Thursday, June 16, 2011

Konferensi Rajab

15 Ribu Orang Gelorakan Konferensi Rajab Kendari

HTI Press. 12 Juni 2011 umat muslim se-Sulawesi Tenggara mencatat sejarah perjuangan kaum muslimin dalam mengembalikan kehidupan Islam pada perhelatan akbar Konferensi Rajab (KR) 1432 H. Bertempat di arena utama ex-MTQ Nasional Kendari KR ini dihadiri oleh lebih dari 15.000 orang peserta yang terdiri dari semua elemen masyarakat, diantaranya ulama, muballigh dan muballighoh, tokoh masyarakat, Badan Koordinasi Majelis Ta’lim Sulawesi Tenggara, enterpreneur, mahasiswa, pelajar, anak-anak dan balita yang datang dari seluruh jazirah Sulawesi Tenggara. Tak pelak kursi-kursi yang telah disiapkan panitia penuh bahkan ada peserta yang rela duduk lesehan di selasar hanya demi menyaksikan kedahsyatan acara KR ini.

Pukul 07.00 WITA peserta sudah mulai berdatangan, dari dalam maupun luar kota kendari. Kabupaten Konawe misalnya, rombongan peserta datang ke lokasi KR dengan arak-arakan motor yang kemudian disusul oleh arak-arakan puluhan mobil dan bus. Begitu pula dengan ratusan rombongan peserta dari Kabupaten Kolaka, Kolaka Utara, dan Kolaka Timur, mereka datang pada hari sabtu, 11 Juni 2011 pukul 21.30 WITA dengan arak-arakan bus dan puluhan mobil. Sedangkan rombongan dari Kabupaten Muna dan Kabupaten Buton datang dengan kapal super jet pada hari sabtu siang. Ada pula rombongan dari Kabupaten Konawe Selatan, Konawe Utara, Bombana, Konda, Wakatobi, dan daerah-daerah lainnya yang ada di Sulawesi Tenggara. Ini membuktikan bahwa jarak yang jauh tidak menyurutkan semangat kaum muslimin di daerah kabupaten untuk ikut mengambil bagian sebagai saksi sejarah perhelatan akbar terbesar pertama kaum muslimin di Sulawesi Tenggara.


Peserta yang datang langsung melakukan registrasi setelah sebelumnya mereka di periksa oleh tim keamanan dengan body detector. Peserta yang kedapatan membawa benda tajam seperti gunting, dll untuk sementara di titipkan kepada panitia. Dan peserta yang tidak memiliki tiket, tidak diperkenankan masuk ke area KR.


Pukul 08.00 acara dimulai dengan diawali parade beduk. Aksi penabuh beduk ini sontak membangkitkan semangat para peserta yang sudah tidak sabar untuk menyaksikan segmen demi segmen acara konferensi rojab yang luar biasa ini.


Selanjutnya Duet Host Samsul Alam dan Eko Irwanto menyapa peserta KR dengan sambutan salam yang hangat, menghangatkan pagi yang dingin nan mendung yang meliputi arena ex-MTQ Nasional Kendari dan kemudian di balas dengan riuh oleh seluruh peserta KR. Arena utama ex-MTQ telah di design untuk menempatkan podium di panggung utama arena ex-MTQ. Kemudian posisi peserta akhwat berada di sayap kanan sedangkan peserta ikhwan di sayap kiri. Peserta VIP berada di alun-alun utama tepat di belakang podium, VVIP berada di lantai dua alun-alun kedua dan peserta regular berada ditengah-tengah lapangan yang mengantarai panggung utama dengan peserta VVIP. Dan peserta regular duduk tanpa tenda. Namun sungguh sangat luar biasa pertolongan ALLAH SWT, cuaca pada hari itu begitu teduh sehingga peserta tidak merasakan panasnya terik matahari seperti pada hari-hari sebelumnya.

Acara selanjutnya adalah persembahan lagu nasyid, lagu yang dibawakan berjudul Sambutlah Khilafah


Kemudian acara dilanjutkan dengan opening speech oleh Ust. Rois Ahmad, S.Pd selaku DPD I HTI SULTRA, kemudian dilanjutkan dengan orasi dari para pembicara, diantaranya Ust. Yuslan Abu Fikri,SE sebagai pembicara I, kemudian dilanjutkan dengan Pembicara II oleh Ust. Fitriaman, SE. M.SA. Pembicara III oleh, Ust. Amrul Hasan, ST, IAI,dan Ust. Muh. Aras, SE. Pembicara IV olehUst. Muslim,SE dan Ust,Wildan Abduh,A.Md. Pembicara V oleh Ust. Achamad Junaedi ath athayyibi selaku DPP HTI. Dan Pembicara terakhir oleh ust.Abu Zaid selaku DPP HTI

Berikutnya adalah penampilan teaterikal pertama. Puluhan pemain teaterikal melakukan aksi peruntuhan r

eplika bangunan kapitalisme, sekularisme dan liberalisme. Replika bangunan tersebut disusun dari kardus bekas hingga mencapai 2,5 meter. Kemudian para pemain yang merupakan para pejuang-pejuang islam datang dengan membawa tongkat kayu setinggi 2 meter kemudian mengelilingi replika bangunan tersebut. Lalu seorang pemimpin teaterikal memberikan komando untuk mehantamkan kayu tersebut pada replika bangunan kapitalisme hingga bangunan tersebut runtuh berserakan dan yang tersisa hanyalah sampah (kardus). Aksi teaterikal ini menggambarkan bahwa bangunan (system) kapitalis yang diterapkan saat ini tidak lama lagi akan menghadapi keruntuhannya dan hanya akan menjadi sejarah sampah. Sepanjang aksi teaterikal, belasan ribu peserta KR menyaksikan dengan antusias dan tak henti-hentinya meneriakkan takbir serta mengibarkan bendera Al-Liwa dan Ar-Roya’.


Acara ini semakin diperkuat dengan adanya testimoni tokoh sulawesi tenggara , yakni Prof. dr.Ir. La Rianda, M.Si ( Direktur Pasca Sarjana Universitas Haluoleo), Andi Hatta M Patturusi( Tokoh senior Pers Sultra), Drs. Muh. Nur Ahmad( Tokoh Mubaligh Sultra), La Ashar (anggota Majelis permusyawaratan mahasiswa Universitas Haluoleo/tokoh mahasiswa)


Untuk membangkitkan gelora semangat 15.000 peserta KR, panitia kembali menyuguhkan aksi teaterikal. Teaterikal kedua ini dilakukan dengan melakukan aksi penegakan bangunan khilafah. Replika bangunan khilafah dibentuk menyerupai sebuah bangunan berkubah yang terdiri dari 4 tiang penyanggah dan dilingkupi oleh kain berwarna emas. Sebagian dari para pemain teater kemudian mengelilingi bangunan tersebut, sebagian lainnya masuk ke dalam. Dan dari balik kain tersebut mereka beraksi mendirikan bangunan tersebut dari tanah hingga ke puncak dengan cepat. Aksi ini menggambarkan bahwa bangunan khilafah didirikan secara utuh, bukan parsial demi parsial. Dan ketika bangunan tersebut telah berdiri kokoh maka tampaklah kemegahannya dan tentunya akan kembali menjadi peradaban emas dari semua peradaban yang pernah ada.[]


Konferensi Rajab Beber Kekuatan Tentara Adidaya

Lebih dari 3.000 umat Islam menghadiri Konferensi Rajab 1432 Hijriah yang berlangsung di GOR Sumpah Pemuda, Wayhalim, Bandarlampung, kemarin (12/6). Orasi pembicara dan testimoni ulama yang disertai tarian saman dan nasyid menggambarkan semangat kemenangan Islam.


Pekik takbir dan seruan khilafah berkali-kali diteriakkan oleh para peserta disertai kibaran panji-panji dan bendera.


Ketua DPD I Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Lampung Ust. Abu Muhammad dalam pidato sambutannya menyampaikan, sebelum diruntuhkannya khilafah oleh imperialis Inggris pada 28 Rajab 1342 atau 3 Maret 1924, umat Islam pernah berjaya dan memimpin peradaban dunia.

Mengutip Will Durant dari bukunya The Story of Civilization, Ust. Abu mengingatkan bahwa pada masa khilafah dulu, para khalifah telah memberikan keamanan hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan manusia.


Sistem khilafah mampu menjamin masyarakatnya hidup sejahtera. Sementara, kehidupan umat Islam saat ini melarat dan tercabik-cabik dalam 57 negara.

Orator kedua adalah Warji, S.T.P., M.Si. yang berbicara tentang solusi untuk mengentaskan problematika yang dihadapi umat. Di mana, kata dia, umat Islam merupakan khayru ummah, seperti yang disebutkan Allah dalam Surat Ali Imran ayat 110. ’’Umat Islam di mana saja mereka berada semestinya menjadi panutan,’’ tandasnya.


Namun saat ini justru umat Islam menjadi pesakitan, menderita, terhina, dan teraniaya. Pangkal keterpurukan umat Islam itu disebabkan tiadanya khilafah sebagai institusi politik Islam yang menaungi umat dan melindungi dari rongrongan para penjajah.

Sehingga jawaban atas keterpurukan umat Islam adalah dengan menegakkan kembali sistem khilafah. ’’’Sudah saatnya kita saling menyatukan sumber daya yang kita miliki untuk menegakkan khilafah Islam,’’ pungkasnya.

Memasuki orasi selanjutnya, para hadirin diajak untuk menyimak gambaran khilafah yang menyejahterakan. Abu Miqdad dari DPP HTI dengan retoris menanyakan kepada umat yang hadir. ’’Apakah para hadirin menginginkan akidah, keselamatan, para muslimah, dan generasi muda terlindungi? Kepada siapa berharap semua itu terwujud kecuali pada khilafah,’’ ujarnya lantang.

Menurut Abu Miqdad, dengan ditegakkannya khilafah, maka umat akan terlindungi kesucian agamanya, terlindungi keselamatan dirinya, terlindungi akalnya, terlindungi kehormatannya, dan terlindungi hak miliknya. Pada masa lalu, kehidupan umat dalam sistem khilafah sangat sejahtera. Beliau mencontohkan, gaji guru sebesar 15 dinar atau setara Rp25 juta.


Sementara, Humas HTI Lampung Ust. Akhiril Fajri tampil sebagai orator keempat. Dia menyampaikan orasi tentang potensi khilafah sebagai negara adidaya masa depan.


Dijelaskannya, meski dunia saat ini berada dalam dominasi kapitalisme global yang menjadi penyebab kesengsaraan umat manusia, sesungguhnya ideologi ini dan negara-negara Barat yang menjadi pengusungnya sedang menghadapi krisis internal dan mendorongnya ke dalam jurang kehancuran.

’’Dibiarkan saja kapitalisme pasti akan runtuh, apalagi jika umat bersatu menumbangkannya dengan menegakkan sistem khilafah,’’ seru Akhiril Fajri.

Menurutnya, potensi umat Islam sangat besar untuk bangkit jika mengadopsi ideologi Islam dan mewujudkannya dalam sistem khilafah. Dari sisi demografi, jumlah umat terus tumbuh dan berkembang jauh meninggalkan pertumbuhan penduduk di Barat.


Bahkan ada 20 negara barat yang pertumbuhannya nol dan negatif. Kini jumlah umat telah mencapai angka 1,57 miliar jiwa atau hampir seperempat penduduk dunia.

Dari sisi ekonomi dan sumber daya alam, negeri-negeri Islam menguasai cadangan energi dunia dan bahan mentah. Cadangan minyak bumi di negeri-negeri Islam mencapai 72 persen cadangan dunia. Sedangkan cadangan gas 61,45 persen cadangan dunia.


Jika tentara yang ada di negeri-negeri Islam digabungkan, jumlahnya mencapai 27 persen dari seluruh tentara yang ada di seluruh dunia. Sementara tentara Amerika hanya 7,1 persen. Begitu pula jika digabungkan tentara dari Brazil, Rusia, India, dan Tiongkok, jumlahnya 24 persen masih di bawah jumlah tentara negeri-negeri Islam. ’’Dengan potensi yang besar ini, masa depan dunia milik umat Islam,’’ kata Akhiril.

Anggota DPD I HTI Lampung Ust. M. Ahkam berbicara mengenai janji Allah akan tegaknya khilafah. ’’Di antara janji Allah Swt yang diberikan kepada umat Islam adalah istikhlaf fi al-ardh. Yang bermakna menjadi penguasa atau pengatur urusan manusia (khalifah atau imam) di seluruh dunia,’’ ujarnya merujuk Alquran Surat An-Nur 55.


Menurut Ahkam, banyak sekali hadis sahih yang menyampaikan kabar gembira (bisharah) kepada kaum muslim tentang kekuasaan Islam yang mencakup seluruh muka bumi. Semua itu menunjukkan bahwa khilafah Islam merupakan janji Allah yang paling agung bagi kaum mukmin. Pasalnya, dengan tegaknya kekuasaan Islam ini (khilafah Islam), agama Allah Swt bisa ditegakkan secara sempurna, dan keamanan kaum muslim bisa diwujudkan secara nyata.

Sebagai orasi penutup, Amirudin Abu Fikri yang juga dari DPP HTI menyampaikan seruan hangat Hizbut Tahrir kepada umat. Dia menyampaikan, sesungguhnya tegaknya khilafah Islam merupakan kewajiban syariah atas seluruh kaum muslim. Kewajiban ini bersifat mengikat; tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali melaksanakannya.


Ia berharap konferensi yang mengangkat tema Hidup Sejahtera dalam Naungan Khilafah menjadi pendorong umat untuk merekonstruksi masa depan peradaban Islam dalam sistem khilafah. Konferensi ini diadakan untuk mengajak umat bersatu dalam visi, tekad, dan langkah untuk tegaknya khilafah Islamiah.

Sekadar diketahui, Konferensi Rajab hari ini juga diramaikan aksi teatrikal oleh para pemuda Islam yang berupaya menggambarkan keadaan umat Islam tanpa khilafah.


Sebuah pesan penting yang disampaikan dalam aksi teatrikal itu adalah betapa pentingnya penegakan khilafah dalam menyatukan seluruh potensi umat untuk meraih kemuliaan Islam dan kesejahteraan, serta melenyapkan penjajahan.

Konferensi Rajab 1432 H yang diselenggarakan DPD I HTI Lampung kemarin momentum peristiwa yang terjadi di bulan Rajab diselenggarakan di seluruh kota besar Indonesia dari ujung timur Jayapura hingga ujung barat Banda Aceh. Puncaknya berlangsung pada 29 Juni di Stadion Lebak Bulus Jakarta, Stadion Deltras Sidoarjo Surabaya, dan Stadion si Jalak Harupat Bandung.(radarlampung.co.id, 13/6/2011)

========================================
Konferensi Rajab di Batam: Mantan Walikota Batam Dukung Perjuangan HTI

HTI Press. Alhamdulillah, acara yang konferensi Rajab 1432 H DPD I KEPRI dalam rangka momentum Rajab dan mengingatkan kembali kepada umat runtuhnya Khilafah Islam terakhir yang dilaksanakan di GOR/Sport Hall Tumenggung Abdul Jamal Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau pada jam 08.00 - 12.00 berjalan dengan baik dengan peserta yang sangat antusias.


Konferensi Rajab 1432 H dilaksanakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia Dewan Pimpinan Daerah I Provinsi Kepulauan Riau dengan dibantu oleh HTI DPD II Kota Batam dan DPD II Tanjung Pinang. Lingkup wilayah peserta adalah Pulau Batam, Pulau Karimun, Pulau Bintan, Singapura dan Malaysia.

