Friday, November 8, 2019

PERJALANAN MENCARI KEBENARAN

Bukti islam itu benar... bukti Al Qur'an itu benar

Copas tulisan inspiratif
Eka Pratama Alumni Mesin ITB 2002..

PERJALANAN MENCARI KEBENARAN

Bismillaahirrahmaanirrahiim…
Saya bukan ustadz. Saya hanya seorang "truth seeker" yang suka menulis. Semoga Allah meluruskan niat saya menulis hanya karena Allah, dan bukan karena yang lain. Tulisan ini pun request dari seseorang (yang dekat) yang bertanya pada saya mengenai temannya, yang memiliki pertanyaan unik mengenai Al-Qur'an. Tentang mengapa ayat Al-Qur'an sering kali sulit dimengerti?

Mengapa ayat-ayat nya seperti meloncat-loncat dan tidak tersusun secara sistematis?
Bagaimana cara meraih maknanya dengan baik sehingga bisa diamalkan dalam kehidupan kita?
Apakah ada pengaruhnya jika kita bisa berbahasa arab dalam mempelajari Al -Quran?
Bukankah mampu berbahasa Arab pun belum menjamin seseorang bisa menjangkau makna Qur’an?

Mendengar pertanyan-pertanyaan ini seperti dejavu. Teringat pertanyaan-pertanyaan saya sendiri beberapa tahun yang lalu, yang bahkan lebih liar dari ini. Tapi Alhamdulillah... Justru pertanyaan-pertanyaan seperti itulah, yang jika kita mencari jawabannya dengan tulus dan murni untuk mencari kebenaran (bukan kesombongan), kemudian kita menemukan jawabannya, akan membuat iman kita kokoh dan tak tergoyahkan.

Tulisan ini mungkin tidak bisa menjawab semua pertanyaan di atas. Saya hanya sharing pengalaman saya sendiri, yang mungkin bisa diambil manfaatnya dan dipakai untuk memotivasi.  Motivasi untuk terus mencari jawaban, menggunakan segala potensi yang kita miliki, termasuk akal. Dan akal bukanlah logika tanpa batas. Akal adalah logika yang tunduk dan rendah hati.

Motivasi bagi siapapun yang memiliki pertanyaan yang sama, atau bahkan yang sedang mengalami krisis keimanan, atau untuk siapapun yang pada titik tertentu dalam hidupnya mulai bertanya: Mengapa saya ada di sini? Untuk apa sih tujuan hidup ini? Apa yang terjadi setelah saya mati? Dari mana saya tahu saya memiliki keyakinan yang benar?

Well, mari kita mulai.
Alhamdulillah...I was born as a muslim. Yup, orang tua dan keluarga saya juga muslim. (Saya tidak sedang mengomentari istilah agama warisan yang ditulis seorang remaja baru-baru ini, hehe.)

Saya hanya mau menceritakan bahwa saya sangat menyesal karena sangat terlambat menyadari anugrah Allah yang telah menakdirkan saya terlahir di keluarga muslim. Penyesalan yang baru terjadi beberapa tahun ke belakang, mungkin sekitar tahun 2014. Sebelum itu, interest saya terhadap ilmu agama sangat minim, sangat jarang ikut kajian, apalagi baca buku agama. Ibadah pun pas-pasan, shalat subuh sering kesiangan, baca Qur'an jarang-jarang, zakat kadang-kadang, pas ada yang minta bantuan paling enggan, puasa bulan Ramadhan juga datar-datar aja dan lewat begitu aja tanpa ada perubahan. Fokus saya saat itu adalah: uang, bayar utang, menafkahi istri dan anak, membangun rumah tangga, rumah, mobil, pendidikan anak dan sejenisnya. Karena menurut saya pada saat itu, itulah yang bisa mendatangkan kebahagiaan dalam hidup.

Hingga suatu saat ketika utang semakin sedikit, penghasilan makin naik, karir pekerjaan semakin baik (walaupun menuntut waktu lebih banyak dan tanggung jawabnya lebih besar), rumah sudah ada, mobil sudah ada, biaya kesehatan ditanggung, saya mulai suka bertanya sendiri: What's next? (Selanjutnya apa?).

OK, next-nya mungkin rumah yang lebih bagus, mobil yang lebih bagus, dan sejenisnya. Dan ketika semua itu tercapai, saya mulai ngerasa aneh. Kok kerasa hampa ya? Ngga sebahagia yang dibayangkan sebelumnya. Meanwhile, tanpa disadari tuntutan pekerjaan makin ganas, dan stress mulai melanda. Instead of baca Qur'an, musik-film-game lah yang jadi andelan. Stress memang hilang, tapi sesaat. Besoknya balik ke kantor stress lagi. Sampai akhirnya semua itu mulai berpengaruh ke kesehatan. Mulai sering sakit, daya tahan tubuh drop, sering kena maag, asam lambung, dll. Saya kadang menjadi sedikit delusional, sering membuat lagu sendiri, membuat puisi sendiri, kadang hanyut di alam khayalan dan angan-angan kosong. Rindu akan kedamaian, yang abstrak, yang entah bagaimana mencapainya.

Sampai suatu hari, saya jatuh kepeleset di stasiun dengan posisi jatuh terduduk. Ceritanya panjang sebenernya, singkat cerita saya jadi ngga bisa berdiri, ngga bisa duduk, apalagi jalan, karena setelah diperiksa dokter, ada urat yang kejepit di punggung/pinggang. Ada cairan lumbal disc yang pecah dan menjepit saraf. Saya harus dioperasi, walaupun cuma operasi kecil. Tapi tetep harus dibius total. Saya masih ingat betul, pemandangan terakhir yang saya ingat di ruang operasi, sebelum saya ngga sadar, adalah lampu di atas ruang operasi. Melihat lampu itu dengan syahdu, saya membatin: "Gimana kalau ada yang salah dan saya mati? Inikah akhir perjalanan hidup?"

Alhamdulillah saya masih hidup, dan operasinya berjalan lancar. Beberapa hari kemudian saya sudah bisa pulang ke rumah dan menjalani masa pemulihan. Sudah bisa duduk, berdiri dan berjalan walaupun belum normal. Saya mulai suka bermimpi yang aneh-aneh. Suatu hari saya bermimpi sedang digantung di atas lautan api yang menyala-nyala. Astaghfirullah....mimpinya serasa begitu nyata, sampai pas bangun pun rasanya masih teringat bagaimana panas yang terasa.

Mimpi itu seperti lecutan yang menghantam keras. Setelah itu saya mulai sering membuka Al-Qur'an, dan mulai membaca buku-buku agama. Air mata pun mulai sering menetes. Rasa sesal mulai meresap ke dalam hati.

Mimpi berikutnya tak kalah menakutkan. Ketika terbelalak melihat matahari terbit dari arah barat. Dan seketika itu datang  rasa sesal yang begitu nyelekit. Tertutup sudah pintu taubat. Astaghfirullah...

Setelah itu, semangat mempelajari Al-Qur'an semakin menggebu-gebu. Pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri terus terlontar. Saking banyaknya pertayaan sampai harus dicatat untuk dicari jawabannya kemudian. Seperti terlahir kembali menjadi orang yang baru. Pertanyaan-pertanyaan seperti "Mengapa saya ada di dunia ini?", "Apa tujuan saya ada di sini?", " Apa tujuan hidup ini?", "Apa yang terjadi setelah kita mati?", "Bagaimana saya tahu apa yang saya yakini ini benar?", "Apa sih sebenarnya isi Al-Qur'an?". Bahkan sampai bertanya, "Apa buktinya ya Qur'an itu benar dari Sang Pencipta, dan bukan buatan manusia?", dan "Apa buktinya ya Islam itu benar?".

Berhubung pertanyaan saya agak liar, saya kadang menghindari pertanyaan langsung kepada ustadz. Karena setelah saya sensor pertanyaannya pun, seringkali jawabannya kurang memuaskan. Seringkali malah saya mendapat renspon bahwa pertanyaan saya ini ngga patut, dan bahwa keyakinan itu ya harus yakin aja, bahwa agama itu diyakini dengan hati, bukan dengan akal. Dan seringkali diakhiri dengan kata "Pokoknya begini, dan begitu". Terpaksa saya iya kan aja, walaupun saya membatin, "Kalau keyakinan itu ya harus yakin aja, orang yang beragama lain juga bisa pake argumen yang sama dong. Terus masa ada multiple kebenaran, padahal antara satu dan yang lain bertentangan? Taklid buta dong jadinya."

Sehingga saya lebih banyak mencari sendiri melalui membaca buku, artikel, menonton video ceramah, dokumenter, dll. Hingga seorang teman memperkenalkan saya dengan video-video Ust. Nouman Ali Khan, begitu juga teman lain yang memperkenalkan dengan video Dr. Zakir Naik. Walaupun tidak pernah bertemu, mereka terasa begitu dekat di hati. Both of them are my heroes. Isi ceramahnya benar-benar persis dengan apa yang saya butuhkan. Saya sangat beruntung, bahasa Inggris yang sehari-hari digunakan di tempat kerja, ternyata sangat berguna untuk mendengarkan ceramah mereka berdua dalam bahasa aslinya.

Saya sangat terinspirasi dengan Dr Zakir Naik ketika beliau sedang berdebat dengan seorang atheis, kemudian beliau berkata, "So you're an atheist? Congratulation! You're half a moeslim. To become a moeslim you need to admit that there is no god, except Allah, Laa ilaaha illallah. You already believe there's no god, correct? Then my job is to convince you another half: illallah, except Allah." (Jadi anda ateis? Selamat! Berarti anda setengah muslim. Untuk menjadi seorang muslim, anda harus mengakui bahwa tidak ada tuhan, selain Allah, Laa ilaaha illallah. Anda sudah percaya bahwa tidak ada tuhan, benar? Jadi saya tinggal meyakinkan anda setengah bagian berikutnya: illallah, kecuali Allah).

Beliau juga menjelaskan bahwa kunci untuk menjawab pertanyaan: "Apa bukti Islam lah yang benar?", adalah Al-Qur'an. Bahwa selain menjadi petunjuk dan pedoman hidup, Al-Qur'an juga merupakan sebuah mukjizat. Hard proof bahwa itu memang berasal dari Tuhan Yang Esa, Allah. Beliau menguraikan bagaimana ayat-ayat Qur'an mendahului science sebanyak 1400 tahun. Sesuatu yang baru-baru ini saja ditemukan science, ternyata sudah disebutkan Al-Qur'an 1400 tahun yang lalu, di tengah gurun pasir tandus, melalui Nabi yang Ummi (tidak bisa baca tulis). Siapa kah yang memberi tahu Nabi Sallallahu'alaihi wasallam, jika bukan Allah The Creator.

"Di bumi itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang yakin, dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?"
(Adz Dzaariyaat: 20-21)

Beberapa di antaranya:
1. Teori Big Bang dan asal usul alam semesta yang baru di era science modern ditemukan (1980an), yang menyatakan bahwa alam semesta saat ini terus mengembang. Dan dulu merupakan suatu kesatuan massa besar namun kemudian terjadi ledakan besar sangat dahsyat (big bang) yang terus mengembangkan alam semesta. Hal ini ternyata sudah diisyaratkan dalam Surat Al-Anbiyaa: 30
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?"

2. Bulan bercahaya dengan memantulkan sinar matahari. Hal ini juga baru diketahui science modern. Dulu orang menyangka bulan memancarkan cahayanya sendiri. Dan ayat Qur'an sudah menyebutkannya jauh lebih dulu dalam Surat Al-Furqaan: 61 dan juga ayat-ayat lain. Al Qur'an selalu konsisten menyebutkan matahari dengan "Syams" atau "Siraaj (obor)" atau "wahhaaj (lampu menyala)". Dan cahaya bulan dengan kata " muniir" yang artinya tidak mengelurkan cahayanya sendiri.

3. Besi yang sekarang ada di bumi, tidak terbentuk saat bumi terbentuk pertama kali. Penemuan astronomi modern mengungkap bahwa logam besi yang ada di bumi ternyata berasal dari benda-benda luar angkasa. Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan di dalam inti bintang-bintang raksasa. Hal ini lagi-lagi sudah disebutkan dalam Surat Al Hadid: 25. Pada ayat ini, kata "Anzalnaa" berarti "Kami turunkan".

4. Gunung sebagai pasak yang memiliki root/akar yang menhujam ke lapisan dalam bumi sebagai penstabil kerak bumi. Hal ini baru diketahui ilmu geologi modern. Dan Al Qur'an sudah menyebutkan ini dalam Surat Thaha: 6-7, Surat Al-Anbiyaa:31, dan Surat Lukman:10.

5. Gunung yang bergerak perlahan (beberapa cm per tahun). Juga baru diketahui ilmu geologi modern. Dan Al Qur'an sudah menyebutkan ini dalam Surat An Naml:88.

6. Fenomena pembatas antara dua perairan. Seperti di daerah Selat Giblatar, yaitu pertemuan antara Laut Mediterania dan Laut Atlantik. Diungkapkan oleh ahli Oseanografi Francis J. Cousteau. Dan ini sudah disebutkan dalam Surat Ar-Rahman: 19-20 dan An-Naml: 61.

7. Penciptaan manusia di dalam kandungan ibu. Dr Keith Moor, seorang ahli embriologi dibuat takjub dengan begitu akuratnya Al-Qur'an mendeskripsikan perkembangan embrio dalam Surat Al-Alaq:1-2, Surat Al-Mu'minuun:12-14, Surat Al Qiyamah:38 dan Surat Al Hajj: 5.

Dan masih banyak lagi dan tidak bisa saya sebutkan satu per satu di sini karena begitu banyaknya. Subhaanallah...

Sedikit demi sedikit pertanyaan-pertanyaan itu mulai menemukan jawabannya masing-masing. Di sini saya mulai menyadari betapa pentingnya menguasai bahasa Arab klasik. Karena terjemahan kadang doesn't even scratch the surface. Terlalu banyak makna yang hilang.

Keyakinan terhadap kebenaran Al-Qur'an semakin terasa mantap. Meskipun masih ada beberapa pertanyaan yang masih belum terjawab. Kitab agama lain pun ada yang mempunyai kandungan science. Apakah itu berarti kitab mereka pun benar? Untuk meyakinkan, berarti ada satu hal lagi yang harus dipastikan, yaitu apakah informasi yang berada di dalam Al Qur'an itu intact atau utuh dan free from corruption? Di sini juga saya pun bertanya-tanya mengapa ayat-ayat Al Qur'an terlihat seperti melompat-lompat dan seperti tidak sistematis?

Di sinilah kajian-kajian Ust Nouman Ali Khan begitu banyak memberikan jawaban yang memuaskan.

