Sunday, September 1, 2019

JANGAN CEMASKAN PANCASILA, KARENA SEJAK LAMA PANCASILA MEMANG SUDAH TAK ADA ?

JANGAN CEMASKAN PANCASILA, KARENA SEJAK LAMA PANCASILA MEMANG SUDAH TAK ADA ?

Oleh : Nasrudin Joha

Kehadiran BPIP dianggap sebagai respons negara atas rongrongan terhadap Pancasila. Diharapkan, BPIP mampu membina dan mengarahkan corak keberpancasilaan bangsa dan negara.

Bahkan, untuk urusan ini negara merogoh kocek yang diambil dari kantong rakyat (pajak) untuk menggaji ratusan juta rupiah untuk memberi jatah bulanan Kepada begawan - begawan BPIP. Tak peduli, apakah secara subtantif BPIP bermanfaat. Yang jelas, secara formal telah melembaga, biar terlihat gagah memang semua harus di lembagakan. Biar bisa memindahkan duit dari kantong rakyat ke kantong BPIP, tentunyah.
.
Tak jelas, apa tupoksi BPIP. Yang muncul, BPIP sering nyinyir terhadap umat Islam dan isu-isu keislaman. Terkait OPM, yang jelas mengancam Pancasila dan NKRI, BPIP terlihat irit komentar, jika mengeluarkan statement pun, sangat hati-hati.

Sebenarnya, apakah pancasila terancam, sehingga butuh BPIP ? Apakah publik NKRI perlu mencemaskan Pancasila ?

Sebelum menjawab pertanyaan ini, justru kita semua, publik NKRI patut bertanya, apakah Pancasila masih ada ?

Secara formal iya, pancasila masih ada. Di sekolah-sekolah, setiap Senin pada saat upacara bendera, sila-sila Pancasila masih terus dibacakan. Penulis sendiri, sejak SD sering menjadi pembawa naskah Pancasila untuk diserahkan kepada pembina upacara, sering juga justru menjadi komandan upacara.

Namun, secara subtantif apakah Pancasila masih ada ?
Mari kita ulas.

Menarik sekali, pernyataan Surya Paloh yang menyebut negara ini adalah negara kapitalis liberal, bukan Pancasila. Pernyataan ini, adalah pernyataan Sahih, meski motifnya karena rebutan jatah kursi menteri.
Negeri ini memang sejak lama menerapkan ideologi kapitalisme sekuler, dengan berbagai corak dan varian. Saat ini, negeri ini sedang menerapkan mutan kapitalisme yang berevolusi menjadi kapitalisme liberal. Lebih liberal ketimbang kapitalisme pasar.
Jika pada era Soekarno, Pancasila secara subtantif ditafsirkan dengan mahzab sosialistik dibuktikan dengan proyek nasionalisasi sejumlah aset privat milik Belanda menjadi BUMN. Era Soeharto, negeri ini telah sah menerapkan kapitalisme barat.

Jadi, ketika itu pertarungan ideologi kspitalisme barat dan sosialisme China, bertarung untuk mensarah (menafsir) makna Pancasila. Secara subtantif, Pancasila tidak pernah ada.

Pancasila, sejak orba hingga saat ini hanya dijadikan sebagai alat untuk menggebuk lawan politik. Dalam kasus HTI misalnya, HTI dituding anti Pancasila, sementara nilai-nilai Pancasila anti korupsi.

Faktanya, yang menuding dan mencabut BHP HTI justru yang banyak kena kasus korupsi. PDIP, Golkar, PKB, PPP, semua pengalaman dalam urusan korupsi.

Saat ini, misalnya, nilai Pancasila tidak pernah diterapkan sebagaimana dahulu Pancasila juga hanya menjadi slogan-slogan kosong tanpa isi. Justru, ideologi barat sekuler dan asosialisme China yang eksis dan berebut pengaruh di negeri ini.
Penguasaan aset dan tambang oleh asing, Import TKA China, utang yang menggunung, kemiskinan yang akut, sulitnya akses kesehatan bagi rakyat kecil, ancaman disintegrasi Papua, dll. apalah semua ini bentuk implementasi nilai-nilai Pancasila ?
Kalau iya, berarti jelek sekali Pancasila itu. Kalau bukan, berarti jelas Pancasila memang tak pernah ada dan diterapkan di negari ini.

Kalau realitasnya Pancasila memang tak ada dan tak pernah diterapkan, jadi wajar saja kita tidak perlu mencemaskan Pancasila. Tak perlu pusing menjaga Pancasila dengan membentuk BPIP atau semisalnya. Biarkan, Pancasila eksis sebatas dongeng seperti cerita Sangkuriang atau Bandung Bondowoso.

Saya sepakat, Pancasila tak perlu dicemaskan. Karena, Pancasila sudah sejak lama memang tak pernah ada secara kenyataan.

SIAPA SESUNGGUHNYA YANG SUKA KOTAK KATIK PANCASILA & UUD 1945

SIAPA SESUNGGUHNYA YANG SUKA KOTAK KATIK PANCASILA & UUD 1945 ?

Oleh : Nasrudin Joha

Salah satu alasan Pemerintah ketika mencabut BHP HTI adalah HTI dituding menganut, mengembangkan, serta menyebarkan ajaran atau paham yang bertentangan dengan Pancasila. Menggunakan Perppu No. 2 tahun 2017, pada pasal 59 ayat (4) huruf c, penjelasannya diperluas dengan redaksi : yang dimaksud dengan "ajaran atau paham yang bertentangan dengan Pancasila' antara lain ajaran ateisme, komunisme/marxisme-leninisme, atau paham lain yang bertujuan mengganti/mengubah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Substabsi utama tudingan Pemerintah kepada HTI adalah menganut, mengembangkan, serta menyebarkan ajaran atau paham Khilafah yang dianggap bertujuan paham lain yang bertujuan mengganti/mengubah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, diluar paham ateisme, komunisme/marxisme-leninisme.
Pertanyaannya, apakah benar khilafah bertujuan mengganti/mengubah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia ? Secara faktual, siapakah sebenarnya yang telah bertujuan mengganti/mengubah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia ?

