Thursday, January 12, 2023

RAPBN 2023: Pemerintah dan DPR Kejamnya Lebihi Penjajah Belanda

 *RAPBN 2023: Pemerintah dan DPR Kejamnya Lebihi Penjajah Belanda*

 https://energyworld.co.id/2022/12/23/rapbn-2023-pemerintah-dan-dpr-kejamnya-lebihi-penjajah-belanda/


*RAPBN 2023: Pemerintah dan DPR Kejamnya Lebihi Penjajah Belanda*


By Redaksi- December 23, 20220252


OLEH 

Dr Memet Hakim

Pengamat Sosial & Keuangan

Ketua APIB


_Alhamdulillah RAPBN 2023 telah dirilis oleh Kemenkeu, apakah RAPBN ini sudah ideal ?_


*Melihat besaran pajak sebesar 70% dari total penerimaan Negara, berarti Pemerintah bersama DPR kejamnya melebihi penjajah Belanda*


Penerimaan berupa dari Dividen BUMN hanya 37 T (1.5 %) dari total. penerimaan Negara, padahal assetnya tercatat sekitar 9.000 T.


Jika dipatok 5% saja dividennya, maka BUMN dapat menyumbang sebesar 450 T. 


*Ini menggambarkan di BUMN ada masalah serius dalam manajemennya, harus diaudit oleh tim independen.* Bisa juga disebut gagal menterinya.


*Pendapatan non pajak sekitar 18%, termasuk dari Bumn juga. Pendapatan Bea & Cukai sekitar 12%. Hal ini menggambarkan bahwa penggalian dana dari SDA sangat minim. Pemerintah terbiasa dan tidak mau berpikir dan berusaha lebih kuat buat rakyatnya.*


_*Bayangkan Negeri Belanda selama 350 tahun hidupnya ditopang oleh VOC dari perdagangan rempah2 & hasil perkebunan. Sekarang kita punya selain Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, Perikanan, Minyak, Gas dan Tambang yg bukan main besarnya. Entah apa yg terjadi dengan pemerintah dan DPR yg selalu menghitung APBN ini. Seolah SDA itu tidak dianggap penting.*_


*Negara Timur Tengah bisa membebaskan rakyatnya dari Pajak, Listrik, Kesehatan, Pendidikan karena pengelolaan SDA nya benar-benar untuk rakyat. Kenapa di negara kita tidak bisa ?*


Postur APBN Tahun Anggaran 2023 (miliar rupiah)


*Uraian RAPBN APBN*


*A. PEND. NEGARA 2.463.024,9*

I. Penerimaan Perpajakan 2.021.223,7

1. Penerimaan Pajak 1.718.032,8

2. Pend. bea & Cukai 303.190,9

II. Penerimaan Non Pajak 441.391,8

III. Hibah 409,4


*B. BELANJA NEGARA 3.061.176,3*

I. Belanja Pem. Pusat 2.246.457,9

1. Belanja K/L 1.000.844,7

2. Belanja Non-K/L 1.245.613,1

II.Transfer Ke Daerah 814.718,5


*C. KES. PRIMER (156.751,4)*


*D. DEF. ANGGARAN (A-B) (598.151,4)*

Defisit Anggaran thd PDB (2,84%)


*E. PEMB. ANGGARAN 598.151,4*

Pembiayaan Utang 696.317,6

Pembiayaan Investasi. (175.955,3)

Pemberian Pinjaman. 5.284,7

Kewajiban Penjaminan. (330,5)

Pembiayaan Lainnya 72.834,9


*Sumber : KemenKeu 2022*


_Yang lebih aneh lagi, pendapatan cuma 2.463.024,9 T, mau belanja sebesar 3.061.176,3 T. Lebih besar pasak dari pada tiang. 


Besaran bayar utang sebesar 696.317,6 T sebesar 28 % dari pendapatan negara, ini besar sekali, tidak wajar. Artinya secara riil uang yg bisa dibelanjakan cuma 72 % dari pendapatan megara._


*BUMN yang diandalkan untuk setor cuma Bank dan telkom. Bidang lainnya tidak dilirik. Bayangkan perbankan itu perusahaan jasa yang dianggap riba, malah dijadikan andalan. Ini jelas tidak benar. Seluruh perusahaan jasa seperti Bank, listrik, Kereta Api, dll tidak layak ambil untung besar. Kedepan bunga pinjaman termasuk jasa keuangan, listrik, angkutan umum harus diturunkan.*


_*Yang harus digenjot adalah produksi dan pendapatan Minyak, Gas, Batubara, Nikel, Emas dan hasil perkebunan, Kehutanan, Perikanan, dll. Minyak bumi misalnya dari asumsi 666.000 barrel, menurut ahlinya bisa ditingkatkan ke level 1.000 barrel/hari. Tambang Batubara, Nikel, Alumunium, Logam mulia dll.*_


*Production Sharing contract* yang biasa dilakukan oleh SKK Migas, dapat dicontoh untuk diterapkan pada perusahaan asing diberbagai bidang yang menggunakan SDA. 


Sektor ini diprediksi bisa menghasilkan ribuan Trilyun.


_Pendapatan lainnya seperti pajak orang asing termasuk Pph, Visa, fiskal, Bea Masuk harus didongkrak. Konon kabarnya tka cina yang jumlahnya sudah diatas 30 jutaan kalo pajak penghasilannya x 1 juta saja = 30 Tx12 = 360 T, belum dari visa, fiskal dll._


Semua upaya non pajak tersebut di atas dapat mendukung penerimaan negara, selanjutnya tentu bisa mengurangi dan membebaskan pajak Bumi dan Bangunan misalnya.


Sekedar perbandingan GDP atau PDB merupakan salah satu indikator penting untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara. GDP per capita di Indonesia tahun 2021 adalah US$ 4.700/tahun dan di Singapura $ 61.000. 


Pendapatan bulanan 2022 di Singapura adalah 4,146 USD, sedang di Indonesia cuma 270 USD. 


Jika pendapatan bulanan seperti di Singapura wajar saja pajaknya besar, *lha di Indonesia cuma 170 USD.masih mau diperas lagi ? Rasanya kejam sekali.*


Sudah saatnya Menkeu dan jajaran serta DPR bepikir ulang tentang struktur Penerimaan dan Belanja Negara ini, jangan sampai lebih kejam dari penjajah Belanda.


Dari segi pemerataan belanja 814.718,5 T dikirim ke daerah, sisanya 1.648.306,4 T dibelanjakan oleh Pemerintah Pusat. 


Pola ini mencerminkan tidak adanya kepercayaan pemerintah pusat pada pemerintah daerah. 


*Sekitar 66 % uang berputar di Jakarta yg penduduknya 11 juta dan 33 % untuk daerah yang memiliki penduduk 265 juta jiwa. Akibatnya korupsi akan bertambah subur di Jakarta.*


Bandung, 22 Desember 2022

Tuesday, January 10, 2023

ISLAM ITU RAHMATAN LIL ALAMIN, JANGAN BENTURKAN UMMAT ISLAM DENGAN NARASI PANCASILA DAN NKRI

 #PeringatanBuatAktivisIslamPhobiaLiberal


ISLAM ITU RAHMATAN LIL ALAMIN, JANGAN BENTURKAN UMMAT ISLAM DENGAN NARASI PANCASILA DAN NKRI


Akhir-akhir ini kita masih menyimak ada narasi yang ingin membenturkan Umat Islam di Indonesia dengan Pancasila dan NKRI. 


Seolah-olah pilihan hidup menjadi muslim yang taat kepada ajarannya bertentangan dengan konsensus di atas, dianggap tidak nasionalis dan pancasilais. 


Ini adalah pandangan yang sangat keliru dan perlu kita koreksi atau luruskan. Bahwa para pendiri bangsa dahulu tidak pernah menjadikan Pancasila sebagai alat politik untuk menyerang kehidupan beragama. Namun fakta sebaliknya, orang-orang yang mengaku-aku pancasilaislah yang gemar menyudutkan kaum beragama, kemudian sibuk membangun polarisasi di tengah masyarakat.


Seyogyanya para Intelektual Malpraktek “Aktifis Islam Liberal" dan "Islamophobia" bertaubat walaupun Islam liberal di Indonesia pernah mempunyai sepak terjang. Berbagai kampanye berjargon liberalisme; feminisme; kebebasan pendapat; pro LGBT; Miras; hingga hak-hak asasi. Kini mulai luntur. Gerakan yang banyak mendapat counter umat islam. Ada perubahan fase semenjak era Pilkada DKI, dimana jargon liberalisme itu akhirnya luntur karena mereka terjun menjadi buzzer politik mendukung salah satu calon. Tidak ada lagi literasi, tidak ada lagi didengar mengenai suara tentang studi islam versi liberal. Karena memang pada dasarnya mereka intelektual malpraktek yang menunggangi islam sebagai eksistensi.


Kepayahan mereka dalam mengolah konten buzz juga itu-itu saja. Tidak jauh dari hal berbau SARA, karena mereka hanya bisa mengolah konten itu dengan basic skill mereka lakukan propaganda liberalisme. Itulah mengapa mereka tidak memahami branding, bahkan isu SARA dengan kombinasi framing media menjadi andalan. Modal spin dan framing headline media, mereka bisa menjadi apa saja sekarang. Mulai dari ahli anggaran, ahli kolam, ahli transportasi, ahli perda, tapi lucunya selalu menampar wajah sendiri. 


Kualitas aktifis yang bermetamorfosa menjadi buzzer politik. Mengandalkan headline dan selalu gagal dengan narasi karen kerap fakta yang disodorkan selalu bertolak belakang dengan apa yang merek sajikan di lini masa. Itulah mengapa mereka disebut “intelektual malpraktek” bahkan plagiat pemikiran.


Jangankan pada saat ini, saat mereka menjadi buzzer politik atau remah oligarkian. Saat mereka jadi aktifis islam liberal saja mereka hanya lakukan plagiasi atau menjadi plagiat pemikiran dengan studi mereka mengenai islam. Plagiat pemikiran karena benar-benar menjiplak pemikiran kalangan orientalis barat, dan lawas. Mereka menganggap diri mereka modern namun menyadur pemikiran usang orientalis barat? Wajar jika gelar “intelektual malpraktek” disematkan. Menjadi buzzer politik saja mereka gagal apalagi bicara intelektualitas dalam studi islam melalui tafsir liberalisme.


Kaum Liberal Indonesia dengan gegap gempita menggembar-gemborkan penerapan Hermeneutika dalam Studi Al-Qur’an. Nyatanya, jauh sebelum kaum Liberal Indonesia menggaungkan hal tersebut, adalah Pendeta Alphonse Mingana (1881-1937) seorang Kristen Iraq yang juga Dosen Theologi di Birmingham University – Inggris, dalam buku “Syriac Influence on The Style of The Kur’an” yang diterbitkan pada tahun 1927, menyatakan : “Sudah tiba masanya untuk melakukan kritik teks terhadap Al-Qur’an, sebagaimana telah kita lakukan terhadap Bibel Yahudi yang berbahasa Ibrani-Aramik dan kitab suci Kristen yang berbahasa Yunani.”


Kaum Liberal Indonesia dgn super semangat mengkampanyekan tentang perlunya membuat Tafsir Al-Qur’an edisi kritis. Nyatanya, jauh sebelum kaum Liberal Indonesia kampanyekan hal tersebut, adalah Arthur Jeffery (1893-1959) seorang tokoh Kristen Methodist dari Australia, dalam buku “The Qur’an as Scripture” yang diterbitkan pada tahun 1952, menyatakan : “Apa yang kita butuhkan, bagaimana pun, adalah Tafsir Kritis yang mencontohi karya yang telah dilakukan Orientalis Modern sekaligus menggunakan metode-metode penelitian kritis modern untuk Tafsir Al-Qur’an.”


Selain itu, masih ada Abraham Geiger (1810-1874) yang melakukan kajian Al-Qur’an dari konteks ajaran Yahudi, dan Gustav Weil (1808-1889) yang melakukan kajian Al-Qur’an secara kronologis, serta Theodor Noldeke (1836-1930) yang melakukan kajian kritis asal muasal Al-Qur’an, juga Pdt. Edward Sell (1839-1932) yang menggunakan metodologi “Higher Criticism” terhadap Al-Qur’an, lalu Ignaz Golziher seorang Yahudi asal Hungaria yang pernah menjadi mahasiswa di Universitas Al-Azhar – Mesir dan sahabat baik Christian Snouck Hugronye.


Kaum Liberal Indonesia dengan sangat agresif mendorong penyatuan semua agama dengan konsep pluralisme, inklusivisme dan multikulturalisme. Nyatanya, para Theolog dari kalangan Protestan seperti John Hick dan Paul F. Knitter, mau pun dari kalangan Katholik seperti Raimundo Panikkar, sudah lebih dulu menyuarakannya. Sampai akhirnya, Paus Yohannes Paulus II turun tangan pada tahun 2000 dengan mengeluarkan “Dekrit Dominus Yesus” untuk menghadapi serbuan pluralisme di kalangan umat Kristiani. 


Di kalangan umat Hindu ada nama Ram Mohan Roy (1772-1833) yang mencampur aduk-kan ajaran semua agama, yg kemudian ajarannya dilanjutkan oleh Debendranath Tagore dan Kashub Chandra Sen. Kemudian gerakan ini semakin kuat diusung di kalangan Hindu oleh Ramakrishna (1836-1886) dan Vivekananda (1863-1902).


Kaum Liberal Indonesia menggelorakan semangat perkawinan sejenis. Nyatanya, jauh sebelum kaum Liberal Indonesia meneriakkan legalisasi Homoseksual dan Lesbianisme, adalad Eric James, seorang pejabat gereja Inggris melalui bukunya “Homosexuality and a Pastoral Church” telah menghimbau gereja agar toleransi kehidupan Homoseksual dan Lesbianisme serta izinkan perkawinan sejenis. 


Bahkan pada November 2003, para pastor Gereja Anglikan di New Hampshire AS sepakat mengangkat Uskup Homoseks bernama Gene Robinson. Karenanya, di banyak negara Barat, Homosex dan Lesbi tidak dianggap sebagai kejahatan selama masyarakat menerimanya. Bahkan edannya, pada media Juni 2011, Dewan Hak Asasi Manusia – Perserikatan Bangsa-Bangsa (Dewan HAM-PBB), dengan dukungan suara 23 negara melawan 19 negara yang menolak, sedang 3 negara abstain, mengeluarkan “Resolusi Persamaan Hak bagi semua orang tanpa memandang Orientasi Seksual”, yang isinya mengakui dan menjamin Homosex dan Lesbi sebagai Hak Asasi Manusia (HAM), sehingga pelarangan Homosex dan Lesbi di negara mana pun akan dianggap sebagai pelanggaran HAM.


Aneka Hujatan Kaum Liberal Indonesia terhadap Al-Qur’an, seperti tuduhan keji bahwa Al-Qur’an sebagai produk budaya, produk bahasa dan produk sejarah, serta tuduhan jahat bahwa Al-Qur’an provokatif, diskriminatif, tidak autentik dan tidak suci, termasuk fitnah biadab bahwa Al-Qur’an hanya merupakan hasil kongkalikong antara Muhammad dengan para Shahabatnya, ternyata semuanya hanya “jiplakan” dari berbagai fitnah dan tuduhan yang pernah dilontarkan para Orientalis Barat sejak zaman Leo III (717-741) yang pernah berpolemik dengan Khalifah Umar bin Abdul Aziz RA melalui surat, hingga kini. 


Sepanjang sejarah Orientalis telah melahirkan manusia-manusia penghujat Islam antara lain : Johannes Damascus (652-750) yang memfitnah Nabi SAW sebagai hypersex, dan Abdul Masih Al-Kindi (sekitar Th.873) yang risalahnya dijadikan “rujukan” untuk menghujat Islam, Petrus Veberabilis (1094-1156) yang dipuja kalangan Orientalis sebagai “Bapak Penaklukan Pemikiran”, dan Ricoldo da Monte Crice (1243-1320) yang menyatakan bahwa Islam dan Al-Qur’an adalah buatan setan, serta Martin Luther (1493-1546) yang mencela Al-Qur’an sebagai takhayyul dan ketololan.