Ust Nouman begitu mendalam membahas sisi linguistik Al-Qur'an, yang membuat saya benar-benar terpukau dengan Al-Qur'an. Semangat untuk belajar bahasa Arab klasik terasa makin menggebu-gebu jadinya. Sebagai seseorang yang hobi menulis dan membuat puisi, saya dibuat takjub dengan surat-surat yang incredibly poetic, terutama surat-surat Makkiyah. Walaupun baru mulai belajar bahasa Arab, I can't help myself ketika mendengarkan ayat-ayat yang begitu puitis, seringkali  tak kuasa menahan air mata yang mengalir, karena keindahan bahasanya yang begitu kuat terasa, meskipun didengar oleh telinga saya yang non-arab. Lebih indah dari lagu atau irama mana pun. Lebih dahsyat dari puisi mana pun. Belum lagi jika ayat itu berhubungan dengan penciptaan atau alam. Bagi penggemar science seperti saya, yang sering nonton video dokumenter tentang alam, bagaimana terbentuknya bumi, luar angkasa, bintang-bintang, blackhole, dan sebagainya, ayat-ayat scientific dan luar biasa puitis itu benar-benar menembus ke dalam jiwa.

Saya pun dibuat takjub dengan Ring Composition Structure di beberapa Surat Madaniyah. Serta ayat-ayat yang incredibly symmetric. It's so mind boggling, menakjubkan. Jelas sudah, manusia tidak memiliki mental capability untuk membuat yang seperti ini. It's definitely word of God.

Berikut beberapa contoh-contoh keindahan linguistik dalam Al-Qur'an:
1. Dalam Surat Al-Muddatsir ayat 3, Allah SWT berfirman,
 وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ
Terjemahan simpelnya: "dan agungkanlah Tuhanmu", sedangkan terjemahan yang lebih mumpuninya: "dan nyatakanlah hanya keagungan Tuhanmu saja"
Huruf و dalam bahasa Arab, sebenarnya tidak selalu berarti "dan". Huruf و dapat digunakan untuk 21 jenis fungsi, dan salah satunya sebagai isti'naf yaitu untuk memulai kalimat baru. Sehingga sisanya berbunyi رَبَّكَ فَكَبِّر
 Nah sekarang perhatikan dengan baik. Kalimat tersebut dimulai dengan huruf ر dan diakhiri dengan huruf ر juga. Huruf kedua adalah huruf ب dan huruf kedua terakhir adalah huruf ب juga. Huruf ketiga adalah huruf ك dan huruf ketiga terakhir adalah huruf ك juga. Dan huruf ف di tengahnya. Subhanallah! Suatu rangkaian simetris yang hanya terdiri dari 7 huruf. Dalam bahasa Indonesia kita perlu menuliskan "dan nyatakanlah hanya keagungan Tuhanmu saja". Dan Qur'an hanya membutuhkan 7 huruf yang disusun secara sangat elegan.

2. Dalam Surat Ya Sin ayat 40, Allah SWT berfirman,
 لَا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
Terjemahannya simpelnya: "Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya."
Allah SWT berfirman tentang benda-benda angkasa, dimana masing-masing "berenang"/"melayang"/beredar/berputar pada garis edarnya. Sekarang perhatikan kata كُلٌّ فِي فَلَكٍ
Perhatikan huruf pertama ك dan bagaimana diakhiri dengan huruf ك juga. Huruf kedua adalah ل dan huruf kedua terakhir adalah ل juga. Huruf ketiga adalah ف dan huruf ketiga terakhir adalah ف juga. Dan di pusatnya ada huruf ي
Sekarang mari kita ilustrasikan:
 ك - ل - ف - ي - ف - ل - ك
Pusat dari rangkaian huruf tersebut adalah huruf ي yang merupakan huruf pertama kata berikutnya يَسْبَحُونَ yang artinya mengorbit/berputar. Subhaanallah! Bagaimana mungkin manusia bisa merangkai kata sedahsyat ini? It's so not human. It could only come from God.

3. Ayat Kursi yang tentunya sudah familiar bagi seorang muslim.
Ayat ini terbagi menjadi 9 kalimat:
 (1) اللّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
       "Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup, yang terus menerus mengurus (makhkluk-Nya)"
 (2)  لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ
       "tidak mengantuk dan tidak tidur"
 (3) لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ
       "Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi"
 (4) مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ
      "Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi-Nya tanpa izin-Nya"
 (5) يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ
      "Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang dibelakang mereka"
 (6) وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء
      "dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki"
 (7) وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ
      "Kursi-Nya meliputi langit dan bumi"
 (8) وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا
      "Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya"
 (9) وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
      "dan Dia Maha Tinggi, Maha Besar"

Kalimat pertama diakhiri dengan 2 nama Allah, yaitu الْحَيُّ (Yang Maha Hidup) dan الْقَيُّومُ (Yang Maha Mandiri; Sumber dari segala sesuatu). Dan kalimat pertama ini, memiliki kesamaan dengan kalimat ke-9, dimana juga disebutkan 2 nama Allah, yaitu الْعَلِيُّ (Maha Tinggi) dan الْعَظِيمُ (Maha Besar).

Kemudian lihatlah kalimat ke-2, dan hubungannya dengan kalimat kedua dari akhir (kalimat ke-8). Mengantuk dan tidur adalah sifat makhluk. Manusia misalnya, akan mengantuk jika kelelahan. Tapi bagi Allah, memelihara dan menjaga langit dan bumi tidak membuatnya lelah atau berat.

Kemudian perhatikan kalimat ke-3, dan koneksinya dengan kalimat ketiga dari akhir (kalimat ke-7).  Dua kalimat tersebut saling melengkapi. Pada kalimat ketiga, Allah menegaskan bahwa Dia lah pemilik apa yang ada di langit dan di bumi. Dan pada kalimat ke-7, Allah menegaskan bahwa Kursi-Nya, Kerajaan-Nya meliputi langit dan bumi. Di dunia ini, pemilik yang memiliki suatu properti, belum tentu penguasa/raja yang memiliki kerajaan/authority. Dan raja yang memiliki kekuasaan, belum tentu sebagai pemilik. Karena kepemilikan itu, terhadap suatu objek atau properti. Sedangkan kerajaan adalah mengenai kekuasaan untuk mengendalikan orang. Di dalam ayat ini Allah sedang menegaskan bahwa Allah adalah Pemilik sekaligus Raja bagi langit dan bumi.

Kemudian kalimat ke-4, dan hubungan maknanya dengan kalimat keempat dari akhir (kalimat ke-6). Di kalimat ke-4 Allah menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang memiliki authority, kecuali Allah memberikannya. Dan ini dilengkapi dengan kalimat ke-6 yang menegaskan bahwa tak ada seorang pun yang memiliki ilmu-Nya, kecuali Allah menghendakinya.

Dan lihatlah bagaimana kalimat ke-5 yang berada di tengah, yang bertindak bagai cermin bagi kalimat di depan dan di belakangnya, sambil menegaskan bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang ada di depan dan di belakang mereka.
Who speak like that? Subhaanallah! So beautiful!

4. Surat Al-Baqarah, surat terpanjang dalam Al-Qur'an, dengan jumlah 286 ayat, has take the symmetry to the whole new level. Struktur ini dinamakan Ring Composition Structure. Hal ini baru-baru ini saja ditemukan melalui penelitian linguistik modern.

Surat ini bisa dibagi menjadi 9 bagian, berdasarkan tema:
 Bagian 1: Keimanan & Kekafiran
   Bagian 2: Penciptaan & Pengetahuan
     Bagian 3: Hukum yang diberikan kepada Bani Israil
       Bagian 4: Ujian yang telah dijalani Nabi Ibrahim
         Bagian 5: Perpindahan arah kiblat shalat
       Bagian 6: Muslim akan diuji
     Bagian 7: Hukum yang diberikan kepada muslim
   Bagian 8: Penciptaan & Pengetahuan
 Bagian 9: Keimanan & Kekafiran

Perhatikan bagaimana kesembilan tema tersebut simetris dan seperti membentuk struktur cincin, dengan bagian ke-5 sebagai cermin atau pusat tema. Dan di dalam bagian ke-5 ini terdapat ayat ke-143, yang posisinya tepat di tengah surat (total ayat ada 286), perhatikanlah bunyi ayat ini:

"Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) 'umat pertengahan' agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya, melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 143)

Subhaanallah! Pernyataan umat Islam sebagai umat pertengahan, lokasinya tepat berada di tengah surat ini.

Dan ternyata struktur ini bukan hanya ada pada level makro (tema) saja. Tetapi juga pada sub-tema. Jadi terdapat struktur cincin di dalam cincin. Misalnya saja pada Bagian 8 - Penciptaan & Pengetahuan:

Bagian awal (ayat 254): Mukmin harus mengeluarkan sebagian harta dari apa yang Allah berikan

Bagian tengah (ayat 255-260): Allah Maha Kuasa dan Maha Mengetahui. Allah memberi kehidupan dan kematian.

Bagian akhir (ayat 261-284): Perumpamaan tentang zakat/sedekah

Bahkan struktur ini tidak berhenti pada level sub-tema saja, tapi bahkan pada level ayat. Misalnya ayat 255 yaitu ayat Kursi yang telah dibahas sebelumnya.
Subhaanallah!

Level kepresisian yang menakjubkan ini, jelas terasa sebagai mukjizat ketika mempelajari Sirah Nabawiyah atau sejarah Nabi Muhammad Sallallahu'alaihi wasallam. Saat itu, saya baru paham bahwa ayat-ayat Qur'an itu diturunkan secara piecemeal, sedikit demi sedikit, sesuai dengan kejadian atau tantangan-tantangan yang dihadapi Nabi Sallallahu'alaihi wasallam saat menjalani misinya sebagai Rasulullah. Dengan kata lain, ayat-ayat yang turun adalah jawaban terhadap kejadian atau tantangan yang dihadapi tersebut. Dan kejadian atau tantangan tersebut jelas-jelas di luar kontrol beliau. Contoh kongkrit nya misalnya: Seseorang mukmin bertanya kepada beliau tentang suatu permasalahan, atau ketika musuh menantang beliau. Respon dari hal ini berupa turunnya ayat kepada beliau, menjawab situasi spesifik yang beliau hadapi. Dan turunnya ayat ini tidak harus berurutan di surat yang sama dan tidak harus turun secara kronologis. Selama kurun waktu 23 tahun, ayat-ayat Al-Qur'an diturunkan, out of sequence (tidak berurutan). Segera setelah suatu ayat turun, barulah Nabi Sallallahu 'Alaihi Wassallam akan diinstruksikan oleh Allah untuk meletakkan ayat ini di posisi ini di surat ini. Dan ayat itu di posisi itu di surat itu. Dan seterusnya, sehingga posisinya fixed.

Dan perlu diingat, pada saat itu Qur'an adalah oral tradition. Para sahabat Nabi tidak melihat Qur'an seperti kita sekarang, dalam bentuk kitab (tertulis). Mereka mendengar Al-Qur'an. It's an audio experience, not visual experience. Sebuah pengalaman audio namun setelah dituliskan ternyata membentuk suatu struktur linguistik yang luar biasa. Is that humanly possible?

Al-Qur'an ini, tidak seperti buku biasa buatan manusia. Ayat yang sekilas terlihat melompat-lompat ternyata membentuk suatu struktur yang luar biasa.

Fakta lain sebagai hard proof bahwa Al-Qur'an memiliki struktur linguistik yang perfectly balanced adalah statistik kata di dalamnya. Di era modern ini Al-Qur'an sudah bisa dianalisis struktur linguistiknya menggunakan komputer. Jumlah total suatu kata tertentu dalam Al-Qur'an bisa dihitung dengan cepat dan mudah. Perhatikan fakta-fakta berikut:
- Kata "ad-dunya" (dunia) terhitung sebanyak 115 kali. Dan kata "al akhirat" (akhirat) persis sama sebanyak 115 kali.
- Kata "malaaikat" (malaikat) terhitung sebanyak 88 kali. Dan begitupun kata "Syayaatiin" (syaitan) sebanyak 88 kali.
- Kata "al-hayaat" (Kehidupan) terhitung sebanyak 145 kali. Dan begitupun kata kematian sebanyak 145 kali.
- Kata "Ash-shaalihaat" (amal baik) terhitung sebanyak 167 kali. Dan begitupun kata "As-saya-aat" (amal buruk) juga sebanyak 167 kali.
- Kata "ibliis" (iblis) terhitung sebanyak 11 kali. Dan kata berlindung dari iblis, terhitung sebanyak 11 kali.
- Frasa "mereka berkata", terhitung sebanyak 332 kali. Dan kata "Katakanlah", juga sebanyak 332 kali.
- Kata "bulan" sebanyak 12 kali
- Kata "hari" sebanyak 365 kali

Again, is that humanly possible?

Saya begitu dibombardir dengan kedahsyatan mukjizat Al-Qur'an. Dan ternyata itu belum selesai. Al-Qur'an juga menawarkan dahsyatnya struktur matematis yang dimilikinya. Salah satu yang mencolok adalah huruf-huruf initial yang mengawali beberapa surat seperti ق di Surat Qaf, huruf يس di Surat Ya Sin, dan sebagainya. Mari kita perhatikan beberapa contoh berikut:

- Jumlah huruf ق di Surat Qaf ada 57. Dan 57 =
3 x 19. Artinya, 57 adalah kelipatan 19. Sehingga jumlah huruf ق di Surat Qaf merupakan kelipatan 19.
Dan ternyata jumlah huruf ق di Surat Asy-Syura juga ada 57. Jika jumlah huruf ق di kedua surat itu dijumlahkan, 57 + 57 = 114. Dan 114 = 2 x 3 x 19. Kelipatan 19 lagi.

- Jumlah huruf ي di Surat Ya Sin ada 237, dan jumlah huruf س ada 48. Jika dijumlahkan, 237 + 48 = 285. Dan 285 = 3 x 5 x 19. Kelipatan 19 lagi.

- Jika initial حم  yang terdapat pada Surat Al-Mu'min, Surat Al-Fussilat, Surat Asy-Syura, Surat Az-Zukhruf, Surat Ad-Dukhan, Surat Al-Jasiyah, dan Surat Al-Ahqaf, dijumlahkan maka:
Surat Al-Mu'min: terdapat 64 huruf "ha" dan 380 huruf "mim"
Surat Al-Fussilat: terdapat 48 huruf "ha" dan 276 huruf "mim"
Surat Asy-Syura: terdapat 53 huruf "ha" dan 300 huruf "mim"
Surat Az-Zukhruf: terdapat 44 huruf "ha" dan 324 huruf "mim"
Surat Ad-Dukhan: terdapat 16 huruf "ha" dan 150 huruf "mim"
Surat Al-Jasiyah: terdapat 31 huruf "ha" dan 200 huruf "mim"
Surat Al-Ahqaf: terdapat 36 huruf "ha" dan 225 huruf "mim"
Jika kita jumlahkan semua, hasilnya: 2147. Dan 2147 = 113 x 19. Kelipatan 19 lagi.

