU tetap mingkem saja, maka dikhawatirkan justru digolongkan kepada yang terseret dalam jajaran sorak sorai itu. Apakah rela, ridho, lego lilo untuk dibegitukan?

Ya silakan saja kalau begitu.
Soal Papua: Tiba-Tiba Rindu Suara Mahfud MD dkk, di Manakah Mereka?
Oleh: M. Nigara
(Wartawan Senior)
YA, tiba-tiba kita, saya dan mungkin juga anda, rindu dengan Profesor Mahfud MD dan kawan-kawan. Reaksi dan respon mereka terhadap banyak hal, begitu luar biasa. Kesankan sikap tanggap, cepat dan tegas. Hebatnya lagi, mereka selalu berpegang pada makna Pancasila dan NKRI harga mati.
Tapi, kok sudah lebih sepekan ini mereka tak bersuara? Kemanakah mereka gerangan? Sedang flu atau batuk hingga suaranya tak terdengar? Atau sedang sibuk mengutak-atik sesuatu yang tidak kita ketahui?
Bulan lalu, pekik mereka kencang sekali soal Enzo, Taruna Akademi TNI yang pernah memposting dirinya dengan ransel berbendera Tauhid. Mereka mengupas Enzo sampai ke hal sisi privasi ibunya. Ujungnya menuding TNI kecolongan, gawat!
Ada dua soal fundamental yang disentuh dengan tudingan itu. Pertama, mereka sudah tak menghargai privasi orang. Kedua, mereka meragukan kredibilitas TNI. Sungguh, bahaya.
Tapi, pekan ini, suara mereka bak tenggelam dalam buaian kenikmatan dunia. Lho, kok? Ya, bayangkan, biasanya melihat bendera tauhid satu saja, mereka seperti kebakaran jenggot. Mereka sontak berteriak seolah bendera Rasulallah yang dituduh sebagai bendera HTI itu sudah pasti akan menggantikan Merah Putih.
Padahal, itu jelas bendera Rasul yang selalu dibawa ke mana pun kekasih Allah itu pergi. Dan tolong dicatat, belum pernah ada dari kelompok yang dituding ini menyatakan akan merdeka, akan melepaskan diri dari NKRI.
Padahal, jika bendera Rasulallah itu bisa bebas dikibarkan, sangat mungkin Indonesia akan jauh lebih baik. Indonesia sangat mungkin akan jauh lebih aman. Dan Indonesia akan jauh lebih sejahtera. Karena ajaran Rasulallah bahwa Islam itu adalah rahmatan lil alaamiin, keselamatan bagi semua.
Bisu dan Menghilang
Tapi, atas nama Pancasila dan NKRI, bendera tauhid itu selalu disebut sebagai bendera yang akan memporakporandakan NKRI. Mereka terkesan begitu alergi.
Sementara, bendera Bintang Kejora, sekarang tampak tidak hanya satu. Bahkan di depan Istana Negara, dikibar-kibarkan. Lalu Mahfud dan kawan-kawan kok bisu? Tidak hanya itu, ketika pekik Papua Merdeka diulang-ulang, Mahfud dan kawan-kawan bungkam. Mereka seperti menghilang...
Kini di tanah Papua dan Papua Barat bukan hanya bendera itu dikibarkan dan pekik merdeka yang diteriakkan. Korban nyawa dan material sudah berjatuhan. Bahkan banyak warga pendatang yang sudah keluar dari kampung dan rumah mereka. Namun Mahfud dan kawan-kawan tetap tak juga memperdengarkan suaranya yang biasanya bernada paling Pancasila itu. Tanggapan meredakan, menenangkan banyak warga pun senyap.
Apakah Mahfud dan kawan-kawan tidak khawatir akan keutuhan NKRI? Apakah Mahfud dan kawan-kawan tidak tersinggung dengan bendera Bintang Kejora? Apakah Mahfud menganggap kisah Papua dan Papua Barat itu sesuatu yang masih berada dijalurnya? Wallahu a'lam.
Ayo dong... Prof, pekikkan suaramu. NKRI membutuhkanmu dan juga kawan-kawanmu. Atau, Mahfud dan kawan-kawan sudah nyaman dengan keadaannya sekarang? Atau....hmmmm?
Wallahu a'lam.
portal-islam.id, Jumat, 30 Agustus 2019 CATATAN
***
Catatan yang ditulis pada bulan Mei 2017 berikut ini mungkin bermanfaat. Silakan simak.
***
Setan Bisu
Ini ada yang nulis (kritikan keras terhadap anak-anak NU yang membenci Umat Islam bahkan membubarkan pengajian-pengajian umat Islm) dari kalangan NU sendiri, bahkan seorang anak kyai NU. Kritikan itu lantaran merasakan betapa malunya terhadap tindakan anak-anak NU namun tidak mencerminkan akhlaq Islam. sampai-sampai ditulis:
Jika Memang Sudah Benci Kepada Sesama Muslim, Berhentilah Menjadi Muslim !
Gejala kesadaran dari kalangan generasi NU sendiri ini perlu mendapatkan respon positif dari para tetua NU.
Kalau bapak-bapak kyai NU diam saja dan tidak mau mencegah tingkah anak-anak NU yang justru membenci sesama Umat Islam, bahkan membubarkan pengajian-pengajian Umat Islam, sampai acara tahfidz Al-Qur'an pun dibubarkan oleh anak-anak NU; namun penggede-penggede NU mingkem saja, maka jangan salahkan kalau kena julukan sebagai para penggede syetan bisu (syaithon akhros). Karena sebagian ulama berkata:
" ﺍﻟﺴﺎﻛﺖ ﻋﻦ ﺍﻟﺤﻖ ﺷﻴﻄﺎﻥ ﺃﺧﺮﺱ، ﻭﺍﻟﻨﺎﻃﻖ ﺑﺎﻟﺒﺎﻃﻞ ﺷﻴﻄﺎﻥ ﻧﺎﻃﻖ "
orang yang diam dari kebenaran itu syetan bisu/ gagu, sedang yang berbicara dengan kebatilan itu syetan bicara. Dua-duanya kini tampak nyata di depan mata.
Kemungkinan orang-orang kafirin, musyrikin, dan munafiqin pembenci Islam sedang sorak sorai.
Jadi kalau para kyai NU dan penggede-penggede NU tetap mingkem saja, maka dikhawatirkan justru digolongkan kepada yang terseret dalam jajaran sorak sorai itu. Apakah rela, ridho, lego lilo untuk dibegitukan?
Ya silakan saja kalau begitu.