Masih banyak lagi aneka pemikiran Orientalis Barat yang “dijiplak” oleh kaum Liberal Indonesia. Jika kita paparkan disini satu per satu, maka akan memakan ratusan bahkan ribuan halaman. Hal ini menjadi bukti autentik bahwa kaum Liberal Indonesia tidak punya keberanian untuk berfikir, dan tidak memiliki sikap kritis sejati, serta sama sekali tidak produktif. Kaum Liberal Indonesia hanya “plagiat pemikiran” yang menjiplak sana sini dari aneka pemikiran Orientalis yang sesat dan menyesatkan.


Kesimpulannya, banyak klaim prematur bahwa gagasan atau pemikiran Islam liberal adalah gerakan pembaharuan islam dengan topeng berlabel moderat. Dan selalu menunjuk pengkritiknya dengan istilah konservatif. Padahal mereka adalah club #inkarsunnah, plagiat gagasan orientalis barat klasik. Alur pemikiran mereka adalah produk daur ulang


Sekian.

Sunday, January 8, 2023

Baiat...

 *Tiga Model Pemilihan Khalifah Rasyidin*


Hingga wafatnya, Nabi Muhammad SAW tidak mewasiatkan siapa penggantinya.Karena itu, pemilihan pengganti Nabi sebagai kepala negara (khalifah ar-rasul) dilakukan melalui musyawarah diantara para sahabat Nabi. Secara umum ada tiga model pemilihan yang diterapkan di era khilafah rasyidah atau kha lifah yang adil dan bijaksana. Berikut faktanya:


*PEMILIHAN ABUBAKAR ASH SHIDDIQ (MODEL PERTAMA)*


Khalifah dipilih lewat musyawarah wakil wakil dari kalangan Muhajirin dan Anshar secara terbatas (bai’at in’iqad) pada hari pertama Nabi wafat bertempat di Tsaqifah Bani Sai’dah (kediaman Sa’ad bin Ubadah di Madinah), kemudian dilanjutkan dengan bai’at ta’at di Masjid Nabawi pada hari kedua Nabi wafat. Kronologinya sebagai berikut:


*TAHAP I*


Saat Nabi wafat, terjadi kegoncangan. Mulai muncul tanda-tanda perpecahan kepemimpinan politik. Antara lain munculnya pendapat bahwa kalangan Anshar mengangkat khalifah sendiri, begitu pun dengan kalangan muhajirin yang juga mengangkat khalifah sendiri. Sementara itu, di sebagian kawasan di jazirah Arab mulai memperlihatkan tanda-tanda memisahkan diri, bahkan muncul sejumlah orang yang mengaku sebagai nabi.


Pada hari wafatnya Nabi, Umar bersama Abubakar serta kaum Muhajirin lainnya menuju tempat kaum Anshar berkumpul di Tsaqifah Bani Sa’idah. Saat tiba disana, berdiri juru bicara dari kalangan Anshar yang menyatakan muncul tanda-tanda kaum Muhajirin akan men dominasi mereka di tempat tinggal mereka (Madinah), dan mengambil kekuasaan dari kaum Anshar. Saat itu dari kalangan Anshar juga muncul usulan agar kaum Anshar memilih khalifah sendiri dan orang-orang Quraisy (Muhajirin) juga memilih khalifah sendiri, yang disampaikan dengan ungkapan "ana juzailuha al-muhakkak wauzaiquha almurajjab," yang berarti akulah pemimpin yang tertingi. Konon yang berkata demikian adalah Al Hubab bin al Munzir.


Sebuah riwayat menyatakan Abubakar saat itu menyampaikan, "Kalian mengetahui bah wa Rasulullah pernah bersabda,’‘Andai saja manusía menempuh jalan di satu lembah semen tara kaum Anshar menempuh satu jalan, maka pastí akan kutempuh jalan kaum Anshar’. Dan engkau telah mengetahui wahai Sa’ad (Sa’ad bin Ubadah) bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda —saat itu engkau sedang duduk- ‘Sesungguhnya kaum Quraisy-lah yang paling berhak menjadi pemimpin. Kebaikan manusia akan mengikuti kebaikan yang ada pada mereka dan kejelekan manusia akan pula mengikuti kejelakan yang ada pada mereka’. Maka Sa’ad berkata, ‘Engkau benar, kami hanyalah menjadi wazir dan kalianlah yang menjadi Amir’."


Riwayat lain menyebutkan saat itu Abubakar juga mengatakan dia rela jika urusan khalifah diserahkan kepada satu dari dua orang (Umar dan Abu Ubaidah bin al-Jarrah). Saat itu, muncul keributan. Untuk mencegah perselisihan, Umar kemudian berkata kepada Abu bakar, "Berikan tanganmu wahai Abubakar". Maka Abubakar memberikan tangannya dan Umar segera membaiatnya, diikuti seluruh kaum Muhajirin, kemudian kaum Anshar.


Riwayat lain menyatakan Umar berkata ke pada yang hadir di Tsaqifah Bani Sa’idah, "Yang paling berhak menggantikan Rasulullah SAW adalah sahabatnya yang menyertainya dalam gua (Gua Hira, saat permulaan Hijrah –Red). Dialah Abubakar yang selalu terdepan dan paling di utamakan. Kemudian segera kutarik tangannya dan ternyata ada seorang Anshar (sebuah riwayat menyatakan dia adalah Basyir bin Sa’ad, ayah an-Nukman bin Basyir) yang lebih dahulu menariknya dan membai’atnya sebelum aku sempat meraih tangannya. Setelah itu baru aku membaiatnya dengan tanganku yang kemudian diikuti oleh orang ramai."


Kitab Fathur ar-Rabbani menyatakan soal bai’at itu Abubakar mengatakan menerima pembai’atan itu karena takut fitnah akan datang yaitu murtadnya orang-orang Arab setelah wafatnya Nabi.


Beberapa saat sebelum wafatnya, Umar menjelaskan hal ihwal bai’at kepada Abubakar itu di Masjid Nabawi. "Demi Allah, kami tidak pernah menemui perkara yang lebih besar dari perkara bai’at terhadap Abubakar. Kami sangat takut jika kami tinggalkan mereka tanpa ada yang dibai’at, maka mereka (Anshar) kembali membuat bai’at. Jika seperti itu kondisinya kami harus memilih antara mematuhi bai’at mereka padahal kami tidak merelakannya, atau menentang bai’at mereka yang pasti akan menimbulkan kehancuran. Maka, barang siapa membai’at Amir tanpa musyawarah lebih dahulu, bai’atnya dianggap tidak sah. Dan tidak ada bai’at terhadap orang yang mengangkat bai’at terhadapnya, keduanya harus dibunuh."


*TAHAP II*


Setelah pembai’atan di Tsaqifah Bani Sa’idah, keesokan harinya Abubakar dibai’at secara umum (bai’at ta’at) di masjid. Para sahabat yang sebelumnya hadir di Tsaqifah juga hadir di masjid.


Usai bai’at umum itulah Abubakar menyampaikan pidatonya yang terkenal: *"…sesung guhnya aku telah dipilih sebagai pimpinan atas kalian, dan bukanlah aku yang terbaik. Maka jika aku berbuat kebaikan bantulah aku, dan jika aku bertindak keliru maka luruskanlah aku. Kejujuran adalah amanah, sementara dusta adalah suatu pengkhinatan*. Orang yang lemah di antara kalian sesungguhnya kuat di sisiku hingga aku dapat mengembalikan haknya kepadanya Insya Allah. Sebaliknya siapa yang kuat di antara kalian maka dialah yang lemah disisiku hingga aku akan mengambil darinya hak milik orang lain yang diambilnya. Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad di jalan Allah kecuali Allah akan timpakan kepada mereka kehinaan, dan tidaklah suatu kekejian tersebar di tengah suatu kaum kecuali adzab Allah akan di timpakan kepada seluruh kaum tersebut. *Patuhilah aku selama aku mematuhi Allah dan RasulNya. Tetapi jika aku tidak mematuhi keduanya maka tiada kewajiban taat atas kalian terhadapku* Sekarang berdirilah kalian untuk melaksanakan shalat semoga Allah merahmati kalian."


Catatan:


Soal tidak hadirnya Ali Bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam, dan lain-lain di Tsaqifah Bani Saidah, ada yang menyebutnya sebagai pemboikotan pemilihan Abubabakar. Namun, belakangan isu pemboikotan itu terbantahkan.


Saat pembai’atan terjadi, Ali, Zubair, dan lain-lain berada di rumah Fathimah. Zubair menuturkan ‘Kami tidak merasa marah kecuali karena kami tidak diikutkan dalam musyawarah pemilihan kalian, tetapi kami tetap berpandangan bahwa Abubakar lah yang paling pantas menjadi pemimpin. Dialah orang yang menemani Rasulullah bersembunyi di dalam gua. Kita telah mengetahui kemuliaan dan kebaikannya. Dialah yang diperintahkan Rasulullah untuk menjadi imam shalat manusia ketika Rasulullah hidup.


Saat Abubakar dibai’at di masjid, Abubakar me merintahkan mencari Ali dan Zubair, yang kemudian keduanya datang dan membai’at Abubakar. Ali tidak pernah memisahkan diri dari Abubakar, dan selalu shalat di belakangnya.


Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Nasa’i meriwayatkan bahwa Ali memperbaharui bai’at-nya kepada Abubakar setelah wafatnya Fathimah, enam bulan setelah Rasul wafat.


*PEMILIHAN UMAR BIN KHATTAB (MODEL KEDUA)*


Pergantian khalifah lewat surat wasiat yang dibacakan kehadapan kaum Muslimin, kemudian kaum Muslim memberikan bai’at. Berikut kronologinya:


Menjelang wafatnya, Abubakar mewasiatkan jabatan khalifah kepada Umar. Yang menuliskan wasiat itu adalah Utsman Bin Affan. Setelah itu wasiat tersebut dibacakan kehadapan kaum Muslimin dan mereka meng akuinya serta tunduk dan mematuhi wasiat tersebut.


Umar adalah yang pertama bergelar amirul mukminin. Konon yang pertama memanggilnya demikian adalah Al-Mughirah bin Syu’bah.


Imam Bukhari menulis bahwa saat Umar terbaring menjelang wafat, usai ditikam oleh Abu Lu’luah, ada yang menyatakan kepada Umar, "Tidakkah engkau menunjuk penggantimu wahai amirul mukminin". Umar menjawab, "Jika aku memilih penggantiku sebagai khalifah maka sesungguhnya hal itu telah dilakukan oleh orang yang lebih baik dariku, yaitu Abubakar. Dan jika aku tidak menunjuk pengganti, maka hal itu telah dilakukan juga oleh orang yang lebih baik dariku, yaitu Rasulullah."


Umar menyatakan, "Aku tidak mendapati ada orang yang lebih berhak memegang urusan ini (menjadi khalifah) selain dari enam orang yang Rasulullah rela atas mereka ketika wafatnya." _*Keenam orang itu adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Az-Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Abdurrahman bin ‘Auf.*_ Mereka inilah yang menjadi *anggota majelis syura untuk memilih khalifah.*


Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wa’l Nihayah menyatakan dengan cara Umar menggabungkan apa yang dilakukan Rasulullah yaitu tidak menjatuhkan pilihan dan cara Abubakar yang mewasiatkan penggantinya, dan menyerahkan perkara pengangkatan khalifah kepada *sebuah majelis syura.*


Umar tidak menunjuk Sa’id bin Zaid sebagai anggota majelis syura, sebab dia berasal dari kabilah umar dan dikhawatirkan dia kelak terpilih disebabkan kekerabatannya, namun *menyatakan dia menjadi saksi atas proses yang dilakukan panitia enam tersebut*. Sa’id bin Zaid adalah satu dari sepuluh orang yang dijamin Rasulullah masuk surga (sembilan lainnya adalah Abubakar, Umar, Utsman, Ali, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Abdullah, dan Abu Ubaidillah bin Jarrah).


Sebuah riwayat menyebutkan Umar juga mengecualikan anaknya, Abdullah bin Umar, dari hak terpilih sebagai khalifah, karena khawatir jabatan khalifah menjadi jabatan turun-temurun.


*PEMILIHAN UTSMAN BIN AFFAN (MODEL KETIGA)*


*TAHAP I*


*Pergantian khalifah melalui sebuah majelis syura beranggotakan enam orang.* Berikut prosesnya:


Umar menunjuk Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Az-Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Abdur rah man bin ‘Auf, untuk bermusyawarah.


Dalam musyawarah, nama kandidat mengerucut menjadi tiga yaitu Utsman, Ali, dan Abdurrahman bin Auf. Itu terjadi setelah tiga anggota formatur memilih tiga lainnya. Zubair memilih Ali, Thalhah memilih Utsman, sedangkan Sa’ad memilih Abdurrahman bin Auf.


Selanjutnya, nama calon mengerucut lagi menjadi dua, setelah Abdurrahman bin Auf melepaskan haknya untuk dipilih. Meski demikian, Abdurrahman lah yang menentukan siapa khalifah terpilih. "Aku akan berusaha untuk me nyerahkan jabatan tersebut kepada salah seorang diantara kalian berdua dengan cara yang benar," kata Abdurrahman kepada Utsman dan Ali.


Selanjutnya, di hadapan Abdurrahman, Utsman dan Ali menyampaikan khutbah (se macam kampanye –Red) tentang keistimewaannya masing-masing dan berjanji jika mendapat jabatan tersebut tidak akan menyimpang, dan jika ternyata tidak mendapatkannya maka ia akan mendengar dan menaati orang yang dipilih.


Tiga hari sejak pertemuan itu, Abdurrahman dikabarkan banyak shalat malam dan berdoa, serta menanyakan pendapat sejumlah kalangan tentang kedua kandidat (semacam survei –Red).


Di hari keempat, Abdurrahman me minta keponakannya, Al-Miswar bin Makhramah memanggil Utsman dan Ali. Miswar bertanya, siapa yang harus dipanggil terlebih dahulu. Abdurrahman menjawab, "Terserah padamu."


Miswar lalu menemui Ali. Ali bertanya, "Apakah ia juga memanggil yang lain selainku?" Miswar menjawab, "Benar". Ali bertanya lagi, "Siapa yang ia panggil pertama kali?" Miswar menjawab, "Ia katakan terserah padamu dan akhirnya aku mendatangimu."


Miswar dan Ali kemudian ke rumah Uts man. Miswar masuk ke dalam rumah, sedangkan Ali duduk menunggu. Saat itu menjelang fajar, dan Utsman sedang shalat witir. Kepada Miswar, Utsman juga menanyakan pertanyaan yang sama seperti yang ditanyakan Ali.


Saat Utsman dan Ali datang, Abdurrahman mengatakan,"Sesungguhnya aku telah bertanya kepada masyarakat tentang kalian berdua dan tidak seorang pun dari mereka yang lebih mengistimewa kan [satu di antara] kalian berdua."


*TAHAP II*


Abdurrahman kemudian membawa Utsman dan Ali ke Masjid Nabawi. Di masjid, kaum Muhajirin dan Anshar telah berkumpul untuk shalat subuh. Masjid penuh sesak.


Usai shalat, Abdurrahman naik mimbar dan berpidato, "Wahai sekalian manusia! Aku telah menanyakan keinginan kalian baik secara pribadi maupun didepan umum, namun aku tidak dapati seorang pun yang condong kepada salah seorang dari mereka berdua baik Ali maupun Utsman. "


Kemudian, Abdurrahman memanggil Ali, dan memegang tangannya sambil ber kata, "Apakah engkau mau dibai’at un tuk tetap setia menjalankan alquran, Sunnah NabiNya dan apa yang telah dilakukan oleh Abubakar dan Umar?" Ali menjawab, "Tidak, akan tetapi akan aku jalankan sesuai dengan kemampuanku."


