Monday, October 25, 2021

Hari santri nasional

 HARI SANTRI NASIONAL

Digging up the past


Oleh: Ust. M. Ismail Yusanto


Digging up the past adalah slogan yang sangat terkenal di kalangan para arkeolog. Ini mewakili semangat mereka untuk mengungkap masa lalu melalui usaha penemuan dan penggalian situs-situs bersejarah. Hasilnya adalah sebuah rekonstruksi kehidupan atau peradaban di masa lalu yang diharap bisa memberi pelajaran kepada kehidupan sekarang dan di masa mendatang.


Tapi slogan itu kiranya tepat juga dipakai oleh kita saat ini yang konsern pada pentingnya pelurusan sejarah. Terlebih setelah Presiden Jokowi - memenuhi janji kampanye saat pilpres tahun lalu - menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Penetapan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri tidak lepas dari kiprah santri dan para kiai dalam melawan penjajah yang ketika itu terus berusaha mengancam kemerdekaan Indonesia yang baru saja diproklamasikan.


Pada 21 Oktober 1945, berkumpul para kiai se-Jawa dan Madura di kantor ANO (Ansor Nahdlatul Oelama). Setelah rapat darurat sehari semalam, pada 22 Oktober dideklarasikanlah seruan jihad fi sabilillah yang belakangan dikenal dengan istilah Resolusi Jihad. Intinya, membela kemerdekaan Indonesia sebagai negeri muslim dari kaum penjajah adalah kewajiban syar’iy. Inilah jihad, yang diperintahkan Allah SWT, dan pelakunya sangat dimuliakan.


++++


Kita tentu berharap, penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional bukan sekadar pemenuhan janji bagi kepentingan politik pencitraan, tapi ada misi yang lebih jauh, yakni usaha untuk mengungkap kebenaran sejarah. Misi ini sangat penting karena pelurusan sejarah akan berpengaruh besar dalam ikhtiar membangun kesadaran publik yang benar di masa mendatang.


Kita tahu, sejarah memang tidaklah netral. Sejarah adalah realitas tangan ke dua (second-hand reality) yang sangat tergantung pada siapa yang menuliskan, dan atas dasar kepentingan apa sejarah itu ditulis. Di sinilah, demi memuluskan kepentingan politik penguasa, kejahatan penulisan sejarah kerap terjadi.


Setidaknya ada 3 kejahatan penulisan sejarah yang dilakukan dengan tujuan untuk mengaburkan peran Islam dalam sejarah bangsa dan negara ini.


Pertama, penguburan atau peniadaan peristiwa sejarah. Salah satu contoh paling nyata, ya soal Resolusi Jihad itu. Bila sejarah pergerakan kemerdekaan ditulis secara jujur, mestinya akan terbaca sangat jelas peran besar para santri yang tergabung dalam Hizbullah dan para kyai yang tergabung dalam Sabilillah dalam periode mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Lebih khusus peran KH Hasyim Asy’ari saat mengeluarkan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 untuk melawan penjajahan Belanda yang ketika itu, dengan membonceng sekutu, hendak kembali bercokol.


Menurut cucu KH Hasyim, KH Salahuddin Wahid, resolusi atau fatwa itu telah mendorong puluhan ribu muslim, utamanya di Surabaya, untuk bertempur melawan Belanda dengan gagah berani. Peristiwa heroik di Hotel Oranye, Surabaya, itulah yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan, 10 November. Tanpa resolusi itu, mungkin semangat melawan Belanda dan sekutu tidak terlalu tinggi. Tapi, dalam buku sejarah, peristiwa penting itu tidak ditulis. Sungguh aneh, peristiwa 10 November selalu disebut-sebut, tapi Resolusi Jihad yang membuat peristiwa 10 November bisa terjadi malah disembunyikan.


Buku Resolusi Jihad Paling Syar’iy, yang ditulis oleh Gugun el Guyanie (Pustaka Pesantren, 2010) adalah salah satu buku yang dari sub judulnya “Biarkan kebenaran yang hampir setengah abad dikaburkan catatan sejarah itu terbongkar” menggambarkan semangat untuk mengungkap kebenaran sejarah, khususnya di seputar Resolusi Jihad, yang menurut sejarahwan Belanda Martin van Bruinessen, peristiwa penting ini memang tidak mendapat perhatian yang layak dari para sejarahwan.


Kedua, pengaburan peristiwa sejarah. Contohnya, siapa sebenarnya inspirator kebangkitan nasional melawan penjajah? Bila sejarah mencatat secara jujur, mestinya bukan Boedi Oetomo, melainkan Syarikat Islam (SI) yang merupakan pengembangan dari Syarikah Dagang Islam (SDI) yang antara lain dipimpin oleh HOS Cokroaminoto, yang harus disebut sebagai cikal bakal kesadaran nasional melawan penjajah. Sebagai gerakan politik, SI ketika itu benar-benar memang bersifat nasional, ditandai dengan eksistensinya di lebih dari 18 wilayah di Indonesia, dan dengan tujuan yang sangat jelas, yakni melawan penjajah Belanda. Sebaliknya, Boedi Oetomo sesungguhnya hanya perkumpulan kecil, sangat elitis, bahkan rasis, serta sama sekali tidak memiliki spirit perlawanan terhadap Belanda. Tapi mengapa justru sejarah menempatkan Boedi Oetomo sebagai pelopor?


Ketiga, pengaburan konteks peristiwa sejarah. Tentu bukan sebuah kebetulan belaka ketika Kebangkitan Nasional ditetapkan berdasar pada kelahiran Boedi Oetomo, bukan Sarekat Islam – sebagaimana juga Hari Pendidikan Nasional, bukan didasarkan pada kelahiran Muhammadiyah dengan sekolah pertama yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 1912, kemana Ki Hadjar waktu itu banyak belajar. Ki Hadjar sendiri baru mendirikan sekolah Taman Siswa pada 1922. Sebab, bila itu dilakukan maka yang akan mengemuka tentu adalah spirit atau semangat Islam. Dalam setting kepentingan politik penguasa saat itu, hal itu sangatlah tidak dikehendaki.

Padahal, spirit Islam sesungguhnya telah lama menjadi dasar perjuangan kemerdekaan di masa lalu. Peperangan yang terjadi pada abad ke-19 melawan Belanda tidak lain didorong oleh semangat jihad melawan penjajah. Ketika Pangeran Diponegoro memanggil sukarelawan, maka kebanyakan yang tergugah adalah para ulama dan santri dari pelosok desa. Begitu juga pemberontakan petani menentang penindasan yang berlangsung terus-menerus sepanjang abad ke-19 selalu dibawah bendera Islam. Perlawanan yang dilakukan oleh Tengku Cik Di Tiro, Teuku Umar dan diteruskan oleh Cut Nyak Dien dari tahun 1873-1906 adalah jihad melawan kape-kape Belanda. Begitu juga dengan perang Padri. Sebutan Padri menggambarkan bahwa perang ini merupakan perang keagamaan. Jadi, jelas sekali ada usaha sistematis untuk meminggirkan, bahkan menghilangkan peran Islam dalam sejarah perjuangan kemerdekaan serta menghilangkan spirit Islam dari wajah sejarah bangsa dan negara ini.


Oleh karena itu, penetapan Hari Santri Nasional harus bisa dijadikan momentum untuk melawan kejahatan sejarah itu, serta usaha menulis ulang sejarah: tentang apa yang disebut kebangkitan nasional, pendidikan nasional dan sejarah nasional lainnya, termasuk sejarah pergerakan pra kemerdekaan secara kritis, jujur dan obyektif sehingga peran Islam bisa diletakkan secara tepat. Sejarah dalam istilah al Qur’an sebagaimana kisah, mengandung ibrah atau pelajaran. Pengaburan apalagi penguburan sejarah dari fakta yang sebenarnya tentu akan menutupi ibrah yang mestinya bisa didapat.


Maka, bila mengacu kepada sejarah yang benar tentang peran Syarikat Islam, KH Ahmad Dahlan, dan lainnya, juga peran KH Hasyim Asy’ari dengan Resolusi Jihadnya serta peran Hizbullah – Sabilillah, kita tentu akan mendapatkan spirit Islam itu. Juga bahwa Kebangkitan hakiki adalah kembalinya kesadaran akan hakikat hidup manusia sebagai abdullah dan khalifatullah dengan misi untuk menyembah Sang Khaliq dan memakmurkan bumi dengan menjalankan segala titahNya. Jadi, kebangkitan bukan hanya sebuah kata sloganistik, tetapi suatu kata yang menginisiasi perjuangan bagi sebuah perubahan dalam seluruh aspek kehidupan bangsa dari penjajahan ideologi-ideologi jahiliah yang menyengsarakan rakyat menuju yang memberikan rahmat bagi semua. Itulah kebangkitan dengan spirit Islam, yang ketika itu digelorakan oleh Cokroaminoto dan Sarekat Islam. Spirit Islam semacam itulah yang diperlukan sebagai sumber kekuatan perjuangan guna membawa negeri ini ke arah yang lebih baik di bawah ridha Ilahi.


Jadi, Hari Santri Nasional mestinya bukan sekadar digging up the past (mengungkap masa lalu), tapi digging up the truth (mengungkap kebenaran)!

Saturday, October 16, 2021

Khilafah Tidak Ada Dalam Syariat Islam", Ahmad Dhani: Memangnya Demokrasi dan Republik Ada?

 "Khilafah Tidak Ada Dalam Syariat Islam", Ahmad Dhani: Memangnya Demokrasi dan Republik Ada?!


Sabtu, 16 Oktober 2021


Faktakini.info


*KHILAFAH TIDAK ADA DALAM SYARIAT ISLAM?*


By AhmadDhani


Ada Muslim yang berteriak “KHILAFAH TIDAK ADA DI SYARIAT ISLAM!”


Dalam hati saya... *”DUNGU”*


*APA DEMOKRASI ada di SYARIAT ISLAM?*


*APA REPUBLIK ITU ADA DI SYARIAT ISLAM?*


ABU BAKAR RA


UMAR BIN KHATAB RA


USTMAN bin AFFAN RA


ALI bin ABI THALIB RA


UMAR BIN ABDUL AZIZ


HARUN AL RASYID


SALAHUDDIN AL AYYUBI


MUHAMMAD AL FATIH


Mereka semua Tokoh KHILAFAH yang menguasai Dunia selama 1000 tahun .


( Maaf belum ada orang kita yang melampaui kebesaran mereka itu Tokoh KHILAFAH )


Mereka yang tidak terlalu peduli apakah KHILAFAH itu ada di SYARIAT ISLAM Atau tidak...