Jika kita membahas khilafah, tidak ada satupun literatur, baik dari kitab-kitab yang diterbitkan HTI, kitab-kitab ulama mu'tabar, atau terminologi dari pakar Fiqh Siyasah, yang menyebut khilafah bertujuan untuk mengganti/mengubah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Khilafah adalah sistem pemerintahan Islam yang bertujuan untuk menerapkan syariah Islam secara kaffah dan mengemban risalah Islam ke seluruh penjuru alam, melalui dakwah dan jihad.
Jadi jelas, alasan pencabutan BHP HTI yang menyandarkan dalih khilafah bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 adalah tudingan, yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya.

Selanjutnya, apakah khilafah akan mengganti atau mengubah Pancasila ? Apakah khilafah akan mengganti atau mengubah UUD 1945 ? Mari kita uji secara faktual.

Pertama, yang terbukti telah mengubah Pancasila itu justru MPR RI yang dipelopori oleh Taufiq Kemas. Saat ketua MPR Taufiq Kemas, kedudukan Pancasila telah diubah dari awalnya sebagai asas (fondasi) menjadi pilar (tiang). Pancasila bukan lagi asas dalam bernegara, melainkan hanya salah satu pilar (tiang) diantara 3 pilar lainnya.
Makna Pancasila telah direduksi sekedar sebagai pilar, yang kemudian menyatu dengan pilar lainnya. Mulai dikenal istilah empat pilar (tiang), yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
Karenanya, wajar jika HRS mengkritik hal ini. Bahkan, menuntut BPIP sebagai badan pembina Pancasila agar di bubarkan.
Dahulu Soekarno juga yang kotak katik Pancasila, diperas sedemikian rupa dari Trisila hingga Ekasila. Umat Islam tidak pernah ada urusan dengan Pancasila.
Kedua, yang mengubah UUD 1945 hingga 4 (empat) kali amandemen juga bukan HTI. Melainkan DPR bersama MPR, melalui mekanisme yang telah ditetapkan oleh konstitusi.
.
HTI atau khilafah yang diperjuangkan tidak pernah memiliki sejarah mengubah UUD 1945. Karena itu, aneh jika HTI dan khilafah justru dijadikan kambing hitam.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa yang selama ini kotak katik Pancasila dan UUD 1945 itu justru mereka yang mengaku Pancasilais dan rezim penguasa. Bahkan UUD 1945 rencana akan diamandemen lagi.
Demikianlah, rezim zalim ini selalu saja klaim paling Pancasilais dan menuduh pihak lainnya mengancam akan mengubah Pancasila dan UUD 1945. Padahal merekalah biang keroknya yang kutak katik Pancasila. Namun, selalu saja umat Islam yang dipersalahkan.

APAKAH SYAHGANDA NAINGGOLAN SUDAH IKHLAS PAPUA LEPAS ?

APAKAH SYAHGANDA NAINGGOLAN SUDAH IKHLAS PAPUA LEPAS ?

Oleh : Nasrudin Joha

Sekelebatan, di sosial media saya menemukan tulisan Dr. Syahganda Nainggolan dengan judul 'Pemindahan Ibukota dan Nasib Anies Baswedan'. Ulasannya menarik. Jika banyak pakar atau tokoh yang membahas wacana Pindah Ibukota Negara (PIN) dari aspek ketatanegaraan, Hukum, Teknis, serta kaitan dengan janji kampanye politik Jokowi pada Pilpres 2019, Syahganda mengulas dari aspek yang lain.

Syahganda memilih mengulas posisi politik Jakarta dan Anies Baswedan pasca pindah ibukota. Tentu saja, dengan kekhasan gaya tulisannya.

Namun, ada yang tidak biasa dari tulisan Dr. Syahganda Nainggolan. Biasanya, dirinya selalu menisbatkan diri pada lembaga Sabang Merauke Cyrcle.


Dalam tulisan tersebut, Syahganda tak lagi membawa lembaga Sabang Merauke Cyrcle. Dirinya memproklamirkan diri sebagai penulis dari Jakarta Development Initiative.
Saya belum bisa memastikan apakah Jakarta Development Initiative itu lembaga baru milik Syahganda atau sudah lama eksis. Tidak juga bisa diketahui secara pasti, apakah Kedepan Syahganda benar-benar tak lagi mencantumkan Sabang Merauke Cyrcle dalam setiap tulisannya. Hanya saja, saya berpraduga. Apakah ini sebuah petunjuk bahwa urusan Papua sudah 'the end' ?
Tidak keliru, jika muncul anasir bahwa urusan Papua akan berujung seperti Timor timur. Prakondisi menuju kesana begitu terlihat kontras. Apalagi, dibawah kepemimpinan lemah Jokowi kemungkinan lepasnya Papua lebih sulit diingkari ketimbang kelanggengan integrasinya.
Pemerintahan Jokowi nampak tak berdaya menghadapi isu ini, bahkan hingga ada demo di depan istana yang mengibarkan bendera OPM. Tak ada satupun peluru, baik peluru karet apalagi peluru tajam yang dimuntahkan untuk menertibkan demo ini.
Keadaannya sangat jauh berbeda dengan aksi unjuk rasa 21-22 Mei yang saat ini selain menimbulkan korban dipihak pendemo, pendemo juga harus menghadapi tuntutan hukum dengan label 'perusuh' dengan tumpukan pasal karet dan pasal pukat harimau.


Sidang di pengadilan negeri Jakarta pusat dan Jakarta barat, disesaki dengan para terdakwa yang secara kolosal dipaksa dihadirkan dimuka hukum. Belum lagi, riuh para pendukung, tim pembela dan keluarga yang menyesaki ruang pengadilan. Diantara mereka, ada karyawan Sarinah yang didakwa bersalah hanya karena telah memberi air minum kepada para pendemo.
Namun apakah tindakan 'sigap' aparat pada peristiwa 21-22 Mei berlaku bagi para pendemo Papua di istana ? Kenapa, ring satu istana tidak steril, padahal jika yang demo umat Islam kawat berduri dibentangkan untuk melindungi 'kesombongan' Gedung istana ?
Para tokoh bangsa banyak komentar dan nyinyir ihwal tidak bisa pulangnya HRS. Namun, tak ada yang peduli dengan ancaman Papua merdeka. BPIP juga terlihat tenang-tenang saja. Banser yang paling NKRI juga tidak berani membubarkan demo Papua merdeka, beraninya cuma membubarkan pengajian.


Narasi isu RAS, ketidakadilan, konflik sosial, dan tayangan ketidakhadiran negara di Papua menguatkan prakondisi Papua untuk pisah dari NKRI, ketimbang tetap terintegrasi. Jalur diplomasi internasional, jalur fisik OPM, dan jalur gerakan yang dianggap representasi Papua, telah bergerak secara sistematis dan saling terkait.

