Tuesday, July 22, 2014

Khomeini: Nabi Muhammad, Nabi yang Gagal

Para Pendukung Syiah pasti kesal dan memberikan komentar pembelaan. Perkataan Khomeini tersebut berdasarkan kesaksian langsung dari Ulama Besar Indonesia, Buya Hamka. Berikut rincian penjelasannya.

Khomeini: Nabi Muhammad, Nabi yang Gagal

KIBLAT.NET, Jakarta – Ustadz Fahmi Salim, MA menjelaskan bahwa revolusi Iran bukanlah kebangkitan Islam, tetapi merupakan kebangkitan Syiah pada awal abad ke 15 hijriyah. Dalam revolusi itu Syiah berhasil menggulingkan rezim Reza Pahlevi.

Menurut Fahmi, umat Islam pada awalnya memang belum memahami bahwa revolusi yang terjadi di Iran pada waktu itu adalah revolusi Syiah.

“Akan tetapi sedikit demi sedikit mulai terkuak misi yang dibawa Khomeini selaku pemimpin revolusi Syiah saat itu,” kata Fahmi dalam Tabligh Akbar dan Bedah Buku yang digelar di Masjid An Ni’mah, Perumahan Citra Gran, Cibubur pada Sabtu (31/05)

Peraih gelar MA di bidang Tafsir dan Ulumul Qur’an Universitas Al-Azhar ini mengatakan, para tokoh Islam seperti Buya Hamka dan Pak Natsir sudah mencium gelagat yang tidak beres sejak awal. Pada tahun 1980, Buya Hamka pernah menghadiri undangan ke Iran, ia menyaksikan langsung bagaimana terjadinya kebangkitan versi Syiah. Kebangkitan di Iran itu ingin mengembangkan Syiah ke seluruh dunia.

“Khomeini menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW itu termasuk Nabi yang gagal, tidak berhasil membawa keadilan, tidak berhasil membina umat. Karena sejak awal dulu Nabi tidak berani menyampaikan gagasan tentang imamahnya Ali bin Abi Thalib,” kata Fahmi, menyampaikan kesaksian dari Buya Hamka yang pada saat itu mendengar secara langsung pidato Khomeini.

Fahmi juga menyampaikan pernyataan Muhammad Natsir pada tahun 1983, bahwa Syiah suatu saat akan menjadi bom waktu di Indonesia. Saat itu terbatasnya akses informasi membuat apa yang ada di balik revolusi Iran tidak dapat diketahui. Dengan jaringan informasi yang dia miliki, Natsir berkesimpulan kalau Syiah sampai bisa berkembang di Indonesia, dengan terinspirasi revolusi Khomeini.

“Dan pernyataan Natsir waktu itu mulai terlihat dampaknya akhir-akhir ini,” tuturnya.

Sebagaimana diketahui bersama, jaringan Syiah mulai terang-terangan dalam menyebarkan syiar kesesatannya. Mereka mulai merambah ke berbagai bidang di masyarakat, bahkan mereka memasuki percaturan politik dan pemerintahan. di beberapa daerah Syiah mulai menebarkan teror dan tak segan-segan melakukan aksi kekerasan.

Pada tahun 1984 MUI telah mengeluarkan fatwa tentang pokok-pokok kesesatan aqidah Syiah, dan menghimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadapnya. Kalau saat ini tentunya masyarakat tidak hanya sekadar waspada, demikian tutur Fahmi Salim.

Dalam kesempatan itu, Fahmi Salim menjadi perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menjelaskan kepada masyarakat tentang buku ‘Mengenal dan Memahami Penyimpangan Syiah di Indonesia’.

Reporter: Imam.S
Editor : Qathrunnada

‪#‎prayforgaza‬ ‪#‎savegaza‬ ‪#‎savepalestine‬ ‪#‎freegaza‬ ‪#‎freepalestine‬ ‪#‎selamatkanindonesiadarisyiah‬ ‪#‎indonesiadamaitanpasyiah‬ ‪#‎savesuriah‬ ‪#

Sunday, July 20, 2014

HIZBUT TAHRIR ADALAH ALAT IMPERIALIS? 




Agus Trisa
19 April
HIZBUT TAHRIR ADALAH ALAT IMPERIALIS?

saya itu sebenarnya kasihan dengan kawan2 di HT. mereka itu sebenarnya orang2 yang baik yang menginginkan syariat islam itu tegak di muka bumi dan menginginkan umat islam itu bersatu di bawah naungan khilafah.

namun sayang seribu sayang, cita2 yang besar ini ternyata tidak dibarengi oleh kemapanan ilmu, strategi dan langkah yang konkrit dalam perjuangannya, sehingga sadar atau tidak HT menjadi sangat mudah dijadikan alat kepentingan imperialis untuk merongrong kekuatan islam dari dalam umat islam itu sendiri. hal itu sangat mungkin terjadi. cobalah anda perhatikan, organisasi sebesar HTI di indonesia. punya kantor cabang di jakarta. namun mereka sendiri tidak mengetahui siapa para pemimpin mereka? dimana mereka berada? dimana kantor pusatnya? dimana kantornya? bahkan mereka saling berkomunikasi dengan para pemimpin mereka pun hanya melalui jalur internet, email, dsb. sehingga orang pun akhirnya bertanya-tanya, siapa sebenarnya yang mengendalikan HTI ini? mungkinkah HTI ini disetir oleh negara2 imperialis? tentu saja sangat mungkin sekali. sayang banyak syabab HTI tidak menyadari hal ini.

