Tuesday, September 21, 2021

JIKA KHALIFAH MU'TASIM ADA DI MERAUKE

 

*JIKA KHALIFAH MU'TASIM ADA DI MERAUKE*


Oleh Muhamad Ali Moeslim


*PELECEHAN,* pemerkosaan sampai kepada pembunuhan wanita muslimah dalam sebuah penyerangan ke suatu tempat kaum muslimin adalah khabar yang dianggap biasa bagi kita saat ini. 


Celakanya, kita tidak bisa berbuat apa apa atau para pemimpin di negeri negeri muslim yang tentunya punya tentara dan senjatapun sama hanya mengecam dan menyayangkan kenapa terjadi, lalu beralasan itukan negara lain! jauh dari negeri kita! jangan mencampuri urusan dalam negeri orang lain! Dan beribu alasan menutupi *"ketidak-berdayaan".*


Sekarang kejadian itu terjadi di teras rumah kita, di sebuah provinsi paling timur di negeri kita, tepatnya di Papua.


Dalam sebuah berita bahwa *Ratusan Nakes turun ke jalan meminta jaminan keamanan* menyusul peristiwa pelecehan nakes wanita dan dokter oleh KKB di Papua. Dalam berita bahwa 2 dari 3 Nakes di Papua yang Hilang Berhasil ditemukan, penemuan 2 dari 3 tenaga medis terjadi pada Rabu (15/9) lalu. Sayangnya, satu nakes bernama Gabriela Mai Lani ditemukan meninggal dunia di sebuah jurang.


*"Gabriela Meilan (22)* ditemukan dalam kondisi meninggal. Sementara rekannya ditemukan selamat dengan luka tusuk dan memar di sekujur tubuhnya," ujar Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Cahyo Sukarnita kepada wartawan. Diceritakan bahwa ketiga suster ini ditelanjangi dengan cara merobek pakaiannya dengan parang. Setelah ditelanjangi, kemudian dianiaya secara tidak manusiawi. Paha mereka ditikam, muka ditonjok, dan pelecehan seksual hingga pingsan. Akhirnya ditinggalkan, karena mungkin dikira sudah mati, sehingga didorong lagi ke dalam jurang yang lebih dalam sekitar 300 meter," lanjutnya.


Bandingkan dengan kejadian pelecehan seorang wanita muslimah oleh seorang tentara *Romawi* yang terjadi saat kekhilafahan Abbasiyah. 


Diceritakan dalam kitab *al-Kamil fi al-Tarikh karya Ibn Al-Athir,* bahwa peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada tahun 223 Hijriyyah (837 Masehi), dalam judul *Penaklukan kota Ammuriah.*


Pada tahun 837, Khalifah al-Mu’tasim Billah menyahut seruan seorang budak muslimah dari Bani Hasyim yang sedang berbelanja di pasar yang meminta pertolongan karena diganggu dan dilecehkan oleh orang Romawi. Kainnya dikaitkan ke paku sehingga ketika berdiri, terlihatlah sebagian auratnya.


Wanita itu lalu berteriak memanggil nama Khalifah Al-Mu’tashim Billah dengan lafadz yang legendaris: *“waa Mu’tashimaah!”* yang juga berarti *“di mana kau Mutashim…tolonglah aku!”*


Setelah mendapat laporan mengenai pelecehan ini, di istananya beliau bersumpah bahwa *"Demi Allah "aku tidak akan " menyentuhmu" Wahai isteriku sampai aku memenuhi seruan wanita itu"*, sang Khalifah pun menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu kota *Ammuriah (Turki)*.


Menurut riwayat bahwa ribuan tentara muslim telah digerakkan,  panjangnya barisan tentara yang akan membela *seorang wanita muslimah* yang dilecehkan itu, tidak putus dari gerbang istana khalifah di kota Baghdad hingga kota Ammuriah (Turki), karena besarnya pasukan.


*Kota Ammuriah* dikepung oleh tentara Muslim selama kurang lebih lima bulan hingga akhirnya takluk di tangan *Khalifah al-Mu’tasim* pada tanggal 13 Agustus 833 Masehi.


Sebanyak 30.000 prajurit Romawi *terbunuh* dan 30.000 lainnya ditawan. Pembelaan kepada muslimah ini sekaligus dimaksudkan oleh khalifah sebagai pembebasan *Ammuriah dari jajahan Romawi.*


Setelah menduduki kota tersebut, khalifah memanggil sang pelapor untuk ditunjukkan di mana rumah wanita tersebut, saat berjumpa dengannya ia mengucapkan *“Wahai saudariku, apakah aku telah memenuhi seruanmu atasku?”.*


Allah SWT menyerukan perlindungan terhadap kehormatan wanita dan nyawanya, bahkan kalimat terakhir saat Rasulullah wafat beliau menyampaikan untuk melindungi wanita. Islam melindungi dan menjaga kehormatan dan derajat wanita dengan syariatnya. "Pemilik shalahiyah/kewenangan seperti orang tua, suami atau kakak laki laki bertanggungjawab.


 *Maqahidusyar'i* (hikmah diturunkan syariat) di antaranya adalah penjaga kehormatan wanita, derajat dan nyawanya, perlindungan terhadap wanita akan benar benar terwujud jika syariat Islam diterapkan secara kaffah. 


Wallahu a'lam bishawab

Bandung, 20 September 2021/13 shafar 1443

No comments: