Friday, July 25, 2014

ust felix : untuk cwewk selfi

itu cewek-cewek selfie sambil dimonyong-monyongin siapa sih yang ngajarin? (-_-); | bener-bener musibah..

wajah di kiyut-kiyutin, di unyu-unyuin, artis wannabe kali ya? | di-publish lagi, yeuh.. (-_-); stop it already..

cewek-cewek pikir selfie berlebih itu buat dirinya menarik? | mungkin iya, tapi bukan menarik untuk dijadiin istri (-_-);

bayangin aja udah jadi istri lalu selfie monyong-monyongan, di imut-imutin dan kiyut-kiyutin | bisa stres suaminya deh.. (-_-);

Islam justru ajarin Muslimah jangan seneng diperhatikan, dilihat orang lain | ini malah selfie nggak jelas... (-_-);

diperintah jelas menundukkan pandangan, agar kita dan orang pun terjaga | cewek sekarang modelnya malah "demen menggoda" (-_-);

mati-matian pengen dibilang cantik, tewas-tewasan cari perhatian | kayaknya desperate banget demi manusia.. (-_-);

asal tau aja, lelaki normal males kalo istrinya diperhatiin orang lain | risih kalo istrinya diliatin orang lain, nggak rela.. (-_-);

begitulah rasa malu jadi salah satu penghias terbaik bagi Muslimah | karena malu itu cabang keimanan, nggak rugi yang punya malu.. (-_-);

begitu pula hakikat hijab yang diperintahkan Allah | justru supaya Muslimah nggak diperhatikan, bukan malah jadi hiasan.. (-_-);

bila berhijab ingin tampil cantik menarik, niatnya perlu dibenahi | bila berfoto sebab ingin diperhatikan, niatnya perlu dibenahi (-_-);

selama rasa ingin eksis "ini loh gue!" masih tinggi, sulit hati merendah di hadapan Allah | maka sulitlah merasa manisnya iman (-_-)';

jangan berlebihan, selfie-mu untuk goda suamimu aja, berpahala | jangan sampai malah jadi fitnah dan malah jadi sebab dosa.. (-_-);

yang belum nikah, tahan untuk berlebih-lebihan dalam berfoto | karena bagi lelaki baik, bukan itu yang dia lihat, itu tidak dia perlukan..

carilah perhatian Allah dengan meningkatkan keimanan | dan cabang iman yang penting bagi Muslimah, itulah rasa malu

Khilafah dan kemenangan sejati ramadhan


Khilafah dan Kemenangan Sejati Ramadhan

Oleh: Farid Wadjdi

Hubungan khilafah dan Ramadhan sangatlah erat. Banyak hal penting dari bulan Ramadhan ini yang benar-benar akan terwujud kalau ditengah-tengah umat Islam ada khilafah. Bulan Ramadhan kerap disebut dengan syahrul Qur’an, bulan diturunkannya Alquran. Sementara Alquran bukan hanya untuk dibaca, tapi juga untuk diterapkan secara totalitas. Karena Alquran merupakan pedoman hidup kita (hudallinnas).

Hanya saja, ketiadaan khilafah sebagai institusi negara yang menerapkan syariat Islam, telah berakibat banyak hukum-hukum Allah SWT yang tidak bisa diterapkan. Kewajiban hukum qishash, jilid bagi pezina, larangan riba, kewajiban taat kepada ulil amri (khalifah), semuanya tidak bisa dilaksanakan tanpa khilafah.

Demikian pula, tanpa khilafah apa yang menjadi tujuan dari shaum kita, agar kita bertakwa, tidak seutuhnya bisa kita wujudkan. Bukankah takwa itu artinya menjalankan seluruh perintah Allah SWT dan meninggalkan seluruh larangan Allah SWT?Bagaimana mungkin seluruh hukum-hukum Allah SWT bisa diterapkan tanpa adanya khilafah? Bagaimana mungkin kita meraih takwa yang totalitas, sementara ekonomi kita masih mengadopsi sistem kapitalis,politik kita mendewakan demokrasi, kemaksiatan dibiarkan atas nama liberalisme?

Ramadhan juga merupakan bulan yang penuh dengan rahmat, berupa banyaknya kasih sayang Allah SWT kapada kita. Termasuk melimpahnya ampunan Allah SWT kepada kita (syahrul maghfirah). Kembali kita bertanya, pantaskah kita mendapatkan kasih sayang Allah SWT dan ampunan Allah SWT, sementara bagitu banyak hukum-hukum Allah SWT yang kita abaikan? Kita membiarkan kemaksiatan yang merajalela di depan mata? Sementara sekali lagi, untuk bisa menerapkan hukum Allah secara totalitas kita memerlukan khilafah.

Pantaskah kita mendapat kasih sayang Allah SWT dan ampunanNya, sementara kita tidak peduli dengan penderitaan umat Islam di berbagai belahan dunia. Kita tidak ambil pusingdengan nyawa kaum Muslimin yang dibunuh secara kejam oleh negara-negara imperialis di Irak, Afghanistan, dan Palestina. Kita acuh dengan tangisan minta tolong dari saudara-saudara kita di Suriah, Turkistan Timur (Xinjiang), saat mereka menghadapi penguasa-penguasa zalim yang menindas mereka? Pantaskah kita mendapakan kasih sayang Allah SWT saat kita biarkan saudara-saudara kita yang hidup miskin dan menderita akibat penerapan sistem kapitalisme dan abainya penguasa-penguasa mereka?