KHILAFAH itu , UNTUK  dan BAGI Muslim yang  *MENTAL nya SUPERIOR*, 


*SEJARAH MEMBUKTIKAN ITU*


*KHILAFAH* bukan untuk Muslim yang mental nya *INFERIOR* tapi teriak Revolusi.


*KHILAFAH* tidak cocok untuk *KITA ,*


*KITA* yang sukanya NGUTANG,


*KITA* yang sukanya JUALAN ASET NEGARA...


*KITA* YANG MATA UANG NYA TERUS AMBYAR TAPI PLONGA PLONGO.


*KITA* yang pengetahuan SEJARAH ISLAM nya minim.


*KITA* yang BUTA GEO POLITIK DUNIA.


*KITA* 


*K* oalisi


 *I* jtihad


*T* anpa


*A* kal


 *SIAPA YANG PALING TAKUT , HINGGA MENJADI PALING ANTI KHILAFAH ?*


Jawaban nya ,


Adalah *mereka yang sedang berkuasa saat ini*


Siapa? Luhut Binsar Panjaitan?


Dia cuma *pion* kecil


Siapa dong ?


Ya *AMERIKA* lah...


Loh kok?


Makanya *PENTING UNTUK TAU DAN PAHAM SEJARAH*


*AMERIKA* ITU  BARU  *74 TAHUN* BERKUASA ATAS DUNIA!!!


*KHILAFAH* PERNAH MENGUASAI DUNIA HAMPIR *800 TAHUN !!* ( meskipun di Interupsi sebentar oleh  *Perang Salib* hingga *Ekspansi Mongol* ).


Kenapa *AMERIKA* takut sekali dengan *KHILAFAH?*


*Karena mereka belajar Sejarah*


Di jaman *Dinasty ABBASIYAH* ,


ILMU DAN TEKHNOLOGI *di temukan.*


Jika tidak ada Ilmuan ilmuan Islam seperti 


1. *Muhammad ibn Musa AL Khwarizmi* ( 780M-850M ,Orang Iran ) Penulis buku *AL Jabar* buku dasar Matematika


2. *Ibn Sina*( 980M-1037M , Orang Iran ). Peletak dasar dasar ilmu Kimia-Bilologi dan Kedokteran.


3. *AL Ghazali* .(1058-1111 )  Ahli Filsafat Modern .


4. *Jalaulddin Rumi* ( 1207-1273 ) seorang SASTRAWAN HEBAT sebelum orang Eropa mengenal SASTRA.


Jika tidak ada MUSLIM HEBAT di masa KHILAFAH ISLAM,


Maka di Eropa pun tidak akan ada *Revolusi Ilmu Pengetahuan.*


Maka ,Jika Kalian Kagum dengan Amerika Yang baru 74 tahunan *MENGUASAI DUNIA*...


Maka , Mustahil bagi kalian jika tidak *mengagumi Khilafah* yang *MENGUASAI DUNIA* hampir *800 Tahun.*


Sebagai Ilustrasi Sejarah singkat PERADABAN MANUSIA dan BANGSA/RAS YANG MENJADI PEMIMPIN NYA.


1. *ISRAEL* ( Kerajaan Modern Pertama di DUNIA ) 


RAS : YAHUDI


Raja yang Terkenal : *Nabi Daud AS* ( KING DAVID ) dan Putra Mahkota *Nabi Sulaiman AS* ( KING SOLOMON )


Sekitar *1000 sebelum Masehi.*


*Menguasai Dunia 300* Tahun hingga Akhirnya di kalahkan oleh Bangsa *Babilonia.*


2. *BABILONIA ( IRAK )*


RAS : KULIT PUTIH ( KAUKASIAN )


Raja Yang terkenal : *NEBUCADNEZAR*


Menguasai Dunia dari *700 SM* 


Hingga di kalahkan oleh *Bangsa PERSIA*


3. *PERSIA ( IRAN )*


RAS : KULIT PUTIH ( KAUKASIAN )


Raja yang terkenal : DARIUS THE GREAT/ XERXES 


*Menguasai Dunia 150 TAHUN an*


Hingga akhir nya di kalah kan oleh ALEXANDER THE GREAT dari *Macedonia*


4. *MACEDONIA( Eropa )*


RAS : KULIT PUTIH ( KAUKASIAN )


Raja yang terkenal : ALEXANDER THE GREAT.


Berkuasa 200 tahunan dan di teruskan oleh *ROMAWI*


5. *ROMAWI*


RAS : KULIT PUTIH DAN YAHUDI.


Raja yang Terkenal : JULIUS CAESAR. NERO, CONSTANTINE THE GREAT.


*Berkuasa 500 Tahun*


6. *KHILAFAH*


RAS SEMIT ( ARAB DAN YAHUDI )DAN KULIT PUTIH ( PERSIA dan BABILONIA )


*Menguasai DUNIA + minus 800 tahun* semenjak Nabi Muhammad SAW ( 600 Masehi ) hingga KHILAFAH UTSMANI di TURKI.


Apapun selama KHILAFAH berkuasa ,


Ada juga kekuatan lain di belahan DUNIA yang juga menjadi *PUSAT PERDABAN* yaitu 


*KERAJAAN MATARAM KUNO di JAWA ( 800M-900M )*


Ada juga kekuatan MILITER Kerajaan INGRIS DAN PERANCIS ( semasa Perang Salib )


Dan Juga kekuatan besar *MONGOL* ( 1200M-1300M ) yang akhir nya me MUSNAHKAN *KHILAFAH ABBASIYAH*.


Meskipun setelah itu *KHILAFAH UTSMANI* mengembalikan *KEJAYAAN KHILAFAH* setelah *MENAKLUKKAN KONSTANTINOPEL tahun 1453 MASEHI*


Seiring dengan KHILAFAH USTMANI,


Bangkit juga kekuatan *EROPA*


SPANYOL dan PORTUGIS di periode awal 1400 an.


BELANDA di periode 1600 an


INGGRIS di periode 1700 an


JERMAN 1930 an


Dan PUNCAK nya


AMERIKA MEMENANGKAN PERANG DUNIA II ( Worl War 2 ) tahun 1945.


*SEJAK 1945 , BARULAH AMERIKA MENGUASAI DUNIA*


( RAS KULIT PUTIH DAN YAHUDI )


*SECARA FORMAL 74 TAHUN BERKUASA.*


WAJAR JIKA NGERI NGERI SEDAP KALO DENGAR KATA KHILAFAH ( Langsung kebayang *Sultan Salahudin* ).


Jadi yang menganggap *KHILAFAH* adalah *MUSUH,* bukan lah *PANCASILA* 


( PANCASILA tidak pernah menguasai DUNIA ) .


Tetapi 


DUNIA YANG SEKARANG DI PIMPIN OLEH AMERIKA lah yang TAKUT TERHADAP KEBANGKITAN KHILAFAH YANG PASTI akan TERULANG KEMBALI ( Roda KEKUASAAN pasti berputar )


Salam PANCASILA


Salam NKRI HARGA MATI


*AhmadDhani , 17 Agustus 2018*

Wednesday, October 13, 2021

MEMBAIAT KHALIFAH TANPA PENERAPAN SYARIAH

 MEMBAIAT KHALIFAH TANPA PENERAPAN SYARIAH


Diasuh Oleh: Ust M Shiddiq Al Jawi


Tanya : 


Teman dialog saya pernah menyampaikan bahwasannya dia mengaku sudah membai'at atau memiliki khalifah. Meskipun, ketika saya tanya, mana wilayahnya, militer, dsb, dia menjawab belum ada dan lagi diusahakan. Karena menurut dia, yang penting adalah membai'at atau mengangkat khalifah dulu, soal perangkatnya (wilayah, militer, dll) menyusul. Jika harus nunggu militer dan wilayah dulu ada, maka akan terlalu lama. Keburu nanti jika mati, maka matinya terkategori mati jahiliyyah. Jadi angkat dulu khalifah meskipun belum ideal (bisa dikatakan khalifah darurat). Menurut dia lagi, pemahaman di atas berangkat dari hadits Rasul SAW "Barang siapa yang mati dalam kondisi tidak berba'iat kepada khalifah maka matinya mati jahiliyyah" (HR Muslim). Pertanyaan saya : 1. Benarkah pemahaman teman dialog saya tadi diatas, yang penting "person khalifah" dulu, bukan "wilayah atau kekuasaan" ? 2. Bagaimana penjelasan soal hadits yang dijadikan dalil oleh teman dialog saya tadi ? Mohon ustad berkenan untuk menjawabnya. (Hamba Allah, bumi Allah). 


 


Jawab :


Untuk menjawab pertanyaan tentang “khalifah” perlu diketahui lebih dulu apa definisi “khalifah” secara syar’i, yaitu pengertian Khalifah sebagaimana dimaksudkan oleh nash-nash syariah (Al Qur`an dan As Sunnah). Definisi khalifah secara syar’i adalah :


 


هو الذي ينوب عن الأمة في الحكم والسلطان وفي تنفيذ الأحكام الشرعية


 


"Huwalladzy yanuubu 'an al ummah fi al hukmi wa al-sulthan wa fi tanfiidzi al-ahkam al-syar'iyyah" (khalifah adalah orang yang mewakili umat dalam urusan pemerintahan atau kekuasaan [as sulthaan] dan dalam penerapan hukum-hukum syariah). Demikian diterangkan oleh Syaikh Abdul Qadim Zallum --rahimahullah-- dalam kitabnya Nizhamul Hukmi fi Al-Islam, pada bab Al-Khalifah, halaman 49.


 


Jadi, khalifah yang dibaiat haruslah mempunyai kekuasaan (as-sulthan) dan menerapkan hukum-hukum syara' di berbagai aspek kehidupan, seperti sistem pemerintahan, sistem ekonomi, sistem pendidikan, politik luar negeri, dan sebagainya. Khalifah dalam definisi syar'i inilah yang dimaksud dalam hadits tersebut ("Barang siapa yang mati dalam kondisi tidak berba'iat kepada khalifah maka matinya mati jahiliyyah").


 


Maka dari itu, kalau seseorang diangkat sebagai khalifah tapi tidak mempunyai kekuasaan dan tidak melaksanakan hukum-hukum syara', sebenarnya dia bukanlah khalifah dalam pengertian syar'i. Membaiat khalifah tanpa kekuasaan atau tanpa penerapan syariah kepada masyarakat, hukumnya tidak sah menurut syara' karena telah menyalahi nash-nash syara' dalam Al Qur`an dan As Sunnah yang menerangkan kewenangan (shalahiyat) khalifah dalam kekuasaan dan penerapan hukum-hukum syariah. Untuk apa khalifah dibaiat kalau bukan untuk menjalankan kekuasaan dan menerapkan hukum-hukum syariah?