saya tidak ada maksud untuk merendahkan saudara2 saya di HT. tapi coba saudara pikirkan perjuangan HT saat ini dari hari ke hari, dari waktu ke waktu. tidak ada perubahan yang terjadi kecuali hanya perjuangan dari seminar ke seminar. diskusi ke diskusi, konferensi ke konferensi. jumlah anggotanya pun dari waktu ke waktu segitu-gitu aja. tak ada efek sama sekali. tak ada perubahan. seakan2 HT ini dibonsai. seperti katak dalam tempurung. sekeras apapun mereka berteriak syariah dan khilafah, tetap saja mereka berada dalam tempurung.

memperhatikan gerak-gerik HTI tersebut saya semakin bertanya-tanya, mungkinkah Hizbut Tahrir adalah alat imperialis?
====================================================================================
Komentar:

Tulisan semacam ini sebenarnya tidak perlu ditanggapi secara serius. Sebab, komentar semacam ini tidak lebih dari dugaan-dugaan kosong tak berdasar yang hanya berangkat dari asumsi-asumsi asumtif semata. Namun, sebagai sedikit pembanding, bisa saja dikomentari secara singkat.
>>>
Mungkinkah HTI adalah alat imperialis? Jawabannya : tidak mungkin dan tidak akan bisa.

Bagaimana bisa HTI dikatakan sebagai alat imperialis sementara salah satu aktivitas HTI adalah membongkar makar para imperialis. Bahkan dalam tataran ide, pemikiran yang diusung HTI justru bertentangan, menentang, dan bersifat menyerang ide para imperialis. Lantas, bagaimana bisa HTI dikatakan sebagai alat imperialis?

Justru yang menjadi alat imperialis sesungguhnya adalah mereka yang berusaha menghalangi dakwah HTI. Sebab, semakin kuat posisi HTI, maka ide-ide imperialis akan semakin tergusur. Oleh karena itu, orang yang memberikan stigma negatif terhadap HTI, mencitrakan HTI sebagai sesuatu yang buruk agar dijauhi umat, bisa jadi dia sendiri adalah alat imperialis. Orang seperti ini adalah orang yang galau, tidak mampu membungkam argumen dan ide HTI, lantas diseranglah institusinya.

Adapun berkaitan dengan tidak dipublikasikannya kantor HT (Hizbut Tahrir Internasional), atau wajah amir Hizbut Tahrir, atau dimana keberadaan amir HT, dan sebagainya; itu semua pernah dijawab oleh juru bicara Hizbut Tahrir Internasional, “Dengan adanya penganiayaan terhadap para anggota kami di Dunia Islam, kami tidak ingin membantu para penguasa tiran dengan menunjukkan keberadaan pemimpin partai (HT).”

Dalam tataran ide, menjaga kerahasiaan organisasi merupakan salah satu bentuk peneladanan terhadap aktivitas dakwah Rasulullah saw. Dimana Rasulullah saw., telah merahasiakan manajemen organisasinya bersama para sahabat, semata-mata untuk menjaga keselamatan dakwah. Ya, dakwah ini perlu dijaga. Seandainya dakwah ini tidak dijaga, maka siapakah yang akan memperjuangkan tegaknya kekuasaan Islam melalui thariqah dakwah Rasul? Jadi, menjaga kerahasiaan manajemen partai ini perlu dilakukan.

Dalam konteks perjuangan penegakan kekuasaan Islam, HT tidak menyandarkan pada figur. Melainkan pada ide yang telah diadopsinya. Oleh karena itu, wafatnya Taqiyuddin An-Nabhani dan Abdul Qadim Zallum tidak menjadi surut langkah HT. Termasuk pula, tidak dipublikasikannya wajah dan keberadaan amir HT, hal itu tidak akan menjadikan langkah perjuangan syabab HT di seluruh penjuru dunia menjadi surut. Sebab, mereka (para syabab) bergerak dan beraktivitas, digerakkan oleh ideologi yang mereka emban, yaitu ideologi Islam; dan bukan bergerak berdasarkan faktor ketokohan. Seandainya HT menyandarkan aktivitas kepada tokoh-tokohnya, maka niscaya langkah perjuangan HT akan semakin surut, mengingat tidak sedikit para tokoh HT yang ditangkapi di berbagai penjara para tiran.

Kemudian, jika dikatakan bahwa perjuangan HT tidak memiliki hasil melainkan hanya konferensi dan muktamar, hal itu dikarenakan mereka tidak memahami realitas yang sesungguhnya. Kenyataannya, HT telah berperan sebagai motor penggerak, untuk menggerakkan manusia dari cara berpikir sekularistik menuju manusia berkarakter Islam. HT telah berhasil membuat umat menjauhi sistem demokrasi dan lebih memilih syariah Islam. Konferensi-konferensi dan muktamar-muktamar HT (yang hanya sekedar ngomong itu), telah membuat para imperialis dan alat-alatnya menjadi galau dan marah. Inilah hasilnya. Umat pun berhasil tersadarkan, bahwa sesungguhnya demokrasi hanya menipu dan menyengsarakan rakyat. Demokrasi tidak mampu membuat orang menjadi semakin dekat dengan Alah, namun justru membuat manusia semakin jauh dari Allah. Ini semua adalah karena aktivitas dakwah yang dilakukan para syabab Hizbut Tahrir. Tidak heran jika jumlah pendukung Hizbut Tahrir, dari hari ke hari semakin bertambah. Itu artinya, ide tentang penegakan syariah Islam ini telah diterima masyarakat. Alhamdulillah. Tentunya, siapa pun yang mendambakan syariah Islam tegak di Indonesia, seharusnya dia turut bangga dan berbahagia hatinya. Bukan malah mencaci maki dan berusaha semakin keras menghalangi HT.

Wallahu a’lam.

Menggugat MOS

Menggugat MOS


14 Jul 2014   | Buletin gaulislam · Tahun VII/2013-2014 Tags: buletin · gaulislam · HAM · islam · MOS · muda · muslim · pendidikan · remaja · sekolah
gaulislam edisi 351/tahun ke-7 (16 Ramadhan 1435 H/ 14 Juli 2014)



Sobat gaulislam, nggak kerasa liburan udah usai. Hari ini, Senin (14/7/2014) adalah hari pertama kamu masuk sekolah di tahun ajaran baru. Nggak kerasa temen-temen udah naek kelas. Buat temen-temen yang lulus SD, SMP ato SMA, udah siap-siap adaptasi dengan sekolah baru. Nggak hanya siswa baru yang berusaha adaptasi dengan sekolah, sekolah juga berupaya ngenal siswanya lho. Caranya yaitu dengan ngadain MOS alias Masa Orientasi Siswa. Masa orientasi siswa biasanya mulai dari tingkat SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Tapi, belakangan ini beberapa tingkat sekolah dasar pun udah melakukan MOS. Tujuannya apa tuh? MOS itu awalnya sih untuk untuk memperkenalkan lingkungan sekolah en seluruh tetek-bengek sekolah dari norma, budaya sampai tata tertib pada siswa baru. MOS juga bermanfaat membangun ketahanan mental, meningkatkan disiplin, mempererat tali persaudaraan juga ngarahin anak untuk memilih ekstrakulikuler yang sesuai dengan bakat dan minat.

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Jadi kalo kita balik ke definisi MOS sebenernya kan tujuannya baik. Nyiapin siswa baru ngadepin proses belajar mengajar. Mulai dari pengenalan lingku­ngan, sarana prasarana sekolah en pemanfaatannya. Selain itu MOS kudu bikin siswa baru lebih mengenal guru en gaya mengajarnya biar nggak kaget bin heran pas diajarin guru tersebut. Misalnya ada guru yang suaranya kenceng banget saat ngajar. Sebenarnya cuma masalah style, tapi kalo siswa barunya nggak dapat bocoran tentang ini ketika MOS, baru sehari masuk, bisa aja besoknya siswa barunya udah ogah masuk sekolah.

Mustinya, sebagai seorang ibu yang sedang mengandung, eh maksudnya, sebagai sebuah sekolah yang baru menyambut kelahiran peserta didiknya, sekolah udah kudu menyambut kedatangan siswa barunya dengan sebaik-baiknya. Supaya siswa baru itu bisa masuk sekolah dengan gembira, optimis, tahu tentang apa yang harus dilakukan, tahu dan mau menjalankan proses belajar. Singkatnya siswa memiliki orientasi yang jelas tentang sekolah yang ia pilih.

Nah, itu niat semula. Tapi pada prakteknya, huaah, bully abis! Siswa baru bukannya dididik dan diarahkan bak ibu yang mempersiapkan anaknya yang masih orok, tapi mereka justru diperlakukan kasar dan tidak manusiawi. Mulai dari atribut yang aneh, semisal kaos kaki warna-warni, tas dari kresek (baca: plastik) atau karung goni, gantungan leher, topi kuncung dari karton, pokoknya nggak keruan deh. Terus tugasnya aneh-aneh en gak masuk akal. Misal nih ya, siswa baru pulang sore en besok paginya musti bawa jangkrik. Siswa cowok bawa jangkrik betina, siswa cewek bawa jangkrik jantan. Hei, mikir donk! Gimana bedainnya coba? Syukur-syukur kalo siswa barunya itu babehnya penjual jangkrik. Kali aja bisa bedain, kalo nggak? Kan repot! (lebih rempong lagi kalo disuruh bawa anak beruang yang masih menyusui. Whoaaa!)

Gimana Bro en Sis? Ngeselin kan? Wah kalo ada di antara kalian yang masih bilang “Itu kan seru,”, gawat banget deh. MOS itu bener-bener udah jadi ajang perploncoan senior dengan junior. Beberapa kasus MOS bahkan memakan korban. Gimana nggak, selama MOS, mereka hanya mendapatkan satu sampai dua botol air untuk diminum bersama tiap harinya. Ini menyebabkan mereka dehidrasi. Selain itumereka mengalami kekerasan fisik seperti ditendang atau diinjak oleh para senior, bahkan beberapa siswi baru yang mengikuti kegiatan pun juga diduga ada yang mengalami pelecehan seksual.