Acara ini dilaksanakan bertujuan untuk memberikan pemahaman umum kepada umat di seluruh daerah Provinsi Kepulauan Riau bahwa Islam saat ini berada dalam kondisi keterpurukan di segala lini kehidupan. Melalui acara ini umat di bukakan fakta-fakta rusaknya kehidupan dalam system sekarang yaitu sistem Kapitalisme sekuler dengan Demokrasi sebagai anak kandungnya. Dan umat juga di ajak untuk melihat kembali kegemilangan Islam ketika di pimpin oleh sistem Islam dalam bingka Khilafah Islamiyah. Dan diuraikan juga potensi tegaknya Khilafah yang sesuai dengan manhaj kenabian serta kesejahteraan yang akan di capai manusia jika menerapakan syari’ah dengan menegakkan Khilafah.


Selain itu acara ini juga dimaksudkan untuk meraih dukungan umat Provinsi Kepuluan Riau untuk Turut berjuang bersama HTI dalam rangka mengembalikan kehidupan Islam di tengah-tengah umat melalui penerapan syari’ah dan penegakan Dualah Khilafah Islamiyah secar global.

Juga melalui acra ini akan mendapatkan pertolongan Allah dan umat untuk masuk ke Hizbut Tahrir mengkaji Islam dan memahami perjuangan Islam yang sebenarnya.


Seluruh peserta mengangkat bendera ar-roya dan al -liwa serta mengumandangkan takbir ketika setiap pemberi testimoni dan pembicara menyampaikan materi. Dan ini adalah langkah awal kebangkitan Islam.


Acara KR 1432 H di Batam di hadiri oleh peserta mulai dari pelajar (SMp/MTS, SMA/MA), Mahasiswa, Dosen, Guru-guru, Ibu-ibu Majelis Ta’lim, para da’I dai Persatuan Mubaligh Batam, orang bikrosi, para pengusaha, tokoh pendidikan dan masyarakat awam lainnya. Bahkan beberapa peserta ada yang dating dari Negara Malaysia dan Singapura. Total peserta yang terdaftar sebanyak 1875 orang, bias dikatakan 2000 orang jika dihitung dengan anak-anak dan peserta sanak saudara dari panitia. Target peserta semula adalah 2.250 orang.


Acara dibuka oleh Ketua DPD I HTI KEPRI Ust. Ir.H. Donny Irawan, Dan diikuti dengan parade ar roya dan al liwa. Pembicara yang hadir yaitu dari HTI DPD I KEPRI serta para tokoh dan pelajar dengan komposisi sebagai berikut:


Pembicara yang hadir adalah Ust. Sutoto, Ust. Ahmad Syahreza, S.SI, Ust. Abdillah, ST, Ust. Ramli, Ast. A.M. Fathurrahman, S.Pd.I dan Ust. Budi Mulyana, S.Si, MT (DPP HTI Jakarta). Serta Fajar testimony Pelajar, Anwar Mahasiswa UNIBA testimony Mahasiswa, Bpk Fauzan testimoni Tokoh Pengusaha, DR. Ir. H. Chabllullah Wibisono, MM tokoh Pendidikan (DPW Muhammadiyah KEPRI), Drs. H. Nyat Kadir Tokoh Masyarakat/ Wali Kota Batam Periode 2001-2005. KH. Azhari Abbas ketua MUI KEPRI juga dari Tokoh Wanita/Ibu Ira Rachmawati, SS, selaku Direktur Program Al-Jabar FM. Disela-sela pembicara dan testimony juga di tampilkan nasyid dengan lagu Khilafah serta teaterikal Kung Fu Kids Islam, dengan tema-tema hancurnya ide-ide kufur (demokrasi, kapitalisma, sekulerisme, materialism, Hedonisme) dengan ide Islam melalui syar’ah dan Khilafah.


Acara berjalan lancar dan salah satu yang mengharukan adalah ketika Tokoh Masyarakat sekaligus Wali Kota Batam periode 2001 - 2005 Drs. H. Nyat Kadir menyatakan; “Perjuangan HTI adalah kepada kebaikan dan terbukti tidak pernah melakukan kekerasan dan ini adalah perjuangan yang benar untuk suatu kebaikan dan menghilangkan kerusakan. Sebenarnay jika ada orang yang waras melihat perjuangan HTI ini maka dia akan turut mendukungnya hingga akhir hayat”, subhanallah.


Kemudian dari Bpk KH. Azhari Abbas ketua MUI KEPRI juga menyatakan “Bahwa dengan Islam melalui institusi Khilafah lah penyakit masyarakat seperti sex bebas dikalangan remaja dan umum serta korupsi akan dapat dihilangkan dan hanya dengan Khilafahlah umat akan selamat”, subhanallah.

Acara ditutup dengan pembacaan muhasabah dan do’a oleh Ust. Muhammad Soleh. Serta foto bersama pembicara dan pemateri. Begitu juga dengan pembicara yang lainnya. Sangat antusias dengan perjuangan HTI.[]

Tembok Rasa takut Telah Hancur, Bergabunglah Kepada Kebangkitan Islam

Tembok Rasa takut Telah Hancur, Bergabunglah Kepada Kebangkitan Islam

��� ���� ������ ������

Tembok Rasa takut Telah Hancur, Maka bergabunglah kepada kebangkitan umat Islam

Sejak beberapa bulan lalu di beberapa negeri Islam seperti Tunisia, Mesir, Yaman, Bahrain, Libya, Suria, Alzajair, Maroko dan lainnya terjadi sejumlah pergerakan demonstrasi umat Islam menentang para penguasa zalim. Para penguasa itu memerintah dengan kekuatan terhadap umat ini yang telah dizalimi sejak dua puluh, tiga puluh tahun lalu bahkan hingga empat puluh tahun lalu. Mereka menghisap darah umat dan menerapkan perundang-undangan keji yang dipaksakan oleh tuan-tuan mereka kaum kafir. Mereka merampok kekayaan umat bersama tuan-tuan mereka, melanggar kehormatan umat dan hak-hak kemanusiaan umat yang biasa, serta melecehkan agama dan tempat-tempat suci umat. Ringkasnya, para diktator fir�aun masa kini telah sampai pada puncak tirani dan melampaui semua batasan. Sehingga wadah kesabaran umat telah hancur. Masyarakat keluar ke jalan-jalan di mana tidak ada seorang pun atau sesuatu pun yang bisa memalingkan masyarakat dari jalannya, baik itu kekuatan keamanan dan dinas-dinas bersenjata, atau pun konspirasi negara-negara penjajah barat dan tipu dayanya. Umat yang dizalimi telah melupakan rasa takut dan sampai pada keputusan bulat bahwa mereka tidak akan meninggalkan medan dan kembali ke rumah-rumah mereka hingga para penguasa zalim itu jatuh. Berdirinya umat itu mengabarkan berakhirnya usia para penguasa zalim dan berhentinya zaman kezaliman. Rasulullah saw telah memberikan berita gembira:

����� ������� ������� ����������� ��������� ��� ����� ����� ���� ������� ����� ����������� ����� ����� ���� �����������

Kemudian akan ada kekuasaan yang diktator yang menyengsarakan dan akan tetap ada atas izin Allah kemudian Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya

Para penguasa zalim seperti Ben Ali dan Husni Mubarak, satu demi satu telah dicampakkan ke tempat sejarah yang buruk. Tuan-tuan kafir mereka tidak memperlihatkan perhatian terhadap mereka dan membiarkan mereka di akhir hidupnya yang hitam! Dan sejawat-sejawat mereka di negeri-negeri Islam yang dengan kekuatan menguasai tengkuk masyarakat, akan ditunggu oleh nasib buruk yang sama dan telah tiba bagi mereka hari-hari hitamnya. Dan dengan izin Allah SWT periode yang diberitakan oleh Rasulullah saw telah mulai berjalan:

����� ������� ����������� ����� ���������� ��������������

Kemudian akan ada khilafah yang mengikuti manhaj kenabian

Tajikistan dan seluruh negeri di Asia Tengah merupakan bagian dari negeri Islam dan penduduknya adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari umat Islam. Di negeri ini, orang-orang yang mendominasi masyarakat juga berlaku keji sejak beberapa dekade lalu. Kezaliman itu pada masa-masa akhir ini telah sampai pada tingkat yang belum pernah dilihat atau pun di dengar. Tingkat hidup di tengah masyarakat telah jatuh sampai pada tingkat paling rendah dalam semua bidang dan kemiskinan telah merata meliputi seluruh daerah. Meraih sekerat kehidupan telah berubah menjadi perhatian mendasar masyarakat. Agama dan kesakralan telah dilanggar sehingga melakukan ibadah yang biasa dan tradisi-tradisi keagamaan serta pengajaran agama dan simbol-simbol Islam seperti pakaian syar�i dan jenggot, tela berubah menjadi kejahatan dan orang-orang yang melakukannya di cap �teroris� dan �radikal�!

Di negeri ini sekelompok kecil yang berkuasa saja mendapatkan kenimatan diatas penderitaan masyarakat. Perhatian sekelompok itu adalah menjaga dominasi minoritasnya dan memperbanyak kekayaan dan tabungan di bank-bank Eropa dan Amerika. Para penjahat itu tidak peduli dengan sarana apapun untuk mencapai tujuan keji mereka. Mereka menjadi budak yang sebenarnya bagi tuan-tuan mereka kaum kaifr. Mereka berlomba-lomba menerapkan perintah-perintah dan rencana-rencana tuan-tuan mereka melawan umat Islam. Sebab mereka menilai tuan-tuan mereka adalah jaminan eksistensi kekuasaan dan kekayaan mereka. Akan tetapi mereka lupa bahwa eksistensi dominasi mereka hanyalah beberapa hari. Mereka menipu diri mereka sendiri dengan bermacam trik. Sebab kaum muslim di Tajikistan telah mecium kejahatan mereka dan wadah kesabaran mereka telah penuh. Energi penentangan milik penduduk negeri ini telah sampai pada tingkat meledak. Masyarakat Tajikistan meski terlihat tenang namun itu adalah ketenangan yang mendahului badai yang akan menyeret diktator tiran dan kelompoknya yang jahat ke kehancuran. Karena kaum muslim di Tajikistan adalah bagian dari umat Islam, maka mereka dengan izin Allah tidak akan ketinggalan arus kebangkitan umat Islam. Kembalinya kaum muslim di Tajikistan kepada nilai-nilai Islamnya telah mulai. Rasul saw telah menjelaskan kesatuan umat ini dengan kalimat:

������ ��������������� ��� ������������ ��������������� ��������������� ������ ���������

Permisalahan kaum mukmin dalam kasih sayang dan solidaritas mereka seperti satu tubuh

Kebahagiaan dan kesedihan serta ide dan perasaan dalam diri umat ini adalah satu. Arus kebangkitan umat ini yang telah mulai mengalir maka hari ini atau besok akan merata meliputi seluruh bagiannya. Saudara-saudara kita baik laki-laki maupun perempuan di negeri-negeri itu tidak kembali ke rumah-rumah mereka sejak beberapa bulan tanpa mempedulikan berbagai perbuatan para tiran dan syahidnya ribuan orang. Di seluruh medan berkumandang satu slogan yang sama: �rakyat menginginkan kejatuhan rezim�. Maka tidak ada keraguan bahwa badai revolusi umat akan sampai ke negeri kita yang juga terzalimi ini!

Hizbut Tahrir di Tajikistan sejak hari pertama, dengan karunia dan kemuliaan dari Allah, aktivitas-aktivitasnya tidak pernah diam barang sedetik pun terhadap kondisi umat, kezaliman dan penindasan itu. Seluruh kaum muslim di negeri ini adalah saksi atas hal itu dan mereka mengetahuinya. Lebih dari tiga ratus orang syabab Hizb telah menghabiskan waktu yang panjang di dalam penjara orang-orang zalim sebelum mereka akhirnya keluar. Dan sekarang masih terdapat sekitar tiga ratus orang syabab lainnya yang berada di belakang pagar besi diktator tiran ini. Sebagian mereka dikembalikan lagi ke penjara setelah menghabiskan waktu panjang di dalam penjara. Sampai para wanita dari kelompok mukhis ini juga menghadapi penyiksaan yang kejam dan dipenjara dalam waktu yang lama. Semua itu adalah contoh yang jelas atas apa yang kami katakan.

Kami percaya bahwa kaum muslim di Tajikistan hari ini memahami aktivitas-aktivitas Hizbut Tahrir untuk membebaskan umat Islam dari kezaliman orang-orang zalim dan penjajahan negara-negara kafir lebih banyak dari setiap waktu. Cahaya pagi hari telah tampak begitu jelas bagi setiap orang yang memiliki dua mata. Keburukan para penguasa zalim dan diantaranya adalah penguasa di Tajikistan, telah tersingkap secara telanjang. Umat telah sampai pada kesadaran mereka sebagai orang-orang yang merdeka. Telah datang kesempatan bagi kaum muslim Tajikistan untuk terpengaruh dengan revolusi-revolusi saudara mereka dan untuk berjuang bersama Hizbut Tahrir serta menguatkan tekad mereka untuk menjatuhkan rezim-rezim rusak dan mendirikan daulah Khilafah Rasyidah.

Wahai orang-orang zalim, ketahui dan sadarlah bahwa hari-hari kalian tinggal beberapa hari. Nasib seperti Ben Ali Tunisia, Mubarak Mesir dan Qaddafi Libya menunggu kalian! Umat yang terzalimi akan menuntut balas kepada kalian atas izin Allah dengan pembalasan yang menjadi hak mereka. Pada waktu itu, kekayaan, jabatan dan kontraktor keamanan swasta tidak akan bisa menolong kalian. Bahkan hingga tuan-tuan kafir kalian akan mencampakkan kalian! Ketahuilah bahwa keranjang sampah sejarah sedang menunggu kalian. Lebih dari itu azab yang pedih di sisi Allah aan menunggu kalian!

Wahai kaum muslim di Tajikistan!

Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Umar bin Abdul Aziz, Khalid, Shalahuddin dan al-Mu�tashim yang dahulu hati musuh-musuhnya dipenuhi rasa takut karena mendengar nama mereka, mereka itu adalah nenek moyang Anda. Ketahuilah bahwa Anda adalah cucu-cucu para tokoh agung itu. Sungguh telah tiba waktunya untuk Anda tidak takut terhadap kezaliman hamba yang fasik dan untuk Anda menempuh jalan jihad yang paling agung. Rasul saw bersabda:

����� ����� �������� ���������� �������� ����� ������ ��������� �������

Ketahuilah, sesungguhnya jihad yang paling agung adalah (mengatakan) kalimat yang hak dihadapan penguasa yang jahat

Dan jangan Anda takut kecuali kepada Allah SWt. Allah SWT berfirman:

����� ������������ ������������

Maka janganlah kamu, takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. (QS al-Baqarah [2]: 150)

Kami menyeru para ulama dengan seruan khusus, sebab Allah SWT berfirman:

�������� ������� ������� ���� ��������� ������������

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. (QS Fathir [35]: 28)

Dan Nabi saw bersabda:

������������ �������� ��������������

Para ulama adalah pewaris para nabi

Artinya bahwa ulama adalah pewaris nabi dalam perkataan kebenaran dan mengoreksi penguasa dan memimpin umat kepada kebaikan. Jadi para ulama adalah yang lebih banyak tanggungjawab dan bebannya di antara kaum muslim di sisi Allah. Karena itu, untuk mereka terdapat pahala yang agung. Benar, para ulama memiliki posisi mulia itu jika mereka melaksanakan perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya dan memimpin umat dalam mengoreksi para penguasa zalim serta keluar menentang kezaliman. Jika tidak maka mereka tidak berhak atas posisi ulama, bahkan mereka akan mendapat azab yang pedih di sisi Allah. Kami memohon perlindungan kepada Allah dari hal itu!

Wahai Kaum Muslim, wahai Para Ulama, Wahai Orang-Orang yang Berakal!