Sekali lagi semua ini terjadi akibat di tengah-tengah umat Islam tidak ada lagi khilafah yang melindungi nyawa umat Islam, membebaskan negeri-negeri Islam yang tertindas. Tidak ada lagi khilafah yang menjamin kebutuhan pokok tiap individu rakyat, memberikan pendidikan dan kesehatan gratis bagi seluruh rakyat. Tidak ada lagi khilafah yang menjaga kekayaan alam negeri-negeri Islam yang dirampok oleh negara imperialis atas dasar kapitalisme.

Para ulama sering menyebut Ramadhan dengan syahrul jud. Al Jud maknanya banyak memberi, banyak bersedekah, dan banyak membantu fakir miskin. Pertanyaan pentingnya, bagaimana kalau kemiskinan itu terjadi secara sistemik dan merata akibat produk sistem kapitalisme? Tentu tidak bisa diselesaikan dengan hanya memberikan sedekah. Tapi kita wajib membabat habis sistem kapitalisme yang menjadi pangkal kemiskinan umat dan menggantinya dengan syariah Islam. Kita pun wajib menghentikan penjajahan negara-negara imperialis di dunia Islam yang merampok atas nama investasi asing, perdagangan global dan hutang luar negeri. Tentu semua ini hanya bisa dilawan dengan tegaknya khilafah.

Ramadhan juga disebut sebagai syahrul jihad, betapa banyak kemenangan yang diraih kaum Muslimin saat berperang (jihad fi sabilillah) di bulan Ramadhan. Sebagian besar jihad ini dilakukan oleh kaum Muslimin sebagai bagian dari politik luar negeri negara Islam yaitu dakwah. Dan sebagian besar perang ini berada di bawah komando kepala negara (amirud daulah) atau khalifahuntuk membebaskan negeri-negeri Islam yang ditindas. Jihad sebagai bagian tahapan politik luar negeri daulah Islam, tidak mungkin bisa dilakukan kalau ditengah-tengah umat Islam tanpa ada khilafah.

Walhasil, seharusnya bulan Ramadhan yang penuh berkah ini menjadi pendorong bagi kita untuk bersungguh-sungguh menegakkan kembali khilafah. Sebab, tanpa khilafah, Ramadhan demi Ramadhan akan berlalu tanpa membawa perubahan yang berarti di tengah-tengah umat. Perkara inilah yang dijelaskan Amir Hizbut Tahrir dalam pidatonya saat menyambut 1 Ramadhan 1435 H lalu. Al ‘Alim Syeikh Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah, mengakhiri pidatonya dengan kalimat yang perlu kita renungkan: “Dan terakhir, kita wajib memiliki perhatian terhadap puasa agar Allah ridha kepada kita dan mengampuni dosa-dosa kita yang terdahulu. Begitu juga kita wajib menaruh perhatian terhadap perjuangan untuk melanjutkan kehudupan islami dengan tegaknya al-Khilafah ar-Rasyidah agar kita termasuk orang-orang yang meraih keberhasilan di dunia dengan penerapan hukum-hukum Allah, bernaung dengan panji Rasulullah SAW, panji al-‘Uqab, panji Lâ ilaha illa Allâh Muhammad Rasûlullâh, dan agar kita termasuk orang-orang yang meraih keberhasilan di akhirat dengan izin Allah, bernaung dengan naungan pada hari di mana tiada naungan kecuali naungan-Nya, sehingga kita meraih keberhasilan di dunia dan akhirat dan yang demikian itu merupakan keberhasilan yang agung.” ()

omdo


Syariah Dan Khilafah Padangsidempuan
Dengan ucapan, Rasulullah bisa menegakkan daulah Islam di medinah . Rasulullah tidak pernah menghunus pedang sekalipun sebelum tegaknya daulah Islam Medina.

Dengan ucapan, Soekarno bisa menyatukan perjuangan bangsa Indonesia hingga bisa mengusir penjajah Belanda. Soekarno tidak pernah memegang senjata sekalipun sampai merdekanya Indonesia dari penjajahan Belanda.

Dengan ucapan, Karl Marx mampu mengakhiri kekuasaan monarki di Rusia dan menggantinya dengan Sosialis. Karl Marx juga tidak memanggul senjata kemana-mana dalam perjuangannya.

Dengan ucapan, Hitler akhirnya menguasai Jerman .Hitler juga tidak menembak siapapun sebelum dia duduk di singgasana kekuasaan.

Ini bukan hendak menyamakan Rasulullah dengan oknum-oknum lainnya. Tapi hendak menunjukkan bagaimana dahsyatnya perubahan yang bisa terjadi lewat ucapan-ucapan.