Gara-gara MOS

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi Komisi Perlin­dungan Anak Indonesia (KPAI) pada April 2012 terhadap sembilan Provin­si yaitu Sumatera Barat, Lampung, Jambi, Banten, Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Ka­limantan Timur ditemukan ang­ka kekerasan yang cukup tinggi di sekolah. Catet nih ya, umumnya, kekerasan ini terjadi saat kegiatan MOS. Dari total res­ponden 1.026 anak ternyata menyatakan 66,5  persen atau 628 anak pernah mengalami kekera­san yang dilakukan guru, 74,8 persen 767 anak pernah menga­lami kekerasan yang dilakukan te­man sekelas (74,8 %), dan se­banyak 578 anak pernah menga­la­mi kekerasan yang dilakukan teman lain kelas (56,3 %).

Contoh realnya nih ya, pada tahun 2012, MOS sekolah elit Don Bosco jatuhin 4 orang korban. Siswa-siswa baru tersebut mengaku dibawa keluar dari SMA Don Bosco, terus diplonco seniornya di suatu tempat. Di sana mereka dianiaya. Dipukul, ditendang dan disundut rokok. Astaghfirullah, sadis bin kejam. Tahun 2013 terjadi di Yogyakarta. Aninda Puspita (16), warga Daleman, Gadingharjo, Sanden, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meninggal dunia saat mengikuti masa orientasi siswa di sekolahnya, SMK 1 Pandak Bantul. Belum lagi peristiwa yang lalu-lalu. Bahkan sampai level perguruan tinggi, MOS adalah ajang balas dendam (dendamnya ke kakak kelas, balasnya ke adik kelas. Nah lho?). Pada 2006, kasus kekerasan yang merenggut nyawa beberapa mahasiswa di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Kok mau menyiapkan pejabat pemerintahan metode yang dipake full kekerasan? Sampe ada yang meninggal dan cacat. Begitu juga dengan Fikri Dolasmantya Surya, mahasiswa ITN ini meninggal karena dehidrasi pada MOS tahun 2013 di Pantai Goa China, Desa Sitiarjo, Malang.

Itu memang data lama, tetapi tidak menutup kemungkinan bisa terulang. Semoga saja di tahun ini nggak ada MOS yang bikin rusuh dan kacau.



Ini dia, biang keroknya!

Sobat gaulislam, ada banyak reaksi yang ditunjukkin oleh orang tua, sekolah, dinas pendidikan, kepolisian en lembaga perlindungan anak tentang praktek bullying dalam MOS. Semua pihak nganggep serius masalah ini. Nggak jarang lho berbagai pihak saling menyalahkan dan lempar tanggung jawab. Pihak orang tua menuding sekolah cuekdengan kegiatan yang berlangsung dalam MOS. Pihak sekolah menyalahkan dinas pendidikan yang masih memberlakukan MOS pada penyambutan siswa baru. Nah, jadi bribet kan? Terus ini salah siapa dong?

Adanya pemberian sanksi, peningkatan pengawasan sekolah en perbaikan cara mengajar guru nggak efektif en nggak bisa menuntaskan persoalan kalo nggak dilandasi kesadaran pada sumber masalahnya. Kasus bullying adalah satu kasus yang nggak bisa lho dianggap terpisah dari kasus-kasus kenakalan en penyimpangan perilaku lainnya. Seks bebas, geng motor anarkis, tawuran, konsumsi narkoba, kecanduan ngelem, mencuri, memperkosa, membunuh bahkan menjual remaja lain untuk tujuan prostitusi adalah juga potret lain remaja saat ini

Kalau kita kaji, teropong en perhatikan, sebenarnya penyebab terjadinya berbagai penyimpangan perilaku remaja saat ini tuh ya, karena yang pertama, sistem kapitalisme yang dipake sebagai ideologi negara ini bikin orang jadi serba bebas. Ya bebas berkeyakinan, bebas berperilaku, bebas berpendapat en bebas memiliki harta (meski kudu menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya). Gara-gara punya kekebebasan yang bablas inilah, lahir tuh konsep hak asasi manusia (HAM). Akibatnya semua orang termasuk remaja merasa berhak berbuat apapun, nggak peduli orang lain terganggu dengan ulahnya. Perbuatan-perbuatan bullying en nyeleneh pun udah dianggep biasa, karena yang lain juga melakukannya. Inilah yang jadi sumber lahirnya berbagai penyimpangan perilaku.

Kedua, sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) yang kental dalam sistem pendidikan bikin pendidikan agama jadi formalitas aja. Paling banter nih ya, agama diambil nilai-nilainya doang. Nggak ada strategi untuk jadiin agama sebagai tuntunan yang kudu dipahami terus diamalkan oleh anak didik, supaya berpengaruh dalam perilaku kesehariannya. Ini bukti kalo sistem pendidikan telah gagal melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas, yang nggak sekadar IQ-nya yang high tapi juga memiliki iman yang mantap dalam kehidupannya.

Ketiga, negara kita itu suka banget apa-apa mengatasnamakan ‘kepentingan ekonomi’. Nah, dengan alasan ekonomi ini, negara ngebiarin media nayangin porno en kekerasan. Belum lagi sanksi yang lunak alias empuk bagi perilaku kriminalitas remaja seperti yang ditetapin dalam undang-undang perlindungan anak. Huuaah! Jadi tambah besar kepala remaja kayak gini. So, pemerintah kesannya nggak serius nyiptain iklim yang baik buat pembinaan generasi. Pfuuuh…



Solusi tuntas

Sobat gaulislam, kalo mau cari solusi harusnya nggak nanggung-nanggung. Jangan berdiam diri membiarkan bangsa ini kehilangan sumber daya manusia yang mumpuni di masa mendatang karena para remajanya rusak. Kita itu butuh sistem pengganti untuk menuntaskan permasalahan tersebut. Sistem pengganti tersebut adalah Islam sebagai ideologi dan sumber aturan kehidupan. Islam memiliki sistem yang sempurna untuk mengatur kehidupan manusia termasuk remaja. Semua subsistem terintegrasi dalam kesamaan visi untuk taat kepada Allah Ta’ala, Sang Pencipta manusia, kehidupan dan alam semesta yang disediakan untuk manusia.