Mendengar jawaban Ali, Abdurrahman melepaskan pegangan tangannya, lalu memanggil Utsman dan bertanya, "Apakah engkau mau dibai’at untuk tetap setia menjalankan al-Qur’an, Sunnah NabiNya dan apa yang telah dilakukan oleh Abubakar dan Umar?" Utsman menjawab, "Ya!"


Mendengar jawaban Utsman, Abdurrahman menengadahkan kepalanya keatap masjid sambil memegang tangan Utsman dan berkata,"Ya Allah de ngarkanlah dan saksikanlah, ya Allah dengarkanlah dan saksikanlah, ya Allah dengarkanlah dan saksikanlah, ya Allah sesungguhnya aku telah alihkan beban yang ada dipundakku kepundak Utsman bin Affan".


Maka, orang-orang pun berdesak desakan untuk membai’at Utsman di bawah mimbar. Ada riwayat yang menyatakan Ali adalah orang yang pertama membai’at Utsman, riwayat lainnya menyebutkan Ali adalah orang yang terakhir membai’at Utsman.


*PEMILIHAN ALI BIN ABI THALIB*


Pergantian khalifah kembali ke model pertama. Sebab, Utsman yang terbunuh, tidak menyampaikan wasiat seperti Abubakar, juga tidak menunjuk formatur seperti Umar. Berikut prosesnya:


Setelah Utsman terbunuh, kaum muslimin mendatangi Ali untuk membai’at nya. Ali menolak bai’at tersebut dan menghindar ke rumah milik Bani Amru bin Mabdzul, seorang Anshar. Beliau menutup pintu rumah.


Kaum Muslimin kemudian membawa serta Thalhah dan Zubair. Mereka ber kata,"Sesungguhnya daulah ini tidak akan bertahan tanpa amir." Mereka terus mendesak hingga akhirnya Ali bersedia menerimanya.


Sebuah riwayat menyebut orang yang pertama membai’atnya adalah Thalhah dengan tangan kanannya yang cacat sewaktu melindungi Rasulullah SAW pada peperangan Uhud.


Ali kemudian keluar menuju masjid lalu naik ke atas mimbar dengan mengenakan kain sarung dan sorban sambil menenteng sandal dan bertelekan pada busur. Kemudian, segenap Muslimin yang hadir membai’at beliau.


Riwayat lain dari Al- Waqidi menye butkan "Orang-orang di Madinah mem bai’at Ali. Namun tujuh orang menarik diri dan tidak ikut berbai’at. Mereka adalah Abdullah bin Umar, Sa’ad bin Abi Waqqash, Shuheib, Zaid bin Tsabit, Muhammad bin Maslamah, Salamah bin Salaamah bin Waqsy dan Usamah bin Zaid. Dan tidak ada seorang sahabat Ansharpun yang tertinggal, mereka semua ikut berbai’at sejauh pengetahuan kami."


Riwayat lain dari Saif bin Umar men ceritakan dari sejumlah gurunya bahwa mereka berkata, "Selama lima hari setelah terbunuhnya Utsman kota Ma dinah dipimpin sementara oleh al-Ghafiqi bin Harb, mereka mencari orang yang ber sedia memimpin. Penduduk Mesir [yang semula datang ke Madinah untuk mengepung Utsman] mendesak Ali, sedang beliau menghindar dari mereka kesebuah rumah. Penduduk Kufah mencari az-Zubair tapi mereka tidak menemukannya. Penduduk Bashrah meminta Thalhah, tapi ia tidak bersedia. Maka merekapun ber kata, ‘Kami tidak akan mengangkat salah satu dari tiga orang ini.’ Mereka menemui Sa’ad bin Abi Waqqash. Mereka berkata, ‘Sesungguh nya engkau termasuk salah seorang anggota Majelis Syura’. Namun Sa’ad tidak memenuhi permintaan mereka. Kemudian mereka menemui Abdullah bin Umar, tapi beliaupun menolak tawaran mereka. Merekapun bingung, lantas me reka berkata, ‘Jika kita pulang kedaerah ma sing-masing dengan mem bawa kabar ter bunuhnya Utsman tanpa ada yang menggantikan posisinya, manusia akan berselisih tentang uru san ini dan kita tidak akan selamat. Mereka kem bali menemui Ali dan memaksanya di bai’at.


Al-Asytar an-Nak ha’i meraih tangan Ali dan mem bai’atnya kemudian orang orangpun ikut membai’at beliau. Penduduk Kufah mengatakan bahwasanya yang pertama kali membai’at Ali adalah al-Asytar an-Nakha’i. Peristiwa itu terjadi pada hari Kamis 24 Dzul hijjah. Itu terjadi setelah orang-orang terus mendesak beliau. Mereka semua berkata, "Tidak ada yang pantas meme gangnya kecuali Ali." Keesokan harinya pada hari Jum’at, Ali naik ke atas mimbar. Orangorang yang belum membai’at beliau kemarin berbon dong-bondong mem bai’at beliau. Orang pertama yang mem bai’at beliau saat itu adalah Thalhah ke mudian az-Zubair. Bai’at ini terjadi pada hari Jum’at 25 Dzhulhijjah tahun 35 H.


Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Muhammad bin al-Hanafiyah, ia berkata, "Aku bersama Ali saat Utsman dikepung, lalu datanglah seorang lelaki dan berkata, ‘Sesungguhnya Amirul Mukminin telah terbunuh.’ Kemudian datang lagi lelaki lain dan berkata, ‘Sesungguhnya Amirul Mukminin baru saja terbunuh.’ Ali segera bangkit namun aku cepat menengahinya karena khawatir akan keselamatan beliau. Beliau berkata, ‘Ce laka kamu ini!’ Ali segera menuju kediaman Utsman dan ternyata beliau telah terbunuh. Beliau pulang kerumah lalu mengunci pintu. Orang-orang mendatangi beliau sambil menggedorgedor pintu lalu menerobos masuk menemui beliau. Mereka berkata, ‘Lelaki ini (Utsman) telah terbunuh.


Sedang orang-orang harus punya khalifah. Dan kami tidak tahu ada orang yang lebih berhak daripada dirimu.’ Ali berkata, ‘Tidak, kalian tidak menghendaki diriku, menjadi wazir bagi kalian lebih aku sukai daripada menjadi amir.’ Mereka tetap berkata, ‘Tidak, demi Allah kami tidak tahu ada orang lain yang lebih berhak daripada dirimu.’ Ali berkata, ‘Jika kalian tetap ber sikeras, maka bai’atku bukanlah bai’at yang rahasia. Akan tetapi aku akan pergi ke masjid, barangsiapa ingin membai’at ku maka silakan ia membai’atku.’ Ali pun pergi ke masjid dan orang-orang pun membai’at beliau."


Nash-nash yang dinukil oleh al-Imam Ibnu Katsir dari ath-Thabari dan seja rawan lainnya menegaskan keabsahan bai’at khalifah rasyid yang ke-empat Ali bin Abi Thalib ra . Pembai’atan beliau berlangsung atas dasar persetujuan anggota ahlul halli wal aqdi di Madinah. Kemudian wilayah wilayah Islam lainnya turut Membai’at beliau kecuali penduduk Syam (yang gubernurnya saat itu Muawiyah), yang menahan bai’at hingga dilakukannya qishash terhadap pembunuh Utsman.


Peristiwa terbunuhnya Utsman ini merupakan fitnah pertama bagi kaum Muslimin, sebab membuat terjadinya perang saudara yang tragis di antara para sahabat Nabi, seperti Perang Unta dan Perang Shiffin ketika Ali terpaksa mengerahkan pasukan ke Syam untuk menundukkan Muawiyah.


Dalam Perang Shiffin, sebuah wilayah antara Kufah dan Syam, pasukan Ali hampir saja mengalahkan pasukan Muawiyah, namun kemudian pasukan Muawiyah mengangkat mushaf Al- Qur’an di atas lembing, dan mengajak untuk bertahkim. Pasukan Ali pun terpecah melihat tawaran ini, sebagian menerima, sebagian menolak. Akhir nya tahkim diterima.


Pada peristiwa tahkim di Daumatul Jandal, berlangsung diplomasi yang di menangkan kubu Muawiyah yang diwakili Amr bin Ash. Sebab, utusan Ali, yaitu Abu Musa al-Asy’ari, mengaku telah bersepakat bersama Amr bi Ash untuk memecat Ali maupun Muawiyah sebagai khalifah, untuk kemudian me nyerahkan kepada umat untuk memilih khalifah yang baru. Tapi, Amr bin Ash kemudian menyatakan menerima pemecatan Ali seperti yang di katakan Abu Musa, lalu menetapkan Mu’awiyah meng gantikan Ali sebagai khalifah. Proses tahkim yang pada awal nya semata untuk urusan pembu nuhan Usman, kemudian menjadi proses politik pengambilalihan kekuasaan.


Ali saat itu pulang ke Kufah, dan me ngatakan jika dia menyerahkan kepe mimpinan kepada rivalnya di Daumatul Jandal, maka mereka akan memperlakukan kaum Muslimin sebagaimana Heraclius (Kaisar Romawi) dan Kisra. Dan, Ali pun berpidato untuk mem bangkitkan semangat rakyat untuk menyerang Syam, namun saat itu tidak mendapat sambutan, dan terjadi fitnah Khawarij yang membuat situasi kian sulit, hingga berujung wafatnya Ali.


*PEMILIHAN HASAN BIN ALI*


Pergantian khalifah seperti model pertama sebab Ali yang menjelang wafat —setelah ditikam oleh Ibnu Muljam— enggam membuat wasiat untuk memilihpenggantinya seperti yang dilaku kan Abubakar, maupun membuat panitia seperti halnya Umar. Berikut prosesnya:


Ketika Ali sedang terbaring menjelang ajal, ada yang meminta Ali membuat wasiat orang yang akan mengganti kannya, namun Ali berkata, "Tidak! Aku akan membiarkan kalian sebagaimana Rasulullah SAW meninggalkan kalian. Apabila Allah SWT menghendaki kebaikan atas kalian maka Allah SWT. akan menyatukan kalian di bawah kepemimpinan orang yang terbaik dari kalian sebagaimana Dia telah menyatukan kalian di bawah ke pemimpinan orang yang terbaik dari kalian sepeninggal Rasulullah SAW."


Selanjutnya, kaum Muslimin membai’at Hasan. Yang pertama membai’atnya adalah Qais bin Sa’ad. Qais berkata kepadanya, "Ulurkanlah tanganmu, aku akan membai’atmu atas dasar Kita bullah dan Sunnah nabiNya." Hasan hanya diam. Qais membai’atnya lalu diikuti oleh orang banyak sesudahnya. Peristiwa itu terjadi pada hari wafatnya Ali bin Abi Thalib ra. Qais yang saat itu merupakan amir Azerbaijan mem bawahi 40 ribu tentara, dan mendorong Hasan memerangi Syam yang menolak tunduk pada khalifah.


Hasan sempat mengerahkan pasukan dalam jumlah besar menuju Syam, namun pasukannya kemudian tercerai berai, dan Hasan sempat hampir terbunuh. Kemudian, Hasan menulis surat kapada Muawiyah –yang saat itu sudah berangkat dengan pasukan dari Syam— untuk berdamai. 


Selanjutnya, agar tidak lagi terjadi perang saudara antarsesama Muslim, Hasan menyerahkan kekhalifahan kepada Muawiyah dengan sejumlah syarat yang kemudian dipenuhi. Saat itu, tahun 41 Hijriyah, kemudian dinamakan sebagai Tahun Jamaah, karena suara kaum Muslimin akhirnya bulat untuk Muawiyah dan diapun menjadi khalifah berkedudukan di Damaskus.


*PERIODE KERAJAAN*


Menjelang akhir hayatnya, Muawiyah berkeliling ke Irak, Syam, dan berbagai kawasan lainnya mengumpulkan bai’at untuk puteranya, Yazid, sebagai khalifah penggantinya. Mu’awiyah juga men datangi Madinah dan Makkah, tempat di mana para sahabat Nabi. Di Madinah, Muawiyah mendapat tanggapan dingin, kemudian dia menuju Makkah.


Di Makkah, menanggapi permintaan Muawiyah, Abdullah bin Zubair menyo dorkan tiga pilihan. 

*Pertama,* Muawiyah _*tidak perlu menunjuk pengganti seperti yang dilakukan Nabi, sehingga kemudian akan dipilih khalifah sebagaimana Abubakar.*_


 *Kedua,* meniru cara Abu bakar _*dengan membuat wasiat menunjuk khalifa yang bukan dari kerabat nya.*_


*Ketiga,* meniru Umar dengan _*membentuk panitia enam*_ untuk me musyawarahkan siapa yang akan men jadi khalifah.


Saat Muawiyah menanyakan kepada para sahabat lainnya, mereka semua sepakat dengan yang dikatakan Abdullah bin Zubair. Namun, Muawiyah kemudian justru menyandera mereka, lalu me masuki masjid dan meng umum kan bahwa dalam musyawarah dengan para pemuka kaum Muslimin, mereka telah rela membai’at Yazid. Dan, karena tak ada ruang bagi protes, maka saat itu berlangsunglah bai’at atas Yazid. 


*Bai’at yang dilakukan tanpa kebebasan ber bicara dan kebebasan memilih itu kemudian mengakhiri sistem khilafah rasyidah, berganti dengan kerajaan turun temurun (dinasti), meskpun tetap sistem kekuasannya tetap mereka namakan sebagai khilafah.*


Sumber: 


