Thursday, August 7, 2014

subsidi di cabut demi rakyat : kebohongan yang nyata


Subsidi Dicabut Demi Rakyat: Kebohongan Yang Nyata

Di tengah hiruk-pikuk kampanye Pilpres, Bank Dunia kembali menekan Pemerintah Indonesia dan presiden terpilih agar bisa mengurangi subsidi energi, khususnya subsidi BBM, bahkan menghapuskannya. Bank Dunia meminta presiden baru nanti bisa menaikkan harga BBM subsidi menjadi Rp 8.500/liter. Menurut Direktur Kemiskinan Bank Dunia untuk Asia Pasifik Timur, Sudhir Shetty, menyatakan kesejahteraan bisa dirasakan semua orang asalkan subsidi BBM dikurangi, bahkan dihilangkan, kemudian dialihkan ke program masyarakat miskin yang membutuhkan. “Ini perlu dipikirkan oleh pengambil keputusan,” tegasnya dalam Seminar Bank Dunia, Indonesia: Avoiding The Trap, Senin 23/6) di Hotel Mandarin, Jakarta.

Demi Rakyat, Subsidi Dihapus?

Kenaikan BBM selalu diikuti dengan kenaikan harga bahan kebutuhan pokok dan naiknya tarif angkutan umum. Akibtanya, daya beli masyarakat berkurang atau terjadi inflasi. Kenaikan BBM juga akan membangkrutkan industri kecil dan menengah. Dampaknya adalah terjadinya PHK. Bisa dipastikan, kenaikan BBM justru meningkatkan jumlah rakyat miskin.

Karena itulah setiap rencana kenaikan BBM selalu diikuti dengan janji Pemerintah untuk memberikan kompensasi bagi rakyat miskin yang terkena dampak kenaikan BBM. Kompensasi bisa dalam bentuk bantuan tunai langsung atau janji mengalihkan anggaran subsidi untuk peningkatan belanja infrastruktur yang diklaim bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Namun, itu semua sebenarnya hanya kebohongan yang selalu di ulang-ulang. Faktanya sebenarnya, setiap kenaikan BBM berdampak pada peningkatan jumlah orang miskin dan pengangguran. Pada awal tahun 2006 (setahun setelah kenaikan harga BBM 30% pada tahun 2005), misalnya, jumlah orang miskin melonjak menjadi 39,05 juta (17,75%). Artinya, program BLT yang digelontorkan saat itu tidak berhasil menekan dampak kenaikan harga BBM. Begitu juga tahun 2013. Menurut Menteri Perencaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, akibat kenaikan harga BBM bersubsidi, jumlah orang miskin baru mencapai 4 juta jiwa. (Kompas.com, 27/5/2013).
.
Di Balik Pesan Berulang Bank Dunia

Bank Dunia dan para ekonom kapitalis tak pernah kenal lelah. Mereka terus-menerus menyerang kebijakan subsidi BBM. Berbagai dalih mereka kemukakan. Tujuannya agar kenaikan BBM diterima oleh rakyat. Mereka bahkan selalu mengatakan “demi kepentingan rakyat atau untuk kesejahteraan rakyat” saat akan menaikkan BBM.

Sungguh ironis, penghapusan subsidi atau kenaikan harga BBM terus dilakukan ini meski merugikan dan menyengsarakan sebagian besar rakyat. Lalu sebenarnya untuk kepentingan siapa penghapusan subsidi BBM tersebut?
Sejak masa pemerintahan Orde Baru hingga pemerintahan SBY, IMF dan World Bank terus memberikan utang baik dalam bentuk utang proyek maupun dana segar. Utang proyek adalah utang dalam bentuk fasilitas berbelanja barang dan jasa secara kredit. Adapun utang yang berupa dana segar dari World Bank hanya diberikan dengan skema SAP (Struktural Adjustment Project). Pencairan SAP ini mensyaratkan Pemerintah untuk melakukan perubahan kebijakan yang mengarah pada kebijakan untuk:

1. Mengurangi peran Pemerintah dalam menyediakan barang publik seperti listrik maupun pelayanan umum seperti pendidikan dan kesehatan.
2. Memberikan keleluasaan pada pemilik modal untuk mengelola barang publik dan pelayanan umum sebagaimana mengelola perusahaan yang bertujuan mengejar dan menumpuk keuntungan.

Karena itu dapat ‘dimengerti’ jika arah kebijakan Pemerintah akan ‘condong ke pasar’, yakni pada kepentingan para pemilik modal, bukan ‘condong ke rakyat’.
Lalu muncullah Undang-undang Migas. Sejak UU No. 22/2001 tentang migas diundangkan, perlahan-perlahan migas akan diliberalisasi. Mulai 2005 harga beberapa jenis bahan bakar minyak (BBM) sudah bisa dinaikkan secara bertahap sesuai mekanisme pasar. Karena itu kenaikan BBM merupakan salah satu amanat UU Migas No. 22/2001. UU ini menyerahkan harga migas pada mekanisme pasar seperti yang disebutkan dalam pasal 2: Menjamin efektivitas pelaksanaan dan pengendalian usaha Pengola-han, Pengangkutan, Penyimpanan, dan Niaga secara akuntabel yang diselenggarakan melalui mekanisme persaingan usaha yang wajar, sehat dan transparan.

Pasal ini dikuatkan dengan Perpres No. 5/ 2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional Pasal 3c: “Penetapan kebijakan harga energi ke arah harga keekonomian, dengan tetap mempertim-bangkan bantuan bagi rumah tangga miskin dalam jangka waktu tertentu.”

Ketentuan ini diimplementasikan dalam blue print Pengembangan Energi Nasional 2006-2025 Kementerian ESDM: Program utama: (1) Rasionalisasi harga BBM (dengan alternatif) melakukan penyesuaian harga BBM dengan harga internasional.

Karena itulah sejak Tahun 2008, Organisasi Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD) sudah “mengejar-ngejar” Pemerintah Indonesia agar memastikan penghapusan subsidi BBM. Pada 1 November 2010, Sekjend OECD, Angel Gurria, menemui sejumlah pejabat tinggi Indonesia, termasuk Wapres Boediono dan Menkeu waktu itu, Agus Martowardoyo. OECD menyakinkan Pemerin-tah Indonesia agar segera menghapus subsidi BBM dan listrik hingga 2014.

Forum G-20 di Pittsburgh (2009) dan Gyeongju (2010) juga mendesak penghapusan subdisi BBM. Di Gyeongju, Korea Selatan, Pemerintah Indonesia menjanjikan akan melaksanakan penghapusan subdisi energi, khususnya BBM dan TDL, mulai pada tahun 2011. Maka dari itu, kenaikan BBM sebenarnya tidak ada kaitannya dengan defisit anggaran, fiskal yang tidak sehat maupun naiknya harga minyak mentah dunia. Semua itu hanya dijadikan alat atau momentum untuk menutupi alasan sebenarnya, yaitu liberalisasi secara menyeluruh di bidang migas dan energi.

Kesejahteraan Rakyat dalam Persfektif Islam.

Sistem kapitalis telah gagal memberikan kesejahteraan kepada umat manusia baik secara materi maupun non materi. Dalam indikator ekonomi, rasio gini Indonesia tahun 2013 menyentuh angka 0,41. Artinya, 1% penduduk menikmati 41% pendapatan, kekayaan atau sumberdaya. Kondisi ini menggambarkan ketimpangan yang luar biasa antara penduduk kaya dan penduduk miskin. Jadi, walaupun Indonesia negara kaya, jumlah penduduk miskinnya saat itu melebihi 100 juta orang. Adapun mereka yang secara ekonomi tergolong menengah dan kaya, walaupun secara materi kebutuhan pokoknya terpenuhi bahkan sampai kebutuhan sekunder dan tersiernya bisa mereka nikmati, ternyata banyak yang tidak merasakan kebahagian dan kesejahteraan sehingga hidupnya penuh dengan tekanan alias stres.

Karena itulah kesejahteraan dalam pandangan Islam bukan hanya dinilai dengan ukuran material saja. Kesejahteraan juga dinilai dengan ukuran non-material seperti kebutuhan spiritual yang terpenuhi, nilai-nilai moral yang terpelihara dan keharmonisan sosial yang tercipta.

Dalam pandangan Islam, masyarakat dikatakan sejahtera bila terpenuhi dua kriteria. Pertama: kebutuhan pokok setiap individu rakyat terpenuhi; baik pangan, sandang, papan, pendidikan maupun kesehatannya. Kedua: agama, harta, jiwa, akal dan kehormatan manusia terjaga dan terlindungi.
Dalam pandangan syariah Islam kewajiban mewujudkan kesejahteraan merupakan tugas bersama individu, masyarakat dan negara.
Secara individual, setiap Muslim didorong untuk mengoptimalkan potensi yang ada pada dirinya—tubuh, akal, waktu dan usia—yang merupakan anugerah Allah SWT. Setiap individu didorong agar menggunakan kaidah kausalitas untuk mewujudkan kesejahteraan-nya. Agar tercukupi kebutuhannya, setiap lelaki dewasa wajib bekerja. Setiap orang wajib memperhatikan siapa saja keluarga dan kerabatnya yang menjadi tanggungannya. Negara dapat melakukan intervensi ketika ada seseorang yang malas bekerja atau terlantar. Padahal ada anggota keluarganya yang berada.

