Friday, May 13, 2011

Musa VS Firaun

Musa VS Firaun



Dinul Islam merupakan nikmat Allah yang tertinggi nilainya dan terpenting fungsinya untuk menata kehidupan di dunia ini. Nilai syari'at Islam ini merupakan kebenaran mutlak yang tidak tercampuri kebatilan sedikit pun. "Sesungguhnya, orang-orang yang mengingkari Al-Qur'an ketika Al-Qur'an itu datang kepada mereka maka mereka itu pasti akan celaka dan sesungguhnya, Al-Qur'an itu adalah kitab yang mulia, yang tidak datang kepadanya (Al-Qur'an) kebatilan, baik dari depan maupun dari belakangnya; yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji." (QS. Fushshilat: 41-42)



Peran syari'at Islam sebagai tatanan hidup--yang mampu menata kehidupan setiap bangsa di setiap zaman—tidak memerlukan perubahan karena adanya perubahan zaman dan ilmu pengetahuan. Ajaran ini merupakan satu-satunya konsep yang menjamin—dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala—terwujudnya ketentraman, kemakmuran, kebahagian, dan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat. Maka, sudah menjadi kewajiban bagi setiap Muslim untuk menegakkan dien ini. "Maka, berpegang teguhlah kamu pada dien (aturan hidup / undang-undang) yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya, kamu berada di atas jalan yang lurus; dan sesungguhnya, Al-Qur'an itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu, dan kelak kamu akan diminta pertanggungjawaban." (QS. Az-Zukhruf: 43-44)



Namun, meski nilai dan fungsi ajaran ini begitu menakjubkan, Allah subhanahu wa ta’ala menetapkan bahwa dalam perjalanan untuk menegakkannya sangat penuh tantangan. Sehingga, amat sedikit dari mereka yang mensyukuri nikmat yang mulia ini. Tetapi, betapapun hebat dan kerasnya tantangan yang dihadapi oleh dienul Islam ini, Allah telah menetapkan bahwa dien ini akan menjadi pemenang pada putaran terakhir dan semua penentangnya pasti akan hancur. "Allah telah menetapkan, 'Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.' Sesungguhnya, Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa." (QS. Al-Mujadilah: 21)



Yang demikian dikarenakan Islam merupakan wujud Al-Haq dan semua penentangnya adalah wujud kebatilan. Kebenaran pasti menang dan kebatilan pasti kalah. "...dan katakanlah, 'Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap'. Sesungguhnya, yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap." (QS. Al-Isra': 81)



Pada umumnya, tantangan dahsyat yang dihadapi oleh agama ini datang dari para penguasa yang dzalim dan kafir, sejak Islam mulai didakwahkan hingga akhir zaman kelak. Penguasa raksasa yang menentang Islam itu memiliki sarana lengkap, baik teknologi, harta, militer, dan ahli-ahli strategi untuk menipu manusia agar mudah dikuasai. Di dalam Al-Qur'an, Allah menyebut para penentang yang sombong itu dengan sebutan Fir'aun (untuk di Mesir).



Buku yang saat ini berada di tangan pembaca merupakan sebuah kajian yang sangat menakjubkan. Secara gamblang, tulisan ini menjelaskan bagaimana pergulatan para Fir'aun yang menentang kebenaran yang dibawa oleh Musa dan Harun . Fir'aun Ramses II—penguasa yang gila akan kekuasaan dan kedudukan itu—berusaha memerangi apa yang dibawa oleh Musa dan pengikutnya. Dengan segenap kekuatan yang dimilikinya, Fir'aun berupaya agar Musa dan kelompoknya bisa dilenyapkan dari muka bumi.



Yang patut mendapat perhatian di sini yaitu bahwa pertarungan antara Fir'aun dan nabi Musa tidak akan berakhir dengan kematian keduanya. Sejarah akan terus berulang. Para Fir'aun baru akan muncul di sepanjang zaman ketika ada sekelompok umat yang mencoba untuk menegakkan kebenaran. Bukan hanya sebatas simbol, bahkan gaya dan langkah-langkahnya, strategi dan taktiknya, kekuatan dan kemiliterannya pun hampir serupa. Umat Islam yang masuk dalam barisan mujahidin untuk membela agamanya juga tidak akan putus setelah wafatnya Musa Selalu saja muncul di tengah umat ini, sekelompok manusia yang tampil sebagai Thaifah Manshurah. Dia akan terus berhadapan dengan para Fir'aun itu hingga akhir zaman.



Buku ini—dengan dalil nash dan bukti sejarah yang valid—hendak memberikan sebuah pelajaran berharga, yaitu bahwa sejarah Fir'aun Mesir akan terulang untuk yang kedua kalinya. Realita ini nampaknya tidak dipahami oleh kebanyakan umat Islam sehingga banyak dari mereka yang tertipu oleh sihir Gedung Putih. Banyak di antara umat Islam—mulai dari ulama, cendekiawan, maupun rakyat awam—yang berpihak pada Fir'aun Gedung Putih. Pada saat yang sama, mereka memusuhi Usamah bin Laden dan kelompoknya. Sehingga, tanpa sadar, mereka banyak yang terjebak pada permainan Gedung Putih (istana negara) yang penuh tipu daya.



Secara umum, buku ini sangat membantu untuk meluruskan kesalahpahaman yang sangat berbahaya ini. Buku ini menjelaskan tentang kepada siapa seharusnya kita berpihak: apakah kepada kelompok setan atau kepada golongan Allah; kepada para teroris sejati atau kepada para mujahidin yang ikhlas. Maka, untuk meluruskan kebengkokan yang amat berbahaya ini, saya menganjurkan agar buku ini dibaca dan dipahami oleh kaum Muslimin, baik para mubaligh, cendekiawan, pelajar, maupun orang awamnya. Bahkan, tidak berlebihan jika saya katakan bahwa buku ini cukup baik jika dikaji pada majlis-majlis ta'lim dan forum lainnya.



Semoga Allah melimpahkan karunia-Nya kepada penulis, penerjemah, penerbit, dan pembacanya, dan semoga Allah mengampuni kesalahan dan kekeliruan yang mungkin terselip di dalam buku ini. Amiiin.



Umat-umat Terdahulu Telah Tiada Maka Perumpamaan Itu Hanyalah Untuk Kita dan Setelah Kita



Al-Qur'an baru akan menjadi petunjuk, tuntunan, dan pedoman bagi setiap muslim manakala dia meyakini bahwa kisah dan perumpamaan yang Allah berikan ditujukan untuk dirinya, bukan hanya untuk kaum yang hidup pada masa lalu. Sebab, mereka semua telah tiada maka tiada guna lagi memberi pelajaran dan peringatan kepada orang-orang yang telah tiada. Inilah yang dipahami oleh Umar r.a. . Beliau pernah berkhutbah di hadapan para sahabat, "Kaum-kaum itu telah berlalu dan tidak ada lagi yang dimaksudkan oleh Kitabullah itu selain diri kalian."



Sahabat Umar merasa bahwa khitab-khitab yang ada di dalam Al-Qur'an bukan hanya ditujukan kepada kaum sebelumnya, namun juga berlaku kepada dirinya dan para sahabat Rasul lainnya. Dengan demikian, khitab, cerita, dan perumpamaan yang Allah berikan dalam Kitab-Nya juga ditujukan kepada setiap muslim yang membacanya. Bisa juga bermakna bahwa peristiwa yang diberitakan Al-Qur'an akan terulang kembali, musibah yang menimpa kaum sebelumnya juga akan terjadi untuk kedua kalinya. Wallahu a'lam bish-shawab.



Sesungguhnya, merupakan Sunnatullah bahwa apa yang menimpa dan terjadi pada masa lalu juga akan terjadi pada masa yang akan datang, yang terjadi pada masa lalu akan terulang kembali pada waktu lain. Inilah hukum alam, Sunnatullah yang tidak akan berubah dan tidak bergeser. Peristiwa yang lampau bisa hadir kembali dengan nama tempat, tokoh, waktu, dan karakter yang berbeda, namun memiliki esensi dan susbstansi yang sama. Tak jarang satu sama lainnya memberikan makna yang saling mendukung, mengukuhkan, dan menguatkan. Hanya orang-orang yang selalu men-tadabburi-nya saja yang bisa mengambil pelajaran.



Adapun orang-orang yang telah dikunci mati hatinya, baik oleh penyakit syubhat maupun syahwat maka substansi dan esensi kisahkisah maupun perumpamaan yang dibuat di dalam Al-Qur'an tidak mampu menggerakkan hatinya, apalagi memahaminya. Jika demikian maka mereka akan kesulitan dan tidak mampu mengambil sikap pada saat semua permisalan dan kisah-kisah di dalam Al-Qur'an hadir dan muncul pada zamannya.

Al-Qur'an sendiri, sebagaimana yang diriwayatkan oleh para salaf,



di dalamnya ada khabar (kisah) orang-orang sebelum kalian, hukum bagi kalian dan berita tentang orang-orang setelah kalian."



Al-Qur'an, yang di dalamnya memuat berita tentang generasi setelah sahabat, bisa bermakna bahwa yang diceritakan adalah beberapa peristiwa akhir zaman. Di mana setiap kisahnya juga dijelaskan dalam Sunnah Nabi Namun, berita tentang orang-orang setelah para sahabat, bisa juga merupakan pengulangan peristiwa masa lalu; perbuatannya dan akibat yang akan dipikulnya.



Dengan demikian, sebagian orang yang diberi petunjuk dan ilmu dalam men-tadabburi ayat-ayat Al-Qur'an, mereka mampu mengungkap sebuah hakikat yang tidak mampu diungkap oleh orang lain.



Imam Asy Syaukani berkata : “Akan ada kisah ajaib yang terjadi persis sebagaimana kisah (Fir’aun yang ditenggelamkan) (Fathul Qadir IV/699)



Fir’aun bukanlah nama orang. Ia sebuah gelar yang dimiliki oleh seorang penguasa mesir. Fir’aun memiliki arti : al-baitul kabir mabni’un minal hajar al-abyadh. Rumah besar yang terbuat dari batu putih. Sebuah kalimat yang lebih mudah diingat dengan kata “Gedung Putih” (istana negara).



Di bawah ini adalah ikhtisar yang kami kumpulkan dari ayat-ayat Al-Qur'an yang mengisahkan tentang perseteruan Fir'aun-Musa. Strategi yang digunakan oleh Fir'aun pada masa lalu yang sebagian besar telah digunakan Amerika dalam memburu Usamah (dan Abu Bakar Basyir dll) dan kelompoknya. Silakan bagi para pembaca untuk merenungi ayat-ayat yang berbicara tentang kejahatan dan cara licik Fir'aun ini kemudian mengorelasikannya dengan strategi Amerika dalam menghancurkan umat Islam hari ini.



Inilah beberapa ikhtishar yang dapat kami simpulkan dalam beberapa ayat yang membicarakan tentang Fir'aun dan mentadabburi dengan kondisi saat ini:



Ingat..

Umar r.a. . Beliau pernah berkhutbah di hadapan para sahabat, "Kaum-kaum itu telah berlalu dan tidak ada lagi yang dimaksudkan oleh Kitabullah itu selain diri kalian."



Juga…

Imam Asy Syaukani berkata : “Akan ada kisah ajaib yang terjadi persis sebagaimana kisah (Fir’aun yang ditenggelamkan) (Fathul Qadir IV/699)





Menuduh & Memfitnah Musa orang gila

Menuduh & Memfitnah ustadz, da’i, atau mujahidin yang lurus sebagai orang perlu diwaspadai



Fir`aun berkata, "Sesungguhnya, Rasulmu yang diutus kepada kamu sekalian benar-benar orang gila." (QS. Asy-Syu'ara: 27)



Akan memenjarakan Musa

Akan memenjarakan ustadz, da’i atau mujahidin yang ingin menegakkan syariat Islam, daulah & khilafah

Fir`aun berkata, "Sungguh, jika kamu menyembah ilah selain aku. benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan." (QS. Asy-Syu'ara: 29)



Menuduh Musa akan mengusir Fir'aun dengan Sihirnya

Menuduh ustadz, da’i yang lurus akan mengusir penguasa & elit politik dengan dakwahnya / syiar Islamnya

(Fir'aun berkata) dia hendak mengusir kamu dari negerimu sendiri dengan sihirnya; maka karena itu apakah yang kamu anjurkan? (QS. Asy-Syu'ara: 35)



Menyiksa orang yang beriman kepada Musa

Menyiksa orang yang mendukung ustadz, da’i yang lurus

Fir`aun berkata, 'Apakah kamu sekalian beriman kepada Musa sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya, dia benar-benar pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu maka kamu nanti pasti benar-benar akan mengetahui (akibat perbuatanmu); sesungguhnya, aku akan memotong tanganmu dan kakimu dengan bersilangan dan aku akan menyalibmu semuanya." (QS. Asy-Syu'ara: 49)



Mengumpulkan seluruh tentara di seluruh penjuru negeri (mada'in)

Membentuk Detasemen Salep Koreng 88, Badan Nasional Pencegah Syariat.

Kemudian, Fir`aun mengirimkan orang yang mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota. (QS. Asy-Syu'ara: 53)



Menuduh Musa sebagai pembuat onar dan kerusakan dan hendak mengganti dien (undang-undang) yang sudah berlaku

Menuduh ustadz, da’i yang lurus sebagai teroris dan hendak mengganti dien (undang-undang) yang sudah berlaku

Dan berkata Fir`aun (kepada pembesar-pembesarnya), "Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah dia memohon kepada Tuhannya karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar dienmu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi." (QS. Al Mu’min: 26)



Menuduh Musa sebagai kelompok Syirzimah Qalilun (Teroris dan Minoritas)

Menuduh ustadz, da’i yang lurus sebagai kelompok Syirzimah Qalilun (Teroris dan Minoritas)

(Fir`aun berkata), "Sesungguhnya, mereka (Bani Israel) benar-benar golongan kecil." (QS. Asy-Syu'ara : 54)



Menyatakan bahwa pendapatnya adalah yang terbaik dan menyatakan bahwa langkah yang ditempuhnya untuk memerangi Musa adalah pilihan yang benar

Fir'aun berkata, 'Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepadamu, selain jalan yang benar." (QS. Al Mu’min: 29)



Menuduh Musa banyak berdusta

(yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta. Demikianlah, dijadikan Fir`aun memandang baik perbuatan yang buruk itu, dan dia dihalangi dari jalan (yang benar); dan tipu daya Firaun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian. (QS. Al Mu’min: 37)



Menganggap Musa terkena sihir

Dan sesungguhnya, Kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah mukjizat yang nyata maka tanyakanlah kepada Bani Israel, tatkala Musa datang kepada mereka lalu Fir`aun berkata kepadanya, "Sesungguhnya, aku sangka kamu, hai Musa, seorang yang terkena sihir." (QS. Al-Isra': 101)



Memfitnah Dan Menuduh Musa orang gila

Memfitnah Dan Menuduh ustadz, da’i yang lurus orang gila



Maka, dia (Fir`aun) berpaling (dari iman) bersama tentaranya dan berkata, "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila. " (QS. AdzDzariat: 39)



Fir'aun berjanji akan membalas Musa dengan Sihirnya

Fir'aun berjanji akan membalas ustadz, da’i yang lurus dengan Sihir media massanya

Berkata Fir`aun, 'Adakah kamu datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami (ini) dengan sihirmu, hai Musa? Dan kami pun pasti akan mendatangkan (pula) kepadamu sihir semacam itu maka buatlah suatu waktu untuk pertemuan antara kami dan kamu, yang kami tidak akan menyalahinya dan tidak (pula) kamu di suatu tempat yang pertengahan (letaknya)." (QS. Thaaha: 57-58)



Menuduh Musa akan memalingkan keyakinan Fir'an dan menuduh Musa hendak mencari kekuasaan

Mereka berkata, Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya dan supaya kamu berdua mempunyai kekuasaan di muka bumi? Kami tidak akan mempercayai kamu berdua." (QS. Yunus: 78)



Mengumpulkan semua bentuk tipudaya tukang sihir

Mengumpulkan semua bentuk tipudaya media massa (tukang sihir)

Maka, Fir`aun meninggalkan (tempat itu) lalu mengatur tipu dayanya, kemudian dia datang. (QS. Thaaha: 60)



Menuduh Musa akan mengusir Fir'aun

Menuduh ustadz, da’i yang lurus akan mengkudeta penguasa

Berkata Fir`aun, 'Adakah kamu datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami (ini) dengan sihirmu, hai Musa? (QS. Thaaha: 57)



Fir'aun suka menertawakan dan mengejek Musa

Dan sesungguhnya, Kami telah mengutus Musa dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami kepada Fir`aun dan pemuka-pemuka kaumnya. Maka, Musa berkata, "Sesungguhnya, aku adalah utusan dari Tuhan seru sekalian alam." Maka, tatkala dia datang kepada mereka dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami dengan serta merta mereka mentertawakannya. (Az- Zukhruf: 47)



Menuduh Musa akan melenyapkan kekuasaan dan kedudukan Fir'aun dan kaumnya Fir'aun suka mengambinghitamkan Musa jika terkena bencana

Menuduh ustadz, da’i yang lurus akan melenyapkan kekuasaan dan kedudukan Fir'aun (makar) dan kaumnya Fir'aun suka mengambinghitamkan Musa jika terkena bencana

Kemudian, apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata, "Ini adalah karena (usaha) kami". Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (QS. Al-A’raf.- 131)



Menghina Musa dan Harun, "Bukankah keduanya adalah Bani Israel tunduk kepada kita?"

Dan mereka berkata, 'Apakah (patut) kita percaya kepada dua orang manusia seperti kita (juga), padahal kaum mereka (Bani Israel) adalah orang-orang yang menghambakan diri kepada kita?" Maka, (tetaplah) mereka mendustakan keduanya, sebab itu mereka adalah termasuk orang-orang yang dibinasakan. (QS. Al-Mukminun: 47)



Fir'aun membuat polling, siapa yang lebih baik antara dirinya dan Musa

Bukankah aku lebih baik dari orang yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)? (QS. Az-Zukhruf 52)



Sifat Fir'aun:

Berbuat sewenang-wenang.

