Sunday, August 18, 2019

Para Pengkhianat Besar dlm Sejarah Islam*

*Para Pengkhianat Besar dlm Sejarah Islam*
(Orang2 yg mengaku Muslim tapi menjadi Anjing2 Penjajah)

Hari itu, hari Jum’at. Seharusnya menjadi hari yang baik bagi muslimin.
Tepatnya tanggal 7 Shafar 656 H.
Kota Baghdad, pusat peradaban dunia terbesar masa itu.

Ibukota Khilafah Abbasiyyah yang telah 5 abad memakmurkan bumi ini dengan peradaban dan ilmu.

Hari Jum’at itu justru puncak kehancuran wilayah khilafah dan akhir dari keseluruhan kebesaran. Untuk selamanya. Hulaghu Khan pemimpin pasukan Mongolia hari itu datang masuk ke dalam istana Khilafah terakhir Abbasiyyah, Musta’shim billah. Dia datang beserta istrinya dan para pengawalnya. Seluruh elemen kekhilafahan telah lumpuh.
Khalifah sudah menyerah. Hulaghu meminta Musta’shim menunjukkan semua simpanan kekayaan di istananya.

Sudah satu minggu, Kota Baghdad dihancurkan dari berbagai sudutnya. Musibah kemanusiaan yang tidak mengenal satu pun kata kasihan. Begitulah kekejaman pasukan Mongolia.

Pembunuhan besar2an itu disaksikan oleh Sungai Dijlah. 3 hari Sungai Dijlah berwarna merah darah. Juga jalanan Kota Baghdad. Banjir darah.

Tidak ada satupun yang selamat. Semuanya harus mengakhiri ajalnya di ujung pedang Mongolia.

Satu minggu itu, setidaknya 400.000 nyawa melayang. Termasuk khalifah Musta’shim dan seluruh anak serta kerabatnya.
Bukan hanya pembantaian muslimin. Peradaban yang dibangun berabad-abad, ilmu yang menerangi dunia juga ikut dihancurkan. Lagi-lagi Sungai Dijlah menjadi saksi bisu. Pasukan Mongolia menyeberang sungai Dijlah dengan menggunakan tumpukan buku. Kuda-kuda Mongol menginjak-injak buku-buku ilmu.
Dan Baghdad pun hancur lebur. Pusat kebesaran Islam itu. Ibukota Khilafah Abbasiyyah itu. Baghdad dihabisi dengan cara yang sangat mudah. Kebesaran itu runtuh dengan begitu sederhana. Tidak ada kota sebegitu mudah diruntuhkan, semudah Baghdad.

Seharusnya Baghad tidak runtuh. Semestinya Khilafah Abbasiyyah tidak hilang. Kalau tidak muncul pengkhianat besar di tubuh kekhilafahan. Kalau saja tidak ada pengkhianat umat.

Muayyaduddin Ibnul ‘Alqami. Nama pengkhianat yang hingga akhir zaman akan selalu disebut dalam sejarah Islam sebagai pengkhianat peradaban, pengkhianat umat.
Ibnul ‘Alqami bukan sembarang orang. Dia adalah perdana menteri di kekhilafahan Abbasiyyah sendiri.

Ibnul ‘Alqami diam-diam membangun hubungan haram dengan Hulaghu. Pengkhianat umat itu menjual Baghdad dengan tukaran di antaranya adalah jabatan jika Hulaghu berhasil menguasai Baghdad.
Dan sejarah pun mengulang dirinya. Andalus mempunyai kisah yang mirip. Karena memang sejarah selalu sama di zaman manapun.

Kota terakhir yang masih kuat berdiri saat seluruh kota-kota wilayah Andalus telah menyerah di tangan negara-negara Kristen adalah Granada. Kota itu masih sangat kuat bertahan, gagah dan terus membangun.
Granada runtuh karena pengkhianat peradaban ada dalam tubuh muslimin. Mereka bukan sembarang orang. Mereka adalah pemimpin muslimin, tetapi merangkap pengkhianat umat.
Tiga nama yang diabadikan sejarah hingga hari akhir nanti sebagai pengkhianat umat. Catatan itu tidak akan pernah bisa dihapus.
Dua orang menteri: Yusuf bin Kamasyah dan Abul Qasim al-Malih, serta satu tokoh agama: al-Baqini.

Umat dijual. Negeri muslim digadaikan. Diserahkan kepada negara Kristen. Ditukar dengan sampah dunia.

Raja Fernando 3 dan Ratu Isabella memasang salib besar dari perak di pasang di atas Istana al-Hamra’ dan diumumkan bahwa hari itu adalah akhir dari kekuasaan muslim di Andalus.

Tahun 1499 M, masjid-masjid resmi ditutup.
Maha benar Allah dalam firman-Nya, “Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap Khawwan lagi Kafur.” (Qs. Al-Hajj: 38)
Dan sekarang para pengkhianat2 umat Islam pun mulai bermunculan. Mereka yang mengaku muslim dan dengan segala atribut keislamannya tapi mengejek, mengolok2, merendahkan agama dan saudara2 muslim demi hadiah di dunia.
Kalian yang berpenyakit WAHN telah menyambung sejarah para Khawwan dari jaman terdahulu.
Semoga Allah azza wa ja'ala melaknat kalian dengan laknat paling berat yang bahkan syaitan pun takut menerimanya.
La haula wa quwwata illa billah…
Innalillah wa inna ilahi raji’un…
*Khawwan adalah pengkhianat besar
Sumber : Eramuslim

FRAGMEN BERDARAH DI ERA KEKHILAFAHAN DALIH UNTUK MENIKAM PERJUANGAN PENEGAKKAN KHILAFAH?

FRAGMEN BERDARAH DI ERA KEKHILAFAHAN DALIH UNTUK MENIKAM PERJUANGAN PENEGAKKAN KHILAFAH?
==========
Membaca judul pembusukan atas dakwah penegakkan Khilafah berjudul "The Dark And Bloody Side of Khilafah."

Mari kita uji dengan akal sehat: di antara bukti kesalahan mereka yang menikam perjuangan penegakkan Khilafah 'ala Minhaj al-Nubuwwah dengan dalih adanya satu fragmen kezhaliman di masa antara Khilafah 'Umayyah dan 'Abbasiyyah adalah poin-poin ini:

1. Khilafah yang diperjuangkan Hizb adalah Khilafah 'ala Minhaj al-Nubuwwah, menikam perjuangan ini dengan dalih fragmen sejarah kekhilafahan di era mulkan 'adhdhan jelas tidak relevan

2. Tragedi-tragedi yang terjadi di antara kurun kekhilafahan Umayyah dan Abbasiyyah itu adalah salah satu fragmen sejarah, bukan dalil syara', bukan pula bukti buruknya sistem Khilafah 'ala Minhaj al-Nubuwwah

3. Kezhaliman terjadi karena menyalahi syari'ah yang secara asasi diadopsi sistem Khilafah, disinilah letak urgensi "Muhasabah al-hukkam", sesuatu yang justru dipersekusi di masa kini dalam sistem Demokrasi

4. Kezhaliman yang terjadi membuktikan kebenaran khabar nabawi: adanya masa kehidupan umat di bawah naungan kekuasaan yang menggigit karena ada kezhaliman (mulkan 'adhdhan), seharusnya menyadarkan mereka bahwa masa tatkala kaum Muslim hidup kini di bawah naungan sistem yang jauh dari asas Islam, Demokrasi warisan Barat, ini adalah masa yang jauh lebih buruk daripada masa kekhilafahan Umayyah dan Abbasiyyah, yakni masa mulkan jabriyyatan.

5. Bukti-bukti yang ada seharusnya semakin mendorong pada keyakinan akan tegaknya kembali era kekhilafahan di atas manhaj kenabian, bukan malah dijadikan dalih menikam perjuangan penegakkan Khilafah 'ala minhaj al-nubuwwah.

Di antara kepicikan para penikam ini adalah: pada saat yang sama akal mereka tak mampu menjangkau keburukan-keburukan kehidupan ketika hidup di bawah naungan sistem Demokrasi, dan kepemimpinan Kapitalisme dunia, hingga sadar bergerak pada perubahan sistemik.

Belum genap satu abad Khilafah hilang diganti kepemimpinan Kapitalisme, berapa banyak nyawa kaum Muslim yang melayang? Berapa banyak kaum Muslim yang terusir dari negerinya? Berapa banyak hukum-hukum Islam yang dicampakkan? Berapa banyak kemaksiatan yang tegak didukung oleh kekuasaan? Berapa banyak kezhaliman terjadi? Semut di sebrang terlihat, gajah di pelupuk mata terlewat? Terlalu!