Hizbut Tahrir menyeru Anda untuk angkat suara bersamanya, suara pengingkaran menentang para penguasa zalim dan rezim-rezim kapitalisme yang rusak, baik yang dinamakan kediktatoran atau pun demokrasi. Semuanya adalah zalim. Dan untuk Anda kumandangkan di masjid-masjid dan di jalan-jalan takbir, doa dan long march; Anda deklarasikan tolong menolong bersama saudara-saudara Anda kaum muslim di Mesir, Tunisia, Yaman, Bahrain, Suria dan Libya. Dan untuk Anda berjuang sebagai bagian tak terpisahkan dari umat Islam, bersama kaum muslim negeri-negeri Islam lainnya untuk menjungkalkan rezim-rezim zalim dan mendirikan daulah Islamiyah yang satu yaitu Khilafah Rasyidah, mengangkat seorang khalifah yang adil yang melindungi kaum muslim dan membela mereka. Ini adalah perkara yang difardhukan oleh Allah kepada Anda dan Anda berhak mendapatkan pahala yang agung karena menunaikannya. Sebagaimana, perkara itu akan membebaskan Anda dari kezaliman dan mengantarkan Anda kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Jika Anda tidak melakukannya maka Anda akan ditimpa azab yang pedih karena penyepelean dan pengabaian Anda terhadapnya. Rasulullah saw bersabda:

�ǡ ������� ������������� ��������������� ��������������� ���� ������������ ��������������� ����� ���� ���������� ����������������� ����� �������� ������� ���� ������������� ����� �������� �������

Tidak, demi Allah, sungguh kamu memerintahkan yang makruf dan sungguh kamu mencegah yang mungkar, dan sungguh kalian menindak orang yang zalim, dan kamu benar-benar berpegang diatas kebenaran atau kamu benar-benar mengabaikan kebenaran

Hizbut Tahrir menyeru Anda kepada perkara tersebut. Hizbut Tahrir percaya akan dekatnya janji Allah dan berita gembira Nabi saw.

������ ������� ��������� ������� ������� ���������� ������������� ��������������������� ��� ���������

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi (QS an-Nur [24]: 55)

����� ������� ����������� ����� ���������� ��������������

Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian

Maka penuhilah seruan Hizbut Tahrir, niscaya Anda meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

28 Jumadul Akhir 1432 H

31 Mei 2011

Hizbut Tahrir Tajikistan

Revolusi Islam di Yaman: Penegakan khilafah & pembebasan Al Aqsha

Revolusi Islam di Yaman: Penegakan khilafah & pembebasan Al Aqsha

M. Fachry

Hits: 5045





“Akan muncul dari Aden Abyan, 12.000 orang yang menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka adalah sebaik-baik orang di antaraku dan mereka.” (HR. Ahmad: 2918, 2079 dan Ath-Thabrani dalam Al-Kabir: 11029 (11/56).



Revolusi Islam di Yaman memasuki babak baru yang menentukan. Pasca serangan roket mematikan yang menghantam masjid di komplek Istana Presiden Yaman di San’a, Jum’at (3/06/2011), Presiden Ali Abdullah Saleh dikabarkan meninggalkan Yaman menuju Riyadh, Saudi, untuk mengobati kepalanya yang terluka.



Sementara itu, sejumlah pejabat tinggi cedera dan tujuh pengawal Presiden yang sedang sholat Jum’at tewas akibat serangan tersebut. Sementara itu, Al Qaeda Jazirah Arab (AQAP) yang berbasis di Yaman telah mendeklarasikan berdirinya Imarah Islam (Negara Islam) di Yaman, dengan propinsi Abyan sebagai ibukotanya pada hari Sabtu (28/05/2011).



Saat ini, AQAP sedang mempersiapkan 12.000 pejuang di Aden dan Abyan untuk memerangi petugas keamanan Yaman dan agen intelijen secara total dan menyeluruh. Pasukan yang dibentuk juga dimaksudkan untuk persiapan pendirian Kekhalifahan Islam. Apakah 12.000 pasukan dari Aden dan Abyan ini menjadi tanda sudah terealisirnya nubuwah (kabar kenabian) dan akan segera terjadinya Al Malhamah Al Kubro (Perang Besar) hingga berujung pada pembebasan Al Aqsha?



Revolusi Islam di Yaman: Kemenangan yang dijanjikan



Revolusi Islam di Yaman yang terjadi sejak empat bulan lalu tidak terlepas dari pengaruh gelombang tsunami Revolusi Islam yang melanda Timur Tengah dan sekitarnya. Pasca Revolusi di Tunisa yang menyulut Revolusi lainnya termasuk di Yaman, ribuan penduduk telah berdemonstrasi di ibukota Yaman, San’a, menuntut turunnya sang diktaktor bengis, Ali Abdullah Saleh yang telah berkuasa selama 30 tahun lebih.



Bersamaan dengan revolusi rakyat yang menuntut sang diktaktor Yaman mundur, mujahidin Al Qaeda Jazirah Arab (AQAP) yang berpusat di Yaman, khususnya di Yaman Selatan, yakni di provinsi Abyan, telah berjuang untuk menegakkan syariat Islam dan mendirikan Imarah Islam (Negara Islam) di negara tersebut.



AQAP berkali-kali terlibat pertempuran dengan pasukan militer pemerintahan Yaman yang dibantu Amerika. Yaman, sebuah negara yang dalam sejarahnya memiliki kontribusi besar dalam perjalanan dan perkembangan Islam, sayangnya pasca serangan 11 September 2011 masuk ke camp kufur pimpinan AS dan sekutunya. Disuntik dana 70 miliar dollar oleh AS, pemerintahan Yaman di bawah Ali Abdullah Saleh mulai melancarkan perang melawan Islam dan kaum Muslimin di Yaman, dengan dalilh perang melawan terorisme.



Sejak tahun 2005, Yaman telah mengusir 16.000 orang yang dicurigai sebagai anggota Al Qaeda. Amerika pun semakin giat menggelontorkan dana untuk membunuhi para mujahidin AQAP dan menentang geliat penegakan syariat Islam di Yaman. Maka bantuan sebesar 150 juta USD pun segera digelontorkan agar pasukan militer Yaman dapat segera membumi hanguskan mujahidin AQAP. Bukannya surut, jihad di Yaman semakin berkobar dan meluas yang keseluruhannya digelorakan oleh para mujahidin AQAP!



Min Huna Nabda wa Fie Al Aqsha Naltaqiy



Dalam sebuah kesempatan, lewat pesan rekaman audio, mujahidin Al Qaeda Jazirah Arab (AQAP) yang berpusat di Yaman, mengeluarkan seruan revolusi total untuk melawan penguasa dunia Arab, termasuk Yaman tentunya. AQAP juga menyerukan agar umat Islam segera mendirikan pemerintahan yang berdasarkan hukum Islam!



Rekaman seruan revolusi dari AQAP tersebut muncul merespon gelombang tsunami revolusi Islam yang tengah menyapu Timur Tengah, setelah berhasil menggulingkan rezim Tunisia, Mesir, Libya, dan kini Yaman!



Dalam rekaman audio tersebut yang berbicara adalah Syekh Ibrahim al-Rubeish, mantan tahanan Guantanamo dan kini bergabung dengan mujahidin AQAP. Dalam rekaman sepanjang 10 menit itu, Syekh Al Rubeish mengkritik Arab Saudi yang menyediakan surga bagi presiden Tunisia yang digulingkan, Ben Ali. Beliau juga berpesan, bahwa menumbangkan penguasa lama saja tidak cukup dalam sebuah revolusi Islam, akan tetapi perlu didirikan pemerintahan baru berdasarkan hukum Islam atau syariat.



“Satu tiran pergi, hanya untuk diganti yang lain yang dapat mengatasi masalah duniawi mereka dengan menawarkan kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan mereka, namun masalah yang lebih besar sebenarnya tetap ada,” ujar beliau, merujuk pada pemimpin yang menggantikan tiran namun tidak menerapkan syariah Islam.



Sementara itu, ribuan anggota suku Yaman telah mengancam akan membanjiri ibukota Yaman, Sana’a untuk bergabung dalam pertempuran melawan pasukan yang setia kepada rezim presiden Saleh.



Mereka memperingatkan pemerintah bahwa jika pemerintah lebih berjuang habis-habisan untuk mempertahankan kekuasaan, mereka akan bergabung dengan suku yang lain yang telah berjuang dengan kekuatan melawan pasukan rezim Saleh dalam dua minggu terakhir.



Diktaktor Ali Abdullah Saleh sendiri telah menolak menandatangani kesepakatan yang diajukan negara anggota Dewan Kerjasama Teluk (PGCC) selama tiga kali meskipun partainya sendiri dan para anggota oposisi telah menandatanganinya.



PGCC menjadi penengah dalam kesepakatan pada tanggal 23 Mei dan menyeru presiden Saleh menyerahkan kekuasaan kepada wakil presiden Yaman dalam waktu 30 hari setelah penandatanganan perjanjian dalam pertukaran untuk kekebalan dari tuntutan oleh parlemen



Dalam sebuah video yang dirilis oleh Global Islamic Media Front (GIMF) yang diproduksi oleh Al Malahim, berjudul “From Here We Begin…and at Al Aqsha We Meet” (Min Huna Nabda wa fie Al Aqsha Naltaqiy) amir (pimpinan) dan para komandan Al Qaeda Jazirah Arab (AQAP) yang berpusat di Yaman menyerukan seruan jihad dan rencana untuk mengirimkan 12.000 pasukan dari Aden dan Abyan.



Berbicara pertama kali dalam video tersebut adalah Syekh Abu Sufyan Al Azdi Saeed Al Shihri sebagai Deputy Comannder AQAP yang juga mantan tahanan Guantanamo bernomer # 372. Dalam seruannya beliau bersumpah akan membalaskan darah mujahidin Al Qaeda Jazirah Arab, seperti Syekh Abdul Aziz Al Muqrin yang dibantai secara keji oleh aparat Saudi.



Dalam kesempatan tersebut beliau juga berjanji akan menegakkan Daulah Islam, Khilafah Islam, dan menerapkan hukum-hukum Allah SWT. Beliau menyebut Yaman sebagai tanah jihad dan tempat dimana akan dideklarasikannya negara Islam. Beliau juga menyinggung akan membebaskan Al Aqsha dari cengkraman zionis yahudi Israel.



Berbicara di kesempatan kedua adalah amir (pimpinan) AQAP, Syekh Abu Baseer Nasir Al Wuhaishi. Beliau menyampaikan kabar gembira kepada seluruh kaum Muslimin dimanapun berada bahwa mereka, Mujahidin AQAP sebentar lagi akan menegakkan negara Islam di Yaman. Negara Islam di Yaman pun, menurut beliau adalah cikal bakal dari Khilafah Islam yang nantinya akan memerangi seluruh musuh Islam.



Beliau juga menyerukan akan segera datangnya pasukan mujahidin untuk membebaskan Al Aqsha. Kami bersumpah akan melakukan hal itu kepada saudara muslim kami di Palestina, sebagaimana sumpah Syekh Usamah bin Laden, sumpah Syekh Abu Mushab Az Zarqawy, dan lainnya.



Pembicara ketiga dalam kaset tersebut adalah Syekh Abu Hurairah Qasim Al Rimi, selaku Military Comannder AQAP. Beliau juga bersumpah dengan menyebut nama Allah bahwa mereka akan datang dengan bendera jihad ke Palestina untuk membebaskan Al Aqsha.



Beliau juga menyinggung Hasan Nasrullah, pimpinan Hizbullah Libanon yang pro Syiah, yang dikatakan memiliki sekitar 20.000 misil yang bisa ditembakkan ke Tel Aviv, ibukota Israel. Lalu, mengapa tidak ada satupun misil yang kalian tembakkan ke Israel? Bukankah itu artinya kalian sama saja dengan Mesir yang membuat blokade dengan menutup Rafah ke Gaza, dan kalian membuat blokade antara Libanon dengan Palestin?



Pembicara terakhir dalam video tersebut adalah Syekh Abu Harith Muhammad Al Awfi yang bertindak sebagai Field Comannder AQAP dan juga mantan tahanan Guantanamo bernomer # 333. Beliau lebih menyerukan kepada para tiran di Saudi Arabia bahwa mereka akan datang ke negeri Haramain (Mekkah dan Madinah) dan membalas apa yang telah mereka lakukan kepada mujahidin di sana, seperti kepada Syekh Yusuf Al Uyairi. Di bagian akhir, beliau juga berjanji akan membebaskan Al Aqsha dan seluruh jazirah Arab!



Menuju Khilafah Islam & pengiriman 12.000 pasukan untuk pembebasan Al Aqsha



Di tengah gelombang revolusi Islam yang masih berkecamuk di Yaman, kebuntuan politik dan melemahnya kekuasaan rezim diktaktor Ali Abdullah Saleh, mujahidin Al Qaeda Jazirah Arab (AQAP) akhirnya, dengan idzin Allah, mendeklarasikan berdirinya Imarah Islam di Yaman.



Peristiwa bersejarah bagi ummat Islam tersebut terjadi pada hari Sabtu (28/5/2011). AQAP mendeklarasikan Imarah Islam di Yaman, khususnya Yaman Selatan, dengan ibukota propinsi Abyan.



Deklarasi Imarah Islam di Yaman ini dilakukan AQAP setelah berhasil mengambil alih hampir seluruh bagian dari provinsi Abyan setelah merebut ibukota, Zinjibar pada Jumat (27/5). Dalam kesempatan itu pula, AQAP juga mempersiapkan untuk membentuk tentara dari 12.000 pejuang dari Aden dan Abyan untuk memerangi petugas keamanan Yaman dan agen intelijen di sana.



Syekh Mohamed Saied al-Omda, komandan lapangan AQAP mengatakan:



“Kami punya kabar baik bagi bangsa Islam, bahwa tentara dari 12.000 pejuang saat ini sedang dipersiapkan di Aden dan Abyan. Dengan pasukan ini, kita akan mendirikan sebuah kekhalifahan Islam. Ini adalah pesan untuk petugas keamanan pemerintah Yaman dan keamanan Layanan Nasional. Pedang kami siap dan kami memutuskan untuk membersihkan bumi ini,” ujar beliau.



Mendengar deklarasi Imarah Islam Yaman tersebut, pemerintah Yaman segera mengirim pesawat tempur dan membombardir posisi Mujahidin Al Qaeda di kota Zinjibar. Penduduk, Ali Dahmas mengatakan ia melihat jet tempur melepaskan tembakan di pinggiran selatan kota itu dan mendengar ledakan keras yang kemudian disusul dengan asap tebal ke udara.



Selain Yaman, Amerika sendiri sangat khawatir dengan deklarasi AQAP tersebut. Amerika masih berusaha untuk melobi sekutunya dari Eropa dan negara-negara Teluk untuk menekan presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, agar segera menandatangani kesepakatan untuk menyerahkan kekuasaan.



“Kami sangat cemas bahwa situasi yang tidak stabil di Yaman akan membawa permusuhan antarsuku yang berkepanjangan, yang mempersulit kami dalam menjalani proses kesepakatan untuk mentransfer kekuasaan,” ungkap sumber keamanan AS.



Para analis Barat dan Zionis membunyikan alarm bahwa pembebasan Zinjibar oleh Mujahidin AQAP memberi mereka kesempatan nyata untuk mencapai kekuasaan di “wilayah tidak stabil” dan mendirikan pemerintahan Islam. Sebuah koran Zionis, The Jerusalem Post, menulis:



“Laporan pengambilalihan terhadap kota Yaman selatan Zinjibar oleh pasukan bersenjata yang setia kepada Al Qaeda adalah pengingat yang mengganggu dari kesempatan mendirikan negara untuk mewakili gerakan jihad global”.



Jerusalem Post mengatakan bahwa tujuan Al Qaeda adalah untuk mendapatkan kedaulatan, dan untuk membentuk negara Islam, kekhalifahan, yang akan menyingkirkan semua rezim boneka Arab dan Asia Muslim.



Jika AQAP mengkonsentrasikan pasukan mereka, mengambil kontrol tidak hanya atas wilayah sekitar Zinjibar, tapi daerah lain Yaman, itu akan menjadi langkah pasti pertama untuk memulai membangun kembali Khilafah.