Memecah-belah rakyatnya.

Menindas sebagian dan membiarkan sebagian lainnya.

Berbuat kerusakan;

Sesungguhnya, Fir`aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, … (QS. Al-Qashash:



Mengaku sebagai Tuhan (Ilah) pembuat hukum dan undang-undang;

Dan berkata Fir`aun, "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka, bakarlah hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta." (QS. Al-Qashash: 38)



Bersikap sombong;

Dan berlaku angkuhlah Fir`aun dan bala tentaranya di bumi (Mesir: tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami. (QS. Al-Qashash: 39)

Dan (juga) Qarun, Fir`aun, dan Haman. Dan sesungguhnya, telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti) keterangan - keterangan yang nyata. Akan tetapi, mereka berlaku sombong di (mukc bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancura-- itu). (QS. Al-Ankabut: 39)



Melampaui batas;

Sesungguhnya, Fir`aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya, dia termasuk orang-orang yang melampaui batas. (QS. Yunus: 83)

Pergilah kepada Fir`aun; sesungguhnya, dia telah melampaui batas. (QS. Thaaha: 24)



Suka meneror dan mendoktrin kaumnya dengan sejuta kebohongan hingga kaumnya tunduk mutlak kepada semua perintahnya dan Allah memberikan cap "kaum yang fasiq" kepada para pengikut Fir'aun;

Maka, Fir`aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya. Karena, sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik. (QS. Az-Zukhruf: 54)



Sombong dan Takabur;

kepada Fir`aun dan pembesar-pembesar kaumnya, maka mereka ini takabur dan mereka adalah orang-orang yang sombong. Dan mereka berkata: 'Apakah (patut) kita percaya kepada dua orang manusia seperti kita (juga), padahal kaum mereka (Bani Israel) adalah orang-orang yang menghambakan diri kepada kita?" (QS. Al-Mukminun: 46-47)



Fasiq;

Dan masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia akan ke luar putih (bersinar) bukan karena penyakit. (Kedua mukjizat ini) termasuk sembilan buah mukjizat (yang akan dikemukakan) kepada Fir`aun dan kaumnya. Sesungguhnya, mereka adalah kaum yang fasik". (QS. AnNaml: 12)



Fir'aun memiliki pasukan yang sangat banyak (Dzul Autad);

Fir`aun yang mempunyai tentara yang banyak. (QS. Shad: 12; Al-Fajr: 10)



Menuduh Musa sebagai tukang sihir

Fir`aun berkata kepada pembesar-pembesar yang berada di sekelilingnya, "Sesungguhnya, Musa ini benar-benar seorang ahli sihir yang pandai." (QS. Asy-Syu'ara: 34)

Maka, tatkala Musa datang kepada mereka dengan (membawa) mukjizat-mukjizat Kami yang nyata, mereka berkata, "Ini tidak lain hanyalah sihir yang dibuat-buat dan kami belum pernah mendengar (seruan yang seperti) ini pada nenek moyang kami dahulu." (QS. AI-Qashash: 36)

Dan tatkala telah datang kepada mereka kebenaran dari sisi Kami, mereka berkata, "Sesungguhnya, ini adalah sihir yang nyata." (QS. Yunus: 76)



Wallahu a’lam



Referensi :

Abu Arafah, Asy-Syaikh Shalahuddin. Musa VS Fir’aun, Solo : Granada Mediatama, 2008

DDII: Jika Tak Terbukti, Jangan Salahkan Masyarakat Simpulkan Kasus Bom Didesain

DDII: Jika Tak Terbukti, Jangan Salahkan Masyarakat Simpulkan Kasus Bom Didesain

Akhir-akhir ini isu radikalisme dan fundamentalisme dijadikan wajah khas yang identik dengan ajaran Islam. Jika dahulu kita hanya mendengar, orientalis yang berbicara bahwa fundamentalisme dikaitkan pada Gerakan Islam tertentu, selangkah lebih maju, kini pengamat teroris (yang juga didikan Barat) justru menyudutkan ajaran Islam itu sendiri sebagai biang radikalisme.

Ayat-ayat Al Qur’an pun kemudian menjadi tertuduh. Wacana penegakkan Syariat Islam dan pendirian Negara Islam menjadi isu yang seksi untuk dimainkan. Media pun berlomba-lomba menghadirkan pengamat-pengamat terorisme baru dari mulai akademisi, pakar Intelejen, sampai mantan mujahidin. Padahal menurut, KH. Syuhada Bahri, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), ada aktor intelektual yang sengaja memainkan kasus ini.

“Isu ini dimanage oleh orang yang punya kepentingan,” tukasnya ketika ditemui Eramuslim.com, Rabu 27/04/2011, di KantoR DDII, Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat.
Bahkan menurut beliau, jika aparat penegak hukum tidak bisa membuktikan tuduhan bahwa Islam yang menjadi dalang ini semua, kasus ini bisa jadi berbalik kepada aparat penegak hukum itu sendiri.

“Kalau polisi tidak mampu menunjukkan siapa aktor intelektual dibalik itu semua, saya khawatir nanti orang akan berkesimpulkan bahwa pelakunya adalah polisi sendiri,” tambah Kyai yang aktif menurunkan ribuan Da’i ke daerah pelosok Indonesia ini.

Lalu sebenarnya siapakah dalang dibalik aksi teorisme akhir-akhir ini? Betulkah Islam sedang digembosi? Kenapa isu bom di Indonesia seakan-akan tidak ada habisnya untuk diberitakan?

Untuk mengetahui lebih jauh analisis-analisis beliau, berikut petikan wawancara Wartawan Eramuslim.com, Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi, bersama Juru Foto Muhammad Zakir Salmun, 26/04/2011, dengan KH. Syuhada Bahri. Selamat Membaca!

Akhir-akhir ini banyak kasus terorisme, siapa dalangnya?

Yang pasti kalau kita merujuk pada tuntunan Islam. Islam itu tidak mengajarkan kepada umatnya untuk melakukan kekerasan. Hanya memang orang seringkali mencoba mengklaim bahwa menyebarkan Islam dengan kekerasan. Itu kan tuduhan-tuduhan yang dilemparkan orang. Namun kalau kita merujuk kepada sumber Islam, justru Islam membawa ketenangan dan ketentraman. Kita bisa lihat satu ayat dalam Al Qur’an.

Kata Allah ‘Aku akan turunkan kepada kalian petunjuk dan siapa saja yang mengikuti petunjuk itu, tidak akan ada rasa takut.’ Berarti dia akan mendapatkan rasa aman. Jadi Islam itu diturunkan untuk membawa keamanan dan ketenangan.

Kemudian dalam kehidupan, lahirlah sebuah ketidakadilan. Dan ketidakadilan itu dipertotonkan secara jelas. Seperti contoh Israel, sudah jelas-jelas melakukan pelanggaran. Berapa kali dia melakukan pelanggaran-pelanggaran HAM berat, namun seringkali ia dibela terus oleh kelompok-kelompok dan negara-negara tertentu. Jelas ini ketidakadilan.

Dulu saya masih ingat Taufik Hidayat marah ketika koknya masuk, tapi hakim garis menyatakan keluar. Taufik kemudian membanting raketnya saking kesal. Tapi yang dilakukan official membujuk Taufik agar mau melanjutkan permainan, bukan menghadapi ketidakadilan. Nah kalau cara atau pendekatan yang dilakukan seperti itu, maka ketidakadilan akan tetap langgeng dan untuk mencari sensasi menyalahkan orang, maka dimunculkanlah isu teorisme dan lain sebagainya. Dan itu bermula dari realitas ketidak adilan.

Tapi jika ada orang yang seperti itu sekarang, kemungkinan pertama dimunculkan oleh orang-oang yang tidak senang dalam rangka menyudutkan Islam. Kemungkinan kedua, dimunculkan pemahaman-pemahaman terhadap Al Qur’an dan Sunnah yang bisa melahirkan radikaslisme. Yang lebih memakai pendekatan doktriner daripada didikan.

Dan kemudian setelah itu, ini dimanage oleh orang yang punya kepentingan. Makanya kalau kita perhatikan dulu kalau berbicara terorisme itu cenderung Islam garis keras, kelompok DR Azhari dan lain sebagainya. Akan tetapi karena kelompok ini sudah hampir habis dan tidak bisa dituduh lagi mendalangi aksi terorisme, sekarang sepertinya isu ini akan digeserkan kepada NII. Dengan mengatakan ini kelompok baru tidak ada kaitannya dengan kelompok lama. Nanti jika NII habis lalu apalagi? Kalau begitu berarti ada sutradara yang kita tidak tahu siapa itu yang memanage teroris dalam rangka terus menyudutkan Islam.

Apakah Bisa Dikatakan Sutradara Itu Adalah Musuh Islam?

Kita tidak tahu, karena memang bukti itu tidak kelihatan. Tapi kalau kita melihat realitasnya, karena melihat kelompok lama sudah hampir habis, isunya digeserkan kepada kelompok lain, seperti NII KW 9. Kita juga tidak setuju cara-cara seperti itu. Tapi maksud saya penggeseran ini sepertinya mengesankan ada seorang sutradara dan aktor intelektual di belakang ini semua yang betul-betul memahami dalam rangka memanage isu ini.