Benarlah hadits dari Abu Umamah al-Bahili r.a., ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
« ﻟَﺘُﻨْﻘَﻀَﻦَّ ﻋُﺮَﻯ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ ﻋُﺮْﻭَﺓً ﻋُﺮْﻭَﺓً، ﻓَﻜُﻠَّﻤَﺎ ﺍﻧْﺘَﻘَﻀَﺖْ ﻋُﺮْﻭَﺓٌ ﺗَﺸَﺒَّﺚَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺑِﺎﻟَّﺘِﻲ ﺗَﻠِﻴﻬَﺎ، ﻓَﺄَﻭَّﻟُﻬُﻦَّ ﻧَﻘْﻀًﺎ ﺍﻟْﺤُﻜْﻢُ، ﻭَﺁﺧِﺮُﻫُﻦَّ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓُ »
“Ikatan-ikatan Islam akan terburai satu per satu, setiap kali satu ikatan terburai orang-orang bergantungan pada ikatan selanjutnya. Yang pertama kali terburai adalah al-hukm (kekuasaan/
pemerintahan) dan yang terakhir adalah shalat.” (HR. Ahmad, Ibn Hibban, al-Hakim)
Mereka tidak melek literasi: di antara era kekhilafahan Umayyah dan Abbasiyyah, banyak prestasi keilmuan maupun futuhat yang tak mampu ditandingi oleh negara-negara di masa kini yang mereka puja sebagai "negara ideal demokratis", jauh. Islam bisa hadir ke tengah-tengah kita saat ini pun bagian dari peranan kekhilafahan hingga tersebar luas ke seluruh penjuru dunia.

Bahkan kekhilafahan masa Mu'awiyyah r.a. pun digambarkan para ulama sebagai gambaran kekhilafahan yang memiliki keutamaan, terlepas dari adanya kekeliruan (kalau ada), semisal pandangan al-Qadhi Abu Bakar Ibn al-'Arabi al-Maliki dalam al-'Awashim min al-Qawashim, makanya baca buku yang benar karya para ulama muktabar tentang Khilafah, bukan buku yang membual membuat khayalan dan makar terhadap syari'at Khilafah.
Afala ya'qilun? Allah al-Musta'an
Irfan Abu Naveed
Dosen Fikih, Penulis "Konsep Baku Khilafah Islamiyyah"
Keterangan Foto:
Foto cuplikan kitab:
Syaikh Dr. Taj al-Sir Ahmad Harran, Hâdhir Al-‘Âlam Al-Islâmi, Riyadh: Maktabat Al-Rusyd, Cet. IV, 1428 H/ 2007.

SYARIAH ISLAM MEWUJUDKAN KEMERDEKAAN HAKIKI

SYARIAH ISLAM
MEWUJUDKAN KEMERDEKAAN HAKIKI

Umat dan bangsa manapun pasti memimpikan kehidupan yang “terang-benderang”. Untuk itulah, umat dan bangsa di berbagai belahan dunia bangkit memperjuangkan kemerdekaan mereka dari penjajah. Namun demikian, bukan berarti setelah merdeka dari penjajahan fisik, lantas kemerdekaan hakiki bisa serta-merta diwujudkan. Banyak bangsa yang sudah merdeka, tetapi sejatinya belum lepas dari penjajahan. Pasalnya, penjajah hanya mengubah gaya penjajahannya. Penjajahan tidak lagi secara fisik, tetapi secara non-fisik. Di antaranya dengan menggunakan sistem dan hukum penjajah, menggunakan orang-orang yang dipersiapkan dan dididik untuk menjadi komprador yang mengabdi kepada kepentingan penjajah, juga menggunakan pendekatan ekonomi melalui sistem ekonomi yang didesain untuk mengalirkan kekayaan dari wilayah yang dieksploitasi kepada para kapitalis dan negara penjajah.

Penjajahan Gaya Baru Lebih Berbahaya
Ironisnya, sistem dan hukum yang dipersiapkan oleh penjajah itu terus diterapkan dan dipertahankan di negara-negara bekas jajahan. Bahkan pembaruan sistem dan hukum pun sering dilakukan dengan arahan dan bimbingan dari penjajah. Penjajahan gaya baru ini lebih berbahaya dari penjajahan gaya kuno/penjajahan secara fisik. Sebab penjajahan gaya baru itu lebih sulit dikenali. Bahkan tak sedikit pihak yang dijajah dengan penjajahan gaya baru ini tidak merasa dan tidak menyadari sedang dijajah. Malah sebaliknya, mereka merasa sedang dibebaskan, dimerdekakan dan dimakmurkan.

Penjajahan gaya baru sebenarnya mudah disadari jika kita mau membuka hati dan pikiran; mau berpikir dan bersikap kritis terhadap keadaan. Dengan menilai fakta yang terjadi dan membandingkannya dengan klaim dan propaganda yang disebar, penjajahan gaya baru itu bisa dirasakan dan disadari.

Dalam demokrasi, misalnya, rakyat diklaim sebagai pemilik kedaulatan. Faktanya, mereka minim sekali menentukan hukum dan UU. Hukum dan UU itu dibuat malah dengan arahan pihak asing tanpa memperhatian aspirasi rakyat. Itulah penjajahan. Kekayaan alam dikatakan sebagai milik rakyat. Faktanya, kekayaan alam itu dikuasai oleh swasta asing maupun swasta dalam negeri. Hasilnya pun lebih banyak mengalir ke luar negeri. Itulah penjajahan. Segelintir orang bahkan asing bisa menguasai jutaan hektar tanah negeri ini. Sebaliknya, banyak sekali rakyat yang tidak punya tanah dan hanya menjadi kuli penggarap. Itu pun bisa dikatakan merupakan bentuk penjajahan.

Demikian pula utang luar negeri yang dijadikan alat mendiktekan kebijakan. Ironisnya, utang luar negeri terus diambil. Bahkan jumlahnya makin bertambah. Akibatnya, penjajahan gaya baru melalui utang terus berjalan. Bahkan sekarang lebih dalam lagi. Utang Pemerintah Pusat terus meningkat. Per akhir Juni 2019 sudah mencapai Rp 4.570,17 triliun (CNNIndonesia, 17/7/2019). Jumlah utang itu tidak akan turun. Justru hampir dipastikan naik terus.

Utang luar negeri sekarang tidak hanya dijadikan alat untuk memaksakan kebijakan. Seperti disinyalir oleh banyak pihak, utang juga digunakan untuk memaksakan penggunaan bahan dari negara pemberi utang meski di dalam negeri banyak tersedia; juga penggunaan tenaga kerja hingga level pekerja kasar, meski masih banyak rakyat tidak punya kerjaan.
Tentu masih banyak fakta-fakta lain yang menunjukkan adanya penjajahan gaya baru atas negeri ini. Selama sistem yang diterapkan adalah sistem yang didesain untuk melanggengkan eksploitasi seperti itu maka penjajahan tidak akan bisa dihentikan. Upaya menghentikan penjajahan gaya baru ini tentu harus dilakukan melalui sistem yang memang didesain untuk memerdekakan umat manusia dari segala bentuk penjajahan dan eksploitasi.
Menghentikan Penjajahan
Islam jelas bisa menghentikan eksploitasi kekayaan alam oleh asing dan swasta serta mengembalikan kekayaan alam itu kepada rakyat sebagai pemiliknya. Pasalnya, Islam sejak awal telah mengharamkan kepemilikan dan penguasaan kekayaan alam yang depositnya besar oleh individu, swasta apalagi asing.

Islam juga akan menghentikan utang ribawi. Sebab Islam memang sejak awal telah mengharamkan utang ribawi. Pengambilan utang yang jelas menimbulkan bahaya (dharar) juga dilarang.

Islam diturunkan oleh Allah SWT memang untuk memerdekakan umat manusia secara hakiki dari segala bentuk penjajahan. Penjajahan itu hakikatnya merupakan bagian dari bentuk penghambaan kepada manusia. Penghambaan kepada sesama manusia tidak hanya diartikan secara harfiah sebagai perbudakan seperti dulu. Penghambaan kepada sesama manusia pada masa modern ini terwujud dalam bentuk penyerahan wewenang pembuatan aturan, hukum dan perundang-undangan kepada manusia, bukan kepada Allah SWT. Inilah yang menjadi doktrin demokrasi: kedaulatan di tangan rakyat (manusia). Lebih parah lagi jika aturan, hukum dan perundang-undangan tersebut diimpor dari pihak asing/penjajah.