As-syaikh Sayyid Quthb mengakui hal ini ketika menyatakan :
"Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala. Tapi ucapan bisa menembus berjuta-juta kepala."

So, woles aja, dan mari terus berdakwah untuk perubahan besar menuju Syaria

Syariah Dan Khilafah Padangsidempuan
Dengan ucapan, Rasulullah bisa menegakkan daulah Islam di medinah . Rasulullah tidak pernah menghunus pedang sekalipun sebelum tegaknya daulah Islam Medina.

Dengan ucapan, Soekarno bisa menyatukan perjuangan bangsa Indonesia hingga bisa mengusir penjajah Belanda. Soekarno tidak pernah memegang senjata sekalipun sampai merdekanya Indonesia dari penjajahan Belanda.

Dengan ucapan, Karl Marx mampu mengakhiri kekuasaan monarki di Rusia dan menggantinya dengan Sosialis. Karl Marx juga tidak memanggul senjata kemana-mana dalam perjuangannya.

Dengan ucapan, Hitler akhirnya menguasai Jerman .Hitler juga tidak menembak siapapun sebelum dia duduk di singgasana kekuasaan.

Ini bukan hendak menyamakan Rasulullah dengan oknum-oknum lainnya. Tapi hendak menunjukkan bagaimana dahsyatnya perubahan yang bisa terjadi lewat ucapan-ucapan.

As-syaikh Sayyid Quthb mengakui hal ini ketika menyatakan :
"Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala. Tapi ucapan bisa menembus berjuta-juta kepala."

So, woles aja, dan mari terus berdakwah untuk perubahan besar menuju Syaria

Thursday, July 24, 2014

Bersatu Bebaskan Palestina




Bersatu Bebaskan Palestina
Oleh : Muhammadun (Pimpinan HTI Riau)


“Telah dikutuk orang-orang kafir dari Bani Israel dengan lisan Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas” (QS Al-Maidah:78).


Melampaui batas kemanusiaan.

Itulah kebiadaban Israel. Benar-benar melampaui batas kemanusiaan. Beberapa hari ini, di bulan suci Ramadhan 1435, angkatan udara Yahudi Israel membombardir sejumlah kawasan di Jalur Gaza dengan pesawat-pesawat tempurnya secara brutal secara terus-menerus dan kadang kala secara sporadis. Kaum muslimin di Gaza menghadapi serangan itu hanya dengan dada-dada mereka, dengan sikap kepahlawanan yang sulit dicari tandingannya. Mereka ’menyabung nyawa’ mereka dengan senang hati; ada yang menjadi syahid, sementara ratusan lainnya terluka.

Pesawat-pesawat Israel dengan senjata cluster kimianya memasuki wilayah udara Gaza dengan, hanya dihadapi dengan roket-roket rakitan penduduk Gaza. Sementara itu, para penguasa di negeri-negeri Arab seperti Mesir, Yordania, Arab Saudi, Libanon, Suriah, dll tidak peduli. Mereka hanya menjadikan pesawat-pesawat tempur “milik kaum muslimin” itu sebagai pameran dan hiasan. Begitulah, akhirnya, pesawat-pesawat tempur Yahudi itu pun merasa tenang dan terbang dengan aman. Pesawat-pesawat Yahudi membombardir manusia, pemukiman dan rumah sakit dengan kejamnya! “Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka putuskan itu! “ (QS an-Nahl [16]: 59).

Mengapa harus peduli ?

Sejatinya persoalan Palestina bukan semata masalah domestik Gaza atau masalah ormas Hamas. Palestina adalah Milik umat Islam seluruh dunia, termasuk kita di Indonesia ini. Sebab, semenjak tahun 15 H, sesuai perjanjian umariah (al-uhdah al- umariyah) pada masa pemerintahan Umar ibn al-Khathtab, Palestina adalah tanah wakaf kaum muslimin. Di sana juga terdapat masjid al Aqsha, kiblat pertama kaum muslimin. Betapa pentingnya kedudukan Palestina di hati kaum muslimin. Sehingga Sholahuddin al-Ayubi, seorang pahlawan muslim berdarah Kurdi, bersumpah tak pernah tersenyum hingga beliau membebaskan Baitul Maqdis pada tanggal 2 Oktober 1187, setelah sebelumnya diduduki kaum penjajah.