Negara memiliki peran yang sangat besar dalam mewujudkan kesejahteraan, yaitu melalui kebijakan politik ekonomi Islam. Semua ini diwujudkan dalam bentuk politik anggaran, politik pertanian, politik industri dan lain-lain.
Adapun masyarakat memiliki fungsi utama, yakni kontrol sosial. Mereka harus bisa ikut memastikan individu bisa terus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Mereka juga berperan dalam mengawasi dan mengoreksi pemerintahan agar istiqamah dalam menerapkan syariah Islam yang menjamin pemenuhan kesejahteraan di masyarakat.

Dengan demikian kesejahteraan tidak hanya buah sistem ekonomi semata. Kesejahteraan juga buah dari sistem hukum, sistem politik, sistem budaya, dan sistem sosial. Allah SWT telah menjadikan agama ini sebagai dînul kâmil, agama yang sempurna. Syariahnya mengatur seluruh aspek kehidupan baik politik, ekonomi, hukum, sosial maupun budaya. Bila syariah diterapkan secara kaffah oleh Daulah Khilafah, niscaya kesejahteraan hakiki akan terwujud dalam kehidupan ini. Demikianlah sebagaimana firman Allah SWT:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jika penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan membukakan pintu keberkahan dari langit dan bumi untuk mereka. Akan tetapi, mereka mendustakan ayat-ayat Kami. Karena itu Kami menyiksa mereka atas apa yang mereka lakukan (QS al-A’raf [7]: 96).
WalLahu a’lam bi ash-Shawab. []

Sunday, August 3, 2014

Adu domba " Terorisme ' di pelihara densus 88


Munarman: Adu Domba 'Terorisme' Dipelihara Densus88, Media, Pemerintah Demi Uang & Jabatan

JAKARTA (voa-islam.com) - Islamophobia dimana-mana, ditukar dengan jabatan dan uang. Begitulah kenyataannya bagi pejabat munafik, media kaum katholik kafir dan agen spin doctor.

Tak berlebihan, pekan pertama pasca lebaran bukan dimanfaatkan untuk silaturahim dan anjangsana kepada para sanak keluarga atau kerabat, sebuah hal yang lazim dimanfaatkan untuk saling memaafkan dan simakrama (open house), namun bagi kaum kafir hal tak dimanfaatkan betul di Indonesia.

Buktinya selama satu pekan libur lebaran Idul Fitri 1435 hijriah ini umat Islam di Indonesia disuguhkan berita-berita fitnah yang jauh dari rasa persaudaraan. Proyek-proyek terorisme digenjot bahkan langsung dipekan terakhir ramadhan dan terus memuncak hingga pasca lebaran Idul Fitri.

Lihat saja proyek-proyek Islamophobia di media, satu persatu dirilis oleh media-media nasional kafir dan juga media Republika ikut membebek menyebarkan berita buruk tentang isu keislaman, bom palsu di Depok, pelaku demokrasi yang membombardir 'kekhalifahan' ISIS di Suriah dan Irak hingga alpa mengawasi kejahatan konspirasi syiah dan kaum kafir zionis yahudi beserta sekutunya di Gaza, Suriah, Irak, Afghanistan hingga Indonesia.

isu-isu SARAP (Suku, Agama, Ras, Antar Golongan dan Politik) yang semuanya dibangun untuk mendeskreditkan umat Islam, masih ingat kasus Romo Magnis? Kasus Wimar Witoelar? Kasus kasarnya relawan Jokowi pada media-media Islam yang berseberangan dengannya? Atau kasus bendera Tauhid uang dinistakan The Jakarta Post?

Mereka berkomplot jahat secara sistematis, bersama-sama 'menabuh genderang perang' dengan bebas merusak kerukunan dan buas mengacak-acak kedamaian Idul Fitri dengan isu-isu SARAP (Suku, Agama, Ras, Antar Golongan dan Politik) yang semuanya dibangun untuk mendeskreditkan umat Islam, masih ingat kasus Romo Magnis? Kasus Wimar Witoelar? Kasus kasarnya relawan Jokowi pada media-media Islam yang berseberangan dengannya? Atau kasus bendera Tauhid uang dinistakan The Jakarta Post?Atau anda masih ingat kasus terbaru soal ISIS yang oleh media bagai isu seksi yang mampu menambah pundi-pundi mafia dan cukongnya.

Tak dapat pungkiri, peran jaringan media katholik seperti media besutan Ivan Kats CIA, Kompas dan CSIS, Tempo dan kaum liberal, agen ABRI merah seperti BNPT dan densus 88 menjadi media nomor satu perusak utama keagungan Islam bahkan sejak 1960, berita-berita aksi terorisme gerakan pengacau keamanan dan jelas telah membunuhi aparat keamanan di Papua tidak disebut sebagai teroris, melainkan Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB.

Voa-Islam sempat mencatat sebuah diskusi antara BNPT dan organisasi Islam di Jakarta, Ustadz Fuad Al Hazimi pernah bertanya kepada Kepala BNPT Ansyaad Mbai, "kenapa Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan Republik Maluku Selatan (RMS) tak disebut sebagai terorisme?". Lalu Ustadz Fuad mengutip ucapan Ansyaad sebelumnya yang menyatakan "Kalo Teroris dikatakan sebagai gerakan radikal yang menggunakan doktrin agama, lalu bagaimana dengan OPM dan RMS? tanya Ustadz Fuad Al Hazimi?"

Ansyad Mbai malah berkilah "karena kalau OPM dan RMS ditangkap Densus 88 dan disebut teroris maka dunia internasional akan menekan Indonesia..."

Aneh bin ajaib, kesesatan paham dan radikal syiah Jalaludin Rakhmat tak dikenai sedikitpun demikian dengan RMS dan OPM, lalu kenapa yang dijerat hanya yang mempunyai pemahaman jihad yang dilabelkan Ansyad Mbai sebagai gerakan teroris yang dimaknai sebagai gerakan separatis dengan meradikalisasi agama sebagai bentuk perjuangannya?

Disisi lain, organisasi kelompok separatis kristen di Maluku seperti Republik Maluku Selatan (RMS) dan kelompok bersenjata radikal di Papua dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) juga tak juga diterapkan hal serupa?

Kalau Ansyaad Mbai menyatakan terorisme sebagai gerakan yang menggunakan doktrin agama sebagai tujuan politiknya. Namun Ansyad Mbai tak berkutik ketika pertanyaan tersebut di tanyakan padanya, sebagaimana penuturan Ustadz Fuad Al Hazimi dalam diskusi dengan Ansyaad Mbai di Jakarta bulan Mei 2013 silam.

Terorisme Dipelihara Proyek Bancakan bagi Densus 88, Media, Oknum Pemerintah Demi Uang & Jabatan

Reporter kami pernah mewawancari Ansyaad Mbai di kantor BNPT di sekitar menteng 2012 silam, terungkap bahwa perang melawan Islam itu biaya besar, bahkan pada anggaran APBN 2012 lalu BNPT meminta anggaran sebesar Rp 250 Milyar. Jadi butuh serangkaian skenario yang berantai dan panjang untuk dapat mengumpulkan pundi-pundinya, tentu dengan membuat kasus terorsitainment di Indonesia.

Menanggapi hal ini, kami mewawancarai Munarman SH yang merepresentasikan pengacara muslim yang konsisten menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar di Indonesia ini, beliau menyatakan bahwa proyek terorisme saat ini memang jadi bancakan. "Proyek terorisme saat ini memang jadi bancakan dan sumber pendanaan oleh oknum-oknum pemerintah dalam mengumpulkan dana serta jadi sarana untuk mengejar karir."

Tak hanya oknum pemerintah yang mengejar karir dengan menjual kerukunan antar umat dan kedamaian umat Islam di Indonesia, media kafir ikut berperan menca "Bahkan media massa sekuler juga mendapat kucuran dana dari berbagai kedubes negara kafir untuk kampanye anti terorisme. Jadi ini memang proyek besar." ujarnya lagi.

Makanya pihak pihak yg diuntungkan dari issue terorisme ini terus berupaya untuk memelihara isssue ini, atau dalam istilah lain, justru institusi negara dan media massa menjadi peternak kasus terorisme." imbuh Munarman kepada Voa-Islam.com.

"Makanya pihak pihak yg diuntungkan dari issue terorisme ini terus berupaya untuk memelihara isssue ini, atau dalam istilah lain, justru institusi negara dan media massa menjadi peternak kasus terorisme." imbuh Munarman kepada Voa-Islam.com.

Hal ini bukan tiba-tiba, grand design ini 'sudah menjadi konspirasi global "Ini sejalan dengan grand design Rand Corporations yang sudah diadopsi oleh pemerintah Amerika Serikat, yaitu menjadikan Islam sebagai musuh barat setelah era perang dingin berakhir." kata Munarman lagi.

Saat ini isu sexy yang diangkat seantero jagat adalah terkait ISIS (Islamic State Iraq & Suriah), kedepan jebakan-jebakan dan false flag akan diarahkan pada pendukung ISIS dan 'Kekhalifahan Islam' di Suriah dan Irak yang menunjuk mantan agen intelijen partai Baats di Irak yang menjadi Khalifah Ibrahim, Abu Bakr Al Baghdady.

Jika saja ada aksi kriminal, tak segan-segan ditangkap dan pemerintah menyatakan yang mendukung ISIS akan dicabut kewarganegaraannya.

Ancaman serius bagi pendukung ISIS yang kini berubah nama IS atau kepanjangan dari Islamic State atau Daulah Islam.