Allah SWT melukiskan penghambaan ini dalam firman-Nya:
﴿ ﺍِﺗَّﺨَﺬُﻭﺍ ﺃَﺣْﺒَﺎﺭَﻫُﻢْ ﻭَﺭُﻫْﺒَﺎﻧَﻬُﻢْ ﺃَﺭْﺑَﺎﺑًﺎ ﻣِّﻦ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ … ﴾
Mereka (Bani Israel) menjadikan para pendeta dan para rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah… (TQS at-Taubah [9]: 31).

Makna ayat tersebut dijelaskan dalam riwayat dari jalur Adi bin Hatim ra. Ia menuturkan bahwa setelah Rasulullah saw. membaca ayat tersebut, ia (Adi bin Hatim) berkata, “Kami tidak menyembah mereka.” Namun, Rasulullah saw. bersabda:
« ﺃَﻟَﻴْﺲَ ﻳُﺤَﺮِّﻣُﻮﻥَ ﻣَﺎ ﺃَﺣَﻞَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﺘُﺤَﺮِّﻣُﻮﻧُﻪ،ُ ﻭﻳُﺤِﻠُّﻮﻥَ ﻣَﺎ ﺣَﺮَّﻡَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﺘَﺴْﺘَﺤِﻠُّﻮﻥ؟ُﻩَ ‏» ﻗُﻠْﺖُ : ﺑَﻠَﻰ، ﻗَﺎﻝَ : ‏« ﻓَﺘِﻠْﻚَ ﻋِﺒَﺎﺩَﺗُﻬُﻢْ »
Bukankah mereka (para rahib dan pendeta) itu telah mengharamkan apa yang Allah halalkan lalu kalian mengharamkannya, dan mereka pun telah menghalalkan apa yang Allah haramkan lalu kalian menghalalkannya?” Aku (Adi bin Hatim) berkata, “Benar.” Rasulullah saw. bersabda, “Itulah bentuk penyembahan mereka.” (HR ath-Thabarani dan al-Baihaqi).

Penghambaan dalam bentuk penyerahan kekuasaan menentukan hukum, halal dan haram, kepada manusia itu jelas masih berlangsung di seluruh dunia, termasuk di negeri kaum Muslim, tak terkecuali negeri ini. Karena itu mewujudkan kemerdekaan hakiki manusia juga berarti harus memerdekakan manusia dari penghambaan kepada sesama manusia. Penghambaan itu haruslah hanya ditujukan kepada Allah SWT.
Kemerdekaan Hakiki
Mewujudkan penghambaan hanya kepada Allah SWT sesungguhnya berarti mewujudkan kemerdekaan hakiki untuk umat manusia. Inilah yang merupakan misi utama Islam. Dalam pandangan Islam, kemerdekaan hakiki terwujud saat manusia terbebas dari segala bentuk penghambaan dan perbudakan oleh sesama manusia. Dengan kata lain Islam menghendaki agar manusia benar-benar merdeka dari segala bentuk penjajahan, eksploitasi, penindasan, kezaliman, perbudakan dan penghambaan oleh manusia lainnya.

Terkait misi kemerdekaan Islam ini, Rasulullah saw. pernah menulis surat kepada penduduk Najran. Di antara isinya berbunyi:
«... ﺃَﻣّﺎ ﺑَﻌْﺪُ ﻓَﺈِﻧّﻲ ﺃَﺩْﻋُﻮﻛُﻢْ ﺇﻟَﻰ ﻋِﺒَﺎﺩَﺓِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻣِﻦْ ﻋِﺒَﺎﺩَﺓِ ﺍﻟْﻌِﺒَﺎﺩِ ﻭَﺃَﺩْﻋُﻮﻛُﻢْ ﺇﻟَﻰ ﻭِﻻَﻳَﺔِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻣِﻦْ ﻭِﻻَﻳَﺔِ ﺍﻟْﻌِﺒَﺎﺩِ ...»
...Amma ba’du. Aku menyeru kalian untuk menghambakan diri kepada Allah dan meninggalkan penghambaan kepada sesama hamba (manusia). Aku pun menyeru kalian agar berada dalam kekuasaan Allah dan membebaskan diri dari penguasaan oleh sesama hamba (manusia)… (Al-Hafizh Ibnu Katsir, Al-Bidâyah wa an-Nihâyah, v/553).

Misi Islam mewujudkan kemerdekaan hakiki untuk seluruh umat manusia itu juga terungkap kuat dalam dialog Jenderal Rustum (Persia) dengan Mughirah bin Syu’bah yang diutus oleh Panglima Saad bin Abi Waqash ra. Pernyataan misi itu diulang lagi dalam dialog Jenderal Rustum dengan Rab’i bin ‘Amir (utusan Panglima Saad bin Abi Waqash ra.). Ia diutus setelah Mughirah bin Syu’bah pada Perang Qadisiyah untuk membebaskan Persia. Jenderal Rustum bertanya kepada Rab’i bin ‘Amir, “Apa yang kalian bawa?” Rab’i bin menjawab, “Allah telah mengutus kami. Demi Allah, Allah telah mendatangkan kami agar kami mengeluarkan siapa saja yang mau dari penghambaan kepada sesama hamba (manusia) menuju penghambaan hanya kepada Allah; dari kesempitan dunia menuju kelapangannya; dan dari kezaliman agama-agama (selain Islam) menuju keadilan Islam…” (Ath-Thabari, Târîkh al-Umam wa al-Mulûk, II/401).

Islam sebagai agama dan sistem yang berasal dari Allah Yang Mahabijak telah didesain akan mengantarkan ke kehidupan “terang-benderang” untuk umat manusia. Sebab Allah SWT telah menyatakan bahwa Islam diturunkan agar dengan itu Rasul saw. mengeluarkan umat manusia dari kegelapan menuju cahaya. Allah SWT berfirman:
﴿ ﺍﻟﺮ . ﻛِﺘَﺎﺏٌ ﺃَﻧﺰَﻟْﻨَﺎﻩُ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﻟِﺘُﺨْﺮِﺝَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻈُّﻠُﻤَﺎﺕِ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻨُّﻮﺭِ ﺑِﺈِﺫْﻥِ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﺇِﻟَﻰٰ ﺻِﺮَﺍﻁِ ﺍﻟْﻌَﺰِﻳﺰِ ﺍﻟْﺤَﻤِﻴﺪِ ﴾
Alif, laam raa. (Inilah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita menuju cahaya terang-benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji (TQS Ibrahim [14]: 1).

Harus dicatat, mewujudkan kehidupan dan masa depan yang “terang-benderang” sekeligus memerdekakan manusia dari segala bentuk penjajahan kuncinya adalah dengan menerapkan Islam dan syariahnya secara kaffah; secara totalitas dan menyeluruh. Itulah tanggung jawab dan kewajiban kita sebagai hamba Allah dan tanggung jawab kita kepada umat manusia. WalLâh a’lam bi ash-shawâb. []
Hikmah:
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺩْﺧُﻠُﻮﺍ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴِّﻠْﻢِ ﻛَﺎﻓَّﺔً ﻭَﻻ ﺗَﺘَّﺒِﻌُﻮﺍ ﺧُﻄُﻮَﺍﺕِ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﺇِﻧَّﻪُ ﻟَﻜُﻢْ ﻋَﺪُﻭٌّ ﻣُﺒِﻴﻦٌ
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara kaffah, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh nyata kalian.
(TQS al-Baqarah [2]: 2018). []