Pisahnya Papua, hanya soal waktu saja.
Apakah keadaan ini yang telah terbaca oleh Syahganda Nainggolan, sehingga dirinya secara dini menyiapkan bantalan lembaga baru sebelum akhirnya Sabang Merauke Cyrcle resmi dilikuidasi ? Apakah Syahganda telah ikhlas Papua lepas, karena berapapun buah pikiran kritis segenap anak bangsa termasuk dirinya, yang memberikan sumbangsih pemikiran solusi untuk Papua nampaknya tidak digubris rezim Jokowi.
Sampai tulisan ini berakhir, saya masih belum bisa menjawab : apakah Syahganda Nainggolan sudah ikhlas Papua lepas ? Apakah sabang Merauke Cyrcle resmi dilikuidasi karena lepasnya Papua. Mungkin, saya terpaksa mengikuti petuah Ebid G Ade, untuk menanyakan terlebih dahulu ihwal perkara ini pada rumput yang bergoyang. 

Tiba-Tiba Rindu Suara Mahfud MD dkk, di Manakah Mereka?

Soal Papua: Tiba-Tiba Rindu Suara Mahfud MD dkk, di Manakah Mereka?

Oleh: M. Nigara
(Wartawan Senior)

YA, tiba-tiba kita, saya dan mungkin juga anda, rindu dengan Profesor Mahfud MD dan kawan-kawan. Reaksi dan respon mereka terhadap banyak hal, begitu luar biasa. Kesankan sikap tanggap, cepat dan tegas. Hebatnya lagi, mereka selalu berpegang pada makna Pancasila dan NKRI harga mati.

Tapi, kok sudah lebih sepekan ini mereka tak bersuara? Kemanakah mereka gerangan? Sedang flu atau batuk hingga suaranya tak terdengar? Atau sedang sibuk mengutak-atik sesuatu yang tidak kita ketahui?

Bulan lalu, pekik mereka kencang sekali soal Enzo, Taruna Akademi TNI yang pernah memposting dirinya dengan ransel berbendera Tauhid. Mereka mengupas Enzo sampai ke hal sisi privasi ibunya. Ujungnya menuding TNI kecolongan, gawat!
Ada dua soal fundamental yang disentuh dengan tudingan itu. Pertama, mereka sudah tak menghargai privasi orang. Kedua, mereka meragukan kredibilitas TNI. Sungguh, bahaya.

Tapi, pekan ini, suara mereka bak tenggelam dalam buaian kenikmatan dunia. Lho, kok? Ya, bayangkan, biasanya melihat bendera tauhid satu saja, mereka seperti kebakaran jenggot. Mereka sontak berteriak seolah bendera Rasulallah yang dituduh sebagai bendera HTI itu sudah pasti akan menggantikan Merah Putih.

Padahal, itu jelas bendera Rasul yang selalu dibawa ke mana pun kekasih Allah itu pergi. Dan tolong dicatat, belum pernah ada dari kelompok yang dituding ini menyatakan akan merdeka, akan melepaskan diri dari NKRI.

Padahal, jika bendera Rasulallah itu bisa bebas dikibarkan, sangat mungkin Indonesia akan jauh lebih baik. Indonesia sangat mungkin akan jauh lebih aman. Dan Indonesia akan jauh lebih sejahtera. Karena ajaran Rasulallah bahwa Islam itu adalah rahmatan lil alaamiin, keselamatan bagi semua.

Bisu dan Menghilang

Tapi, atas nama Pancasila dan NKRI, bendera tauhid itu selalu disebut sebagai bendera yang akan memporakporandakan NKRI. Mereka terkesan begitu alergi.
Sementara, bendera Bintang Kejora, sekarang tampak tidak hanya satu. Bahkan di depan Istana Negara, dikibar-kibarkan. Lalu Mahfud dan kawan-kawan kok bisu? Tidak hanya itu, ketika pekik Papua Merdeka diulang-ulang, Mahfud dan kawan-kawan bungkam. Mereka seperti menghilang...
Kini di tanah Papua dan Papua Barat bukan hanya bendera itu dikibarkan dan pekik merdeka yang diteriakkan. Korban nyawa dan material sudah berjatuhan. Bahkan banyak warga pendatang yang sudah keluar dari kampung dan rumah mereka. Namun Mahfud dan kawan-kawan tetap tak juga memperdengarkan suaranya yang biasanya bernada paling Pancasila itu. Tanggapan meredakan, menenangkan banyak warga pun senyap.

Apakah Mahfud dan kawan-kawan tidak khawatir akan keutuhan NKRI? Apakah Mahfud dan kawan-kawan tidak tersinggung dengan bendera Bintang Kejora? Apakah Mahfud menganggap kisah Papua dan Papua Barat itu sesuatu yang masih berada dijalurnya? Wallahu a'lam.

Ayo dong... Prof, pekikkan suaramu. NKRI membutuhkanmu dan juga kawan-kawanmu. Atau, Mahfud dan kawan-kawan sudah nyaman dengan keadaannya sekarang? Atau....hmmmm?
Wallahu a'lam.
portal-islam.id, Jumat, 30 Agustus 2019 CATATAN
***
Catatan yang ditulis pada bulan Mei 2017 berikut ini mungkin bermanfaat. Silakan simak.
***
Setan Bisu
Ini ada yang nulis (kritikan keras terhadap anak-anak NU yang membenci Umat Islam bahkan membubarkan pengajian-pengajian umat Islm) dari kalangan NU sendiri, bahkan seorang anak kyai NU. Kritikan itu lantaran merasakan betapa malunya terhadap tindakan anak-anak NU namun tidak mencerminkan akhlaq Islam. sampai-sampai ditulis:

Jika Memang Sudah Benci Kepada Sesama Muslim, Berhentilah Menjadi Muslim !
Gejala kesadaran dari kalangan generasi NU sendiri ini perlu mendapatkan respon positif dari para tetua NU.

Kalau bapak-bapak kyai NU diam saja dan tidak mau mencegah tingkah anak-anak NU yang justru membenci sesama Umat Islam, bahkan membubarkan pengajian-pengajian Umat Islam, sampai acara tahfidz Al-Qur'an pun dibubarkan oleh anak-anak NU; namun penggede-penggede NU mingkem saja, maka jangan salahkan kalau kena julukan sebagai para penggede syetan bisu (syaithon akhros). Karena sebagian ulama berkata:
" ﺍﻟﺴﺎﻛﺖ ﻋﻦ ﺍﻟﺤﻖ ﺷﻴﻄﺎﻥ ﺃﺧﺮﺱ، ﻭﺍﻟﻨﺎﻃﻖ ﺑﺎﻟﺒﺎﻃﻞ ﺷﻴﻄﺎﻥ ﻧﺎﻃﻖ "
orang yang diam dari kebenaran itu syetan bisu/ gagu, sedang yang berbicara dengan kebatilan itu syetan bicara. Dua-duanya kini tampak nyata di depan mata.
Kemungkinan orang-orang kafirin, musyrikin, dan munafiqin pembenci Islam sedang sorak sorai.

Jadi kalau para kyai NU dan penggede-penggede NU tetap mingkem saja, maka dikhawatirkan justru digolongkan kepada yang terseret dalam jajaran sorak sorai itu. Apakah rela, ridho, lego lilo untuk dibegitukan?

Ya silakan saja kalau begitu.
Soal Papua: Tiba-Tiba Rindu Suara Mahfud MD dkk, di Manakah Mereka?
Oleh: M. Nigara
(Wartawan Senior)
YA, tiba-tiba kita, saya dan mungkin juga anda, rindu dengan Profesor Mahfud MD dan kawan-kawan. Reaksi dan respon mereka terhadap banyak hal, begitu luar biasa. Kesankan sikap tanggap, cepat dan tegas. Hebatnya lagi, mereka selalu berpegang pada makna Pancasila dan NKRI harga mati.
Tapi, kok sudah lebih sepekan ini mereka tak bersuara? Kemanakah mereka gerangan? Sedang flu atau batuk hingga suaranya tak terdengar? Atau sedang sibuk mengutak-atik sesuatu yang tidak kita ketahui?
Bulan lalu, pekik mereka kencang sekali soal Enzo, Taruna Akademi TNI yang pernah memposting dirinya dengan ransel berbendera Tauhid. Mereka mengupas Enzo sampai ke hal sisi privasi ibunya. Ujungnya menuding TNI kecolongan, gawat!
Ada dua soal fundamental yang disentuh dengan tudingan itu. Pertama, mereka sudah tak menghargai privasi orang. Kedua, mereka meragukan kredibilitas TNI. Sungguh, bahaya.
Tapi, pekan ini, suara mereka bak tenggelam dalam buaian kenikmatan dunia. Lho, kok? Ya, bayangkan, biasanya melihat bendera tauhid satu saja, mereka seperti kebakaran jenggot. Mereka sontak berteriak seolah bendera Rasulallah yang dituduh sebagai bendera HTI itu sudah pasti akan menggantikan Merah Putih.
Padahal, itu jelas bendera Rasul yang selalu dibawa ke mana pun kekasih Allah itu pergi. Dan tolong dicatat, belum pernah ada dari kelompok yang dituding ini menyatakan akan merdeka, akan melepaskan diri dari NKRI.
Padahal, jika bendera Rasulallah itu bisa bebas dikibarkan, sangat mungkin Indonesia akan jauh lebih baik. Indonesia sangat mungkin akan jauh lebih aman. Dan Indonesia akan jauh lebih sejahtera. Karena ajaran Rasulallah bahwa Islam itu adalah rahmatan lil alaamiin, keselamatan bagi semua.
Bisu dan Menghilang
Tapi, atas nama Pancasila dan NKRI, bendera tauhid itu selalu disebut sebagai bendera yang akan memporakporandakan NKRI. Mereka terkesan begitu alergi.
Sementara, bendera Bintang Kejora, sekarang tampak tidak hanya satu. Bahkan di depan Istana Negara, dikibar-kibarkan. Lalu Mahfud dan kawan-kawan kok bisu? Tidak hanya itu, ketika pekik Papua Merdeka diulang-ulang, Mahfud dan kawan-kawan bungkam. Mereka seperti menghilang...
Kini di tanah Papua dan Papua Barat bukan hanya bendera itu dikibarkan dan pekik merdeka yang diteriakkan. Korban nyawa dan material sudah berjatuhan. Bahkan banyak warga pendatang yang sudah keluar dari kampung dan rumah mereka. Namun Mahfud dan kawan-kawan tetap tak juga memperdengarkan suaranya yang biasanya bernada paling Pancasila itu. Tanggapan meredakan, menenangkan banyak warga pun senyap.
Apakah Mahfud dan kawan-kawan tidak khawatir akan keutuhan NKRI? Apakah Mahfud dan kawan-kawan tidak tersinggung dengan bendera Bintang Kejora? Apakah Mahfud menganggap kisah Papua dan Papua Barat itu sesuatu yang masih berada dijalurnya? Wallahu a'lam.
Ayo dong... Prof, pekikkan suaramu. NKRI membutuhkanmu dan juga kawan-kawanmu. Atau, Mahfud dan kawan-kawan sudah nyaman dengan keadaannya sekarang? Atau....hmmmm?
Wallahu a'lam.
portal-islam.id, Jumat, 30 Agustus 2019 CATATAN
***
Catatan yang ditulis pada bulan Mei 2017 berikut ini mungkin bermanfaat. Silakan simak.
***
Setan Bisu
Ini ada yang nulis (kritikan keras terhadap anak-anak NU yang membenci Umat Islam bahkan membubarkan pengajian-pengajian umat Islm) dari kalangan NU sendiri, bahkan seorang anak kyai NU. Kritikan itu lantaran merasakan betapa malunya terhadap tindakan anak-anak NU namun tidak mencerminkan akhlaq Islam. sampai-sampai ditulis:
Jika Memang Sudah Benci Kepada Sesama Muslim, Berhentilah Menjadi Muslim !
Gejala kesadaran dari kalangan generasi NU sendiri ini perlu mendapatkan respon positif dari para tetua NU.
Kalau bapak-bapak kyai NU diam saja dan tidak mau mencegah tingkah anak-anak NU yang justru membenci sesama Umat Islam, bahkan membubarkan pengajian-pengajian Umat Islam, sampai acara tahfidz Al-Qur'an pun dibubarkan oleh anak-anak NU; namun penggede-penggede NU mingkem saja, maka jangan salahkan kalau kena julukan sebagai para penggede syetan bisu (syaithon akhros). Karena sebagian ulama berkata:
" ﺍﻟﺴﺎﻛﺖ ﻋﻦ ﺍﻟﺤﻖ ﺷﻴﻄﺎﻥ ﺃﺧﺮﺱ، ﻭﺍﻟﻨﺎﻃﻖ ﺑﺎﻟﺒﺎﻃﻞ ﺷﻴﻄﺎﻥ ﻧﺎﻃﻖ "
orang yang diam dari kebenaran itu syetan bisu/ gagu, sedang yang berbicara dengan kebatilan itu syetan bicara. Dua-duanya kini tampak nyata di depan mata.
Kemungkinan orang-orang kafirin, musyrikin, dan munafiqin pembenci Islam sedang sorak sorai.
Jadi kalau para kyai NU dan penggede-penggede NU tetap mingkem saja, maka dikhawatirkan justru digolongkan kepada yang terseret dalam jajaran sorak sorai itu. Apakah rela, ridho, lego lilo untuk dibegitukan?
Ya silakan saja kalau begitu.