Divide Et Impera Modern : Menghidupkan Lagi Adu Domba Umat Islam

Munarman kembali menjelaskan hal yang tersembunyi dibalik kasus terorisme atau teroristainment ini. Ia mengungkap, "Namun agar perang terhadap Islam ini tersamar, digunakanlah jargon terorisme, ekstrimis, radikal dan fundamentalis. Dalam dokumen Rand Corporations yang berjudul 'War Againts Extrimist Islam' jelas sekali bahwa mereka strategi mereka adalah justru menggunakan umat Islam sendiri untuk berperang dengan apa yg mereka sebut extrimist Islam atau kaum fundamentalis yang punya agenda penerapan syariat islam."

Jadi dalam bahasa lain, politik adu domba atau devide et empera sedang dijalankan saat ini. Untuk memancing kelompok Islam ada dipihak mereka, maka kampanye issue terorisme dengan bom sebagai triggernya akan menjadi pola yang konstan.

Jadi jangan heran ke depan akan muncul berbagai bom rekayasa dan pemberitaan yang bombastis, karena media sekuler sudah berhasil mereka galang, dan bahkan media sekuler menjadi ujung tombak sebagai propagandis issue terorisme.

Pemberitaan tersebut adalah sebagai cipta kondisi, untuk melakukan berbagai operasi penangkapan, pengusiran (yang akan dilakukan oleh masyarakat terhadap terfitnah teroris), bahkan pembunuhan terhadap aktivis Islam atau License To Kill.

Ini sudah diperingatkan oleh Allah sebagaimana dalam surat Al Anfaal ayat 30, bahwa "orang orang kafir akan terus menerus melakukan makar dgn cara memenjarakan, menangkap, mengusir dan membunuh mukminin."

Petunjuk Allah dalam Surat Al Anfal : 30

Surah Al Anfaal 30 وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ(30)

Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.(QS. 8:30)

Allah Subhanahu Wa Taala mengingatkan Nabi Muhammad dan sahabatnya tentang suatu peristiwa yang pernah mereka alami pada saat mereka berada di Mekah. Mereka diselamatkan dari siksaan orang-orang musyrikin.

Pada ketika itu orang-orang kafir Quraisy merencanakan tipu daya yang harus dilakukan terhadap Nabi, yaitu menawan Nabi sehingga ia tidak dapat bertemu dengan manusia dan tidak dapat lagi menyebarkan agama Islam, atau membunuh Nabi dengan cara yang menyukarkan kabilahnya untuk menuntut balas, sehingga tidak menyebabkan bahaya bagi siapa yang membunuhnya, atau mengusir Nabi dan mengasingkan ke tempat yang terpencil.

Diriwayatkan dari ahli-ahli tafsir bahwasanya Abu Talib berkata kepada Nabi: إن أبا طالب قال للنبى صلى الله عليه وسلم: ما يأتمربه قومك؟ قال: يريدون أن يسجنوني أو يقتدوني أو يخرجوني، قال: من حدثك بهذا؟ قال: ربي، قال: نعم، الرب ربك فاستوصى به خيرا، قال: أنا استوصى به؟ بل هو يستوصى بى فنزل (وإذ يمكربك) الآية

Artinya: Abu Talib bertanya kepada Nabi saw.: "Apa yang dirundingkan oleh kaummu?" Nabi menjawab: "Mereka menginginkan untuk memenjarakanku, membunuhku, atau mengusirku." Abu Talib bertanya: "Siapa yang memberitahukan hal ini kepadamu?" Nabi Muhammad menjawab: "Tuhanku." Abu Talib berkata: "Tuhan itu adalah Tuhanmu, maka perintahkanlah Dia (menjagamu) baik-baik." Nabi Muhammad menjawab: "Apakah aku akan memerintah Tuhanku?" Abu Talib menjawab: "Ya. Bahkan Tuhanmu telah memerintahkan kepadaku (supaya menjagamu)." Kemudian turunlah ayat ini." (H.R Ibnu Juraij dan 'Ata)

Pada saat itu orang-orang kafir Quraisy merencanakan tipu daya. Allah swt. memberikan bantuan-Nya kepada Nabi Muhammad saw. yaitu Allah swt. menggagalkan usaha mereka dengan jalan memerintahkan Nabi dan sahabatnya berhijrah ke Madinah sehingga Nabi dan para sahabatnya selamat dari tipu daya orang musyrikin. Di akhir ayat Allah swt. menegaskan bahwa Dia adalah sebaik-baik pembalas tipu daya, yaitu dapat mengalahkan tipu daya orang-orang musyrikin, dan orang-orang kafir Quraisy yang ingin mencelakakan Nabi.

Tak heran mereka tak selalu ridho dengan kejayaan Islam, tak peduli masa lebaran, ramadhan atau momen lainnya.

Sebagai Allah ungkap dalam surat Al Baqarah : 120 "2:120. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu."

Dan patut dicatat, Katholik sudah bermain isu Islamophobia di Indonesia sejak Indonesia sebelum merdeka, mereka kepanjangan tangan Zionis Yahudi dan Intelijen AS

Dan patut dicatat, Katholik sudah bermain isu Islamophobia di Indonesia sejak Indonesia sebelum merdeka, mereka kepanjangan tangan Zionis Yahudi dan Intelijen AS melalui agennya di Indonesia, baik ABRI merah, LSM, gereja, media hingga tokoh-tokoh liberal munafik dan kafir yang siap 'menenggak' jutaan dollar demi rusaknya Islam di bumi nusantara. Disini selengkapnya.

Belum lagi secara historis Densus 88 dibentuk oleh ABRI Merah AM Hendro Priyono yang menjadi dalang lahirnya kasus-kasus HAM dan License To Kill ala Teroristainment di Indonesia, sebagaimana Voa-Islam sudah ungkap pada tulisan sebelumnya, baca disini.

Dalam rangka menjadikan Solo dan Pesantren Al Mukmin Ngruki sebagai pusat medan perang terorisme (abal-abal) di Indonesia, Hendro butuh bantuan Walikota Jokowi yang kini menjadi boneka Hendro.

Meski akhirnya rekayasa Hendro pada "perang terorisme di RI" tercium oleh CIA, FBI dan LSM-LSM AS, Hendro jalan terus. Join dengan Australia

AS yang 'dikadalin' Hendro terkait isu terorisme tidak mau bantu Hendro, AS malah mendukung SBY jadi Presiden RI pada 2004 lalu dan berimbas pada marahnya Hendro! Hendro lalu bekerja sama dengan teman-teman dan yunior-yuniornya seperti Luhut Panjaitan dan Dai Bachtiar. Mereka dorong bentuk Densus 88, dengan bantuan Australia.

Sumber Daya di TNI sudah tidak bisa diharapkan lagi untuk "perangi terorisme (palsu)", Hendro tunggangi Polri Cs untuk membentuk Densus 88. Australia bantu. Maka sejak itulah ABRI Merah mendompleng Polri yang terus dicaci maki karena tindakan teroristainment yang berlebih. Seiring dengan terbentuk Densus 88 maka umat Islam kini mengalihkan perhatiannya dari ABRI merah, tak tahunya masih di dalangi oleh Jenderal jagal yang sama, darah titisan Benny Moerdani Cs.

Seiring dengan terbentuk Densus 88 maka umat Islam kini mengalihkan perhatiannya dari ABRI merah, tak tahunya masih di dalangi oleh Jenderal jagal yang sama, darah titisan Benny Moerdani Cs.

Akhirnya Australia mau membantu "perangi terorisme abal-abal" di Indonesia karena tekanan politik dalam negeri mereka yang begitu kuat, apalagi korban bom Bali I menewaskan 88 WN Aussie. Kekhawatiran rakyat Aussie baga bola salju dan menganggap terorisme Indonesia sebagai ancaman bagi keamanan nasional. Karenanya Aussie terpaksa rekrut Hendropriono

Selanjutnya bisa tebak, Hendroprioono jadi agen pemerintah Aussie via ASIS (lembaga intelijen Australia). Hendro dipasok uang, logistik, info, jaringan dan lainnya.

Jadi jika ada kasus merebaknya Islamophobia dimana-mana? Buka saja topeng mereka.... [adivammar/voa-islam.com]

Iraq, inilah peta politik Barat di sana



IRAQ; INILAH PETA POLITIK BARAT DISANA

Strategi Barat Memecah-belah Dunia Islam
July 26th, 2014 by solihan
Persatuan Dunia Islam adalah mimpi buruk bagi Barat. Barat terus menggunakan strategi integrasi untuk mengeksploitasi berbagai kepentingan ekonominya dengan berbagai proyek regionalisme seperti Uni Eropa, APEC dll.

Di sisi lain mereka terus melakukan strategi pecah-belah terhadap Dunia Islam. Ketakutan Barat terhadap persatuan Dunia Islam dilatarbelakangi oleh pengalaman sejarah yang ‘menakutkan’ ketika mereka harus menghadapi negara adidaya (super power state) Khilafah Islam sepanjang sejarah peradaban dunia. Umat Islam yang bersatu di bawah Kekhilafahan Islam berhasil menggedor Eropa, bahkan menguasai sebagian wilayahnya seperti Andalusia pada masa Kekhilafahan Ummayah-Abbasiyah dan Balkan pada masa Kekhilafahan Utsmaniyyah.