- Initial عسق  di Surat Asy-Syura juga tidak terlepas dari ini. Jumlah huruf ع ada 98. Jumlah huruf س ada 54. Jumlah huruf ق ada 57. Jika dijumlahkan, 98 + 54 + 57 = 209. Dan 209 = 11 x 19. Kelipatan 19 lagi.

- Begitu pun initial كهيعص  di Surat Maryam. Terdapat 137 huruf "Kaf", 175 huruf "Ha", 343 huruf "Ya", 117 huruf "Ain", dan 26 huruf "Shad". Jika dijumlahkan, 137 + 175 + 343 + 117 + 26 = 798. Dan 798 = 2 x 3 x 7 x 19. Kelipatan 19 lagi.

Subhaanallah! Jika Al-Qur'an ini sudah tercampuri tangan manusia (corrupted), dan misalnya satu huruf ق saja hilang, atau huruf ي hilang, atau huruf lainnya, maka saya tidak akan bisa menikmati mukjizat kelipatan 19 ini sekarang. Dan perhatikanlah Surat Al-Muddatsir ayat 27-31 berikut ini:

"Dan tahukah kamu apa Saqar itu?
Ia tidak meninggalkan dan tidak membiarkan,
Yang menghanguskan kulit manusia.
Di atasnya ada sembilan belas.
Dan yang Kami jadikan penjaga neraka itu hanya dari malaikat; dan Kami menentukan bilangan mereka itu hanya sebagai cobaan bagi orang-orang kafir, agar orang-orang yang diberi kitab menjadi yakin, agar orang yang beriman bertambah imannya, agar orang-orang yang diberi kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu; dan agar orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (berkata), “Apakah yang dikehendaki Allah dengan (bilangan) ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang Dia kehendaki. Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri. Dan Saqar itu tidak lain hanyalah peringatan bagi manusia."
(QS. Al-Muddatsir: 27-31)

Ini baru beberapa contoh saja. Masih banyak lagi contoh-contoh lain yang bertebaran di dalam Al-Qur'an. Dan semakin dalam kita menyelam ke dalam Al-Qur'an, semakin banyak harta karun yang kita temukan. Dan harta karun itu seperti tidak ada habisnya. Bagai lautan luas. Dan sepertinya kita tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk memahami semuanya.

Dan setelah mukjizat demi mukjizat, sudah saat nya hati dan akal kita tunduk kepada Allah. Jalani perintah-perintah Allah di dalam Al-Qur'an. Patuhilah perintah-perintah Rasul-Nya. Atii'ullaha wa atii'urrasul. Taatilah Allah dan Rasul-Nya.

Jadikanlah Al-Qur'an sebagai pedoman hidup. Because Al-Qur'an is a "live" guidance. Kita akan terkejut ketika kita sedang menghadapi suatu masalah hidup, dan ketika membuka Al-Qur'an, secara kebetulan kita mendapati ayat yang seakan-akan merespon langsung atas permasalahan kita. Ketika akan melangkah ke dalam kemaksiatan, tiba-tiba saja teringat ayat-ayat Allah yang melarang perbuatan tersebut. We will receive His Guidance thru His words in the Qur'an.

Jadilah hamba-Nya. The summary of entire Qur'an is basically to accept the fact that we are slaves and He is our Master (Ringkasan seluruh Qur'an pada dasarnya adalah untuk menerima kenyataan bahwa kita adalah hamba dan Dia adalah Rabb kita). Satu-satunya tujuan hidup kita, the sole purpose of this life, adalah mengabdikan diri kepada-Nya. Itulah satu-satunya cara agar kita mendapatkan kedamaian yang sesungguhnya. Kedamaian di Surga-Nya.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku"
(QS. Az-Zariyat: 55)

Dicopy dari Grup WA

Bukan ghibah

*BUKAN GHIBAH*

Masih ada orang yang tidak bisa membedakan antara *Ghibah (membicarakan aib seorang muslim)* dengan *Syahadah (kesaksian)* dan *Iqomatul Hujjah (menegakkan hukum agama).*

*(1)*
Jika ada PENIPU. Telah sekian banyak orang menjadi korbannya. Lalu kita buat poster yang berisi identitas dan fotonya. Lalu kita sebar. Lalu kita siarkan agar masyarakat berhati-hati dan terlindungi dari kejahatan (penipuan) orang tersebut maka itu "Kesaksian", *BUKAN* "Ghibah". Itu bentuk Nahi Mungkar yang sangat tinggi nilainya.

*(2)*
Jika ada seorang SAKSI MATA bersuara lantang di Pengadilan. Ia sampaikan apa saja yang ia lihat. Ia bongkar identitas semua pelaku kejahatan, maka itu *BUKAN* "Ghibah" tapi "Syahadah" alias "Kesaksian". Agar hukum ditegakkan atas para penjahat.

Beresiko namun ia harus lakukan. Jika ia menolak bersaksi ia berdosa karena dianggap menutupi kejahatan. Jika ia bicara tidak sesuai fakta, itupun dosa karena ia telah memberikan Kesaksian Palsu.

*(3)*
Ada PEJABAT, dipilih dengan uang rakyat. Biaya pemilihannya habis banyak. Setelah terpilih, makan-minum dan fasilitas hidupnya semua ditanggung oleh rakyat tapi kerjanya hanya menyusahkan rakyat.

Kritik dari rakyat itu *BUKAN* "Ghibah" tapi "Kesaksian". Bahkan kritik kepada Pejabat yang lalim seperti ini dalam pandangan Agama adalah bagian dari pada Amar Makruf Nahi Mungkar.

*(4)*
Suatu hari Hindun datang kepada Rasulullah untuk mengadukan Abu Sufyan, suaminya. _"Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan itu suami yang pelit bin bakhil. Ia tidak memberikan nafkah kepadaku, bolehkah aku 'mencuri' uangnya untuk kebutuhanku dan anakku."_

Dalam kasus ini Hindun membongkar aib suaminya didepan Rasulullah saw.

Rasulullah Saw tidak menegurnya karena telah membicarakan aib suaminya. Bahkan beliau memperbolehkan Hindun mengambil uang suaminya tanpa sepengetahuannya untuk keperluannya dan anaknya.

Apa yang dilakukan Hindun ini *BUKAN* "Ghibah" tapi "Syahadah" alias "Kesaksian". Ia harus membuka aib suaminya agar ia mendapatkan keadilan.

*(5)*
Ada seorang PEMIKIR LIBERAL. Aktif menyebarluaskan pemikiran sesatnya di tengah masyarakat. Lewat ceramah-ceramah dan tulisan-tulisannya. Hingga perlahan-lahan  bertambahlah pengikutnya. Dan makin kuat posisinya. Mereka merasuk kesemua lini.

Lalu kita bongkar identitasnya dan kita kritik pemikirannya. Itu *BUKAN* "Ghibah" tapi "Iqomatul Hujjah" (menegakkan hukum agama).

*(6)*
Kalau kita belajar ilmu mushtolahul hadist, kita akan temui bab Al jarh wa at ta'dil. Saking pentingnya, bab ini bahkan oleh sebagian ulama ditulis dalam kitab tersendiri.

Apa isinya? Membicarakan aib orang ; si Fulan ini tukang bohong. Si Fulan ini lemah ingatannya. Si Fulan ini tukang memalsukan hadist. Dan seterusnya.

Tapi *Imam Ahmad* menyebut "Ghibah" dalam konteks ini adalah bagian dari IBADAH. Karena Agama menjadi terjaga. Warisan Nabi Saw tetap dalam keasliannya. Dan terbongkarlah upaya musuh-musuh Agama untuk merusak tatanan Agama ini.

_"Demikianlah kami jadikan kalian umat yang wasath agar kalian menjadi saksi-saksi atas perbuatan manusia."_
*(QS: Al Baqarah: 143)*.

_"Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia. Kalian aktif mengajak kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar serta kalian beriman kepada Allah."_
*(QS: Ali Imran: 110)*.

_"Kalian adalah saksi-saksi Allah diatas muka bumi ini",_ kata Rasulullah Saw dalam sebuah hadits shahih.

*(7)*
Maka jangan bersikap SOK BIJAK dengan berkata : _"Afwan ukthi, jangan "Ghibahi" si Fulan karena bla...bla...dan bla...."_

Terhadap Muslim yang shalih dan baik, pasti Kita bersikap lemah lembut dan bijak. Tidak mungkin Kita bongkar aib pribadinya. Tidak boleh Kita umbar kekurangannya.

*Tapi kepada kaum SEKULER / KAPITALIS / LIBERAL yang RADIKAL tidak perlu lagi bersikap lemah lembut. Kita harus LAWAN Pemikirannya sekeras-kerasnya.*

*Itulah PERJUANGAN, karena KEBENARAN (bela Allah, bela Rasulullah, bela Agama dan tegakkan keadilan) memang harus DIPERJUANGKAN tanpa mengenal waktu dan tempat.*

*Dimanapun Kita berada, Kita harus AKTIF mengajak kepada yang MAKRUF dan mencegah dari yang MUNGKAR serta Kita beriman kepada Allah SWT.*


*Surat At-Tahrim Ayat 9 :*

 يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ ۚ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

Yā ayyuhan-nabiyyu jāhidil-kuffāra wal-munāfiqīna wagluẓ 'alaihim, wa ma`wāhum jahannam, wa bi`sal-maṣīr

Artinya :
_"Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah jahannam dan itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali."_


Wassalam....

Wednesday, November 6, 2019

*KOMUNIS ITU BENGIS DAN BUAS*

*KOMUNIS ITU BENGIS DAN BUAS*

Oleh : *DR. Masri Sitanggang*

_*Sekali berkuasa, tidak akan pernah melepaskannya dengan sukarela. Lawan politik dihabisi dengan cara apa saja. Demokrasi artinya, Partai Komunis berkuasa dan yang lain dipenjara.  Inilah ideologi yang paling buas di dunia.*_

Dor…, dor…, dor… ! Tubuh Voznesensky terkulai. Dia  dieksekusi oleh regu tembak satu jam setelah pengumuman putusan –yang  dibacakan di balik pintu tertutup pada dinihari 1 Oktober 1950.  Pengadilan Rahasia Rusia menjatuhinya hukuman mati atas tuduhan pengkhianatan. Jasadnya,   dan duapuluh-an petinggi Komunis Rusia yang didor pada hari itu,  dikubur di gurun Levashovskoy, dekat Leningrad. Tapi tak ada yang tahu di mana persisnya. Enam orang temannya mati selama proses interogasi dan  dua ratus lagi, dari pejabat Leningrad,  dijatuhi hukuman penjara 10 hingga 25 tahun.  Keluarga mereka tidak memiliki hak untuk tinggal dan bekerja di kota besar mana pun di wilayah Sovyet Rusia, kecuali Siberia .

Voznesensky bukanlah orang sembarang. Anak didik Andrei Zhdanov ini dipandang banyak orang sebagai sosok yang sedang dipersiapkan Joseph Stalin untuk menduduki puncak pemerintahan. Anggota Polit Biro ke18 Partai Komunis Uni Sovyet ini  dipercaya menjadi   Chairman Komite Perencanaan Negara “Gosplan”, yakni lembaga yang bertanggung jawab untuk perencanaan ekonomi pusat di Uni Soviet  hingga dua tahun sebelum didor. Di usia tigapuluh delapan tahun, di 1940, Ia juga menduduki Wakil Perdana Menteri. 

Tetapi begitulah Stalin dan pemerintahan komunis Uni Sovyet. *Zbigniew Brzezinski* ( _Kegagalan Besar,_ 1992) memaparkan, pemerintahan Komunis Stalin membangun satu sistem teror di mana tidak seorang individu pun  aman dari padanya, bahkan di antara kamerad-kamerad terdekat Stalin. Anggota Polit Biro yang menjadi favorit Stalin pada suatu hari bisa menjadi korban pengadilan; dan pada hari lain bisa ditembak mati. Itulah yang pada akhirnya menjadi nasib Voznesensky. Kesetiaan total kepada Stalin, bahkan keterlibatan secara serius di dalam kejahatan-kejahatannya, tidak banyak memberikan perlindungan dari penganiayaan Stalin.  Molotov dan Kalinin, kata Brzezinski, terus-terusan duduk di sekeliling meja Politbiro menyusun daftar kamerad yang akan dieksekusi, meski pun isteri mereka sendiri telah dilarikan ke kamp-kamp kerja paksa atas perintah Stalin. 

Dalam rentang waktu satu tahun saja, 1937-1938, tidak kurang dari 37 ribu Perwira Tinggi Angkatan Darat dan 3 ribu Perwira Angkatan Laut yang ditembak Stalin. Jumlah ini jauh melampaui jumlah yang gugur akibat perang Nazi-Sovyet selama dua tahun petrama. Jangan ditanya soal rakyat biasa yang jadi korban. Puluhan juta mati disiksa, dibunuh, dikerjakan paksa atau dibuat mati pelan-pelan karena menahan lapar. Lebih dari 2 ribu komandan militer di seluruh negeri dipecat dan diturunkan pangkatnya.

Kejahatan semacam itu ternyata bukan monopoli Stalin. Para pemimpin komunis di mana pun meklakuklannya. Sepanjang sejarah manusia, tragedi kemanusiaan yang paling dahsyat dan tiada bandingannya,  adalah yang dilakukan oleh komunis. *Taufiq Ismail* ( _Katastrofi Mendunia,_ 2004) memaparkan angka pembantaian manusia di dunia oleh komunis dalam selang waktu 74 tahun : sejak Revolusi Bolshewik (1917)  hingga hancurnya komunis dunia (1991). Dikatakan,  Lenin membantai 500 ribu rakyat Rusia sepanjang 1917-1923. Stalin membantai 46 juta rakyat Rusia, termasuk di dalamnya 6 juta petani “kulak” sepanjang 1925-1953.  Mao Tsetung menjagal 50 juta penduduk RRC dalam kurun 1947-1976. Pol Pot membunuh 2,5 juta rakyat Kamboja. Najibullah mencabut nyawa 1,5 juta rakyat Afghanistan sepanjang 1978-1987. Rezim Komunis yang dibantu Rusia Sovyet menjagal 1 juta rakyat di berbagai Negara Eropa Timur, 150 ribu di Amerika Latin dan 1,7 juta rakyat di berbagai Negara Afrika.  Taufiq Ismail mengambil angka rerata dari tiga orang peneliti, yakni 100 juta jiwa dalam 74 tahun di 76 negara. Entahlah, apakah korban akibat kekejaman PKI di Indonesia sudah dimasukkan ke dalamnya. Yang pasti tidak ada disebut dalam _Katastrofi Mendunia._

Dahsyat. Seratus juta jiwa melayang selama 74 tahun. Itu artinya 1,35 juta jiwa dalam setahun, atau 3.702 jiwa per hari. Berarti, dalam satu jam ada 154 jiwa atau tiap menitnya ada 2,5 orang mati di tangan komunis. Seratus juta jiwa itu, kata Taqufiq Ismail,  sama dengan jumlah gabungan penduduk 14 negara pada tahun 2004 (ketika buku disusun), yakni : Australia, Austria, Belanda, Belgia, Brunei Darussalam, Denmark, Israel, Irlandia,  Slandia Baru, Norwegia, Portugal, Singapura, Swedia dan Swiss. Bayangkan, bagaimana manusia sebanyak itu dimusnahkan. Berarti 14 negera tersebut habis tak berpenghuni lagi. 