CONGRATS FPI

CONGRATS IPF...!
***
Indah cara Tuhan membalas semuanya. Walau di menangkan dalam pemilu, ternyata ini rencana Tuhan untuk kita di perlihatkan, bagaimana pemimpin yang di menangkan oleh KPU.
.
Semua prosesnya sangat rapi di atur oleh Tuhan. Step by step, perlahan namun pasti semuanya sudah menampar mereka sendiri atas apa yang mereka 'katakan' kerja dan slogan NKRI Harga Mati.
.
Mungkin kita kecewa dengan hasil pemilu 2019 yang ternyata di menangkan oleh dia. Secara logika, itu sukar di percaya. Karena kita liat sendiri bagaimana keinginan rakyat untuk peralihan kepemimpinan. Namun apa daya, penyelenggara dan panitianya adalah mereka. Menerima sambil berdoa, semoga Tuhan membuka mata rakyat Indonesia yang memilihnya.
.
Tuhan menjawab doa kita...
Setelah kemenangan, seharusnya mereka bersiap untuk pesta. Tapi yang kita liat, justru mereka sibuk membereskan kotoran agar tidak terlihat ada rekayasa. Satu persatu masalah mulai bermunculan, di saat pelantikan belum di laksanakan.
.
Di mulai kehebohan ormas IPF menjadi wacana di bubarkan karena perizinannya sudah habis masanya. Statement di lemparkan oleh pejabat publik bahwa kemungkinan tidak di perpanjang. Petisi online di keluarkan meminta dukungan. Pro dan kontra menyeruak ke atas meminta perhatian.
.
Tapi faktanya...
Kehebohan tentang IPF harus berakhir saat di hari ulang tahunnya, IPF justru mendapatkan kado terindah bahwa bukan mereka yang di minta bubar oleh masyarakat indonesia. Melainkan barisan Banser.
.
Bukan hanya puluhan ribu atau ratusan ribu orang yang menginginkan. Tapi 1 provinsi Papua menuntut Banser di bubarkan. Tau berapa jumlahnya? Ada 4 juta warga Papua yang meminta Banser di bubarkan sebagai syarat yang mereka ajukan.
.
Telak balasan Tuhan pada mereka.
Beberapa hari sebelumnya, mereka menepuk dada dan bangga menjadi satu2nya ormas yang di gemari. Dengan berakhirnya IPF, maka hanya ada mereka yang patut di perhatikan dan jadi rujukan. Tapi, proses menjadi nomor satu dan mendapatkan kepercayaan itu harus di mulai dari bawah. Bukan melalui cara instan atau menginjak kepala teman.
.
IPF memulai prosesnya dari sebuah rumah kecil di Petamburan. Bertahun-tahun mereka bergerak menggunakan dana anggota dan sumbangan warga tanpa ada bantuan negara. Perlahan mereka berkembang. Seiring perkembangan mereka, sudah banyak suka dan duka mereka lalui.
"Di fitnah, di hardik, di usir dan di benci oleh media adalah cerita sedih IPF".
Namun di mata umat, Tidak demikian. Justru kepercayaan umat yang membuat IPF terus tabah dan tetap berjalan di rel nya. Hingga sekarang, mereka menjadi pelopor gerakan aksi umat.
.
IPF tumbuh dengan kegetiran hidup. Saat sudah dewasa, mereka semakin tegar menghadapi hadangan. Tidak cengeng dan tidak penakut. Beratnya perjuangan, membuat IPF lebih dewasa dari umur yang mereka rayakan.
Banser.
.
Banser adalah ormas sayap NU. Menyusu pada induk dan selalu membawa nama induk di hadapan orang banyak. Ingin terlihat naik kelas, mereka bertindak dengan mencari perhatian. Suka membawa kisah lama, bahwa kemerdekaan ada jasa mereka di sana. Atas dasar itu, mereka di anggap mulia.

Sayangnya, di jaman kemerdekaan bukan hanya mereka yang berjuang. Kakek si Kipli tukang koran, seharusnya juga jadi pahlawan.

"Kata ibu, dulu Kakek yang membawa lari seorang ulama karena di cari oleh tentara Belanda"
.
Tapi, Kakek Kipli ini hanya rakyat jelata tanpa ada nama organisasi di dadanya. Perjuangannya tulus, hingga meninggalnya nama beliau tidak pernah di angkat.
Banser dekat dengan penguasa. Saking dekatnya, mereka bisa mendapatkan kepercayaan membagi bibit jagung pada warga. Sayang, akibat kesalahan oknum, kepercayaan yang di dapat justru di salah gunakan. Arogansi banser, bukan itu saja. Melakukan penghadangan dengan topeng keberatan pada pihak kepolisian mereka lakukan.
.
Surat keberatan di kirimkan, namun ada penegasan jika masih di langsungkan maka akan di geruduk ke lokasi acara. Ini sama saja penghadangan dalam tanda kutip.
Saat IPF mulai mengambil hati umat, sebaliknya yang di lakukan banser justru memancing emosi umat. Saat IPF sibuk melakukan aksi sosial di daerah bencana, Banser sibuk menyisir daerah dari bendera Tauhid dan pihak2 yang di tuduh mengancam NKRI berdasarkan pemahaman sendiri.
Finalnya.