Kepedulian kita terhadap Gaza dan Palestina umumnya adalah suatu kewajiban. Umat Islam adalah satu tubuh. Persaudaraan kita tidak disekat-sekat oleh bangsa, ras atau suku. Juga bukan oleh kepentingan pragmatis duniawi. Namun, semenjak Perjanjian Sykes-Picot tahun 1916 dan Deklarasi Balforur tahun 1917, Inggris dan Prancis mencabik-cabik Timur Tengah menjadi negeri-negeri kecil atas dasar nasionalisme sempit dan Arabisme. Satu dan lainnya pun acap kali berseteru. Ukhuwah Islamiyah pun luntur bahkan hilang sama sekali.
Kini saatnya kita buktikan komitmen ukhuwah Islamiyah kita secara nyata. Bukan sekedar retorika. Sesungguhnya respon terhadap pembantaian di Gaza itu sudah jelas, bukannya tidak jelas; tidak membutuhkan rapat, pertemuan dan evaluasi. Respon itu juga tidak bergantung pada resolusi PBB. Karena PBB lah yang telah mendirikan Negara Israel melalui Resolusi 181 Majelis Umum PBB tahun 1947. Solusi rasional dan manusiawi hanyalah dengan cara mengerahkan tentara untuk berperang melawan kebiadaban Israel dan menghimpun orang-orang yang mampu untuk menjadi tentara. Tidak ada lagi yang lain.
Umat Islam tidak boleh merasa puas hanya dengan melakukan longmarch, pawai, demonstrasi atau qunut nazilah. Ataukah kita puas hanya sekedar berkirim doa? Tentu tidak, meskipun doa itu sangat penting. Pernyataan kutukan atau penggalangan dana kemanusiaan memang diperlukan. Akan tetapi tidak mampu menghentikan pembantaian tentara zionis atas rakyat Palestina. Setiap muslim adalah saudara kita. Bagaimana mungkin pembunuhan dilakukan terhadap saudara-saudara kita, sementara kita khususnya militer muslim tetap berdiam diri di barak-barak?
Allah SWT menyerukan kepada kita untuk meraih kemuliaan dunia dan akhirat. Sesungguhnya pertolongan dari Allah dan kemenangan sangat dekat, atau surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang telah disiapkan bagi orang-orang yang bertakwa:

“Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kalian terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang Mukmin “(QS at-Taubah [9]: 14).

Begitulah caranya menolong warga Gaza. Begitulah seharusnya respon terhadap Pembantaian Gaza. Begitulah seharusnya menghancurkan blokade dari mereka. Begitulah Allah melegakan hati orang-orang Mukmin: “Sesungguhnya (apa yang disebutkan) dalam (surat) ini, benar-benar menjadi peringatan bagi kaum yang menyembah Allah)”(QS al-Anbiya’ [21]: 106).
Tentu kesatuan umat Islam sedunia menjadi sangat penting untuk menghadapi kedzaliman Israel. Bagaimana kita bisa mendapat kemenangan dan pertolongan Allah kalau kita masih terpecah belah, hanya mengedepankan ego nasionalisme masing-masing. Mengapa? Karena kata Gregory Bostonich, bangsa Yahudi dengan mudah dikalahkan ketika Umat Islam bersatu. Sejak Muhammad SAW hijrah (berdiri Daulah Islam di Madinah) hingga runtuhnya Khilafah Utsmaniyah tahun 1924. Pada masa itu Kelompok Yahudi tidak berkutik. Namun sejak runtuhnya Khilafah Islamiyah tahun 1924, berdirilah Negara Israel tahun 1948. Dan kekejian demi kekejian terus dilakukan negara zionis Israel.

Israel Pasti Bisa Dikalahkan

Negara Israel adalah kombinasi dari sedang lemahnya umat Islam, oportunisme Zionis Yahudi serta rencana Barat untuk mengontrol bumi dan umat Islam. Di Palestina berhasil didirikan negara Yahudi setelah sebelumnya umat Islam berhasil diinfiltrasi dengan pikiran-pikiran yang tidak islami, sehingga dapat dipecah belah. Rasulullah SAW bersabda: “Kunci Timur dan Barat telah ditunjukkan Allah untukku dan kekuasaan umatku akan mencapai kedua ujungnya. Telah kumohon kepada Rabbku agar umatku tidak dihancurkan oleh kelaparan maupun oleh musuh-musuhnya. Rabbku berkata: Apa yang telah Ku-putuskan tak ada yang bisa mengubahnya. Aku menjamin bahwa umatmu tak akan hancur oleh kelaparan atau oleh musuh-musuhnya, bahkan jika seluruh manusia dari segala penjuru dunia bekerja bersama-sama untuk itu. Namun di antara umatmu akan ada yang saling membunuh atau memenjarakan.” (HR Muslim no. 6904).

Karena itu baik strategi Zionis maupun Barat adalah menimbulkan permusuhan di kalangan umat Islam sendiri. Namun ketahuilah, sesungguhnya Zionis atau Barat sendiri juga saling bersaing demi kepentingannya. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. “Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti.” (QS. 59:14).
Yang jelas, sang penjajah Israel tidak bisa diusir dalam kondisi umat Islam dewasa ini. Di saat Umat Islam tercerai berai. Kita terlebih dahulu mereka harus menata aqidah dan menegakkan Khilafah. Umat Islam bersama khilafahnya yang berhak melakukan tugas mulia itu, serta (insya Allah) memenuhi salah satu nubuwat Rasulullah berikut ini: “Tidak datang hari Kiamat, sebelum kamu memerangi kaum Yahudi, hingga mereka lari ke belakang sebuah batu, dan batu itu berkata: “ada orang Yahudi di belakangku, datanglah, dan bunuhlah” (HR Bukhari Vol. 4 Kutub 52 no. 176 dan HR Muslim no. 6985)

Saatnya kita semua sadar. Semoga kita mau bahu membahu dan bersatu menghentikan kekejian Israel. Dengan kekuatan Umat Islam sendiri. Dengan ijin Allah kita akan bebaskan Palestina.[]

islam agamaku

ISLAM AGAMAKU
23 Agustus 2012 pukul 22:15
MENGENAL ISLAM LEBIH DEKAT
Abu afa romli

Islam secara bahasa berarti tunduk, patuh dan berserah diri.
Allah SWT berfirman:

“Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri (muslimiin)”. QS Ali ‘Imron [3]: 52. Dan firman-Nya:

“Katakanlah: "Hai ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (muslimiin)". QS Ali ‘Imron [3]: 64.