Komunis itu sadis dan kejam. Nafsu berkuasa mereka sangat luar biasa. Mereka menghalalkan segala cara, mengikuti Machiavelli. Sekali berkuasa,   tulis *Franz Magnis Suseno* dalam bukunya _Pemikiran Karl Max_ (1999), dia tidak akan pernah melepaskannya secara sukarela. Dia akan menyingkirkan kekuatan-kekuatan  politik lain, menghapus pemilihan umum bebas dan memasang aparat kontrol  totaliter terhadap masyarakat yang akan menindas segala perlawanan.

Apa yang dilakukan oleh Stalin terhadap Voznesensky dkk –menjagal 37 ribu Perwira Tinggi Angkatan Darat, 3 ribu Perwira Angkatan Laut dan memecat Lebih 2 ribu komandan militer-- itu adalah dalam rangka pembersihan lawan politik atau yang berpotensi menjadi lawan. Alasannya sederhana saja, cukup tuduh mereka sebagai *“musuh rakyat”* atau “penghianat”. Tak perlu membuktikan kebenaran tuduhan itu, karena pengadilan sepenuhnya ada dalam kontrol pemerintah.

Memutarbalikkan fakta dan melemparkan kesalahan kepada pihak lain serta memanfaatkan situasi apa pun untuk kepentingan kekuasaan, adalah keahlian yang dimiliki orang komunis. Ini contohnya.

Antara tahun 1921-1922 Rusia Soviet dilanda kelaparan berat. *Schewarz* (1972) bertutur tentang kisah seorang perempuan –yang pada masa kelaparan itu masih anak sekolah di Kilev, bahwa permainan mereka ketika berjalan menuju sekolah ialah menghitung mayat yang bergelimpangan di jalan. Mengutip *Courtols* (2000), Taufiq Ismail menuliskan, penduduk sudah mulai makan mayat manusia. Begitu ngerinya kelaparan itu sehingga Petriach Gereja Orthodox  Rusia, Tikhon, kepada jemaatnya meyerukan,  _“Mayat manusia telah menjadi cemilan sehari-hari. Di mana-mana orang bertangisan. Kanibalisme menjadi kebiasaan. Saudara-saudara dan saudari-sudariku, ulurkan tangan kalian, bantulah mereka itu ! Dengan persetujuan Jemaah yang beriman, pakailah kekayaan gereja  untuk meringankan derita mereka”._

Tetapi  bagi Lenin, bencana kelaparan itu justeru dapat dieksploitasi untuk menyudutkan dan menghancurkan nama baik Gereja. Nama baik kaum agamawan.  Lenin berpendapat, bantuan untuk petani kelaparan itu tidak perlu diberikan karena diperlukan krisis memuncak sehingga terjadi revolusi. Lenin justeru memerintahkan menangkapi para panitia bantuan kelaparan dan para tokoh Gereja serta merampas kekayaan Gereja. Kebencian orang-orang yang lapar terhadap Gereja dibangkitkan dengan menyebar fitnah bahwa Gereja adalah “musuh rakyat”, borjuis yang menumpuk kekayaan dan tidak perduli terhadap masalah kelaparan. Tidak kurang dari 20 ribu aktivis  gereja di “dor” mati dan ratusan lagi, termasuk Patriach Tikhon,  dikurung dalam tahanan. Mayat para pendeta itu dicampakkan begitu saja ke parit atau jurang. Bangunan gereja diubahfungsikan untuk berbagai keperluan, termasuk klub malam. Demikianlah, sehingga dari 80.000 gereja yang ada di tahun 1905, tersisa tinggal 11.525 di tahun 1950, turun 87 porsen. 

Harta rampasan dari Gereja itu dijual oleh pemerintah. Lenin dengan partai komunisnya tampil seolah “pahlawan”. Padahal, dari 25 juta jiwa yang kelaparan itu, hamya 2 juta yang mendapat bantuan pemerintah. Hasil penjualan harta rampasan dari gereja, berikut emas dan logam mulia lain, itu justeru sebahagian besar dikirim kepada Partai Palu Arit di berbagai Negara sebagai bantuan untuk menggerakkan revolusi dunia. Entahlah, apakaah PKI juga mendapat bagian. Yang pasti, ditahun-tahun itu Semaoen, Ketua PKI pertama, sudah punya hubungan erat dengan Partai Komunis Rusia Sovyet.

Program “Lompatan Jauh ke Depan”  Mao Zedong yang ambisius, 1958-1962, membuat 30-40 juta rakyat RRC mati kelaparan. Bencana kelaparan sekala luar biasa ini bukanlah disebabkan bencana alam, melainkan akibat cara kerja  pemerintahan, khususnya diktator Palu Arit alias  proletar Marxis. Seperti juga  Rusia Sovyet, di negara-negara yang dikusasi komunis, kelaparan yang fatal memang sengaja diciptakan.  _“Ini cara lain pembantaian tanpa darah gaya komunis, tanpa peluru,”_  tulis *Steven W Mosher,*  Direktur Asian Studies di Clarmont Institute, California. Dia menyebut contoh selain Cina dan Sovyet, yakni  Kamboja (masa Pol Pot) dan Ethopia.
 
Inilah ideology yang mengusung sosialisme namun hakekatnya penghancur kehidupan sosial. Komunis memang lihai dalam memainkan peran “maling berteriak maling”. Berteriak sebaghai pembela hak azasi manusia, tetapi kenyataannya penjagal manusia tersadis di dunia. Berteriak sebagai tidak anti agama tetapi menistakan nilai-nilai _Ilahiyah_ dan memusuhi pemeluknya. Berteriak penegakan demokrasi, tetapi membangun pemusatan kekuasaan hanya di tangan segelintir orang dengan menjagal lawan-lawan politiknya. Ingat, Pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI), misalnya, tahun-tahun  menjelang  peristiwa1965 berteriak-teriak  tentang penegakan nilai Pancasila; tetapi PKI terbukti adalah penghianat Pancasila.

Mengapa komunis bisa menjadi begitu buas, kejam dan ganas tanpa rasa kemanusian ? Ini tak lain karena falsafah yang mendasari ideologi komunis itu sendiri, yang ditanamkam melalaui perkaderan kepada semua pengikutnya di seluruh dunia.

Boleh disebut peletak dasar falsafah komunis itu adalah Karl Marx, Friedrich Engels dan Charles Robert Darwin. Trio ini sama-sama mengingkari keberadaan Yang Mahasa Kuasa. Marx dan Engels melihat sejarah kehidupan manusia tak lebih dari konflik-pertentangan kelas : kelas buruh dan pemilik modal. Yang kuat dan perkasa akan berkuasa dan yang lemah akan punah. Maka, kaum buruh (proletar) memandang pemilik modal sebagai musuh yang harus dihabisi dengan cara apa saja untuk mewujudkan masyarakat sosialisme. Inilah gerakan dengan konsep “keadilan sosial” yang membungkus kebencian sosial yang tiada tara; dan menghalalkan kekerasan yang terorganisasi sebagai alat “penyelamat” sosial. Filsafat materialisme Marx dan Engels ini mendapatkan landasan “akademisnya”, serta dukungan penerapannya di alam raya, dalam The Origin of Species” yang dikarang oleh Charles Robert Darwin (1859).

Teori Evolusi Darwin menyebut, kehidupan membentuk dirinya sendiri tanpa sengaja dari bahan-bahan pembentuknya yang telah ada di alam semesta. Tidak ada campur tangan Tuhan  di situ. Lalu makhluk-makhluk hidup itu mengalami seleksi alam : yang kuat akan bertahan hidup dan yang lemah akan punah. Seleksi alam terjadi melalui perubahan alam di habitatnya, juga pertarungan dan konflik tanpa belas kasih sesama makhlu hidup. Inilah yang disebutnya sebagai _Survival of the Life._

Pengusung idologi Sosialis-Komunis menempatkan dirinya sebagai binatang tanpa Tuhan yang sedang menghadapi seleksi alam, yang harus bertarung secara ganas untuk tetap bisa eksis. Oleh karena itu, agama yang mengajarkan pengabdian hanya kepada Allah, menegakkan keadilan, menabur kasih sayang, mengajarkan toleransi dan persaudaraan menjadi musuh utama orang-orang komunis; sebab ajaran ini bisa merusak keganasan komunis untuk bertarung. Karena itu pula agama semacam ini harus  “dinetralisasi”  untuk kemudian dihabisi.

Inilah pesan Lenin :  _“Penyebaran pandangan anti-Tuhan adalah tugas utama kita. Kita harus memperlakukan agama dengan bengis. Kita harus memerangi agama. Inilah A, B, C, materialism dan juga A, B, C, Marxisme.”_ 

Akan sedalam apakah darah menggenangi ibu pertiwi yang tertumpah dari penduduk ber-Ketuhananan Yang Maha Esa ini jika komunis dibolehkan hidup di Indonesia ? Seberapa tinggi tumpukan mayat orang beragama yang dipaksa mati dengan cara kelaparan dan penyiksaan ? Ngeri membayangkannya. Karena itu, waspadalah. Bila kekejaman telah dipertontonkan, kebencian terhadap agama sudah dipertunjukkan, adu domba sesama anak bangsa serta tuduhan-tuduhan fitnah sudah dimainkan, maka itu artinya Komunis sedang bergerak bangkit. Rakyat yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa ini harus bersiap-siap.

_Wallahu a’lam bisshawab._

Monday, November 4, 2019

SANAD KEILMUAN SYAIKH TAQIYYUDDIN AN-NABHANI

SANAD KEILMUAN SYAIKH TAQIYYUDDIN AN-NABHANI
(Edisi Arab dan Terjemah)

لوامع نور المسجد الأقصى في التعريف بسلسلة الأسانيد لمشايخ العلامة المجاهد القاضي تقي الدين بن إبراهيم النبهاني
.
Buku Kilauan Cahaya Masjid Al Aqsa ini berisi Silsilah Sanad Ilmu al-Syaikh al-Mujahid Taqiyuddin bin Ibrahim an-Nabhani rahimahullahu ta'ala.
.
Kutaib ini bukan hanya menceritakan kepribadian, perjalanan ilmiah dan politik beliau, tetapi menelusur guru-guru beliau dan silsilah guru-gurunya (sanad ilmu) hingga tersambung ke ulama-ulama besar kebanggaan umat Islam.
.
Tidak kurang dari 56 ulama besar yang sanad ilmu beliau sampai kepada mereka rahimahumullah ta'ala. al-Syaikh al-Mujahid Taqiyuddin an-Nabhani sanad ilmunya sampai kpd syaikh Zakariya al-Anshari, Imam as-Suyuthi, al-Hafizh Ibnu Hajar, Imam al-Dzahabi, Imam Syirazi, dst. Juga sampai kepada Imam al-Bukhari, Imam Muslim, Imam Ibnu Hibban, Imam al-Hakim, Imam Abu Dawud, Imam al-Tirmidzi, Imam al-Nasa'i, Imam Ibnu Majah, Imam al-Darimi, Imam al-Daraquthni, Imam al-Baihaqi, dst. Juga sampai kepada Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi'i, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Ibnu Abdil Bar, Ibnu Abi Syaibah, Imam Sufyan al-Tsauri, Imam Sufyan bin Uyainah, Imam al-Baghawi, Imam al-Thabari, Imam Ibnu Qutaibah, Imam Ibnu Abi Hatim, dll. Semuanya ditelusur dari tidak kurang dari delapan orang guru utama beliau.
.
Kutaib ini disusun oleh seorang 'alim yang memiliki perhatian dalam bidang sanad, Abu Muhammad Ahmad bin Mukhtar dan diberikan pengantar oleh KH. Hafidz Abdurrahman. Untuk menyempurnakannya ditahqiq oleh Yuana Ryan Tresna, dimurajaah/ditash-hih oleh Ade Sudiana, diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Robi Pamungkas, dan ditata-letak oleh Mada Wijaya.
.
Mudah-mudahan membantu meyakinkan bagi siapa saja yg masih ragu terhadap al-syaikh al-mujahid terkait dengan keilmuannya yang sebenarnya mu'tamad, mu'tabar dan mustaqir.
.
Berbahagialah mereka yang mengemban pemikirannya dan meneguknya dengan metode halqah secara intensif dan sungguh-sungguh.
.
Sekitar 1 bulan lagi sdh selesai cetak, in sya Allah. Harga buku arab 40.000 dan terjemah 48.000. Satu paket cukup 85.000. Dapatkan diskon khusus untuk pembelian dalam jumlah banyak. Untuk daerah Bandung dsk, bagi yg minat bisa hub nomor di atas (WA 085659293549)

Friday, November 1, 2019

Para Imam dan Ulama Lurus membicarakan Khilafah

Para Imam dan Ulama Lurus membicarakan Khilafah.