CONGRATS FPI

CONGRATS IPF...!
***
Indah cara Tuhan membalas semuanya. Walau di menangkan dalam pemilu, ternyata ini rencana Tuhan untuk kita di perlihatkan, bagaimana pemimpin yang di menangkan oleh KPU.
.
Semua prosesnya sangat rapi di atur oleh Tuhan. Step by step, perlahan namun pasti semuanya sudah menampar mereka sendiri atas apa yang mereka 'katakan' kerja dan slogan NKRI Harga Mati.
.
Mungkin kita kecewa dengan hasil pemilu 2019 yang ternyata di menangkan oleh dia. Secara logika, itu sukar di percaya. Karena kita liat sendiri bagaimana keinginan rakyat untuk peralihan kepemimpinan. Namun apa daya, penyelenggara dan panitianya adalah mereka. Menerima sambil berdoa, semoga Tuhan membuka mata rakyat Indonesia yang memilihnya.
.
Tuhan menjawab doa kita...
Setelah kemenangan, seharusnya mereka bersiap untuk pesta. Tapi yang kita liat, justru mereka sibuk membereskan kotoran agar tidak terlihat ada rekayasa. Satu persatu masalah mulai bermunculan, di saat pelantikan belum di laksanakan.
.
Di mulai kehebohan ormas IPF menjadi wacana di bubarkan karena perizinannya sudah habis masanya. Statement di lemparkan oleh pejabat publik bahwa kemungkinan tidak di perpanjang. Petisi online di keluarkan meminta dukungan. Pro dan kontra menyeruak ke atas meminta perhatian.
.
Tapi faktanya...
Kehebohan tentang IPF harus berakhir saat di hari ulang tahunnya, IPF justru mendapatkan kado terindah bahwa bukan mereka yang di minta bubar oleh masyarakat indonesia. Melainkan barisan Banser.
.
Bukan hanya puluhan ribu atau ratusan ribu orang yang menginginkan. Tapi 1 provinsi Papua menuntut Banser di bubarkan. Tau berapa jumlahnya? Ada 4 juta warga Papua yang meminta Banser di bubarkan sebagai syarat yang mereka ajukan.
.
Telak balasan Tuhan pada mereka.
Beberapa hari sebelumnya, mereka menepuk dada dan bangga menjadi satu2nya ormas yang di gemari. Dengan berakhirnya IPF, maka hanya ada mereka yang patut di perhatikan dan jadi rujukan. Tapi, proses menjadi nomor satu dan mendapatkan kepercayaan itu harus di mulai dari bawah. Bukan melalui cara instan atau menginjak kepala teman.
.
IPF memulai prosesnya dari sebuah rumah kecil di Petamburan. Bertahun-tahun mereka bergerak menggunakan dana anggota dan sumbangan warga tanpa ada bantuan negara. Perlahan mereka berkembang. Seiring perkembangan mereka, sudah banyak suka dan duka mereka lalui.
"Di fitnah, di hardik, di usir dan di benci oleh media adalah cerita sedih IPF".
Namun di mata umat, Tidak demikian. Justru kepercayaan umat yang membuat IPF terus tabah dan tetap berjalan di rel nya. Hingga sekarang, mereka menjadi pelopor gerakan aksi umat.
.
IPF tumbuh dengan kegetiran hidup. Saat sudah dewasa, mereka semakin tegar menghadapi hadangan. Tidak cengeng dan tidak penakut. Beratnya perjuangan, membuat IPF lebih dewasa dari umur yang mereka rayakan.
Banser.
.
Banser adalah ormas sayap NU. Menyusu pada induk dan selalu membawa nama induk di hadapan orang banyak. Ingin terlihat naik kelas, mereka bertindak dengan mencari perhatian. Suka membawa kisah lama, bahwa kemerdekaan ada jasa mereka di sana. Atas dasar itu, mereka di anggap mulia.