Sedangkan Islam dalam istilah syara’ berarti; Agama (al-diyn) yang telah diturunkan oleh Alloh SWT kepada nabi kita Muhammad SAW, untuk mengatur interaksi manusia dengan Penciptanya, dengan dirinya dan dengan sesamanya. Interaksi manusia dengan Penciptanya itu mencakup urusan akidah dan ibadah, interaksi manusia dengan dirinya itu mencakup urusan akhlak, makanan dan pakaian, dan interaksi manusia dengan sesamanya itu mencakup urusan muamalah perundang-undangan dll.

Alloh SWT berfirman:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam…”. QS Ali ‘Imron [3]: 19. Dan firman-Nya:

“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. QS Ali ‘Imron [3]: 85. Dan firman-Nya:


“… Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…”. QS al-Maidah [5]: 3. Dan firman-Nya:

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. QS al-Baqaroh [2]: 208.

Rasululloh SAW bersabda:

الإسلام أن تشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وتقيم الصلاة وتؤتي الزكاة وتصوم رمضان وتحج البيت إن استطعتَ إليه سبيلاً. رواه مسلم عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه.
“Islam ialah jika anda bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Alloh dan bahwa Muhammad Utusan Alloh, menegakkan shalat, membayar zakat, berpuasa Ramadlan, dan haji ke Baitulloh apabila anda mampu jalan kepadanya”. HR Muslim dari Umar bin Khaththab ra. Dan sabdanya:

بني الإسلام على خمس شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة وحج البيت وصوم رمضان. متفق عليه عن عمر رضي الله عنه.
“Islam itu dibangun di atas lima tiang; bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Alloh dan bahwa Muhammad Utusan Alloh, menegakkan shalat, membayar zakat, haji ke Baitulloh, dan puasa Ramadlan”. HR Bukhari dan Muslim dari Umar ra. Dan sabdanya:

الإسلام علانية والإيمان فى القلب. أخرجه ابن أبي شيبة عن أنس.
“Islam itu terang terlihat, sedang iman itu di dalam hati”. HR Ibnu Abi Syaibah dari Anas ra.

Maksudnya Islam itu harus ditampakkan seperti halnya rukun Islam yang lima pada hadits diatas, atau Islam itu terlihat dan tersentuh oleh indra. Jadi Islam itu terang dan kafir itu terang. Berbeda dengan Iman yang tidak nampak, karena ada di dalam hati. Oleh karenanya, orang munafiq itu tidak terdeteksi, kecuali dengan indikasinya saja, sebagaimana iman terdeteksi dengan indikasinya. Dan sabdanya:

الإسلام يزيد ولا ينقص. رواه أحمد وأبو داود والحاكم والبيهقي عن معاذ.
“Islam itu lebih dan tidak kurang”. HR Imam Ahmad, Abu Daud, Hakim dan Baihaqi dari Mu’adz ra.

Islam itu lebih, maksudnya bukan hanya rukun Islam yang lima yang wajib dikerjakan, tetapi masih banyak kewajiban-kewajiban lain yang harus dikerjakan, termasuk kewajiban meninggalkan segala sesuatu dan amal perbuatan yang dilarang atau diharamkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Islam tidak kurang, maksudnya tidak kurang dari rukun Islam yang lima, karena siapa saja yang mengurangi satupun dari rukun Islam yang lima, maka ia termasuk orang kafir, seperti tidak mau membayar zakat. Oleh karenanya, Abu Bakar ra ketika menjadi khalifah beliau memerangi orang-orang yang tidak membayar zakat. Dan sabdanya:

الإسلام يعلو ولا يعلى. رواه الروياني والدارقطني والبيهقي والضياء عن عائذ بن عمرو.
“Islam itu tinggi dan tidak boleh dilebihi tingginya”. HR Royani, Daruquthni, Baihaqi dan Dliya’ dari ‘Aidz bin ‘Amer ra.

Maksudnya Islam itu harus di atas, tidak boleh dibawah. Sistem Islam harus diterapkan untuk mengatur dan melindungi semua manusia, baik yang muslim maupun non muslim. Dan sistem selain Islam itu tidak boleh untuk mengatur kaum muslim. Juga orang muslim harus menjadi pemimpin bagi non muslim, dan non muslim tidak boleh menjadi pemimpin bagi orang muslim. Karena keadilan Islam itu universal untuk semua manusia. Sedang keadilan selain Islam itu hanya berlaku untuk umatnya saja. Dan sabdanya:

الإسلام يجبّ ما كان قبله. رواه ابن سعد عن الزبير وعن جبير بن مطعم.
“Islam itu memangkas apa saja yang ada sebelumnya”. HR Ibnu Sa’ed dari Zuair dan dari Jubair bin Muth’im ra.