Setelah Khilafah Islam terakhir Turki Utsmani berhasil mereka tumbangkan, Barat terus berupaya mencegah kemunculan persatuan Dunia Islam, apalagi di bawah naungan Khilafah. Berbagai negeri Muslim yang dianggap memiliki kapabilitas sebagai negara yang kuat dilemahkan, bahkan kalau perlu dipecah-belah lagi menjadi beberapa negara. Inilah yang dialami Sudan; dipecah menjadi Sudan dan Sudan Selatan. Ini juga yang dialami Pakistan, yang kemudian menghasilkan penglepasan Bangladesh dari Pakistan. Bahkan ketika Kekhilafahan Turki Ustmani dalam keadaan lemah, mereka menjebaknya untuk terjun dalam Perang Dunia I. Sebelumnya, mereka merancang pembagian wilayah Khilafah dalam Perjanjian Rahasia Sykes-Picot antara diplomat Inggris dan Prancis. Perjanjian ini kemudian terbongkar karena terjadi Revolusi Bolshevic yang mengubah Kerajaan Rusia menjadi Uni Sovyet.

Upaya pecah-belah ini tidak akan berakhir. Ini adalah bagian dari strategi Barat terhadap Dunia Islam. Ini pula yang saat ini dilakukan Barat terhadap Irak.

Roadmap Pecah-Belah Irak

Irak adalah negeri Muslim yang sangat penting. Irak adalah bekas pusat Kekhilafahan Islam Abbasiyah yang berpusat di Baghdad. Pasca dikuasai Inggris setelah menang Perang Dunia I pada Oktober 1919, Irak awalnya mengadopsi sistem kerajaan dengan menempatkan ‘boneka’ Inggris dari Dinasti Hashemit/Hasyimiyah; dimulai dari Raja Faishal I yang merupakan anak dari Hussein bin Ali penguasa dari Hijaz hingga Raja Faishal II, cucunya.

Amerika Serikat lalu mengambil-alih dominasi Irak dari Inggris dengan men-support kudeta militer yang dilakukan oleh Muhammad Najib ar-Ruba’i pada tahun 1958. Karena Irak adalah negara yang kuat, perlu langkah-langkah yang lebih jitu lagi untuk melemahkan Irak.

Irak adalah negara dengan komposisi penduduk sekitar 75-80% bangsa Arab. Kelompok etnis utama lainnya adalah Kurdi (15-20%), Asiria, Turkmen Irak, dll. (5%). Muslim di Irak menurut Britannica terdiri dari Syiah 60%, Sunni 40%. Menurut CIA World Fact Book, di Irak Syiah 60%-65% dan Sunni 32%-37%. Demografi Irak yang demikian menjadi salah satu potensi untuk memecah-belah Irak.

Upaya melemahkan Irak dimulai bukan ketika Amerika menginvasi Irak dan menjatuhkan Saddam Hussein. Sejak tahun 1991 Amerika Serikat menjatuhkan sanksi zona larangan terbang (no flying zone) di wilayah Irak utara. Sejak itu, wilayah tersebut yang mayoritas penduduknya beretnis Kurdi menjadi mirip sebuah negara.

Saat menduduki Irak pada Maret 2003, awalnya Amerika Serikat menempatkan Letjen Jay Gardner sebagai gubernur jenderal di sana. Namun, karena dianggap gagal-total menangani Irak, Amerika menggantikan dia dengan Paul Bremer. Dialah yang ditugasi melakukan ‘penjarahan’ besar-besaran terhadap Irak. Langkahnya yang paling mendasar adalah menetapkan konstitusi yang isinya mengandung benih perpecahan Irak. Bersama Peter Galbraith, milyarder yang menulis buku The End of Iraq, terbitan 2006, Bremer membuat konstitusi Irak itu dengan memberikan kuota aliran dan sektarian. Undang-Undang Dasar baru Irak menekankan betul betapa pentingnya desentralisasi dan otonomi daerah di Irak.

Melalui UUD baru Irak, pemerintahan daerah termasuk di dalamnya Kurdistan, berhak mendirikan angkatan bersenjatanya sendiri; berhak sepenuhnya atas kepemilikan bumi, air, minyak dan mineral yang terkandung di wilayah Kurdistan. Bahkan Kurdistan berhak untuk mengelola ladang minyak yang ada wilayah kekuasaannya, termasuk dalam mengelola pendapatan hasil minyak mereka meski pemerintahan pusat Baghdad tetap berwenang mengelola produksi komersial ladang minyak tersebut. Konstitusi permanen ini memberikan legitimasi terhadap semua proses invasi Amerika Serikat terhadap Irak.

Perlahan Amerika Serikat mulai memberikan partisipasi yang lebih luas bagi rakyat Irak. Pada bulan Desember 2011 militer Amerika Serikat mulai ditarik dari Irak. Namun, dalam hal keamanan dan politik pengaruh Amerika Serikat masih menancap kuat di Irak.

Amerika Serikat menjaga Irak dengan mendudukkan seorang diktator sektarian tulen, Nuri al-Maliki. Secara sengaja pemerintahan-nya melakukan penindasan di wilayah-wilayah yang secara etnis minoritas di utara dan barat Irak. Jadilah eskalasi berbasiskan sektarian terus meningkat dengan hadirnya berbagai milisi bersenjata Syiah bentukan dari al-Maliki yang juga memiliki latar belakang Syiah yang kuat.

Nuri al-Malaki telah menjadi perdana menteri Irak sejak pemerintahan transisi berakhir pada tahun 2006. Kekuatan politik dan militer di Irak sangat terpusat di kantor Perdana Menteri Nuri al-Maliki. Al-Maliki mendominasi tentara Irak, unit operasi khusus, intelijen dan departemen pemerintah utama. Semuanya telah menjadi kantor pribadinya. Pemerintah Irak kemudian berkonsentrasi untuk menghadapi milisi Kurdi dan Sunni yang membentuk Islamic State of Irak, yang kemudian berubah menjadi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Persoalan yang sangat mendasar di Irak adalah sektarianisme yang semakin menguat, apalagi didukung oleh negara-negara sekitar Irak yang mendorong pihak-pihak yang memiliki kesamaan etnis/mazhab dengan mereka.

Inilah yang terjadi di Irak yang merupakan implementasi politik pecah-belah yang dijalankan oleh Barat. Amerika sebagai aktor utama di Irak di-support oleh Inggris, penguasa Irak sebelumnya. Mereka tidak menginginkan Irak bersatu-padu. Mereka menginginkan Irak terpecah-belah. Setiap pecahannya saling bermusuhan dan bersaing serta saling memerangi satu sama lain.

Warga Irak memiliki latar belakang etnis yang berbeda. Letak geografis Irak juga terpisah. Adapun Konstitusi Irak menekankan pada otonomi daerah. Dengan semua itu jadilah setiap pihak bersikukuh merasa memiliki daerah kekuasaan. Masing-masing menyerukan secara terbuka pemisahan diri berdasarkan kedaerahan masing-masing.

Strategi Barat Memecah-Belah Dunia Islam

Barat sangat memahami bahwa persatuan adalah inti dari kekuatan umat Islam. Khilafah Islam pada masa kegemilangannya telah menunjukkan posisinya sebagai superpower pada masa Abad Pertengahan. Memang, Islam berpotensi melahirkan perbedaan. Namun, dalam Islam ada prinsip “perbedaan adalah rahmat” dan “amrul imam yarfa’ al-khilaf” (perintah imam [khalifah] menghilangkan perbedaan pendapat). Prinsip ini mampu mengembalikan berbagai perbedaan yang muncul di Dunia Islam ke persatuan dan kesatuan umat.

Barat senantiasa mencari celah untuk dapat masuk dan memecah-belah umat Islam. Saat Khilafah terakhir berada di tangan orang-orang Turki (Turki Utsmani), mereka menghembuskan isu Turanisme vs Arabisme. Dengan ide nasionalisme yang berkembang di Eropa pasca Perjanjian Westphalia, Dunia Islam pun dipaksa mengadopsi ide nasionalisme. Jadilah Perang Dunia I momentum untuk menghabisi keberadaan Khilafah Islam terakhir.

Inggris dan Prancis, dua negara superpower saat itu, merancang pembagian wilayah pasca perang melalui Perjanjian Sykes-Picot yang ditandatangani pada tanggal 16 Mei 1916. Perjanjian ini diberi nama sesuai dengan nama diplomat Prancis François Georges-Picot dan diplomat Inggris Sir Mark Sykes. Keduanya merundingkan pemecahan wilayah Khilafah Turki Utsmani tersebut. Khilafah pun dapat diruntuhkan dan jadilah Dunia Islam terpecah menjadi lebih dari 50 negara.

Apa yang dilakukan Barat tidak berhenti di situ. Barat sangat memahami potensi persatuan Islam ini. Karena itu berbagai upaya dilakukan untuk mencegah persatuan kembali umat Islam. Beberapa strategi kontemporer dapat dirujuk dari rekomendasi Rand Corporation, sebuah lembaga think-tank neo konservatif Amerika Serikat yang banyak mendukung berbagai kebijakan Gedung Putih. Dalam rekomendasi yang disampaikan oleh Cheryl Benard yang berjudul “Civil Democratic Islam, Partners, Resources and Strategies” secara detil diungkapkan upaya untuk memecah-belah umat Islam.

Tulisan dari Dr. Michael Brant, mantan tangan kanan Direktur CIA yang berjudul “A Plan to Divide and Destroy the Theology”, pun menunjukkan bagaimana CIA sampai mengalokasikan dana sebesar 900 juta US dolar untuk memecah-belah umat Islam.