1. Imam Al-Ghazali
KHILAFAH WAJIB
(Al-Iqtishad fi Al-I'tiqad, hlm.99)

2. Imam Nawawi
KHILAFAH WAJIB
(Syarah Shahih Muslim, Juz 12, hlm.205)

3. Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani
KHILAFAH WAJIB
(Fathul Bari, Juz 12, hlm.205)

4. Imam Mawardi
KHILAFAH WAJIB
(Al-Ahkam Al-Sulthaniyyah, hlm.5)

5. Imam Ibnu Hajar Al-Haitsami
KHILAFAH WAJIB
(As-Shawa'iqul Muhriqah, hlm.17)

6. Imam Al-Qurtubi
KHILAFAH WAJIB
(Al-Jami'li Ahkamil Qur'an, Juz 1, hlm.624)

7. Imam Syaukani
KHILAFAH WAJIB
(Nailul Authar, Juz VIII, hlm.265)

8. Imam Ibnu Taimiyyah
KHILAFAH WAJIB
(Majmu'ul Fatawa, Juz 28, hlm.390)

9. Imam Ibnu Khaldun
KHILAFAH WAJIB
(Muqaddimah, hlm.191)

10. Syeikh Wahbah Zuhaili
KHILAFAH WAJIB
(Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu, Juz VIII, hlm.272)

_Dan imam-imam lainnya yang berbicara tentang Khilafah dalam kitab-kitabnya_

11. Imam al-Kasani, Badâ’i ash-Shanâ’i fî Tartîb asy-Syarâ’i XIV/406

12. Ibnu ‘Abidin, Radd al-Muhtâr, IV/205

13. Imam al-Muwaq, At-Tâj wa al-Iklîl li Mukhtashar Khalîl, V/131

14. Imam Abu Zakaria an-Nawawi, Syarh Shahih Muslim, VI/291

15. Imam an-Nawawi, Raudhâh ath-Thâlibîn wa ‘Umdah al-Muftîn, III/433

16. Imam Zakariya bin Muhammad bin Ahmad bin Zakariya al-Anshari, Fath al-Wahab bi Syarh Minhaj ath-Thulâb, II/268

17. Imam Umar bin Ali bin Adil al-Hanbali, Tafsîr al-Lubâb fî ‘Ulûm al-Kitâb, 1/204

18. Allamah Ibnu Hajar al-Haitami asy-Syafii, Ash-Shawâ’iq al-Muhriqah, 1/25

19. Abu al-Hasan Nur ad-Din al-Mula al-Harawi al-Qari, Jam’u al-Wasâ’il fî Syarh asy-Syamâ’il, II/219

20. Muslim al-Yusuf, Dawlah al-Khilâfah ar-Râsyidah wa al-‘Alaqât ad-Dawliyah, hlm 23

21. Ad-Dumaiji, Al-Imâmah al-‘Uzhma ‘Inda Ahl as-Sunnah wa al-Jamâ‘ah, hlm. 34

22. Rasyid Ridha dalam kitabnya, Al-Khilâfah aw al-Imâmah al-‘Uzhma, hlm. 101

23. Taqiyuddin an-Nabhani, Asy-Syakhshiyah al-Islâmiyyah, II/13

24. Rawwas Qal’ah Jie dan Hamid Shadiq Qunaibi, Mu‘jam Lughah al-Fuqahâ, hlm. 64 dan 151

25. Ibrahim Anis dkk dalam Al-Mu‘jam al-Wasîth, 1/27 dan 251

Dan sebagainya.

Berbeda halnya dengan Ulama sekarang ada segelintir yang Menolak Khilafah, Menganggap Khilafah Berbahaya dan Bertentangan dengan Suatu Falsafah Buatan Manusia.
Sungguh mereka bukanlah Ulama Akhirat, bukan Ulama Ikhlas, bukan Ulama Rujukan.

Berpegang teguhlah dan dengarlah serta ikutilah para Ulama Yang Soleh dan Shahih serta Turut Memperjuangkan Syariah dan Khilafah sebagai kewajiban besar untuk ditegakkan.

Paterbeek

■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
🌏🇮🇩  _Apa hubungan dari Katolik masa kini (topeng dari Fremason, Illuminati untuk "The New World Order"), CIA Amerika, Neo Komunis RRC, Laskar Kristus, Densus 88, Pebisnis Hoaqiau (keturunan Tionghoa) papan atas Indonesia, CSIS, rezim PDIP Jokowi-Luhut Panjaitan, dsb.;_ dalam usaha peminggiran peranan umat Islaam di Indonesia?

Simak tulisan di bawah baik-baik. Sebagai pengetahuan, setidaknya.

Dan waspadalah kalian, kaum beriman pewaris ajaran Ketuhanan Yang Maha Esa (Islaam, Tawhiid) pesan 124.000 nabi sejak awal jaman!

Ingatlah, _dasar negara RI ini adalah *Tawhiid, Ketuhanan Yang Maha Esa (Tunggal)*_ (simak pasal 29 ayat 1 UUD 1945). Bukan tuhan yang maha tiga, maha banyak, maha dewa, dsb.

Dan _*Allah* diakui memberikan berkat dan rahmat kemerdekaan RI di Pembukaan UID 1945._ Bukan yang lain.

Ingatlah, NKRI ini utamanya dibangun oleh darah dan air mata para ulama, muslimiin!

_Mereka tidak pernah benar-benar pergi, hendak menjajah halus atau langsung, Indonesia! Yang kaya-raya sumber daya alamnya, strategis letaknya, tetapi rakyatnya banyak yang bodoh dan diperbodohi._

Mereka jaringan Kapitalis-Yahudi Zionis Fremason (bertabirkan Katolik atau Protestan) dan pebisnisnya, untuk New World Order.

Juga Neo Komunis RRC yang sudah setengah Kapitalis, setengah Komunis, tetapi tetap anti agama. Dengan One Belt One Road (OBOR) untuk menguasai dunia dan mempersatukan keturunan Cina. Dan jaringan pebisnisnya.

Plus bahaya Syi'ah yang sudah bersumpah menguasai dunia dan membunuhi Muslimiin (Ahlus Sunnah)! Dan sedang dibuktikan mereka di Suriah, Iraq, Yaman, Libanon.

Dan jaringan kaum kafiruun, munafiquun anti Islaam manapun. Termasuk pelaku pemurtadan, Sekuleris, Pluralis, Liberalis, hingga Kejawen, Dukun, Ahmadiyah, LGBT, dsb.

Yang kesemuanya pada akhirnya akan bersatu di bawah Dajjal (*), bersama Jin Kafir (Setan), dan Iblis.

(*) Dajjal berciri-ciri sama dengan Mossiach (Messiah) bagi Yahudi, Imam Kedua Belas bagi Syi'ah, Anti Kristus bagi Kristen. 🌍

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

*Jaringan Pemusnah Pater Beek Untuk Hancurkan Islam di Rezim 2 Jokowi Menguat*

https://www.nahimunkar.org/jaringan-pater-beek-untuk-hancurkan-islam-indonesia-menguat-di-rezim-2-jokowi/

By Djoko Edhi Abdurrahman, Anggota Komisi III DPR (2004 – 2009), Advokat, Wasek Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum PBNU.


_Pater Beek sudah meninggal 1983. Tapi jaringannya, yang terdiri dari CIA, Katolik Roma, PMKRI Radikal, Kasebul, Tentara Jesuit, dan CSIS sendiri sedang dalam masa puncak kemampuan penghancuran, seiring periode kedua Presiden Jokowi._

Setelah menghancurkan Komunis Indonesia, target jaringan itu adalah penghancuran Islam Indonesia.

Maka ketika Jokowi naik jadi presiden kedua kalinya, perhatian saya tercurah ke jaringan pemusnah Pater Beek yang makin massif. Tadinya dibahas di PN1.

Jaringan ini menguasai Densus 88, penyidik KPK, Katolik PDIP, dan kelompok bisnis papan atas Hoaqiau.

Dalam sejumlah diskusi, tak ada perbedaan pendapat bahwa jaringan pemusnah Pater Beek itu, adalah ancaman bagi aktivis Islam.

Setelah komunis dipunahkan, sesuai target Pater Beek, adalah penghancuran Islam.

Penghancuran Islam sudah dimulai sejak Orba, dan successfull. PPP dihabisi oleh Golkarnya Pater Beek, kini tinggal parpol marginal yang tak punya makna bagi Komunitas Islam.

_Periode Kedua Jokowi, adalah kemenangan jaringan Pater Beek melawan gerakan Islam dengan PDIP sebagai ruling party yang sukses menundukkan semua parpol koalisi._

Bahkan berhasil menarik Prabowo Subianto, panglima perang yang kabur dari medan perang 02 itu ke koalisi 01.  Memalukan!

Saya mengutip artikel anonim untuk mengenalkan Pater Beek, pendiri CSIS dan pendiri Sekbergolkar. Tanpa mengenal Pater Beek, niscaya gagal memahami peta pertarungan Islam versus Katolik di global village pada FGD mendatang.

_Katolik di situ harus dibaca Freemason, juga Barat, yang sangat paranoid akan bangkitnya Khilafah Islamiyah dari Indonesia, setelah dua kali Perang Dunia pecah gegara Khilafah Islamiyah._

Jaringan Katolik itu penting, apakah mereka masih anti komunis, ketika komunis telah bermutasi menjadi one state two systems.

Bentuk nyatanya terkini, adalah OBOR (One Belt One Road - Satu Sabuk Satu Jalan, Satu China) dan OBOR Inisiative.

Faktanya, Hoaqiau Indonesia malah jadi proxy RRC.

_Musuh satu-satunya adalah Islam untuk dihancurkan via sejumlah jargon radikal: khilafah, terorisme, takfiri._

“Gereja harus berperan dalam mengatur Negara, kemudian mengalokasikan orang-orang yang tepat untuk bekerja di dalam dan melalui Negara”, kata Pater Beck Josephus Gerardus van Beek.

Pater Beek lahir di Amsterdam, 12 Maret 1917, meninggal di Jakarta, 17 September 1983 pada usia 66 tahun. Ia  pastor Yesuit (Katolik Roma), dikenal dengan panggilan Pater Beek.

Kemampuannya kurang lebih sama dengan Van Der Plass, arsitek Indonesia RIS (Republik Indonesia Serikat). Pater Beek juga dianggap lanjutan Van Der Plass.

Pater Beek lahir di Amsterdam, Belanda, sebagai bungsu dari empat bersaudara. Ia bungkas  ketika Perang Dunia I meletus. Sejak anak-anak ia dididik di kolese yang dikelola oleh imam-imam Yesuit.

Setelah itu masuk ke Serikat Yesus dan menjadi novisiat tahun pertama di Mariendaal, Grave, pada 7 September 1935.

Novisiat tahun kedua, 1937, dijalaninya di Girisonta, Indonesia. Ketika menjadi novis (siswa novisiat), semangat mudanya dikobarkan dengan gairah pergi ke tanah misi, Hindia Belanda, tanah jajahan Pemerintah Kerajaan Belanda, negerinya.

Ketika Jepang menduduki Indonesia, Pater Beek sempat menghuni kamp interniran di Kesilir, Banyuwangi (1943), kamp Banyubiru, Semarang (1944), kamp Cikudapateuh, Bandung (1945), dan kamp Pundong, Bantul (1946).

Meskipun ia rohaniwan, berkewarga negaraan asing, Pater Beek lama bertugas di Indonesia.

Ialah otak pembentukan lembaga CSIS (Center for Strategic and International Studies) pada 1 September 1971.

Ketika politik Indonesia dikuasai Komunis, ia menggalang aliansi dengan TNI dan melahirkan Sekbergolkar (Sekretaris Bersama Golongan Karya), cikal bakal Golkar.

Pater Beek menulis surat terbuka monumental kepada Presiden Soekarno. Surat kritik tajam terhadap kebijakan Presiden Soekarno itu, memberi tekanan terhadap PKI.

Ia menggunakan nama samaran Dadap Waru, bertanggal 5 November 1965. Isi surat itu agar Bung Karno bersikap tegas menindak PKI.

Selain pernah sebagai Kepala Asrama Realino, Pater Beek juga turut mengawali Biro Dokumentasi. Biro Dokumentasi adalah biro Serikat Yesus Provinsi Indonesia pada tahun 1961 semasa Pater Georgius Kester menjadi Provinsial.

Biro itu menyediakan bahan studi dan analisis keadaan berdasarkan tolok ukur ajaran dan moralitas Katolik untuk digunakan aktivis.

Dalam kegiatannya, biro itu menyiarkan dokumen mengenai kebijakan pemerintah dan evaluasi atas berbagai kejadian penting di Indonesia.

Apa yang dilakukan Biro Dokumentasi itu kemudian menjadi asupan bagi masyarakat, khususnya umat Katolik di Indonesia, untuk menghadapi perkembangan sosial, politik masyarakat, serta bersikap kritis terhadap pemerintah.

_Analisis yang dihasilkan Biro Dokumentasi kemudian diedarkan kepada aktivis yang terlibat dalam Front Pancasila dan Sekbergolkar._

Biro itu, antara lain, menghasilkan kajian tentang sosialisme yang mempertemukannya dengan intepretasi gagasan sosialisme yang disodorkan PKI.

Vatikan kemudian memindahkan Beek dari Indonesia karena diminta oleh Kabakin, waktu itu Letjen Soetopo Yuwono. Beek kembali lagi ke Indonesia pada 1974.

Ia meninggal 17 September 1983 di RS Saint Carolus, Jakarta, dalam usia 66 tahun. Ia dimakamkan di Giri Sonta, kompleks pemakaman dan peristirahatan ordo Serikat Yesus di Ungaran, Semarang, Jawa Tengah.


Agen CIA

_Fakta bahwa Beek adalah agen CIA, selain diungkap di buku “Pater Beek, Freemason dan CIA” dikemukakan pula oleh Dr. George J. Aditjondro (penulis yang juga mantan anak buah Beek), dalam artikel berjudul "CSIS, Pater Beek SJ, Ali Moertopo, dan LB Moerdani"._

Di artikel itu, George menulis: "Menurut cerita dari sejumlah pastur yang mengenalnya lebih lama, (Pater) Beek adalah pastur radikal anti-Komunis yang bekerja sama dengan pastur yang pengamat China bernama Pater Ladania di Hongkong" (sudah meninggal beberapa tahun silam di Hongkong).

Pos China watcher (pengamat China) pada umumnya dibiayai CIA. Maka, tidak sulit untuk dimengerti jika Beek mempunyai kontak yang amat bagus dengan CIA.

Sebagian pastur mencurigai Beek sebagai agen Black Pope di Indonesia. Black Pope adalah seorang kardinal yang mengepalai operasi politik Katolik di seluruh dunia.

Fakta yang diungkap George didukung disertasi Mujiburrahman berjudul "Feeling Threatened Muslim-Christian Relations in Indonesia’s New Orde".

_Dalam buku "Pater Beek, Freemason dan CIA", Sembodo mengatakan, mereka yang digerakkan Beek untuk membentuk organisasi-organisasi itu, adalah mahasiswa Katolik yang telah dipersiapkan melalui Kasebul (Kaderisasi Sebulan), seperti misalnya Sekjen DPP PDIP,  Hasto Christianto, contohnya._

Melalui Kasebul, Beek menciptakan banyak kader radikal militan untuk memperjuangkan misi Katolik, yang terpenting  pada masa ORBA adalah untuk menghancurkan kekuatan politik Islam di Indonesia, memarginalisasi umat Islam dan menyingkirkan umat Islam Indonesia dari peran strategis pemerintahan dan negara.

Sebagai tindak lanjut, pada 3 Oktober 1965 para mahasiswa itu membentuk Kesatuan Aksi Pengganyangan GESTAPU (KAP-GESTAPU) yang, pada 23 Oktober 1965 berganti nama menjadi Front Pancasila.

Ketua umumnya Subchan ZE (Ketua PBNU, yang akhirnya terbunuh di Mekkah) dan Sekjennya Harry Tjan Silalahi, kader Beek.