Hipokrit Nasionalisme, Gerakan Separatisasi Malah Dapat Penghargaan Tinggi

Hipokrit Nasionalisme, Gerakan Separatisasi Malah Dapat Penghargaan Tinggi
.
Oleh: Zainab Ghazali
.
Pernah dengar seseorang bernama Benny Wenda? Dia adalah pemimpin United Liberation Movement for West Papua (ULMWP). Baru-baru ini dirinya mendapatkan penghargaan dari Dewan Kota Oxford, Inggris. Penghargaan itu bernama Honorary Freedom. Ini merupakan penghargaan tertinggi yang biasa diberikan Kota Oxford dan merupakan salah satu tradisi tertua yang masih dijalankan.
.
Padahal kita semua tahu, gerakan yang dimotori Wenda adalah gerakan politik separatisme yang ingin memerdekakan Papua Barat dari Indonesia. Tapi lihat, tindakannya itu malah diapresiasi pemerintah kota di Inggris tempatnya melarikan diri. Kerajaan Inggris memberikan suaka politik kepada pentolan separatis Papua Barat tersebut pada tahun 2002. Sejak itu, Wenda tinggal di Oxford bersama keluarganya dan menjadikan kota itu sebagai markas besar kampanyenya untuk memerdekakan Papua Barat.
.
Wenda dipenjara pada 6 Juni 2002 di Jayapura. Pengadilan terus berjalan, sampai pada akhirnya Wenda dikabarkan berhasil kabur dari tahanan pada 27 Oktober 2002. Dibantu aktivis kemerdekaan Papua Barat, Wenda diselundupkan melintasi perbatasan ke Papua Nugini dan kemudian dibantu oleh sekelompok LSM Eropa untuk melakukan perjalanan ke Inggris di mana ia diberikan suaka politik.
.
Bagi Wenda, setelah diberi suaka, Oxford adalah rumahnya. Menurutnya, Oxford adalah salah satu kota yang pertama kali mendengar seruan rakyat Papua atas keadilan, hak asasi manusia dan penentuan nasib sendiri. Tentulah ini tambah menjengkelkan bagi pemerintah Indonesia.
.
Pasca lengsernya Soeharto, gerakan referendum rakyat Papua yang menuntut pembebasan dari NKRI kembali bergelora. Saat itu, Wenda melalui organisasi Demmak (Dewan Musyawarah Masyarakat Koteka), membawa suara masyarakat Papua. Mereka menuntut pengakuan dan perlindungan adat istiadat, serta kepercayaan, masyarakat suku Papua. Mereka menolak apapun yang ditawarkan pemerintah Indonesia termasuk otonomi khusus.
.
Sampai sini, coba kita pikir. Aktivitas gerakan model begini bukannya bentuk pemberontakan politik? Jelas-jelas gerakannya bertujuan memisahkan diri dari NKRI. Pernyataan yang berkebalikan memang sempat dilontarkan oleh pihak Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris. Mereka menyatakan pemberian penghargaan itu tidak terkait dengan London. Mereka menegaskan bahwa posisi London soal Papua tidak pernah berubah, yakni tetap bagian dari Indonesia. Demikian dikutip dari laman resmi mereka pada Selasa (16/7/2019). Meski sebenarnya pernyataan ini terkesan sebagai bentuk “cuci tangan”.
.
Mereka kemudian mengatakan Inggris terus mendukung upaya pihak berwenang dan masyarakat sipil untuk mengatasi kebutuhan dan aspirasi rakyat Papua, termasuk untuk memperkuat perlindungan HAM dan memastikan bahwa orang Papua mendapat manfaat dari pembangunan yang berkelanjutan dan adil. “Pejabat dari Kedutaan Besar Inggris Jakarta secara teratur mengunjungi Papua, dan bertemu dengan berbagai otoritas, LSM dan kelompok kepentingan,” tukasnya.
.
Bagaimana pun, gerakan milik Wenda adalah duri dalam daging bangsa. Nasionalisme buntu. Peristiwa ini membuktikan hipokritnya nasionalisme. Pihak yang jelas-jelas hendak memisahkan diri dari negara malah mendapat penghargaan tanpa ada seorang pun yang mengatakan bahwa hal ini mengancam NKRI.
.
Dan betapa mencla-menclenya nasionalisme. Jika gerakan politiknya sesuai dengan visi-misi Barat, maka didukung dan difasilitasi atas nama hak asasi manusia. Tapi kalau sekiranya tak sejalan, bahkan dinilai melawan arus yang dibangun Barat, maka langsung saja dihentikan atau diberangus.
.
Sungguh lemah kedaulatan RI. Pemerintah RI selama ini ibarat melakukan “pembiaran” terhadap munculnya gerakan-gerakan separatis di Papua. Berdasarkan catatan sejarah, begitu kental kepentingan asing di daratan Papua sejak masa kolonialisme Eropa hingga di era kekinian ketika begitu kasat mata kepentingan AS melalui Freeportnya di Papua. Dengan kata lain, keberadaan gerakan separatis di Papua memang dipertahankan, bahkan cenderung menguat, untuk menjaga kepentingan kapitalisme.
.
Tak heran jika Dewan Kota Oxford sampai memberikan penghargaan kepada Benny Wenda atas sepak terjangnya memerdekakan Papua Barat. Kepentingan kapitalisme pada era kolonial di masa lalu, rupanya masih menjadi euforia kapital yang menggiurkan hingga kini. Meski itu harus mencederai nasionalisme, sebagai sesama ide besutan kapitalisme.
.
Coba bandingkan dengan gerakan umat pengusung ideologi Islam yang mengkampanyekan bahaya penjajahan kapitalisme ini. Mereka senantiasa menyerukan persatuan hakiki di bawah naungan Islam. Mereka tak pernah melakukan aksi separatisme. Bersenjata pun tidak. Alih-alih sampai tindakan makar.
.
Mereka hanya berjuang di ranah pemikiran. Berupaya mencerdaskan umat akan pentingnya Khilafah. Yang dengan Khilafah itu, maka institusi politik bangsa justru kokoh terjaga secara ideologis. Takkan ada campur tangan asing yang menyengkarut kehidupan berbangsa dan bernegara.
.
Ironisnya, yang memperjuangkan Khilafah melalui pemikiran ini malah dibabat habis bak musuh berbahaya, tanpa diberi ruang untuk menjelaskan idenya. Babak belur "dihajar" rezim. Secara arogan, status Bahan Hukum Perkumpulan-(BHP)-nya dicabut. Ajaran dakwahnya dikriminalisasi. Pengemban dakwahnya dipersekusi dan lembaganya dipetikan tanpa dialog.
.
Ini bukti nyata penolakan pada Islam sebagai ideologi. Ada pihak-pihak yang rupanya terganggu kepentingannya. Padahal Islam satu-satunya ideologi yg mampu menghantarkan pada rahmatan lil alamin. Islam memuaskan akal, sesuai fitrah dan menentramkan jiwa.
.
Jadi jelas sudah, siapa kawan yang "dijaga", dan siapa lawan yang habis "dibantai". Begitu mudah sebenarnya kita mengetahui pembenci Islam.
.
Kembalilah pada pengaturan sistem Islam, yakni Khilafah. Agar negara berdaulat dan rakyat hidup aman tanpa ancaman pemberontak.
==============================

USAI PILPRES REZIM JOKOWI KEMBALI MENGINTENSIFKAN KRIMINALISASI ULAMA ?

USAI PILPRES REZIM JOKOWI KEMBALI MENGINTENSIFKAN KRIMINALISASI ULAMA ?