Sulit membayangkan MOS bisa berjalan ideal dengan sistem pendidikan saat ini yang titik beratnya melahirkan generasi instan; siap kerja tanpa menjadi ahli (atau malah ada yang nggak siap kerja dan nggak bisa jadi ahli). Dalam Islam, sekolah merupakan ajang untuk mendapatkan ilmu untuk diaplikasikan dalam kehidupan. Anak didik dibekali pemahaman Islam yang kuat untuk kehidupannya. Pas mereka terjun ke masyarakat, halal dan haram otomatis akan menjadi landasan aktivitasnya. Perilaku yang menyimpang (termasuk acara MOS yang bikin kacau urusan) nggak akan nongol dalam kehidupannya.

Negara Islam (Khilafah Islamiyah) akan mengeliminir fasilitas-fasilitas yang bisa mengakibatkan perilaku menyimpang remaja, semacam situs pornografi, tempat-tempat nongkrong remaja atau rumah-rumah dugem. Negara juga akan memberikan hukuman yang tegas terhadap perilaku menyimpang, karena Islam juga memiliki sistem sanksi yang jelas dan adil.

Udah saatnya sistem kapitalisme sekularisme yang penuh dengan kerusakan ini diganti dengan sistem Islam yang penuh dengan keharmonisan dan kemaslahatan. Yuk, bareng-bareng mewujudkannya melalui dakwah! Allahu Akbar! [Wita Dahlia | witadahlia19@gmail.com]

Peringatan Syeikh Issam Amiroh dari Palestina :  15 Perkara yang Hilang Akibat Ketiadaan Khilafah


Peringatan Syeikh Issam Amiroh dari Palestina :
15 Perkara yang Hilang Akibat Ketiadaan Khilafah


Pada bulan Rajab ini, tepatnya pada 28 Rajab 1342 H bersamaan dengan 3 Maret 1924, institusi Khilafah yang selama ini menerapkan syariah Islam dan menyatukan umat runtuh. Berikut ini peringatan dari Syeikh Issam Amiroh dari Palestina, apa yang hilang dari kita setelah khilafah tiada.

Sudah menjadi hal yang umum jika seseorang kehilangan sesuatu, ia tidak akan ragu memberitahukan semua hal yang berkaitan dengan sesuatu yang hilang itu. Jadi kami perlu berteriak hari ini di depan semua penguasa dunia Islam sambil berkata,” Hai Raja, Presiden, Amir dan Sultan ! Kamu pencuri !” dengan tanpa ragu-ragu.

Jika mereka bertanya apa yang hilang ? Kita akan menjawab dengan jelas dan yakin bahwa sejak mereka mengambil kekuasaan umat Islam dengan mengikuti leluhurnya yang telah berkonspirasi dengan Inggris dan terakhir AS. Kita kehilangan sesuatu yang sangat berharga.

Merasa kehilangan sejak runtuhnya Turki Utsmani sekitar delapan puluh tahun yang lalu. Kita merasa kehilangan ayang amat sangat dan di luar yang kita bayangkan. Kami percaya itu akan berguna bagi kaum muslim agar mengetahui dirinya telah kehilangan.

Dengan demikian akan mendorong dirinya untuk secara langsung berusaha dengan orang-orang yang bersungguh-sungguh mengembalikan khilafah dan memulai jalan hidup Islam.

Saya menghitung ada 15 hal penting yang hilang dalam umat Islam akibat mereka menyerahkan dirinya pada rejim kufur dan berhenti berhukum dengan syariat Islam.

Kehilangan itu adalah :

Pertama, keridhaan Allah SWT. Keridhaan Allah SWT dapat dicapai dengan mengikuti seluruh hukum dan aturan-Nya dengan penuh ketaatan sebagaimana dipraktikan oleh nabi kita Muhammad saw. Dengan kata lain menegakkan negara Islam yang merujuk pada syariat baik urusan di dalam maupun luar negeri pada setiap aspek kehidupan.

Kedua, hilangnya Imam atau Khalifah atau Amirul Mukminin, di mana bai’at kepadanya merupakan suatu yang amat vital bagi setiap muslim. Rasulullah saw bersabda, ” Barangsiapa yang mati sedangkan di pundaknya tidak ada bai’at maka matinya jahiliyah.” Saya ingin Anda membayangkan bagaimana berdosanya kaum muslim sejak runtuhnya Khilafah Ustmani tahun 1924 yang merupakan khilafah terakhir . Akhirnya secara spontan banyak yang hilang ketika kaum muslim kehilangan legitimasi kepemimpinan ini dan kehilangan lainnya menyusul seperti bola salju.

Ketiga, hilangnya rasa aman dan jaminan keamanan yang menyebabkan ketakutan.