Setelah Front Pancasila terbentuk, organisasi lain juga terbentuk.

Di antaranya KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia), KAPMI (Kesatuan Aksi Pemuda Mahasiswa Indonesia), KAPPI (Kesatuan Pemuda Pelajar Indonesia), KABI (Kesatuan Aksi Buruh Indonesia), KASI (Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia), dan KAGI (Kesatuan Aksi Guru Indonesia).

Bersama Front Pancasila, organisasi itu melakukan demonstrasi menuntut pembubaran PKI berikut semua organisasi underbouw-nya.

Tuntutan mereka dipertegas dalam Resolusi Front Pancasila saat Rapat Raksasa Pengganyangan Kontra Revolusi pada 9 November 1965 di Lapangan Banteng, Jakarta.

Resolusi ini antara lain berisi tuntutan agar PKI dibubarkan dan tokoh-tokohnya diajukan ke pengadilan. Resolusi diserahkan secara langsung kepada wakil pemerintah yang hadir di tempat itu.

Dari semua organisasi mahasiswa tersebut, yang paling fenomenal adalah pembentukan KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) karena organisasi yang dibentuk pada 25 Oktober 1965 ini merupakan organisasi yang dibentuk berkat kesepakatan sejumlah organisasi yang berhasil dipertemukan oleh Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pendidikan (PTIP), Mayjen dr. Syarief Thayeb.

Organisasi-organisasi tersebut adalah HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia), SOMAL (Sekretariat Bersama Organisasi-organisasi Lokal), Mahasiswa Pancasila (Mapacas), dan IPMI (Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia).

‘Bermainnya tangan’ Beek di organisasi ini terlihat dari dominasi kader pastur itu di organisasi ini. Bahkan ketua presidium organisasi ini adalah kader Pater Beek, yakni Cosmas Batubara.

Sembodo menegaskan, Cosmas termasuk kader Beek yang giat menggalang aksi mahasiswa untuk mempercepat tergulingnya Soekarno dan hancurnya PKI.

Sembodo bahkan berani menyebut bahwa KAMI-lah organisasi yang menjadi poros utama Beek untuk menciptakan puting beliung yang menghancurkan Soekarno dan PKI.

Masih menurut Sembodo dalam buku ‘Pater Beek, Freemason dan CIA’, Van den Heuval dalam laporan-laporannya menjelaskan, Beek mulai menggalang kekuatan mahasiswa sejak mengajar di Universitas Atmajaya.

Dari sini ia membangun sel di kalangan mahasiswa dengan menyadari, selain tentara, mahasiswa merupakan kekuatan besar yang dapat digerakkan.

Terbukti, ketika para pendukung Soekarno, terutama tentara, bereaksi, mahasiwalah yang dikerahkan untuk memukul balik reaksi itu.

Peranan Beek dalam pengorganisasian mahasiswa untuk menggulingkan Soekarno, dibenarkan ISAI melalui hasil investigasinya yang dipublikasikan dalam buku berjudul "Bayang-bayang PKI".

“Selama bertahun-tahun Pater Beek telah menghimpun dan membina anak-anak muda, terutama mahasiswa, untuk ditempa sebagai kekuatan anti-Komunis. Basis utamanya adalah PMKRI (Pergerakan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia) yang saat itu merupakan underbouw Partai Katolik.

Tokoh-tokoh PMKRI pula yang kemudian banyak terlibat dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI).

_Dengan pengaruh dan jaringan anti-Komunis yang kuat itu, tak heran banyak dugaan bahwa Pater Beek memainkan peranan penting dalam gerakan anti-Komunis. Antara lain, ia sering disebut sebagai penghubung antara AD dengan CIA._

Strategi KAMI untuk menggulingkan Soekarno sangat halus. Pada awal gerakan, organisasi ini seolah mendukung sang the founding father dan hanya menuntut pembubaran PKI.

Akan tetapi  ketika Soekarno tidak memedulikan tuntutan itu, maka strategi diubah. Mereka mulai melancarkan perang terbuka terhadap Soekarno dengan cara menggelar demonstrasi secara bertubi-tubi untuk mendesak Soekarno mengundur diri sebagai presiden.

Soekarno tentu saja naik pitam dan meminta agar KAMI dibubarkan.
Saat KAMI terpojok, Beek segera mengefektifkan sel-selnya yang telah ditanam di pemerintahan.

_Dalam buku berjudul "Army and Politics in Indonesia', Harold Crouch memaparkan, alih-alih membubarkan KAMI, Ali Moertopo justru memindahkan markas organisasi itu dari kampus UI ke Komando Tempur II Kostrad di mana Opsus (Operasi Khusus) yang dipimpin Ali Mutopo berkantor._

Seperti mendapat perlindungan, pemimpin KAMI, Cosmas Batubara menjadi aman di sana. Bahkan dari sana pula gerakan KAMI dapat ‘dikendalikan’ oleh Ali Murtopo, dan kembali dikobarkan.

Ali Murtopo tidak sendiri mengobarkan kembali aksi KAMI itu. Ia dibantu Kemal Idris dan Sarwo Edhi.

Bahkan agar terkesan gerakan KAMI mendapat dukungan luas dari masyarakat dan jumlah peserta demonstrasi semakin lama semakin banyak, Ali Murtopo membagi-bagikan jaket kuning yang serupa dengan jaket almamater UI, kepada mahasiswa dari kampus lain agar mereka dapat ikut serta berdemo.

Crouch menyebut, jaket itu berasal dari CIA.

Tentang pembagian jaket almamater UI palsu itu diungkap Manai Sophian di buku "Bayang-bayang PKI"

Katanya: "Saya punya dua jaket kuning yang didatangkan dari Hawai itu. Saya simpan, akan saya kasih tunjuk kalau ada orang yang tidak percaya. Jaket kuning itu dipakai anak-anak sekolah di Amerika menjelang musim dingin dan dipakai juga oleh sheriff. Lantas didatangkan ke sini. Dan oleh Ali Murtopo disuruh dibagi-bagikan. Jaket kuning ini memang bukan jaket kuning UI”.

Ketika akhirnya Soekarno benar-benar membekukan KAMI, Ali Murtopo membentuk dua organisasi baru untuk melancarkan demonstrasi anti-Soekarno selanjutnya, yaitu KAPPI dan Laskar Arif Rahman Hakim.

Demonstrasi besar-besaran inilah yang memaksa Soekarno mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar), surat yang aslinya hingga kini masih misterius keberadaannya, dan menjadi pertanda awal kejatuhan sang the founding father.

Hebatnya, hanya dalam waktu kurang dari dua tahun, Soeharto mampu melumpuhkan partai yang beranggotakan sekitar 20 juta orang.

Dalam buku "Pater Beek, Freemason dan CIA", Sembodo menyatakan bahwa keberhasilan Soeharto itu tak lepas dari campur tangan Beek.

Melalui Ali Murtopo, Beek menyerahkan 5.000 nama pentolan PKI dari tingkat pusat hingga daerah, termasuk Madiun yang menjadi salah satu basis PKI, kepada CIA.

Oleh Dinas Intelijen Amerika Serikat itu, data diserahkan kepada Soeharto agar orang-orang yang namanya tercantum dalam daftar itu ditangkap.

Hal ini terungkap setelah wartawati Amerika Serikat, Kathy Kadane, mewawancarai mantan pejabat Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, pejabat CIA, dan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.

Mantan pejabat Kedutaan Besar Amerika Serikat, Lydman, mengakui kalau pengumpulan nama-nama orang PKI selain dilakukan oleh stafnya, juga dibantu oleh Ali Murtopo yang kala itu menjabat sebagai kepala Opsus. Dengan dua cara ini, maka 5.000 nama pentolan PKI terkumpul.

Mengapa Ali Murtopo menyerahkan dulu daftar itu kepada CIA, dan tidak langsung saja kepada Soeharto?

_Jawabannya jelas, karena Ali Murtopo adalah anak buah Beek, dan selain anggota Freemason, Beek adalah anggota CIA._

Jadi, sebelum daftar itu digunakan oleh Soeharto, CIA harus men-screening-nya dulu agar tidak ada nama yang sebenarnya merupakan bagian dari CIA, ikut terbantai.

Jejak Beek mungkin bisa dilacak dari perlakuan Soeharto selanjutnya kepada Soekarno. Setelah tidak lagi menjadi presiden, Soeharto menjadikan Soekarno sebagai tahanan politik, dan mengisolasinya dari dunia luar.

Ketika Soekarno meninggal pada 21 Juni 1970, Soeharto juga tidak mau memenuhi amanat Soekarno untuk memakamkannya di Istana Batu Tulis, Bogor.

Melalui Keppres RI No. 44 Tahun 1970, Soekarno dimakamkan di kota kelahirannya, Blitar, Jawa Timur.

Menghancurkan Islam!

Setelah Soekarno dihabisi, selanjutnya, melalui tangan Soeharto, Islam menjadi sasaran berikutnya yang dihabisi oleh Pater Beek.

Naiknya Soeharto menjadi presiden tak ubahnya bagai kunci pembuka jalan yang mempermudah misi Pater Beek selanjutnya: menghancurkan Islam!

Maka tak heran jika selama hampir 20 tahun pertama  Orde Baru (1967-1987) banyak terjadi peristiwa yang menyakiti dan merugikan umat Islam.

_Dalam buku "Pater Beek, Freemason dan CIA", Sembodo mengatakan untuk mencapai misinya ini, Beek menggunakan konsep Gereja dalam ‘mewarnai kehidupan di bumi’, yakni berperan aktif dalam berbagai lini kehidupan bernegara._

Ia mengacu pada tulisan Richard Tanter yang bunyinya: “Visi (Pater) Beek pribadi atas peran Gereja, Gereja harus berperan dalam mengatur Negara, kemudian mengalokasikan orang-orang yang tepat untuk bekerja di dalam dan melalui Negara”.

Dari visi ini, tegas Sembodo, jelas sekali bahwa Pater Beek mempunyai kehendak untuk ‘mewarnai’ kehidupan politik di Indonesia dengan ‘mengalokasikan orang-orang yang tepat untuk bekerja di dalam dan melalui negara’.

Dengan kata lain, Beek menempatkan banyak orang-orangnya di berbagai posisi strategis di dalam pemerintahan Orde Baru, era pemerintahan Soeharto.

Dengan konsep seperti ini, maka dikembangkanlah konsep Negara yang oleh Daniel Dhakidae dalam bukunya yang berjudul "Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru", disebut sebagai ‘Negara Organik’.

Menurut Daniel, konsep ini merujuk pada ajaran Thomas Aquinas, yaitu adanya jaminan ketenteraman lewat suatu pemerintahan yang ‘keras’, yang mempunyai kemampuan memerintah dan kemampuan memaksa.

Konsep negara organik seperti ini akan menolak paham liberalisme dan sosialisme, karena paham liberalisme dianggap memberikan tempat istimewa bagi pribadi, sedangkan sosialisme dianggap menghalalkan perjuangan kelas yang akan menghancurkan tatanan Negara organik.

Di atas konsep seperti itu lah awalnya Orde Baru dibangun. Sebagai sebuah negara organik, Orde Baru mempunyai dua ciri yang menonjol, yakni hirarki (sentralistik) dan harmonisme.

Agar Negara kuat, maka harus dipegang secara hirarkis di mana yang paling atas memegang kontrol, terhadap orang-orang di bawahnya.

Sementara untuk menjaga ketenteraman, maka harmonisme harus dijaga dengan cara sebisa mungkin menghilangkan perbedaan pendapat, dan setiap permasalahan diselesaikan secara musyawarah.

Dua perwira TNI AD yang didekati Beek adalah Yoga Sugama dan Ali Murtopo. Kedua orang ini direkrut karena dinilai memiliki kriteria sesuai yang ia butuhkan.

Apalagi karena kedua orang inilah yang mendukung Soeharto menjadi Panglima Divisi Diponegoro. Dukungan diberikan saat Soeharto masih menjabat sebagai Komandan Resimen Yogyakarta.

Jadi, setelah mendapatkan pion utama untuk menyukseskan misinya, Beek mendapatkan pembantu-pembantu pion utamanya itu.

Maka lengkap sudah pion-pion yang ia butuhkan. Tinggal mencari pion-pion pendukung lain sebagai kacung-kacung ketiga pion ini.

Beek mengenal sosok Yoga Sugama dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), salah satu organisasi yang menjadi tunggangannya dalam menyukseskan misi-misinya. Organisasi ini bahkan ikut memiliki peranan penting dalam penggulingan Soekarno.

Karir Yoga seluruhnya dihabiskan di dunia yang sepak terjangnya selalu dilakukan secara diam-diam dan sulit dilacak itu.

Selain di Jepang, ia pernah mendapat pendidikan intelijen di Inggris pada 1951. Kehebatannya dalam dunia yang satu ini, juga sifatnya yang cenderung machiavelis (menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan), sesuai yang dibutuhkan Pater Beek.

Apalagi karena untuk dapat menyukseskan misi-misinya, Beek memang harus melakukan gerakan seperti layaknya seorang intel.

_Meski ia seorang pastur, predikat itu hanya alat untuk mencapai misi-misinya_. Itu sebabnya dalam lembaran sejarah Indonesia yang diajarkan di sekolah-sekolah maupun di perguruan tinggi-perguruan tinggi, nama ini tidak pernah sekali pun muncul karena ia memang tak pernah memunculkan dirinya secara terang-terang dalam beragam peristiwa di Indonesia, termasuk dalam peristiwa G-30S/PKI maupun peristiwa-peristiwa besar lainnya.

Beek mengenal sosok Ali Mutopo juga dari PMKRI. Di mata Beek, Ali adalah sosok yang ambisius dan machiavelis, sosok yang dibutuhkannya. Apalagi karena Ali juga bukan seorang Muslim yang taat, meski berasal dari keluarga santri.

Seperti Soeharto, Ali dikenal sebagai penganut ajaran kejawen atau Islam abangan. Mengenai hubungan Ali Murtopo dengan Beek, Dr. George J. Aditjondro memberikan penjelasan:

Banyak yang tak percaya kalau Ali Murtopo (yang berasal dari keluarga santri di pesisir Pulau Jawa) bisa menjadi orang yang sangat anti Islam dan berjasa besar dalam menindas orang Islam di awal Orde Baru.

Yang orang cenderung lupa adalah, bahwa Ali Murtopo punya rencana berkuasa. Oleh karena itu, semua yang merintanginya untuk mencapai tujuannya haruslah ditebas habis.

Musuhnya bukan cuma Islam, tapi juga perwira-perwira ABRI yang dianggapnya sebagai perintang, seperti HR Dharsono, Kemal Idris, Sarwo Edhi Wibowo, dan Soemitro (Pangkopkamtib).