[Catatan Hukum Kriminalisasi terhadap Ust Heru Elyasa, Ulama dan Aktivis HTI Mojokerto]
Oleh : Ahmad Khozinudin, S.H.
Ketua LBH PELITA UMAT
Kami dari LBH PELITA UMAT melihat ada kezaliman yang dilakukan rezim kepada aktivis HTI. Hanya karena SK BHP nya dicabut, rezim melakukan Framing jahat kepada aktivis HTI dan memperlakukannya seperti seorang penjahat.
Padahal, aktivis HTI tidak korupsi seperti orang partai, tidak memberontak seperti OPM, tidak mengedarkan Narkoba seperti kader Nasdem yang tertangkap kasus narkoba beberapa waktu yang lalu, tidak pernah ada gosip selingkuh apalagi menyelingkuhi istri orang seperti anggota ormas yang mengaku paling Pancasila dan paling NKRI. Karena itulah, tim LBH PELITA UMAT Korwil Jatim ketika meminta izin untuk membela Kiyai Heru Ivan Wijaya alias Ust Heru Elyasa, ulama dan aktivis HTI di Mojokerto, saya selaku ketua LBH PELITA UMAT mengizinkannya.
Kasus ini sudah lama, bermula dari status Ust Heru Elyasa di facebook yang diunggah 17-21 Juni 2018 menggunakan akun heruivan123@gma
il.com. Unggahan berupa dakwah amar Ma'ruf Nahi Munkar ditafsirkan sebagai ujaran kebencian. Beliau, dijerat pasal pukat harimau UU ITE, yakni pasal 28 ayat (2) Jo pasal 45 ayat (2) UU No. 19 tahun 2016 tentang Perubahan UU No. 11 tahun 2008 tentang ITE.
Pasal pukat harimau, dalam kajian LBH adalah pasal yang bisa menjerat siapapun yang ditarget rezim dengan dalih telah menyebar kebencian dan permusuhan berdasarkan Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA). Pasal ini pula yang telah menjerat Ust Alfian Tanjung, Jonru, Ahmad Dani, dan sejumlah aktivis lainnya.
Anehnya, pasal ini tidak mampu menjerat Abu Janda, Ade Armando, Guntur Romli, dan semua buzzer di barisan rezim. Pasal pukat harimau ini, hanya diberlakukan kepada mereka yang kritis terhadap rezim.
Kiyai Heru Elyasa ini sendiri, adalah ulama kharismatik di Mojokerto. Setiap mengadakan pengajian Jalsah Ammah di kediamannya, jamaah berjubel hingga ribuan orang. Tema-tema pengajian yang beliau angkat memang tema muhasabah kepada penguasa, sebagai bagian dari kewajiban ulama dakwah amar Ma'ruf nahi munkar dan menasihati penguasa.
Diantara tema yang diambil, misalnya kritik ulama terhadap proyek One Belt One Road (OBOR) yang kemudian berubah nama menjadi Belt Road Inisiatif (BRI). Pengajian ini mengkritisi kebijakan Luhut Binsar Panjaitan selaku Menko Maritim yang membuat kerjasama dengan China atas sejumlah proyek strategis yang merugikan rakyat Indonesia. Bahkan, para ulama yang terhimpun dalam Multaqo Ulama membuat komitmen tegas menolak proyek OBOR China ini.
Karena sikap kritis Kiyai Heru sebagai ulama, aktivis HTI baik sebelum dicabut maupun sesudah dicabut BHP nya, Kiyai Heru dicari-cari kesalahan. Akhirnya, unggahan Facebook beliau di telusuri dan didapatkan konten yang dipaksakan sebagai ujaran SARA.
Kasus itu bergulir, sampai pada saat menjelang Pilpres sempat terhenti. Kuat dugaan, rezim menghentikan sementara proses hukum terhadap Kiyai Heru karena khawatir itu akan menggerus elektabilitas Jokowi menjelang Pilpres. Proses hukum juga hanya sebatas melengkapi syarat administratif, hingga saat berstatus Tersangka Kiyai Heru tidak ditahan oleh Polres Mojokerto.
Lama sekali kasus Kiyai Heru tidak ada kabar. Tiba-tiba saja, tiga hari yang lalu Penyidik Polres Mojokerto menyatakan berkas P-21 dan dilakukan pelimpahan pada hari Kamis (15/8). Tanpa mengindahkan permohonan penangguhan dan jaminan tokoh dan ulama untuk Kiyai Heru, Kejaksaan Negeri Mojokerto menahan Kiyai Heru untuk 20 hari Kedepan.
Jahatnya, proses hukum biasa ini diframing media seolah Kiyai Heru penjahat besar, bajingan tengik yang harus dijauhi masyarakat. Detik.com , tanpa mengenal etika menggunakan diksi judul berita 'Eks Pentolan HTI Dijebloskan Penjara Kasus Ujaran Kebencian Terhadap Banser'.
Padahal, nomenklatur hukum terhadap proses ini adalah penahanan. Kenapa menggunakan diksi 'dijebloskan penjara' ? Tidakkah lebih beretika dan sesuai fakta hukum menggunakan diksi 'ditahan' ? Apakah media, juga sedang menjalankan misi rezim untuk mengalienasi ulama dari umat ?
Apakah, kasus yang bermula dari update status ini lebih berbahaya ketimbang pemberontakan OPM ? Di Papua saja, ketika ada anggota Polda Papua tewas setelah ditawan OPM, Wiranto menganggap hal biasa. Tidak perlu diperbincangkan.
Penulis sendiri bertanya-tanya, apakah proses terhadap Kiyai Heru ini dilanjutkan setelah Jokowi merasa aman dalam proses Pilpres ? Jokowi telah diputuskan menang oleh MK ? Jika dikaitkan dengan sejumlah peristiwa politik, maka nampak jelas bahwa sejumlah proses penegakan hukum di negeri ini bukan murni penegakan hukum, tetapi lebih kental nuansa politiknya.
Apapun itu, yang jelas kita sebagai umat Islam yang cinta negeri ini tidak boleh gentar, tidak boleh berhenti dari aktivitas dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Apa yang dialami Kiyai Heru mungkin saja menimpa kepada kita, jika kita diam dan abai dari aktivitas dakwah.
Kita, justru wajib lebih giat berdakwah agar kezaliman tidak semakin merajalela. Sebab, kezaliman yang terorganisir pasti akan mengalahkan kebajikan diam.
Kami memohon doa kepada segenap umat Islam, agar kami dimudahkan dalam memberikan pendampingan dan pembelaan hukum kepada Kiyai Heru Elyasa. Kiyai Heru memang aktivis HTI, tetapi menjadi aktivis HTI bukanlah cela, bahkan aktivitas HTI itu murni dakwah pemikiran, tanpa kekerasan, tanpa fisik, tanpa pemaksaan. HTI hanya menginginkan umat ini menjadi hamba yang taat, dengan tunduk kepada Allah SWT melalui penerapan syariah Islam secara kaffah

KHILAFAH AKAN MENERAPKAN PANCASILA DENGAN SEMPURNA

KHILAFAH AKAN MENERAPKAN PANCASILA DENGAN SEMPURNA
Oleh : Nahdlatul Islam Kaaffah


Ketika gaung Khilafah semakin menggema keseluruh dunia, termasuk ke Negeri Indonesia yang kita cintai ini, maka pro dan kontra pun mulai bermunculan dari berbagi kalangan.

Bagi mereka yang pro dengan Khilafah, bukan tanpa sebab, mereka yakin dengan kembalinya Khilafah ini berdasarkan beberapa keterangan yang bersumber dari Alquran dan Hadist, bahkan dari beberapa keterangan dari hasil penelitian para ilmuwan barat.

Bagi Mereka yang kontra dengan Khilafah pun bukan tanpa sebab, mereka beranggapan bahwa, dengan adanya Khilafah akan merubah suatu ideologi, menghilangkan Toleransi, menghilangkan Kebhinekaan [ keberagaman ] dalam suatu Negeri tersebut.

Sebagaimana kita ketahui bahwa, di Indonesia dasar negaranya adalah Pancasila, dimana di dalam Pancasila ini ada lima sila dasar yang telah kita hafal dan fahami bersama. Dari lima dasar inilah, saya akan coba membahas, sekaligus bagaimana Khilafah akan menjalankan nya secara sempurna.


Sila Kesatu :
Ketuhanan Yang Maha Esa [ Tunggal / Satu ]
Sila ini jelas menjadi dasar dari Khilafah yang berdasarkan pada Aqidah Islam yang hanya Men-Tuhankan satu Tuhan yakni Allah SWT, dan tanpa memaksa warga negara Khilafah yang Non Muslim untuk masuk Islam, karena Allah SWT melarang Umat Islam untuk memaksakan agama islam [ keyakinan ] kepada non Muslim, juga Khilafah akan menjaga keyakinan semua warga negaranya.


Berbeda ketika Sila pertama ini yang dijalankan dengan sistem Demokrasi, keyakinan itu diserahkan kepada masing- masing individu, dimana individu itu bisa memilih keyaqinan nya, atau keluar dari keyakinan nya, bahkan tidak berkeyakinan kepada Tuhan pun dibebaskan oleh Demokrasi tersebut, jelas ini telah bertentangan dengan Sila Pertama dari Pancasila itu.


Sila Kedua :
Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Sila kedua Pancasila ini pun jelas akan terlaksana secara sempurna dalam Khilafah, karena dalam Khilafah Manusia itu akan dijadikan sebagai manusia seutuhnya, jangankan manusia, hewan dan tumbuhan pun akan diperhatikan oleh Khilafah dengan Prinsip Islam yang Adil dan Beradab.
Berbeda dengan ketika sila kedua Pancasila ini yang dijalankan dalam sistem Demokrasi, jelas manusia tidak dimanusiakan sebagaimana mestinya, keadilan pun tak bisa diharapkan, apalagi berbicara peradaban, sudah tak terhitung berapa juta manusia ditindas oleh kebiadaban manusia itu sendiri. Jelas Demokrasi itu bertentangan dengan Sila kedua dari Pancasila.