Al Bidayah wa’l Nihayah/Khilafah Bukan Kerajaan, diolah Harun Husein


Republika

Monday, January 2, 2023

Keadilan sistem integrasi pap

Syariah Islam akan menjaga keamanan dan menjamin kesejahteraan rakyat tanpa pandang bulu; tidak melihat suku, bangsa, warna kulit maupun agama. Kebijakan politik ekonomi Islam berlaku sama untuk menjamin pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan setiap individu rakyat; juga menjamin pendidikan dan kesehatan gratis bagi seluruh rakyat.
+++
.
KEADILAN ISLAM MENGINTEGRASIKAN PAPUA
(Yahya Abdurrahman, pengamat politik)
.
.
Organisasi Papua Merdeka terus meningkatkan eksistensinya. Jika dulu mereka bergerak di luar negeri, kini mereka berani secara terang-terangan membuka kantor di dalam negeri. Sayangnya, reaksi pemerintah tak memadai.
.
Seberapa seriuskah OPM? Mengapa mereka begitu berani? Untuk mengungkapkanya wartawan Tabloid Media Umat Joko Prasetyo mewawancarai pengamat politik Yahya Abdurrahman. Berikut petikannya.
.
.
BAGAIMANA TANGGAPAN ANDA DENGAN PEMBUKAAN KANTOR UNITED LIBERATION MOVEMENT FOR WEST PAPUA (ULMWP) DI PAPUA?
.
Itu setidaknya mengindikasikan empat hal. Pertama, itu menunjukkan bahwa aksi separatisme Papua masih terus berlanjut dan makin nyata.
.
Kedua, tampaknya intelijen, TNI dan pihak keamanan lagi-lagi kecolongan. Mestinya, upaya peresmian itu bisa diendus sebelum terjadi dan bisa dicegah. Lolosnya kejadian itu adalah buktinya.
.
Ketiga, dalam kejadian kembali terlihat sikap pemerintah yang lunak. Kegiatan itu jelas merupakan makar, tetapi pelakunya tidak ditindak tegas.
Tindakan makar itu bahkan sudah nyata tidak hanya terduga.
Tapi tindakan pemerintah terkesan lunak, berbeda dengan kasus teroris, baru terduga saja, belum nyata, sudah dibunuh. Atau mungkin karena pelakunya bukan Muslim dan mendapat dukungan pihak luar?
.
Keempat, kejadian itu mengungkap masih lemah atau belum berhasilnya integrasi Papua.
.
.
SELAIN ITU, AKSI MAKAR APA LAGI YANG DILAKUKAN KELOMPOK SEPARATIS PAPUA TERSEBUT?
.
Kejadian itu hanya bagian dari strategi umum pemisahan Papua. Secara umum strategi pemisahan Papua itu ada tiga: Pertama, terus melakukan perlawanan di dalam negeri melalui sayap militer OPM. Dalam hal ini sudah banyak terjadi serangan dan penembakan. Korbannya juga saudah banyak, baik warga sipil maupun aparat TNI dan Polri.
.
.
BISAKAH OPM DIKATAKAN TERORIS?
.
Itu sebenarnya adalah tindakan teror, dan memenuhi unsur definisi terorisme sebab teror itu dilakukan dengan tujuan politik. Tapi anehnya, selama ini tidak pernah pemerintah menilainya sebagai terorisme dan diberantas layaknya memberantas terorisme.
.
Perlawanan dalam negeri itu juga dilakukan melalui aksi-aksi non kekerasan semisal demonstrasi termasuk oleh mahasiswa yang jelas menyuarakan kemerdekaan Papua. Ada beberapa LSM dan organisasi yang menyuarakan itu.
.
Kedua, melalui jalur politik dengan jalan internasionalisasi isu Papua. Di antaranya dilakukan dengan membuka kantor organisasi separatis Papua di luar negeri. Dan peresmian kantor ULMWP di Wamena itu juga dimaksudkan sebagai bagian dari internasnionalisasi isu Papua.
.
.
APA YANG ULMWP KAMPANYEKAN?
.
Kampanye yang selalu diangkat adalah pelanggaran HAM, penindasan dan ketidakadilan yang diderita rakyat Papua. Mereka juga terus menyuarakan bahwa integrasi Papua ke Indonesia tidak sah.
.
Ketiga, terus mendesakkan referendum penentuan nasib sendiri untuk rakyat Papua. Internasionalis
asi isu Papua adalah upaya untuk mendesakkan referendum ini. Strategi referendum Papua melalui Dewan PBB itu sama seperti strategi pemisahan Timor Timur dari Indonesia.
.
.
APAKAH ANDA JUGA MELIHAT ADA CAMPUR TANGAN GEREJA DI BALIK UPAYA MELEPASKAN PAPUA DARI INDONESIA?
.
Campur tangan gereja sangat kentara.
.
.
INDIKASINYA?
.
Hasil sidang sinode GKI (Gereja Kristen Indonesia) Oktober 2011 mengeluarkan pesan mendorong “Hak Menentukan Nasib Sendiri” orang Papua. Pesan ini sejalan dengan rekomendasi Aliansi Gereja-gereja Reformasi se-Dunia (World Alliance of Reformed Churches) tahun 2004.
.
Juga ada beberapa tokoh gereja yang secara terang-terangan mendukung disintegrasi Papua dari Indonesia. Tentu hal itu tidak bisa diaggap enteng, sebab dari pengalaman disintegrasi Timor Timur, gereja bekerja sama dengan kekuatan imperialis asing dan LSM komprador untuk memuluskan disintegrasi.
.
.
BAGAIMANA DENGAN ASING?
.
Campur tangan asing juga terlihat jelas. Pihak asing itu bisa dikelompokkan menjadi dua, elemen diplomatik jaringan Inggris dan elemen diplomatik jaringan AS.
.
Yang melibatkan elemen diplomatik jaringan Inggris misalnya, dibentuk ILWP (International Lawyer for West Papua) dan IPWP (International Parliament for West Papua). Keduanya bermarkas di Inggris dan diinisiasi serta dimotori oleh organisasi yang dipimpin oleh Beny Wenda, yaitu FWPC (Free West Papua Campaign).
.
ILWP dan IPWP inilah yang diklaim diberi mandat TPN/OPM dan didukung oleh KNPB (Komite Nasional Papua Barat) untuk memperjuangkan kemerdekaan Papua melalui internasionalisasi masalah Papua dan mendorong PBB untuk membahasnya baik dalam Majelis Umum atau dalam Komite Kolonialisasi.
.
Pada April 2013, organisasi Free West Papua pimpinan Benny Wenda membuka kantor di Oxfort Inggris. Pembukaan kantor itu mendapat dukungan dari Andrew Smith anggota parlemen Inggris dan Niaz Abbasi walikota Oxfort. Lalu kantor Free West Papua juga dibuka di Australia, Belanda dan negara Melanesia.
.
Lalu kantor United Liberation Movement For West Papua (ULMWP) dibuka di Port Vila, ibu kota Vanuatu, dan di Honiara, Kepulauan Solomon. Dan paling akhir, ULMWP mengklaim telah meresmikan kantor di Wamena pada 15 Februari lalu.
.
Semua itu terjadi di antaranya karena dukungan dari Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasye Sogavare yang menjadi pimpinan organisasi Melanesian Spearhead Group (MSG) atau perkumpulan negara di kawasan Melanesia. Vanuatu dan Solomon Island termasuk dalam British Commonwealth. Jadi masih masuk dalam elemen diplomatik jaringan Inggris.
.
Sedangkan elemen diplomatik jaringan AS, di antaranya adanya dukungan terhadap distintegrasi Papua oleh beberapa politisi AS bahkan senator atau mantan senator.
.
.
ADAKAH DOKUMEN YANG MENUNJUKKAN ASING INGIN MELEPAS PAPUA?
.
Pada 1998 muncul rekomendasi dari Rand Corporation, lembaga kajian strategis yang sering memberikan rekomendasi kepada Dephan AS Pentagon, bahwa Indonesia harus dibagi dalam 8 wilayah. Salah satu prioritas adalah memerdekakan Papua.
.
Hal itu diugkap oleh Hendrajit dkk dalam buku “Tangan-Tangan Amerika (Operasi Siluman AS di Pelbagai Belahan Dunia)”, terbitan Global Future Institute pada 2010.
.
Rekomendasi skenario “balkanisasi” Indonesia yang dikeluarkan saat Bill Clinton berkuasa itu tampaknya dijalankan meski dengan detail proses yang dimodifikasi.
.
.
APA YANG DIINGINKAN INGGRIS DAN AMERIKA DARI PAPUA?
.
Bagi Inggris atau AS yang penting kepentingan imperialisme mereka terjamin. Jika itu lebih terjamin dengan Papua tetap jadi bagian Indonesia, maka mereka belum akan melepaskan Papua. Tapi jika kepentingan mereka tidak lagi terjamin, maka mereka akan memicu disintegrasi Papua.
.
Kepentingan AS di antaranya tampak dengan eksistensi Freeport yang menyedot emas dan mineral berharga lainnya, sementara Inggris tampak dengan eksistensi British Petroleum yang menyedot minyak.
.
.
APA PULA YANG DIINGINI GEREJA?
.
Ada dua faktor. Pertama, gereja tidak bisa lepaskan dari kepentingan Barat.
.
Kedua, tentu gereja ingin Papua sepenuhnya didominasi Kristen. Dan keinginan itu berulang kali tampak. Misalnya, dengan usulan adanya perda Injil, dan lainnya.
.
Gereja beranggapan jika Papua lepas akan lebih mudah bagi gereja mendominasi dan mengkristenkan seluruh Papua. Berbeda jika Papua masih tetapi jadi bagian Indonesia. Dominasi kristen dan kristenisasi Papua mereka anggap akan lebih lambat.
.
.
APAKAH SIKAP DAN TINDAKAN PEMERINTAH SELAMA INI SUDAH MEMADAI DALAM MENANGANI MASALAH INI?
.
Tidak memadai sama sekali.
.
.
INDIKASINYA?
.
Sikap pemerintah malah cenderung lunak dan terbuka. Saat FWP buka kantor di Oxfort, Pemerintah hanya meminta penjelasan, dan setelah diberi penjelasan oleh pemerintah Inggris masalahnya dianggap selesai. Begitu juga dengan Belanda, Asutralia yang di sana juga ada kantor FWP.
.
Negara-negara itu mengatakan sikap negaranya tetap menghargai Papua sebagai bagian dari Indonesia. Tapi negara itu membiarkan saja FWP bukan kantor di sana dan melakukan aksi-aksi separatisme dari sana. Pemerintah tetap memelihara hubungan dan kerja sama dengan negara-negara imperialis itu, bahkan makin mempererat hubungan dan kerja sama.
.
.
KALAU TERKAIT PERESMIAN KANTOR ULMWP DI WAMENA KEMARIN?
.
Pemerintah malah berusaha menutupinya dengan mengatakan tidak ada pembukaan kantor OPM. Pemerintah juga tidak bersikap tegas kepada negar Vanuatu dan Solomon. Malah seperti yang dikemukakan Menko Polhukam, ke depan pemerintah akan membuka hubungan dengan negara-negara Melanesia dan meningkatkan hubungan yang sudah ada.
.
Para pelaku aksi makar itu juga tidak ditindak secara tegas. Mereka tidak ditindak layaknya pelaku makar. Pemeritah sekarang malah membebaskan tahanan politik kasus separatis Papua. Padahal tapol yang dibebaskan tetap mengusung separatisme Papua.
.
Pemerintah sekarang juga lebih terbuka dan lunak kepada media asing untuk masuk ke Papua. Padahal semua tahu, media asing itu banyak yang membawa agenda dan mendukung disintegrasi Papua.
.
.
LANTAS BAGAIMANA ISLAM MEMBERIKAN SOLUSI TERKAIT MASALAH DISINTEGRASI PAPUA INI?
.
Penyelesaian tuntas masalah Papua hanya bisa dilakukan melalui penerapan syariah Islam secara total dan menyeluruh.
.
.
TERKAIT PERBEDAAN SUKU, RAS, AGAMA DAN ANTAR GOLONGAN DI TENGAH MASYARAKAT?
.
Islam akan mengintegrasikan atau melebur masyarakat menjadi satu kesatuan dengan integrasi ideologis berdasarkan ideologi Islam.
.
Sejarah penerapan Islam di bawah khilafah telah membuktikan bisa melebur dan mengintegrasikan semua warganya, dari warna kulit, suku, asal keturunan, ras, budaya, asal daerah, tempat kelahiran dan latar belakang yang berbeda. Semua dilebur dan diintegrasikan menjadi satu yakni masyarakat Islam.
.
.
MENGAPA SEMUA BISA TERINTEGRASI?
.
Integrasi itu sangat dipengaruhi oleh penerapan syariah Islam secara menyeluruh dan konsisten. Sebab penerapan syariah Islam seperti itu akan bisa memberikan keadilan, pemerataan kemakmuran dan kehidupan perekonomian, pemerataan kemajuan dan peradaban.
.
Syariah Islam akan menjaga keamanan dan menjamin kesejahteraan rakyat tanpa pandang bulu; tidak melihat suku, bangsa, warna kulit maupun agama. Kebijakan politik ekonomi Islam berlaku sama untuk menjamin pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan setiap individu rakyat; juga menjamin pendidikan dan kesehatan gratis bagi seluruh rakyat.
.
.
TERKAIT EMAS DAN MINYAK PAPUA?
.
Dalam konteks pengelolaan sumber daya alam, Islam menetapkan kekayaan alam yang besar seperti emas dan minyak Papua sebagai milik umum, milik bersama seluruh rakyat, haram dikonsesikan kepada swasta apalagi asing.
.
Kekayaan alam itu harus dikelola negara mewakili rakyat. Hasil pengelolaan kekayaan alam itu ditambah sumber-sumber pemasukan lainnya akan dihimpun di kas negara dan didistribusikan untuk membiayai kepentingan pembangunan dan pelayanan kepada rakyat.
.
.
BAGAIMANA DENGAN KESENJANGAN KEKAYAAN?
.
Patokan dalam pendistribusian kekayaan dan keuangan negara adalah setiap daerah diberi dana sesuai kebutuhannya tanpa memandang berapa besar pemasukan dari daerah itu.
.
Penetapan besaran kebutuhan itu berpatokan pada kebutuhan riil mulai dari yang pokok lalu ke yang pelengkap dan seterusnya, dengan memperhatikan pemerataan dan kemajuan semua daerah.
.
Sebab Islam mewajibkan negara untuk menjaga keseimbangan perekonomian dan pemerataan kekayaan di antara rakyat dan antar daerah. Kesenjangan dan ketimpangan antar individu dan antar daerah akan segera bisa diatasi dengan penerapan syariah Islam secara total dan menyeluruh itu.
.
Jadi intinya, penyelesaian masalah Papua, juga daerah lain sebab masalah itu secara relatif juga dialami daerah lain, adalah melalui penerapan syariah Islam secara total dan menyeluruh. Hanya dengan begitu, masalah-masalah itu bisa diselesaikan dengan tuntas.
.
.
APA PULA PERAN UMAT ISLAM DALAM MEREALISASIKAN SOLUSI ISLAM TERSEBUT?
.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan. Yang terpenting diantaranya: Pertama, terus menerus membongkar makar dan tipu daya negara-negara kafir imperialis untuk memisahkan Papua. Termasuk membongkar niat busuk di baliknya untuk lebih mengeksploitasi Papua.
.
Kedua, menjelaskan kepada semua pihak khususnya rakyat Papua, bahwa memisahkan diri bukan solusi dan tidak akan menyelesaikan masalah rakyat Papua.
.
Justru memisahkan diri itu akan menjadi bunuh diri politik. Ketika lepas, itu akan makin melemahkan Papua. Imperialis akan lebih mudah dan leluasa untuk mengeruk kekayaan Papua. Rakyat akan tetap dan terus menderita.
.
Ketiga, melakukan muhasabah al-hukkam, mengoreksi penguasa atas segala tindakan dan kebijakan yang buruk bagi rakyat Papua dan juga rakyat daerah lain. Berbagai kebijakan buruk itu berpangkal pada penerapan ideologi sekulerisme demokrasi kapitalisme diperparah lagi dengan ketundukan dan kelemahan terhadap intervensi asing, kafir imperialis.
.
Keempat, terus menerus dengan berbagai cara dan sarana menjelaskan tentang ideologi Islam, menjelaskan penerapan syariah Islam secara total dan menyeluruh, satu-satunya yang bisa menjadi solusi tuntas bagi berbagai masalah yang ada.
.
Memberikan penjelasan semua itu untuk membangun opini publik dan kesadaran masyarakat bagi penerapan syariah Islam secara total dan menyeluruh, di bawah sistem khilafah rasyidah. Wallah a’lam bi ash-shawab.[]
.
Joko Prasetyo
.
Dimuat pada rubrik WAWANCARA II Tabloid Media Umat edisi 169
Awal Maret 2016

BIOGRAFI UMAR BIN KHATTAB RADHIYALLAHU'ANHU

 Mengenal 10 SHAHABAT YANG DI JAMIN MASUK SURGA SERI KE 2


*🏆 BIOGRAFI UMAR BIN KHATTAB RADHIYALLAHU'ANHU*


NASAB BELIAU


Beliau adalah Abu Hafsh Umar al-Faruq bin Khattab bin Nufail bin Abdil Uzza bin Adi bin Ka’ab bin Lu’aiy bin Ghalib al-Qurasy. Nasab beliau bertemu dengan nasab Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pada kakek keempat yaitu Ka’ab bin lu’aiy bin Ghalib. Beliau digelari “al-Faruq” karena beliaulah yang menampakkan Islam di Mekah, dan karenanya Allah Subhanahu wa Ta’ala menampakkan secara jelas antara kekufuran dan kebatilan. Sahabat Ibnu Abbas mengatakan, “Orang pertama yang berani menampakkan Islam di makkah adalah Umar bin Khattab.”


DILAHIRKANNYA


Beliau dilahirkan tiga belas tahun setelah Tahun Gajah. Beliau bertipe keras dan pemberani, berkulit putih, berbadan tinggi tegap, bertubuh besar dan kuat, apabila berbicara didengar dan apabila memukul menyakitkan. Di masa jahiliah, ia dididik oleh sang ayah, al-Khattab, dengan didikan yang keras. Ia dibebani untuk menggembala untanya setiap hari. Hari-hari yang melelahkan dan memberatkan sering ia lalui, dan ia pun sering mendapat pukulan bila pekerjaannya tersebut ada yang kurang. Hal itu semakin menambah kekerasan hati Umar.