Keempat, hilangnya ilmu pengetahuan, pendidikan dan kepedulian yang lahir dari kepibadian Islam. Hal ini disebabkan oleh begitu dominannya kebodohan dan buta huruf yang diakibatkan oleh kemiskinan dan kepribadian yang goyah.

Kelima, hilangnya kekuatan dan Jihad yang disebabkan kelemahan dan kekalahan.

Keenam,hilangnya kekayaan yang disebabkan kemiskinan

Ketujuh, hilangnya pencerahan dan pedoman yang benar yang disebabkan kegelapan dan pedoman yang salah.

Kedelapan, hilangnya kehormatan dan martabat yang disebabkan penghinaan

Kesembilan, hilangnya kedaulatan dan ketergantungan dalam membuat keputusan politik akibat ketundukan kepada negara-negara penjajah kafir barat dan timur.

Kesepuluh, hilangnya keadilan yang disebabkan penindasan dan ketidakadilan.

Kesebalas, hilangnya keimanan dan keikhlasan yang disebabkan pengkhianatan penempatan orang yang salah pada tempat yang salah.

Keduabelas, hilangnya sikap dan moral yang terpuji yang menyebabkan kejahatan dan sikap yang tercela.

Ketigabelas, hilangnya negeri-negeri Islam dan tempat tinggal, tidak hanya Palestina tetapi juga Andalusia (sekarang yang disebut Portugal dan Spanyol), wilayah yang luas di Asia Tengah dan Timur Jauh, Kosovo, Bosnia, Kashmir dan yang lainnya, yang menyebabkan jutaan imigran, gelombang pengungsi dan pendeportasian.

Keempatbelas, hilangnya tempat suci dan akibatnya adalah kaum muslim dilarang shalat di Masjid Al-Aqsa selama 50 tahun sampai saat ini. Kami juga menyesalkan untuk mengatakannya pada Anda bahwa dua masjid lainnya pun yaitu Masjid Al-Haram dan Masjid Al-Nabawi tidak di dalam kondisi yang diinginkan.

Kelimabelas, hilangnya kesatuan dan integritas yang diakibatkan terpecahnya negeri kaum muslim menjadi 56 bagian yang tidak sah, dan AS tengah bekerja keras menciptakan bagian ke 57 di Palestina, ke 58 di gurun Afrika barat dan ke 59 di Timor Timur.

Itulah kehilangan yang besar untuk disampaikan pada Anda bahwa semua telah lepas dari tangan kita setelah kita banyak kehilangan.
(AF)

==============================

Ustadz Felix Siauw.

Ustadz Felix Siauw.

orang-orang yang ingin mencapai kebaikan lewat jalan keburukan | tak ada ubahnya menyapu dengan lumpur lalu berharap bisa bersih

di zaman ini mudah sekali orang beralih dukungan, hari ini memuji besok memaki | hari ini dijadikan pahlawan besok sudah jadi pecundang

aib dibuka dan fitnah ditebar, pujian murah demikian pula cacian | benarkah semua itu dilakukan demi kebenaran dan keyakinan?

dalam Islam, perang pun ada etika, dalam Islam membenci pun ada tuntunan | bahwa semua karena Allah, pada amalnya bukan pada orangnya

sekarang yang dibenci itu orang bukan ke-kufuran-nya | yang dipuji itu orang bukan ke-Islaman-nya

tatkala jagoannya bermaksiat dia kata "ini terpaksa, darurat" | saat yang dimusuhinya beribadah dia kata "ini pencitraan"

kita tak ubahnya seperti anak kecil yang tak bijak | lupa tujuan dan kehilangan tempat berpijak

kita berubah mendukung orang bukan syariat | kita berubah memuji orang bukan apa yang dia pegang

kita sibuk dengan agenda dan kepentingan orang lain | membelanya lebih daripada Al-Qur'an dan As-Sunnah

kita mulai lebih banyak berkata-kata tentang demokrasi, tentang nasionalisme | lebih daripada berkata-kata tentang syariat, tentang Islam

kita fokus pada pemenangan orang bukan pemenangan syariat | berharap pada orang bukan berharap pada kebaikan Islam

lalu siapa yang mengingatkan ummat bahwa Al-Qur'an ini wajib diterapkan? | bahwa ucapan Rasulullah bukan hanya sejarah tapi panduan?

tugas ulama bukan mendukung satu atau dua pemimpin | tapi memastikan mereka menerapkan hukum Allah

bencilah seadanya, cintailah seadanya, manusia bisa dan cepat berubah | dan saat itu terjadi, jangan sampai kita yang sakit hati, rugi

cintai Allah sepenuhnya, perjuangkan Al-Qur'an dan As-Sunnah sampai mati | sampai kapanpun kita takkan kecewa, Allah takkan ingkar janji

begitulah saya tidak mendukung satu dua pemimpin | tapi saya mendukung siapapun yang berkomitmen pada syariat Allah

ambillah ini sebagai nasihat bila bermanfaat | bila tidak ada kebaikan, abaikan saja | jangan sampai jadi dosa karena mencela 

Kesimpulan dari diskusi tentang pertanyaan

Agus Trisa.

Kesimpulan dari diskusi tentang pertanyaan:

"Mengapa demokrasi yang sudah banyak menjatuhkan pengusungnya ini masih juga dipakai? Padahal dari sisi hujjah/argumentasi, pihak yang pro demokrasi kalah daripada pihak yang kontra demokrasi.?"