Jadi Semua Ini Sudah Rangkaian?

Betul. Kalau sudah seperti itu, siapapun yang melakukan aksi terorisme, pasti Islam yang sudah dituduh. Kenapa orang-orang tidak berfikir, jangan-jangan ini keturunan tahun 1965.

Partai Komunis Indonesia, Maksud Anda?

Bisa saja, toh jika mereka yang melakukan akan digeser kepada Islam. Kan sekarang ini soal salah dan benar menjadi saru. Masalah benar dan salah itu kadang-kadang lebih ditentukan oleh media dalam menggirng opini?

Padahal NII itu kan Sudah Jelas Menyimpang? Kenapa Masih saja Dikaitkan Kepada Islam.
Itu untuk memanage isunya saja. Kita memang berpikir jika ini habis, seharusnya kan habis, tidak ada bom lagi. Tapi karena kepentingan isu terorisme ini harus tetap ada.

Lalu Tujuannya Untuk Apa?

Tujuan utamanya tidak ada lain untuk menyudutkan umat Islam. Maka itu ciri-ciri teroris selalu dikatakan celananya ngatung, berjenggot, jidatnya hitam. Kalau urusan celana ngatung banyak gadis pakai celana ngatung sekarang, berarti itu teroris juga dong?

Tapi kok Ada Salah Seorang Pemimpin Ormas Islam Terbesar Bilang Seperti Itu?

Itu yang saya katakan sudah terpengaruh bentukan opini oleh sang sutradara yang kita tidak tahu siapa itu. Kalau misalnya kita melihat sisi yang lain dimana sekarang ini ada advokasi kebebasan agama. Itu kan pelaku teror juga. Orang yang sudah mempelajari Islam, bahwa tidak ada paksaan dalam beragama, tapi kemudian diterjemahkan, pokoknya kalau orang gak salah tidak boleh juga dipaksa. Ini kan teror juga, bahkan lebih berbahaya karena yang diteror akidah. Kalau bom kan fisik, lha ini akidah kita.

Tapi Kenapa Pemerintah Tidak Menyebut Mereka Teroris? Kan Sudah Jelas Fatwa Haram MUI Tentang Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme?

Justru di sinilah karena dunia ini sudah kecil dan sudah kabur. Akhirnya kemudian ketika akan berbuat ada pesanan dari kanan-kiri, depan dan belakang, akhirnya pemerintah bingung mau mengambil sikap. Dan proses ini telah berjalan sekian lama bagaimana proses pendangkalan akidah berjalan dengan baik. Dahulu orang berzina masih bersembunyi, sekarang sudah direkam, bahkan bangga. Apalagi kemampuan media cukup canggih dalam mempengaruhi opini. Jadi saya melihatnya dari situ.

Jadi Ada Momentum Kelompok-kelompok Kebebasan Beragama Terkait Isu Terorisme? Apalagi Sekarang Disuarakan Isu Teorisme Hadir Karena Ingin Menegakkan Syariat Islam?

Iya. Jika cirinya adalah menegakkan syariat Islam, bagi orang Islam apa yang mesti ditegakkan? Paling tidak dalam diri kita Syariat Islam itu harus berlaku. Sama seperti dalam agama Kristen, jika orang Kristen yang baik dikatakan adalah orang Kristen yang tidak boleh menegakkan Syariat Kristen, lalu orang Islam yang baik tidak boleh menegakkan Syariat Islam? Lantas yang mau ditegakkan apa? Aturan manusia? Kalau aturan manusia tergantung kepentingan manusia itu sendiri. Kalau sudah begitu kita mau jadi apa?

Lalu Pemerintah Justru Menerapkan Siaga 1, kok SBY Seperti Orang Bingung?

Saya kira itu sah-sah saja. Itu memang kewenangan mereka. Cuma yang kita sayangkan mereka tidak menghitung dengan sikap yang seperti itu akan melahirkan rasa takut di kalangan bangsa. Kalau sudah seperti itu, jangan-jangan nanti ke mesid juga takut.
Ngaji Juga Takut?

Iya. Polisi itu kan pengayom masyarakat bukan penghibur masyarakat. Kalau menghibur itu urusan artis. Cuma kita ingin mengingatkan kalau dengan mudah memberikan reaksi yang seperti itu, nanti kredibilitas pemerintah akan menurun. Kenapa menurun? Karena tidak pernah Hari Raya Idul Fitri diterapkan siaga 1, tapi kenapa Paskah yang bagian kecil dari Kristen kok siaga 1? Karena dimana-mana yang terlihat diamankan oleh polisi adalah gereja. Ini kan sama dengan mengesankan umat Islam ingin menyerang, ingin menggangu.

Padahal Islam sudah jelas-jelas di dalam surat Al Kafiruun. “Katakanlah: “Wahai orang-orang kafir. Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku”.

Islam sudah diajarkan dalam agamanya untuk tidak menggangu umat agama lain dalam beribadah. Sering terjadi konflik karena masing-masing agama punya kewajiban berdakwah. Kalau berdakwah kepada internal agamanya saja tidak menjadi masalah. Ini kan sering terjadi konflik ketika agama yang satu menjadikan pemeluk agama lain menjadi sasaran dakwah agamanya.

Maka Indonesia yang multi agama ini punya kewajiban untuk membuat aturan dan semua agama harus taat dalam peraturan itu. Tapi ada yang tidak mau taat, yang tidak taat itu kadang-kadang mendapat dukungan dari luar, di negara-negara dimana menjadi tempat Indonesia ngutang. (Tertawa). Katanya kan begitu.

Jadi Negara Kita Tidak Berdaulat Dalam Konteks Keagamaan?

Iya tidak juga, tapi dalam hal-hal tertentu sepertinya kita tidak punya apa-apa. Seperti kasus Ahmadiyah Apa susahnya sih? Pakistan juga dilarang, menyatakan Ahmadiyah keluar dari Islam, tapi tidak ada apa-apa.

Jadi Bagaimana Umat Seharusnya Menyikapi Fitnah Sekarang Ini?

Kalau saya melihatnya, yang pertama umat Islam harus berusaha secara optimal bagaimana mengajarkan umat memahami Islam dengan sebenarnya. Bagaimana Rasulullah SAW dan para sahabat memahaminya. Bagaimana mendakwahkan Islam sebagaimana Rasulullah SAW dan sahabat melakukannya.

Kalau terjadi pelanggaran, jangan menuduh karena ini disebabkan ajaran Islam. Kalau karena salah memahami Islam, itu mungkin. Karena itu kita harus melihat bagaimana Rasulullah SAW memahami Islam.

Kalau ada pelanggaran, para aparat penegak hukum harus mampu membuktikan. Seperti kasus bom di Cirebon, kalau polisi tidak mampu menunjukkan siapa aktor intelektual dibalik itu semua, saya khawatir nanti orang akan berkesimpulkan bahwa pelakunya adalah polisi sendiri. Makanya polisi dituntut untuk mampu membuktikan
Iya karena Kasus ini Juga Terlihat Didesain…

Iya karena mereka yang mendahului menuduh seperti itu kan? Nah kalau ini tidak terbukti semuanya. Kok ada bom yang ditanam di depan Kodam Jaya, kan gak mungkin secara logika. Orang yang lewat disitu saja sudah dalam pantauan penjaga, masak ada orang yang sempat menggali lobang dan menimbun bom disitu. Ini kan apa iya? Bukankah menjaga itu lebih baik daripada mengobati? Seharusnya jika ada gerak-gerik mencurigakan, sudah seharusnya cepat ditangkal. Kalau ternyata ketika menunggu mengambil tindakan jika bom baru meledak, jangan-jangan itu sebuah pekerjaan untuk menambah penghasilan.(pz)

Minggu, 01/05/2011 08:47 WIB | email | print
http://www.eramuslim.com/berita/bincang/ddii-jika-tak-terbukti-jangan-salahkan-masyarakat-simpulkan-kasus-bom-didesain.htm

Neraka, Derita Tanpa Jeda

Neraka, Derita Tanpa Jeda

Oleh Abu Umar Abdillah @ Rabu, 16 Maret 2011 — Tulis komentar


Maka, Kami memperingatkan kamu dengan api yang menyala-nyala.Tidak ada yang
masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka, yang mendustakan (kebenaran)
dan (berpaling) dari iman. (QS.al-Lail 14-16)

Suatu hari, Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengimami Shalat Maghrib dengan membaca
Surat al-Lail. Tatkala bacaan sampai pada firman-Nya, “fa andzartukum naaran
talazhzha..”, beliau menangis hingga tak mampu melanjutkan bacaannya.
Kemudian beliau mengulanginya dari awal, namun sampai pada ayat yang sama,
beliau kembali menangis dan tak sanggup melanjutkannya. Hal itu terjadi dua atau
tiga kali, lalu beliau membaca surat yang lain.