Para analis barat dan yahudi tersebut begitu yakin dan sangat ketakutan akan kemenangan AQAP. Bagi kaum Muslimin, pengiriman 12.000 pasukan dari Aden dan Abyan adalah nubuwah (kabar kenabian) karena merupakan sebuah hadits dari Rasulullah SAW. Beliau bersabda :



“Akan muncul dari Aden Abyan, 12.000 orang yang menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka adalah sebaik-baik orang di antaraku dan mereka.” (HR. Ahmad: 2918, 2079 dan Ath-Thabrani dalam Al-Kabir: 11029 (11/56).



Dr. M Faiq Sulaifi menjelaskan dalam artikelnya yang berjudul “Pasukan dari Kota Aden” bahwa kabar atau hadits tersebut memiliki 2 sanad, yang satu shahih dan yang lainnya adalah dla’if. Maka yang dijadikan sandaran adalah sanad yang shahih.



Adapun tentang Aden dan Abyan beliau mengutip Al-Allamah Al-Hazimi yang berkata:



“Adapun yang pertama (yaitu Adan) –dengan fathah ain dan dal dan akhirnya nun-: Aden Abyan dari kota-kota Yaman yang terkenal. Dinisbatkan padanya (kota Aden) beberapa imam dan perawi hadits.” (Al-Amakin au Mattafaqa Lafzhuhu: 87). Sehingga penisbatan kepada kota Aden disebut dengan Al-Adeni.



Al-Allamah Ibnu Sayyidih berkata:



“Aden adalah sebuah tempat di Yaman. Disebut pula Aden Abyan. Seseorang dari Himyar dinisbatkan kepada Abyan karena ia telah “adan” (yaitu: bermukim) pada tempat itu (yaitu Abyan).” (Al-Muhith wal Muhkam Al-A’zham: 2/18).



Dan kota Aden adalah termasuk kota pelabuhan. Al-Allamah Ibnul Atsir Al-Jazari berkata:



“Di dalam hadits ada lafazh (dari demikian menuju Aden Abyan). Abyan –dengan wazan ‘ahmar’- adalah desa di tepi laut dari arah Yaman. Dan dikatakan bahwa Aden Abyan adalah nama kota Aden.” (An-Nihayah fii Gharibil Hadits: 1/22).



Dr. M Faiq Sulaifi melanjutkan dalam artikelnya. Al-Imam Al-Mu’tamir bin Sulaiman At-Taimi Al-Bashri berkata tentang hadits di atas:



“Menurutku beliau berkata: “Di kota A’maq.” (Majma’uz Zawa’id: 10/29).



Maksud beliau adalah bahwa mereka (pasukan dari Aden) akan berangkat dan bergabung ke kota A’maq bersama pasukan kaum muslimin untuk berperang melawan tentara Romawi (Kristen Salibis Eropa) pada peristiwa Al-Malhamah Al-Kubra (Pertempuran Besar) dan Penaklukan Konstantinopel pada akhir zaman sebelum munculnya Dajjal –la’natullah alaih-.



Al-Allamah Yaqut Al-Hamawi berkata:



“Kota A’maq disebutkan dalam hadits tentang penaklukan Konstantinopel. Beliau bersabda: “Kemudian pasukan Romawi turun di kota A’maq dan Dabiq. Dan mungkin juga ada hadits dengan bentuk jamak dan yang dimaksud adalah Umuq. Yaitu sebuah distrik (kota kecil) dekat kota Dabiq di antara kota Halab (Aleppo) dan kota Anthakiah.” (Mu’jamul Buldan: 1/222).



Hadits yang diisyaratkan oleh Yaqut adalah sabda Rasulullah :.



“Tidak akan terjadi hari kiamat sebelum pasukan Romawi turun di kota A’maq atau kota Dabiq kemudian dihadapi oleh pasukan (muslimin) dari Madinah dari sebaik-baik penduduk bumi pada hari itu….dst.” (HR. Muslim: 5157, Ibnu Hibban dalam Shahihnya: 6813 (15/224)).



Kota A’maq dan Aleppo adalah terletak di sebelah utara kota Damaskus. Semua kota tersebut masuk wilayah Syam. Sedangkan kota Damaskus –yaitu daerah Ghuthah- merupakan pusat kendali kaum muslimin dalam pertempuran ini.



Rasulullah bersabda dalam hadits panjang:



“Dan periode keenam adalah perdamaian antara kalian (kaum muslimin) dengan Bani Ashfar (yaitu Romawi atau Eropa). Kemudian mereka akan berjalan (memerangi kalian) di atas 80 ghayah.” Aku (perawi hadits) bertanya: “Apa itu ghayah?” Beliau menjawab: “Yaitu bendera. Masing-masing bendera membawahi 12.000 pasukan. Perkemahan kaum muslimin ketika itu adalah di sebuah tempat yang bernama Ghuthah di kota yang bernama Damasykus.” (HR. Ahmad: 22860. Syaikh Syu’aib Al-Arna’uth dalam Tahqiq Musnad Ahmad berkata: “Isnadnya shahih menurut kriteria Muslim.” Dan di-shahih-kan pula oleh Al-Allamah Al-Albani dalam Fadla’ilus Syam wa Damsyiq: 30 (23))



Kini, di propinsi Abyan, di Yaman Selatan, mujahidin AQAP telah mendeklarasikan berdirinya negara Islam, yang diproyeksikan menjadi Khilafah Islam. Dari sana pulalah, yakni dari Aden dan Abyan, rencananya akan dikirim 12.000 pejuang atau mujahidin untuk membebaskan Yaman seluruhnya dan juga Al Aqsha. Inikah pertanda telah terealisirnya nubuwah (kabar kenabian) dan akan segera terjadinya Al Malhamah Al Kubro (Perang Besar) hingga berujung pada pembebasan Al Aqsha? Semoga!



Wallahu’alam bis showab!



By: M. Fachry

International Jihad Analysis



Senin, 4 Rajab 1432 H/6 Juni 2011 M



Ar Rahmah Media Network

http://www.arrahmah.com

The State of Islamic Media

© 2011 Ar Rahmah Media Network



http://arrahmah.com/read/2011/06/06/13157-revolusi-islam-di-yaman-penegakan-khilafah-pembebasan-al-aqsha.html

Divonis dzolim 15 tahun penjara, Ustadz Abu Bakar Ba�asyir tolak hukum toghut!

Divonis dzolim 15 tahun penjara, Ustadz Abu Bakar Ba�asyir tolak hukum toghut!

M. Fachry


JAKARTA (Arrahmah.com) � Ustadz Abu Bakar Ba�asyir (ABB) hari ini divonis dzolim oleh majelis hakim yang diketuai oleh Herry Swantoro, Kamis (16/06/2011) di PN Jakarta Selatan. Disambut pekik takbir pengunjung sidang, Ustadz ABB menolak hukum toghut yang dikenakan kepadanya dan menyatakan haram bagi beliau menerima putusan hakim tersebut. Allahu Akbar!

Laknat untuk Densus 88

Sidang vonis Ustadz Abu Bakar Ba�asyir hari ini, Kamis (16/06/2011) sudah ramai sejak pagi hari, baik oleh petugas keamanan yang diturunkan sekitar 3.000 personil, maupun oleh pendukung maupun simpatisan Ustadz ABB.

Menjelang pukul 9 pagi, majelis hakim memasuki ruang sidang yang lalu disusul dengan masuknya Ustadz ABB yang langsung disambut takbir pengunjung sidang. Tidak beberapa lama kemudian, majelis hakim yang diketuai oleh Herry Swantoro membuka sidang dan menyampaikan bahwa keputusan hakim nanti bersifat independen.

Sesaat kemudian, Ustadz ABB menyampaikan pernyataan khusus, yang dibacakan oleh beliau sendiri. Beliau memulai pernyataan tersebut dengan bismillah, kemudian lantunan doa beliau panjatkan kepada Allah SWT., agar membantu hambaNya yang sedang didzolimi oleh para tiran. Ustadz ABB dengan khusyuk memohon kepada Allah SWT. Salah satu doa Ustadz ABB adalah agar Allah SWT., melaknat dan menimpakan adzab kepada densus 88 dan kaki tangannya yang merupakan agen zionis di negeri ini. Doa dan laknat untuk densus 88 ini segera diamini oleh sebagian besar pengunjung sidang!

Putusan dzolim untuk Ustadz ABB

Setelah itu, berkas vonis Ustadz ABB mulai dibacakan secara bergantian oleh 3 orang anggota majelis hakim yang berujung kepada putusan dzolim menghukum Ustadz ABB dengan vonis 15 tahun penjara.

�Menyatakan terdakwa Abu Bakar bin Abud Baasyir atau Abu Bakar Baasyir telah tebukti secara sah dan meyakinkan, bersalah melakukan tindak pidana teror sebagaimana dakwaan subsider, oleh karena dengan dikenai pidana penjara selama 15 tahun,� ujar ketua mejelis hakim Herry Swantoro.

Tentu saja vonis hakim untuk menghukum Ustadz ABB penjara 15 tahun sangatlah dzolim mengingat Ustadz ABB selama ini hanyalah menyampaikan dakwah dan berkonsentrasi untuk penegakan syariat Islam di negeri ini.

Ustadz ABB sendiri menolak putusan hakim yang menurut beliau hanya didasarkan kepada hukum-hukum toghut, alias tidak menggunakan syariat Islam sama sekali.

�Saya dengan nama Allah SWT menolak karena keputusan ini zalim, karena dasarnya hanya undang-undang thaghut, syariat Islam tidak diperhatikan sama sekali, maka hukumnya haram saya menerima putusan hakim,� ujar Ustadz ABB yang langsung disambut pekik takbir dari hadirin di ruang sidang.

Ustadz ABB sendiri tetap yakin bahwa pelatihan di Aceh adalah i�dad atau ibadah, bukan perbuatan terorisme. Hal tersebut sebagaimana duplik atau pembelaan yang beliau bacakan terakhir kalinya. Bagi Ustadz ABB, yang berhak menentukan nasibnya hanyalah Allah SWT, bukan Majelis Hakim. Ustadz ABB pun telah menyerahkan dan berdoa sepenuhnya kepada Dzat yang Maha Segalanya, yakni Allah SWT.

Perjuangan belum berakhir�!

Ustadz ABB sudah divonis 15 tahun penjara, namun hal itu bukan berarti menghentikan perjuangan untuk menegakkan syariat Islam di negeri ini. Demikian pendapat pendukung dan simpatisan Ustadz ABB yang sudah membanjiri PN Jaksel sejak pagi hari.

Sambil menunggu sidang dimulai, ratusan pendukung dan simpatisan Ustadz ABB menggelar doa bersama di halaman PN Jakarta Selatan, di Jalan Ampera Raya. Membentuk lingkaran, dengan khusyuk mereka berdoa bersama sekitar 15 menit.

Setelah putusan, sebagian besar mereka mengutuk vonis dzolim hakim dan menyatakan bahwa perjuangan belum berakhir. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Ustadz Sonhadi dari JAT Media Center.

�Ust. Abu menolak apapun keputusan hakim karena majelis menghukum dengan Undang-undang thoghut dan majelis hakim tidak bisa membuktikan bahwa beliau melanggar syari�at.�

Menurut beliau, apapun vonis yang ditetapkan oleh majelis hakim pada hakekatnya adalah kemenangan Ba�asyir yang tetap istiqomah menjalankan syari�at Islam.

�Vonis terhadap Ustadz. Abu Bakar Ba�asyir bukanlah akhir dari perjungan penegakan syariat Islam, JAT bersama seluruh umat islam bersatu padu untuk berjuang dan istiqomah menjalankan syariat Allah di negeri ini.�

Sebagian pengunjung lainnya dari balik jeruji PN Jaksel menyanyikan nasyid Asy Syahid (Insya Allah) Imam Samudra dengan khusyuk diselingi pekik Allahu Akbar dari yang lainnya. Sementara itu, beberapa wartawan asing ikutan meliput dengan takjub.

Syahid aku, Syahid lah daku,

Mataku terpejam, daku terluka,

Selamat berpisah ayah bunda,

Anak �istri dan saudaraku,

Kita kan jumpa di alam fana,

Kan jumpa untuk slama-lamanya,

Di alam Janna kita kan jumpa, (2 x)

Di alam Janna kan bahagia, (2x)

Yahudi dan Amerika,

Musuh kita sepanjang masa

Amerika dan sekutunya,

Dan kita hajar hingga kan hancur.

Di alam syurga kita kan jumpa,

Di alam syurga kan bahagia,

Syahid aku,Syahid lah daku,

Mataku terpejam, Daku terluka,

�Isykariman au Mut Syahidan�

(Hidup Mulia, atau Syahid di jalanNya!)�

(M Fachry/arrahmah.com)


http://arrahmah.com/read/2011/06/16/13392-divonis-dzolim-15-tahun-penjara-ustadz-abu-bakar-baasyir-tolak-hukum-toghut.html

Inilah Pesan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir Kepada Anaknya

Usai menerima vonis dari ketua majelis hakim Herry Swantoro di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Ustadz Abu Bakar Baasyir berpesan kepada keluarganya. secara umum kepada keluarganya beliau meminta supaya semuanya tenang dan menghadapinya dengan sadar.

Usai putusan Ustadz langsung memeluk kedua putranya Abdurrohim dan Abdurrosyid serta menyalami istrinya setelah menerima putusan vonis 15 tahun penjara.

"Pesannya supaya semuanya tenang dan menghadapi putusan ini dengan sadar," kata anak Ustadz Abu Bakar Ba'asyir, Abdurrosyid di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (16/6/2011).

Menurutnya, keadaan sang ayah saat ini dalam keadaan baik. Tetapi ia belum bisa berbicara banyak dengan ayahnya lantaran petugas kepolisian langsung membawanya ke luar tempat sidang.

"Saya dengan ustadz belum bicara banyak, karena langsung dibawa. Tetapi ustadz sudah jelas menolak untuk menerima putusan tersebut," ucapnya.

Abdurrosyid melihat dalam persidangn tersebut hakim mengambil vonis dengan pertimbangan-pertimbangannya dan terlihat ada kepura-puraan.

"Ia tidak mempertimbakan masukan-masukan pihak penasehat hukum, kedepan hakim mengabaikan hal itu, sehingga menghasilkan vonis seperti itu," ucapnya.

Menurutnya, masukan-masukan dari penasihat hukum yang ingin menghadirkan sebagian saksi secara langsung, tetapi ternyata kesaksiannya hanya lewat telekonferen.

"Itu mencerminkan ada upaya penghalangan bagaimana kepastian sebenarnya tidak ditunjukan, tapi hanya lewat telekonferen dan sebagainya, tahu-tahu dikatakan sudah ditanda tangan. Kita lihat dulu dong apa yang terjadi tidak boleh tutup mata apa yg terjadi di penjara, mereka menghadapi siksaan. Seharusnya tidak seperti itu. Kita akan banding," ungkapnya. (pz/trib)
http://www.eramuslim.com/berita/nasional/inilah-pesan-ustadz-abu-bakar-ba-asyir-kepada-anaknya.htm

Abu Bakar Ba'asyir: Presiden SBY Thogut

Abu Bakar Ba�asyir, menghadapi putusan majelis hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada hari ini. Ia dituntut hukuman seumur hidup oleh jaksa. Tudingannya, menggalang dana untuk aksi terorisme. Berikut ini petikannya.

Perasaan Anda menjelang vonis?

Bagi saya, (pengadilan) ini bukan masalah. Saya, kan, diadili karena memperjuangkan Islam dan ingin tauhid diterapkan dengan benar. Kalau hidup di negara yang tidak diatur dengan Islam, batal tauhidnya.

Apa harapan Anda untuk vonis besok (hari ini)?

Sebagai orang Islam, saya merasa tidak salah. Saya tidak bisa menerima keputusan persidangan. Saya sampai sekarang masih berpendapat jaksa dan hakim di bawah komando. Enggak ada jaksa dan hakim yang enggak di bawah komando. Komandonya Amerika. Amerika menilai saya tokoh Al-Qaidah yang harus dilenyapkan. Padahal ndak bener itu. Saya baru mempelajari Al-Qaidah setelah dituduh (sebagai) anggota dan ternyata memang benar ajarannya.