 


Memang benar, bahwa wajib setiap muslim mempunyai baiat di lehernya kepada khalifah dan bahwa kalau seorang muslim tidak mempunyai baiat kepada khalifah, matinya adalah mati jahiliyah (mati dengan dosa besar bukan mati kafir). Tapi ini tidak berarti bahwa orang boleh membaiat khalifah dengan sembarangan tanpa memperhatikan syarat-syarat syar'i atau berbagai wewenang (shalahiyat) yang dimiliki khalifah. Sama halnya dengan shalat yang merupakan kewajiban atas setiap muslim, dimana siapapun muslim yang tidak mau shalat diancam Allah SWT akan masuk ke dalam neraka Saqar (QS Al Mudatstsir : 42-43). Tapi ini tidak berarti seorang muslim boleh sholat secara sembarangan tanpa memperhatikan syarat-syarat sah sholat, misalnya shalat tanpa menutup aurat, tanpa wudhu, dan sebagainya.


 


Perlu diperhatikan, bahwa kekeliruan mendasar teman Anda --hadaanallahu wa iyyahu—(semoga Allah memberi petunjuk kepada kita dan dia) adalah dia tidak mampu membedakan antara mengangkat Khalifah (nashbul khalifah) dengan menegakkan Khilafah (iqamatul khilafah). Kedua hal ini berbeda. Mengangkat khalifah adalah mengangkat seseorang menjadi khalifah. Ini tidak otomatis membuat tegak sistem Khilafah (ketika Khilafahnya tidak ada, seperti sekarang). Tapi menegakkan Khilafah (iqamatul Khilafah) secara otomatis akan berimplikasi adanya pengangkatan khalifah (nashbul khalifah).


 


Padahal, masalah yang dihadapi umat Islam saat ini setelah hancurnya negara Khilafah di Turki tahun 1924, justru adalah menegakkan Khilafah (iqamatul khilafah), bukan sekedar mengangkat Khalifah (nashbul khalifah). Sementara teman Anda mempunyai pemahaman dasar, bahwa masalah yang perlu dipecahkan hanya sekedar mengangkat Khalifah (nashbul khalifah), tanpa memperhatikan apakah negara Khilafah-nya ada atau tidak. Di sinilah pangkal kekeliruan teman Anda. (Lengkapnya lihat kitab Khilafah 'Ala Minhajin Nubuwwah, karya Wali Al-Fattah).


 


Dalam kitabnya Nizhamul Hukmi fi Al-Islam Syaikh Abdul Qadim Zalum, menerangkan bahwa untuk mengangkat Khalifah (nashbul khalifah), wajib dipenuhi 7 (tujuh) syarat yang melekat pada pribadi (person) khalifah. Yaitu seorang khalifah itu wajib memenuhi syarat sbb :


(1) Muslim,


(2) Laki-laki,


(3) Baligh,


(4) Berakal,


(5) Adil (tidak fasik),


(6) Merdeka (bukan budak), dan


(7) Mampu. (Abdul Qadim Zalum, Nizhamul Hukmi fi Al-Islam, hlm. 50-53).


 


Sedangkan untuk menegakkan Khilafah (iqamatul khilafah), maka suatu negeri (al balad, al quthr) wajib memenuhi 4 (empat) syarat, yaitu;


 Pertama, kekuasaan yang ada pada negeri (al-balad) tersebut wajib merupakan kekuasaan yang mandiri (sulthanan dzatiyan), bukan di bawah kendali negara kafir.


Kedua, keamanan (al-amaan) di negeri tersebut berada di tangan kaum muslimin, baik di dalam negeri atau di luar negeri.


Ketiga, khalifah itu wajib segera menerapkan hukum-hukum syara' di dalam negeri dan segera melaksanakan tugas mengemban dakwah Islam ke luar negeri.


Keempat, khalifah yang dibaiat wajib memenuhi ketujuh syarat baiat in'iqad (baiat pengangkatan khalifah), yaitu ketujuh syarat untuk mengangkat Khalifah (nashbul khalifah) yang telah disebutkan di atas, yaitu muslim, laki-laki, baligh, berakal, adil (tidak fasik), merdeka (bukan budak), dan mampu. (Abdul Qadim Zalum, Nizhamul Hukmi fi Al-Islam, hlm. 59-60).


 


Demikianlah penjelasan kami secara garis besar saja. Untuk mengetahui lebih detailnya, termasuk segala dalil-dalilnya, silakan merujuk pada kitab yang kami sebut tadi, yakni Nizhamul Hukmi fi Al-Islam karya Syaikh Abdul Qadim Zalum. Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk kepada para hamba-Nya yang bertaqwa kepada-Nya. Aamiin.

Sunday, October 3, 2021

ADANYA KESAN PEMBIARAN TERHADAP SIMBOL KOMUNISME BELUM TENTU NEGERI INI DIKUASAI KOMUNISME

 ADANYA KESAN PEMBIARAN TERHADAP SIMBOL KOMUNISME BELUM TENTU NEGERI INI DIKUASAI KOMUNISME


Pertama, sebagaimana sudah dipahami bahwa negara kapitalis, bukanlah negara komunis. Negara kapitalis asasnya adalah sekularisme, yaitu paham yang mengharuskan pemisahan aturan agama terhadap aturan politik (negara) atau aturan dunia. Jadi, liberalisme (paham kebebasan) menjadi ide yang sangat dijunjung tinggi. Orang bebas mau berbuat apa saja, asal tidak mengganggu kebebasan orang lain, dan asal tidak memaksakan kepada orang lain. Ini tentang kapitalisme-liberalisme yang asasnya adalah sekularisme.


Kedua, karena liberalisme begitu dijunjung tinggi, maka orang bebas mau berbuat apa saja. Mau sekafir apa pun seseorang, dipersilakan. Mau setakwa apapun seseorang, juga dipersilakan. Ini hukum asal kapitalisme. Jadi, sebenarnya, tidak ada masalah dan tidak ada persoalan orang mau menyuarakan tentang komunisme yang mengingkari adanya Tuhan atau mengingkari adanya agama, tidak masalah. Pun demikian, tidak ada masalah orang mau menyuarakan tentang syariat Islam atau khilafah, tidak ada masalah. Yang masalah cuma satu, yaitu mengganggu orang lain atau memaksa orang lain. Apalagi pake kekerasan. Jelas itu masalah dalam negara kapitalis. Karena itu, Pak Ansyaad Mbai dulu pernah bilang, tidak masalah mau mendakwahkan khilafah, asal tidak menggunakan kekerasan atau aksi-aksi terorisme.


Ketiga, perlu dipahami, sekalipun kapitalisme dan komunisme adalah dua ideologi yang bertentangan (yang satu masih mengakui adanya Tuhan dan yang satunya mengingkari adanya Tuhan), tetapi kedua ideologi tersebut sepakat bahwa tata nilai dalam kehidupan, harus ditentukan oleh akal manusia. Artinya, aturan Tuhan tidak boleh diikutsertakan dalam membahas tentang tata nilai kehidupan. Dan tentu bukan hanya tentang tata nilai, tetapi juga tentang sistem pengaturan kehidupan, baik itu sistem politik, sistem sosial, sistem ekonomi, sistem pendidikan, sistem kesehatan, dan sebagainya.


Karena itu, dalam negara kapitalis, adalah suatu keniscayaan bahwa simbol-simbol tentang komunisme akan lebih diberikan kebebasan di ruang publik, daripada simbol-simbol yang berangkat dari akidah Islam. Sebab, komunisme secara jelas tidak membawa-bawa agama, sedangkan Islam justru membawa-bawa agama. Bahkan, Islam itu sendiri adalah agama.


Jadi, jangan heran, jika di negara kapitalis seperti di negeri ini, simbol-simbol komunisme lebih diberikan kebebasan daripada simbol-simbol Islam. Atau dengan kata lain, jangan heran jika di negara kapitalis, ada kesan pembiaran terhadap simbol-simbol komunis, dan terjadi pelarangan atas simbol-simbol Islam. Pembiaran itu, bukan karena negara ini sudah dikuasai komunisme, atau sudah berubah menjadi komunis. Tetapi karena negara ini menganut paham kebebasan, dan negara ini sedang mengarah pada sifat sekular-radikal, yaitu BENAR-BENAR ingin menghilangkan unsur agama dalam kehidupan publik, atau BENAR-BENAR ingin meminimalisir peran agama.


Ini sebenarnya sudah pernah dinyatakan oleh Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani puluhan tahun yang lalu, ketika konflik ideologi atas nama Perang Dingin (Cold War) masih terjadi pada tahun 1950-an. Beliau menyatakan dalam bukunya Nizhamul Islam,


"Sedangkan ideologi kapitalisme mengharuskan pemisahan agama dari kehidupan. Akibatnya lahirlah ideologi sekular, yang memisahkan agama dengan negara. Para kapitalis tidak ingin membahas apakah di sana terdapat pencipta atau tidak. Mereka–baik yang mengakui eksistensi-Nya maupun yang tidak—hanya memfokuskan bahwa tidak ada hak bagi Pencipta untuk campur tangan dalam kehidupan. Jadi, sama saja kedudukannya bagi mereka yang mengakui keberadaan Pencipta atau yang mengingkari-Nya, yaitu memisahkan agama dari kehidupan."


Syaikh Taqiyuddin menyatakan, "Para kapitalis tidak ingin membahas apakah di sana terdapat pencipta atau tidak." Ini artinya, bagi para kapitalis, apakah agama itu ada atau tidak, diakui atau tidak; apakah Tuhan itu dibahas atau tidak, Tuhan diakui atau tidak; itu tidak penting. Karena itu, adanya orang komunis di dalam negara kapitalis, itu tidak penting. Yang penting adalah bahwa dalam kehidupan publik, agama tidak diikutsertakan. Jadi, jangan heran jika sekarang ini ada kesan pembiaran terhadap simbol-simbol komunis. Itu bukan karena negara ini sedang berubah menjadi komunis. Bukan. Tetapi justru negara ini malah semakin menunjukkan jadi diri sebagai negara kapitalis, yang benar-benar ingin menghilangkan pengaruh agama dalam kehidupan publik.


Jika negara ini memang sedang mengarah pada komunisme, maka kebijakan politik pasti akan terlihat komunistik, yaitu meminimalisir interaksi dengan institusi-institusi kapitalis. Misalnya memutuskan hubungan dengan PBB, IMF, World Bank, Asian Development Bank, dan sebagainya. Sudahkah hal semacam ini terwujud? Lalu, mengapa Indonesia malah menjadi tuan rumah pertemuan IMF beberapa tahun yang lalu di Bali yang menghabiskan biasa sampai ratusan miliyar?