Almarhum HR Dharsono (Pak Ton) difitnahnya berkonspirasi dengan orang-orang PSI untuk menciptakan sistem politik baru untuk menyingkirkan Soeharto.

Kemal Idris dituduhnya berambisi jadi presiden. Sedang Sarwo Edhi difitnahnya merencanakan usaha menajibkan (menendang ke atas) Soeharto.

Maka jelas apa yang membuat Beek merasa cocok merekrut orang ini.

_Di kemudian hari terbukti bahwa Ali Murtopo merupakan ‘abdi’ Beek yang setia, yang patuh pada apapun perintah Beek untuk menghancurkan Islam yang merupakan agama Ali Murtopo sendiri._

Untuk mencapai tujuan yang besar, maka dibutuhkan modal dan sarana yang besar pula. Pater Beek tentu menyadari hal ini, sehingga menjadikan Soeharto, Yoga Sugama dan Ali Murtopo saja tidak cukup, maka harus ada pion-pion yang menjadi pendukung ketiga pilar utamanya ini agar tujuan tercapai.

Sebelum dan selama mendekati Soeharto, Yoga Sugama, dan Ali Murtopo, Beek juga mendekati orang-orang di luar institusi militer.

Di antaranya adalah mahasiswa yang dalam beberapa peristiwa, terbukti dapat dijadikan motor paling efektif untuk melancarkan sebuah gerakan dan membuat perubahan.

_Bagi Beek, merekrut mahasiswa Islam untuk menjadi ‘anggota pasukannya’ tentulah tidak mudah. Maka dengan didukung agen-agen CIA dan Freemason yang lain, ia menggarap mahasiswa Katolik. Maka berdirilah PMKRI pada 25 Mei 1947._

Dalam buku "Pater Beek, Freemason dan CIA", Sembodo menulis, berdirinya PMKRI bermula dari hasil fusi Federasi Katholieke Studenten Vereniging (KSV) dan Perserikatan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Yogyakarta.

Kala itu Federasi PSV memiliki cabang di beberapa kota di Indonesia, yakni KSC St. Bellarminus Batavia yang didirikan di Jakarta pada 10 November 1928, KSV St. Thomas Aquinas Bandung yang didirikan pada 14 Desember 1947, dan KSV St. Lucas Surabaya yang didirikan pada 12 Desember 1948.

Federasi KSV yang didirikan pada 1949 diketuai Gan Keng Soei (KS Gani) dan Ouw Jong Peng Koen (PK O Jong). Sedang PMKRI Yogyakarta yang didirikan pada 25 Mei 1947 diketuai pertama kali oleh St. Munadjat Danusaputro.

Di antara tokoh-tokoh PMKRI yang menonjol di era Demokrasi Terpimpin Soekarno adalah dua bersaudara Liem Bian Koen (Sofian Wanandi) dan Liem Bian Kie (Jusuf Wanandi).

Menurut Mujiburrahman dalam desertasi bertajuk ‘Feeling Threatened Muslim-Christian Releations in Indonesia’s New Orde’, kedua bersaudara ini merupakan kader utama Beek di PMKRI.

Kedua orang ini merupakan motor gerakan mahasiswa untuk menggulingkan Soekarno dan membasmi PKI. Setelah kedua ‘musuh’ tersebut dihancurkan, mereka kemudian mengorganisasikan penindasan terhadap Islam.

Selain kedua bersaudara tersebut, dalam desertasi Mujiburrahman, juga menyebut kader Beek yang lain, yakni Cosmas Batubara dan Harry Tjan Silalahi.

Di era Orde Baru, Cosmas menduduki berbagai jabatan penting, termasuk menteri. Ia kelahiran Simalungun 19 September 1938 lulusan Perguruan Tinggi Publisistik Jakarta dan FISIP UI yang aktif di PMKRI sejak masih kuliah. Ia bahkan sempat menjadi ketua umum organisasi itu.

Harry Tjan Silalahi yang lahir di Jogjakarta pada 11 Februari 1934 pernah menjabat sebagai sekjen Partai Katolik. Ia aktif berorganisasi sejak masih SMA, dimana kala itu ia menjadi anggota Chung Lien Hui, organisasi keturunan Tionghoa.

Di bawah kepemimpinannya, organisasi itu berganti nama menjadi Persatuan Pelajar Sekolah Menengah Indonesia (PPSMI). Ia juga aktif di Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia.

Setelah lulus SMA, Harry pindah ke Jakarta dan kuliah di Fakultas Hukum UI. Ia lulus pada 1962. Selama kuliah, ia aktif di perkumpulan Sin Ming Hui dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), dan terpilih menjadi sekjen. Dari sini lah ia dikenal Pater Beek dan direkrut.

Selain menggarap mahasiswa di dalam negeri, melalui Ali Moertopo, Beek juga menggarap mahasiswa Indonesia yang tengah menuntut ilmu di luar negeri.

_Mahasiswa-mahasiswa ini kelak akan menjadi bagian dari CSIS (Center for Strategic and International Studies) yang menjadi think thank Orde Baru dalam setiap kebijakan, khususnya terkait upaya merginalisasi dan penyingkiran umat Islam di seluruh sektor kehidupan bangsa._

Tentang pembangunan jaringan ini diungkap sendiri oleh Harry Tjan Silalahi dalam tulisan berjudul "Centre Lahir dari Tantangan dan Jaman":

“Bapak Ali Moertopo almarhum mendorong para aktivis di dalam negeri untuk mengadakan kontak kerjasama dengan para aktivis mahasiswa di luar negeri tersebut.

Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Eropa Barat, seperti antara lain di Perancis, yang waktu itu dipimpin Daoed Joesoef, PPI Belgia yang diketuai Saudara Surjanto Puspowardojo, PPI Swiss yang dipimpin oleh Saudara Biantoro Wanandi, demikian pula PPI Jerman Barat yang dipimpin oleh Saudara Hadi Susanto, telah mengambil sikap seperti yang ditunjukkan para mahasiswa dan sarjana yang ada di Indonesia”.

_Menurut M. Sembodo dalam buku "Pater Beek, Freemason, dan CIA", para mahasiswa dan pemuda-pemuda Katolik tersebut kemudian diberi pelatihan oleh Pater Beek yang dikenal dengan sebutan Kaderisasi Sebulan (Kasbul), untuk dijadikan ‘Laskar Kristus’ yang menjalankan Kristenisasi di Indonesia secara besar-besaran._

_Dalam pikiran mereka ditanamkan doktrin bahwa Islam adalah musuh, Islam adalah agama pedang, Islam adalah perampok Yerusalem, Islam adalah perebut Konstantinopel, dan Islam adalah agama anti-Kristus._

Tuduhan-tuduhan ngawur.

Apa saja pelajaran yang diberikan kepada para mahasiswa dan pemuda itu, Richard Tanter mengemukakan:

"(Pater) Beek menyelenggarakan kursus-kursus satu bulanan secara reguler bagi mahasiswa, aktivis, maupun kaum muda pedesaan.

Dengan menghadirkan pastur maupun rohaniawan, sebagai bagian dari program kaderisasi; pelatihan keterampilan kepemimpinan, kemampuan berbicara di hadapan publik, keterampilan menulis, ‘dinamika kelompok’, serta analisis sosial.”

Sedang Cosmas Batubara menjelaskan begini:

“Beliau (Pater Beek) hanya memberikan training-training untuk menghadapi Komunis. Kita didoktrin agar kuat melawan Marxisme-Leninisme. Juga diajarkan bagaimana kelompok Komunis itu beraksi, dan bagaimana menghadapi mereka. Itu kami pelajari. Kalau tidak, bagaimana kami bisa melawan CGMI.”

Apa yang dikatakan Cosmas ini membenarkan adanya Kasebul, namun membantah menyerang Islam. Namun Richard Tanter mengungkapkan begini:

“Bagi (Pater) Beek, ada dua musuh besar, baik bagi Indonesia maupun Gereja, adalah Komunisme dan Islam, dimana ia melihat keduanya memiliki banyak keserupaan; sama-sama memiliki kualitas ancaman.”

Jadi, jelas, Beek memang menggunakan ‘pasukannya’ untuk terlebih dahulu menghancurkan Komunis di Indonesia, dan setelah itu Islam.

Tanter mengatakan begini, “Pasca 1965, posisi militan yang anti-Islam digaungkan dengan arus dominan yang berlaku dalam kepemimpinan Angkatan Darat ketika itu."

_"Indonesia yang diidealkan Beek adalah Indonesia yang nasionalistik, non-Islamik, dengan golongan Kristen mendapatkan tempat yang istimewa”._

_Dengan metode menggunakan mahasiswa sebagai ‘pasukan tempur’, Pater Beek sukses menghancurkan dua musuh sekaligus, Komunis dan Islam, dan bahkan waktu kemudian membuktikan bahwa setelah itu Kristenisasi berjalan dengan mulus di Indonesia._

Tentu saja, setelah Soeharto menjadi presiden.


Islam Korban Rezim Orba

Sejak Suharto naik ke puncak kekuasaan menjadi Presiden RI, Beek leluasa menjalankan misi utama berikutnya:

Menghancurkan Islam.

Ketergantungan Soeharto kepada Amerika, posisi Beek sebagai Pastur Jesuit dan agen CIA memudahkan dirinya memberikan masukan dan nasihat mengenai kebijakan pemerintah ORBA.

Berdasarkan pengakuan Beek, dia bertindak selaku konsultan pribadi Soeharto sejak 1966 sampai 1983 menjelang kematiannya.

Untuk memastikan Soeharto selalu menjalankan masukan dan pertimbangan Gereja Katolik, walau Beek sedang tidak berada di Indonesia, pada 1 September 1971 didirikan CSIS.

_Hadi Soesatro, Harry Tjan Silalahi, Jusuf Wanandi, Ali Moertopo, Soedjono Hoemardani dan Benny Moerdani menjadi penasihat dan konsultan Soeharto ketika Beek berada di luar negeri._

Sekembalinya Beek dari Amerika pada 1974, dia telah menyiapkan rencana strategis jangka panjang untuk memastikan pemerintah ORBA berjalan sesuai misinya.

Pada 17 September 1983 Beek meninggal dunia. Misinya menghancurkan politik Islam dan marginalisasi umat Islam Indonesia diteruskan CSIS dan para kadernya.

Sejak 1971 sampai 1987 Rezim Orba berhasil menghancurkan politik Islam dan menempatkan umat Islam Indonesia sebagai kelompok paria dalam semua sektor kehidupan.

_Perubahan sikap dan kebijakan Soeharto kepada umat Islam pada 1988 di mana CSIS ditinggalkan Soeharto, Benny Moerdani disingkirkan dan umat Islam mulai dirangkul Soeharto, menimbulkan kemarahan besar dan rencana penjatuhan Soeharto oleh CSIS dan Sofyan Wanandi dan seluruh kader Kasebul._

Soeharto Tumbang

_Setelah bertahun-tahun berupaya menjatuhkan Soeharto yang berhubungan mesra dengan umat Islam, kesempatan emas menjatuhkan Soeharto terbuka lebar dengan bergabungnya James Riady teman karib Bill Clinton Presiden AS._

Setelah melalui pengondisian dengan berbagai cara:

Penyebaran fitnah KKN Soeharto dan Keluarga Cendana, Penunggangan penculikan aktivis yang dilakukan Tim Mawar dengan kasus lain yaitu penghilangan paksa 14 orang, sabotase ekonomi, perampokan BLBI, sampai mendorong aksi demo mahasiswa di kampus – kampus Katolik – Kristen dan merekayasa terjadinya kerusuhan Mei 98, akhirnya Soeharto mengundurkan diri 21 Mei 1998.

Berkuasa Kembali Di Era Jokowi

_CSIS dan kelompok Kasebul bersama konglomerat Tionghoa kembali berkuasa penuh seperti era ORBA 1971 – 1988 melalui terpilihnya Jokowi sebagai Presiden_.

_CSIS kembali menjadi think tank pemerintah dan meneruskan misi utamanya menghancurkan politik Islam dan marginalisasi umat Islam Indonesia._

@geloranews@geloranews

22 Oktober 2019

nahimunkar.or,

Saturday, October 26, 2019

HTI & FPI Anti Demokrasi Tapi Mencari Rejeki Di Negara Demokratis?:: ------------------------------

HTI & FPI Anti Demokrasi Tapi Mencari Rejeki Di Negara Demokratis?::
------------------------------
Oleh: Yunno Al-Haqirin

Kata-kata seperti ini sebuah pikiran kekanak-kanakan yang keluar dari seorang bocah SMP yang sudah kehabisan akal & kata-kata tapi masih ingin menang bacot. Tidak lebih dari itu.

Dan apabila kalimat ini keluar dari mulut seorang ulama, santri, atau profesor Islam, itu menandakan bahwa Al-Qur’an hanyalah sebuah dongeng tanpa hikmah bagi orang itu.

Sekedar dibaca, dihafal, ditilawahkan, tanpa diambil pelajarannya. Hanya sampai tenggorokan, tapi tidak menyentuh hati & akalnya.

Mengapa? Karena bagi orang-orang yang seperti ini, ukuran halal-haram, boleh-tidak, mungkin-mustahil, & benar-salahnya semua disandarkan pada hal-hal yang bersifat duniawi, bukan pelajaran atau hikmah dari Islam (termasuk kisah-kisah dalam Al-Qur’an).

Artinya, dengan watak, mental, & pemikiran seperti itu, orang-orang tersebut akan menjadi budak yang tunduk pada penguasa dunia sekaligus musuh para Nabi & Rasul pada jamannya. INGAT, dengan watak, mental, & pemikiran seperti di atas.

Apakah mereka akan mengatakan dengan lancang seperti:

“Wahai Ibrahim, kalau kamu tidak suka dengan sistem & peraturan di negaranya Namrudz, kenapa kamu tinggal & cari makan disini?”

“Wahai Musa, kalau kamu tidak suka dengan Fir’aun & peraturannya, kenapa kamu masih tinggal disini?”
“Wahai Nuh, pergi saja dari negara ini & jangan mencoba merubahnya kalau kamu tidak suka dengan warisan nenek moyang kami.

“Wahai Isa, kalau kamu tidak suka dengan undang-undang & konstitusi Romawi, jangan mencoba mengubahnya karena ini sudah kesepakatan bangsa Yahudi & Romawi.”

“Wahai Luth, kalau kamu tidak suka dengan kebebasan di negeri kami, keluar saja.”
“Wahai Muhammad, kalau kamu tidak suka dengan tradisi & peninggalan nenek moyang bangsa Quraisy, maka pergilah dari Makkah & jangan mencoba mengubah-ubah apapun dengan da’wahmu. Makkah harga mati!!!”

“Wahai Sulaiman, jangan kritik negara Bilqis karena dia punya negara & aturan sendiri. Jangan ikut campur.”