Sebelum masuk Islam, Umar termasuk orang yang paling keras permusuhannya terhadap Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Ia termasuk orang yang paling banyak menyakiti dan menyiksa kaum muslimin, sehingga sebagian kaum muslimin merasa putus asa akan keislaman Umar karena kekerasan dan kegarangan perangainya. Sampai dikatakan, Umar tidak akan masuk Islam sampai ada keledainya al-Khattab yang masuk Islam.


Namun, semua ubun-ubun manusia di bawah kekuasaan dan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki kemampuan atas segala sesuatu. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan kepada Ummu Salamah, “Wahai Ummu Salamah, hati seorang anak Adam berada dalam jari-jemari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Barang siapa yang Allah kehendaki akan diberi petunjuk dan barang siapa yang Dia kehendakai ia akan disesatkan.” 

(HR. Tirmidzi, no.3522)


UMAR BIN KHATTAB MASUK ISLAM


Yang perlu dicatat, ada beberapa hal yang menjadikan luluhnya hati Umar hingga akhirnya ia pun mengikrarkan keislamannya, di antaranya:


PERTAMA: 

Qudrah Allah Subhanahu wa Ta’ala


Allah Subhanahu wa Ta’ala maha mampu atas segala sesuatu. Allah Subhanahu wa Ta’ala maha mampu menghidupkan bumi yang tandus menjadi hijau dan subur, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala maha mampu menghidupkan hati yang keras laksana batu menjadi lembut dan sangat perasa Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,


أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللهِ وَمَانَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلاَيَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ اْلأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ {16} اعْلَمُوا أَنَّ اللهَ يُحْىِ اْلأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ اْلأَيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ {17}


“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik. Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya Kami telah menejlaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya.” (QS. Al-Hadid: 16-17)


KEDUA: 

Do’a Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam


Suatu hari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala:


“Ya Allah, muliakan Islam dengan salah satu dari dua orang yang engkau cintai yaitu Abu jahal bin Hisyam atau Umar bin Khattabb.” Maka yang lebih Allah cintai dari keduanya adalah Umar bin Khattab.

(Lihat Shahih Sunan Ibnu Hibban 12/305)


KE TIGA: 

Karena mendengar bacaan Alquran


Alquran adalah kalamullah yang memiliki pengaruh sangat kuat dalam hati makhluk-Nya. Oleh karenanya, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sering memperdengarkan Alquran pada telinga-telinga kaum musyrikin agar mereka mendapatkan hidayah dan memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan Umar adalah salah satu sahabat yang dapat merasakan kekuatan kalamullah.


Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, “Di antara yang mendorong Umar masuk Islam adalah apa yang ia dengar di rumah saudarinya, Fathimah, dari ayat-ayat Alquran.” 

(Fathul Bari 7/176)


Setelah keislaman Umar, kemuliaan dan kekuatan Islam semakin bertambah. Sahabat Ibnu Mas’ud mengatakan, “Kami senantiasa menjadi mulia semenjak Islamnya Umar.” Beliau juga mengatakan, “Aku memandang, tidaklah kami dapat shalat di baitullah kecuali setelah Islamnya Umar. Setelah Umar masuk Islam ia memerangi kaum musyrikin hingga mereka membiarkan kami mengerjakan shalat.” 

(Al-Mu’jamul Kabir, 9:165)


KEUTAMAAN UMAR BIN KHATTAB


Suatu hari, Umar datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam seraya mengatakan, 


“Wahai Rasulullah, sungguh aku tidak meninggalkan satu majelis pun yang dahulu aku pernah duduk di majelis tersebut tatkala dalam kekufuran, kecuali aku umumkan keislamanku. Aku datangi perkumpulan-perkumpulan kaum musyrikin lalu aku umumkan bahwa aku bersaksi tidak ada ilah (sembahan) yang berhak diibadahi kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, hingga mereka mengeroyokku dan terjadi saling pukul antara aku dan mereka. Hingga, apabila jumlah mereka semakin bertambah banyak, datang seorang laki-laki melerainya.” 

Ditanyakan, “Siapakah laki-laki yang telah meleraimu dari keroyokan mereka?” Umar menjawab, “Dia adalah al-Ash bin Wa’il As-Sahmi.” 

(Shahih Sirah an-Nabawiyyah, Hal.193)


Tatkala datang perintah hijrah, sebagian kaum muslimin meninggalkan Mekah dengan sembunyi-sembunyi khawatir akan makar kafir Quraisy. Namun, Umar berangkat hijrah ke Madinah secara terang-terangan, dan bersamanya ada dua puluh sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Di antara keutamaan dan keistimewaan sahabat Umar yang lain adalah:


Pertama: 

Beliau termasuk sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang dijamin masuk surga.


Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Tatkala aku tertidur, aku melihat diriku berada di surga, tiba-tiba aku melihat ada seorang wanita sedang berwudhu di samping sebuah istana. Aku menanyakan milik siapakah istana itu, lalu dikatakan, ‘Milik Umar.’ Maka aku melihat kecemburuan pada diri Umar hingga aku pun pergi meninggalkannya.” Kemudian Umar menangis seraya mengatakan, “Pantaskah aku cemburu kepadamu wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.” 

(HR. Bukhari, no.3070)


Kedua: 

Beliau sering dipuji dan dido’akan kebaikan Rasululalh shalallahu ‘alaihi wa sallam.


Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Seandainya ada nabi setelahku maka ia adalah Umar bin Khattab.” 

(HR. Tirmidzi, no.3686, lihat ash-Shahihah, no.327)


Beliau juga bersabda, “Sungguh ada dari umat-umat sebelum kalian muhaddatsun (orang-orang yang diberi ilham), dan apabila ada pada umatku ini maka ia adalah Umar.” 

(HR. Al-Bukhari, no.3486)


Ketiga: 

Beliau adalah orang yang ditakuti oleh setan.


Sa’ad bin Abi Waqqash pernah bercerita,


Suatu hari Umar pernah meminta izin untuk masuk dan bertemu dengan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan di sisi belaiu ada para wanita Quraisy yang sedang berbicara dan mengangkat suara lebih tinggi dari suara Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Tatkala Umar meminta izin untuk masuk, maka segera para wanita itu buru-buru memasang hijab, setelah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam memberi izin maka masuklah Umar dan terlihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tertawa, maka Umar berkata, “Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membuatmu tertawa, wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam?” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Saya heran melihat tingkah para wanita itu, tatkala mereka mendengar suaramu lantas buru-buru mereka memasang hijab.” Maka Umar berkata, “Bahkan engkau lebih berhak untuk disegani oleh mereka, wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.” Lalu Umar mengatakan kepada para wanita tersebut, “Wahai para musuh jiwa-jiwa kalian, apakah kalian segan kepadaku sedangkan kalian tidak segan kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam??!” Mereka menjawab, “Iya, karena engkau lebih keras dibandingkan dengan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.” Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,  “Wahai Ibnul Khattab, demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah setan bertemu dengannmu  di suatu jalan melainkan ia akan mengambil jalan yang lain dari jalanmu.” 

(HR. Bukhari, no.3480)


Keempat: 

Beliau sering mencocoki kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam beberapa kejadian.


Umar adalah orang yang apabila melihat sesuatu di dalam mimpinya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan ayat-Nya membenarkan apa yang ia lihat. Sahabat Umar pernah bercerita, “Aku mencocoki perkara Rabbku dalam tiga perkara: (yang pertama) yaitu tatkala aku mengatakan wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam hendaklah maqom Ibrahim itu dijadikan tempat shalat, maka turunlah ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala:


وَإِذْجَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِن مَّقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى


“Dan jadikanlah sebahagian maqom Ibrahim sebagai tempat shalat.” 

(QS Al-Baqarah: 125)


Dan (yang kedua) tentang ayat hijab tatkala aku mengatakan: ‘Wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam seandainya engkau perintah istri-istrimu memakai hijab, karena yang berbicara kepada mereka adalah orang yang baik maupun yang fajir’, maka turunlah ayat hijab. Dan (yang ketiga) para istri Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, mereka berkumpul karena saling cemburu kepada beliau, maka aku katakan kepada mereka (para istri Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam) semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menceraikan kalian dan menggantikan untuk nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam istri-istri yang lebih baik dari kalian, maka turunlah ayat semisal dengna itu.” 

(HR. Bukhari, no.393)


KELIMA: 

Keutamaan Umar bin Khattab yang lain


Merupakan wujud ketakwaan seorang muslim adalah apabila dalam beribadah ia menggabungkan antara khouf (takut) dan roja (berharap).


Umar bin Khattab pernah mengatakan, “Seandainya seorang penyeru dari langit memanggil, ‘Wahai manusia, sesungguhnya kalian akan masuk surga seluruhnya kecuali satu orang’, maka sungguh aku takut bila itu adalah diriku, dan seandainya sang penyeru itu mengatakan, ‘Wahai manusia, sesungguhnya kalian semua akan masuk neraka kecuali seorang’, maka aku berharap dia adalah diriku.” (Ash-Shabah: 154)


Umar juga pernah mengatakan, “Setiap hari telah dikatakan, telah meninggal dunia fulan dan fulan, dan pasti suatu hari kelak akan dikatakan telah meninggal dunia Umar.”


Sungguh telah benar apa yang Umar katakan, karena setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian, dan Umar pun mengetahui secara yakin bahwa kelak ia akan dibunuh  dan syahid di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitakan kabar gembira tersebut jauh-jauh hari sebelumnya.


Satu hari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam naik ke Bukit Uhud, dan bersama beliau Abu Bakr, Umar, dan Utsman radhiallahu’anhum. Tiba-tiba Uhud bergetar, lalu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menghentakkan kakinya seraya mengatakan, “Tenanglah, wahai Uhud, karena di atasmu ada seorang nabi, shiddiq, dan dua orang syahid.” 

(HR. Bukhari: 3472)


Sungguh apa yang disabdakan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam terjadi. Umar meninggal dunia karena dibunuh oleh seorang budak majusi, dialah Abu Lu’lu’ah.


Abu Lu’lu’ah adalah seorang budak milik Mughirah bin Syu’bah. Ia memiliki keahlian membuat senjata, dan setiap harinya Mughirah membebankan kepadanya sebanyak empat dirham. Suatu hari Abu Lu’lu’ah bertemu dengan Umar seraya mengatakan, “Wahai Amirul Mukminin, sungguh majikanku telah memberiku beban yang berat, maka bicaralah engkau kepadanya.” Namun, Umar mengatakan, “Berbuat baiklah kepada majikanmu.” Padahal sebenarnya Umar pun berniat untuk datang menmui Mughirah dan berbicara kepadanya.


Karena jawaban Umar tersebut budak itu pun marah. Dia bergumam, “Keadilan Umar merata kepada semua manusia, tetapi tidak kepadaku.” Ia berencana untuk membunuh Umar. Maka ia pun membuat anak tombak dan pada suatu hari di waktu subuh tatkala Umar berkata kepada para sahabat, “Rapatkan shaf-shaf kalain”, sebelum ia bertakbir, tiba-tiba Abu Lu’lu’ah datang dan mengayunkan tombaknya hingga Umar terjatuh. Lalu Abu Lu’lu’ah pun menusuk para sahabt secara membabi buta hingga berhasil melukai tiga belas sahabat, enam di antaranya meninggal dunia. Kemudian Umar dibawa ke rumahnya dan ketika matahari sudah hampir terbit Abdurrahman bin Auf mengimani manusia dengan membaca dua surat yang terpendek.


Umar diberi minum perasaan kurma namun keluar lagi dari arah lukanya, lalu diminumkan susu kepadanya namun susu iu juga keluar dari lukanya, hingga akhirnya ia pun meninggal dunia.” 

(Siyar A’lam an-Nubala’, 2:527)


Benarlah apa yang dikatakan Umar bahwa pada hari itu telah dikatakan, “Telah meninggal dunia Umar.” Maka demikian juga yang terjadi pada kita, suatu hari kelak akan dikatakan, “Telah meninggal dunia ayah kita, ibu kita, dan diri kita sendiri.” Ya Allah, kami adalah hamba-Mu yang sering luput dan selalu bermaksiat kepada-Mu maka ampunilah diri kami. Wallahul musta’an.


Mutiara Teladan

Sungguh bak mutiara yang tersebar tak terhitung demikianlah kebaikan dan teladan yang telah dicontohkan Umar di antaranya:


Keberanian dan kekuatan, akan bermanfaat bila digunakan untuk membela Islam dan kau muslimin –sebagaimana yang telah dilakukan Umar– dan akan menjadi malapetaka bila diperuntukan dalam menuhankan hawa nafsu dan mendukung kezaliman.

Doa yang ikhlas – yang keluar dari mulut yang ikhlas – tidak ada hijab baginya dan akan menembus dan membuka pintu langit. Maka, jangan kita putus asa dari berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Islam dapat menjadikan hati yang kasar dan keras –seperti hati yang dimiliki oleh serigala buas lagi lapar– lembut dan jinak, yang akan menuntun dan menunjuki jalan keluar dari belantara yang luas.

Ketakwaan seseorang akan mendorong dirinya cinta akan akhirat dan selalu khawatir dari perbuatan-perbuatan dosa yang telah dia perbuat namun juga berharap ampunan dan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.



Sumber: Majalah Al-Furqon Edisi 05 Tahun ke-10 Dzulhijjah 1431 H/2010


Artikel www.KisahMusim.com

Tuesday, December 27, 2022

Mengapa 'Barat' terhadap Islam

*Mengapa 'Barat' terhadap Islam?*


Saat World Cup Qatar 2022, ada seseorang, namanya Ranjit Lal Mad-hafan, menulis di medsos dalam bahasa Malayalamiyah, kemudian karena tertarik dgn isinya ada orang yg menerjemahkannya ke bhs Arab. Saya juga tertarik lalu saya tulis ke dlm bhs Indonesia.


Simaklah apa yang ditulis oleh Ranjit Lal Mad-hafan sbb:


Nilai bisnis narkotika dunia berkisar 321 Milyard Usd/tahun.


Nilai bisnis minuman beralkohol dunia berkisar 1600 Milyard /tahun.


Nilai bisnis senjata dunia berkisar 100 Milyard Usd/tahun.


Nilai bisnis pornografi dunia berkisar 400 Milyard Usd/tahun.


Bisnis perjudian dunia berkisar 110 Milyard Usd/tahun.


Sedangkan nilai perdagangan emas berkisar 100 Milyard Usd/tahun.


Bisnis games computer sedunia sekitar 54 Milyar Usd/tahun.


Islam itu menghadapi dunia 'bisnis yang haram' senilai 2380 Milyar Usd setiap tahun.

Th 2017, Arun Jaitley, menaksir jenis bisnis tsb hanya 336 Milyar Usd. Itulah bisnis yang dijalankan yg dikelola oleh jaringan tertentu di dunia.


Artinya apa? Bila dunia menerima politik Islam yang mengharamkan bisnis narkotika, minuman keras dan minuman beralkohol, maka akan kehilangan prospek 'bisnis' sebesar 2000 milyar Usd.


Syariah Islam tentu akan menyetop bisnis mafia senjata yg berkisar 100 Milyar Usd, bila digunakan untuk agresi negara lain demi BBM yg menyebabkan kerusakan di muka bumi, menewaskan dan mengalirkan darah orang tak bersalah.


Bila politik Islam telah exist,  sebagai tonggak yang menentang dekadensi pornografi, maka bisnis mafia pornografi yg mencapai 400 Milyar Usd akan lenyap. Hal ini akan mebyebabkan surutnya situs situs internet yang berbasis pornografi.


Perjudian juga terkena dampaknya. Karena syariah Islam melarang judi dan sejenisnya, sehingga lenyap pula bisnis judi yang beromzet 110 Milyar Usd per tahun. 