Sila Ketiga :
Persatuan Indonesia
Sila ketiga ini pun sangat jelas akan terlaksana dengan sempurna dalam Khilafah, persatuan yang tercipta dalam Khilafah bukan hanya Indonesia, justru akan menciptakan persatuan negeri -negeri Muslim diseluruh dunia di dalam persatuan Khilafah.

Berbeda ketika sila Ketiga ini dijalankan dalam sistem Demokrasi, yang ada justru Indonesia dalam ancaman Disintegrasi, bukankah lepasnya Timor Timur sebagai contoh nyata, belum lagi di Papua yang sampai saat ini masih menyisakan persoalan. Jelas Demokrasi bertentangan dengan Sila Ketiga dari Pancasila.


Sila ke Empat :
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

Sila ini jelas akan terlaksana dengan sempurna dalam Khilafah, karena Khilafah akan mengedepankan musyawarah dalam hal yang boleh dimusyawarahkan, kecuali hal-hal yang sudah baku / jelas dalam Syariat, tidak ada musyawarah berkaitan dengan hal-hal yang sudah jelas hukumnya dalam Syariat, misal keharaman MIRAS, berzina, dll.

Berbeda ketika sila ke empat ini dijalankan dalam sistem demokrasi, dalam sistem demokrasi hal yang jelas haram pun masih bisa dimusyawarahkan selama ada manfaatnya termasuk urusan MIRAS dan Perzinahan, LGBT dll. Jelas Demokrasi itu tidak memandang halal atau haram, namun hanya melihat manfaat semu meskipun hal itu haram. Jelas juga Demokrasi bertentangan dengan sila ke empat Pancasila.


Sila Kelima :
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Jelas Khilafah akan melaksanakan Sila Kelima ini, Keadilan Sosial bukan hanya untuk Indonesia, tapi untuk seluruh warga negara Khilafah baik Muslim atau Non Muslim [ Kafir Dzimi ], dengan Prinsip Penerapan Ekonomi Islam, Hukum Islam, yang telah terbukti mensejahterakan dan memberikan keadilan selama 1400 Tahun.
Berbeda ketika Sila Kelima ini dijalankan dalam sistem Demokrasi, yang terjadi adalah yang kaya makin kaya, yang miskin makin melarat, yang melarat makin sekarat. Hal ini terjadi karena Demokrasi berlandaskan Kapitalis [ bermodal besar ]. Jelas Demokrasi bertentangan dengan Sila kelima Pancasila.

Dengan demikian sudah jelas bahwa, ketika Pancasila itu dijalankan dalam Sistem Khilafah maka akan terlaksana secara sempurna, berbeda jauh ketika Pancasila dijalankan dalam sistem Demokrasi maka Pancasila tak terlaksana dengan sempurna.
Sekarang pilihan ada di tangan Anda, mau pilih yang mana ??

Wallahu A'lam

*JANGAN TERIAK MERDEKA! MALU KITA*

*JANGAN TERIAK MERDEKA! MALU KITA*

Oleh Dr Ahmad Sastra
Negeri ini masih dicekik ribuan triliun hutang berbunga haram
Jika negeri ini telah mampu melunasi hutang itu
Silahkan teriak merdeka !
Jika belum mampu, lebih baik diam dan berfikir
Malu kita !
Banyak anak negeri yang hanya jadi babu di negeri orang
Mereka, seringkali disiksa dan dianiaya
Jika negeri ini belum mampu memulangkan mereka
Memberi pekerjaan layak dan mensejahterakan
Jangan teriak merdeka !
Lebih baik diam dan berfikir
Malu kita !
Negeri katulistiwa ini dihampari kekayaan alam yang luar biasa
Namun dikelola dan dimiliki negara lain
Membiarkan sumber daya alam milik rakyat dirampok penjajah
Rakyat tidak pernah bisa menikmatinya
Jika kekayaan alam ini belum bisa dikuasai negara
Jika penjajah aseng dan asing belum diusir dari negeri ini
Jangan teriak merdeka !
Lebih baik diam dan berfikir
Malu kita !
Kemiskinan dan pengangguran semakin meluas
Terasa berat untuk bisa hidup layak
Bahkan harga-harga terus merangkak naik
Ditambah pajak yang kian mencekik
Jika masih meluas kemiskinan dan ketidakadilan
Jangan teriak merdeka !
Lebih baik diam dan berfikir
Malu kita
Anak negeri tengah terjerembab watak amoral
Narkoba meraja lela
Seks bebas liar menyasar siapa saja
Pornoaksi dan pornografi makin menggila
Jika anak bangsa masih banyak yang amoral
Jangan teriak merdeka !
Lebih baik diam dan berfikir
Malu kita !
Demokrasi korporasi mencengkran negeri ini
Keuangan yang maha kuasa
Korupsi menjadi budaya
Kolusi makin menganga
Nepotisme makin menggila
Kerugian uang rakyat tak terkira
Jika pengkhianatan ini masih terus terjadi
Jangan teriak merdeka !
Lebih baik diam dan berfikir
Malu kita !
Luas negeri ini dipenuhi potensi sumber daya
Namun garam masih impor
Namun beras masih impor
Namun singkong masih impor
Bahkan rektor pun mau diimpor
Jika negeri ini belum bisa mandiri
Memenuhi kebutuhan bangsanya sendiri
Jangan teriak merdeka !
Lebih baik diam dan berfikir
Malu kita !
Luas negara ini jutaan hektar
Namun lebih dari setengah dikuasai asing
Hingga rakyat tak lagi punya lahan luas
Berdesak-desakan di tanah yang sempit
Jika tanah negara belum mampu direbut kembali
Jangan teriak merdeka !!
Lebih baik diam dan berfikir
Malu kita !
Malu kita
Malu kita
Tak berdaya
Tak kuasa
Lumpuh di ketiak penjajah
Malu kita......
http://t.me/ahmadsastraofficial

ISLAM YES, KHILAFAH NOW

ISLAM YES, KHILAFAH NOW

Oleh : Dr Ahmad Sastra (Forum Doktor Islam Indonesia)

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung [QS Ali Imran : 104].

Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah [hizbullah]. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung. [QS Al Mujadilah : 22]

Dua ayat ini diatas dengan tegas merupakan perintah kepada umat Islam untuk membentuk sebuah kelompok atau partai atau golongan jamaah yang menyerukan Islam. Partai dakwah penyeru kepada Islam dilandasi oleh visi mulia dan aktivitas mulia, jauh dari kepentingan duniawi.

Dalam bahasa modern, sekelompok penyeru kepada Islam disebut sebagai partai Islam yang merupakan manifestasi golongan Allah melawan segala bentuk kezaliman partai setan.

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta. Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan [hizbusyaithon].

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi [QS Al Mujadilah : 19].

Partai Islam berhaluan Islam dan partai setan berhaluan sekuler, sebab sekulerisme adalah ideologi yang bertujuan menjauhkan Islam dari kehidupan manusia. Partai Islam adalah partai yang berlandaskan Islam, beraktivitas islami dan hanya memperjuangkan tegaknya Islam. Berjuanglah bersama partai Islam dan jauhi partai sekuler.

Sekulerisme sebagai ideologi setan yang menjauhkan manusia dari agama melahirkan ideologi politik demokrasi. Sekulerisme dan demokrasi setali mata uang, tak terpisahkan, sama-sama ideologi sesat.

Sifat antroprosentrisme demokrasi meniscayakan penyembahan kepada manusia dengan menuruti segala aturan yang perundang-undangan yang lahir dari akal dan nafsu manusia. Demokrasi adalah syirik peradaban dan sekulerisme adalah biangnya syirik. Partai Islam yes, demokrasi no.

Demokrasi menurut Plato dalam buku Filsafat Politik Plato karya JH. Rapar, TH.D, Ph.D halaman 102 adalah kondisi penuh sesak dengan kemerdekaan dan kebebasan berbicara dan setiap orang dapat berbuat sesuka hatinya. Kebebasan yang berlebihan itulah yang membawa bencana bagi negara dan warganya, karena kebebasan yang demikian itu akan melahirkan anarki.
Dan dari anarkilah tirani tercipta. Oleh sebab itu dapatlah dikatakan bahwa sesungguhnya demokrasilah yang telah merangsang dan menyebabkan terciptanya tirani.