Jadi, pernah terlibat di Al-Qaidah?

Saya, kan, dituduh ikut Al-Qaidah, padahal enggak.

SMS teror akhir-akhir ini benar dari pendukung Anda?

Saya sendiri enggak paham. Kalau ada yang mengatakan akan ada bom, itu justru dari Densus. Kan aneh, masak mau mengebom tapi memberi tahu lebih dulu.

Adakah tokoh yang bertemu Anda akhir-akhir ini?

Saya menyadari, enggak ada yang berani memperjuangkan. Tokoh-tokoh Islam hanya satu-dua yang empati, seperti Habib Rizieq dan Munarman. Saya berjuang karena, menurut saya, ada yang perlu diubah dari negara ini, yaitu sistemnya.

Anda tidak suka Amerika, tapi pakai sandal merek Amerika?

Itu sandal buatan Indonesia, kok, cuma memang dibuat mirip produk Amerika. Kalau masalah dunia, enggak apa-apa kompromi. Orang yang ditahan di seberang kamar saya itu Nasrani, saya tetap tolong-menolong dengan dia.

Anda setuju NII?

Saya pernah ingatkan. �Kamu (Panji Gumilang, pimpinan NII Komandemen Wilayah IX) itu bagaimana? Kan, sudah ada negara. Jangan bikin negara Islam. Negara Islam itu sudah kalah.� Saya dulu pernah ditawari bergabung. Tapi saya bilang, saya mau, asal bentuknya tidak NII. Bikin sajalah jamaah, seperti JAT. NII ini penyelewengan karena tujuannya malah cari duit.

Presiden Yudhoyono Anda sebut thoghut, Megawati juga?

Iya. Tapi kalau Yudhoyono itu sampai mengakui Amerika adalah negara keduanya. SBY sekarang ini benar-benar melaksanakan perintah Amerika.

Ada pejabat yang bukan thoghut?

Semua thoghut. Selama negara ini bukan Islam, ya, thoghut.

Partai Islam juga?

Thoghut semua, kecuali dia berjuang untuk merombak sistem. Silakan ada partai, tapi jangan pakai demokrasi.

Pernah ditawari masuk partai?

Pernah. Oleh siapa itu... (terdiam sejenak) Hidayat Nur Wahid (mantan Presiden PKS), yang pernah menjadi Ketua MPR. Saya bilang enggak bisa.

Bisa digambarkan masa kecil Anda?

Saya hidup di masyarakat yang rusak. Sekolah saya, kan, negeri, dari SD, SMP, hingga SMA. Dulunya, ya, Pancasilais he-he-he.... Saya SMA enggak selesai. Setelah itu, kerja, bantu kakak saya setahun, lalu masuk pondok. Dari situ saya mengerti agama.

Anda kenal kelompok kecil yang melakukan teror bom akhir-akhir ini?

Saya kurang tahu, tapi dugaan saya itu perbuatan Densus sendiri. Karena, kalau teroris enggak ada di Indonesia, enggak ada dolar masuk. Jadi, saya ini dijual, sebenarnya. Harga saya mahal. (tertawa)

Anda kenal M. Syarif (pengebom bunuh diri di Cirebon)?

M. Syarif mungkin anggota JAT, tapi saya enggak kenal. Saya tahu niatnya Syarif mati syahid. Ya, semoga diterima, tapi caranya keliru. Mudah-mudahan diampuni Allah. (mh/tempo)
selengkapnya di : http://www.eramuslim.com/berita/nasional/abu-bakar-ba-asyir-menolak-diajak-masuk-partai-politik.htm
Inilah Himbauan Ustadz Ba'asyir Menjelang Vonis
Wednesday, 15 June 2011 19:26 | Written by Jaka |�

Jakarta (SI Online) - Jelang pembacaan vonis terhadap Ustadz Abu Bakar Ba'asyir oleh Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis (16/6/2011).� Ustadz Ba'asyir menghimbau kepada seluruh elem umat Islam yang hadir untuk mendukung dirinya agar berlaku tertib dan tidak terprovokasi oleh pihak-pihak tertentu.

"Ustadz menghimbau agar semua Ikhwan yang menghadiri sidang besok, agar tertib dan mewaspadai pihak-pihak yang ingin memprovokasi," ujar Ustadz Hasyim Abdullah asisten pribadi Ustadz Baasyir melalui pesan singkat, Rabu (15/6/2011).

Mengenai perkembangan situasi menjelang vonis Ustadz Ba'asyir, beredar isu yang di sebar via SMS yang pada intinya akan terjadi tindakan teror pada saat sidang putusan vonis digelar. Menanggapi hal tersebut Ustadz Ba'asyir mengatakan bahwa sms itu omong kosong dan menduga sms tersebut dibuat oleh intelijen.

"Jangan terpengaruh dengan isu yang menyebar lewat sms. Ustadz Abu menduga isu sms itu dibuat oleh intelijen dan semua itu omong kosong" lanjutnya.

Mengenai vonis besok Jamaah Ansharut Tauhid (JAT)� hanya akan membacakan doa bersama dengan para pengunjung sidang dan tidak mengadakan orasi.

Rep: Jaka

http://www.suara-islam.com/news/berita/nasional/3090-inilah-himbauan-ustadz-baasyir-menjelang-vonis

Perang Ideologi

Perang Ideologi

Me killed the man but not the ideology (kita membunuh orang namun
bukan ideologinya),� ujar Tom Ridge ketika merespon kematian Usama bin
Ladin (The Washington Times, 5/5/2011).

Tom Ridge bukanlah orang sembarangan. Dia pernah menjabat sebagai
sekretaris keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat. Menurut dia
Islamisme mengancam Amerika karena ideologi Islam bertentangan dengan
nilai-nilai liberal Barat seperti pemerintahan demokrasi, liberalisme
pemikiran dan berkeyakinan, serta kapitalisme. Inilah menurut dia yang
terjadi saat ini antara Islam dan Barat: perang pemikiran. Way of Life
(pandangan hidup) Islam dan Amerika, menurut Ridge, tidak bisa hidup
berdampingan secara damai.

Ridge berbicara tentang itu pada pada saat peluncuran sebuah inisiatif
baru, World Almanac Islamisme, yang dikembangkan oleh American Foreign
Policy Council di Washington. The Almanak adalah �sumber daya
komprehensif yang dirancang untuk melacak kenaikan atau penurunan
Islam radikal di tingkat nasional, regional dan global�. Ini adalah
sumber online informasi bagi pengambil kebijakan, cendekiawan dan
siapapun yang tertarik dengan perkembangan gerakan Islam.

Islamisme merupakan sebutan yang sering digunakan untuk Islam politik
yang memperjuangkan ideologi Islam, yang ingin menerapkan syariah
Islam secara total dalam seluruh aspek kehidupan. Pernyataan tentang
perang pemikiran (ideologi) antara Islam dan Barat, seperti ini
bukanlah pertama kali disampaikan oleh elit-elit politik maupun
cendekiawan Barat. Dalam The Clash of Civilization (1996) Huntington
menyatakan, �Bagi Barat, yang menjadi musuh utama bukanlah
fundamentalisme Islam, tetapi Islam itu sendiri.�

Senada dengan itu Henry Kissinger, politisi senior Amerika dan mantan
asisten Presiden AS untuk urusan Keamanan Nasional 1969-1975 pada 2004
di Koran Hindustan Times menyatakan,��Apa yang dinamakan terorisme di
Amerika, sebenarnya adalah kebangkitan Islam radikal terhadap dunia
sekular dan terhadap dunia yang demokratis, atas nama pendirian
kembali semacam Kekhalifahan.�

Para politisi dan cendekiawan Barat khawatir terhadap Islam karena
mereka benar-benar menyadari, bahwa Islam bukanlah sekadar agama
ritual, tetapi juga politik. Mereka paham, Islam meliputi segala aspek
kehidupan, termasuk negara yang ideologis yang disebut Khilafah.
Mereka juga secara terang-terangan menyatakan Ideologi dan nilai-nilai
Barat yang sekular dan liberal bertentangan dengan Islam dan tidak
bisa hidup berdampingan. Anehnya, masih ada yang disebut-sebut
intelektual dan ulama dari umat Islam sendiri, yang menyatakan Islam
tidak mengatur masalah politik, Islam bukanlah ideologi, atau
menyatakan tidak ada negara dalam Islam.

Karena itu, yang menjadi musuh bagi peradaban Barat bukan hanya
gerakan-gerakan jihadis, tetapi juga gerakan Islam politik yang ingin
menerapkan syariah Islam dan Khilafah. Bahkan penegak syariah dan
Khilafahlah yang paling ditakuti oleh Barat. Khilafah akan
mempersatukan umat Islam diseluruh dunia, membebaskan umat dari
belenggu nasionalisme yang melemahkan umat dan menghentikan penjajahan
Barat.

Tidak mengherankan kalau Barat tidak akan pernah bernegoisasi dan
mentoleransi pendirian Khilafah dan syariah, seperti yang dinyatakan
Charles Clarke saat menjadi menteri dalam negeri Inggris (6/10/2005)
di Heritage Foundation, �� There can be no negotiation about the
recreation of the Caliphate. There can be no negotiation about the
imposition of Shariah law ��

Berbagai cara pun mereka lakukan untuk menghentikan penegakan Khilafah
dan syariah, seperti membangun citra negatif dengan mengaitkan
perjuangan Khilafah dengan terorisme. Mereka, misalnya, menuduh Hizbut
Tahrir meskipun Hizbut Tahrir merupakan gerakan yang tidak menempuh
jalan kekerasaan (non-violance) untuk menegakkan Khilafah.

Khilafah juga dicitrakan sebagai sistem yang buruk, zaman batu dan
penuh darah. Hal itu mereka lakukan dengan cara mengambil beberapa
peristiwa kelam dalam sejarah. Sebaliknya, sejarah peradaban emas
Khilafah yang diakui dunia selama 13 abad yang panjang nyaris tidak
disinggung. Mereka juga pura-pura tidak tahu atau tidak mau tahu,
beberapa sejarah kelam Khilafah merupakan penyimpangan dari syariah
Islam, bukan disebabkan oleh penerapan syariah Islam itu sendiri.

Mereka menutup mata terhadap peradaban Kapitalisme yang rusak saat
ini. Mereka menutup mata terhadap pembantaian masal yang dilakukan
Amerika dan sekutu Baratnya atas nama menegakkan demokrasi dan
memerangi terorisme. Mereka menutup mata terhadap berbagai persoalan
dunia seperti kemiskinan, kesenjangan antara negara maju dan dunia
ketiga, krisis spritual, depresi sosial, yang muncul akibat penerapan
ideologi Kapitalisme.

Barat mengeluarkan dana yang besar untuk membayar pemikir-pemikir
liberal yang mereka didik dan mereka besarkan. Mereka ditugaskan untuk
melakukan proyek deradikalisasi dengan tujuan menyesatkan atau
mengaburkan ajaran Islam yang mulia terutama ide syariah, Khilafah dan
jihad. Mereka menafsirkan ajaran Islam dengan pradigma liberal agar
tunduk pada kepentingan penjajahan Barat.

Barat juga menggunakan para pengusa negeri Islam yang menjadi boneka
mereka untuk menghalangi tegaknya syariah Islam. Mereka membunuh,
memenjarakan dan menyiksa para aktifis Islam yang memperjuangkan
syariah Islam. Itulah yang dilakukan oleh para tiran seperti Husni
Mubarak (Mesir), Zainal Abidin bin Ali (Tunisia), Suharto (Indonesia),
ataupun rezim keji Assad di Suriah.

Meski bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi dan HAM yang mereka
usung, tetap saja para penguasa bengis ini mereka dukung karena
ketakutan yang sangat besar terhadap tegaknya syariah dan Khilafah.
Mereka pun pura-pura menjatuhkan penguasa bengis ini dan menendangnya
tatkala mereka tidak lagi bermanfaat sebagai boneka. Lantas, mereka
segera mencari penguasa boneka baru dengan tugas yang sama.

Akan tetapi, kebangkitan Islam, tegaknya syariah dan Khilafah, tidak
akan bisa dibendung oleh siapapun. Barat Penjajah kafir dan
antek-anteknya, para penguasa Dunia Islam yang bengis lupa, bahwa
mereka berhadapan dengan ideologi sahih yang berasal dari Allah SWT
Yang Mahakuasa. Mereka juga berhadapan dengan para aktifis Islam yang
ikhlas, rela mengorbankan apa saja bahkan nyawa sekalipun untuk
tegaknya syariah Islam. Mereka adalah para pejuang yang tidak
menginginkan harta dan kedudukan dunia, tetapi surga-Nya. Karena itu,
tindakan keji apapun yang dilakukan oleh Barat dan antek-anteknya
tidak akan pernah menghentikan perjuangan umat Islam. Bahkan tindakan
keji mereka itu akan menjadi api yang membakar gelora perjuangan lebih
besar dan lebih besar lagi.

Di sisi lain, peradaban Barat semakin terpuruk dan menjelang ajal
kematiannya karena bertentangan dengan akal sehat dan nilai-nilai
kemanusian sejati serta menolak ajaran Allah SWT. Allah SWT berfirman
(yang artinya): Telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang
disembunyikan di dalam hati mereka adalah lebih besar lagi (TQS Ali
Imran [3]: 118). [Farid Wadjdi]

sumber :http://hizbut-tahrir.or.id/2011/06/05/perang-ideologi/

Dalam Khilafah, Non-Muslim Pun Sejahtera

Dalam Khilafah, Non-Muslim Pun Sejahtera

Seiring dengan semakin menguatnya ide Khilafah di tengah-tengah umat saat ini,
muncul beberapa kalangan kaum cendekiawan yang ter-Barat-kan, khususnya kalangan
Muslim moderat dan Muslim sekular, yang mencoba untuk meragukan ide Khilafah,
dengan mengatakan apabila Islam dijadikan ideologi negara akan mengancam
pluralitas masyarakat. Tentu pernyataan mereka ini sangatlah ahistoris.

Sebab, dalam sejarah penerapan syariah Islam di Spanyol, kaum Muslim, Nasrani
dan Yahudi hidup berdampingan, bahkan sampai dikenal oleh sejarahwan Barat,
Spain in three Religion with Chalipate. Spanyol di bawah naungan Khilafah Islam
hidup aman, damai dan sejahtera. Hal ini juga diakui secara jujur oleh banyak
intelektual Barat seperti sejarahwan Philip K. Hitti dalam History of Arab. Dia
mengatakan, “The term Islam may be used in three sense: originally a religion,
Islam later became a state, and finally a culture.”

Hal senada juga disampaikan Carleton, Ceo Hewwlett Packard, Dia mengatakan:
“Bahwa Peradaban Islam merupakan peradaban terbesar di dunia. Peradaban Islam
sanggup menciptakan negara adidaya dunia (superstate) terbentang dari satu
samudera ke samudera yang lain; dari iklim utara hingga tropis dengan ratusan
juta orang di dalamnya, dengan perbedaan kepercayaan dan suku.”

Inilah bukti sejarah yang tidak dapat dipungkiri siapa pun yang memahami sejarah
peradaban dunia. Selain itu, berkaitan jaminan pemenuhan kebutuhan hidup pun
tidak hanya diberikan kepada kaum Muslim, tetapi juga kepada non-Muslim. Dalam
hal ini, non-Muslim yang menjadi warga negara Khilafah mempunyai hak yang sama
dengan orang Muslim. Sebagai contoh, dalam akad dzimmah yang ditulis oleh Khalid
bin Walid untuk menduduki Hirah di Irak yang beragama Nasrani, disebutkan,
“Saya tetapkan bagi mereka, orang yang lanjut usia yang sudah tidak mampu
bekerja atau ditimpa suatu penyakit, atau tadinya kaya, kemudian jatuh miskin,
sehingga teman-temannya dan para penganut agamanya memberi sedekah, maka saya
membebaskannya dari kewajiban membayar jizyah. Untuk selanjutnya dia beserta
keluarga yang menjadi tanggungannya menjadi tanggungan Baitul Mal kaum
Muslim.” Peristiwa ini terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar
ash-Shiddiq r.a.