Sayangnya, di jaman kemerdekaan bukan hanya mereka yang berjuang. Kakek si Kipli tukang koran, seharusnya juga jadi pahlawan.

"Kata ibu, dulu Kakek yang membawa lari seorang ulama karena di cari oleh tentara Belanda"
.
Tapi, Kakek Kipli ini hanya rakyat jelata tanpa ada nama organisasi di dadanya. Perjuangannya tulus, hingga meninggalnya nama beliau tidak pernah di angkat.
Banser dekat dengan penguasa. Saking dekatnya, mereka bisa mendapatkan kepercayaan membagi bibit jagung pada warga. Sayang, akibat kesalahan oknum, kepercayaan yang di dapat justru di salah gunakan. Arogansi banser, bukan itu saja. Melakukan penghadangan dengan topeng keberatan pada pihak kepolisian mereka lakukan.
.
Surat keberatan di kirimkan, namun ada penegasan jika masih di langsungkan maka akan di geruduk ke lokasi acara. Ini sama saja penghadangan dalam tanda kutip.
Saat IPF mulai mengambil hati umat, sebaliknya yang di lakukan banser justru memancing emosi umat. Saat IPF sibuk melakukan aksi sosial di daerah bencana, Banser sibuk menyisir daerah dari bendera Tauhid dan pihak2 yang di tuduh mengancam NKRI berdasarkan pemahaman sendiri.
Finalnya.

IPF yang tersenyum saat ini. Mereka yang selalu menjadi bahan fitnah dan tuduhan jahat, di hari ulang tahunnya justru di berikan kado terindah. Bukan perpanjangan izin, namun pengakuan di masyarakat bahwa mereka lah yang seharusnya tetap ada di NKRI.

Dan Banser, seiring tuntutan pembubaran bagi mereka. Kehebohan masalah Papua, justru menjadi bulan-bulanan atas aksi yang mereka koarkan setiap hari.

Sekarang, memakai baju loreng pucat itu hanya bisa di lakukan di sekitar rumah saja. Keluar dikit, ketemu aksi Papua, ganti pakaian segera.

Selamat buat IPF..yang sudah mendapatkan pengakuan dari umat tanpa legalitas dari pemerintah.

Ikut berduka bagi banser, yang mendapatkan legalitas justru mendapatkan raport merah dari rakyat indonesia.
Tuhan tidak tidur...'dul.
*Belum End..!

APAKAH INI AKTIVITAS HTI YANG ANTI PANCASILA ?

APAKAH INI AKTIVITAS HTI YANG ANTI PANCASILA ?

1. HTI TOLAK BPJS
https://www.tribunnews.com/nasional/
2012/11/21/ini-alasan-hti-tolak-sjsn-dan-bpjs
2. HTI TOLAK UU SJN
https://megapolitan.kompas.com/read/
2011/07/15/15194520/HTI.Tolak.UU.Sis
tem.Jaminan.Sosial
3. MENOLAK PAPUA LEPAS DARI INDONESIA.-->
http://www.antarajatim.com/lihat/berita/78498/
hti-tolak-papua-merdeka
.
4. HTI MENOLAK KENAIKAN BBM -----> https://
m.tempo.co/read/video/2014/11/12/2311/hti-gelar-aksi-tolak-kenaikan-bbm
.
5. HTI TOLAK KENAIKAN TARIF DASAR LISTRIK ----> http://m.liputan6.com/news/read/283331/
massa-hti-tolak-kenaikan-tarif-listrik
.
6. HTI TOLAK ASING KELOLA SDA INDONESIA --->
http://poskotanews.com/2015/10/23/hizbut-tahrir-indonesia-menolak-perpanjangan-kontrak-freeport/
.
7. HTI TOLAK LGBT. ----> https://
www.google.co.id/amp/m.merdeka.com/amp/peristiwa/demo-di-bundaran-hi-mahasiswa-hizbut-tahrir-kecam-lgbt.html?espv=1
.
8. HTI TOLAK LIBERALISASI MIGAS ---->
http://m.detik.com/news/berita-jawa-timur/d-1822113/hti-tolak-liberalisasi-migas
.
9. SOLIDARITAS HTI TERHADAP MUSLIM SURIA--->
http://m.detik.com/news/berita-jawa-barat/d-2183020/solidaritas-muslim-suriah-hti-jabar-gelar-aksi-di-gedung-sate
.
10. HTI TOLAK KOMUNIS ---> http://hizbut-tahrir.or
.id/2016/05/18/mewaspadai-komunisme-gaya-baru/
.
11.AKSI HTI SOLIDARITAS MUSLIM ROHINGYA ---->
http://m.antaranews.com/berita/325739/massa-hti-gelar-aksi-solidaritas-rohingya
.
12. HTI TOLAK NEGARA PENJAJAH AMERIKA.
http://m.detik.com/news/berita-jawa-barat/d-2377677/belum-tahu-obama-batal-datang-hti-jabar-demonstrasi-tolak-obama
.
13. MENOLAK PEMERINTAH LEPAS TANGAN SOAL KESEHATAN. -----> http://m.tribunnews.com
/nasional/2012/11/21/ini-alasan-hti-tolak-sjsn-dan-bpjs
.
14. HTI SADARKAN UMAT TENTANG KHILAFAH--->
http://hizbut-tahrir.or.id/2014/08/19/khilafah-ajaran-islam-bukan-kejahatan-2/
.
15. HTI MENOLAK PERDAGANGAN BEBAS YANG MERUGIKAN RAKYAT ---->
http://hizbut-tahrir.or.id/2010/01/12/acfta-pasar-bebas-2010-bunuh-diri-ekonomi-indonesia/
______________
.
Dan Apakah ini aktivitas Pemerintah yang sangat Pancasilais ?
.
BUKTI BAHWA PEMERINTAH MENJALANKAN PANCASILA DENGAN BAIK.
.
1. PEMERINTAH YANG NAIKKAN IURAN BPJS
https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/
20190828175718-78-425455/jokowi-bakal-sah
kan-iuran-bpjs-naik-dua-kali-lipat
2. PEMERINTAH YANG NAIKAN LISTRIK
https://www.google.co.id/amp/m.republika.co.i
d/amp_version/ophnh0365?espv=1
.
3. PEMERINTAH YANG TERUS BIARKAN FREEPORT RAMPOK EMAS PAPUA.
https://www.google.co.id/amp/s/
ekbis.sindonews.com/newsread/1053667/34/ini-alasan-esdm-perpanjang-kontrak-freeport-14
44988802?espv=1
.
4. PEMERINTAH YANG MENAIKAN HARGA BBM
http://m.tribunnews.com/nasional/2017/01/05/
harga-bbm-dan-tarif-listrik-naik-jokowi-diminta-batalkan-kenaikan-pnbp-kendaraan-bermotor
.
5. PEMERINTAH LINDUNGI LGBT
http://www.bbc.com/indonesia/indonesia/2016/
10/161019_indonesia_wwc_jokowi_lgbt
.
6. PEMERINTAH TERUS BERHUTANG RIBA
http://poskotanews.com/2016/07/21/
pemerintahan-jokowi-tambah-utang-rp5858-triliu
n/
.
7. PEMERINTAH NAIKAN PAJAK
https://m.eramuslim.com/berita/nasional/sby-kritik-jokowi-terlalu-sadis-naikkan-pajak-saat-rakyat-sedang-megap-megap.htm
.
8. PEMERINTAH MELUNAK KE KOMUNIS
http://m.cnnindonesia.com/nasional/
20160512213301-12-130390/jokowi-minta-polisi-tak-berlebihan-tangani-komunisme/
9. BENDERA BINTANG KEJORA BERKIBAR DI DEPAN ISTANA
https://nasional.okezone.com/read/2019/
08/28/337/2097885/bendera-bintang-kejora-berkibar-di-depan-istana-merdeka
.
.
Jelas terbukti penguasa yang MENYENGSARAKAN rakyat, yang MERUSAK & MENGANCAM NKRI, yang ANTI pancasila, Lantas kenapa HTI yang ingin dibubarkan ???!!!
.
# KamiBersamaHTI
# RezimRepresif
# RezimAntiIslam
(Catatan: Silahkan buka link-link diatas, semuanya InsyaAllah Valid)