Maksudnya, Islam itu memotong apa saja akidah, ideologi, ide, pemikiran, perasaan, adat istiadat, keyakinan dari selain Islam. Jadi seorang muslim wajib meninggalkan semua itu, dan menggantikannya dengan yang datang dari Islam atau dengan yang Islami. Maksudnya juga, semua kesalahan dan dosa yang dilakukan oleh seseorang sebelum ia memeluk Islam, maka ketika ia telah memeluk Islam, semuanya menjadi terpotong, artinya terhapus, dan ia tidak memiliki dosa sedikitpun laksana baru lahir. Dan sabdanya:

الإسلام نظيف فتنظفوا فإنه لا يدخل الجنة إلا نظيف. رواه الطبراني عن عائشة.
“Islam itu bersih, maka jagalah kebersihan, karena tidak masuk surga selain orang yang bersih”. HR Thabaroni dari ‘Aisyah ra.

Maksudnya, Islam itu sangat memperhatikan kebersihan, baik kebesihan lahir maupun batin. Oleh karenanya, Islam memerintahkan mandi dan wudlu untuk membersihkan lahir, juga memerintahkan taubat dan istighfar dll untuk membersihkan batin. Dan sabdanya:

والذي نفس محمد بيده لا يسمع بي أحد من هذه الأمة يهودي ولا نصرانيّ ثم يموت ولم يؤمن بالذي أرسلتُ به إلا كان من أصحاب النار. رواه مسلم.
“Demi Tuhan yang jiwa Muhammad ada pada Tangan-Nya, tidak ada seorangpun dari umat ini mendengar tentang aku, baik orang Yahudi maupun orang Nasrani, kemudian ia mati sebelum beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali ia termasuk penghuni neraka”. HR Imam Muslim.

Hadits ini sangat jelas menunjukkan bahwa Islam hanyalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, dan orang muslim hanyalah orang yang memeluk agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sedang orang Yahudi agamanya adalah Yahudi, orang Nasrani agamanya adalah Nasrani (Kristen), Orang Budha agamanya adalah Budha, orang Hindu agamanya adalah Hindu, dan orang Majusi agamanya adalah Majusi. Seperti halnya orang Islam (muslim) agamanya adalah Islam. Ini sangat jelas. Karena kata “muslimiin” pada ayat-ayat diatas itu bermakna orang-orang yang berserah diri, dengan makna bahasa.

Hadits di atas juga bantahan terhadap ide pluralisme yang menganggap semua agama adalah agama Islam dan pemeluk semua agama adalah orang-orang Islam yang akan selamat dan masuk surga. Wallohu a’lam…

FELIX SIAUW YESS, HTI NO


FELIX SIAUW YESS, HTI NO
Oleh : Oksa Putra YuZa

Saya selalu tersenyum ketika Ustadz Felix Siauw mengajak jamaah facebooker untuk mengkaji Islam di Hizbut Tahrir. Tersenyum membaca setiap komen yang sepertinya kecewa berat dengan Ustadz yang mereka idolakan. Kecewa karena sang Ustadz ternyata anggota HT. Mereka berkomentar,"Felix Siauw yess, HTI no,". Kenapa tersenyum, karena sungguh mereka sama seperti saya dulu, berkomentar dalam ketidaktahuan, curiga berlebih-lebihan, membenci karena cerita orang yang katanya bin katanya.

Felix Siauw yess, HTI no. Ini sangat lucu,karena mereka menyukai status-status Ustadz Felix tapi membenci tempat dimana Ustad Felix mengenal dan mendalami Islam. Dari awal Ustadz Felix berdiskusi dengan syabab hizb, diskusi yang sangat panjang, dari selesai isya hingga adzan subuh berkumandang. Dengan kesadaran penuh Ustadz Felix mengucap syahadat, setelah itu belajar Islam dari dasar hingga pemahaman menyeluruh. "Dua hal yang saya rasakan setelah mengenal Islam, pertama ketenangan saat pertama kali bersujud. Kedua greget, greget karena Islam yang sempurna ini tidak diterapkan. Islam itu air putih, tapi umat lebih memilih air comberan. "Dengan alasan itulah Ustad Felix bersemaangat mendakwahkan Islam, bahkan langsung mengisi halaqoh di kampusnya, padahal waktu itu belum bisa membaca alqur'an, tidak berapa lama halaqoh itu bubar. hehe.