Karena keburukan demokrasi, John Adam, presiden Amerika ke 2 mengingatkan bahwa demokrasi tidak akan bertahan lama. Ia akan segera terbuang, melemah dan membunuh dirinya sendiri. Demokrasi pasti akan bunuh diri. Demokrasi akan segera memburuk menjadi anarki, tegasnya.
Islam adalah sumber kebanaran yang datang dari Allah Sang Maha Benar. Kebenaran Islam adalah mutlak sebagaimana kemutlakan kebenaran Al Qur’an. Jika ada manusia yang meragukan kebenaran Islam dan kebenaran Al Qur’an, mereka adalah manusia-manusia dungu yang sedang mengalami sakit jiwa.
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya [QS Ali Imran : 19]

Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam". Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya [QS Ali Imran : 20].

Islam sebagai kebenaran merupakan sekumpulan ajaran tentang kehidupan, manusia dan alam semesta dihubungkan dengan keberadaan Allah. Iman, ilmu dan amal merupakan manivestasi Islam. Dalam tataran kehidupan, maka Islam terkejawantahkan dalam bentuk peradaban mulia.

Sayyid Qutb mengemukakan bahwa Islam merupakan agama yang realistik, yang membuktikan bahwa larangan dan nasehat saja tidak cukup. Juga membuktikan, bahwa agama ini tidak akan tegak tanpa negara dan kekuasaan.

Agama Islam bagi tokoh Ikhwanul Muslimin adalah manhaj atau sistem yang menjadi dasar kehidupan praktis manusia, bukan hanya perasaan emosional (wijdani) yang tersemat dalam hati, tanpa kekuasaan, perundang-undan
gan, manhaj yang spesifik dan konstitusi yang jelas
Eksistensi agama menurut Qutb merupakan eksistensi kedaulatan hukum Allah. Ketika kondisi asal ini ternafikan, niscaya eksistensi agama ini juga ternafikan. Yang menjadi problem utama di muka bumi sekarang bagi agama ini adalah berdirinya para thaghut yang selalu melakukan perlawanan terhadap ketuhanan Allah dan merampas kekuasaanNya, kemudian dirinya diberikan otoritas untuk menetapkan peraturan perundang-undangan untuk membenarkan dan melarang jiwa, harta dan anak.

Merealisasikan seluruh ajaran Islam yang sempurna untuk menjadi solusi atas krisis multidimensi manusia akibat hegemoni kapitalisme sekuler dan atheisme komunis adalah wajib dan mendesak. Islam adalah solusi atas segala persoalan manusia. Khilafah Islamiyah adalah wadah dimana seluruh hukum Islam bisa diterapkan secara sempurna untuk mewujudkan rahmatan lil’alamin.

Khilafah adalah perisai umat yang akan melindungi umat Islam dari segala kejahatan dan kezoliman musuh-musuh Islam. Berbagai bentuk penjajahan dan kezaliman atas umat Islam di seluruh dunia dikarenakan pecah belah umat Islam sehingga lemah tak memiliki kekuatan. Kemiskinan umat Islam di berbagai belahan dunia karena hegemoni penjajah kapitalisme atas mereka.

Khilafah adalah ajaran Islam sebagaimana ajaran-ajaran yang lain. Hanya saja khilafah adalah mahkota bagi kemuliaan umat Islam dan peradabannya. Khilafah adalah satu-satunya jalan kebangkitan dan tegaknya Islam secara sempurna. Khilafahlah satu-satunya institusi Islam yang mampu melawan hegemoni ideologi kufur di seluruh dunia.

Islam yes, khilafah now memiliki makna pentingnya secara terus-menerus menyuarakan dan menyadarkan kaum muslimin sedunia agar bisa bersatu padu membangun peradaban agung. Demokrasi adalah jalan setan yang terus akan menghalangi tegaknya Islam dan akan terus menjegal para pejuang Islam.

Asal-usul kata khilâfah kembali pada ragam bentukan kata dari kata kerja khalafa. Al-Khalil bin Ahmad (w. 170 H) mengungkapkan: fulân[un] yakhlufu fulân[an] fî ‘iyâlihi bi khilâfat[in] hasanat[in]; yang menggambarkan estafeta kepemimpinan. Hal senada diungkapkan oleh al-Qalqasyandi (w. 821 H).

Salah satu contohnya dalam QS al-A’raf [7]: 142. Al-Qalqasyandi menegaskan bahwa Khilafah secara ’urf lantas disebut untuk kepemimpinan agung, memperkuat makna syar’i-nya yang menggambarkan kepemimpinan umum atas umat, menegakkan berbagai urusan dan kebutuhannya.

Namun, bukan sembarang kepemimpinan, melainkan kepemimpinan yang menjadi pengganti kenabian dalam memelihara urusan agama ini, dan mengatur urusan dunia dengannya. Ini ditegaskan oleh Imam al-Mawardi (w. 450 H), Imam al-Haramain al-Juwaini (w. 478 H) dan para ulama lainnya.
Dengan kata lain, kepemimpinan dengan ruh Islam ini menjadi menjadi ciri khas mulia; berbeda dengan sistem sekular yang mengundang malapetaka. Inilah yang diungkapkan Al-Qadhi Taqiyuddin an-Nabhani. Beliau menjelaskan makna syar’i Khilafah yang digali dari nas-nas syar’i, bahwa Khilafah adalah: kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslim di dunia, untuk menegakkan hukum-hukum syariah Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia (yakni mengemban dakwah dengan hujjah dan jihad).

Wahbah az-Zuhaili mengemukakan makna khilafah. Beliau menyebutkan, “Khilafah, Imamah Kubra dan Imaratul Mu’minin merupakan istilah-istilah yang sinonim dengan makna yang sama.” (Az-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuhu, 9/881). Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi kaum Muslim di dunia untuk melaksanakan hukum-hukum Islam dan mengemban dakwah ke seluruh alam. Sejatinya antara syariah atau ajaran Islam secara kâffah tidak bisa dilepaskan dengan Khilafah.
Ini juga yang disampaikan oleh Hujjatul Islam Imam al-Ghazali: “Agama adalah pondasi dan kekuasaan politik adalah penjaganya. Sesuatu yang tidak ada pondasinya akan roboh. Sesuatu yang tidak ada penjaganya akan terlantar.”
Dengan demikian, partai Islam yes karena sebagai wadah jamaah dalam memperjuangkan Islam melalui dakwah. Demokrasi no karena dia adalah jalan setan yang justru menjadi penghalang utama tegaknya Islam. Islam yes karena satu-satunya ideologi lurus yang akan mampu mensejahterakan manusia. Khilafah yes karena inilah wadah satu-satunya untuk bisa menerapkan Islam secara kaffah.

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu [QS Al Baqarah : 208].
Khilafah adalah institusi Islam kaffah dan demokrasi adalah jalan setan yang akan menghalanginya. Tegaknya khilafah sekarang dan buang demokrasi sekarang juga. Khilafah now karena sekarang adalah abad khilafah, atas janji Allah akan segera tegak di muka bumi.

Thursday, August 15, 2019

MEREKA PIKIR KAMI TIDAK CINTA INDONESIA

MEREKA PIKIR KAMI TIDAK CINTA INDONESIA
______
Oleh: Irkham Fahmi al-Anjatani

Kami lahir di negeri ini. Dari masa kanak-kanak kami bermain di bumi ini. Hingga dewasa pun kami masih ada di atas tanah Indonesia. Banyak kenangan terukir indah di sana, sejak kecil hingga dewasa. Atas dasar itulah kami cinta pada negeri ini. Sebuah negeri yang telah Allah karuniakan kepada kita semua.

Laknat sekali manusia-manusia yang menuduh kami tidak cinta kepada Indonesia. Hanya karena kami mengajak manusia untuk menerapkan aturan-aturan Islam secara kaffah mereka mencerca kami. Hanya disebabkan kami menawarkan konsep Syariah dan Khilafah mereka memfitnah kami, menganggap kami sebagai orang yang tidak cinta kepada negerinya.
Padahal, karena kami cinta Indonesia lah kami menawarkan ide Syariah dan Khilafah. Sebab kami melihat sudah begitu parah porak porandanya negeri ini disebabkan demokrasi. Para politisi hanya memikirkan bagi-bagi kursi untuk golongannya, ditambah lagi korupsi yang kini seolah menjadi budaya. Tidak heran jika akhirnya koruptor kian merajalela, karena mereka menganggap itu hal biasa di alam demokrasi Indonesia.