Kita memang tidak bisa mengukur persis, gejolak macam apa yang membuncah di dada
beliau, hingga air mata tumpah tak terbendung. Tapi, begitulah karakter ulama,
“innama yaksyallaha min ‘ibaadihil ‘ulama’, hanyasanya orang yang takut
kepada Allah di antara hamba-Nya adalah ulama’.

Mereka merasa menjadi obyek langsung dari Kalamullah. Lantas seperti apa
perasaan seseorang yang merasa diingatkan langsung oleh Allah? Apalagi, tatkala
peringatan itu berupa ancaman siksa neraka, yang tak ada lagi level penderitaan
yang menandinginya.

Orang yang Paling Celaka

Neraka tidak dimasuki kecuali oleh orang yang paling celaka. ”La yashlaaha
illal asyqa”, Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling
celaka. Tidak ada lagi orang yang lebih celaka darinya. Karena neraka disifati
dengan segala kepungan penderitaan dan kesengsaraan, dan dinihilkan dari segala
hiburan dan kesenangan.

Di dunia, kita memang sering menyaksikan dan mendengar kisah tentang penderitaan
seseorang. Tentang orang yang miskin papa, beratnya penyakit yang menipa, atau
dahsyatnya musibah yang menerpa. Tapi, itu semua sungguh tidak seberapa, ketika
dibanding dengan neraka. Pasti ada jeda derita di dunia, pun banyak faktor yang
bisa membuat beban menjadi ringan dirasa. Tidak sebagaimana derita di neraka,
bersabar atau tidak bersabar sama saja bagi mereka.

Intensitas siksa yang tiada jeda dan tanpa koma, bahkan tak ada sedikit waktu
meski hanya sekedar menurunnya kadar derajat siksa. Hingga para penghuninya
berkata,

”Mohonkanlah pada Rabbmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang
sehari” (QS al-Mukmin: 49)

Menu Makanan di Neraka

Pada galibnya, makanan dan minuman itu identik dengan kenikmatan dan kelezatan.
Tapi tidak demikian halnya dengan menu yang disediakan di neraka. Makanan
menjadi siksa, minuman juga sebagai siksa, dan buah-buahan pun berupa siksa.

Ada makanan dhaari’, yang tidak menghilangkan rasa lapar, apalagi membuat
perut menjadi kenyang. Rasapun bertentangan dengan selera lidah, bahkan untuk
menelannya harus dengan merobek tenggorokan, karena ia berupa duri,

“Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak
menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.” (QS al-Ghasyiyah:6-7)

Disediakan pula menu buah untuk mereka. Namun bukan untuk menambah vitamin atau
hidangan penutup yang menyempurnakan kenikmatan. Bentuknya menyeramkan, tumbuh
dari tempat yang sangat mengerikan,

”Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi
orang-orang yang zhalim.. Sesungguhnya ia adalah sebatang pohon yang keluar dari
dasar naar jahim. mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan. (QS. Ash-Shaffat
63-65)

Tentang rasa, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda memberikan
perumpamaan yang menakutkan,

”Seandainya satu tetes dari zaqum diteteskan ke dunia, niscaya akan merusak
kehidupan di dunia, lantas bagaimana halnya dengan orang yang memakannya?” (HR
Tirmidzi, beliau mengatakan hasan shahih)

Tidak disebutkannya akhir dari orang yang menyantapnya itu menunjukkan
kedahsyatannya, hingga sulit digambarkan dengan kata-kata, atau dibayangkan
dengan nalar manusia, semoga Allah menjauhkan kita dari neraka.

Jenis makanan lain yang disediakan bagi penghuni neraka adalah ghisliin,

“Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan
nanah.” (QS. al-Haaqah: 36)

Di antara ulama menafsirkan bahwa ghisliin adalah adonan dari seluruh kotoran
yang keluar dari tubuh penghuni neraka, baik nanah, keringat, ludah, maupun
kotoran dari depan maupun belakang, nas’alullahal ‘aafiyah.

Minuman yang Disediakan di Neraka

Jika makanan penghuni neraka begitu mengerikan, lantas bagaimana dengan
minumannya? Sebagaimana halnya makanan, mereka juga diberi aneka jenis minuman.
Tapi masing-masing minuman menjanjikan sisi penderitaan yang berbeda-beda,
dengan tingkat derita yang paling ekstrim.

Ada minuman ’hamiim’, air yang mencapai tingkat panas yang paling puncak,
hingga meluluhlantakkan segala isi perut yang meminumnya,

“dan diberi minuman dengan air yang mendidih (hamim) sehingga memotong-motong
ususnya.” (QS. Muhammad: 15)

Jauh sekali dari kesegaran, tidak pula bermanfaat untuk mengusir haus dan
dahaga, bahkan peminumnya menanggung derita tiada tara saking panasnya. Berbeda
halnya dengan minuman ‘shadiid’, siksa yang dirasakan bukan semata karena
panasnya, namun karena bau dan wujud yang sangat menjijikkan,

“Diminumnya air nanah (shadiid) itu, dan hampir dia tidak bisa menelannya.”
(QS. Ibrahim: 17)

Dan terakhir adalah minuman dari air ‘muhl’, cairan besi yang mendidih,
sebagaimana firman Allah,

“Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air
seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling
buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (QS. 18:29)

Begitu komplit jenis penderitaan neraka yang tak diselingi sedikitpun oleh
kenikmatan ataupun kesenangan. Itulah balasan bagi orang yang mendustakan
kebenaran dan berpaling dari ketaatan. Semoga Allah menjauhkan kita dari neraka.
Amin. (Abu Umar Abdillah)

Posted in Tafsir Qolbi | Tagged derita tanpa jeda, hidangan neraka, makanan
neraka, minuman neraka, neraka, penghuni neraka, siksa neraka

http://www.arrisalah.net/analisa/tafsir-qolbi/2011/03/neraka-derita-tanpa-jeda.h\
tml

Jihad Tak Akan Berhenti dengan Kematian Usamah bin Ladin

Jihad Tak Akan Berhenti dengan Kematian Usamah bin Ladin

Oleh: Badrul Tamam

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Pencipta langit dan bumi serta apa yang
ada di dalamnya. Dialah yang menghidupkan dan mematikan, serta menetapkan takdir
dan ajal bagi mereka semua. Jika sudah datang waktunya, tak seorangpun bisa
mengundurkannya.

Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah yang menghabiskan umurnya
untuk menyampaikan risalah, menyeru kepada Allah dan berjihad di jalan-Nya
hingga maut menjemputnya. Semoga shalawat dan salam juga dilimpahkan kepada
keluarga dan para sahabatnya yang bersungguh-sungguh dalam menemani dan
membelanya.

Berita wafatnya Usamah bin Laden membuat berbinar Presiden Amerika Serikat,
Barack Obama. Dengan bangga presiden negera yang telah membunuh ribuan umat
Islam di Irak dan Afghanistan tersebut melakukan konferensi pers dadakan pada
Ahad malam kemarin untuk memastikan wafatnya Usama bin Laden dalam operasi
militer di Pakistan. Pengumuman resmi ini disambut sorak gembira ribuan rakyat
Amerika yang berkumpul di depan Gedung Putih, Ahad malam waktu setempat. Mereka
bersorak sambil meneriakkan yel-yel, "USA, USA" berulang kali sambil mengepalkan
tangan ke atas. Selain itu, mereka juga mengibarkan bendera AS.

Di sisi lain, bagi aktifis jihad gugurnya Syaikh Usamah menjadi pukulan berat,
sehingga ada yang berkata bahwa Usamah tetap hidup, kita berlindung kepada Allah
dari mengucapkan kalimat yang mengundang murka-Nya. Namun bukan berarti ibadah,
dakwah dan jihad mereka boleh berhenti. Karena semua ibadah, dakwah, perjuangan
bahkan hidup dan matinya kaum mukminin dipersembahkan kepada Allah yang
senantiasa hidup dan tak akan pernah mati.

Allah Ta'ala berfirman dengan memerintahkan kepada Rasul-Nya,

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ
وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

"Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al-An'am: 162)

Pelajaran Perang Uhud

Sesudah kaum muslimin mengalami serangan balik dari pihak musyrikin pada perang
Uhud yang menyebabkan kekalahan mereka dan terbunuhnya beberapa kaum muslimin,
maka tersiarlah desas-desus bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
pemimpin kaum muslimin saat itu, telah ikut terbunuh. Karenanya, sejumlah kaum
muslimin lari meninggalkan perang. Sebagian yang lain jatuh mentalnya, patah
semangatnya, dan ada pula yang meletakkan senjata begitu saja. Namun ada
sebagian yang lain berusaha melanjutkan perlawanan dan terus bertempur dengan
gigih melawan kaum musyrikin serta terus-menerus membangkitkan semangat
saudara-saudara mereka untuk terus berjuang hingga menemui kesyahidan.
(Disarikan dari Biografi Rasulullah, DR. Mahdi Rizqullah Ahmad, hal. 495)

Ibnu Abi Najih berkata dari ayahnya, ada seseorang dari kaum Muhajirin yang
lewat dihadapan seorang dari kaum Anshar yang bersimbah darah. Lalu ditanyakan
kepadanya, "Hai fulan, apakah kamu merasa Rasulullah telah terbunuh?" Orang
Anshar tadi menjawab, "Jika Muhammad telah terbunuh, berarti ia telah
menyampaikan risalahnya. Maka berperanglah kalian demi membela agama kalian."
Lalu turunlah ayat,

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ
مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ

"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu
sebelumnya beberapa orang rasul." (QS. Ali Imran: 144) [HR. Abu Bakar al-Baihaqi
dalam Dalail al-Nubuwwah: 2/248]

Di antara sahabat yang tidak berputus asa dan melemah adalah Anas bin Nadhr. Ia
tak berputus asa, bahkan dengan gagah berani menerjang barisan lawan demi
menebus keutamaan yang luput darinya pada perang Badar.