IPF yang tersenyum saat ini. Mereka yang selalu menjadi bahan fitnah dan tuduhan jahat, di hari ulang tahunnya justru di berikan kado terindah. Bukan perpanjangan izin, namun pengakuan di masyarakat bahwa mereka lah yang seharusnya tetap ada di NKRI.

Dan Banser, seiring tuntutan pembubaran bagi mereka. Kehebohan masalah Papua, justru menjadi bulan-bulanan atas aksi yang mereka koarkan setiap hari.

Sekarang, memakai baju loreng pucat itu hanya bisa di lakukan di sekitar rumah saja. Keluar dikit, ketemu aksi Papua, ganti pakaian segera.

Selamat buat IPF..yang sudah mendapatkan pengakuan dari umat tanpa legalitas dari pemerintah.

Ikut berduka bagi banser, yang mendapatkan legalitas justru mendapatkan raport merah dari rakyat indonesia.
Tuhan tidak tidur...'dul.
*Belum End..!

APAKAH INI AKTIVITAS HTI YANG ANTI PANCASILA ?

APAKAH INI AKTIVITAS HTI YANG ANTI PANCASILA ?

1. HTI TOLAK BPJS
https://www.tribunnews.com/nasional/
2012/11/21/ini-alasan-hti-tolak-sjsn-dan-bpjs
2. HTI TOLAK UU SJN
https://megapolitan.kompas.com/read/
2011/07/15/15194520/HTI.Tolak.UU.Sis
tem.Jaminan.Sosial
3. MENOLAK PAPUA LEPAS DARI INDONESIA.-->
http://www.antarajatim.com/lihat/berita/78498/
hti-tolak-papua-merdeka
.
4. HTI MENOLAK KENAIKAN BBM -----> https://
m.tempo.co/read/video/2014/11/12/2311/hti-gelar-aksi-tolak-kenaikan-bbm
.
5. HTI TOLAK KENAIKAN TARIF DASAR LISTRIK ----> http://m.liputan6.com/news/read/283331/
massa-hti-tolak-kenaikan-tarif-listrik
.
6. HTI TOLAK ASING KELOLA SDA INDONESIA --->
http://poskotanews.com/2015/10/23/hizbut-tahrir-indonesia-menolak-perpanjangan-kontrak-freeport/
.
7. HTI TOLAK LGBT. ----> https://
www.google.co.id/amp/m.merdeka.com/amp/peristiwa/demo-di-bundaran-hi-mahasiswa-hizbut-tahrir-kecam-lgbt.html?espv=1
.
8. HTI TOLAK LIBERALISASI MIGAS ---->
http://m.detik.com/news/berita-jawa-timur/d-1822113/hti-tolak-liberalisasi-migas
.
9. SOLIDARITAS HTI TERHADAP MUSLIM SURIA--->
http://m.detik.com/news/berita-jawa-barat/d-2183020/solidaritas-muslim-suriah-hti-jabar-gelar-aksi-di-gedung-sate
.
10. HTI TOLAK KOMUNIS ---> http://hizbut-tahrir.or
.id/2016/05/18/mewaspadai-komunisme-gaya-baru/
.
11.AKSI HTI SOLIDARITAS MUSLIM ROHINGYA ---->
http://m.antaranews.com/berita/325739/massa-hti-gelar-aksi-solidaritas-rohingya
.
12. HTI TOLAK NEGARA PENJAJAH AMERIKA.
http://m.detik.com/news/berita-jawa-barat/d-2377677/belum-tahu-obama-batal-datang-hti-jabar-demonstrasi-tolak-obama
.
13. MENOLAK PEMERINTAH LEPAS TANGAN SOAL KESEHATAN. -----> http://m.tribunnews.com
/nasional/2012/11/21/ini-alasan-hti-tolak-sjsn-dan-bpjs
.
14. HTI SADARKAN UMAT TENTANG KHILAFAH--->
http://hizbut-tahrir.or.id/2014/08/19/khilafah-ajaran-islam-bukan-kejahatan-2/
.
15. HTI MENOLAK PERDAGANGAN BEBAS YANG MERUGIKAN RAKYAT ---->
http://hizbut-tahrir.or.id/2010/01/12/acfta-pasar-bebas-2010-bunuh-diri-ekonomi-indonesia/
______________
.
Dan Apakah ini aktivitas Pemerintah yang sangat Pancasilais ?
.
BUKTI BAHWA PEMERINTAH MENJALANKAN PANCASILA DENGAN BAIK.
.
1. PEMERINTAH YANG NAIKKAN IURAN BPJS
https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/
20190828175718-78-425455/jokowi-bakal-sah
kan-iuran-bpjs-naik-dua-kali-lipat
2. PEMERINTAH YANG NAIKAN LISTRIK
https://www.google.co.id/amp/m.republika.co.i
d/amp_version/ophnh0365?espv=1
.
3. PEMERINTAH YANG TERUS BIARKAN FREEPORT RAMPOK EMAS PAPUA.
https://www.google.co.id/amp/s/
ekbis.sindonews.com/newsread/1053667/34/ini-alasan-esdm-perpanjang-kontrak-freeport-14
44988802?espv=1
.
4. PEMERINTAH YANG MENAIKAN HARGA BBM
http://m.tribunnews.com/nasional/2017/01/05/
harga-bbm-dan-tarif-listrik-naik-jokowi-diminta-batalkan-kenaikan-pnbp-kendaraan-bermotor
.
5. PEMERINTAH LINDUNGI LGBT
http://www.bbc.com/indonesia/indonesia/2016/
10/161019_indonesia_wwc_jokowi_lgbt
.
6. PEMERINTAH TERUS BERHUTANG RIBA
http://poskotanews.com/2016/07/21/
pemerintahan-jokowi-tambah-utang-rp5858-triliu
n/
.
7. PEMERINTAH NAIKAN PAJAK
https://m.eramuslim.com/berita/nasional/sby-kritik-jokowi-terlalu-sadis-naikkan-pajak-saat-rakyat-sedang-megap-megap.htm
.
8. PEMERINTAH MELUNAK KE KOMUNIS
http://m.cnnindonesia.com/nasional/
20160512213301-12-130390/jokowi-minta-polisi-tak-berlebihan-tangani-komunisme/
9. BENDERA BINTANG KEJORA BERKIBAR DI DEPAN ISTANA
https://nasional.okezone.com/read/2019/
08/28/337/2097885/bendera-bintang-kejora-berkibar-di-depan-istana-merdeka
.
.
Jelas terbukti penguasa yang MENYENGSARAKAN rakyat, yang MERUSAK & MENGANCAM NKRI, yang ANTI pancasila, Lantas kenapa HTI yang ingin dibubarkan ???!!!
.
# KamiBersamaHTI
# RezimRepresif
# RezimAntiIslam
(Catatan: Silahkan buka link-link diatas, semuanya InsyaAllah Valid)

WIRANTO : SUKA-SUKA PEMERINTAH UMUMKAN KORBAN RUSUH PAPUA ATAU TIDAK ?