Felix Siau yess, HTI no. Ini adalah ucapan yang wajar. Sama wajarnya seperti Rofi' Maryam yang memalsukan nomor hp-nya setiap kali bertemu muslimah Hizbut Tahrir. Iya, Rofi maryam bercerita tiga kali memalsukan nomor hp ketika ditanya muslimah hizbut tahrir. Kenapa begitu? Karena dia tahu hizb dari katanya bin katanya. "Jangan dekat-dekat dengan HTI, mereka itu keras, mereka itu sesat. hati-hati." Begitulah kata-kata yang membuat Rofi Maryam ketakutan dan kebencian teramat menyilimutinya (Bagaimana akhirnya Rofi Maryam bisa "tersesat" juga, tanyakan saja padanya, atau tunggu buku antologi saya terbit.hehe). Ini juga yang terjadi pada saya. Ketika saya akan bertemu dengan Ustadz dari HTI (setelah debat demi debat di facebook), saya bertanya dahulu pada teman-teman. Dan subhanallah, semuanya menyuruh saya untuk tidak meneruskan langkah "bodoh" tersebut.

Maka, satu hari sebelum janji bertemu itu, telpon sang Ustadz tidak saya angkat-angkat. Telpon tak diangkat, sms dikirim. Akhirnya saya matikan HP. Namun esok paginya, saya merenung, "kenapa saya takut sebelum bertemu, bukankah ini kesempatan untuk membahas kesesatan HTI. " Dengan bismillah diiringi cemas yang terlalu saya paksakan langkahkan kaki. Waktu itu saya sedang skripsi. hehe.Berkenalan dengan sang Ustadz. Subhanallah. Ternyata sang Ustadz punya bahasa ibu yang sama dengan saya. Hari pertama bertemu hanya sebatas perkenalan. Perkenalan pertama begitu menggoda hingga tertarik untuk bertemu lagi. hehe.

Pertemuan pertama membuat saya terenyuh, sang Ustadz langsung menyakan tiga pertanyaan, darimana kamu? tujuanmu hidup untuk apa? dan akan kemana setelah hidup ini. Tiga pertanyaan tapi dijawab dengan membuktikan adanya Allah, kebenaran Rasul, dan kebenaran alqur'an. Pertanyaan-pertanyaan yang selama ini mengusik, terjawab dengan sangat memuaskan dan masuk akal.

Singkat cerita, 16 maret 2012 , saya sepakat dengan pemikiran-pemikiran hizb, dan ingin melanjutkan mengkaji kitab. Tahukah tak sesederhana itu, sebelum diperbolehkan mengkaji kitab, ditanyakan dulu apakah terlibat riba, apakah masih pacaran, yang muslimah harus memakai hijab sempurna, dan yang lainnya. Jadi lucu saja, kalau ada yang bilang HT hanya pandai teori. Subhanallah. Bagaimana mungkin mereka mendakwahi oranglain sedang mereka sendiri masih bermaksiat. Bagaimana mungkin mereka berani mengajak terapkan syariat, sedang mereka sendiri melanggar syariat. Inilah kenapa HT dikatakan keras, karena tak pernah mau kompromi dengan hal selain Islam. Kami menikah 1 september lalu, dikatakan aneh karena akadnya terpisah, walimah nya juga terpisah antara laki-laki dan wanita, namun itulah resiko, ketika paham bahwa hidup ini hanya untuk Allah, bukan menuruti pandangan manusia yang seringkali kebenaran itu diartikan jika banyak dilakukan oleh manusia. Padahal bukan membenarkan kebiasaan tapi membiasakan yang benar.

Jadi, jika ada yang mengatakan Felix Siauw yess, HTI no. Janganlah memaki dan mencela mereka. Sebab mereka sama seperti kita yang dahulu sangat membenci hizb karena ketidaktahuan yang berasal dari katanya bin katanya. Di sini saya tidak membela HT. Tidak ada kewajiban untuk membela. HT hanya tempat belajar dan berjamaah. Hanya ingin sahabat semua mengambil ibrah-nya. Silahkan belajar dan berjamaah di harokah yang memperjuangkan Islam. Karena ini kewajiban selama Islam masih terpinggirkan. Kewajiban muslim menerapkan alqur'an dan hadits secara keseluruhan.

Bagi yang ingin diskusi dan ingin mengkaji Islam di HTI, silah daftar di sini http://hizbut-tahrir.or.id/gabung/

Sumber : https://www.facebook.com/notes/oksa-putra-yuza/felix-siauw-yess-hti-no/10152217456645896

Tuesday, July 22, 2014

Khomeini: Nabi Muhammad, Nabi yang Gagal

Para Pendukung Syiah pasti kesal dan memberikan komentar pembelaan. Perkataan Khomeini tersebut berdasarkan kesaksian langsung dari Ulama Besar Indonesia, Buya Hamka. Berikut rincian penjelasannya.

Khomeini: Nabi Muhammad, Nabi yang Gagal

KIBLAT.NET, Jakarta – Ustadz Fahmi Salim, MA menjelaskan bahwa revolusi Iran bukanlah kebangkitan Islam, tetapi merupakan kebangkitan Syiah pada awal abad ke 15 hijriyah. Dalam revolusi itu Syiah berhasil menggulingkan rezim Reza Pahlevi.

Menurut Fahmi, umat Islam pada awalnya memang belum memahami bahwa revolusi yang terjadi di Iran pada waktu itu adalah revolusi Syiah.