Saat melihat sejumlah kaum muslimin yang lemah tanpa perlawanan, ia berkata,
"Demi surga dan Tuhan Nadhr, sungguh aku telah mencium bau surga dan tak ada
satupun yang dapat menciumnya."

Benarlah apa yang dikatakan Anas. setelah pertempuran usai, Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk mencarinya.
Zaid menemukannya saat ia menghembuskan nafas terakhirnya. Dan saat ditemukan,
terdapat lebih dari 80 luka sabetan pedang, anak panah, dan luka ditubuhnya.
Sampai-sampai tak seorangpun mengenalinya pada saat itu, kecuali saudara
perempuannya, Rubayyi'. Ia berhasil mengenali jasad saudaranya melalui sebuah
tanda di ujung jarinya.

Setelah Zaid menemukanAnas, ia menyampaikan salam dari Rasulullah untuknya. Lalu
Anas menjawab salam tersebut dan berkata, "Aku telah mendapatkannya, aku telah
mendapatkan harumnya surga! Tolong katakan kepada kaumku, orang-orang Anshar,
'Tidak ada alasan bagi kalian di hadapan Allah untuk tidak menolong Rasul-Nya
sampai akhir hayat. Kalian masih memiliki satu sisi di surga yang harus kalian
kelilingi'."

Kepahlawanan Anas dan kaum muslimin yang teguh hingga syahid di medan Uhud ini
diabadikan dalam firman-Nya:

مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا
عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ
قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ
وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا

"Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah
mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di
antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah
(janjinya)." (QS. Al-Ahzab: 23)

Terhadap pasukan kaum muslimin yang terpengaruh dengan berita wafatnya
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sehingga menjadi lemah, bahkan mundur ke
belakang, Allah berfirman:

أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ
عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ
عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ
شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ

"Apakah Jika dia (Muhammad) wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang
(murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat
mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan
kepada orang-orang yang bersyukur." (QS. Ali Imran: 144)

Maksud orang-orang yang bersyukur adalah mereka yang teguh dalam menjalankan
ketaatan dan berperang untuk membela agama Allah serta mengikuti Rasul-Nya, baik
di saat beliau masih hidup atau sudah wafat.

Orang-orang yang bersyukur : mereka yang teguh dalam menjalankan ketaatan dan
berperang untuk membela agama Allah serta mengikuti Rasul-Nya, baik di saat
beliau masih hidup atau sudah wafat.
Telah juga disebutkan dalam kita-kita shahih, kitab-kitab Musnad, dan
kitab-kitab sunan, terkhusus dalam musnad Abu Bakar al-Shiddiq dan Umar bin
al-Khathab, bahwa Abu Bakar telah membacakan ayat ini saat Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam meninggal dunia.

Al-Zuhri berkata, Abu Salamah telah menceritakan kepadaku dari Ibnu Abbas, Abu
Bakar keluar sementara Umar berbicara kepada khlayak. Kemudian Abu Bakar
berkata, "Duduklah wahai Umar." Tapi Umar menolak untuk duduk, sehingga khalayak
menghadap kepada Abu Bakar dan meninggalkan Umar. Kemudian Abu Bakar berkata,
"Amma ba'du, barangsiapa menyembah Muhammad, maka sungguh Muhammad telah
meninggal. Dan siapa yang menyembah Allah, maka sungguh Allah senantiasa hidup
dan tak pernah mati. Allah Ta'ala berfirman,

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ
مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ
أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى
أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى
عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا
وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ

"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu
sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia (Muhammad) wafat atau dibunuh
kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka
ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan
memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (QS. Ali Imran: 144)."

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu berkata, "Demi Allah, seolah-olah manusia tidak
mengetahui bahwa Allah telah menurunkan ayat ini sehingga dibacakan kembali oleh
Abu Bakar. Lalu semua orang membaca ayat ini darinya, sehingga tidaklah
seseorang mendengarnya kecuali membacanya."

Syaikh Abdurrahman al-Sa'di dalam tafsirnya menjelaskan berkaitan dengan ayat
ini, bahwa Rasululullah bukan satu-satunya rasul. Telah ada para rasul yang
mendahuluinya. Tugas mereka sama, yaitu menyampaikan risalah dari Allah, Tuhan
mereka semua, dan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Mereka tidak ada yang
kekal, sehingga keberadaan mereka bukanlah syarat dalam melaksanakan
perintah-perintah Allah. Bahkan wajib bagi semua umat, beribadah kepada Allah di
setiap waktu dan keadaan. Oleh karenanya Allah berfirman, " Apakah Jika dia
(Muhammad) wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa
yang berbalik ke belakang." Yakni dengan meninggalkan perintah beriman, berjihad
atau selainnya yang telah datang kepadamu.

Dalam ayat yang mulia ini, kata Syaikh Sa'di lagi dalam tafsir ayat tersebut,
terdapat pelajaran dari Allah Ta'ala bagi para hamba-Nya agar berada dalam satu
kondisi yang teguh, tidak goyah dalam beriman atau menjalankan tuntutannya
karena hilangnya seorang pemimpin, walau ia seorang yang agung. Hal ini bisa di
atasi dengan senantiasa menyiapkan orang-orang yang ahli dalam setiap urusan
dien (Islam). Jika hilang salah seorang mereka, yang lain bisa menggantikannya.
Dan supaya tujuan kaum mukminin secara umum adalah menegakkan agama Allah dan
berjihad membelanya sesuai kemampuan, jangan sampai tujuan mereka terpaku pada
seorang pemimpin tertentu. Dengan kondisi semacam ini, maka urusan mereka akan
bisa tegak.

. . . supaya tujuan kaum mukminin secara umum adalah menegakkan agama Allah dan
berjihad membelanya sesuai kemampuan, jangan sampai tujuan mereka terpaku pada
seorang pemimpin tertentu.
Kemudian pada ayat selanjutnya Allah mengabarkan tentang rahasia kematian yang
tidak terjadi kecuali dengan izinnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلا
بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلا

"Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai
ketetapan yang telah ditentukan waktunya." (QS. Ali Imran: 145) Artinya, tidak
seorangpun yang meninggal kecuali dengan takdir Allah, dan sehingga sempurna
waktu yang telah ditetapkan Allah untuknya. Oleh karena itu Allah berfirman,
"sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya."

Dalam ayat ini terdapat motifasi dan dorongan bagi para penakut untuk berperang
(berjihad). Karena maju berperang atau lari darinya tidak mengurangi jatah umur
dan tidak pula menambahnya. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Abi
Hatim, dari Habib bin Shuhban, seorang muslim, -namanya Hujr bin 'Adi- berkata,
"Apa yang menghalangi kalian untuk menyeberangi sungai Tigris untuk menemui
musuh-musuh itu? "Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin
Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya." Kemudian ia menepuk
kudanya menyeberangi sungai Tigris. Ketika ia melakukan itu, orang-orangpun
mengikutinya. Maka saat musuh melihat mereka seperti itu, mereka berteriak dan
lari terbirit-birit. (Tafisr Ibnu Abi Hatim: 2/ 584)

. . maju berperang atau lari darinya tidak mengurangi jatah umur dan tidak pula
menambahnya.
Penutup

1. Berita gugurnya Syaikh Usamah bin Laden tidak boleh membuat lemah perjuangan
jihad menegakkan kalimatullah di muka bumi ini. Terlebih beliau gugur di tangan
musuh-musuh Allah dan agama-Nya, yang kita berharap Allah menerima kesyahidannya
dan menjadikannya sebagaimana dalam firman-Nya.

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي
سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ
عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ فَرِحِينَ
بِمَا آَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ

"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati;
bahkan mereka itu hidup[248] disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka
dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada
mereka." (QS. Ali Imran: 169-170)

2. Tujuan perjuangan Jihad fi sabilillah adalah untuk menegakkan agama Allah,
bukan terpaku pada seorang pemimpin tertentu. Jika seseorang jadi tujuan, pasti
perjuangan tak akan istiqamah. Karena pemimpin adalah manusia yang bisa salah
dan pasti akan habis jatah hidupnya.

3. Kematian Usamah terjadi dengan izin Allah Ta'ala dan sudah sampai ajalnya.
Kalau bukan karena ditembak mati pasukan khusus Amerika, pasti ada sebab lain
yang Allah adakan.

4. Jihad tidaklah memendekkan umur, sebaliknya tidak berjihad juga tidak
memanjangkannya, karena umur manusia sudah ditetapkan oleh penciptanya.
Karenanya tidak ada alasan takut berjihad dan meninggalkannya bagi orang
beriman.