Berbagai macam kemungkaran dianggap sebagai sesuatu yang lumrah. Perzinahan dilokalisasi, perjudian difasilitasi, kemaksiatan didukung penuh di media-media televisi. Belum lagi orang Islam yang tidak mau sholat yang dianggap sebagai hak asasi, perjudian dan pergaulan bebas dibilang trend masa kini.

Di tataran negara, sumber daya alam kita punya semuanya. Batubara, gas, minyak bumi, hutan, emas, perak, tembaga dan yang lainnya semua ada di bumi Indonesia. Tetapi, sayangnya itu semua tidak berdampak baik bagi rakyatnya. Mereka masih banyak yang hidup sengsara, bahkan hingga berada di bawah garis kemuskinan.
Itu terjadi karena sumber daya alam yang kita punya tidak dikelola sepenuhnya oleh negara. Semua mengalir keluar menjadi pundi-pundi pendapatan bagi bangsa asing. Walhasil, meskipun di atas kertas kita sudah merdeka tetapi di atas tanah kita masih dijajah.

Rumah kita akan digusur jika tidak membayar pajak, kendaraan kita akan disita jika tidak membayar pajak, perusahaan kita akan dipidana jika tidak membayar pajak. Itulah yang saya maksud 'di atas tanah kita ini sebetulnya belum merdeka'. Apa yang kita punya tidak sepenuhnya milik kita, karena diikat pajak. Proyek infrastruktur yang seharusnya dibangun dari hasil sumber daya alam negara justru dibangun dari dana hutang dan pajak rakyatnya.

Ibarat seorang Ibu, Indonesia saat ini sedang dalam keadaan sakit parah. Ada seorang anaknya yang menawarkan solusi pengobatan yang dikenal mujarab, tetapi sayangnya tidak didukung oleh saudara tuanya. Ia malah dituduh tidak cinta kepada ibunya oleh saudara tuanya. Padahal itu hanya tuduhan belaka.

Justru saudara tuanya itulah yang sesungguhnya tidak cinta kepada ibunya. Sebab, ia menghalang-halangi adiknya yang coba mengobatinya. Saking takutnya kepada medis, ia lebih memilih berobat ke paranormal daripada ke dokter. Sudah jelas-jelas pengobatan yang selama ini digunakannya itu tidak kunjung menyembuhkan ibunya tetapi masih saja ia melakukannya. Hingga akhirnya sang ibu pun kian lemah dan mendekati ajal.
Duka Indonesia, Syariah dan Khilafah solusinya.
ﻭَﻟَﻮْ ﺷِﺌْﻨَﺎ ﻟَﺮَﻓَﻌْﻨَﺎﻩُ ﺑِﻬَﺎ ﻭَﻟَٰﻜِﻨَّﻪُ ﺃَﺧْﻠَﺪَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻭَﺍﺗَّﺒَﻊَ ﻫَﻮَﺍﻩُ ۚ
"Dan apabila Kami kehendaki, niscaya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat (syariat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan memperturutkan hawa nafsunya," (Qs. Al-A'raf: 176).
# Alumni212
# ReturnTheKhilafah
Indramayu, 14 Agustus 2019

ABU JAHAL YANG TURUT MEMVIRALKAN

ABU JAHAL YANG TURUT MEMVIRALKAN
______
Oleh: Irkham Fahmi al-Anjatani

Pada awalnya Islam tidak begitu diperhitungkan oleh Penduduk Mekkah. Mayoritas mereka mendengar, tetapi menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa saja. Hanya beberapa orang saja yang memperhatikan, dan kemudian masuk Islam, sementara yang lain tak begitu mengindahkan.

Para pembesar Mekkah, termasuk Abu Jahal dan Abu Lahab, menganggap Islam sebagai suatu kekonyolan. Mereka hanya membuli dan menertawakan Nabi setiap kali beliau berjalan melewatinya. Sambil mengejek, ia berkata "Inilah putra Abdul Muthallib yang senantiasa membicarakan sesuatu yang datang dari langit."
Pernyataan semacam itu mereka lontarkan berulangkali, hingga Nabi Muhammad saw. pun menjadi bahan tertawaan orang-orang yang mendengarnya. Mereka mengejek Nabi, apabila beliau benar sebagai seorang utusan Allah, kenapa tidak bisa menghidupkan orang mati, menjadikan gunung-gunung di sekitar Mekkah sebagai emas, dan sebagainya ?

Berbagai cemoohan itu beliau sikapi dengan penuh kesabaran. Hingga akhirnya banyak orang yang menilainya sebagai pribadi yang luar biasa penyabar. Mereka yang bernurani langsung membenarkan perjuangan Nabi, yang bermula dari perasaan simpati.
Secara perlahan Islam semakin banyak yang menerima, mulai dari pemuda, rakyat jelata, pengusaha hingga jawara, banyak yang bergabung dengan dakwah Nabi. Maka, semakin menggemalah seruan Islam di seantero penduduk Mekkah.

Melihat fenomena itu, para pembesar Mekkah menjadi terbelalak matanya. Mereka tidak lagi menertawakan dakwah Nabi, tidak pula meremehkannya. Mereka berunding serius untuk menghentikan dakwah Islam. Beberapa strategi mereka siapkan, yakni menyebarkan propaganda busuk atas Nabi Muhammad saw.

Mereka bersepakat untuk menyematkan tuduhan kepada Nabi, bahwa beliau adalah orang gila lagi bodoh, dukun, penyair, hingga pemecah belah masyarakat Mekkah. Karena Nabi lah seorang kakak bermusuhan dengan adiknya, anak dengan orang tuanya, disebabkan pasca adanya dakwah Islam banyak diantara mereka yang berdebat mempertahankan keyakinannya.

Ternyata semua tuduhan itu tidak berarti apa-apa bagi dakwah Nabi. Gerbong dakwah terus berjalan dan banyak orang yang ingin menaiki. Para pembesar Qurays dibuatnya gigit jari, karena mereka tidak bisa menghentikan dakwah Nabi.

Mereka siapkan strategi baru, yakni memboikot semua orang yang mengikuti dakwah Nabi. Surat keputusannya itu ia tempelkan di dalam dinding Ka'bah bagian dalam. Sebagai isyarat bahwa mereka serius menolak dakwah Islam.

Para pedagang yang muslim dilarang membuka lapaknya di Mekkah, para pekerja dipecat tanpa pesangon oleh majikannya, dan kaum dhuafa diusir dari bumi Mekkah. Mereka dikucilkan dibukit-bukit, diboikot agar tidak ada lagi interaksi dengan yang lainnya.

Semua itu mereka lakukan agar umat Islam melepaskan loyalitasnya dengan Nabi. Tetapi bukannya mereka menjadi takut dan melepaskan Ketauhidannya, justru mereka semakin berani. Bagi mereka, lebih baik kehilangan pekerjaan dan nyawa daripada harus berhenti memperjuangkan agama.
Berita tentang pemboikotan ini pun menjadi viral di kalangan orang-orang yang berada di luar Mekkah, orang Yaman, Mesir dan lainnya yang melakukan ziaroh dan dagang ke kota Mekkah banyak yang mendengar tentang kejadian ini. Mereka justru berempati, mencari tau tentang sosok Muhammad dan agama yang dibawanya.
Mulai saat itulah Islam menjadi viral dan menjadi topik perbincangan di semua kalangan. Begitulah Islam, semakin ditekan maka ia akan semakin mengagumkan. Begitu pula yang terjadi saat ini, di Eropa, Amerika, termasuk di Indonesia, semakin disudutkan maka ia akan semakin menyilaukan.
ﻳُﺮِﻳﺪُﻭﻥَ ﻟِﻴُﻄْﻔِﺌُﻮﺍ ﻧُﻮﺭَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺑِﺄَﻓْﻮَﺍﻫِﻬِﻢْ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣُﺘِﻢُّ ﻧُﻮﺭِﻩِ ﻭَﻟَﻮْ ﻛَﺮِﻩَ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮُﻭﻥَ
"Mereka coba memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka (fitnah dan caci maki), dan Allah justru akan menyempurnakan cahaya agamanya, walaupun orang-orang kafir membencinya," (Qs. Asshof: 8).
# KhilafahAjaranIslam
# ReturnTheKhilafah
Cirebon, 4 Desember 2018