Dsb dll dst.

Maka jadilah Allah s.w.t yang maha agung yang “harus” tunduk, patuh, & menyesuaikan diri dengan aturan, hukum, & kemauan manusia.

Sebenarnya apabila orang-orang mau berpikir & jantan dalam mengakui kesalahan atau kekhilafannya, maka mudah saja. Cukup dengan mengatakan,
“kenapa bukan kalian yang keluar dari alam semestanya Allah sekarang juga kalau tidak suka hukum & ketentuan Allah?

 Menerapkan hukum syariat Islam secara kaffah itu wajib. Tegaknya Khilafah pun sudah menjadi janjiNya. Maka kalau kalian tidak suka, kenapa bukan kalian saja yang keluar dari alam semestanya Allah sekarang juga kalau masih punya rasa malu & rasa tahu diri?”

Dengan begitu, memang benar bahwa tugas para penda’wah adalah sama seperti tugas para Nabi & Rasul terdahulu, yaitu berda’wah, mengubah kejahiliyahan & kekafiran menjadi keimanan & ketaatan, membebaskan manusia dari penyembahan kepada sesama manusia ataupun ciptaanNya, mengurus urusan umat dengan apa-apa yang telah diperintahkan oleh Allah s.w.t, serta menjalankan hukum dariNya dengan kaffah (meskipun kita tidak akan pernah bisa semulia mereka).

Para Nabi memang berda’wah di dalam keasingan sebuah negara, masyarakat, agama palsu, maupun sistem. Namun hal itu tidak membuat mereka “merasa tidak enakan” untuk tidak menyesuaikan diri dengan apapun yang tidak sesuai dengan segala yang telah diturunkan & diperintahkan oleh Allah s.w.t.

Allah, agamaNya, & hukumNya sudah pasti lebih tinggi dari apapun yang berada di dunia maupun alam semesta.

Karena itu, para pejuang yang menggunakan selendang para Nabi & Rasul -yaitu selendang da’wah- pasti tetap akan berda’wah & berjuang untuk menegakkan hukum Allah sekalipun mereka berada di negeri asing yang mereka masih harus mencari tempat tinggal & mencari makan di dalamnya.
Mengingat bahwa dunia ini adalah milik Allah, bukan milik “mereka”.

Monday, October 21, 2019

ANTARA QADHI AL-QUDHAT AL-MAWARDI DAN AL-'ALAMAH QADHI AN-NABHANI

ANTARA QADHI AL-QUDHAT AL-MAWARDI DAN AL-'ALAMAH QADHI AN-NABHANI

KH Hafid Abdurrahman

Nama lengkapnya adalah ‘Ali bin Muhammad bin Habib al-Mawardi. Nama kunyah-nya adalah Abu al-Hasan, dan populer dengan nama al-Mawardi. Al-Mawardi dinisbatkan kepada pembuatan dan penjualan air mawar (al-warad), dimana keluarganya populer dengan sebutan itu.

Beliau dilahirkan di Bashrah, Irak, tahun 364 H. Beguru kepada ulama’ Bashrah di zamannya, Abu al-Qasim as-Shumairi (w. 386). Setelah as-Shumairi wafat, beliau melakukan perjalanan untuk menuntut ilmu di Baghdad, yang nota bene, ketika itu menjadi pusat pengetahuan dan tsaqafah di zamannya. Di sana, beliau belajar kepada ulama’ besar dan terkemuka Baghdad, Abu al-Hamid al-Isfirayini (w. 406 H). Boleh dikatakan, al-Mawardi telah menjadi murid spesialnya.

Beliau belajar bahasa dan sastra kepada Imam Abu Muhammad al-Bafi (w. 398 H). Beliau orang yang paling alim di zamannya dalam bidang Nahwu, sastra dan Balaghah, luar biasa dalam menyampaikan ceramah. Al-Mawardi sangat terpengaruh dengan kehebatan gurunya ini. Karena itu, beliau banyak menimba dari ulama’ ini.

Al-Mawardi adalah salah seorang fuqaha’ mazhab Syafii, yang sudah sampai pada level Mujtahid. Beliau sangat konsisten mengikuti mazhab Syafii sepanjang hayatnya. Belum ada satu bukti pun yang bisa digunakan untuk membuktikan kepindahannya dalam salah satu fase hidupnya ke mazhab yang lain. Ini tampak pada karyanya di bidang fikih, yang dihasilkannya. Kesibukannya untuk mengajar, menghasilkan karya-karya fikih telah mengantarkannya pada jabatan Qadhi al-Qudhat (Kepala Hakim) pada tahun 429 H. Bahkan, juga mengantarkannya sebagai pemimpin mazhab Syafii di zamannya.

Gaya penulisannya sangat jelas dan lugas. Pilihan kata dan maknanya juga sangat jelas. Susunan kata dan redaksinya juga serasi. Tidak hanya itu, beliau juga dikenal dengan akhlaknya yang tinggi, dan mempunyai rekam jejak pergaulan yang besih. Dengan karunia umur yang panjang hingga 86 tahun, wafat tahun 450 H, di tengah berbagai kesibukannya, beliau termasuk ulama’ yang mewariskan khazanah keilmuan yang luar biasa kepada umat Islam.

Karya al-Imam al-‘Allamah Qadhi al-Qudhat al-Mawardi, rahimahu-Llah, meliputi berbagai bidang keilmuan. Meski perhatiannya yang paling besar beliau curahkan untuk fikih. Di antara karyanya di bidang fikih adalah: al-Iqna’, al-Ahkam as-Sulthaniyyah, al-Hawi, Qawanin al-Wuzara’, Tashil an-Nadhr, dan Ta’jil ad-Dzafr. Karya-karya ini terbukti merupakan karya al-Mawardi, dan telah dinyatakan dengan jelas dan lugas dalam kitab-kitab Tarjamah dan Thabaqat as-Syafiiyah.

Kitab al-Ahkam as-Sulthaniyyah, merupakan kitab yang ditulis oleh al-Mawardi atas permintaan Khalifah di zamanannya, yaitu al-Qa’im bi Amri-Llah (422-467 H). Meski tidak ada bukti secara autentik, bahwa Khalifah al-Qa’im bi Amri-Llah yang meminta beliau, sebagaimana Abu Yusuf menulis kitabnya, al-Kharaj, atas permintaan Khalifah Harun ar-Rasyid, namun melihat kedudukannya sebagai Qadhi Qudhat tahun 429 H, yang tak lain adalah era Khalifah Khalifah al-Qa’im bi Amri-Llah, maka kemungkinan itu sangat kuat.

Hukum-hukum yang dituangkan dalam kitabnya, al-Ahkam as-Sulthaniyyah ini, sebagaimana yang dinyatakan sendiri oleh al-Mawardi:

“Saya sengaja mengkhususkan sebuah kitab untuk membahas hukum-hukum yang terkait dengan kekuasaan, yang berisi perkara memang wajib ditaati, agar berbagai mazhab para fuqaha’ bisa diketahui, dan apa yang menjadi hak dan kewajibannya bisa dipenuhi, supaya adil pelaksanaan dan keputusannya..”[1]

Karena itu, di dalam kitab ini beliau membahas kaidah tentang sistem politik, administrasi, keuangan, peperangan dan sosial di dalam Negara Khilafah di zamannya. Dalam penulisannya, beliau berpijak pada al-Qur’an, as-Sunnah, Ijma’ dan Qiyas, sebagaimana dalil yang lazim digunakan di kalangan mazhab Syafii. Beliau juga menjelaskan berbagai pandangan mazhab, seperti Abu Hanifah, Malik dan tentu Imam Syafii sendiri. Sementara mazhab Hanbali boleh dibilang tidak disinggung sama sekali. Mungkin karena Imam Ahmad lebih dekat sebagai Ahli Hadits, ketimbang sebagai fuqaha’.

Boleh jadi karena alasan itulah, maka al-‘Allamah Qadhi al-Qudhat, Abu Ya’la al-Farra’ (w. 458) menulis kitabnya, al-Ahkam as-Sulthaniyyah, dengan judul dan isi yang kurang lebih sama untuk menjelaskan hukum-hukum yang sama, tetapi berdasarkan mazhab Hanbali, agar Khalifah di zamannya juga mengetahui pandangan mazhab Hanbali, dan bisa menunaikan apa yang menjadi hak dan kewajibanya.

Kitab al-Ahkam as-Sulthaniyyah karya al-Imam al-Mawardi ini terdiri dari dua puluh bab, antara lain, tentang akad Imamah, pengangkat Wizarat (pembantu Khalifah), bukan wizarat dengan konotasi kementerian seperti dalam sistem Demokrasi, pengangkat Imarah ‘ala al-Bilad (kepala daerah), pengkatan Imarah ‘ala al-Jihad (komando jihad), dan sebagainya. Termasuk bab tentang penetapan Jizyah dan Kharaj, hukum Ihya’ al-Mawat (menghidupkan tanah mati), eksplorasi air (termasuk tambang), Hima dan Irfaq (proteksi lahan dan kepemilikan umum), hingga Diwan (administrasi), Ahkam al-Jara’im (hukum tindak kriminal), dan Hisbah.

Dilihat dari struktur pembahasannya, kitab al-Ahkam as-Sulthaniyyah memang memuat hukum-hukum yang oleh penulisnya dianggap sangat dibutuhkan oleh para penguasa, khususnya Khalifah dan jajarannya, di satu sisi, agar bisa menjalankan apa yang menjadi kewajibannya. Di sisi lain, juga bisa menjadi pegangan masyarakat, agar mengetahui apa yang menjadi haknya, dan kewajiban para penguasa itu terhadap diri mereka. Dengan begitu, mereka mempunyai pedoman untuk melakukan check and balance.

Namun, kitab ini masih mencampuradukkan hukum-hukum syara’ yang membahas sistem pemerintahan (Nidzam al-Hukm), sistem ekonomi (an-Nidzam al-Iqtishadi), sanksi hukum (Nidzam al-‘Uqubat), termasuk masalah administrasi dalam satu kitab. Karena itu, jika kita simpulkan, kitab al-Ahkam as-Sulthaniyyah ini sebagai kitab yang khusus membahas tentang sistem pemerintah, sebenarnya tidak tepat. Karena di dalamnya ada juga pembahasan tentang hukum lain. Tetapi, ini bisa dimaklumi, karena sistematika keilmuan dan sistem di era itu belum se detail saat ini.

Konsekuensinya, jika kitab al-Ahkam as-Sulthaniyyah ini kita implementasikan pada saat ini, tentu kurang sistematis. Meski, isinya cukup memadai berbagai pembahasan yang dibutuhkan, termasuk sebagai referensi awal dan autentik. Dikatakan sebagai sebagai referensi awal, karena ini merupakan salah kitab paling awal yang membahas sistem pemerintahan. Dikatakan autentik, karena kitab ini sekaligus menjadi dokumen autentik untuk menjawab keraguan orang yang selama ini menuduh, bahwa Khilafah tidak ada. Sistem Khilafah tidak jelas. Khilafah tidak wajib, dan tuduhan-tuduhan bodoh lainnya.

Karena itu, bisa dimengerti, jika saat ini kita membutuhkan referensi lain, selain kitab ini, sebagai pelengkap sekaligus menjawab kebutuhan modern yang belum terjawab dengan lugas dan jelas dalam kitab ini. Inilah yang kemudian bisa kita temukan dalam kitab al-‘Allamah al-Qadhi Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, rahimahu-Llah (w. 1977 M), Nidzam al-Hukm fi al-Islam. Kitab yang terakhir ini bisa dikatakan sebagai sistemisasi karya al-Mawardi dalam konteks kekinian, sekaligus menjawab apa yang belum ada di zamannya, dan dibutuhkan ijtihad baru. Istilah Wazir Tafwidh dan Wazir Tanfidz, yang digunakan oleh al-Mawardi, misalnya, digunakan oleh an-Nabhani, tetapi dengan konotasi yang tepat dan akurat dalam konteksnya. Karena itu, beliau istilahkan dengan Mu’awin Tafwidh dan Mu’awin Tanfidz. Karena, istilah Wazir di sini konotasinya Mu’awin, bukan konotasi “Menteri” dalam sistem Demokrasi.

Apa yang tampak tidak jelas dalam pembahasan al-Mawardi, seperti masalah Wilayatu al-‘Ahdi (putra mahkota), status hukumnya, dan bagaimana memahami keabsahannya sebagai proses transisi kekuasaan, juga didudukkan dengan tepat dan akurat oleh an-Nabhani. Meski dalil-dalil dan riwayat yang digunakannya sama, tetapi perspektif dan istimbat-nya berbeda. Dari sini, akhirnya kita tahu, apakah di dalam Islam mengenal putra mahkota, atau tidak? Kalau pun ada, bagaimana proses dan mekanismenya? Termasuk metode baku pengangkatan Khalifah, yang selama ini dianggap tidak jelas. Semuanya dibahas dengan lugas dan jelas.

Kembali kepada karya-karya al-Mawardi di bidang politik, dimana kitab ini bukan satu-satunya karya beliau, bisa disimpulkan, bahwa beliau fokus menjelaskan hukum-hukum fikih berdasarkan al-Qur’an, as-Sunnah, Ijma’ dan Qiyas dalam masalah ini. Beliau sangat sedikit sekali menggunakan syair, kata bijak dan metafor dalam kitabnya. Berbeda ketika kita membaca kitabnya yang lain, seperti Adab ad-Dunya wa ad-Din. Di sini, kita akan menemukan banyak sekali syair, kata bijak dan metafor yang digunakan untuk mendukung pendapatnya.

Ini bisa dipahami, karena tujuan penulisan karya-karyanya di bidang politik ini memang berbeda dengan yang lain. Tetapi, ada yang menarik. Dalam kitab Al-Ahkam as-Sulthaniyyah ini, maupun karya fikih politik beliau yang lain, beliau sama sekali tidak terpengaruh dengan teori-teori Socrates, Plato, Aristoteles atau filsuf Yunani lainnya. Meski, ketika itu buku-buku tersebut sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.

Dengan begitu, kitab al-Ahkam as-Sulthaniyyah karya Qadhi al-Qudhat al-Mawardi ini merupakan kitab rujukan penting. Namun, kitab ini mempunyai kedudukan dan kekuatan tersendiri. Selain penulisnya yang nota bene adalah Mujtahid, kitab ini ditulis oleh salah seorang pelaku sejarah, dengan jabatan Qadhi al-Qudhat, di zamannya. Karena itu, meski ini bukan rujukan satu-satunya, tetapi kitab ini penting, sekaligus menjadi dokumen autentik penerapan sistem pemerintahan Islam di dalam Negara Khilafah, di era Khilafah ‘Abbasiyyah.

Bogor, 23 Dzulhijjah 1435 H

17 Oktober 2014 M

KH Hafidz Abdurrahman