WIRANTO : SUKA-SUKA PEMERINTAH UMUMKAN KORBAN RUSUH PAPUA ATAU TIDAK ?

Oleh : Nasrudin Joha

"Ya terserah kitalah mau umumkan (jumlah korban) atau tidak. Kalau diumumkan perlu diumumkan, kalau tidak, tidak,"
[Wiranto, 30/8]

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menolak mengungkapkan jumlah korban masyarakat sipil yang tewas akibat kerusuhan dan kontak senjata di Papua. Alasannya, terserah kepada Pemerintah mau umumkan atau tidak, jika perlu diumumkan jika tidak perlu tidak diumumkan.

Padahal, selain Pemerintah masyarakat juga memerlukan informasi yang real tentang Papua. Selain masyarakat memiliki hak atas informasi publik, Pemerintah juga berkewajiban membuka informasi yang bersifat publik.

Informasi ini penting selain digunakan untuk melakukan sejumlah tindakan juga dalam rangka untuk melakukan serangkaian pencegahan. Baik pencegahan yang dikoordinasi langsung oleh aparat Pemerintah atau yang secara mandiri dikakukan oleh warga masyarakat.
Informasi titik yang masih rawan kerusuhan, titik yang masih bergolak, misalnya penting untuk diketahui publik agar piblik menghindari tempat-tempat atau lokasi yang masih dalam keadaan konflik. Informasi jumlah korban, jenis kerusakan, tingkat eskalasi kerusuhan, juga penting diketahui untuk mengukur dampak kerusuhan sebagai pertimbangan untuk mengambil sejumlah langkah tegas yang diambil negara dan dibenarkan hukum.
Bagi keluarga, informasi tentang korban dan kerusakan juga penting untuk mengetahui nasib keluarga mereka yang berada didaerah endemik kerusuhan. Informasi terkait korban baik luka atau meninggal, kerugian harta, benda, fasilitas dan layanan publik juga penting untuk dijadikan sarana mitigasi kasus.

Tetapi luar biasa ajaib pernyataan Wiranto, dia menyebut suka suka dia mau diumumkan atau tidak. Suka suka dia mau dijelaskan apa tidak. Memang, negara ini milik Wiranto ?

Saat sejumlah pihak mengusulkan agar Jokowi sementara berkantor di Papua, memantau langsung penyelesaian permasalahah, agar rakyat Papua merasa presidennya hadir ditengah-tengah mereka, Wiranto juga komentar ajaib. Presiden tidak perlu didorong dorong ke Papua, katanya. Katanya, ada waktu yang tepat kapan Presiden harus ke Papua.

Jadi, saat ini Presiden yang tepat nonton wayang kulitan ? Ketawa terpingkal pingkal bersama Kirun, padahal rakyatnya jatuh menjadi korban ? Asyik bersepeda bersama istri, padahal para prajurit TNI berpisah dengan istri dan keluarga untuk bertugas di Papua. Apa sikap Presiden seperti ini hasil arahan Wiranto?

Atau, Presiden hanya datang ke Papua untuk meresmikan pemisahan Papua ? Ini bernegara macam apa ? Presiden indonesia itu siapa ? Seharusnya, Presiden itu hadir dan merasakan langsung penderitaan rakyatnya. Bukan hanya ke Papua sekedar untuk pencitraan !

Coba saja kelau pelaku itu diduga umat Islam, pendeta cuma kena gores sedikit saja seperti kasus ciketing Bekasi pada medio 2009 dibahas sampai tujuh hari tujuh malam. Penyerangan gereja di jogja, panglima TNI hingga ketua DPR RI turun gunung ke jogja.

Ini pelaku OPM, korbannya luar biasa masif, bukan hanya harta benda tapi juga nyawa, eh menteri bidang politik hukum dan keamanan tak mau umumkan jumlah korban. Malah mengutarakan ujaran jumawa, suka suka kalian lah ! Memang kami ini jadi warga jelas dua di negeri ini. Winarto dan Banser 11 12, tidak beda jauh. Sama-sama lembek terhadap OPM, dan beringas terhadap umat Islam. [].
WIRANTO : SUKA-SUKA PEMERINTAH UMUMKAN KORBAN RUSUH PAPUA ATAU TIDAK ?
Oleh : Nasrudin Joha
"Ya terserah kitalah mau umumkan (jumlah korban) atau tidak. Kalau diumumkan perlu diumumkan, kalau tidak, tidak,"
[Wiranto, 30/8]
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menolak mengungkapkan jumlah korban masyarakat sipil yang tewas akibat kerusuhan dan kontak senjata di Papua. Alasannya, terserah kepada Pemerintah mau umumkan atau tidak, jika perlu diumumkan jika tidak perlu tidak diumumkan.
Padahal, selain Pemerintah masyarakat juga memerlukan informasi yang real tentang Papua. Selain masyarakat memiliki hak atas informasi publik, Pemerintah juga berkewajiban membuka informasi yang bersifat publik.
Informasi ini penting selain digunakan untuk melakukan sejumlah tindakan juga dalam rangka untuk melakukan serangkaian pencegahan. Baik pencegahan yang dikoordinasi langsung oleh aparat Pemerintah atau yang secara mandiri dikakukan oleh warga masyarakat.
Informasi titik yang masih rawan kerusuhan, titik yang masih bergolak, misalnya penting untuk diketahui publik agar piblik menghindari tempat-tempat atau lokasi yang masih dalam keadaan konflik. Informasi jumlah korban, jenis kerusakan, tingkat eskalasi kerusuhan, juga penting diketahui untuk mengukur dampak kerusuhan sebagai pertimbangan untuk mengambil sejumlah langkah tegas yang diambil negara dan dibenarkan hukum.
Bagi keluarga, informasi tentang korban dan kerusakan juga penting untuk mengetahui nasib keluarga mereka yang berada didaerah endemik kerusuhan. Informasi terkait korban baik luka atau meninggal, kerugian harta, benda, fasilitas dan layanan publik juga penting untuk dijadikan sarana mitigasi kasus.
Tetapi luar biasa ajaib pernyataan Wiranto, dia menyebut suka suka dia mau diumumkan atau tidak. Suka suka dia mau dijelaskan apa tidak. Memang, negara ini milik Wiranto ?
Saat sejumlah pihak mengusulkan agar Jokowi sementara berkantor di Papua, memantau langsung penyelesaian permasalahah, agar rakyat Papua merasa presidennya hadir ditengah-tengah mereka, Wiranto juga komentar ajaib. Presiden tidak perlu didorong dorong ke Papua, katanya. Katanya, ada waktu yang tepat kapan Presiden harus ke Papua.
Jadi, saat ini Presiden yang tepat nonton wayang kulitan ? Ketawa terpingkal pingkal bersama Kirun, padahal rakyatnya jatuh menjadi korban ? Asyik bersepeda bersama istri, padahal para prajurit TNI berpisah dengan istri dan keluarga untuk bertugas di Papua. Apa sikap Presiden seperti ini hasil arahan Wiranto?
Atau, Presiden hanya datang ke Papua untuk meresmikan pemisahan Papua ? Ini bernegara macam apa ? Presiden indonesia itu siapa ? Seharusnya, Presiden itu hadir dan merasakan langsung penderitaan rakyatnya. Bukan hanya ke Papua sekedar untuk pencitraan !
Coba saja kelau pelaku itu diduga umat Islam, pendeta cuma kena gores sedikit saja seperti kasus ciketing Bekasi pada medio 2009 dibahas sampai tujuh hari tujuh malam. Penyerangan gereja di jogja, panglima TNI hingga ketua DPR RI turun gunung ke jogja.
Ini pelaku OPM, korbannya luar biasa masif, bukan hanya harta benda tapi juga nyawa, eh menteri bidang politik hukum dan keamanan tak mau umumkan jumlah korban. Malah mengutarakan ujaran jumawa, suka suka kalian lah ! Memang kami ini jadi warga jelas dua di negeri ini. Winarto dan Banser 11 12, tidak beda jauh. Sama-sama lembek terhadap OPM, dan beringas terhadap umat Islam. [].

DOWNLOAD MAKALAH: JAWABAN ILMIAH ATAS

*DOWNLOAD MAKALAH: JAWABAN ILMIAH ATAS SYUBHAT: KHILAFAH HANYA 30 TAHUN*

[Kajian Ushul Fikih-Balaghah Hadits-Hadits Nabawiyyah & Aqwâl Para Ulama Mu’tabar]
Irfan Abu Naveed

[Dosen Fikih Siyasah, Manthiq & Bahasa Arab, Penulis Buku Konsep Baku Khilafah Islamiyyah]

Di antara syubhat berbahaya menyoal Khilafah adalah syubhat yang dikembangkan segelintir oknum di zaman ini, di antara mereka mengklaim bahwa gagasan untuk menegakkan kembali Khilafah adalah gagasan utopis, yang mereka klaim sepihak bertentangan dengan hadits yang -menurut mereka- membatasi masa Khilafah hanya 30 tahun, setelahnya tidak akan ada lagi Khilafah.

Dari kesimpulan prematur berbekal satu hadits khabar ini -dengan framing mereka sendiri-, lantas mereka membangun kesimpulan lebih berbahaya menyoal fikih: “Tidak perlu lagi menegakkan Khilafah”, seakan-akan dalil khabar ini mereka jadikan dalih untuk me-nasakh kefardhuan menegakkan Khilafah, sesuatu yang tidak pernah dijelaskan oleh para ulama sebelumnya.

Wahm berbahaya ini wajib dibantah, Umar bin al-Khaththab r.a. pun memperingatkan:
ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺗُﻨْﻘَﺾُ ﻋُﺮَﻯ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ ﻋُﺮْﻭَﺓً ﻋُﺮْﻭَﺓً ﺇِﺫَﺍ ﻧَﺸَﺄَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ ﻣَﻦْ ﻟَﻢْ ﻳَﻌْﺮِﻑِ ﺍﻟْﺠَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔَ
Sesungguhnya ikatan Islam hanyalah terurai satu per satu apabila di dalam Islam tumbuh orang yang tidak mengetahui perkara jahiliyah.
Dari pemahaman jahiliyyah seperti ini, maka akan lahir sikap jahiliyyah mengabaikan bahkan menolak upaya menegakkan Khilafah yang menjadi metode syar’i untuk menegakkan Islam kâffat[an]. Bagaiamana menjawab syubhat ini?

Jawab
Hadits yang menyebutkan Khilafah 30 tahun yakni hadits berikut ini: Dari Safinah r.a. ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
« ﺍﻟْﺨِﻠَﺎﻓَﺔُ ﻓِﻲ ﺃُﻣَّﺘِﻲ ﺛَﻠَﺎﺛُﻮﻥَ ﺳَﻨَﺔً، ﺛُﻢَّ ﻣُﻠْﻜًﺎ ﺑَﻌْﺪَ ﺫَﻟِﻚَ »
“Kekhilafahan dalam umatku tiga puluh tahun, kemudian setelahnya masa mulk[un].” (HR. Ahmad, Al-Tirmidzi)[1]
Benarkah hadits khilafah 30 tahun ini membatasi khilafah secara mutlak hanya 30 tahun dan tidak akan tegak lagi Kekhilafahan?

Qultu: Itu adalah kesimpulan prematur, yang menyalahi dalil al-Qur’an terkait janji Allah atas kekhilafahan (QS. Al-Nûr [24]: 55), dan dalil-dalil hadits serta ilmunya para ulama rabbani.

Silahkan ditela'ah, perincian jawaban atas syubhat di atas mencakup persepektif:
Pertama, Persepektif Ilmu Bahasa Arab: Redaksi Hadits Khilafah Tidak Mengandung Pembatasan Mutlak (Qashr) Bahwa Khilafah Hanya 30 Tahun

Kedua, Persepektif Ilmu Ushul Fikih: Khilafah 30 Tahun Itu Ditaqyid (Dibatasi) Maknanya Khilafah ’ala Minhaj al-Nubuwwah
Silahkan download makalah berikut ini (ringkas-padat):

Download File PDF (Download Archieve):
https://bit.ly/2ZjWRTg