Umar bin Khatab r.a. juga pernah menjumpai seorang Yahudi tua yang sedang
mengemis. Ketika ia ditanya, ternyata usia tua dan kebutuhan telah mendesaknya
untuk berbuat demikian. Umar ra. segera membawa di kepada Bendahara Baitul Mal
dan memerintahkan agar ditetapkan bagi orang itu, dan orang-orang seperti dia,
sejumlah uang dari Baitul Mal yang cukup dan dapat memperbaiki keadaannya.
Bahkan dalam hal ini Khalifah Umar ra. berkata, “Kita telah bertindak tidak
adil terhadapnya, menerima pembayaran jizyah darinya kala dia masih muda,
kemudian menelantarkannya kala dia sudah lanjut usia.”

Demikianlah beberapa gambaran sejarah kaum Muslim dan umat manusia di bawah
naungan Khilafah Islam, yang menunjukkan betapa Islam yang mereka terapkan
ketika itu benar-benar membawa keberkahan dan kesejahteraan hidup. Bukan hanya
bagi umat Muslim, tetapi juga bagi umat non-Muslim yang hidup di bawah naungan
Islam. Karena itu, umat manusia akan hidup sejahtera di bawah naungan Khilafah.
Allahu akbar. [Akhiril Fajri ; Direktur At-Tafkir Institute Lampung]

Tidak Ada Dalil yang Mewajibkan Kaum Muslimin Mendirikan Negara ?

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,



Pembunuh Husain bin Ali bin Abi Thalib r.a. cucu Rasulullah adalah Yazid bin Muawiyah?

Biasanya yang berpendapat seperti ini, belajarnya dari orientalis. Apalagi tujuan mereka kalau tidak untuk menjelek-jelekan Islam? Bahwa Khalifah Islam itu barbar, haus darah dsb.



Kalau menurut Kitab Thabari, Ibnu Atsir, dan al-Bidayah wan Nihayah yang membunuh adalah Ibnu Ziyad. Terjadi ketika Husain sebenarnya akan menemui Yazid bin Muawiyah namun tertangkap dibawa menghadap Abdullah bin Ziyad Gubernur Kuffah.



Bahkan dalam salah satu riwayat dari Kitab Thabari dan Ibnu Atsir : Yazid menangis ketika menyaksikan penggalan kepala Husain dan kawan-kawannya, lalu ia berkata, "Sesungguhnya aku sudah puas dengan ketaatan kalian tanpa membunuh Husain. Terkutuklah cucu Sumayyah. Demi Allah, sekiranya aku yang berhadapan dengannya, niscaya aku akan mengampuninya." Dan bahwasanya ia berkata: "Demi Allah, wahai Husain, sekiranya aku yang berada dihadapanmu, niscaya aku tidak akan membunuhmu.



Kemudian mengenai khilafah tidak disebutkan dalam kitab ulama salaf?

Lalu bagaimana mengenai penundaan pemakaman rasulullah sampai terpilih Abu Bakar r.a. sebagai khalifah. Juga mengenai Ijma (kesepakatan) sahabat mengenai penundaan tersebut hingga beberapa hari, hal ini banyak sekali ditulis di kitab-kitab ulama salaf. Bahkan dalam Syiah pun juga meriwayatkan hal ini. Bahkan munculnya Syiah ini pun karena masalah Khilafah, kenapa bukan Ali bin Abi Thalib r.a. yang diangkat, tetapi Abu Bakar r.a.



Masih mengenai khilafah tidak disebutkan dalam kitab ulama salaf?

Ini mengenai hadits dalam Shahih Bukhari. Dari Ziyad bin 'Ilaqah r.a., ia berkata, "Saya

mendengar Jarir bin Abdullah berpidato pada hari wafatnya Mughirah bin Syu'bah...



Mengenai penjelasan Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari (Kitab yang berisi syarah Shahih Bukhari) : Pada saat itu, Mughirah adalah gubernur Kuffah pada masa....Muawiyah



Pertanyaan saya, Muawiyah oleh Ulama sekelas Ibnu Hajar Al Asqalani penulis Fathul Baari disebut apa? Raja Muawiyah? atau Khalifah Muawiyah? Silahkan dicek.



Apakah bukan negara Islam bisa menjalankan ayat ini?



"Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu semuanya kedalam Islam secara kaffah, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya dia itu musuh yang nyata bagimu."(Qs. al-Baqarah [2]:208)



Apakah pemerintahan demokrasi bisa menjalankan ayat berikut hadits di bawahnya sebagai tafsirnya?



"Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan." (QS. At-Taubah [9] : 5)



Dari Ibnu Umar berkata, bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda, "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu utusan Allah, dan supaya mereka menegakkan shalat dan mengeluarkan zakat. Jika mereka melakukan itu maka darah dan harta mereka mendapat perlindungan dariku, kecuali karena alasan-alasan hukum Islam. Sedangkan perhitungan terakhir mereka terserah kepada Allah."



Hadits ini dijadikan dasar untuk menafsirkan ayat di atas, karena maksud "taubat" dalam ayat tersebut adalah berhenti dari kekufuran menuju tauhid. Ayat tersebut ditafsirkan oleh sabda Rasulullah, sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu utusan Allah." Disamping itu ada korelasi lain antara ayat dengan hadits di atas, yaitu takhalliyah (memberi kebebasan) dalam ayat dan 'ishmah (perlindungan) dalam hadits memiliki arti yang sama.



dipersingkat



"Aku diperintah" maksudnya, aku diperintah oleh Allah karena hanya Dialah yang memerintah Rasul-Nya. Jika ada seorang sahabat yang mengatakan "Aku diperintah," maka hal tersebut berarti "Aku diperintah oleh Rasulullah." Kalimat tersebut tidak mengandung kemungkinan "Aku diperintah oleh sahabat yang lain." Karena selama mereka adalah mujtahid, maka mereka tidak menjadikan perintah mujtahid yang lain sebagai hujjah. Apabila kalimat tersebut dikatakan oleh seorang Tabi'in, maka ada kemungkinan demikian. Kesimpulannya, bahwa seorang yang terkenal patuh kepada pemimpinnya, maka jika ia mengatakan kalimat tersebut, dapat dipahami bahwa perintah tersebut berasal dari pemimpinnya.



"Sehingga mereka bersaksi". Kalimat ini menjelaskan bahwa tujuan memerangi adalah adanya sebab-sebab yang telah disebutkan dalam hadits. Maka secara dzahir kalimat tersebut mengandung pernyataan, bahwa orang yang mengucapkan syahadat, mengerjakan shalat dan mengeluarkan zakat, akan dijamin jiwanya walaupun mengingkari hukum - hukum yang lain. Karena syahadah (kesaksian) terhadap suatu risalah berarti meyakini semua yang berasal darinya, ditambah lagi konteks hadits, "kecuali yang berkaitan dengan hukum Islam) mencakup semua hal yang disebutkan dalam hadits.



dipersingkat



Syaikh Muhyiddin An-Nawawi berkata, "Hadits ini mengindikasikan bahwa orang yang meninggalkan shalat secara sengaja akan dibunuh atau dihukum mati." Kemudian beliau menyebutkan perbedaan pendapat ulama dalam masalah ini.

Ketika Al-Karmani ditanya tentang hukum orang yang meninggalkan zakat, beliau menjawab bahwa hukum shalat dan zakat adalah sama karena tujuan kedua hal tersebut tidaklah berbeda, yaitu "memerangi" bukan "menghukum mati". Adapun perbedaannya, orang yang tidak mau membayar zakat dapat diambil secara paksa sedangkan dalam shalat tidak dapat diperlakukan seperti itu. Oleh karena itu, jika seseorang telah mencapai nisab dan tidak mau mengeluarkan zakat maka dia harus diperangi.



Kewajiban zakat akan gugur dengan diambilnya harta oleh penguasa walaupun pemiliknya tidak berniat, karena penguasa telah menempati posisi niat tersebut.

Dikutip dari Kitab Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari (Kitab yang berisi syarah Shahih Bukhari)



Kalau dalam sistem khilafah, jelas siapa yang berhak mengambil atau menarik zakat dan siapa yang berhak memerangi pembangkang zakat. Kalau bukan negara Islam lantas menarik zakat ya aneh, atas dasar apa dia menarik zakat, sedangkan mereka sendiri mengaku tidak berdasarkan Islam dalam bernegara.





Perbedaan Negara Islam dengan Negara Demokrasi



Ibnu Hibban meriwayatkan dengan jalur yang disebutkan oleh Imam Muslim tanpa menyebutkan lafazhnya, dan dalam hadits tersebut terdapat tambahan, "Buatlah pemisah antara yang halal dan yang haram. Yang melakukan hal tersebut, maka perilaku dan agamanya akan selamat. Orang yang menikmati hal tersebut seolah-olah menikmati yang dilarang, ditakutkan akan jatuh ke dalam yang dilarang.



Di negara (agama) demokrasi (bukan negara Islam) jangankan mau berjihad pakai pistol, membawa mercon saja bisa kena pasal. Apalagi membawa granat.



Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda, "Allah menggembirakan hati orang yang berperang di jalan Allah yaitu orang yang berperang semata-mata karena iman kepada Allah dan Rasul-Nya, bahwa ia akan kembali membawa kemenangan dan harta rampasan, atau dimasukkan ke dalam surga. Andaikata tidak akan menyulitkan umatku, niscaya aku akan selalu ikut berperang. Aku ingin mati terbunuh di jalan Allah, kemudian hidup kembali dan terbunuh, lalu hidup kembali dan terbunuh pula. (Shahih Bukhari)



Dari Abdullah, dia berkata, "Saya bertanya kepada Nabi saw, apakah perbuatan yang paling dicintai Allah?" Rasul menjawab, "Shalat pada waktunya." Saya bertanya lagi, "lalu apa?" Rasul menjawab,"Lalu berbuat baik kepada kedua orang tua." Saya bertanya lagi,lalu apa?" Rasul menjawab,"Jihad di jalan Allah."... (Shahih Bukhari)



Mengenai penjelasan Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari :...Ibnu Bazizah mengatakan, bahwa yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah mendahulukan jihad daripada semua amal perbuatan yang bersifat badaniyah, karena dalam jihad terdapat unsur mengeluarkan segala kemampuan dan jiwa, kecuali sabar untuk menjaga dan melaksanakan shalat pada waktunya serta berbuat baik kepada kedua orangtua merupakan kewajiban yang harus dilakukan dan berulang-ulang.

Dikutip dari Kitab Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari (Kitab yang berisi syarah Shahih Bukhari)



Sebutlah di negara antah berantah…

Di negara tersebut ada aturan, semua penduduknya setara kedudukannya dalam hukum & pemerintahan. Sama-sama punya hak dipilih dan memilih. Sama-sama berhak mencalonkan dan dicalonkan. Sama-sama wajib bayar pajak. Laki-laki dan perempuan sama-sama boleh menjadi Presiden. Laki-laki dan perempuan berhak mendapat bagian warisan yang sama. Semua penduduknya berhak dikubur di pemakaman umum dll

Lalu bagaimana menurut dien (aturan hidup / way of life) Islam?

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi aulia (mu); sebahagian mereka adalah aulia bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi wali, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zholim.” (QS. Al Maa’idah [5] : 51)

(Aulia adalah bentuk jamak dari kata wali, sedangkan arti kata wali adalah pemimpin, penolong, pembantu, kawan akrab, sahabat dan semisalnya).

Dalam daulah Islam atau dalam khilafah, kedudukan muslim & non muslim tidak sama. Kedudukan muslim lebih tinggi dari non muslim. Tidak setara kedudukannya dalam hukum & pemerintahan. Muslim punya hak dipilih dan memilih. Non muslim tidak berhak dipilih. Muslim berhak dicalonkan. Muslim tidak membayar jizyah, non muslim membayar jizyah. Laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan. Warisan anak laki-laki lebih besar daripada anak perempuan. Anak non muslim tidak dapat warisan dari orangtuanya yang muslim, Non muslim tidak boleh dikubur di pemakaman muslim dll.

Di dunia nyata, ada dua pilihan. Muslim dikuasai atau menguasai. Islam akan berkuasa dengan cara dakwah, hijrah (bila perlu) dan jihad. Pilihan ada di tangan anda!

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu Ilaika

Siapa yang Membahayakan NKRI ?

Siapa yang Membahayakan NKRI ?


Oleh: Harits Abu Ulya

(Pemerhati Kontra-terorisme dan Ketua Lajnah Siyasiyah DPP HTI)

Dalam sebuah wawancara Ansyaad Mbai dengan situs Kristen Reformata (di Posting 07 Juni 2011), kesekian kalinya Mbai mencoba menjelaskan cara pandangnya terhadap persoalan radikalisme dan terorisme.Di kota Makasar-Sulsel BNPT juga menggelar seminar nasional bertajuk Ayo Lawan Terorisme di Balai Prajurit M Yusuf, Makassar, Rabu (25 Mei 2011), tampil sebagai pemateri Kepala BNPT Ansyaad Mbai, Perwakilan Kedutaan Australia Andrew Barner, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Perwakilan Kadin Indonesia Wibawanto Nugroho, Ketua Komisi I DPR RI Luthfi Hasan Ishak dan dipandu guru besar UIN Prof Dr Hamdan Juhannis.

Mbai di hadapan ratusan remaja dan mahasiswa juga mengulang penjelasan yang sama seperti di berbagai forum sebelumnya. Penulis melihatnya wajar, ia harus bicara dimana-mana dengan konten seperti itu karena ia bekerja dan dibayar untuk itu setelah pensiun dari Polri. Tapi menjadi tidak wajar jika kita menguji pemikiran (doktrin) Mbai terkait persoalan terorisme dan akar masalahnya. Dalam wawancaranya dengan situs Reformata minimal ada beberapa point doktrin yang bisa kita uji kesahihannya.

Pertama; menurut Mbai cir-ciri radikalisme (mengutip pandangan Gus Dur dalam buku Ilusi Negara Islam), antara lain bahwa kelompok itu suka mengkafirkan orang. Jangankan yang berbeda agama, yang berbeda saja, dalam tata ibadah misalnya, itu sudah dianggapnya kafir. Kedua, mereka selalu mengatasnamakan Tuhan untuk menghukum yang lain. Tujuan gerakan mereka adalah ingin mengubah negara bangsa menjadi negara agama. Ganti ideologi Pancasila dengan Islam versi mereka, mengganti NKRI dengan khilafah. Ini ancaman bagi NKRI, karena itu Presiden selalu mengatakan, negara tidak boleh kalah.

Cara main kutip tanpa memperhatikan kredibilitas buku adalah sangat berbahaya. Lebih-lebih referensinya buku “Ilusi Negara Islam” terbitan LibForAll Foundation atau kerja bareng The Wahid Institut dengan Ma’arif Institut dan Gerakan Bhineka Tunggal Ika yang diluncurkan 16 Mei 2009 banyak menuai kritikan. Empat peneliti asal Yogyakarta, Zuli Qodir, Adur Rozaki, Laode Arham, Nur khalik Ridwan, memprotes isi buku “Ilusi Negara Islam” tersebut. Buku itu dinilai tidak sesuai dengan yang diteliti dan isinya mengadu domba umat Islam. Aneh bukan? Buku yang memuat hasil penelitian mereka (4 orang di atas), tapi justru ketika jadi buku, isinya jauh dari apa yang ditelitinya. Isi dari buku telah menyimpang dari yang mereka teliti selain mereka juga tidak dilibatkan dalam proses penerbitan. Dan tujuan penerbitan dinilai telah bergeser dari riset yang semula bertujuan akademik kepada kepentingan politis. Dan ini diperkuat hampir semua peneliti daerah yang namanya tercantum dalam buku tersebut tidak pernah diajak untuk berdialog menganalisis temuannya dalam kerangka laporan hasil penelitian yang utuh. Dicatutnya para peniliti daerah hanya untuk melegitimasi kepentingan politis pihak asing. Sebagaimana dilakukan Holland Taylor dari Lib For All, Amerika Serikat yang begitu dominan bekerja dalam kepentingan riset dan penerbitan buku itu.