Jadi, adanya kesan pembiaran terhadap simbol-simbol komunisme yang selama ini ada dalam sebuah negara kapitalis demokrasi, belum tentu menunjukkan bahwa negara tersebut sedang dikuasai komunisme. Sebaliknya, justru negara kapitalis tersebut sedang benar-benar memperlihatkan dirinya sebagai negara kapitalis sejati yang berasas pada ide kebebasan (liberalisme) yang lahir di Eropa. Ya, ide komunisme memang dibiarkan ada, dibiarkan dianut oleh warga negara, karena itu adalah bagian dari kebebasan. Tetapi tidak dengan Islam. Islam akan tetap dikebiri, dibatas-batasi pemunculannya di sektor publik. Karena yang jadi masalah adalah "dalam ranah publik, agama jangan ikut campur". Agama boleh ada, tapi cukup dalam diri penganutnya, cukup di masjid dan musola. Tidak boleh di ruang publik.


Wallahu a'lam.

Agus Trisa

Iqamat Al-Khilafah: Kefardhuan yang Dipahami dengan Logika Tasyri’iyyah

 Iqamat Al-Khilafah: Kefardhuan yang Dipahami dengan Logika Tasyri’iyyah


Irfan Abu Naveed


Bahasan Khilafah itu bahasan syar’iyyah (min al-mabahits al-syar’iyyah), wajib dipahami dengan logika tasyri’iyyah, bukan logika khayaliyyah. Maka salah besar lari dari logika tasyri’iyyah shahihah kepada logika khayaliyyah untuk menegasikan adanya kefardhuan iqamat al-Khilafah.


Harus saya tegaskan: mereka yang menafikan kefardhuan menegakkan Khilafah selama ini, terbukti dalam dunia perdebatan, hanya bertolak dari logika khayaliyyah, tak ada yang berbobot ilmiah. Pendapat mereka tidak layak dilirik, dan wajib diabaikan.


Al-Hafizh al-Qurthubi (w. 671 H), ahli tafsir dan fikih yang menyusun kitab tafsir otoritatif yang memuat sajian fikih, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân (Keseluruhan dari Hukum-Hukum Al-Qur’an), tatkala menafsirkan firman Allah ‘Azza wa Jalla:


وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً


“Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” (QS. Al-Baqarah [2]: 30)


Beliau menegaskan dalam kitab tafsirya tersebut: “Ayat ini merupakan hukum asal tentang wajibnya mengangkat Khalifah.” Bahkan, beliau kemudian menegaskan:


هذه الآية أصل في نصب إمام وخليفة يسمع له ويطاع، لتجتمع به الكلمة، وتنفذ به أحكام الخليفة. ولا خلاف في وجوب ذلك بين الأمة ولا بين الأئمة إلا ما روي عن الأصم حيث كان عن الشريعة أصم، وكذلك كل من قال بقوله واتبعه على رأيه ومذهبه


Ayat ini adalah ashl dari mengangkat Imam dan Khalifah yang didengar (perintahnya) dan dita’ati, untuk menyatukan kalimat, dan menerapkan hukum-hukum kepemimpinan Khalifah dengan keberadaannya. Tidak ada perbedaan pendapat mengenai kewajiban (mengangkat Khalifah) ini di kalangan umat dan para imam madzhab, kecuali pendapat yang diriwayatkan dari al-‘Asham yang tuli tentang syariah, begitu pula siapa saja yang berpendapat dengan pendapatnya serta mengikuti pendapat dan mazhabnya.[1]


Padahal, al-Asham al-Mu’tazili dengan pendapat kontroversialnya (syadz) yang dipaparkan al-Qurthubi, tersirat masih mengakui wajibnya formalisasi syari’ah dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, yakni jika berbagai kewajiban syari’ah telah terlaksana, maka menurutnya tidak wajib mengangkat Khalifah. Dalam hal ini al-Asham tidak menyatakan “haram”, “berbahaya”, “radikal”, “ajaran teroris” dan perkataan-perkataan keji lainnya yang seringkali didengungkan kaum liberal di zaman ini. Artinya, jika al-Asham dengan pendapat syadz (tidak wajib) seperti itu saja divonis tuli terhadap hukum syari’at oleh ulama pakar tafsir dan fikih al-Hafizh al-Qurthubi, lalu bagaimana dengan kaum liberal penolak dan penista kewajiban penegakkan Khilafah? Kaum liberal yang selama ini tak kelu menstigma negatif Khilafah sebagai sesuatu yang berbahaya? Tentunya dengan logika al-Qurthubi, kondisi mereka jauh lebih buruk daripada al-Asham dan para pengikutnya.


Istilah “tuli terhadap syari’ah” dalam bahasa al-Qurthubi, menunjukkan bahwa pembahasan kefardhuan al-imâmah (Khilafah) dalam Islam itu persoalan hukum syari’ah yang sudah diketahui dan disepakati oleh para ulama, sehingga mereka yang menyelisihinya layak dinilai syadz, kontroversial, tidak bernilai dan keluar dari pendapat mu’tabar. Ditegaskan oleh al-Qurthubi dengan menukil dalil kokoh, ijma’ sahabat , yang menjadi sejelas-jelasnya dalil syara’ kewajiban menegakkan Khilafah, mengangkat Khalifah; menunjukkan bahwa kewajiban tersebut didasarkan pada dalil-dalil al-sam’i (bukan ‘aqli). Al-Qurthubi menegaskan:


وأنها ركن من أركان الدين الذي به قوام المسلمين


Al-Imâmah merupakan fondasi dari fondasi-fondasi agama ini, dimana dengannya tegak fondasi kaum Muslim.[2]


Penulis “Konsep Baku Khilafah Islamiyyah” :: Dosen Fikih Siyasah/Manthiq/Bahasa Arab


Marja’:

[1] Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr Syamsuddin al-Qurthubi, Al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân, juz I, hlm. 264.

[2] Ibid., hlm. 265.

Saturday, September 25, 2021

KESAKSIAN DR. AMOROSO KATAMSI DAN PUTRI D.I. PANDJAITAN

 KESAKSIAN DR. AMOROSO KATAMSI DAN PUTRI D.I. PANDJAITAN 

==========================


Kemarin pagi di acara AKI (Apa Kabar Indonesia) Pagi, sekitar jam 06.40 wib, TV One menghadirkan dr. Amoroso Katamsi, pemeran Soeharto dalam film Pengkhianatan G30S PKI. Pak Amoroso Katamsi ditanya, umur berapa beliau ketika memerankan Soeharto. Dijawabnya ketika dimulai shooting tahun 1981 beliau berumur 43 tahun. 

Lalu ditanya lagi umur berapa saat peristiwa G30S PKI terjadi. Beliau menjawab spontan "umur 27 tahun".

Ini artinya sinkron, beliau lahir tahun 1938.

Menurutnya saat itu dia sudah mahasiswa hampir selesai, tinggal menunggu pengambilan sumpah dokter saja. 


Beliau lalu ditanya, apa yang diingatnya seputar kejadian tanggal 30 September  1965 dan sesudahnya. 

Pak Amoroso menjelaskan bahwa dia ingat betul saat itu di pagi hari tanggal 1 Oktober 1965 sekitar jam 7 pagi, RRI menyiarkan pidato Letkol Untung yang mengklaim bahwa ada gerakan 30 September serta pembentukan Dewan Revolusi,  kemudian mendemisionerkan kabinet, dll. Pokoknya seperti yang ditulis dalam buku-buku sejarah.

Baru pada sore/malam harinya, dari RRI ada pidato Pak Harto. 


Ketika dikonfirmasi apakah cerita yang ada dalam film yang dirinya ikut berperan didalamnya sesuai/sama atau tidak dengan kejadian sebenarnya di saat itu, tegas dr. Amoroso Katamsi menjawab "SAMA! Sama dengan yang saya tahu".

Apalagi beliau saat itu adalah yang berhadapan dengan PKI, karena dia tergabung dalam HMI. 


Nah, kesaksian dari seorang Amoroso Katamsi yang saat itu sudah berusia 27 tahun, pemuda yang berpendidikan baik, cerdas (djaman doeloe bisa sekolah sampai jadi dokter disaat sebagian besar orang sebangsanya cuma tamat SD/SMP, tentu tidak sembarangan lho!), seorang aktivis mahasiswa saat itu,  semestinya lebih layak dipercaya ketimbang kesaksian seseorang yang kala itu masih bocah usia 6 tahun yang cuma tahu bahwa bapaknya tidak merokok. Tanyalah apa yang disiarkan RRI, pasti dia tidak tahu. Anak kecil mana mudheng siaran berita serius. 


Cerita seorang berpendidikan dokter, asli tidak aspal, yang sepanjang hidupnya tidak bermasalah soal integritas dirinya, juga lebih layak untuk dipertimbangkan ketimbang cerita seseorang yang pernah melakukan tindakan kebohongan. 


*** *** ***


Dua tahun lalu, September 2015, ketika ramai issu bahwa negara akan meminta maaf kepada PKI, plus adanya "pengadilan/gugatan" yang digelar di negeri Belanda, mengadili negara Republik Indonesia, dimana pak Todung Mulya Lubis dan ibu Nursyahbani Katjasungkana ikut hadir disana, acara ILC TV One juga mengupas seputar kejadian 30 September 1965.

Saat itu dihadirkan putera puteri jendral korban G30S dan juga anak tokoh PKI.

Putri para jendral yang  hadir saat itu ibu Amelia Yani dan ibu Catherine Pandjaitan. 


Putri jendral Ahmad Yani, ibu Amelia Yani bercerita apa yang dia alami, lihat dan dengar sendiri malam itu. Pak Yani yang dibangunkan oleh pasukan Tjakra Bhirawa dan diminta segera ikut mereka dengan alasan dipanggil Paduka Jang Mulia (PJM) Presiden. Pak Yani meminta waktu untuk mandi dulu, namun tidak diijinkan karena harus cepat. Akhirnya Pak Yani menawar, setidaknya cuci muka dan ganti baju, namun anggota Tjakra Bhirawa yang sudah tidak sabar kemudian menembak Jendral Ahmad Yani dari belakang.


Apa yang diceritakan ibu Amelia Yani sama dengan yang ada dalam adegan film G30S PKI. Saat itu bu Amelia Yani usianya sudah belasan tahun. Artinya keterangan beliau cukup bisa dianggap valid.


Putri Jendral DI Pandjaitan, ibu Catherine, juga bercerita bagaimana beliau menyaksikan sendiri bagaimana proses ayahnya dibunuh dengan sadis. Saat itu usianya 17-18 tahun, dia melihat dari atas balkon rumahnya, ketika bapaknya dipukul dengan popor senjata kemudian ditembak tepat di kepala oleh Tjakra Bhirawa. Kemudian tubuhnya diseret sampai ke depan rumah. Lalu ketika di depan pagar rumah, tubuh jendral DI Pandjaitan dilemparkan lewat pagar kemudian dimasukkan ke dalam truk. 


Catherine muda saat itu berusaha mengejar bapaknya yang diseret, tapi tentu saja tak terkejar. Dalam keputus-asaan dia histeris dan meraupkan ceceran darah bapaknya ke wajahnya. Catherine mengakui memang itu yang dilakukannya saat itu, sama persis dengan yang digambarkan dalam adegan film. 


Kesaksian Catherine 2 tahun lalu, diulang tadi malam sekitar jam 8 di iNews TV. Ibu Catherine diwawancarai secara live by phone oleh host iNews, dan ditanya pendapatnya soal nyinyiran sebagian masyarakat yang mengatakan film G30S PKI adalah TIDAK SESUAI dengan kejadian sebenarnya alias TIDAK BENAR. 

Catherine balik mempertanyakan : bagian mana yang tidak benar?! 


Beliau kembali mengulang cerita kejadian 52 tahun lalu, sama persis dengan yang diceritakannya saat diundang hadir di ILC, 2 tahun lalu. 

Sampai pada bagian dia melihat bapaknya dipukul dengan senjata lalu ditembak di kepala hingga otaknya berceceran, Catherine mengaku dia masih merinding saat menceritakan itu. Shocknya tidak mudah hilang bertahun-tahun karena dia menyaksikan sendiri kejadiaan malam itu, saat usianya 17 tahunan.


*** *** ***


Jajang C. Noor, istri almarhum Arifin C. Noor sang sutradara film G30S PKI, malam ini juga dihadirkan di iNews TV. Saat pembuatan film tersebut, Jajang menjadi pencatat adegan. Dia bercerita bahwa suaminya melakukan riset selama 2 tahunan untuk membuat film itu. Semua istri para pahlawan revolusi diminta menceritakan kejadian yang mereka alami saat rumah mereka mendadak didatangi pasukan Tjakra Bhirawa. Para ibu itu didampingi putra dan putrinya yang ikut menjadi saksi hidup. Khusus ibu Ahmad Yani yang malam itu tidak sedang berada di rumah, karena sedang di rumah dinas, kesaksian diberikan oleh anak-anak beliau. Bahkan ibu Ahmad Yani sampai nyaris pingsan ketika mengetahui bagaimana kematian suaminya. 


Menurut Jajang, setiap peristiwa penculikan jendral shootingnya selama 1 minggu. Misalnya serangkaian shooting peristiwa penculikan dan pembunuhan Jendral Ahmad Yani, waktunya satu minggu. Shooting kejadian di rumah Pak Nasution juga satu minggu, begitu pula shooting di rumah korban yang lainnya.

Uniknya,  shooting schene penculikan secara tidak sengaja selalu tepat pada malam Jum'at. Sama dengan kejadian sebenarnya yang terjadi pada Kamis malam Jum'at.


Setiap shooting film, anggota keluarga jendral yang bersangkutan selalu hadir untuk menyaksikan adegan demi adegan, untuk memastikan akurasinya. Apalagi lokasi shooting memang di rumah kediaman tempat kejadian sebenarnya berlangsung. 


Jadi, dimana letak ketidakbenarannya?! 


Kalau soal Aidit merokok, diakui oleh Jajang bahwa itu memang tafsiran Arifin untuk menggambarkan seseorang yang sedang mencari ketenangan di tengah ketegangan, biasanya merokok. Efek asap diperlukan oleh sutradara untuk memberikan efek dramatisasi suasana. 

Hal ini dibenarkan oleh Prof. Salim Said Selasa malam di acara ILC, bahwa tafsiran sutradara itu sesuatu yang LUMRAH untuk memberikan dampak dramatis dalam suatu adegan. 


Jadi tidak layak diributkan, hanya karena adegan Aidit merokok maka semua adegan dalam film itu bohong. 


Lagipula, Ilham Aidit hanya meributkan soal  bapaknya yang tidak merokok, bukan? Tapi dia tidak bisa membantah alur gerakan 30 September malam itu.  Anak umur 6 tahun mana tahu hal-hal  serius? Sesuai dengan usianya yang dia tahu hanyalah bermain, makan dan mungkin ingatan tentang kenangan manis bersama keluarga terdekat. 


Ade Irma Suryani Nasution saat itu juga berumur 6 tahun. Dia juga tidak paham apa yang sedang terjadi malam itu.

Itu sebabnya dia tertembak. Kalau saja dia sudah dewasa atau minimal remaja, tentu nalurinya akan merasa takut dan logikanya pasti akan menuntunnya untuk berlindung, cari aman. 

Justru karena dia bocah cilik lugu yang tak tahu apa-apa, maka malam itu dia menjadi martir.


*** *** ***


Soal dipilihnya Arifin C. Noor sebagai sutradara, Jajang bercerita saat itu Pak Dipo (G. Dwipayana), Direktur PPFN (Pusat Produksi Film Negara), mencari sutradara yang akan diminta untuk membuat film sejarah tentang peristiwa G30S PKI. 

Goenawan Mohammad menyarankan nama Arifin C. Noor dan Teguh Karya sebagai sutradara kawakan saat itu. 

Pak Dipo kemudian memilih Arifin.


Jadi, kalau akan dibuat film baru soal peristiwa G30S PKI, sanggupkah menghadirkan saksi mata yang masih hidup dari setiap pelaku dan korban?! 

Istri para Jendral pahlawan revolusi, setelah 52 tahun berlalu, saya yakin sudah banyak yang wafat (atau malah sudah wafat semuanya?).

Putera puteri para pahlawan revolusi yang saat peristiwa itu terjadi berusia setidaknya 17 tahun, sekarang mestinya berusia 69 tahun.


Masa iya yang akan dijadikan rujukan adegan adalah anak usia 5-6 tahun saat itu? Malah jadi meragukan dan konyol. 

Alih-alih membuat film yang lebih akurat, bisa jadi malah makin banyak meleset dari aslinya.

Jangan sampai nanti para jendral yang sudah mengorbankan nyawanya itu justru jadi tokoh antagonis dan para anggota PKI justru jadi "korban" yang layak diberi simpati.


PKI kan bukan hanya 30 September 1965 saja melakukan pemberontakan keji dan pengkhianatan terhadap bangsa dan negara. Bukankah tahun 1926-1927 dan tahun 1948 PKI juga memberontak??! 


Anehnya, mereka yang ngotot PKI tidak bersalah dan hanya jadi korban, biasanya tidak mampu menjawab kalau disodorkan fakta pemberontakan PKI tahun 1948.

Itu sebabnya mereka hanya berputar-putar di seputar peristiwa G30S PKI saja. 

Tak ada argumen apapun yang mampu menyanggah kekejaman PKI tahun 1948.


Kalau mau membuat film tentang PKI, sekalian saja dibuat panjang, mulai pemberontakan tahun 1926-1927 dan tahun 1948. Agar generasi muda sekarang lebih bisa memotret sejarah secara utuh dan mendapat gambaran tentang PKI dengan lebih komplit.


Embie C. Noor,  adik almarhum Arifin C Noor, yang menjadi ilustrator musik di film G30S PKI, mengatakan senang sekali jika film bisa dibalas dengan film juga. 


Tapi yang terpenting jangan ada pemutarbalikan sejarah!


*KISAH BENGIS PKI*

MELAWAN PIKUN


Bukan melawan lupa seperti TV ituu...

(Copas)

Sejarah Indonesia pasca merdeka ditandai dengan adanya pemberontakan *Partai Komunis Indonesia (PKI)*. 


Didahului gerakan revolusioner yang disebut formal fase nonparlementer, yakni pengambilalihan kekuasaan dari pemerintah yang sah.


Usaha kudeta itu disertai pula penculikan dan penganiayaan serta pembunuhan sejumlah penduduk sipil, para ulama, santri, pejabat, dan polisi.


Aksi dalam bentuk kekerasan terjadi di beberapa daerah, berikut diantaranya:


- *Tegal* dan sekitarnya. Kekejian pertama PKI yaitu pada penghujung tahun 1945, tepatnya oktober. Di kota ini, ada seorang pemuda PKI di slawi, tegal, jawa tengah, berjuluk Kutil (nama asli Sakyani), telah menyembelih seluruh pejabat pemerintah disana. Kutil juga melakukan penyembelihan besar-besaran di brebes dan pekalongan. Si Kutil mengarak Kardinah (adik kandung RA Kartini) keliling kota dengan sangat memalukan, syukurlah ada yg sempat menyelamatkan Kardinah, tepat beberapa saat sebelum Kutil memutuskan mengeksekusi Kardinah.


- *Kota Lebak, Banten*. Kekejian datang dari Ce'Mamat, pimpinan gerombolan PKI dari Lebak (Banten) yg merencanakan menyusun pemerintahan model Uni Soviet. Gerombolan Ce'Mamat berhasil menculik dan menyembelih bupati Lebak R.Hardiwinangun di jembatan sungai Cimancak pada tanggal 9 desember 1945.


- *Jakarta, Jalan Oto Iskandar Dinata* di selatan kampung melayu. Ingatlah kisah pembunuhan tokoh nasional Oto Iskandar Dinata yg dihabisi secara keji oleh laskar hitam ubel-ubel dari PKI, pada desember 1945.


- *Sumatera Utara*, ternyata banyak menyimpan kisah miris. Sebab PKI juga menumpas habis seluruh keluarga (termasuk anak kecil) Istana Sultan Langkat Darul Aman di tanjung pura, pada maret 1946, serta merampas harta benda milik kerajaan. Dalam peristiwa ini, putra mahkota kerajaan Langkat, Amir Hamzah (banyak dikenal sebagai penyair), ikut tertumpas. Tak ada lagi penerus kerajaan Langkat.


- *Dibelahan lain Sumatra, pematang siantar*. PKI menunjukkan kebrutalannya. Pada 14 mei 1965, PKI melakukan aksi sepihak menguasai tanah-tanah negara. Pemuda Rakyat, Barisan Tani Indonesia (BTI), dan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) melakukan penanaman secara liar di areal lahan milik Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Karet IX bandar betsi. Pembantu letnan dua yg sedang ditugaskan di perkebunan kebetulan menyaksikan aksi perilaku anggota PKI tersebut. Sudjono pun memberi peringatan agar aksi dihentikan. Anggota PKI bukannya pergi, justru berbalik menyerang dan menyiksa Sudjono. Akibatnya, Sudjono tewas dengan kondisi yg amat menyedihkan.