Bila dunia menerima asas Islam yang berpegang bahwa kecantikan perempuan adalah hak pribadi perempuan yg tdk boleh dipamerkan, maka mafia bisnis pornografi selanjutnya akan kehilangan 100 Milyar Usd juga.


Kaum mafia di pihak lain telah membeli media massa internasional agar terus menyebarkan tuduhan bahwa orang muslim adalah teroris. Maka tumbuh berkembanglah mafia bisnis media massa dengan curahan dana dari jaringan mafia tsb.


Mereka telah bergerak di berbagai belahan dunia terus melemparkan tuduhan keji bahwa Islam adalah teror. Mereka, sejalan dengan itu, terus menerus memelihara kegiatan teror. Dan teror yg mereka ciptakan, mereka beri label 'teror Islam'.


Semua lalu berkata dengan satu slogan bahwa Islam itu extrimist. Dengan tujuan ini mereka terus mempengaruhi sebagian ummat Islam dengan kucuran dana berlimpah untuk mendukung mereka.


Padahal Islamlah yang berkata: *_siapa yang membunuh satu orang tanpa dosa maka ia telah membunuh seluruh ummat manusia._* Bagaimana mungkin agama yang cinta damai  menjadi agama yang extrim?


Wahai manusia. Hindarilah fanatik buta dengan tuduhan keji kepada Islam. *_Bukalah mata kalian, bukalah relung hati kalian, bukalah telinga kalian… Apakah gerangan yg membawa kalian menjauh dari Kalam Allah Yang Maha Perkasa?_*

TAKUTLAH MEMIKUL DOSA PARA SANTRI DAN PENGIKUT

 MR Abulwafa:

TAKUTLAH MEMIKUL DOSA PARA SANTRI DAN PENGIKUT

(Nasehat kepada Masyayikh, Asatidz dan para tokoh panutan)


Oleh : Abulwafa Romli

https://abulwafaromli.blogspot.com/2022/12/takutlah-memikul-dosa-para-santri-dan.html?m=1


Bismillaahir Rohmaanir Rohiim

SUDAH biasa para alumni pondok pesantren berkata ; "Ikut dawuh masyayikh" atau "Ikut dawuh asatidz" atau "Ikut dawuh tokoh panutan".

Karenanya, masyayikh, asatidz juga para tokoh panutan itu harus berhati-hati, karena mereka diikuti oleh para santri dan pengikutnya. Terutama di era kebangkitan Islam dan kaum muslimin seperti saat ini dimana dakwah penegakan khilafah sangat massif. Sehingga masyayikh, asatidz dan para tokoh panutan harus waskita dan waspada terhadap perkembangan dan tantangan zamannya. Dan harus memiliki empat makrifat (pengetahuan) sekaligus; 1) makrifat terhadap dirinya, 2) makrifat terhadap Robbnya, 3) makrifat terhadap zamannya dan 4) makrifat terhadap tantangan dari musuhnya. 


Kalau dulu kaidahnya berbunyi;

مَنْ عرفَ نَفسَهُ عرفَ ربَّهُ

Man 'arofa nafsahuu 'arofa robbahuu

"Barang siapa yang telah makrifat terhadap dirinya, maka ia bisa makrifat terhadap Robbnya".

Maka sekarang kaidahnya ditambah;

من عرفَ زمانه عرفَ عدوَّهُ

Man 'arofa zamaanahuu 'arofa 'aduwwahuu

"Barang siapa yang makrifat terhadap (perkembangan) zamannya, maka ia bisa makrifat terhadap (tantangan dari) musuhnya". 


Makrifat terhadap diri dan Robbnya dari dulu hingga sekarang sudah jamak dikenal dan jamak dimengerti dan tidak berubah. Akan tetapi makrifat terhadap zaman dan musuhnya, maka zaman sekarang musuh setiap muslim itu datang dari kekuatan kafirun, musyrikun dan munafikun penganut dan penyebar akidah sekularisme, ideologi kapitalisme, sistem pemerintahan demokrasi, pluralisme, sinkretisme dan seterusnya. Dan pengatut akidah materialisme, idiologi komunisme - sosialisme, sistem pemerintahan komunis dan seterusnya.


Setelah mereka makrifat terhadap zaman dan tantangan akidah, idiolog dan pemikiran dari musuh-musuhnya, maka mereka juga harus makrifat terhadap solusi untuk menangkal dan menghancurkan tantangan dari musuh-musuhnya itu. Yaitu solusi akidah Islam, idiologi Islam, sistem pemerintahan Islam khilafah, dan afkaar serta mafaahim Islam terkait semuanya itu. 


Juga harus makrifat terhadap mana khilafah yang asli dan mana khilafah yang palsu dan firqoh. Karena dewasa ini sudah ada empat khilafah palsu; 1) khilafah kaum sekuler - liberal - moderat, yaitu republik - demokrasi dimana kata mereka sudah khilafah sehingga presiden nya sudah khalifah, 2) khilafah Islam Jama'ah / LDII yang berpusat di Kediri Jatim, 3) khilafah Khilmus yang berpusat di Bandar Lampung, dan 4) khilafah ISIS/IS di Iraq - Suriah. Semuanya adalah problem. Sedang solusinya adalah khilafah Islamiyah yang sedang didakwahkan oleh Hizbut Tahrir.


• Inilah dalil empat makrifat serta solusinya. Rasulullah SAW bersabda :


اتق الله حيثما كنت، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن


Ittaqillâha haitsumâ kunta, wa atbi'is sayyiatal hasanata tamhuhâ, wa khôliqin nâsa bi khuluqin hasanin

"Bartaqwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, ikutilah keburukan dengan kebaikan sehingga menghapusnya, dan perlakukan manusia dengan khuluq (akhlak) yang baik". (HR Tirmidzi dan Ia berkata; Hadits Hasan. Dalam naskah lain; Hadits Hasan Shahih).


Maksud hadits :


1- Bertaqwalah, di zaman manapun kamu berada, di tempat manapun kamu berada, dan dalam kondisi apapun kamu berada.


2- Di zaman manapun ada keburukan, segera gantilah dengan kebaikan. Di tempat manapun ada keburukan, segera gantilah dengan kebaikan. Dan dalam kondisi apapun ada keburukan, segera gantilah dengan kebaikan.


3- Di zaman manapun, di tempat manapun, dan dalam kondisi apapun, perlakukan manusia dengan khuluq (akhlak) yang baik.

Sedang khuluq yang baik adalah Alqur'an. Aisyah ra berkata :


كان خلق رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ القرآن


Kâna khuluqu rosûlillahi shollallôhu 'alaihi wasallama alqur'ana

"Khuluq Rasulullah SAW adalah Alqur'an".


Jadi Rasulullah SAW telah menyuruh agar manusia di zaman manapun, di tempat manapun dan dalam kondisi apapun diperlakukan dengan Alqur'an. Itulah hakekat taqwa harus menjadikan Alqur'an sebagai pedoman dan aturan dalam kehidupan, masyarakat dan negara.


• DAN kini pengemban dakwah solusi tersebut telah menyebar ke seluruh penjuru dunia dari perkotaan hingga pedesaan. Mereka bernaung dan bergerak di bawah komando partai politik Islam ideologis Hizbut Tahrir. Sehingga masyayikh, asatidz dan para tokoh panutan harus segera menyambut, mendukung dan bergabung bersama Hizbut Tahrir kemudian mengajak santrinya berdakwah kepada penegakkan khilafah. Sehingga tidak ada alasan bagi santri-santrinya untuk menolak bergabung hanya karena masyayikh, asatidz dan tokoh panutannya tidak bergabung atau menghalangi mereka bergabung. Sehingga masyayikh, asatidz dan para tokoh panutan tidak memikul dosa santri dan pengikutnya. Karena menegakkan khilafah dan mengangkat serta membai'at khalifah adalah fardhu kifayah dimana selama khilafah belum bisa tegak dan khalifah belum bisa diangkat serta dibai'at, maka hal itu menjadi fardhu 'ain bagi setiap muslim mukallaf.


• DOSA para santri dan pengikut itu disamakan dengan dosa para petani pengikut dan rakyatnya Herakkius kaisar Romawi.

Rasulullah SAW pernah mengirim surat kepada Heraklius kaisar Romawi :


 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ . مِنْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى هِرَقْلَ عَظِيمِ الرُّومِ . سَلَامٌ عَلَى مَنْ اتَّبَعَ الْهُدَى . أَمَّا بَعْدُ ؛ فَإِنِّي أَدْعُوكَ بِدِعَايَةِ الإِسْلامِ ، أَسْلِمْ تَسْلَمْ يُؤْتِكَ اللَّهُ أَجْرَكَ مَرَّتَيْنِ ، فَإِنْ تَوَلَّيْتَ فَإِنَّ عَلَيْكَ إِثْمَ الأَرِيسِيِّينَ (أي أتباعه ورعاياه الذين يتابعونه على الكفر) . وَ [ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَنْ لا نَعْبُدَ إِلا اللَّهَ وَلا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ ] ) . 


"Bismillaahir Rohmaanir Rohiim. Dari Muhammad hamba dan utusan Allah kepada Heraklius pembesar Romawi. Keselamatan atas orang yang mengikuti petunjuk. Ammaa ba'du; Maka sesungguhnya Aku mengajakmu untuk memeluk Islam. Masuklah Islam, maka kamu selamat. Allah memberimu pahalamu dua kali. Apabila kamu berpaling, maka kamu memikul dosa kaum petani (pengikut dan rakyatnya yang mengikutinya atas kekafiran). "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)," (QS Ali Imran: 64). (HR Bukhari [7] dan Muslim [1773]).


• HENDAKNYA masyayikh, asatidz dan para tokoh panutan menjadi kunci pembuka kebaikan dan penutup keburukan sehingga memikul pahala santri dan pengikutnya. Dan tidak menjadi kunci pembuka keburukan dan penutup kebaikan sehingga memikul dosa santri dan pengikutnya.


Dari Anas bin Malik dan Sahal bin Sa'ad, bahwa Rasulullah SAW bersabda :


عندَ اللهِ خزائنُ الخيرِ والشرِّ، مفاتيحُها الرجالُ، فطوبَى لمنْ جعلهُ اللهُ مِفْتَاحًا للخيرِ، مِغْلَاقًا للشرِّ، وويلٌ لمنْ جعلَهُ اللهُ مِفتاحًا للشرِّ مغلاقًا للخيرِ


"Di sisi Allah ada perbendaharaan kebaikan dan keburukan dimana kunci-kunci pembukanya adalah laki-laki. Maka bahagia sekali bagi orang yang dijadikan oleh Allah sebagai kunci pembuka kebaikan dan kunci penutup keburukan. Dan celaka sekali bagi orang yang dijadikan oleh Allah sebagai kunci pembuka keburukan dan kunci penutup kebaikan". (HR Suyuthi, Aljaami' Asshoghir, Ia berkata; Hadits Shahih).


Dan dari Anas bin Malik ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda :


إنَّ من الناس ناسًا مَفاتيح للخير مَغاليق للشَّرِّ، وإنَّ من الناس ناسًا مَفاتيح للشَّرِّ مَغاليق للخير، فطُوبَى لِمَن جعَل الله مَفاتيح الخير على يدَيْه، ووَيْلٌ لِمَن جعَل الله مفاتيح الشَّرِّ على يدَيْه


"Sesungguhnya diantara manusia ada manusia yang menjadi kunci-kunci pembuka kebaikan dan penutup keburukan. Dan diantara manusia ada manusia yang menjadi kunci-kunci penutup kebaikan dan pembuka keburukan. Maka sungguh bahagia bagi orang yang Allah menjadikan kunci-kunci pembuka kebaikan berada di kedua tangannya. Dan sungguh celaka bagi orang yang Allah menjadikan kunci-kunci pembuka keburukan berada di kedua tangannya". (HR Ibnu Majah [195], Assilsilah Asshahihah [1332]).


Wallahu A'lam bish shawab 

Semoga bermanfaat. Aamiin

 

#istiqomahdijalandakwah

#janganpalsukankhilafah

#KhilafahAjaranIslam

#janganpalsukanajaranislam

#IslamRahmatanLilAlamin

#DemokrasiSistemKufur

#DemokrasiWarisanPenjajah

Sunday, December 25, 2022

Jawaban cerdas ustadz Irfan Abu Naveed atas cuitan Makmun Rasyid

 Jawaban cerdas ustadz Irfan Abu Naveed atas cuitan Makmun Rasyid.


Itu asumsi prematur, sama prematurnya dengan kegagalan anak muda ini dalam memahami maqalah ulama soal definisi Khilafah.


Qultu :


Orang yang selama ini membanggakan hermeneutika kok mendadak menjadi penganut tekstualis fatalistis ya ?


Yuk ngaji : Kalau paham bahasa Arab, seharusnya mudah memahami alur sederhana ini :


Nabi ﷺ memang tidak menyebut negara yang pertama di bangun, al-Daulah al-Islamiyyah al-Ula sebagai KHILAFAH, kenapa ?


Karena lafal Khilafah secara bahasa bermakna PENGGANTI, dari kata khalafa, bisa dirujuk dalam kamus arabiyyah, sebagaimana ia pun disifati oleh al-Qadhi al-Mawardi al-Syafi'i sebagai pengganti kenabian dalam mengatur urusan umat :


الْإِمَامَةُ: مَوْضُوعَةٌ لِخِلَافَةِ النُّبُوَّةِ فِي حِرَاسَةِ الدِّينِ وَسِيَاسَةِ الدُّنْيَا

"Al-Imâmah : pembahasan terkait khilâfat al-nubuwwah (pengganti kenabian) dalam memelihara urusan Din ini dan mengatur urusan dunia (dengannya)."


Kata kuncinya adalah PENGGANTI KENABIAN, lah, kalau posisi negara tersebut adalah negara pertama, logika sederhananya begini, terus negara tersebut menggantikan yang mana ? 


Pada saat yang sama, kalau kajiannya lebih mendalam, tidak prematur dan sepotong-sepotong, niscaya sampai pada hadits-hadits ini :


Dari Abu Hurairah r.a., Nabi Muhammad ﷺ bersabda :


«كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لَا نَبِيَّ بَعْدِي وَسَيَكُونُ خُلَفَاءُ فَيَكْثُرُونَ»


“Adalah bani Israil, urusan mereka diatur oleh para Nabi. Setiap seorang Nabi wafat, digantikan oleh Nabi yang lain, sesungguhnya tidak ada Nabi setelah-Ku dan akan ada para Khalîfah yang banyak.” 

(HR. Al-Bukhari dan Muslim. Lafal al-Bukhârî)


Logika bahasa : 


Khulafa' adalah jamak dari Khalifah, para Khalifah dalam hadits ini adalah pengganti kenabian dari sisi apa ?, pengganti Nabi ﷺ sebagai Nabi atau pengganti Nabi ﷺ sebagai pemimpin politik umat ? 

Jelas terjawab dalam kalimat "لَا نَبِيَّ بَعْدِي", artinya pengganti Nabi ﷺ sebagai pemimpin umat.


Memimpin umat itu tentu membutuhkan sistem kepemimpinan, kalau setingkat RT namanya sistem ke-RT-an, kalau setingkat negara namanya SISTEM PEMERINTAHAN, betul tidak ? 

Mudah dipahami bukan ?


Nah, Sistem Pemerintahan warisan Nabi ﷺ ini dinamakan KHILAFAH, siapa yang bilang begitu? Bukan saya, melainkan Nabi ﷺ dalam haditsnya yang mulia :


«ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ»


“Kemudian akan tegak Khilafah di atas manhaj kenabian.” 

(HR. Ahmad, Al-Bazzar)


Kalimat Khilafatan 'ala Minhaj al-Nubuwwah itu artinya apa ? 

Apakah Demokrasi manhaj warisan Montesque ? 

Kejauhan, jelas manhaj yang berdiri tegak di atas manhaj Nabi ﷺ dalam mengelola pemerintahan yang mengatur urusan umat. 

Nah, kalimat "'ala minhaj al-nubuwwah" dalam hadits di atas itu merupakan syibh al-jumlah yang jelasnya menjadi sifat dari Khilafah, apa dalilnya ? 

Kaidah bahasa Arab : "الجمل بعد النكرات صفات". 


Kata siapa ? 

Siapa yang menyifati ? 

Ya jelas Rasulullah ﷺ, kalau Khilafah artinya "pengganti kenabian dalam urusan pemerintahan, pengaturan umat", sedangkan "manhaj al-nubuwwah" artinya manhaj Rasulullah ﷺ, artinya ada dong yang namanya Khilafah warisan Rasulullah ﷺ ? 

Sistem pemerintahan warisan Rasulullah ﷺ ?


Masih kurang ?


Dari Safinah r.a. ia berkata : 

Rasulullah ﷺ bersabda :


«خِلاَفَةُ النُّبُوَّةِ ثَلاَثُونَ سَنَةً»


“Khilafah Nubuwwah itu tiga puluh tahun.” 

(HR. Abu Dawud, Al-Thabarani) 


Terus kalau ada yang bilang hadits-hadits di atas cuma hadits-hadits khabar, bagaimana ?


Qultu : Itu potret orang yang ngaji balaghah dan ushul-nya sepotong-sepotong, khabar di atas jelas mengandung pujian (madh) pada kedudukan Khilafah dalam Islam, makanya dibedakan dengan istilah mulkan dan digambarkan dalam hadits 'ala minhaj al-nubuwwah dengan penyifatan al-nubuwwah dan dalam hadits "Khilafat al-nubuwwah" lafal Khilafah bahkan diatutkan secara tegas (bi al-idhafah) pada lafal al-nubuwwah. 


Makanya heran saja kalau masih ada oknum yang mencitra burukkan Khilafah sedemikian rupa, padahal Nabi ﷺ menempatkan istilah Khilafah pada tempat yang mulia, apa tak takut azab neraka ?


Khilafah nubuwwah era pertama itu era Khilafah nya siapa ? 

Era Khilafah nya al-Khulafa' al-Rasyidun yang empat, baca kitab para ulama dan perhatikan perintah (amr) dari Al-’Irbadh bin Sariyah r.a ia berkata : 

Rasulullah ﷺ bersabda :


«عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ ، عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ»


“Hendaklah kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para khalifah al-rasyidin al-mahdiyyin (khalifah empat yang mendapatkan petunjuk), gigitlah oleh kalian (hal tersebut) dengan geraham yang kuat.” 

(HR. Ahmad, Ibn Majah, Al-Hakim, Al-Baihaqi)


Kata siapa hadits di atas hadits perintah ? 

Yuk ngaji : lafal 'alaykum itu dalam bahasa Arab (ilmu sharf) termasuk ism fi'l al-amr, artinya kata benda yang berkonotasi kata kerja perintah, nah, dalam ilmu ushul fiqh, jelas termasuk shiyagh al-amr, yang mengandung tuntutan (thalab), thalab dari siapa ? 

Baginda Rasulullah ﷺ, artinya jelas ya, ADA KHILAFAH WARISAN RASULULLAH ﷺ.

Monday, December 19, 2022

Sosok Intelijen Anti Islam

 Mengenal 

Sosok Intelijen 

Anti Islam

 

Oleh : Mas Ruhi


(Dari Sejak Dulu Islam Sangat Ditakuti Oleh Penguasa)


Ali Moertopo, 

Arsitek Pemberangus Gerakan Islam Masa Orde Baru


Sosoknya dikenal sebagai tangan kanan Soeharto. Ia menggunakan siasat ‘Pancing dan Jaring’ untuk memberangus gerakan Islam. Umat Islam disusupi dan dipancing untuk bertindak ekstrem, setelah itu dijaring untuk diberangus atau dikendalikan!


Namanya Ali Moertopo. Meski Muslim, dalam karir intelijen dan militernya ia dikenal sebagai arsitek pemberangus gerakan Islam pada masa Orde Baru.


Ia menjadikan umat Islam sebagai lawan, bukan kawan. Untuk memuluskan misinya, ia berkolaborasi dengan kelompok anti-Islam, di antaranya kelompok Serikat Jesuit, Kebatinan, dan para pengusaha naga yang menjadi pilar kekuatan Orde Baru.


Mengebiri dan 

Memarjinal Perekonomian


Mereka tak hanya mengebiri kekuatan Islam secara politik, tetapi juga memarjinalkan perekonomian umat Islam. 


Ali Moertopo yang dilahirkan di Blora, Jawa Tengah, 23 September 1924. Sebagai tangan kanan penguasa Orede Baru, Soeharto, beberapa jabatan mentereng di dunia militer, intelijen, dan pemerintahan pernah dipegangnya, yaitu; 

- Deputi Kepala Operasi Khusus (1969-1974), 

- Wakil Kepala Bidang Intelijen Negara (1974-1978), 

- Penasihat Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Golkar, dan 

- Menteri Penerangan RI (1978-1983). 


Hampir semua posisi dan karir yang didudukinya, berkaitan dengan upaya menyingkirkan peranan umat Islam dan memberangus gerakan Islam.


Pada pemilu tahun 1971, Moertopo memobilisasi kekuatan militer untuk menekan para mantan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk memilih Golkar. Sedangkan saat menjabat sebagai Kepala Operasi Khusus (Opsus), lembaga yang dikenal angker pada saat itu, Ali Moertopo banyak melakukan upaya-upaya penyusupan (desepsi, penggalangan dan pemberangusan gerakan Islam).


Siasat Pancing Jaring


Siasat ‘Pancing dan Jaring’ digunakan oleh Moertopo untuk menyusup ke kalangan Islam, melakukan pembusukan dengan berbagai upaya provokasi, kemudian memberangusnya. Operasi intelijen tersebut pada saat ini mirip dengan apa yang dilakukan oleh Densus 88, sebuah detasemen yang juga dikendalikan oleh musuh-musuh Islam, dengan tujuan yang sama.


Beberapa peristiwa seperti 

Komando Jihad, 

tragedi Haur Koneng, 

penyerangan Polsekta Cicendo, 

Jama’ah Imran, dan 

Tragedi pembajakan pesawat Woyla, tak lepas dari siasat licik Moertopo.


Stigma ‘ekstrem kanan’ yang ditujukan kepada umat Islam dan ‘ekstrem kiri’ yang ditujukan kepada anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI), juga hasil dari kerja intelijen Moertopo.


Umat Islam dipancing, kemudian dijaring dan diberangus. Sebagian yang tak kuat iman, dikendalikan kemudian digalang untuk bekerjasama dengan penguasa.


Peristiwa Komando Jihad


Pada peristiwa Komando Jihad misalnya, simpatisan Darul Islam (DI) dan Tentara Islam Indonesia (TII), dipropaganda dan dimobilisasi oleh Ali Moertopo untuk melakukan perlawanan terhadap ancaman Komunis dari Utara (Vietnam).


Ali Moertopo kemudian mendekati beberapa orang tokoh DI, yaitu Haji Ismail Pranoto, Haji Danu Muhammad Hassan, Adah Djaelani, dan Warman untuk menggalang kekuatan umat Islam, yang memang sangat memendam luka sejarah terhadap komunisme.


Setelah ribuan umat Islam termobilisasi di Jawa dan Sumatera, dengan siasat liciknya, Moertopo kemudian menuduh umat Islam akan melakukan tindakan subversif dengan mendirikan Dewan Revolusi Islam lewat sebuah organisasi ‘Komando Jihad’ (KOMJI).


Mereka kemudian digulung dan dicap sebagai ‘ekstrem kanan’. Istilah ‘Komando Jihad’ muncul pada tahun 1976 sampai 1982. Selain KOMJI, rekayasa intelijen juga terlihat jelas dalam kasus Jamaah Imran, Cicendo, dan pembajakan pesawat DC-9 Woyla.


Jamaah Imran


Jamaah Imran adalah kumpulan anak-anak muda yang dipimpin oleh Imran bin Muhammad Zein, pria asal Medan. Aktivitas kelompok yang didirikan pada 7 Desember 1975 ini berpusat di Bandung, Jawa Barat.


Kelompok ini berobsesi ingin membangun sebuah komunitas Muslim yang melaksanakan syariat Islam secara murni. Untuk menjalankan misinya, menurut laporan intelijen, mereka mendirikan Dewan Revolusi Islam Indonesia (DRII).


Istilah Jama’ah Imran juga diberikan oleh aparat, bukan penamaan yang dibuat kelompok anak muda tersebut. Kasus Jamaah Imran mencuat ke publik saat terjadi penyerangan Polsek Cicendo, Bandung, pada 11 Maret 1981.


Peristiwa itu bermula ketika polisi menahan anggota jamaah tersebut karena kasus kecelakaan. Kemudian mereka berusaha membebaskan anggotanya dengan melakukan penyerangan bersenjata. Peristiwa berdarah itu menjadi legitimasi aparat untuk melakukan penangkapan anggota Jamaah tersebut.


Pembajakan Pesawat Woyla


Peristiwa Cicendo berlanjut dengan aksi pembajakan pesawat terbang DC 9 Woyla GA 208 dengan rute Jakarta-Palembang pada Sabtu, 28 Maret 1981. Pembajakan tersebut dilakukan oleh lima orang anggota Jamaah Imran dengan membelokkan pesawat menuju Bandara Don Muang, Thailand.


Drama pembajakan ini berhasil ditumpas oleh Pasukan Khusus TNI di bawah pimpinan LB Moerdani dan Sintong Pandjaitan. Mengapa sekelompok anak muda itu begitu radikal dan berani melakukan perlawanan terhadap pemerintah? 


Setelah diusut, sikap radikal kelompok itu ternyata diciptakan oleh seorang intel ABRI yang bernama Johny alias Najamuddin yang menyusup dalam Jamaah Imran.


Johny yang sudah diterima oleh jamaah tersebut kemudian melakukan beragam provokasi dengan menebar kebencian kepada ABRI. Johny kemudian ‘membeberkan rahasia’ ABRI yang dikatakan akan melakukan de-islamisasi di Indonesia.


Untuk itu, Johny merencanakan agenda besar: melakukan perlawanan terhadap ABRI. Di tengah sikap ABRI yang memang telah membuka “front” terhadap umat Islam, para anggota Jamaah Imran kemudian terbujuk dengan gagasan Johny.


Tanpa sepengetahuan para anggota jamaah lainnya, Johny membuat dokumentasi setiap aktivitas yang dilakukan jamaah tersebut. Dengan skenario licik, Johny kemudian membuat rencana untuk melakukan operasi pencurian senjata api di Pusat Pendidikan Perhubungan TNI AD pada 18 November 1980.


Senjata curian itulah yang kemudian dilakukan untuk menyerang Polsek Cicendo. Anehnya, Johny yang telah menghasut anggota Jamaah Imran untuk menyerang markas polisi tersebut, ternyata tak menampakkan batang hidungnya saat peristiwa terjadi. Bahkan saat polisi melakukan aksi besar-besaran untuk menangkap Jamaah Imran, Johny ‘lolos’ dari penangkapan.


Johny akhirnya tewas dieksekusi anggota Jamaah ini di suatu tempat. Saat persidangan kasus ini digelar di pengadilan, majelis hakim menolak untuk membuka identitas Johny. Selain itu, Jaksa penuntut umum juga selalu mementahkan usaha untuk mengorek identitas pria itu lebih dalam.


Jenderal Soemitro, seniornya Ali Moertopo di lingkungan militer, dalam biografinya menyebut kasus Jamaah Imran, peristiwa penyerangan terhadap Golkar di Lapangan Banteng, dan pembajakan Pesawat Woyla sebagai rekayasa Opsus (Operasi Khusus) Ali Moertopo yang menerapkan teori ‘Pancing dan Jaring’.


Dalam kasus Jamaah Imran, kata Seomitro, Opsus memakai tokoh Imran yang bernama asli Amran. Selama lima tahun Imran dibiayai oleh Ali Moertopo belajar di Libya untuk mempelajari Islam dan ilmu terorisme. Imran Kemudian dimunculkan sebagai sosok yang ingin mendirikan Negara Islam Indonesia kembali.


Soemitro juga menceritakan, laporan intelijen menyebut tujuan operasi Woyla untuk menggulingkan pemerintahan Soeharto dan mendiskreditkan umat Islam. Operasi ini ingin memunculkan kesan bahwa kelompok Islam cenderung radikal dan masih memiliki keinginan untuk mendirikan negara Islam seperti halnya DI/TII.


Inilah yang kata Soemitro disebut sebagai teori ‘Pancing dan Jaring’, di mana umat Islam dirangkul (dibina, pen) terlebih dahulu, lalu dikipasi untuk memberontak, baru kemudian ditumpas sendiri oleh Opsus.


Jenderal Soemitro menceritakan, “Kecurigaan saya terhadap kasus Woyla, mulai muncul, ketika ada laporan bahwa sebetulnya Panglima Angkatan Bersenjata (Pangab) Jenderal TNI M Jusuf akan membawa Awaloedin Djamin—yang notabene memiliki pasukan anti-teror untuk menyelasaikan kasus pembajakan tersebut.


Namun, rencana itu tiba-tiba berubah tanpa sepengetahuan Jusuf, tidak tahu siapa yang mengubahnya. Akhirnya yang berangkat bukan lagi pasukan Awaloedin Djamin, melainkan pasukan RPKAD yang dipimpin Sintong Panjaitan.


Ini yang menjadi pertanyaan sampai sekarang, mengapa RPKAD yang berangkat, bukannya polisi. Dari situ saya bisa menganalisis bahwa ada dua komando, yakni yang langsung ke jalur Pangab, dan satunya lagi: Jalur invisible hand!” 

(Lihat, biografi Jenderal Soemitro yang ditulis oleh Ramadhan KH, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994 dan buku Heru Cahyono, Pangkopkamtib Jenderal Soemitro dan Peristiwa 15 Januari ’74, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998, Cetakan Ketiga).


Politik Islamphobia


Untuk memuluskan langkah-langkah politik Islamophobia, kelompok militer anti-Islam yang dikomandoi oleh Ali Moertopo, oknum pengusaha etnik Cina, Serikat Jesuit, dan pejabat sekular-kejawen, mendirikan sebuah lembaga think tank bernama Centre for Strategic and International Studies(CSIS Indonesia) pada 1 September 1971, bermarkas di Tanah Abang III, Jakarta Pusat.


Ali Moertopo dan Soedjono Hoemardani (penasihat kebatinan Soeharto) menjadi sosok yang berada di belakang CSIS. Lembaga ini kemudian membuat masterplan pembangunan Orde Baru yang sangat menguntungkan pemerintah, pengusaha etnik Cina dan kelompok Kristen.


Sementara umat Islam dianggap sebagai bahaya yang mengancam, yang bercita-cita mendirikan negara Islam. Mereka masih menjadikan isu ‘Darul Islam’ sebagai jualan untuk memberangus gerakan Islam. Selain pula mewaspadai kebangkitan Islam politik yang pada masa lalu direpresentasikan melalui kekuatan Partai Masyumi.


Kelompok Kristen dan oknum pengusaha etnik Cina yang merapat ke militer, meyakinkan pemerintah dan tentara, bahwa jika umat Islam berkuasa, maka akan terjadi diktator mayoritas, dimana penegakan syariat Islam akan diberlakukan.


Pemerintah yang ketika itu mabuk kekuasaan dan tentara yang di indoktrinasi untuk mewaspadai ancaman terhadap kebhinekaan Pancasila, kemudian termakan isu tersebut, sehingga memposisikan umat Islam sebagai bahaya.


Konglomerasi dan Gurita Bisnis

Agenda politik kelompok anti Islam ini berhasil menciptakan konglomerasi dan gurita bisnis antara penguasa dan pengusaha. Di antara jaringan bisnis tersebut adalah Pan Group milik Panlaykim dan Mochtar Riady, PT Tri Usaha Bakti milik Soedjono Hoemardani, Pakarti Grup milik Jusuf Wanandi dan Panlaykim, dan Berkat Grup milik Yap Swie Kie.