Serasa lebih aneh lagi dengan buku tersebut ketika mencantumkan Gus Dur menjadi editornya. Padahal, pada saat itu Gus Dur terganggu penglihatannya sehingga tidak mungkin Gus Dur bisa mengeditnya, kebablasan bukan?.

Penulis sendiri pernah menjadi salah satu penanggap dalam diskusi terbatas yang dilakukan Litbang Depag Pusat (Tahun 2010), membahas buku “Ilusi Negara Islam” dengan menghadirkan salah satu narasumbernya adalah Direktur The Wahid Institute. Banyak perserta diskusi mengkritisi dan tidak puas bahkan meragukan kredibilitas dan intelektualitas orang-orang The Wahid Institute jika mengacu kepada produk buku “Ilusi Negara Islam”. Sebuah buku yang substansinya sarat adu domba dan tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Buku yang cacat secara ilmiah.

Nah, buku semacam inilah yang dijadikan referensi Ansyaad Mbai untuk menjelaskan doktrin-doktrinnya siapakah yang dianggap radikal atau bukan. Dengan sebuah parameter yang gegabah dan sarat dengan cara pandang yang tendensius. Jangan-jangan Mbai tidak memahami terminologi Radikal, Kafir, dan Ideologi? Meminjam istilah orang jawa: dengan buku “ilusi Negara Islam” Mbai “nggepuk nyilih tangan” (mukul pinjam tangan).

Bagi Mbai, seperti yang pernah ia ungkapkan juga di LokaKarya Sespim 27 Oktober 2009, pada umumnya jika seorang mempunyai persepsi (mindset) tentang adanya kondisi yang menindas secara terus menerus oleh Barat pimpinan AS terhadap Islam. Dan kemudian menganggap bahwa kondisi tersebut adalah ketidakadilan yang harus diubah maka cukup seorang bisa dilabeli Radikal bahkan teroris. Jika begini, berapa banyak para intelektual dan para pengamat politik yang radikal dan teroris ? Apalagi jika dikaitkan dengan kewajiban dalam Islam “amar makruf nahi munkar”, berapa juta orang yang radikal jika mereka dengan beraninya mengkritisi setiap kedzaliman yang dilakukan oleh penguasa atau oleh negara imperialis semacam Amerika? Rasanya naïf sekali menjadi manusia yang sempurna karena akalnya, kemudian membeku seraya melipat tangan tidak berbuat apa-apa untuk merubah kedzaliman yang terjadi. Bahkan terlihat lebay sekali memberikan label radikal jika ada seorang mengkafirkan orang lain karena berbeda dalam masalah ibadahnya. Jika kita melihat realitas; betulkah demikian? Apakah ada diantara kita hanya karena perbedaan dalam wilayah ibadah (furu’iyah) kemudian menjustice dengan sebutan kafir. Jangan-jangan ini hanya “ngibul”nya Mbai? Karena umat Islam mayoritas “melek akidah dan fiqh”, hanya layak seorang disebut kafir atau murtad jika mereka sudah menyimpang dalam masalah ushuli (I’tiqod) bukan masalah furu’iyah (cabang-cabang ritual ibadah). Lain kali Mbai, harus membuktikan ucapannya dan contohnya. Sekalipun ada, penulis yakin itu adalah orang-orang awam jahil yang baru belajar Islam.

Kemudian, jika orang-orang yang dengan mindset-nya layak dicap radikal-teroris membahayakan NKRI maka penulis mengajukan beberapa pertanyaan yang perlu dijawab. Siapa sebenarnya yang membahayakan NKRI atau yang jelas-jelas telah mengoyak NKRI? Orang-orang yang diduga radikal-teroris (dengan mindset versi Ansyaad Mbai) atau Seorang Presiden RI yang mengeluarkan keputusan politik “referendum Timor-timur” yang berakhir tragis lepasnya Timor-timur dari pangkuan NKRI? Atau keputusan Presiden RI dengan MoU Helsinky yang memberikan jalan lempang bangunan Federalisme Aceh? Penulis yakin, analisa dan data intelijen sedemikian rupa telah membaca arah perjuangan politik GAM dengan memanfaatkan MoU, dengan isu demokratisasi dan dukungan LSM-LSM komprador akan mudah Aceh menuju panggung referendum dan sangat mungkin federalism bisa diraih. Dalam konteks Indonesia yang masuk ancaman (terorisme) adalah kelompok yang mengusung semangat etno-nasionalism atau separatism seperti OPM (Organisasi Papua Merdeka) dan RMS selain kelompok yang dianggap memiliki visi Negara Islam (daulah Islam). Lantas pertanyaannya adalah; kenapa BNPT dengan Densus 88-nya tidak kerja keras menangkap memberangus mereka seperti halnya para aktifis yang disangka atau dituduh teroris? Berapa orang OPM yang ditangkap Densus-88? Sementara hingga saat ini lebih dari 600 orang aktifis Islam dalam bui rezim karena dikaitkan dengan “terorisme”.

Lantas siapa sebenarnya yang membahayakan NKRI? Jika kita telisik banyak sekali kebijakan-kebijakan politik yang menjadikan kedaulatan NKRI hanya menjadi mimpi di siang bolong. Lihatlah; Pemerintah telah memprivatisasi 12 BUMN pada periode 1991-2001 dan 10 BUMN pada periode 2001-2006. Pemerintah tahun 2008 melalui Komite Privatisasi BUMN yang diketuai Menko Ekuin Boediono saat itu mengharapkan agar dari 139 BUMN diprivatisasi menjadi 69 BUMN. Karenanya, privatisasi itu akan terus berjalan. Subsidi dicabut; bagian dari agenda penjajahan yang paling nyata adalah pencabutan secara bertahap subsidi BBM yang telah dan akan dilakukan. Juga pencabutan subsidi di bidang pertanian (seperti pencabutan subsidi pupuk), kesehatan, pendidikan, dll. SDA Indonesia dikangkangi Asing, di bidang perminyakan, penghasil minyak utama didominasi oleh asing. Diantaranya, Chevron 44%, Pertamina & mitra 16%, Total E&P 10%, Conoco Phillip 8%, Medco 6%, CNOOC 5%, Petrochina 3%, BP 2%, Vico Indonesia 2%, Kodeco Energy 1 % lainnya 3% (sumber: Dirjen Migas, 2009).Di bidang pertambangan, lebih dari 70% dikuasai asing. Asing juga menguasai 50,6% aset perbankan nasional per Maret 2011. Total kepemilikan investor asing 60-70 persen dari semua saham perusahaan yang dicatatkan dan diperdagangkan di bursa efek. Utang luar negeri; total utang pemerintah Indonesia hingga April 2011 mencapai Rp 1.697,44 triliun.

Dan dampak dari perkara diatas bisa kita lihat; 1.Kemiskinan; Akibat penjajahan baru, di Indonesia saat ini terdapat sekitar 100 juta penduduk miskin menurut kategori Bank Dunia (Okezone, 18/8/2009). 2.Beban berat utang luar negeri; Dalam APBN 2011, pembayaran utang negara (cicilan pokok+bunga utang) meningkat menjadi Rp 247 triliun (Rp 116,4 triliun hanya untuk membayar bunga saja) (Detikfinance.com, 9/1/2011). 3.Kekayaan lebih banyak dinikmati asing; Penerimaan pajak, deviden dan royalti Pemerintah dari PT Freeport selama 2010 (sampai bulan September) adalah sebesar Rp 11,8 triliun (Kompas.com, 14/12/2010). Berapa penghasilan PT Freeport? Dengan saham 91,36%, penghasilan PT Freeport kira-kira Rp 106,2 triliun (Rp 11,8 triliun x 9). Hal yang serupa juga terjadi pada pengeloaan SDA migas dan tambang lainnya. 4.Kesenjangan; contoh di Kaltim, batubara diproduksi sebanyak 52 juta meter kubik pertahun; emas 16.8 ton pertahun; perak 14 ton pertahun; gas alam 1.650 miliar meter kubik pertahun (2005); minyak bumi 79.7 juta barel pertahun, dengan sisa cadangan masih sekitar 1.3 miliar barel. Namun, dari sekitar 2.5 juta penduduk Kaltim, sekitar 313.040 orang (12.4 persen) tergolong miskin.

Di Aceh, cadangan gasnya mencapai 17.1 tiliun kaki kubik. Hingga tahun 2002, sudah 70 persen cadangan gas di wilayah ini dikuras oleh PT Arun LNG dengan operator PT Exxon Mobile sejak 1978. Namun, Aceh menjadi daerah termiskin ke-4 di Indonesia dimana 28,5 % penduduknya miskin.

Dan kita tidak boleh amnesia (hilang ingatan), bahwa penjarahan kekayaan negeri ini bisa berjalan mulus diantaranya karena UU. Dan ini melibatkan para politikus yang di DPR dengan peran legislasinya. Padahal masing-masing undang-undang tersebut, bila dianalisis, berdampak pada kehancuran dahsyat bagi perekonomian nasional dan lingkungan; meningkatkan jumlah kemiskinan struktural, pengangguran, keegoisan, kebodohan, kematian, kelaparan dan chaos.

Sekali lagi, siapa yang membahayakan NKRI dengan segenap tumpah darah dan jiwa raga yang menghuninya?

Kedua; menurut Mbai, Dulu radikalisme ia anggap berkembang di pesantren atau di masjid. Ternyata keliru. Sekarang mereka justru tumbuh subur di perguruan tinggi. Bukan sekadar perguruan tinggi, tapi perguruan tinggi favorit. Bukan di jurusan sosial, tapi jurusan eksakta dan science.

Sadarkah kita, jika selama ini Ansyaad dkk telah melihat pesantren dan masjid sedemikian buruk? Bahkan sudah menjustice, tapi kemudian dianggap keliru. Kira-kira selama dalam payung “kaca mata” yang salah itu apa yang dilakukan oleh razim terhadap pesantren dan masjid? Sangat mungkin aparat intelijen yang dibayar dengan uang rakyat pekerjaanya adalah memata-matai rakyat yang mayoritas Muslim di negeri ini. Yang menjadi pertanyaan menarik, kenapa “kebangkitan” dan “kesadaran politik” begitu suburnya di kalangan kaum intelektual? Simpel jawabannya; mereka bukan orang awam yang bisa disumbat mulut, mata dan telinganya. Tapi kesadaran seperti ini bagi seorang Mbai menjadi bermasalah dan berbahaya bahkan layak dicap teroris atau minimal masih satu “linkmind” dengan kelompok radikal-teroris hanya karena ada kesamaan cara pandang terkait kondisi sosial politik baik dalam kontek global, regional maupun lokal.

Maka sekarang bisa dipastikan; kampus menjadi tempat favorit operasi intelijen BNPT dengan bendera Deradikalisasi. Apa bedanya dengan razim Orde baru kalau sikap penguasa melalui BNPT-nya seperti itu?

Ketiga; menurut Mbai, Dari hasil pemeriksaan kepada kelompok ini selama 10 tahun terakhir, jelas tujuan mereka adalah Negara Islam, khilafah dan penegakan syariat Islam. Jadi sama dan sebangun dengan NII (Negara Islam Indonesia).

Betulkah mereka yang melakukan aksi “terorisme” hendak mendirikan negara Islam atau Khilafah Islam? Apakah membangun negara itu logikanya sama seperti membangun Mall, rumah sakit, gedung bioskop atau bangunan fisik lainnya? Jika hendak membangun negara Islam maka perlu bangunan dan infrastruktur itu dihancurkan. Atau dengan tindakan teror itu dengan mudahnya akan melahirkan ditrush terhadap penguasa dan kekuasaan akan begitu mudahnya beralih ke tangan mereka. Apalagi jika diukur dengan manhaj Kenabian dalam mendirikan negara, Rasulullah SAW tidak pernah mencontohkan “terror” menjadi jalan (metode) menegakkan negara.

Maka kesimpulan para “teroris” tujuannya adalah negara Islam perlu dikritisi, karena ada logika yang tidak nyambung. Apalagi jika diukur dengan timbangan metode Rasulullah SAW. Lagian masyarakat juga banyak yang tidak paham bagaimana pihak aparat kerap melakukan intimidasi mental dan fisik (siksaan) untuk membuat sebuah pengakuan yang akan dituangkan dalam BAP.

Menurut penulis, ini ada perang opini dan propaganda dalam terminologi jihad, negara Islam, dan syariah. Hingga sangking konyolnya, perampokan CIMB (tindak pidana criminal)-pun diungkap bahwa motif perampokan adalah mendirikan negara Islam. Sebuah lompatan konklusi yang sulit diterima nalar sehat. Adakah sebuah negara bisa dibangun dengan hasil rampokan 600 juta rupiah? Negara “antah barantah” mungkin.

Keempat; menurut Mbai, perlu mencontoh Malasyia dan Singapura untuk membuat perangkat hukum. Menurut Mbai di Malaysia keras sekali. Teroris dan radikalis tidak memiliki ruang gerak. Mahathir, mantan perdana menteri Malaysia tegas sekali. Semua ceramah, dakwah atau apa pun yang ditengarai menyebarkan permusuhan dan kebencian, itu ditangkap dan dimonitor

Ini tidak lebih sebagai ikhtiyar represif ala demokrasi. Jika ada regulasi yang meng-copy paste ala Malasyia atau Singaupura bisa jadi seorang nanti ceramah atau khutbah dan dimata-matai kemudian disimpulkan secara subyektif bahwa dia menghasut atau dianggap menyebar kebencian, maka bisa ditangkap dan dikenakan tuduhan terorisme karena dianggap satu rangkaian.

Dan menurut penulis, ini adalah cara pandang dan upaya paranoid dalam isu radikalisme dan terorisme. Sebuah pilihan solusi terhadap hilir dan abai pada persoalan hulunya. Sangat mungkin dengan munculnya regulasi yang sangat represif akan semakin menumbuhkan radikalisme seperti halnya hari ini. Dengan adanya lembaga semacam BNPT dan tindakan represif Densus88, “terorisme” bukan mengecil namun makin meng-eskalasi.

Kelima; menurut Mbai, penanganan radikalisme dan terorisme perlu upaya merubah prinsip teologisnya. Konsep Islam sebagai rahmat bagi semesta itu perlu dikedepankan terus.

Penulis tidak pernah mendengar dan membaca konsep Islam rahmatan versi Mbai itu seperti apa, dan bagaimana? Bisa jadi seorang Mbai belum paham atau tidak paham apa yang dimaksudkan Islam Rahmatan dan bagaimana mewujudkannya?

Apakah maksud Islam Rahmatan itu kehidupan kaum Muslim yang hanya mengambil aspek ritual dan membuang aspek politiknya? Apakah seorang Ansyaad Mbai pernah mengkaji tuntas al Qur’an dan Sunnah Rasul SAW hingga mendapatkan gambaran yang holistik dan integral tentang Islam? Islam itu Way of life, tapi bisa jadi Way of Life-nya seorang Ansyaad sebagai seorang muslim masih seperti orang buta yang meraba gajah dan hanya ketemu ekor dan pantatnya kemudian yakin sekali gajah itu ya seperti yang ia raba.

Sayang sekali, di banyak kesempatan seorang Mbai jarang membuka ruang dialog secara fair dan gayeng. Tapi yang terjadi sebaliknya, datang dan mengumbar “doktrin” lantas pergi. Lantas siapa sebenarnya yang menebar kebencian dan hasutan? Siapa yang menebar salah saham? Jika demikian terus adanya, alih-alih Ansyaad Mbai melakukan de-radikalisasi tapi justru ia melakukan radikalisasi terhadap umat Islam.