- *Berbagai kota di jawa timur*. Kekejian di jawa timur, yaitu saat Gubernur Jawa Timur RM Soerjo, pulang dari lawatan menghadap Soekarno. Di tengah jalan, mobil Gubernur Soerjo bersama dua pengawalnya dicegat pemuda rakyat PKI, lalu diseret menggunakan tali sejauh 10 kilometer hinga meregang nyawa, lalu mayatnya dicampakkan di tepi kali.


- *Madiun,* PKI menusuk dubur banyak warga desa Pati dan Wirosari (Madiun) dengan bambu runcing. Lalu, mayat mereka ditancapkan di tengah-tengah sawah, hingga mereka kelihatan seperti pengusir burung pemakan padi. Salah C diantaranya wanita, ditusuk kemaluannya sampai tembus ke perut, juga ditancapkan ke tengah sawah.


- *Magetan,* Algojo PKI merentangkan tangga melintang di bibir sumur, kemudian bupati magetan dibaringkan diatasnya. Ketika telentang terikat itu, algojo mengggergaji badannya sampai putus dua, lalu langsung dijatuhkan ke dalam sumur.


- *Kyai Sulaiman dari Magetan* ditimbun di sumur Soco bersama 200 orang santri lainnya, sembari tetap berdzikir, pada september 1948.


- *Kisah Kyai Imam Musyid Takeran* yg hilang tak tentu rimbanya, genangan darah setinggi mata kaki di pabrik gula gorang gareng, ayah dari Sumarso Sumarsono yg disembelih dibelakang pabrik gula, baru ketemu rangka tubuhnya setelah 16 tahun. Bahkan para PKI mengadakan pesta daging bakar Ulama dan santri di lumbung padi.


- *Kisah Isro* yg sekarang menjadi guru di jawa timur. Ketika dulu masih berumur 10 tahun pada tahun 1965, Isro hanya bisa memunguti potongan-potongan tubuh ayahnya yg sudah hangus dibakar PKI di pinggir sawah dan hanya bisa dimasukkan ke dalam kaleng.


- *Blora,* pasukan PKI menyerang markas Kepolisian Distrik Ngawen pada 18 september 1948. Setidaknya, 20 orang anggota polisi ditahan. Namun, ada 7 polisi yg masih muda dipisahkan dari rekan-rekannya. Setelah datang perintah dari Komandan pasukan PKI Blora, mereka dibantai pada tanggal 20 september 1948. Sementara, 7 orang polisi muda dieksekusi secara keji. Ditelanjangi, kemudian leher mereka dijepit dengan bambu. Dalam kondisi terluka parah 7 orang polisi dibuang ke dalam kakus/jamban (WC) dalam kondisi masih hidup, baru kemudian ditembak mati.


- *Desa Kresek, Kecamatan wungu, Dungus*. PKI membantai hampir semua tawanannya dengan cara keji. Para korban dtemukan dengan kepala terpenggal dan luka tembak. Di antara para korban, ada anggota TNI, polisi, pejabat pemerintah, tokoh masyarakat, dan Ulama.


- *Wonogiri, Jawa Tengah*, ternyata akrab dengan amis darah kekejian PKI yg menculik pejabat pemerintahan, TNI, Polisi, dan Wedana. Semua dijadikan santapan empuk PKI di sebuah ruangan bekas laboratorium dan gudang dinamit di Tirtomoyo. Saat itu PKI menyekap 212 orang, kemudian dibantai satu per satu dengan keji pada 4 oktober 1948.


- *Kecamatan Kras, Kediri.* Training Pelajar Islam Indonesia tanggal 13 januari 1965, diserang oleh PR (Pemuda Rakyat) dan BTI (Barisan Tani Indonesia). Massa komunis ini menyiksa dan melakukan pelecehan seksual terhadap para pelajar islam perempuan. Tidak hanya sampai disitu, massa PKI pun menginjak-injak al-Qur'an. Mereka pun memiliki pertunjukan Ludruk dari LEKRA dengan lakon "Matinya Gusti Allah", dan berbagai lakon lain yg biadap dan tak bisa dimaafkan.


- *Lubang Buaya Jakarta* adalah bukti otentik aksi kejam PKI dengan gerakan 30 September 1965. Tidak tanggung-tanggung 6 orang jenderal (Letjen TNI A.Yani, Mayjen TNI Soeprapto, Mayjen TNI MT Hardjono, Mayjen TNI S.Parman, Brigjen TNI DI. Panjaitan, Brigjen TNI Soetodjo Siswomiharjo), ditambah Lettu Piere Andries Tendean, dimasukkan kedalam sumur. Para Gerwani dan Pemuda Rakyat bersorak dan bergembira ria melihat para jenderal dimasukkan ke dalam sumur lubang buaya di Jakarta Timur.


*Semua negara Komunis* di dunia ini melakukan pembantaian dan penyembelihan kepada rakyatnya sendiri. 

500.000 rakyat Rusia dibantai Lenin (1917-1923), 

6.000.000 petani kulak Rusia dibantai Stalin (1929), 

40.000.000 dibantai Stalin (1925-1953), 

50.000.000 penduduk rakyat cina dibantai Mao Tse Tung (1947-1976),

2.500.000 rakyat Kamboja dibantai Pol Pot (1975-1979), 

1.000.000 rakyat eropa timur diberbagai negara dibantai rezim Komunis setempat dibantu Rusia Soviet (1950-1980),

150.000 rakyat Amerika Latin dibantai rezim komunis disana,

1.700.000 rakyat diberbagai negara di Afrika dibantai rezim Komunis, 

dan 1.500.000 rakyat Afghanistan dibantai Najibullah (1978-1987).


Barangkali, jika waktu itu komunisme berhasil menguasai negeri ini, kita tak akan bisa membaca karya-karya sastra relijius milik Hamka, Taufiq Ismail, dan lain-lain. Karena, Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA) yg dikomandani oleh Pramoedya Ananta Toer, sempat menuding Hamka sebagai plagiator atas novelnya yg berjudul Tenggelamnya Kapal Van der Wijk. Tekanan politik terhadap karya-karya non-komunis dilakukan oleh LEKRA. Hujatan-hujatan terhadap sastrawan anti-LEKRA terus dilakukan. 

Penyair Chairil Anwar (pelopor angkatan 45) juga digugat dan dinilai sudah tidak punya arti apa-apa. Bahkan, buku-buku sastra karya sastrawan anti-LEKRA dibakar.


Ini hanya sebagian, Masih banyak sejarah kebiadaban PKI yang lain di berbagai daerah.

Bagaimanapun, kelompok Palu Arit ini telah dua kali melakukan kudeta dengan keji. Mereka menyembelih para santri, para Kyai, para agamawan, para penjaga NKRI yg menolak paham kiri.


Bagikan kabar ini agar generasi saat ini tau bahwa komunis memang bengis.


*(Dikutip dari: Ayat-ayat yang Disembelih, Sejarah Banjir darah para Kyai, Santri, dan penjaga NKRI oleh aksi-aksi PKI.* _Penerbit Cordoba, tahun 2015. Anab Afifi dan Thowaf Zuharon_

Tuesday, September 21, 2021

TAUBAT TERBAIK ANAK ABU JAHAL

 TAUBAT TERBAIK ANAK ABU JAHAL


Ikrimah bin Amr bin Hisyam ra adalah putra dari dedengkot Quraisy. Ayahnya lebih dikenal dengan nama Abu Jahal ketimbang namanya Amr bin Hisyam. 


Saat itu kekuatan Romawi yang jumlahnya mencapai setengah juta orang berhasil mengepung pasukan kaum muslimin dari berbagi arah dalam perang Yarmuk. 


Melihat kondisi genting yang sedang dihadapi pasukan kaum muslimin, Ikrimah bin Abi Jahal sebagai salah satu prajurit mengangkat pedangnya dan membuat keputusan yang sangat sulit bagi siapapun. Ya, beliau memutuskan untuk berjuang hingga mati menghadapi pasukan Romawi. 


Suaranya yang lantang menggelegar bagaikan petir memanggil pasukan muslimin, "Wahai kaum muslimin, siapakah diantara kalian yang siap sumpah setia untuk berperang hingga titik darah penghabisan?"


400 orang sukarelawan merapat mendekati Ikrimah. Merekalah yang dalam sejarah dikenal dengan "Pasukan Berani Mati"


Melihat kondisi seperti itu, Khalid bin Al-Walid sebagai panglima perang saat itu bergegas mendekati Ikrimah dan berusaha untuk mencegah agar tidak mengorbankan dirinya.


Ikrimah menatap tajam Khalid. Keningnya memancarkan sinar sambil berkata kepada Khalid,

"Biarkan aku mengambil keputusan ini wahai Khalid. Engkau telah lebih dahulu melakukan banyak kebaikan bersama Rasulullah. Sedangkan aku dan ayahku adalah orang yang paling keras menentang Rasulullah. Biarkan aku menebus kesalahan masa laluku. Dahulu aku memerangi Rasulullah dalam berbagai peperangan, apakah hari ini aku harus lari dari kepungan Romawi? Hal ini tdk boleh terjadi!"


Pasukan Romawi dikejutkan dengan pergerakan pasukan berani mati yang dipimpin Ikrimah yang bergerak maju bagaikan singa yang mengamuk menyerang mematahkan leher mereka.


Sukarelawan pasukan berani mati terus maju merangsek bergantian membuyarkan konsentrasi ribuan pasukan Kekaisaran Romawi yang mengepung pasukan muslimin. 


Ikrimah bin Abi Jahl yang memimpin pasukan berani mati terus maju hingga jantung kekuatan pasukan Romawi untuk mematahkan pengepungan. Tindakan patriot Ikrimah dan pasukan berani mati membuat pasukan Romawi ketar ketir. 


Komandan perang Romawi memerintahkan agar seluruh anak panah diarahkan kepada pasukan berani mati yang terus merangsek maju tanpa takut mati.


Kuda yang ditunggangi Ikrimah limbung terjatuh disebabkan banyaknya anak panah yang bersarang ditubuhnya. Ikrimah melompat dari punggung kudanya dan terus menerjang puluhan ribu pasukan Romawi dengan pedangnya. Kini anak-anak panah Romawi diarahkan ke jantung Ikrimah.


Pasukan berani mati yang telah bersumpah setia menyaksikan tindakan heroik Ikrimah langsung terpacu untuk menyusul komandannya demi meraih syahid di jalan Allah sebagaimana yang telah mereka ucapkan dalam janji setia.


Pasukan Romawi hampir tidak percaya dengan pemandangan yang ada dihadapan mereka. 400 orang pasukan berani mati kaum muslimin yang telah bersumpah setia terus maju menjemput kematian. Allah telah menjadikan hati pasukan Romawi gentar dan ketakutan.