Bahkan terkait dengan krisis Irak, Amerika Serikat sudah dalam tahapan pengkondisian legitimasi reinvasi Amerika dan implementasi peta baru Timur Tengah dengan menjadikan Irak menjadi tiga negara: Sunni, Syiah, Kurdi. Sebagaimana yang diungkap oleh Letnan Kolonel Ralph Peters, pensiunan dari National War Academy AS, dalam buku yang diterbitkan Angkatan Bersenjata Journal pada bulan Juni 2006, peta Irak dalam buku ini telah digunakan dalam program pelatihan di NATO Defense College untuk perwira militer senior.

Penegasan hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang mengklaim bahwa perwujudan tiga negara bagian federal (berdasarkan kesepakatan etnis dan suku) telah menjadi opsi penting dalam menyelesaikan krisis di Irak. Joe Biden dalam pertemuannya Sabtu (1/6/14) dengan sekelompok tokoh Irak di Washington mengatakan, “Pembentukan tiga negara bagian terpisah (Syiah-Sunni-Kurdi) adalah untuk menyelesaikan krisis dalam negeri Irak.

Menghadapi Politik Adu-Domba Barat

Barat, khususnya Amerika, telah memiliki pandangan yang khusus terhadap Timur Tengah sejak terjun ke dalam politik dunia pasca melepaskan Doktrin Monroe.

Karena itu umat Islam perlu memiliki kesadaran politik mengenai negara-negara yang memiliki peran penting dalam percaturan politik internasional. Mereka adalah Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis dan Cina. Selain itu penting juga memahami keterkaitan (connections) antara orang-orang yang memiliki hubungan yang erat dan dekat dengan negara-negara berpengaruh tersebut. Menjadikan seseorang menjadi ‘boneka’ negara asing bukanlah proses yang instan; butuh pendalaman, interaksi yang intens yang keterkaitan kepentingan yang saling berkelindan satu sama lain.

Dalam menghadapi politik adu-domba Barat, sekali lagi, penting ditegaskan mengenai kebutuhan akan persatuan dan kesatuan umat Islam di bawah naungan Khilafah Islam. Khilafah Islam yang syar’i dapat menghapus berbagai perbedaan akibat pemahaman asing dengan senantiasa menjadikan akidah Islam sebagai asas kenegaraannya.

Penutup

Alhasil, di sinilah nilai penting seruan kepada rakyat Irak dan umat Islam pada umumnya; lebih khusus kepada bangsa Arab yaitu kalangan Kurdi, Sunni dan Syiah yang ada di Irak untuk waspada terhadap realitas ini. Selama pendudukan Amerika Serikat di Irak masih kokoh, tidak henti-hentinya strategi politik mereka terus dijalankan. Mereka akan terus berupaya mencegah Irak menjadi negara yang kuat, bahkan membuat Irak terpecah-belah menjadi beberapa negara baru.

Irak adalah negeri persatuan umat Islam. Irak pernah menjadi pusat Khilafah Islam yang membentang dari pantai barat Afrika hingga kepulauan Nusantara di timur Asia pada masa Abbasiyah. Karena itu umat Islam harus kembali pada contoh yang ditunjukkan oleh generasi pertama yang dimuliakan Allah SWT, yaitu memutuskan perkara dengan apa yang telah Allah turunkan, berjihad di jalan Allah, memutus hubungan dengan musuh-musuh umat, membuang jauh-jauh sektarianisme dan berpegang teguh hanya dengan Islam.

Semua persoalan ini bisa diselesaikan dengan menegakkan kembali Khilafah Rasyidah yang mengikuti metode kenabian. Dengan Khilafah inilah kaum Muslim menjadi muliya.

H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si.; Lajnah Khusus Intelektual DPP HTI

Friday, July 25, 2014

ust felix : untuk cwewk selfi

itu cewek-cewek selfie sambil dimonyong-monyongin siapa sih yang ngajarin? (-_-); | bener-bener musibah..

wajah di kiyut-kiyutin, di unyu-unyuin, artis wannabe kali ya? | di-publish lagi, yeuh.. (-_-); stop it already..

cewek-cewek pikir selfie berlebih itu buat dirinya menarik? | mungkin iya, tapi bukan menarik untuk dijadiin istri (-_-);

bayangin aja udah jadi istri lalu selfie monyong-monyongan, di imut-imutin dan kiyut-kiyutin | bisa stres suaminya deh.. (-_-);

Islam justru ajarin Muslimah jangan seneng diperhatikan, dilihat orang lain | ini malah selfie nggak jelas... (-_-);

diperintah jelas menundukkan pandangan, agar kita dan orang pun terjaga | cewek sekarang modelnya malah "demen menggoda" (-_-);

mati-matian pengen dibilang cantik, tewas-tewasan cari perhatian | kayaknya desperate banget demi manusia.. (-_-);

asal tau aja, lelaki normal males kalo istrinya diperhatiin orang lain | risih kalo istrinya diliatin orang lain, nggak rela.. (-_-);

begitulah rasa malu jadi salah satu penghias terbaik bagi Muslimah | karena malu itu cabang keimanan, nggak rugi yang punya malu.. (-_-);

begitu pula hakikat hijab yang diperintahkan Allah | justru supaya Muslimah nggak diperhatikan, bukan malah jadi hiasan.. (-_-);

bila berhijab ingin tampil cantik menarik, niatnya perlu dibenahi | bila berfoto sebab ingin diperhatikan, niatnya perlu dibenahi (-_-);

selama rasa ingin eksis "ini loh gue!" masih tinggi, sulit hati merendah di hadapan Allah | maka sulitlah merasa manisnya iman (-_-)';

jangan berlebihan, selfie-mu untuk goda suamimu aja, berpahala | jangan sampai malah jadi fitnah dan malah jadi sebab dosa.. (-_-);

yang belum nikah, tahan untuk berlebih-lebihan dalam berfoto | karena bagi lelaki baik, bukan itu yang dia lihat, itu tidak dia perlukan..

carilah perhatian Allah dengan meningkatkan keimanan | dan cabang iman yang penting bagi Muslimah, itulah rasa malu

Khilafah dan kemenangan sejati ramadhan


Khilafah dan Kemenangan Sejati Ramadhan

Oleh: Farid Wadjdi

Hubungan khilafah dan Ramadhan sangatlah erat. Banyak hal penting dari bulan Ramadhan ini yang benar-benar akan terwujud kalau ditengah-tengah umat Islam ada khilafah. Bulan Ramadhan kerap disebut dengan syahrul Qur’an, bulan diturunkannya Alquran. Sementara Alquran bukan hanya untuk dibaca, tapi juga untuk diterapkan secara totalitas. Karena Alquran merupakan pedoman hidup kita (hudallinnas).

Hanya saja, ketiadaan khilafah sebagai institusi negara yang menerapkan syariat Islam, telah berakibat banyak hukum-hukum Allah SWT yang tidak bisa diterapkan. Kewajiban hukum qishash, jilid bagi pezina, larangan riba, kewajiban taat kepada ulil amri (khalifah), semuanya tidak bisa dilaksanakan tanpa khilafah.

Demikian pula, tanpa khilafah apa yang menjadi tujuan dari shaum kita, agar kita bertakwa, tidak seutuhnya bisa kita wujudkan. Bukankah takwa itu artinya menjalankan seluruh perintah Allah SWT dan meninggalkan seluruh larangan Allah SWT?Bagaimana mungkin seluruh hukum-hukum Allah SWT bisa diterapkan tanpa adanya khilafah? Bagaimana mungkin kita meraih takwa yang totalitas, sementara ekonomi kita masih mengadopsi sistem kapitalis,politik kita mendewakan demokrasi, kemaksiatan dibiarkan atas nama liberalisme?

Ramadhan juga merupakan bulan yang penuh dengan rahmat, berupa banyaknya kasih sayang Allah SWT kapada kita. Termasuk melimpahnya ampunan Allah SWT kepada kita (syahrul maghfirah). Kembali kita bertanya, pantaskah kita mendapatkan kasih sayang Allah SWT dan ampunan Allah SWT, sementara bagitu banyak hukum-hukum Allah SWT yang kita abaikan? Kita membiarkan kemaksiatan yang merajalela di depan mata? Sementara sekali lagi, untuk bisa menerapkan hukum Allah secara totalitas kita memerlukan khilafah.

Pantaskah kita mendapat kasih sayang Allah SWT dan ampunanNya, sementara kita tidak peduli dengan penderitaan umat Islam di berbagai belahan dunia. Kita tidak ambil pusingdengan nyawa kaum Muslimin yang dibunuh secara kejam oleh negara-negara imperialis di Irak, Afghanistan, dan Palestina. Kita acuh dengan tangisan minta tolong dari saudara-saudara kita di Suriah, Turkistan Timur (Xinjiang), saat mereka menghadapi penguasa-penguasa zalim yang menindas mereka? Pantaskah kita mendapakan kasih sayang Allah SWT saat kita biarkan saudara-saudara kita yang hidup miskin dan menderita akibat penerapan sistem kapitalisme dan abainya penguasa-penguasa mereka?

Sekali lagi semua ini terjadi akibat di tengah-tengah umat Islam tidak ada lagi khilafah yang melindungi nyawa umat Islam, membebaskan negeri-negeri Islam yang tertindas. Tidak ada lagi khilafah yang menjamin kebutuhan pokok tiap individu rakyat, memberikan pendidikan dan kesehatan gratis bagi seluruh rakyat. Tidak ada lagi khilafah yang menjaga kekayaan alam negeri-negeri Islam yang dirampok oleh negara imperialis atas dasar kapitalisme.