Waspadalah wahai umat Islam, siang dan malam orang-orang munafik mempersembahkan pengorbanan mereka demi umat ini tidak kembali kepada seruan Allah SWt dan Rasulullah SAW. Wallahu a’lam bishowab

Friday, May 13, 2011

Menggugat Hari Wafat Isa Almasih alias Hari Ulang Tahun Kematian Tuhan

Menggugat Hari Wafat Isa Almasih alias Hari Ulang Tahun Kematian Tuhan


Jum’at 22 April 2011 adalah hari libur nasional bertepatan dengan hari raya
umat kristiani, yaitu hari kematian Yesus Kristus alias hari wafat Isa Almasih.

Bagi umat Islam, istilah hari wafat Isa Almasih ini kurang tepat, karena menurut
aqidah Islam, Nabi Isa alaihissalam tidak mati dan tidak pula disalib. Agama
yang meyakini kematian Yesus di tiang salib adalah Kristen. Maka istilah yang
lebih tepat adalah Hari Kematian Yesus Kristus. Karena dalam pandangan Kristen,
Yesus adalah salah satu oknum Tuhan, maka istilah yang lebih pas lagi adalah
“Hari Ulang Tahun Kematian Tuhan Kristiani.” Di kalangan Kristen, hari
kematian Yesus itu masyhur dengan sebutan Jum’at Agung.

Ulang tahun kematian Yesus di tiang salib adalah salah satu inti iman Kristiani.
Dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli (Credo Nicaeano-Constantinopolitanum), umat
Kristen memakai tiga perkataan untuk menekankan keyakinan akan kematian Yesus:
“Dan kepada Yesus Kristus, Anaknya yang tunggal, Tuhan kita... disalibkan,
mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut.”

Sedemikian pentingnya makna salib dalam iman kristiani, sehingga tanpa adanya
penyaliban Yesus, maka gugurlah keyakinan Kristen tentang dosa waris, penebusan
dosa, Trinitas, dan ketuhanan Yesus.

Terkait dengan Hari Ulang Tahun Kematian Yesus, beberapa waktu lalu penulis
mendapati buku berjudul Memfitnah Yesus karya Dr Erwin Lutzer di toko buku
Gramedia. Buku setebal 167 halaman yang diterbitkan oleh Light Publishing
Jakarta ini adalah terjemahan dari edisi asli dalam bahasa Inggris Slandering
Jesus.

Secara khusus, buku apologetika kristiani ini didedikasikan untuk memerangi
berbagai pandangan teologi yang menentang doktrin Kristen tentang penyaliban,
kematian dan ketuhanan Yesus Kristus. Dengan telak, Erwin menuding paham-paham
tentang Yesus yang bertolak belakang dengan Kristen sebagai kebohongan.

Dalam bab II, secara khusus Erwin menghantam Al-Qur'an sebagai kebohongan,
karena membantah penyaliban Yesus. Dalam judul “Kebohongan 2: Yesus Tidak
Disalibkan.” Di bawah judul tersebut, ia mencantumkan terjemah Al-Qur'an surat
An-Nisa’ 157” (hlm. 39).

Menurut Erwin, kisah Al-Qur'an tentang kegagalan penyaliban Yesus adalah
kebohongan. Alasannya, jika Tuhan menggagalkan penyaliban dengan membuat orang
Yahudi salah tangkap, berarti Tuhan dalam Al-Qur'an bersalah atas tindak
penipuan. Erwin menulis:

“Menurut Al-Qur'an, orang-orang Yahudi tidak berhasil membunuh Yesus, yang
disebut sebagai rasul Tuhan. Beberapa penerjemah Muslim mengatakan bahwa
orang-orang Yahudi membunuh seseorang yang dibuat Yesus tampak seperti Yesus.
Tetapi hal ini akan membuat Tuhan bersalah atas penipuan dan ilusi. Mengapa
Tuhan mau ikut serta dalam suatu tindakan yang menipu dan tidak jujur dengan
menciptakan seseorang yang tampak seperti Yesus dan membuat orang yang tidak
bersalah ini mati sebagai ganti Yesus? Tuhan pastinya bersalah karena tindak
penipuan, memimpin orang-orang untuk percaya bahwa yang disalibkan itu adalah
Yesus padahal kenyataannya itu adalah orang lain.” (hlm. 41).

Ayat Al-Qur'an yang digugat DR Erwin adalah sbb: “Dan karena kekafiran mereka
(terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina),
dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra
Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula)
menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa
bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan)
Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah
Isa” (Qs An-Nisa’ 157).

Menurut ayat tersebut, orang-orang kafir tidak berhasil menangkap dan menyalib
Nabi Isa, apalagi sampai membunuhnya. Karena yang mereka tangkap lalu mereka
salibkan ialah orang lain yang diserupakan dengan Nabi Isa.

...laporan penyaliban dalam Bibel penuh kontradiktif dan keraguan...
Para mufassir memahamkan surat An-Nisa’ 157 bahwa Nabi Isa sama sekali tidak
disalib dan dibunuh, karena yang disalib dan dibunuh adalah orang lain yang
diserupakan dengan Nabi Isa. Prof Dr H Mahmud Yunus dalam Tafsir Al-Qur’anul
Karim menerjemahkan ayat tersebut, “Sebenarnya Isa itu bukan mereka bunuh atau
mereka salibkan, tetapi yang mereka salib itu, adalah orang yang serupa dengan
Isa, yang telah dibuat samar” (hlm. 94). Prof Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar
menyatakan, “Syubbiha artinya disamarkan. Yaitu diadakan orang lain, lalu
ditimbulkan sangka dalam hati orang yang hendak membunuh itu bahwa orang lain
itulah Isa” (Juz 6 hlm. 21).

Penyerupaan wajah orang lain menjadi Yesus sehingga proses penyaliban menjadi
salah alamat tersebut, juga didukung data-data dalam Bibel bahwa:

Penangkapan dilakukan pada waktu gelap (Yohanes 18:3).
Salah tangkap menjadi semakin mungkin, karena Yesus punya mukjizat dapat merubah
wajah (Matius 17:2).
Para tentara yang melakukan penangkapan tidak ada yang mengenal wajah Yesus,
sehingga mereka harus menyewa Yudas untuk menunjukkan siapa Yesus, dengan upah
30 keping uang perak (Matius 26:15).
KISAH PENYALIBAN YESUS PATUT DIRAGUKAN

Pernyataan Al-Qur'an bahwa orang-orang berselisih paham dan ragu-ragu tentang
pembunuhan Isa adalah kebenaran yang tak dapat disangkal. Buktinya, laporan
penyaliban dalam Bibel penuh kontradiktif dan keraguan, misalnya soal waktu
penyaliban.

Menurut Injil Markus 15:25, Yesus disalib pada jam 9: “Hari jam sembilan
ketika ia (Yesus) disalibkan.”
Padahal menurut Injil Yohanes 19:14, pada jam 12 Yesus masih belum disalib:
“Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas.”
Sementara kedua Injil lainnya, yaitu Matius dan Lukas abstain tidak menulis
apapun tentang waktu penyaliban.
Kontradiksi penyaliban Yesus masih banyak lagi, bisa dibaca dalam buku Dokumen
Pemalsuan Alkitab terbitan Victory Press.

Penyelamatan terhadap Nabi Isa dari penyaliban adalah tindakan yang sangat tepat
dan terhormat. Bukankah Bibel sendiri mengakui bahwa orang yang mati di tiang
salib adalah manusia terkutuk:

“…Sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu
salib!” (Galatia 3: 13).

Penyelamatan Tuhan dalam terhadap Nabi Isa dari penyaliban orang-orang kafir
adalah tindakan yang Maha Tepat, bukan tipuan seperti tudingan Erwin Lutzer.

“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka
itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya” (Qs. Ali Imran 54).

Maka sungguh aneh tudingan Dr Erwin Lutzer bahwa Tuhan dalam Al-Qur'an melakukan
kesalahan dan penipuan. Rupanya Erwin lebih memihak orang kafir yang
menginginkan kematian Nabi Isa dengan cara yang terkutuk.

LAPORAN BIBEL TENTANG PENYALIBAN YESUS DIRAGUKAN

Setelah menuding Al-Qur'an berbohong soal keselamatan Yesus dari penyaliban, Dr
Erwin Lutzer, mencoba membandingkan validitas Al-Qur'an dan Bibel. Menurutnya,
Bibel lebih dipercaya karena Injil saksi mata sehingga laporannya lebih akurat
ketimbang Al-Qur'an yang ditulis lebih dari 500 tahun kemudian oleh seorang
Muhammad yang bukan saksi mata. Erwin menulis:

“Kitab Injil melaporkan mengenai kematian Yesus dengan kesadaran akan keadaan
yang sebenarnya dan secara mendetail yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang
merupakan saksi mata dari peristiwa tersebut. Selain para tentara Romawi,
banyak orang yang berkumpul untuk melihat apa yang sedang terjadi saat itu”
(hlm. 44).

Dalam pernyataan tersebut, Lutzer berdusta terhadap para murid Yesus, karena
para murid Yesus bukanlah saksi mata penyaliban. Terbukti, menurut Bibel, ketika
Yesus dibekuk tentara kafir, semua muridnya lari tunggang-langgang meninggalkan
Yesus (Markus 14: 46-50).

...Lutzer berdusta terhadap para murid Yesus, karena para murid Yesus bukanlah
saksi mata penyaliban...
Bahkan ketika dihadapkan di pengadilan, Yesus sangat membutuhkan pembelaan para
muridnya. Tetapi semua murid Yesus tak satupun yang melakukan pembelaan. bahkan
Petrus, murid kesayangan Yesus, justru menyangkal dan mengaku tak kenal dengan
Yesus (Markus 14: 68-71).

Para penulis keempat Injil pun tak satupun yang menyaksikan peristiwa dengan
mata kepalanya. Semua penulis Injil ini bukan murid Yesus, bahkan Injil Markus
sampai sekarang masih belum diketahui dengan pasti siapa pengarangnya, karena ia
tidak menperkenalkan diri dalam Injil yang ditulisnya. Perhatikan komentar
Lembaga Biblika Indonesia dalam Tafsir Injil Markus berikut:

“Pengarang Injil Markus adalah murid Petrus dari Roma, yang menyebutnya
'Markus, anakku'” (I Petrus 5: 13). Belum jelas apakah Markus ini sama dengan
Yohanes Markus dari Yerusalem, anak Maria, yang tempatnya digunakan untuk
berkumpul dan berdoa jemaat Kristen pertama (Kisah Para Rasul 12: 12).

Tanpa memperkenalkan diri, Markus memulai penulisannya: “Inilah permulaan
Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.” Dalam karyanya, Markus tidak
menonjolkan diri. Juga tidak menyebut nama sendiri atau menambahkan sesuatu yang
dapat menyingkapkan kepribadiannya” (hlm. 9-10).

Jika pengarang Injil itu masih misterius, maka mempercayai karya tulisnya
sebagai dasar keimanan adalah kepercayaan yang misterius.

...Jika para penulis Injil itu adalah saksi mata terjadinya penyaliban Yesus,
maka bisa dipastikan kontradiksi kronologis itu tidak perlu terjadi...
KONTRADIKSI CERITA PENYALIBAN DALAM BIBEL

Kesimpulan bahwa para penulis Injil bukan saksi mata cerita penyaliban dalam
Bibel, semakin diperkuat dengan banyaknya kontradiksi kronologis kisah
penyaliban Yesus, misalnya:

a. Tulisan apa yang ada di atas kayu salib?

Injil Matius 27:37 melaporkan bahwa di atas salib Yesus terpampang tulisan
“Inilah Yesus Raja orang Yahudi”. Sedangkan Injil Markus 15: 26 melaporkan
bahwa tulisan itu berbunyi “Raja orang Yahudi”. Lukas 23:38 membaca bahwa
tulisan di salib Yesus adalah “Inilah raja orang Yahudi”. Sangat berbeda
dengan laporan Yohanes 19:19 “Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi”. Ini
adalah pertentangan yang nyata.

b. Berapa orang yang mencaci maki Yesus di atas kayu salib?

Menurut Matius 27:44 dan Markus 15: 32, ada dua orang yang mencaci maki Yesus di
atas kayu salib. Sedangkan Lukas 3:39 me¬la¬por¬¬kan bahwa yang mencaci
Yesus hanya satu orang saja. Jelas kontradiksi, bukan?

c. Apakah Yesus mengecap anggur bercampur empedu?

Matius 27: 33-34 melaporkan bahwa Yesus mengecapnya. Sebaliknya, Markus 15: 23
melaporkan bahwa di atas tiang salib Yesus malah menolak anggur. Bukankah ini
sangat kontradiktif?

d. Apakah teriakan Yesus waktu disalib?

Menurut Matius 27: 46-52 dan Markus 15: 34-38, sebelum mati Yesus berteriak
“Eli, Eli, lama sabakhtani”, sedangkan Lukas 23: 45-46 mengatakan bahwa
teriakan Yesus itu adalah “Ya Bapa, ke dalam tanganMu kuserahkan nyawaku”.
Ini pertentangan ayat yang tidak bisa ditemukan, bukan??

e. Siapakah yang menurunkan tubuh Yesus dari tiang salib?

Matius 27: 59-60, Markus 15: 45-46 dan Lukas 23: 53 melaporkan bahwa yang
menurunkan mayat Yesus dari tiang salib adalah Yusuf Arimatea sendiri. Tetapi
Yohanes 19:38-42 membantah dan melapor¬kan bahwa yang menurunkan adalah Yusuf
Arimatea dan Nicodemus. Ini jelas dua versi kisah yang saling berbeda!!

Jika para penulis Injil itu adalah saksi mata terjadinya penyaliban Yesus, maka
bisa dipastikan kontradiksi kronologis itu tidak perlu terjadi. Adanya
kontradiksi kronologis itu membuktikan bahwa para penulis Injil itu bukanlah
saksi mata. Kemungkinan lainnya, kontradiksi itu terjadi bila para penulis Injil
adalah orang-orang yang ceroboh atau lemah ingatan.

...Daripada menggugat kitab suci agama lain, lebih bermanfaat bagi Dr Erwin
Lutzer jika ia menyelidiki dan memperbaiki kekisruhan Alkitab (Bibel)...
Maka, gugatan Dr Erwin Lutzer terhadap Al-Qur'an tidak relevan dan upaya
pemborosan energi. Daripada menggugat kitab suci agama lain, lebih bermanfaat
bagi Dr Erwin Lutzer jika ia menyelidiki keruwetan dan problematika Alkitab
(Bibel) yang mengisahkan penyaliban Yesus dengan seribu satu kerumitan. [a ahmad
hizbullah mag/voa-islam.com]

Baca berita terkait:

Menyoal Hari Ulang Tahun Kematian Tuhan
Mengimani Wajah Yesus yang Hangus di Wajan Babi
Foto Yesus Berhadiah Mobil BMW (Menjawab Testimoni Dusta Penginjil Sunda)
Syahadat Yesus Kristus: Islami ataukah Kristiani?
Kuis Natal Berhadiah Mobil BMW
Islam Adalah Geng Pemuja Setan dan Pembunuh Manusia? (Membedah Blog Kafir - 1)
Matematika Bibel atau Al-Qur'an yang Salah Hitung? (Membedah Blog Kafir - 2)
Soal Gereja Albertus Bekasi: Uskup Agung Berbohong di hadapan Jemaat Misa Natal
Mengaku Sarjana Islam, Pendeta Terbongkar Kedoknya
Misi Jelang Natal: Kristenkan Muslim dengan Tipuan
'Tuhan' Yesus versus Tuhannya Yesus
Menggugat Hari Wafat Isa Almasih alias Hari Ulang Tahun Kematian Tuhan

http://www.voa-islam.com/counter/christology/2011/04/21/4684/menggugat-hari-wafa\
t-isa-almasih-alias-ulang-tahun-kematian-tuhan/