Pasukan Romawi mundur kebelakang melarikan diri. Teriakan takbir yang digaungkan pasukan berani mati dipimpin Ikrimah telah membuat pasukan Romawi kocar kacir, sehingga pengepungan terhadap pasukan kaum muslimin dapat diakhiri. 


Khalid Bin Walid ra bergegas mencari sepupunya, Ikrimah bin Abi Jahal di tengah korban yang bergelimpangan. Tubuh Ikrimah didapati bersimbah darah tidak jauh dari Al Harits bin Hisyam dan Ayasy bin Abi Rabiah yang juga terluka parah.


Dalam rintihannya Al Harits bin Hisyam meminta seteguk air. Namun sebelum meminumnya, ia melihat Ikrimah bin Abi Jahal yang terbaring lemah tidak jauh darinya. Al Haris mengatakan kepada orang yang membawa air, "Berikan air itu kepada Ikrimah, karena ia lebih haus daripada aku."


Ketika pembawa air mendekati Ikrimah dan akan meneguknya, Ikrimah melihat Ayasy yang bersebelahan tidak jauh darinya. Ikrimah meminta kepada pembawa air agar memberikan air untuk Ayasy terlebih dahulu.


Namun Ayasy menolak untuk meminum air yang dibawakan kepadanya sambil mengatakan, "Aku tidak akan meminum air itu sampai saudaraku yang meminta pertama kali meminumnya."


Maka orang yang membawa air itupun akhirnya kembali ke tempat Al Harits bin Hisyam. Namun sayang, ia mendapati Al Harits telah menghembuskan nafas terakhirnya. Saat ia menengok Ikrimah, Ikrimah pun telah syahid. Air pun dibawa ke Ayasy, namun Ayasy sudah tidak bergerak.


Kisah persaudaraan sampai mati ternyata bukan omong kosong. Para sahabat Rasulullah saw telah melakukannya sebagai contoh abadi sepanjang masa. Mereka masuk Islam bersama, memperbaiki diri bersama, berdakwah bersama, berjihad bersama, dan akhirnya bersaudara bersama sampai mati. 


"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah (bahwa mereka itu) mati, karena (sebenarnya) mereka itu hidup tetapi engkau tidak menyadarinya” (Qs. Al Baqarah : 154).


Sumber : 

Al Bidayah wan Nihayah Ibnu Katsir

Tarikh At Thabari

Siyar A'lam An Nubala Adz Dzahabi

JIKA KHALIFAH MU'TASIM ADA DI MERAUKE

 

*JIKA KHALIFAH MU'TASIM ADA DI MERAUKE*


Oleh Muhamad Ali Moeslim


*PELECEHAN,* pemerkosaan sampai kepada pembunuhan wanita muslimah dalam sebuah penyerangan ke suatu tempat kaum muslimin adalah khabar yang dianggap biasa bagi kita saat ini. 


Celakanya, kita tidak bisa berbuat apa apa atau para pemimpin di negeri negeri muslim yang tentunya punya tentara dan senjatapun sama hanya mengecam dan menyayangkan kenapa terjadi, lalu beralasan itukan negara lain! jauh dari negeri kita! jangan mencampuri urusan dalam negeri orang lain! Dan beribu alasan menutupi *"ketidak-berdayaan".*


Sekarang kejadian itu terjadi di teras rumah kita, di sebuah provinsi paling timur di negeri kita, tepatnya di Papua.


Dalam sebuah berita bahwa *Ratusan Nakes turun ke jalan meminta jaminan keamanan* menyusul peristiwa pelecehan nakes wanita dan dokter oleh KKB di Papua. Dalam berita bahwa 2 dari 3 Nakes di Papua yang Hilang Berhasil ditemukan, penemuan 2 dari 3 tenaga medis terjadi pada Rabu (15/9) lalu. Sayangnya, satu nakes bernama Gabriela Mai Lani ditemukan meninggal dunia di sebuah jurang.


*"Gabriela Meilan (22)* ditemukan dalam kondisi meninggal. Sementara rekannya ditemukan selamat dengan luka tusuk dan memar di sekujur tubuhnya," ujar Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Cahyo Sukarnita kepada wartawan. Diceritakan bahwa ketiga suster ini ditelanjangi dengan cara merobek pakaiannya dengan parang. Setelah ditelanjangi, kemudian dianiaya secara tidak manusiawi. Paha mereka ditikam, muka ditonjok, dan pelecehan seksual hingga pingsan. Akhirnya ditinggalkan, karena mungkin dikira sudah mati, sehingga didorong lagi ke dalam jurang yang lebih dalam sekitar 300 meter," lanjutnya.


Bandingkan dengan kejadian pelecehan seorang wanita muslimah oleh seorang tentara *Romawi* yang terjadi saat kekhilafahan Abbasiyah. 


Diceritakan dalam kitab *al-Kamil fi al-Tarikh karya Ibn Al-Athir,* bahwa peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada tahun 223 Hijriyyah (837 Masehi), dalam judul *Penaklukan kota Ammuriah.*


Pada tahun 837, Khalifah al-Mu’tasim Billah menyahut seruan seorang budak muslimah dari Bani Hasyim yang sedang berbelanja di pasar yang meminta pertolongan karena diganggu dan dilecehkan oleh orang Romawi. Kainnya dikaitkan ke paku sehingga ketika berdiri, terlihatlah sebagian auratnya.


Wanita itu lalu berteriak memanggil nama Khalifah Al-Mu’tashim Billah dengan lafadz yang legendaris: *“waa Mu’tashimaah!”* yang juga berarti *“di mana kau Mutashim…tolonglah aku!”*


Setelah mendapat laporan mengenai pelecehan ini, di istananya beliau bersumpah bahwa *"Demi Allah "aku tidak akan " menyentuhmu" Wahai isteriku sampai aku memenuhi seruan wanita itu"*, sang Khalifah pun menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu kota *Ammuriah (Turki)*.


Menurut riwayat bahwa ribuan tentara muslim telah digerakkan,  panjangnya barisan tentara yang akan membela *seorang wanita muslimah* yang dilecehkan itu, tidak putus dari gerbang istana khalifah di kota Baghdad hingga kota Ammuriah (Turki), karena besarnya pasukan.


*Kota Ammuriah* dikepung oleh tentara Muslim selama kurang lebih lima bulan hingga akhirnya takluk di tangan *Khalifah al-Mu’tasim* pada tanggal 13 Agustus 833 Masehi.


Sebanyak 30.000 prajurit Romawi *terbunuh* dan 30.000 lainnya ditawan. Pembelaan kepada muslimah ini sekaligus dimaksudkan oleh khalifah sebagai pembebasan *Ammuriah dari jajahan Romawi.*


Setelah menduduki kota tersebut, khalifah memanggil sang pelapor untuk ditunjukkan di mana rumah wanita tersebut, saat berjumpa dengannya ia mengucapkan *“Wahai saudariku, apakah aku telah memenuhi seruanmu atasku?”.*


Allah SWT menyerukan perlindungan terhadap kehormatan wanita dan nyawanya, bahkan kalimat terakhir saat Rasulullah wafat beliau menyampaikan untuk melindungi wanita. Islam melindungi dan menjaga kehormatan dan derajat wanita dengan syariatnya. "Pemilik shalahiyah/kewenangan seperti orang tua, suami atau kakak laki laki bertanggungjawab.


 *Maqahidusyar'i* (hikmah diturunkan syariat) di antaranya adalah penjaga kehormatan wanita, derajat dan nyawanya, perlindungan terhadap wanita akan benar benar terwujud jika syariat Islam diterapkan secara kaffah. 


Wallahu a'lam bishawab

Bandung, 20 September 2021/13 shafar 1443

Friday, September 17, 2021

Jadilah Pengacara Bagi Diri Sendiri dan Keluarga Anda

 *KENA KASUS HUKUM???*


Jadilah Pengacara Bagi Diri Sendiri dan Keluarga Anda.. ✍️✍️✍️


Adakah keluarga, teman, atau simpatisan Anda yang bermasalah hukum di Kepolisian, Kejaksaan, KPK, dll? 


Jika Anda *TIDAK MAMPU* menyewa Jasa Pengacara, Anda pun bisa membela hak-hak mereka.. 


*Mari melek hukum... ✍️✍️🙏🇲🇨*


Kuncinya, Anda harus MEMAHAMI BETUL beberapa ilmu hukum ini, antara lain :


1) Mengerti Hukum Acara Pidana --> https://youtu.be/zcCtA7GgNY8


2) 37 Hak Terdakwa --> https://youtu.be/rK6iUv2cMas


3) 9 Hak Terpidana --> https://youtu.be/6QIYuezRnkc


4) Asas Hukum Acara Pidana --> https://youtu.be/ckqzPbbun68


5) Upaya-upaya Hukum --> https://youtu.be/AXCYD_2QlOw


6) Asas Praduga Tidak Bersalah --> https://youtu.be/tSBTmdozEog


7) Kewajiban Hakim Dalam Memeriksa dan Mengadili --> https://youtu.be/FLW9AjMvPpo


8) Tindak Pidana Ringan --> https://youtu.be/uLCW43WTcDk


9)Kode Etik dan Pedoman Hakim --> https://youtu.be/GnDoiJcWLOU


10) Penangkapan --> https://youtu.be/RHqnu1-hQss


11) Tertangkap Tangan--> https://youtu.be/TbiJV8hbAFA


12) Pengaduan Pidana --> https://youtu.be/QA8SsWiBu3g


13) 27 Hak Tersangka --> https://youtu.be/zSTmQUSr-Qo


14) Peran Advokat --> https://youtu.be/wZrdqMMTl5s


15) Praduga Tidak Bersalah --> https://youtu.be/tSBTmdozEog


16) Laporan Pidana --> https://youtu.be/T5ABctlTcdo


17) PENYELIDIK --> https://youtu.be/Ge_bp8D1_OQ


18) PENYIDIK --> https://youtu.be/TjlNbPMdjd8


19) JAKSA & PENUNTUT UMUM --> https://youtu.be/-V2SRg981_k


20) Pelanggaran Perkara Lalu Lintas --> https://youtu.be/4Jf7YGxH68o


Jangan lupa selalu belajar Hukum *GRATIS* dengan *LIKE dan SUBSCRIBE* channel Penegak Hukum/Pengacara : *Captain Indonesia Oktoberiandi, SH*


*🇲🇨SALAM INDONESIA JAYA!🇲🇨*

Wednesday, September 15, 2021

KENAPA HARUS KHILAFAH



1. Karena Khilafah ajaran Islam. Bukan tradisi Arab atau ajaran dari luar Islam 


فكان مما سألني عنه الخلافة هل لها أصل في الشرع ووردت بها الأحاديث أو هي أمر عرفي اصطلح عليه الناس؟ فقلت: سبحان الله ومثل هذا يجهل حتى يسئل عنه. الخلافة ركن عظيم من أركان الإسلام أكدها الشرع ووردت بها الأحاديث والأخبار.