5. Siapa yang berjihad untuk Allah sebagai bentuk pengabdian kepada-Nya, maka
Allah tetap hidup dan tak akan pernah mati. Sementara siapa yang berjihad untuk
al-Qaidah dan Usamah, maka beliau telah tiada, maka pastinya ia melemah dan
meninggalkan senjatanya.

6. Untuk menjaga kesinambungan jihad Islam, seperti nasehat Syaikh Sa'di, agar
tidak menyiapkan kader yang ahli dalam bidangnya, sehingga apabila hilang satu,
maka masih ada yang siap menggantikannya sehingga jihad akan tetap eksis.
Wallahu Ta'ala a'lam.

[PurWD/voa-islam.com]

\\Wasiat Syaikh Al Mujahid Usamah bin Ladin

saya yakin spirit jihad untuk menghancurkan amerika yang masuk kenegeri negeri
muslim akan selalu bergelora ...... Usir tentara AS yang telah menewaskan anak
cucu kita di Irak , Afganistan ..Pakistan , Paletin .....


\\Wasiat Syaikh Al Mujahid Usamah bin Ladin

Voa-Islam.com - Inilah intisari Surat Syaikh Al Mujahid Usamah bin Ladin yang
terangkum dalam buku “At-Taujihat Al-Manhajiyyah 3, Idha’at ala Thariqil
Jihad” yang ditulis langsung oleh Usamah bin Ladin.

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Risalah ini sengaja saya sampaikan kepada Anda semua, khususnya dalam
mengobarkan semangat (tahridh) untuk berjihad, melawan mata rantai penjajahan
besar yang terus mengguncang dan menyerang umat kita. Apalagi, sebagian
penjajahan itu sudah tampak dengan dengan sangat jelas:

Seperti penjajahan yang dilakukan bangsa salibis terhadap Baghdad dengan dibantu
oleh orang-orang murtad terhadap negeri Khilafah, dengan kedok inspeksi terhadap
senjata pemusnah masal.

Contoh lain adalah berbagai konspirasi licik untuk menghancurkan Masjidil Aqsha
dan memberants jihad serta mujahidin di negeri Palestina tercinta dengan kedok
Peta Jalan Damai (Road Map) dan perjanjian Jenewa untuk misi perdamaian.

Demikian juga arus media informasi bangsa salibis yang terus memojokkan umat
Islam..Niat busuk Amerika akhirnya terbukti melalui pernyataan-pernyataan mereka
tentang mendesaknya diadakan perubahan keyakinan, gaya hidup, dan akhlak kaum
muslimin, supaya kaum muslimin menjadi orang yang paling memiliki sikap
toleransi – menurut istilah mereka.

Lebih jelasnya, sebenarnya mereka melancarkan perang terhadap agama dan ekonomi.
Mereka ingin menjauhkan manusia dari menghambakan diri kepada Allah dan
mengubahnya menjadi budak sesama manusia; mereka bertujuan menjajah negeri, dan
merampok kekayaan alamnya. Anehnya lagi, bangsa salib memaksakan sistem
demokrasi dan budaya Amerika dengan menggunakan rudal-rudal bom. Makanya, yang
kita nantikan di masa mendatang nampaknya jauh lebih menyeramkan dan pahit.

Penjajahan Irak hanyalah satu dari sekian mata rantai konspirasi jahat bangsa
Zionis-Salibis. Pada gilirannya nanti, penjajahan global akan merambah
negara-negara Teluk lain, sebagai titik awal untuk memperluas cengkeraman dan
hegemoni mereka terhadap seluruh negara di dunia. Sebab menurut negara-negara
besar, kawasan Teluk adalah kunci untuk menguasai dunia, karena mereka melihat
cadangan minyak dunia terbesar ada di sana.

Jadi, pejajahan Baghdad hanyalah pelaksanaan dari pemikiran dan langkah politik
Amerika yang sudah dirancang jauh hari. Kawasan Teluk sudah menjadi target sejak
lama, hari ini masih saja menjadi target, dan akan terus menjadi target di masa
depan.

Lantas, apa yang sudah kita persiapkan untuk menghadapinya?

Serangan pasukan Zionis-Salibis yang menyerang umat pada hari ini, secara mutlak
adalah serangan yang paling berbahaya dan ganas, pasukan ini mengancam umat
secara keseluruhan, baik dunianya maupun agamanya.

Bukankah Bush sendiri mengatakan bahwa ini adalah perang Salib? Bukankah dia
sendiri mengatakan perang ini akan berlangsung bertahun-tahun dan targetnya ada
60 negara? Kalau kita hitung, bukankah negara-negara Islam berjumlah hampir 60
negara?

Tidakkan Anda semua melihat? Bukankah mereka sendiri mengatakan akan mengubah
agama masyarakat kawasan Teluk yang menyebabkan kebenciannya kepada rakyat
Amerika?

Sungguh mereka ingin menyerang Islam dan ajaran tertingginya (jihad) sebelum
menyerang yang lainnya. Mereka mengerti bahwa mereka tidak akan bisa menikmati
kekayaan alam dan negeri kita selama kita masih menjadi muslim dan mau berjihad.
Renungkanlah semua ini dengan seksama!

●●●●●

Masih dari ungkapan Usamah bin Ladin:

“Dulu, negeri-negeri Islam tidak berhasil dibebaskan dari penjajahan militer
kaum salibis, kecuali dengan mengangkat panji jihad di jalan Allah. Karenanya,
dengan berkedok perang melawan teroris dan bantuan kaum munafik, hari ini bangsa
Barat mati-matian untuk merusak citra jihad dan membunuh siapa saja yang coba
mengangkat panjinya.”

Pada dasarnya, mereka semua tahu, bahwa jihad adalah senjata sangat efektif
untuk menggagalkan seluruh program penjajahan mereka. Jihadlah jalannya, maka
ikutilah jalan tersebut. Sebab, kalau kita mencari cara melawan mereka dengan
selain cara Islam, kita hanya seperti orang yang berputar di lingkaran kosong…

Demi Allah, saya menginginkan keselamatan agama dan dunia kalian. Betapa tidak?!
Kalian adalah saudara-saudaraku seagama, secara nasab pun kalian adalah
keluargaku, dan penunjuk jalan tidak akan berdusta kepada keluarganya. Maka
bukalah telinga dan hati kalian, agar kita bisa mengkaji persoalan yang rumit
ini, dan bagaimana cara untuk keluar dari jalan yang bertubi-tubi ini.

●●●●●

Nampak dengan nyata, bahwa para penguasa dunia Arab itu lemah dan berkhianat.
Mereka tidak berjalan di atas manhaj Islam yang lurus. Tetapi berjalan sesuai
hawa nafsu dan keinginan syahwatnya. Inilah yang menyebabkan mundurnya
perjalanan umat sejak beberapa dekade silam.

Selanjutnya, kita bisa saksikan dengan jelas bahwa solusinya adalah berpegang
teguh pada agama Allah; setelah itu mengangkat kepemimpinan yang kuat lagi
terpercaya, yang menegakkan aturan Al Qur'an kepada kita, serta menegakkan panji
jihad secara sungguh-sungguh...


"Waspadalah semua seruan yang mengajak untuk membuang senjata dengan kedok
dakwah kepada kedamaian. Karena pada dasarnya, itu adalah seruan yang akan
menghinakan dan menyerahkan kita dimangsa musuh. Tidak ada yang mengkampanyekan
seruan-seruan seperti ini selain orang jahil atau munafiq."


●●●●●

Maka, para da'i yang menyeru kepada perbaikan, harus mengetahui, bhwa jalan
menuju perbaikan dan persatuan Islam serta bersatunya mereka di bawah kalimat
tauhid, bukanlah dengan muhadharah (seminar-seminar) yang bersifat teoritis atau
menulis buku saja, tapi harus ada proyek nyata yang melibatkan seluruh elemen
umat - sesuai kemampuan masing-masing, yang tersederhana adalah berdoa dan
memohon kepada Allah, dan puncaknya adalah jihad di jalan Allah.

Karena jihad di jalan Allah adalah bagian tak terpisahkan dari Islam, bahkan ia
adalah puncak Islam, mana mungkin Islam akan bertahan tanpa ada puncaknya!

Dan jihad ini sangat mendesak sekali dalam rangka mempertahankan eksistensi
umat, mempertahankan harga diri dan kelanggengannya...

●●●●●

"Saya serukan kepada pemuda Islam untuk berjihad, terutama di Palestina dan
Irak. Saya berwasiat pada diri saya sendiri dan kaum muslimin untuk bersabar dan
bertaqwa, serta melancarkan serangan kepada musuh semaksimal mungkin, dengan
tetap menjaga betul, jangan sampai darah kaum muslimin ikut tertumpah dalam
operasi tersebut...