Para ulama sering menyebut Ramadhan dengan syahrul jud. Al Jud maknanya banyak memberi, banyak bersedekah, dan banyak membantu fakir miskin. Pertanyaan pentingnya, bagaimana kalau kemiskinan itu terjadi secara sistemik dan merata akibat produk sistem kapitalisme? Tentu tidak bisa diselesaikan dengan hanya memberikan sedekah. Tapi kita wajib membabat habis sistem kapitalisme yang menjadi pangkal kemiskinan umat dan menggantinya dengan syariah Islam. Kita pun wajib menghentikan penjajahan negara-negara imperialis di dunia Islam yang merampok atas nama investasi asing, perdagangan global dan hutang luar negeri. Tentu semua ini hanya bisa dilawan dengan tegaknya khilafah.

Ramadhan juga disebut sebagai syahrul jihad, betapa banyak kemenangan yang diraih kaum Muslimin saat berperang (jihad fi sabilillah) di bulan Ramadhan. Sebagian besar jihad ini dilakukan oleh kaum Muslimin sebagai bagian dari politik luar negeri negara Islam yaitu dakwah. Dan sebagian besar perang ini berada di bawah komando kepala negara (amirud daulah) atau khalifahuntuk membebaskan negeri-negeri Islam yang ditindas. Jihad sebagai bagian tahapan politik luar negeri daulah Islam, tidak mungkin bisa dilakukan kalau ditengah-tengah umat Islam tanpa ada khilafah.

Walhasil, seharusnya bulan Ramadhan yang penuh berkah ini menjadi pendorong bagi kita untuk bersungguh-sungguh menegakkan kembali khilafah. Sebab, tanpa khilafah, Ramadhan demi Ramadhan akan berlalu tanpa membawa perubahan yang berarti di tengah-tengah umat. Perkara inilah yang dijelaskan Amir Hizbut Tahrir dalam pidatonya saat menyambut 1 Ramadhan 1435 H lalu. Al ‘Alim Syeikh Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah, mengakhiri pidatonya dengan kalimat yang perlu kita renungkan: “Dan terakhir, kita wajib memiliki perhatian terhadap puasa agar Allah ridha kepada kita dan mengampuni dosa-dosa kita yang terdahulu. Begitu juga kita wajib menaruh perhatian terhadap perjuangan untuk melanjutkan kehudupan islami dengan tegaknya al-Khilafah ar-Rasyidah agar kita termasuk orang-orang yang meraih keberhasilan di dunia dengan penerapan hukum-hukum Allah, bernaung dengan panji Rasulullah SAW, panji al-‘Uqab, panji Lâ ilaha illa Allâh Muhammad Rasûlullâh, dan agar kita termasuk orang-orang yang meraih keberhasilan di akhirat dengan izin Allah, bernaung dengan naungan pada hari di mana tiada naungan kecuali naungan-Nya, sehingga kita meraih keberhasilan di dunia dan akhirat dan yang demikian itu merupakan keberhasilan yang agung.” ()

omdo


Syariah Dan Khilafah Padangsidempuan
Dengan ucapan, Rasulullah bisa menegakkan daulah Islam di medinah . Rasulullah tidak pernah menghunus pedang sekalipun sebelum tegaknya daulah Islam Medina.

Dengan ucapan, Soekarno bisa menyatukan perjuangan bangsa Indonesia hingga bisa mengusir penjajah Belanda. Soekarno tidak pernah memegang senjata sekalipun sampai merdekanya Indonesia dari penjajahan Belanda.

Dengan ucapan, Karl Marx mampu mengakhiri kekuasaan monarki di Rusia dan menggantinya dengan Sosialis. Karl Marx juga tidak memanggul senjata kemana-mana dalam perjuangannya.

Dengan ucapan, Hitler akhirnya menguasai Jerman .Hitler juga tidak menembak siapapun sebelum dia duduk di singgasana kekuasaan.

Ini bukan hendak menyamakan Rasulullah dengan oknum-oknum lainnya. Tapi hendak menunjukkan bagaimana dahsyatnya perubahan yang bisa terjadi lewat ucapan-ucapan.

As-syaikh Sayyid Quthb mengakui hal ini ketika menyatakan :
"Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala. Tapi ucapan bisa menembus berjuta-juta kepala."

So, woles aja, dan mari terus berdakwah untuk perubahan besar menuju Syaria

Syariah Dan Khilafah Padangsidempuan
Dengan ucapan, Rasulullah bisa menegakkan daulah Islam di medinah . Rasulullah tidak pernah menghunus pedang sekalipun sebelum tegaknya daulah Islam Medina.

Dengan ucapan, Soekarno bisa menyatukan perjuangan bangsa Indonesia hingga bisa mengusir penjajah Belanda. Soekarno tidak pernah memegang senjata sekalipun sampai merdekanya Indonesia dari penjajahan Belanda.

Dengan ucapan, Karl Marx mampu mengakhiri kekuasaan monarki di Rusia dan menggantinya dengan Sosialis. Karl Marx juga tidak memanggul senjata kemana-mana dalam perjuangannya.

Dengan ucapan, Hitler akhirnya menguasai Jerman .Hitler juga tidak menembak siapapun sebelum dia duduk di singgasana kekuasaan.

Ini bukan hendak menyamakan Rasulullah dengan oknum-oknum lainnya. Tapi hendak menunjukkan bagaimana dahsyatnya perubahan yang bisa terjadi lewat ucapan-ucapan.

As-syaikh Sayyid Quthb mengakui hal ini ketika menyatakan :
"Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala. Tapi ucapan bisa menembus berjuta-juta kepala."

So, woles aja, dan mari terus berdakwah untuk perubahan besar menuju Syaria

Thursday, July 24, 2014

Bersatu Bebaskan Palestina




Bersatu Bebaskan Palestina
Oleh : Muhammadun (Pimpinan HTI Riau)


“Telah dikutuk orang-orang kafir dari Bani Israel dengan lisan Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas” (QS Al-Maidah:78).


Melampaui batas kemanusiaan.

Itulah kebiadaban Israel. Benar-benar melampaui batas kemanusiaan. Beberapa hari ini, di bulan suci Ramadhan 1435, angkatan udara Yahudi Israel membombardir sejumlah kawasan di Jalur Gaza dengan pesawat-pesawat tempurnya secara brutal secara terus-menerus dan kadang kala secara sporadis. Kaum muslimin di Gaza menghadapi serangan itu hanya dengan dada-dada mereka, dengan sikap kepahlawanan yang sulit dicari tandingannya. Mereka ’menyabung nyawa’ mereka dengan senang hati; ada yang menjadi syahid, sementara ratusan lainnya terluka.

Pesawat-pesawat Israel dengan senjata cluster kimianya memasuki wilayah udara Gaza dengan, hanya dihadapi dengan roket-roket rakitan penduduk Gaza. Sementara itu, para penguasa di negeri-negeri Arab seperti Mesir, Yordania, Arab Saudi, Libanon, Suriah, dll tidak peduli. Mereka hanya menjadikan pesawat-pesawat tempur “milik kaum muslimin” itu sebagai pameran dan hiasan. Begitulah, akhirnya, pesawat-pesawat tempur Yahudi itu pun merasa tenang dan terbang dengan aman. Pesawat-pesawat Yahudi membombardir manusia, pemukiman dan rumah sakit dengan kejamnya! “Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka putuskan itu! “ (QS an-Nahl [16]: 59).

Mengapa harus peduli ?

Sejatinya persoalan Palestina bukan semata masalah domestik Gaza atau masalah ormas Hamas. Palestina adalah Milik umat Islam seluruh dunia, termasuk kita di Indonesia ini. Sebab, semenjak tahun 15 H, sesuai perjanjian umariah (al-uhdah al- umariyah) pada masa pemerintahan Umar ibn al-Khathtab, Palestina adalah tanah wakaf kaum muslimin. Di sana juga terdapat masjid al Aqsha, kiblat pertama kaum muslimin. Betapa pentingnya kedudukan Palestina di hati kaum muslimin. Sehingga Sholahuddin al-Ayubi, seorang pahlawan muslim berdarah Kurdi, bersumpah tak pernah tersenyum hingga beliau membebaskan Baitul Maqdis pada tanggal 2 Oktober 1187, setelah sebelumnya diduduki kaum penjajah.