"Dan di antara yang ditanyakan kepadaku adalah soal khilafah, apakah ia memiliki dasar di dalam syariat Islam dan dimuat di hadits-hadits Nabi, ataukah ia sekedar tradisi yang dibuat oleh orang-orang? 

Maka aku jawab: Subhanallah, hal begini saja tidak tahu sampai ditanyakan!? Khilafah adalah sebuah ajaran pokok yang agung di antara ajaran-ajaran pokok di dalam Islam, yang telah ditegaskan oleh syara' dan dimuat oleh banyak hadits dan khabar." As-Suyuthi Asy-Syafi'i, Al-Inâfah fî Ratbatil Khilâfah


2. Karena merupakan ajaran Islam yang hukumnya wajib. Bukan ajaran yang sunnah atau sekedar perkara mubah.


{ ﻓﺮﺽ ﻋﻠﻰ اﻟﻨﺎﺱ ﺇﻣﺎﻡ ﻳﻨﺼﺐ # وما على الإله شيء يجب }

"Mengangkat seorang Imam/Khalifah itu hukumnya wajib atas kaum muslim, dan Allah itu tidak dibebani suatu kewajiban apapun." Ibn Raslan Asy-Syafi'i, Shafwah Az-Zubad


3. Karena wajibnya wajib syar'ie, yang apabila ditinggalkan akan berdampak dosa di akhirat. Bukan sebatas wajib 'aqli yang hanya berdampak malu di dunia


ﻭﺃﺟﻤﻌﻮا ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻧﺼﺐ ﺧﻠﻴﻔﺔ ﻭﻭﺟﻮﺑﻪ ﺑﺎﻟﺸﺮﻉ ﻻ ﺑﺎﻟﻌﻘﻞ

"Mereka (umat Islam) juga telah ber-konsensus (ijmak) bahwa kaum muslim itu wajib mengangkat seorang khalifah, dan kewajiban tersebut berdasarkan syara' bukan berdasarkan akal." An-Nawawi Asy-Syafi'i, Syarah Shahih Muslim


4. Karena wajib syar'ie nya bersifat kifa'ie (fardhu kifayah/kewajiban kolektif). Bila ditinggalkan dosanya ditanggung oleh seluruh umat Islam; bukan wajib 'ain yang apabila ditinggalkan dosanya hanya ditanggung oleh orang tertentu yang meninggalkannya saja.


اﻹﻣﺎﻣﺔ ﻓﺮﺽ ﻋﻠﻰ اﻟﻜﻔﺎﻳﺔ

"Imamah/khilafah itu hukumnya Fardhu Kifayah" Asy-Syirazi Asy-Syafi'i, At-Tanbih fi al-Fiqh asy-Syafi'i


5. Karena merupakan kewajiban kifa'i yang disepakati oleh seluruh umat Islam (muttafaq 'alayh). Bukan kewajiban yang diperselisihkan (mukhtalaf fiyhi) masyru'iyyahnya.


أجمعت الأمة قاطبة إلا من لا يعتد بخلافه على وجوب نصب الأمام على الإطلاق

Umat Islam seluruhnya telah bersepakat (ijma') -kecuali mereka yang tidak diperhitungkan pendapatnya- atas wajibnya mengangkat seorang imam/khalifah secara mutlak." Al-Qal'i Asy-Syafi'i, Tahdzib Ar-Riyasah wa Tartib As-Siyasah 


6. Karena merupakan kewajiban yang disepakati yang dalilnya qath'ie. Yaitu ijmak sahabat yang sampai secara mutawatir. Bukan kewajiban yang dalilnya bersifat zhanni semata.


ﻗﺎﻝ ﺃﻫﻞ اﻟﺤﻖ اﻟﺪﻟﻴﻞ الحق اﻟﻘﺎﻃﻊ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻮﺏ ﻗﻴﺎﻡ اﻹﻣﺎﻡ واتباعه ﺷﺮﻋﺎ ﻣﺎ ﺛﺒﺖ ﺑﺎﻟﺘﻮاﺗﺮ ﻣﻦ ﺇﺟﻤﺎﻉ اﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻓﻰ اﻟﺼﺪﺭ اﻷﻭﻝ ﺑﻌﺪ ﻭﻓﺎﺓ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻋﻠﻰ اﻣﺘﻨﺎﻉ ﺧﻠﻮ اﻟﻮﻗﺖ ﻋﻦ ﺧﻠﻴﻔﺔ ﻭﺇﻣﺎﻡ

"Ahlul haq (Ahlussunnah wal Jama'ah) berpendapat: dalil yang haq serta kebenarannya pasti (qath'i) tentang wajib syar'i nya mewujudkan serta menaati seorang imam/khalifah adalah riwayat mutawatir tentang terjadinya ijmak (konsensus) kaum muslim di periode awal pasca wafatnya Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- untuk tidak membiarkan terjadi masa kekosongan dari seorang imam/khalifah." Al-Amidi Asy-Syafi'i, Ghayah Al-Maram fi 'Ilm Al-Kalam


7. Karena merupakan kewajiban yang mendesak dan prioritas. Sebab ia terkait dengan banyak kewajiban dan besarnya madharat akibat ketiadaannya.


ﻓﻜﺎﻥ ﻭﺟﻮﺏ ﻧﺼﺐ اﻹﻣﺎﻡ ﻣﻦ ﺿﺮﻭﺭﻳﺎﺕ اﻟﺸﺮﻉ اﻟﺬﻱ ﻻ ﺳﺒﻴﻞ ﺇﻟﻰ ﺗﺮﻛﻪ

"...., maka kewajiban mengangkat seorang imam/khalifah ini termasuk perkara syara' yang sangat penting (dharûriyât asy-syar') yang tidak boleh ditinggalkan sama sekali." Al-Ghazali Asy-Syafi'i, Al-Iqtishad fi Al-I'tiqad


ﺣﺘﻰ ﺟﻌﻠﻮﻩ ﺃﻫﻢ اﻟﻮاﺟﺒﺎﺕ ﻭﻗﺪﻣﻮﻩ ﻋﻠﻰ ﺩﻓﻨﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ.   

Sampai-sampai mereka (para sahabat) menganggapnya sebagai kewajiban yang paling prioritas, dan mendahulukannya daripada memakamkan Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam." Syamsuddin Ar-Ramli, Ghâyah Al-Bayân Syarh Zubad Ibn Raslân. Juga Abu Al-Fadhal As-Sinori, Ad-Durr Al-Farîd.


8. Karena termasuk kewajiban yang sedang tidak terlaksana. Bukan kewajiban kifa'ie yang sudah sedang terlaksana oleh sebagian muslim yang melaksanakannya.


الواجب ما يثاب على فعله ويعاقب على تركه

Wajib adalah Perkara yang apabila dilakukan mendatangkan pahala, dan apabila ditinggalkan mengakibatkan siksa.


9. Karena tidak terlaksana nya sudah sejak lama (mencapai 100 tahun lamanya dalam hitungan hijriyah). Bukan hanya ditinggalkan sesaat dan segera bertaubat


قال يحيى بن معاذ: من أعظم الاغترار عندي -ذكر منها- التمادي في الذنوب على رجاء العفو من غير ندامة، ...

Yahya bin Mu'adz: "Tertipu yang paling besar menurutku adalah -diantaranya- ketika seseorang terus berlarut-larut dalam dosa dengan mengharap ampunan sedangkan dia tidak menyesal/bertaubat." Al-Ghazali Asy-Syafi'i, Ihya' Ulum Ad-Din 


والتمادي على الفسق فسق

Berlarut-larut dalam kefasikan itu merupakan kefasikan itu sendiri (menambah kefasikan akibat meninggalkan kewajiban yang besar). Ibnu Hajar al Haitami, Az Zawajir 'an Iqtirafil Kaba`ir


10. Karena menerapkan sistem selain khilafah (berhukum dengan selain hukum Allah atau menjadikan selain syariat Islam sebagai standar membuat hukum), adalah haram.


ﺃﻥ ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺤﻜﻢ ﺑﻤﺎ ﺃﻧﺰﻝ اﻟﻠﻪ ﺟﺎﺣﺪا ﺑﻪ , ﻓﻬﻮ ﻛﺎﻓﺮ , ﻭﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺤﻜﻢ ﻣﻘﺮا ﺑﻪ ﻓﻬﻮ ﻇﺎﻟﻢ ﻓﺎﺳﻖ , ﻭﻫﺬا ﻗﻮﻝ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ

"Bahwa barangsiapa tidak berhukum dengan hukum Allah sembari mengingkarinya maka dia kafir, sedangkan barangsiapa tidak berhukum dengannya sembari masih mengakuinya (mengakui wajibnya berhukum dengan hukum Allah) maka dia fasik lagi zhalim. Ini tafsiran Ibnu Abbas." Al-Mawardi, An-Nukat wal 'Uyûn (Tafsir Al-Mawardi) 


{أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ} [المائدة : 50]

Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (QS. Al Ma'idah: 50)


Dosa semakin bertambah, karena disamping tidak menerapkan yang wajib juga menerapkan yang justru haram untuk diterapkan.


11. Dan karena khilafah sudah dijanjikan kedatangannya. Artinya perjuangan menegakkannya memiliki masa depan yang pasti, karena Nabi adalah pribadi yang ash-shadiqul wa'dil amin, dan Allah itu laa yukhliful mi'ad.


ثم تكون خلافة على منهاج النبوة

"Kemudian akan berlangsung kekhilafahan di atas metode kenabian". HR. Ahmad - shahih


Jadi kenapa harus khilafah? 

Yaitu karena Khilafah adalah ajaran Islam yang hukumnya wajib, yang wajibnya wajib syar'ie dan bersifat kifa'ie (fardhu kifayah), yang disepakati oleh seluruh umat Islam (muttafaq 'alayh) dan dalilnya qath'ie, yang bersifat mendesak dan prioritas (min dharuriyatisy syar'ie/ahammul wâjibât), yang sudah dan sedang tidak terlaksana sejak lama (hingga 100 tahun lamanya)! Selain juga dijanjikan akan kemunculannya di akhir masa.

Semoga kita termasuk yang sedang dan terus berusaha memperjuangkannya.. aamiin. [Azizi Fathoni]


#KhilafahAjaranIslam

#100TahunTanpaKhilafah


Kembali:

https://m.facebook.com/groups/672946576632664/permalink/810013699592617/