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang sabar dan bertaqwa.


http://voa-islam.com/news/indonesiana/2011/05/02/14480/wasiat-syaikh-al-mujahid-\
usamah-bin-ladin/

Terlalu! DPR Hamburkan Uang Rakyat Rp 1,2 M untuk Revisi 2 Pasal

Terlalu! DPR Hamburkan Uang Rakyat Rp 1,2 M untuk Revisi 2 Pasal


Jakarta - Rombongan Komisi III DPR tanpa publikasi ke masyarakat berkunjung ke
Jerman selama sepekan. Untuk revisi 2 pasal RUU MK, Komisi III DPR menggunakan
anggaran fantastis hingga Rp 2,2 miliar.


“Anggota Komisi III yang saat ini sedang berada di Jerman, sudah jelas akan
menghambur-hambur uang pajak rakyat sebesar Rp 1,2 miliar. Jadi, pada bulan
April sampai awal Mei 2011 ini, anggota DPR yang melakukan pelesiran ke luar
negeri, secara total telah menghabiskan uang pajak rakyat dengan sia-sia sebesar
Rp 14,5 miliar,” ujar Koordinator Advokasi dan Investigasi Sekretariat
Nasional Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Uchok Sky Khadafi,
dalam siaran pers, Senin (2/5/2011).



Uchok menyayangkan anggaran sebesar itu hanya digunakan untuk studi banding yang
tidak begitu penting. Hal ini dianggapnya sebagai pemborosan uang negara secara
berjamaah oleh anggota DPR.


“Uang sebesar Rp 1,2 miliar sebetulnya tidak perlu dihambur-hambur di Jerman.
Oleh karena revisi RUU MK hanya 2 pasal saja, dan dalam melakukan revisi RUU MK
ini sebetulnya tidak memerluhkan anggaran sebesar Rp 1,2 miliar alias nol
anggaran,” kritiknya.


Uchok berharap aggota DPR menghentikan kunjungan kerjanya ke luar negeri.
“Sekali lagi stop kunjungan pelesiran DPR. Karena ini menandakan kepada publik
bahwa anggota DPR sedang merusak lembaga demokrasi sendiri yang bernama lembaga
perwakilan rakyat tersebut,” tandasnya.


Daftar kunjungan kerja empat alat kelengkapan DPR selama masa reses DPR 8 April
hingga 8 Mei 2011 yang diolah oleh Seknas FITRA dari RK dan Dipa DPR tahun 2011
yang mengikuti standar Kemenkeu no. 100/PMK.02/2011 adalah sebagai berikut:


1. Kunjungan Komisi I DPR ke Amerika Serikat 1-7 Mei 2011 menghabiskan anggaran
Rp 1.405.548.500
2. Kunjungan Komisi I DPR ke Turki 16-22 April 2011 menghabiskan anggaran Rp
879.908.000
3. Kunjungan Komisi I DPR ke Rusia menghabiskan anggaran Rp 1.286.713.750
4. Kunjungan Komisi I DPR ke Prancis menghabiskan anggaran Rp 944.593.250
5. Kunjungan Komisi I DPR ke Spanyol menghabiskan anggaran Rp 1.201.826.500
6. Kunjungan Komisi X DPR ke Spanyol 24-30 April 2011 menghabiskan anggaran Rp
1.320.374.500
7. Kunjungan Komisi X DPR ke China menghabiskan anggaran Rp 668.730.500
8. Kunjungan Komisi VIII DPR ke China 17-24 April 2011 menghabiskan anggaran Rp
668.730.500
9. Kunjungan Komisi VIII DPR ke Australia menghabiskan aggaran Rp 811.800.250
10. Kunjungan BURT DPR ke Inggris 1-7 Mei 2011 menghabiskan anggaran Rp
1.574.638.500
11. Kunjungan BURT DPR ke Amerika Serikat menghabiskan anggaran Rp 1.966.986.500
12. Kunjungan rombongan Ketua DPR ke luar negeri 1 – 6 Mei 2011 ke Irak
menghabiskan anggaran Rp 618.993.250
13. Kunjungan Komisi III DPR ke luar negeri tanggal 25 april – 1 Mei ke Jerman
menghabiskan anggaran 1.222.130.250.


Jumlah total anggaran yang dihabiskan RP 14.571.210.750. (detiknews.com,
2/5/2011)

Temu Tokoh dan Ulama Semarang : Khilafahlah yang Dapat Menghadapai Pentagon Trap

Temu Tokoh dan Ulama Semarang : Khilafahlah yang Dapat Menghadapai Pentagon Trap

HTI Press. Alhamdulillah, semua karena pertolongan Allah. Acara temu tokoh dan ulama di Semarang berjalan sukses. Sekitar seratus sepuluh tokoh yang berasal dari para ulama, tokoh birokrat, organisasi masa dan LSM berkumpul di Gedung LPMP Srondol Semarang, pada Hari Ahad, 17 April 2010 pukul 10 WIB diakhiri pas adzan Zhuhur berkumandang. Beberapa tamu tokoh juga hadir dari Jepara, Pemalang, Kendal dan Rembang.

Acara temu tokoh dan ulama ini dipandu oleh moderator Ust Mushonif Huda dari Lajnah Khusus Ulama DPD I Jateng, menghadirkan dua pembicara yaitu Ustadz M Rahmat Kurnia dari DPP HTI dan Ust M Ainul Yaqien yang sudah familiar di hadapan para tokoh dan ulama Semarang. Setelah pembacaan ayat suci Alquran dan sambutan ketua DPD II HTI Semarang, Ust Agus Suyanto, acara dimulai dengan testimoni tokoh sekaligus ulama terkenal di Semarang, Bp Habib Hasan Thoha Putra. Beliau adalah Ketua Badan Wakaf Sultan Agung, Pemilik Percetakan AlQuran Toha Putra, serta masih banyak amanah lain yang beliau emban.

Dalam Testimoninya, beliau berharap begitu banyak kepada Hizbut Tahrir Indonesia, untuk merapat, menggalang ukhuwah dengan masyarakat dengan kesantunan dan keilmuwannya untuk selalu menyampaikan syariah dan membendung faham liberalisme yang yang begitu masiv di sebarluaskan oleh pengikut pengikut liberalisme. Karena begitu besar bahayanya faham liberalisme ini yang sudah terbukti merusak sendi sendi kehidupan Islam, serta menimbulkan kesenjangan dan ketidakadilan di masyarakat. Beliau juga menambahkan seluruh elemen umat Islam, harus menguatkan ukhuwah, meluruskan akidah Islamnya, serta menguatkan sektor ekonomi Islam. Semua ini untuk mendakwahkan syariah dan khilafah, untuk membina masyarakat karena khilafah pasti akan datang, hanya Alloh masih merahasiakannya. Semoga cepat terwujud.

Ust M Rahmat Kurnia dalam paparannya, memberikan ulasan mengenai ancaman liberal dari penghilangan hukum hukum Islam hingga penghilangan sholat. Liberalisme menyerang dari segala penjuru . Dengan seperti ini, Negara mestinya menjadi benteng akan tetapi sekarang berubah menjadi corporate state yang menjadikan negara menjadi instrumen bisnis. Selain itu jebakan segilima (pentagon trap) sudah merasuk dalam alam fikiran dan sendi kehidupan masyarakat. Jebakan segilima itu adalah HAM, Demokrasi, Pasar Bebas, Gender, dan Hak Cipta yang kesemuanya merupakan ide kufur. Jebakan segilima menafikkan amar makruf nahi munkar, menghilangkan Hak Alloh, menghilangkan ekonomi di negeri sendiri, menghilangkat kodrati perempuan dan perlindungan untuk perempuan, serta menghilangkan kemandirian ekonomi. Semua ini hanya dapat dilawan dengan negara khilafah yang mempunyai empat pilar yaitu Halal haram dari Alloh, Kekuasaan di tangan rakyat, Khalifah mengadopsi hukum untuk diterapkan sebagai hukum publik, dan hanya ada satu khalifah untuk seluruh kaum muslimin sedunia.

Ust M Ainul Yakin, menyampaikan bahwa perubahan di masyarakat hanya bisa dengan perubahan pemikiran yang berkembang di masyarakat. Dengan perubahan pemikiran ini akan terbentuk pemahan yang benar.

Acara ditutup dengan sesi tanya jawab. Salah satu peserta mempertanyakan apa yang sudah dilakukan HTI dalam menghadapi kasus ahmadiah. Kemudian Ust Rakhmat Kurnia menjawad dengan detail dari dakwah yang disampaikan HTI melalui organnya, medianya, menggelar masyiroh di kota kota besar di Indonesia, sampai dengan diskusi diskusi dengan tokoh ulama dan tokoh ahmadiah untuk membendung faham sesat ahmadiah. HTI juga ikut aktif dalam pencarian fakta yang ada dalam kasus Cikesik di Banten bersama Tim Pembela Muslim. Kemudian Ust Rakhamat Kurnia balik bertanya (yang tidak disangka oleh penanya dan hadirin-red) “lalu apa yang sudah dilakukan Bapak-Bapak ?” Tentu sulit terjawab pertanyaan ini, yang kemudian Ust Rakhmat Kurnia mengajak hadirin untuk berjuang berdakwah bersama dengan HTI. Ajakan ini mendapatkan respon yang baik, terbukti dengan angket ajakan berdakwah dengan HTI disambut positif oleh para peserta. Allahu Akbar ! (Ilamiyah Jateng)