Kesimpulannya:

1) Secara umum, pihak yang pro demokrasi telah kalah argumen/hujjahnya. Mereka seolah tidak punya hujjah lagi untuk memperdebatkan "boleh-tidaknya mengambil demokrasi sebagai jalan perubahan". Dari sejak kasus tumbangnya FIS di Aljazair, kemudian Hammas di Palestina, hingga Ikhwanul Muslimin di Mesir, pihak yang pro dengan demokrasi, jarang sekali (atau bahkan hampir tidak ada) yang dengan lantang membuka diskusi tentang "boleh-tidaknya mengambil demokrasi sebagai jalan perubahan". Bisa jadi, tidak adanya kemauan mendiskusikannya dari pihak yang pro demokrasi, dikarenakan mereka sudah tidak lagi memiliki hujjah untuk membantah argumen pihak yang kontra demokrasi. Intnya dalam hal istidlal (berdalil), mereka kalah.

2) Karena sudah tidak memiliki hujjah/argumen lagi, maka mereka yang pro demokrasi menyandarkan perbuatannya (menerima demokrasi) pada argumen lain. Apa itu? Yaitu soal aktivitas yang mereka klaim "kerja konkret, riil, dan nyata". Ya, dan kenyataannya memang demikian. Dimana-mana perdebatan soal "boleh tidaknya mengambil demokrasi sebagai jalan perubahan" selalu diakhiri dengan kekalahan argumen pihak yang pro demokrasi. Karena sudah kalah hujjah/argumen, maka diskusi pun dialihkan ke topik lain, yaitu "apa yang sudah diperbuat pihak yang kontra demokrasi terhadap rakyat?" Ini banyak terjadi di berbagai diskusi, terutama di dunia maya. Jadi, topiknya pun beralih, dari topik A ke topik B. Padahal, aktivitas "kerja nyata, kongkret, dan riil" pihak yang pro demokrasi itu justru aktivitas yang jauh dari syariat Islam. Contohnya Indonesia, salah satu partai berbasis massa Islam di Indonesia, dari sejak pemilu 1999 sampai pemilu 2009, posisinya semakin kuat di parlemn. Di beberapa daerah pun semakin banyak memenangkan pilkada. Menurut logika teori perubahan secara bertahap (tadarruj), seharusnya kondisi Indonesia semakin hari semakin lebih baik. Tetapi kenyataannya tidak. Sejak jatuhnya presiden Suharto, sampai sekarang justru Indonesia kian liberal. Ini artinya, logika tadarruj, tidak berlaku, alias hanya angan-angan belaka.

Jadi, di kalangan pihak yang pro demokrasi, akan selalu berkembang pemahaman (doktrin), yaitu bahwa "Perdebatan tentang demokrasi sudah berakhir. Tidak perlu diperdebatkan. Sekarang saatnya bekerja, berbuat untuk rakyat." Demikian doktrin itu kemungkinan ditanamkan. Itu artinya, tidak ada ruang bagi aktivis muslim pro demokrasi yang ingin ngutak-atik dalil keabsahan mengadopsi demokrasi. Yang ditanamkan hanya "Sekarang saatnya kerja nyata, kerja kongkret, dan bekerja secara riil untuk rakyat. Ayo kerja, jangan hanya omong saja."

Padahal, dari aktivitas "kerja kongkret, riil, dan nyata" mereka itu, hasilnya: INDONESIA KIAN LIBERAL

Thursday, July 17, 2014

Israel, Benteng Khaibar Masa Kini


Israel, Benteng Khaibar Masa Kini

Khaibar merupakan benteng pertahanan terakhir Yahudi, terletak di selatan Madinah ke arah Syam berjarak lebih kurang seratus mil. Memang sudah menjadi karakter bangsa Yahudi, bahwa mereka sebenarnya sangat pengecut. Sehingga kalaupun berperang biasanya hanya berani bergerilya di balik benteng.

Allah swt. menyebutkan hal itu dalam firman-Nya: Mereka (orang-orang Yahudi) tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung- kampung yang berbenteng atau di balik tembok (al-Hasyr: 14).

Dan sesungguhnya keberanian yahudi hanya sebatas berlindung dibalik tembok. Oleh karena itu di Khaibar banyak sekali benteng- benteng yang tangguh dan kokoh untuk dijadikan tempat berlindung dan menyimpan harta benda mereka. Di antara benteng-bentengnya ialah: Benteng Na’im, benteng Qal’ah Zubair, benteng Nizar, benteng Sha’ab bin Mu’adz, benteng Ubai, benteng Qamush, benteng Wathih dan benteng Salalim.

Sebenarnya Yahudi tidak mempunyai cukup kekuatan untuk menggempur kaum Muslimin. Namun mereka cerdik. Mereka mampu menyatukan musuh-musuh umat Islam dari berbagai kabilah yang sangat kuat. Hal itu terbukti pada Perang Khandaq. Bagi warga Muslim di Madinah, Yahudi lebih berbahaya dibanding musuh- musuh lainnya. Maka Rasulullah pun menyerbu ke jantung yahudi, yakni di Khaibar. Suatu pekerjaan yang tak mudah dilakukan, dikarenakan benteng Khaibar adalah benteng yang kuat dan sangat tangguh di zamannya.

Pasukan Romawi yang lebih kuat pun tak mampu menaklukkan benteng Khaibar yang memiliki sistem pertahanan berlapis- lapis yang sangat baik. Maka setelah pasukan Rasulullah sampai disana terjadilah pertarungan yang sangat sengit, benteng demi benteng dikuasai. Seluruhnya melalui pertarungan sengit. Benteng Qamush kemudian jatuh. Demikian juga benteng Zubair setelah dikepung cukup lama.

Disinilah kunci kemenangan Pasukan Muslim, awalnya Pasukan Muslimin kebingungan dengan bagaimana cara menghancurkan benteng tersebut, sedangkan Yahudi tetap bersembunyi di dalam benteng tersebut, Tak lama kemudian Rasulullah Shalalahu alaihi wassalam menyeru pasukannya untuk memotong saluran air menuju benteng. Karena yang menjadi rahasia yahudi bisa bertahan dibentengnya adalah tersedianya pasokan air yang menuju ke dalam Benteng.

Setelah saluran air tersebut dipotong, akhirnya pasukan Yahudi terpaksa keluar dari bentengnya. Sudah menjadi sifat kepengecutan Yahudi, Yahudi lebih memilih menyerah daripada perang langsung dengan pasukan kaum muslimin, seluruh benteng diserahkan pada umat Islam. Muhammad SAW memerintahkan pasukannya untuk tetap melindungi warga Yahudi dan seluruh kekayaannya. Sekian kisah dari penaklukan benteng Khaibar.

Dan dimasa sekarang umat islam dihadapkan dengan keberadaan Negara Israel yang bisa disebut juga Benteng Khaibarnya masa kini!

Bukan tanpa alasan saya mengatakan Negara Israel itu Benteng Khaibarnya masa kini. Dapat kita lihat bagaimana mereka membangun Iron Dome (Kubah Besi) sebagai pertahanan wilayah mereka, dan menjadikan negara-negara Arab disekelilingnya sebagai “hambatan” bagi para Mujahidin untuk konfrontasi langsung dengannya.

Sebenarnya negara israel hanyalah negara kecil, namun sampai saat ini tidak ada yang mampu mengalahkannya. Bahkan dimasa sekarang bangsa Romawi (Nasrani) bukan sekedar tidak mampu melawannya namun telah tunduk terhadap negara tersebut. Yahudi dengan kelicikannya menjadikan Negara Israel sebagai Benteng untuk menyerang umat Islam. Seperti yang kita ketahui, Israel mengatur dunia ini hanya dari balik benteng itu (Negara Israel). Yahudi dengan mudahnya memporak porandakan Umat Islam khususnya di Palestina hanya dengan menyerang dibalik benteng. Yang menjadi pertanyaan adalah dengan apa Yahudi bertahan dan menyerang dibalik benteng itu (Israel)? Jawaban yang paling masuk akal adalah, Minyak Bumi! Pada masa kini, suatu negara tidak bisa terlepas dari sumber energi dari Minyak Bumi. Roket-roket, pesawat, bahkan semua peralatan mereka mereka digerakkan dengan memanfaatkan energi Minyak Bumi.

Mungkin bila kita lebih mempelajari kisah penaklukan Khaibar seperti yang diatas kita akan menyadari bahwa Yahudi tidak bisa bertahan tanpa saluran air yang dipasok ke dalam benteng. Lalu apa maksud saya dengan saluran air?, Ya jika di masa Rasulullah air adalah kebutuhan yang sangat penting, maka di masa sekarang sumber energi terutama Minyak Bumi tidak kalah penting. Sementara itu Israel mendapatkan minyak itu dari negara-negara arab lewat saluran-saluran (pipa) yang terhubung langsung kepada negara Israel.

Seperti pada penaklukan Benteng Khaibar, Jika kita ingin menaklukan Israel tentu saja kita harus Memotong Saluran air (yang pada saat ini dapat direpresentasikan dengan saluran pipa minyak bumi) yang menuju ke benteng itu (Israel). Ya ikhwah.. Sejarah hanya mengulang-ngulang! Apakah itu berarti kita harus memerangi negara-negara Jazirah Arab yang memasok energi kepada Israel?, Ya! Seperti dalam hadist Nabi “Kalian akan perangi jazirah Arab sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian (kalian perangi) Persia sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi Ruum sehingga Allah menangkan kalian atasnya Kemudian kalian perangi Dajjal sehingga Allah menangkan kalian atasnya.” (HR Muslim 5161),

Ketahuilah! negara arab hanyalah menjadi tameng-tameng yahudi untuk mempertahankan bentengnya (Israel). Hanya memotong sumber energi Israel inilah, maka mereka akan keluar dari benteng-bentengnya. Hal ini, diketahui dengan sangat baik oleh Mujahidin Khilafah Islamiyah pimpinan Amirul Mukminin Syaikh Abu Bakar al-Baghdady hafidzahullah dengan melakukan pertempuran sengit di Irak dan sekitarnya. Para mujahidin hingga saat ini membuat Israel dalam krisis energi dengan meledakkan pipa-pipa gas alam yang menuju Israel di Sinai, juga menyabotase pipa minyak dari Kurdistan dan Irak yang memang dibangun untuk memenuhi pasokan energi Israel. Meskipun demikian, itu semua belumlah cukup jika pipa-pipa minyak dari kerajaan Arab Saudi yang menuju Israel tidak dihancurkan! Allahu Akbar!

(Ansharul Islam/al-mustaqbal.net) — bersama Hamzah Essa dan 39 lai