Masuknya kekuatan konglomerat dalam lingkaran Orde Baru membuat rezim tersebut semakin kuat. Karena itu, ada yang mengatakan bahwa Orde Baru dibangun oleh empat pilar kekuatan, yaitu ABRI, Birokrat, Golkar dan konglomerat.


Memotong Urat Nadi Muslim


Keempat pilar tersebut memainkan peran penting dalam memarjinalkan peran politik umat Islam saat itu. Kolaborasi rezim Orba dengan pengusaha Cina/ Katolik Indonesia di antaranya dengan membuat kebijakan yang memotong urat nadi ekonomi umat Islam dan menghidupkan kelompok kecil Cina keturunan.


Sentra-sentra ekonomi umat Islam seperti di Pekalongan, Solo, Pekajangan, Majalaya, dan lain-lain, dengan aneka kebijakan pemerintah dapat dikerdilkan.


Jaringan perbankan dan sektor keuangan lainnya juga berhasil mereka kuasai. Karena itu, ketika Orba berkuasa, gurita bisnis kelompok ini begitu perkasa dan dapat memengaruhi kebijakan pemerintah.


Siapa Ali Moertopo sesungguhnya?


Mantan Pangkopkamtib Jenderal Soemitro mengatakan asal usul Ali Moertopo sangat gelap, sehingga banyak rumor yang beredar tentang sosoknya.


Kasman Singodimedjo, tokoh Islam yang pada zaman Soekarno aktif di militer mengatakan, Ali Moertopo adalah bekas intel tentara Angkatan Laut Belanda (Netherland Information Service) yang ditangkap Hizbullah di daerah Tegal, Jawa Tengah. Saat ditangkap, Ali Moertopo nyaris dibunuh. Ia kemudian dijadikan double agent oleh Hizbullah.


Versi lain, seperti diceritakan Adam Malik, Ali Moertopo adalah pendiri AKOMA (Angkatan Komunis Muda) yang berafiliasi pada partai Murba Alimin, yang berhaluan Sneevliet. Meski tidak percaya bahwa Moertopo bekas pentolan salah satu organisasi Komunis, Soemitro menceritakan kisah yang dikait-kaitkan dengan sosok Komunis Moertopo.


Saat ada seorang staf Moertopo ingin membuat tulisan tentang “Peristiwa Tiga Daerah” yang menyebutkan Komunis sebagai dalang dari peristwa itu, Moertopo membentaknya. “Mau Apa? Mau mendiskreditkan saya?”


Moertopo juga dikenal dekat dengan Kolonel Marsudi, salah seorang anggota PKI yang pernah menjadi Direktur Opsus. Selama di Opsus, Marsudi selalu berada di belakang layar dan sangat tertutup.


Marsudi pun disebut-sebut sebagai pendiri Central Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI), organisasi mahasiswa underbouw PKI. Cerita mengenai ini diungkap dalam buku biografi Jenderal Soemitro, senior Ali Moertopo di lingkungan militer, yang ditulis oleh Ramadhan KH.


CSIS Dan Opsus


Dalam catatan Jenderal Soemitro, jauh-jauh hari Ali Moertopo sudah merencanakan CSIS dan Opsus sebagai alat untuk memperkuat dan mengamankan rezim Orba.


Ali Moertopo yang melihat kekuatan Islam sebagai gerakan yang bisa mengancam ‘gerak laju pembangunan’, mencari partner yang bisa diajak untuk sama-sama menjegal gerakan Islam. Dan partner tersebut adalah kelompok Katolik yang tergabung dalam Ordo Jesuit.


Ali Moertopo didekati kelompok ini karena posisinya sebagai orang dekat Soeharto dan mempunyai pengaruh di ABRI. Kabarnya, Ali Moertopo sudah didekati kelompok ini sejak tahun 1960-an.


Ali Moertopo sendiri sudah mengetahui bahaya dari kelompok Orde Jesuit ini, yang ia sebut lebih berbahaya dari komunisme karena terdiri dari para intelektual adventurir. Namun, kata Ali, kedekatannya dengan kelompok itu adalah untuk meredam gerakan mereka, atau dalam bahasanya ‘untuk mengandangkannya ketimbang bergerak liar’.


Apakah dalam rangka ‘mengandangkan’ Orde Jesuit ini juga, kemudian Ali Moertopo menjadikan rumah Pater Joop Beek (tokoh Jesuit Indonesia) di Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, sebagai markas Opsus?


Manuver Politik


Saat peristiwa 15 Januari 1974, Ali Moertopo diduga terlibat penunggangan aksi apel mahasiswa yang menolak kedatangan PM Jepang yang berujung pada kerusuhan di Jakarta.


Tujuan manuver politik Moertopo adalah untuk menyingkirkan orang-orang yang mencoba mendekati Soeharto dan menjadi rival politiknya. Untuk menggambarkan bahwa dia orang yang bisa mengendalikan kebijakan politik Orde Baru, Leonardus Benjamin Moerdani, kadernya Moertopo, pernah mengatakan, ”Kuda boleh berganti, tapi saisnya tetap satu”.


Artinya, siapapun bisa menggantikan Soeharto, asalkan tetap bisa dikendalikan oleh Moertopo dan kelompoknya.


Setelah peristiwa 15 Januari 1974, Ali Moertopo melakukan lobi politik kepada Presiden Soeharto untuk memanggil Benny ke Jakarta agar ditempatkan dalam jajaran penting di militer.


Keseriusan Ali Moertopo untuk menempatkan kadernya dalam posisi strategis di elit militer terlihat dengan menelepon langsung Benny yang saat itu berada di Korea Selatan.


Kemudian, dengan diantar sendiri oleh Ali Moertopo, Benny menghadap langsung ke Soeharto. Oleh penguasa Orde Baru itu Benny diserahi jabatan sebagai Ketua G-I Asisten Intelijen Hankam yang bertugas mengendalikan seluruh intelijen di Angkatan Darat dan Polri.


Selain itu, Benny juga ditugaskan untuk membantu Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN).


Sebagai kader Ali Moertopo, beberapa posisi penting itu tentu saja sudah direncanakan dengan matang. Apalagi kemudian Benny ikut pula menangani intelijen Kopkamtib dan menjadi Ketua Satuan Tugas Intelijen, serta kemudian menjabat sebagai Kepala Pusat Intelijen Strategis Hankam.


Karir intelijen Benny Moerdani terus melejit dan menjadi sorotan penting dalam hubungannya dengan umat Islam saat ia menggantikan Jenderal M Yusuf sebagaiPanglima ABRI pada tahun 1983.


Setelah Ali Moertopo, tongkat estafet permusuhan militer terhadap umat Islam dilanjutkan oleh Benny Moerdani, kader Jesuit yang juga kader Moertopo. Bagaimana kiprah Benny Moerdani dalam memberangus gerakan Islam?


LB Moerdani, 

Kader Jesuit yang Memusuhi Islam


Jika ‘Mengenal Sosok Intelijen Anti Islam di bagian sebelumnya mengungkap sosok Ali Moertopo, di bagian ketiga ini menyingkap kader atau penerusnya Ali Moertopo, yaitu Benny Moerdani yang juga dikenal sangat memusuhi umat Islam.


Benny diduga berada di balik tragedi berdarah Tanjung Priok, 1984. Pada masanya, militer Indonesia pernah dilatih di Israel.


Raut wajahnya keras dan kaku. Terkesan angker dan tak bersahabat. Itulah Benny Moerdani, sosok jenderal militer pada masa Orde Baru yang dikenal sangat benci Islam dan kaum Muslimin.


Benny Moerdani adalah orang kepercayaan Ali Moertopo. Benny sudah dipersiapkan jauh-jauh hari oleh Moertopo untuk menggantikannya dalam menjalankan tugas mengawasi bahaya ‘ekstrem kanan’, yang tak lain adalah gerakan Islam.


Benny Moerdani

Benny Moerdani lahir di Cepu, 2 Oktober 1932. Di kalangan Katolik, jenderal yang dikenal ahli intelijen ini sangat dibangga-banggakan. Benny bisa dibilang sebagai representasi kelompok Katolik yang mempunyai posisi penting dalam lingkaran militer dan kekuasaan Orde Baru pada masa lalu.


Sebagai kader Moertopo, Benny pernah diangkat menjadi wakilnya ketika terjadi konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia.


Ia juga termasuk sosok yang terlibat dalam pembentukan CSIS, sebuah lembaga think-tank yang sangat dekat dengan Orde Baru, didukung oleh para birokrat Kejawen dan pengusaha etnik Cina yang saat itu membangun gurita dalam lingkar elit kekuasaan Orde Baru.


Di kalangan tentara Muslim, Benny Moerdani dikenal sangat tidak aspiratif terhadap kelompok Islam. Almarhum mantan Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Ka-BAKIN), Letjend TNI ZA Maulani pernah mengatakan, pada masa Benny Moerdani menjadi panglima ABRI, sangat sulit mendapatkan masjid atau mushalla di komplek dan barak-barak militer.


Keberadaan tempat ibadah umat Islam tersebut dikontrol begitu ketat. Bahkan, pada masa itu banyak tentara Muslim yang tidak berani mengucapkan “Asssalamu’alaikum” ketika berada di lingkungan militer.


Benny pernah melontarkan pernyataan kontroversial yang melarang umat Islam mengucapkan salam. Dalam sebuah rapat kabinet bidang Polkam, Jaksa Agung Ali Said pernah dibentak oleh Benny karena mengucapkan ‘salam’ dalam rapat tersebut. “Indonesia bukan negara Islam, tak perlu ucapkan salam,” bentaknya saat itu.


Peristiwa pembajakan pesawat yang disebut-sebut sebagai bagian dari operasi kelompok jihad, juga digagalkan atas peran Moerdani. Ia terlibat dalam aksi pembebasan para sandera dan penangkapan orang-orang yang dianggap sebagai “teroris” atau “ekstrem kanan” ketika itu.


Pasca Peristiwa 15 Januari 1974 (Malari) yang diduga kuat melibatkan operasi intelijen Ali Moertopo, Presiden Soeharto memanggil Moerdani yang ketika itu sedang bertugas sebagai konsulat di KBRI Korea Selatan untuk datang menghadap.


Belakangan diketahui, pemanggilan Moerdani ke Jakarta oleh Presiden Soeharto adalah hasil lobi-lobi Ali Moertopo untuk menempatkan kader pentingnya di lingkaran presiden.


Dengan diantar oleh Moertopo, Moerdani kemudian bertemu Pak Harto. Setelah pertemuan, Moerdani kemudian diangkat oleh Soeharto sebagai Ketua G-1 Intelijen Hankam yang bertugas mengendalikan seluruh intelijen di Angkatan Darat dan kepolisian. Selain itu Moerdani juga diperbantukan untuk BAKIN.


Karir militer Benny Moerdani terus melesat, meskipun ketika itu umat Islam mulai mencurigai sepak terjangnya yang sangat antipati terhadap aspirasi Islam.


Benny Moerdani dilibatkan dalam menangani intelijen Kopkambtib dan diangkat menjadi Ketua Satuan Tugas Intelijen, sebuah lembaga yang dikenal sangat angker dan ditakuti pada masa Orde Baru.


Para ulama, khatib, mubaligh dan aktivis Islam pernah merasakan bagaimana bengisnya lembaga ini dalam memosisikan Islam sebagai ancaman dan lawan. Moerdani bahkan diduga berada di balik perpecahan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), sehingga terbentuklah dua HMI: HMI Dipo dan HMI MPO.


Tahun 1983, ketika Benny Moerdani diangkat sebagai Panglima ABRI menggantikan Jenderal M. Yusuf, umat Islam makin khawatir dengan sepak terjangnya.


Moerdani kemudian melakukan berbagai upaya restrukturisasi secara drastis, dengan menempatkan tentara-tentara yang Nasrani dalam jajaran penting di militer.


Benny Moerdani juga dicurigai dalam menjegal karir para perwira ABRI Muslim. Tak heran, jika ada yang menyebut telah terjadi kristenisasi di tubuh ABRI di bawah kepemimpinan Benny Moerdani.


Dalam persepsi Benny Moerdani, semua gerakan Islam adalah ancaman, sebagaimana DI/TII pada masa lalu yang kemudian ditumpas.


Benny Moerdani yang pernah terlibat dalam operasi menumpas DI/TII dan PRRI/Permesta tidak bisa membuang persepsi negatif terhadap gerakan Islam, sehingga menjadikan Islam sebagai ancaman yang membahayakan keutuhan NKRI.


Berbeda dengan Ali Moertopo yang kerap pamer kekuasaan, Benny justru dikenal sebagai sosok yang misterius dan penuh rahasia. Meski sama-sama haus kekuasaan, Benny bermain ‘cantik’ untuk menjalankan obesesinya tersebut.


Sebagai orang yang malang melintang di dunia intelijen, segala tindakan ia perhitungkan dengan matang dan sangat tertutup. Bahkan ihwal tentara yang sering kali di latih di Israel pun, pada masa Benny Moerdani tidak terungkap, tertutup rapat.


Di kalangan tentara Muslim, isu tentang militer yang dilatih di Israel pada masa Benny Moerdani sudah santer terdengar.


Benny menyadari posisinya sebagai bagian dari kelompok minoritas di Indonesia. Itu membuanya sulit untuk menggapai puncak kekuasaan di republik ini.


Karena itu, dengan kelihaiannya ia berperan sebagai king maker, orang yang mempengaruhi pihak yang berkuasa. Kepada perwira kopassus di akhir tahun 1980-an Benny pernah berseloroh, “Buat apa jadi orang yang berkuasa, jika bisa dengan tanpa risiko kita mengontrol orang yang berkuasa.”


Karena itu, Benny membuat strategi agar orang yang berkuasa nanti, meskipun berasal dari kalangan Islam, namun bisa dengan leluasa ia atur.


Itulah yang menyebabkan ia menjegal habis-habisan langkah Soedharmono untuk menjadi wakil presiden, karena Sudharmono bukan sosok yang bisa ia atur, di samping, menurutnya, Soedharmono dekat dengan kalangan santri. Benny kemudian menjadikan Naro sebagai calon wakil presiden yang ia gadang.


Benny juga dikenal lihai dalam mendekati kelompok Islam yang pernah memendam kekecewaan dengan Masyumi. Ia melakukan politik belah bambu dengan mendekati kiai dari kelompok Nahdlatul Ulama (NU), dan menginjak kelompok lain yang berseberangan dengan NU.


Pertentangan antara NU sebagai kelompok tradisionalis Islam dengan kelompok Masyumi sebagai santri modernis ia pertajam. Karenanya, Benny kerap bersafari dari pesantren ke pesantren NU dengan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur untuk melakukan politik pecah belah tersebut.


Safari bersama dilakukan Benny dan Gus Dur di tengah kecaman umat Islam yang menuntut Benny bertanggung jawab dalam tragedy pembantaian umat Islam Tanjung Priok, di Jakarta pada 12 September 1984.


Saat peristiwa Priok, Benny sedang berada di Jakarta. Bahkan pada tengah malam usai tragedi pembantantaian, Benny sudah berada di lokasi kejadian.


Pada dini harinya ia langsung meluncur ke rumah sakit dan sempat menghitung jumlah mayat yang tergeletak di rumah sakit. Anehnya, sampai akhir hayatnya, Benny Moerdani sama sekali tidak tersentuh hukum dalam tragedi berdarah ini.


Leonardus Benny Moerdani meninggal di Jakarta, pada 29 Agustus 2004 dalam usia 72 tahun, karena menderita stroke. Kepergiannya mendapatkan penghormatan yang luar biasa di kalangan militer. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Bendera setengah tiang selama tujuh hari dikibarkan di lingkungan militer.


Setelah Moerdani tiada, siapakah sosok intelijen anti Islam yang menggantikannya?


hajinews.id