Kepedulian kita terhadap Gaza dan Palestina umumnya adalah suatu kewajiban. Umat Islam adalah satu tubuh. Persaudaraan kita tidak disekat-sekat oleh bangsa, ras atau suku. Juga bukan oleh kepentingan pragmatis duniawi. Namun, semenjak Perjanjian Sykes-Picot tahun 1916 dan Deklarasi Balforur tahun 1917, Inggris dan Prancis mencabik-cabik Timur Tengah menjadi negeri-negeri kecil atas dasar nasionalisme sempit dan Arabisme. Satu dan lainnya pun acap kali berseteru. Ukhuwah Islamiyah pun luntur bahkan hilang sama sekali.
Kini saatnya kita buktikan komitmen ukhuwah Islamiyah kita secara nyata. Bukan sekedar retorika. Sesungguhnya respon terhadap pembantaian di Gaza itu sudah jelas, bukannya tidak jelas; tidak membutuhkan rapat, pertemuan dan evaluasi. Respon itu juga tidak bergantung pada resolusi PBB. Karena PBB lah yang telah mendirikan Negara Israel melalui Resolusi 181 Majelis Umum PBB tahun 1947. Solusi rasional dan manusiawi hanyalah dengan cara mengerahkan tentara untuk berperang melawan kebiadaban Israel dan menghimpun orang-orang yang mampu untuk menjadi tentara. Tidak ada lagi yang lain.
Umat Islam tidak boleh merasa puas hanya dengan melakukan longmarch, pawai, demonstrasi atau qunut nazilah. Ataukah kita puas hanya sekedar berkirim doa? Tentu tidak, meskipun doa itu sangat penting. Pernyataan kutukan atau penggalangan dana kemanusiaan memang diperlukan. Akan tetapi tidak mampu menghentikan pembantaian tentara zionis atas rakyat Palestina. Setiap muslim adalah saudara kita. Bagaimana mungkin pembunuhan dilakukan terhadap saudara-saudara kita, sementara kita khususnya militer muslim tetap berdiam diri di barak-barak?
Allah SWT menyerukan kepada kita untuk meraih kemuliaan dunia dan akhirat. Sesungguhnya pertolongan dari Allah dan kemenangan sangat dekat, atau surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang telah disiapkan bagi orang-orang yang bertakwa:

“Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kalian terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang Mukmin “(QS at-Taubah [9]: 14).

Begitulah caranya menolong warga Gaza. Begitulah seharusnya respon terhadap Pembantaian Gaza. Begitulah seharusnya menghancurkan blokade dari mereka. Begitulah Allah melegakan hati orang-orang Mukmin: “Sesungguhnya (apa yang disebutkan) dalam (surat) ini, benar-benar menjadi peringatan bagi kaum yang menyembah Allah)”(QS al-Anbiya’ [21]: 106).
Tentu kesatuan umat Islam sedunia menjadi sangat penting untuk menghadapi kedzaliman Israel. Bagaimana kita bisa mendapat kemenangan dan pertolongan Allah kalau kita masih terpecah belah, hanya mengedepankan ego nasionalisme masing-masing. Mengapa? Karena kata Gregory Bostonich, bangsa Yahudi dengan mudah dikalahkan ketika Umat Islam bersatu. Sejak Muhammad SAW hijrah (berdiri Daulah Islam di Madinah) hingga runtuhnya Khilafah Utsmaniyah tahun 1924. Pada masa itu Kelompok Yahudi tidak berkutik. Namun sejak runtuhnya Khilafah Islamiyah tahun 1924, berdirilah Negara Israel tahun 1948. Dan kekejian demi kekejian terus dilakukan negara zionis Israel.

Israel Pasti Bisa Dikalahkan

Negara Israel adalah kombinasi dari sedang lemahnya umat Islam, oportunisme Zionis Yahudi serta rencana Barat untuk mengontrol bumi dan umat Islam. Di Palestina berhasil didirikan negara Yahudi setelah sebelumnya umat Islam berhasil diinfiltrasi dengan pikiran-pikiran yang tidak islami, sehingga dapat dipecah belah. Rasulullah SAW bersabda: “Kunci Timur dan Barat telah ditunjukkan Allah untukku dan kekuasaan umatku akan mencapai kedua ujungnya. Telah kumohon kepada Rabbku agar umatku tidak dihancurkan oleh kelaparan maupun oleh musuh-musuhnya. Rabbku berkata: Apa yang telah Ku-putuskan tak ada yang bisa mengubahnya. Aku menjamin bahwa umatmu tak akan hancur oleh kelaparan atau oleh musuh-musuhnya, bahkan jika seluruh manusia dari segala penjuru dunia bekerja bersama-sama untuk itu. Namun di antara umatmu akan ada yang saling membunuh atau memenjarakan.” (HR Muslim no. 6904).

Karena itu baik strategi Zionis maupun Barat adalah menimbulkan permusuhan di kalangan umat Islam sendiri. Namun ketahuilah, sesungguhnya Zionis atau Barat sendiri juga saling bersaing demi kepentingannya. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. “Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti.” (QS. 59:14).
Yang jelas, sang penjajah Israel tidak bisa diusir dalam kondisi umat Islam dewasa ini. Di saat Umat Islam tercerai berai. Kita terlebih dahulu mereka harus menata aqidah dan menegakkan Khilafah. Umat Islam bersama khilafahnya yang berhak melakukan tugas mulia itu, serta (insya Allah) memenuhi salah satu nubuwat Rasulullah berikut ini: “Tidak datang hari Kiamat, sebelum kamu memerangi kaum Yahudi, hingga mereka lari ke belakang sebuah batu, dan batu itu berkata: “ada orang Yahudi di belakangku, datanglah, dan bunuhlah” (HR Bukhari Vol. 4 Kutub 52 no. 176 dan HR Muslim no. 6985)

Saatnya kita semua sadar. Semoga kita mau bahu membahu dan bersatu menghentikan kekejian Israel. Dengan kekuatan Umat Islam sendiri. Dengan ijin Allah kita akan bebaskan Palestina.[]

islam agamaku

ISLAM AGAMAKU
23 Agustus 2012 pukul 22:15
MENGENAL ISLAM LEBIH DEKAT
Abu afa romli

Islam secara bahasa berarti tunduk, patuh dan berserah diri.
Allah SWT berfirman:

“Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri (muslimiin)”. QS Ali ‘Imron [3]: 52. Dan firman-Nya:

“Katakanlah: "Hai ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (muslimiin)". QS Ali ‘Imron [3]: 64.

Sedangkan Islam dalam istilah syara’ berarti; Agama (al-diyn) yang telah diturunkan oleh Alloh SWT kepada nabi kita Muhammad SAW, untuk mengatur interaksi manusia dengan Penciptanya, dengan dirinya dan dengan sesamanya. Interaksi manusia dengan Penciptanya itu mencakup urusan akidah dan ibadah, interaksi manusia dengan dirinya itu mencakup urusan akhlak, makanan dan pakaian, dan interaksi manusia dengan sesamanya itu mencakup urusan muamalah perundang-undangan dll.

Alloh SWT berfirman:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam…”. QS Ali ‘Imron [3]: 19. Dan firman-Nya:

“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. QS Ali ‘Imron [3]: 85. Dan firman-Nya:


“… Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…”. QS al-Maidah [5]: 3. Dan firman-Nya:

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. QS al-Baqaroh [2]: 208.

Rasululloh SAW bersabda:

الإسلام أن تشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وتقيم الصلاة وتؤتي الزكاة وتصوم رمضان وتحج البيت إن استطعتَ إليه سبيلاً. رواه مسلم عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه.
“Islam ialah jika anda bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Alloh dan bahwa Muhammad Utusan Alloh, menegakkan shalat, membayar zakat, berpuasa Ramadlan, dan haji ke Baitulloh apabila anda mampu jalan kepadanya”. HR Muslim dari Umar bin Khaththab ra. Dan sabdanya:

بني الإسلام على خمس شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة وحج البيت وصوم رمضان. متفق عليه عن عمر رضي الله عنه.
“Islam itu dibangun di atas lima tiang; bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Alloh dan bahwa Muhammad Utusan Alloh, menegakkan shalat, membayar zakat, haji ke Baitulloh, dan puasa Ramadlan”. HR Bukhari dan Muslim dari Umar ra. Dan sabdanya:

الإسلام علانية والإيمان فى القلب. أخرجه ابن أبي شيبة عن أنس.
“Islam itu terang terlihat, sedang iman itu di dalam hati”. HR Ibnu Abi Syaibah dari Anas ra.

Maksudnya Islam itu harus ditampakkan seperti halnya rukun Islam yang lima pada hadits diatas, atau Islam itu terlihat dan tersentuh oleh indra. Jadi Islam itu terang dan kafir itu terang. Berbeda dengan Iman yang tidak nampak, karena ada di dalam hati. Oleh karenanya, orang munafiq itu tidak terdeteksi, kecuali dengan indikasinya saja, sebagaimana iman terdeteksi dengan indikasinya. Dan sabdanya:

الإسلام يزيد ولا ينقص. رواه أحمد وأبو داود والحاكم والبيهقي عن معاذ.
“Islam itu lebih dan tidak kurang”. HR Imam Ahmad, Abu Daud, Hakim dan Baihaqi dari Mu’adz ra.

Islam itu lebih, maksudnya bukan hanya rukun Islam yang lima yang wajib dikerjakan, tetapi masih banyak kewajiban-kewajiban lain yang harus dikerjakan, termasuk kewajiban meninggalkan segala sesuatu dan amal perbuatan yang dilarang atau diharamkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Islam tidak kurang, maksudnya tidak kurang dari rukun Islam yang lima, karena siapa saja yang mengurangi satupun dari rukun Islam yang lima, maka ia termasuk orang kafir, seperti tidak mau membayar zakat. Oleh karenanya, Abu Bakar ra ketika menjadi khalifah beliau memerangi orang-orang yang tidak membayar zakat. Dan sabdanya:

الإسلام يعلو ولا يعلى. رواه الروياني والدارقطني والبيهقي والضياء عن عائذ بن عمرو.
“Islam itu tinggi dan tidak boleh dilebihi tingginya”. HR Royani, Daruquthni, Baihaqi dan Dliya’ dari ‘Aidz bin ‘Amer ra.

Maksudnya Islam itu harus di atas, tidak boleh dibawah. Sistem Islam harus diterapkan untuk mengatur dan melindungi semua manusia, baik yang muslim maupun non muslim. Dan sistem selain Islam itu tidak boleh untuk mengatur kaum muslim. Juga orang muslim harus menjadi pemimpin bagi non muslim, dan non muslim tidak boleh menjadi pemimpin bagi orang muslim. Karena keadilan Islam itu universal untuk semua manusia. Sedang keadilan selain Islam itu hanya berlaku untuk umatnya saja. Dan sabdanya:

الإسلام يجبّ ما كان قبله. رواه ابن سعد عن الزبير وعن جبير بن مطعم.
“Islam itu memangkas apa saja yang ada sebelumnya”. HR Ibnu Sa’ed dari Zuair dan dari Jubair bin Muth’im ra.

Maksudnya, Islam itu memotong apa saja akidah, ideologi, ide, pemikiran, perasaan, adat istiadat, keyakinan dari selain Islam. Jadi seorang muslim wajib meninggalkan semua itu, dan menggantikannya dengan yang datang dari Islam atau dengan yang Islami. Maksudnya juga, semua kesalahan dan dosa yang dilakukan oleh seseorang sebelum ia memeluk Islam, maka ketika ia telah memeluk Islam, semuanya menjadi terpotong, artinya terhapus, dan ia tidak memiliki dosa sedikitpun laksana baru lahir. Dan sabdanya:

الإسلام نظيف فتنظفوا فإنه لا يدخل الجنة إلا نظيف. رواه الطبراني عن عائشة.
“Islam itu bersih, maka jagalah kebersihan, karena tidak masuk surga selain orang yang bersih”. HR Thabaroni dari ‘Aisyah ra.

Maksudnya, Islam itu sangat memperhatikan kebersihan, baik kebesihan lahir maupun batin. Oleh karenanya, Islam memerintahkan mandi dan wudlu untuk membersihkan lahir, juga memerintahkan taubat dan istighfar dll untuk membersihkan batin. Dan sabdanya:

والذي نفس محمد بيده لا يسمع بي أحد من هذه الأمة يهودي ولا نصرانيّ ثم يموت ولم يؤمن بالذي أرسلتُ به إلا كان من أصحاب النار. رواه مسلم.
“Demi Tuhan yang jiwa Muhammad ada pada Tangan-Nya, tidak ada seorangpun dari umat ini mendengar tentang aku, baik orang Yahudi maupun orang Nasrani, kemudian ia mati sebelum beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali ia termasuk penghuni neraka”. HR Imam Muslim.

Hadits ini sangat jelas menunjukkan bahwa Islam hanyalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, dan orang muslim hanyalah orang yang memeluk agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sedang orang Yahudi agamanya adalah Yahudi, orang Nasrani agamanya adalah Nasrani (Kristen), Orang Budha agamanya adalah Budha, orang Hindu agamanya adalah Hindu, dan orang Majusi agamanya adalah Majusi. Seperti halnya orang Islam (muslim) agamanya adalah Islam. Ini sangat jelas. Karena kata “muslimiin” pada ayat-ayat diatas itu bermakna orang-orang yang berserah diri, dengan makna bahasa.

Hadits di atas juga bantahan terhadap ide pluralisme yang menganggap semua agama adalah agama Islam dan pemeluk semua agama adalah orang-orang Islam yang akan selamat dan masuk surga. Wallohu a’lam…

FELIX SIAUW YESS, HTI NO


FELIX SIAUW YESS, HTI NO
Oleh : Oksa Putra YuZa

Saya selalu tersenyum ketika Ustadz Felix Siauw mengajak jamaah facebooker untuk mengkaji Islam di Hizbut Tahrir. Tersenyum membaca setiap komen yang sepertinya kecewa berat dengan Ustadz yang mereka idolakan. Kecewa karena sang Ustadz ternyata anggota HT. Mereka berkomentar,"Felix Siauw yess, HTI no,". Kenapa tersenyum, karena sungguh mereka sama seperti saya dulu, berkomentar dalam ketidaktahuan, curiga berlebih-lebihan, membenci karena cerita orang yang katanya bin katanya.

Felix Siauw yess, HTI no. Ini sangat lucu,karena mereka menyukai status-status Ustadz Felix tapi membenci tempat dimana Ustad Felix mengenal dan mendalami Islam. Dari awal Ustadz Felix berdiskusi dengan syabab hizb, diskusi yang sangat panjang, dari selesai isya hingga adzan subuh berkumandang. Dengan kesadaran penuh Ustadz Felix mengucap syahadat, setelah itu belajar Islam dari dasar hingga pemahaman menyeluruh. "Dua hal yang saya rasakan setelah mengenal Islam, pertama ketenangan saat pertama kali bersujud. Kedua greget, greget karena Islam yang sempurna ini tidak diterapkan. Islam itu air putih, tapi umat lebih memilih air comberan. "Dengan alasan itulah Ustad Felix bersemaangat mendakwahkan Islam, bahkan langsung mengisi halaqoh di kampusnya, padahal waktu itu belum bisa membaca alqur'an, tidak berapa lama halaqoh itu bubar. hehe.

Felix Siau yess, HTI no. Ini adalah ucapan yang wajar. Sama wajarnya seperti Rofi' Maryam yang memalsukan nomor hp-nya setiap kali bertemu muslimah Hizbut Tahrir. Iya, Rofi maryam bercerita tiga kali memalsukan nomor hp ketika ditanya muslimah hizbut tahrir. Kenapa begitu? Karena dia tahu hizb dari katanya bin katanya. "Jangan dekat-dekat dengan HTI, mereka itu keras, mereka itu sesat. hati-hati." Begitulah kata-kata yang membuat Rofi Maryam ketakutan dan kebencian teramat menyilimutinya (Bagaimana akhirnya Rofi Maryam bisa "tersesat" juga, tanyakan saja padanya, atau tunggu buku antologi saya terbit.hehe). Ini juga yang terjadi pada saya. Ketika saya akan bertemu dengan Ustadz dari HTI (setelah debat demi debat di facebook), saya bertanya dahulu pada teman-teman. Dan subhanallah, semuanya menyuruh saya untuk tidak meneruskan langkah "bodoh" tersebut.

Maka, satu hari sebelum janji bertemu itu, telpon sang Ustadz tidak saya angkat-angkat. Telpon tak diangkat, sms dikirim. Akhirnya saya matikan HP. Namun esok paginya, saya merenung, "kenapa saya takut sebelum bertemu, bukankah ini kesempatan untuk membahas kesesatan HTI. " Dengan bismillah diiringi cemas yang terlalu saya paksakan langkahkan kaki. Waktu itu saya sedang skripsi. hehe.Berkenalan dengan sang Ustadz. Subhanallah. Ternyata sang Ustadz punya bahasa ibu yang sama dengan saya. Hari pertama bertemu hanya sebatas perkenalan. Perkenalan pertama begitu menggoda hingga tertarik untuk bertemu lagi. hehe.

Pertemuan pertama membuat saya terenyuh, sang Ustadz langsung menyakan tiga pertanyaan, darimana kamu? tujuanmu hidup untuk apa? dan akan kemana setelah hidup ini. Tiga pertanyaan tapi dijawab dengan membuktikan adanya Allah, kebenaran Rasul, dan kebenaran alqur'an. Pertanyaan-pertanyaan yang selama ini mengusik, terjawab dengan sangat memuaskan dan masuk akal.

Singkat cerita, 16 maret 2012 , saya sepakat dengan pemikiran-pemikiran hizb, dan ingin melanjutkan mengkaji kitab. Tahukah tak sesederhana itu, sebelum diperbolehkan mengkaji kitab, ditanyakan dulu apakah terlibat riba, apakah masih pacaran, yang muslimah harus memakai hijab sempurna, dan yang lainnya. Jadi lucu saja, kalau ada yang bilang HT hanya pandai teori. Subhanallah. Bagaimana mungkin mereka mendakwahi oranglain sedang mereka sendiri masih bermaksiat. Bagaimana mungkin mereka berani mengajak terapkan syariat, sedang mereka sendiri melanggar syariat. Inilah kenapa HT dikatakan keras, karena tak pernah mau kompromi dengan hal selain Islam. Kami menikah 1 september lalu, dikatakan aneh karena akadnya terpisah, walimah nya juga terpisah antara laki-laki dan wanita, namun itulah resiko, ketika paham bahwa hidup ini hanya untuk Allah, bukan menuruti pandangan manusia yang seringkali kebenaran itu diartikan jika banyak dilakukan oleh manusia. Padahal bukan membenarkan kebiasaan tapi membiasakan yang benar.

Jadi, jika ada yang mengatakan Felix Siauw yess, HTI no. Janganlah memaki dan mencela mereka. Sebab mereka sama seperti kita yang dahulu sangat membenci hizb karena ketidaktahuan yang berasal dari katanya bin katanya. Di sini saya tidak membela HT. Tidak ada kewajiban untuk membela. HT hanya tempat belajar dan berjamaah. Hanya ingin sahabat semua mengambil ibrah-nya. Silahkan belajar dan berjamaah di harokah yang memperjuangkan Islam. Karena ini kewajiban selama Islam masih terpinggirkan. Kewajiban muslim menerapkan alqur'an dan hadits secara keseluruhan.

Bagi yang ingin diskusi dan ingin mengkaji Islam di HTI, silah daftar di sini http://hizbut-tahrir.or.id/gabung/

Sumber : https://www.facebook.com/notes/oksa-putra-yuza/felix-siauw-yess-hti-no/10152217456645896