“Akan tetapi sedikit demi sedikit mulai terkuak misi yang dibawa Khomeini selaku pemimpin revolusi Syiah saat itu,” kata Fahmi dalam Tabligh Akbar dan Bedah Buku yang digelar di Masjid An Ni’mah, Perumahan Citra Gran, Cibubur pada Sabtu (31/05)

Peraih gelar MA di bidang Tafsir dan Ulumul Qur’an Universitas Al-Azhar ini mengatakan, para tokoh Islam seperti Buya Hamka dan Pak Natsir sudah mencium gelagat yang tidak beres sejak awal. Pada tahun 1980, Buya Hamka pernah menghadiri undangan ke Iran, ia menyaksikan langsung bagaimana terjadinya kebangkitan versi Syiah. Kebangkitan di Iran itu ingin mengembangkan Syiah ke seluruh dunia.

“Khomeini menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW itu termasuk Nabi yang gagal, tidak berhasil membawa keadilan, tidak berhasil membina umat. Karena sejak awal dulu Nabi tidak berani menyampaikan gagasan tentang imamahnya Ali bin Abi Thalib,” kata Fahmi, menyampaikan kesaksian dari Buya Hamka yang pada saat itu mendengar secara langsung pidato Khomeini.

Fahmi juga menyampaikan pernyataan Muhammad Natsir pada tahun 1983, bahwa Syiah suatu saat akan menjadi bom waktu di Indonesia. Saat itu terbatasnya akses informasi membuat apa yang ada di balik revolusi Iran tidak dapat diketahui. Dengan jaringan informasi yang dia miliki, Natsir berkesimpulan kalau Syiah sampai bisa berkembang di Indonesia, dengan terinspirasi revolusi Khomeini.

“Dan pernyataan Natsir waktu itu mulai terlihat dampaknya akhir-akhir ini,” tuturnya.

Sebagaimana diketahui bersama, jaringan Syiah mulai terang-terangan dalam menyebarkan syiar kesesatannya. Mereka mulai merambah ke berbagai bidang di masyarakat, bahkan mereka memasuki percaturan politik dan pemerintahan. di beberapa daerah Syiah mulai menebarkan teror dan tak segan-segan melakukan aksi kekerasan.

Pada tahun 1984 MUI telah mengeluarkan fatwa tentang pokok-pokok kesesatan aqidah Syiah, dan menghimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadapnya. Kalau saat ini tentunya masyarakat tidak hanya sekadar waspada, demikian tutur Fahmi Salim.

Dalam kesempatan itu, Fahmi Salim menjadi perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menjelaskan kepada masyarakat tentang buku ‘Mengenal dan Memahami Penyimpangan Syiah di Indonesia’.

Reporter: Imam.S
Editor : Qathrunnada

‪#‎prayforgaza‬ ‪#‎savegaza‬ ‪#‎savepalestine‬ ‪#‎freegaza‬ ‪#‎freepalestine‬ ‪#‎selamatkanindonesiadarisyiah‬ ‪#‎indonesiadamaitanpasyiah‬ ‪#‎savesuriah‬ ‪#

Sunday, July 20, 2014

HIZBUT TAHRIR ADALAH ALAT IMPERIALIS? 




Agus Trisa
19 April
HIZBUT TAHRIR ADALAH ALAT IMPERIALIS?

saya itu sebenarnya kasihan dengan kawan2 di HT. mereka itu sebenarnya orang2 yang baik yang menginginkan syariat islam itu tegak di muka bumi dan menginginkan umat islam itu bersatu di bawah naungan khilafah.

namun sayang seribu sayang, cita2 yang besar ini ternyata tidak dibarengi oleh kemapanan ilmu, strategi dan langkah yang konkrit dalam perjuangannya, sehingga sadar atau tidak HT menjadi sangat mudah dijadikan alat kepentingan imperialis untuk merongrong kekuatan islam dari dalam umat islam itu sendiri. hal itu sangat mungkin terjadi. cobalah anda perhatikan, organisasi sebesar HTI di indonesia. punya kantor cabang di jakarta. namun mereka sendiri tidak mengetahui siapa para pemimpin mereka? dimana mereka berada? dimana kantor pusatnya? dimana kantornya? bahkan mereka saling berkomunikasi dengan para pemimpin mereka pun hanya melalui jalur internet, email, dsb. sehingga orang pun akhirnya bertanya-tanya, siapa sebenarnya yang mengendalikan HTI ini? mungkinkah HTI ini disetir oleh negara2 imperialis? tentu saja sangat mungkin sekali. sayang banyak syabab HTI tidak menyadari hal ini.

saya tidak ada maksud untuk merendahkan saudara2 saya di HT. tapi coba saudara pikirkan perjuangan HT saat ini dari hari ke hari, dari waktu ke waktu. tidak ada perubahan yang terjadi kecuali hanya perjuangan dari seminar ke seminar. diskusi ke diskusi, konferensi ke konferensi. jumlah anggotanya pun dari waktu ke waktu segitu-gitu aja. tak ada efek sama sekali. tak ada perubahan. seakan2 HT ini dibonsai. seperti katak dalam tempurung. sekeras apapun mereka berteriak syariah dan khilafah, tetap saja mereka berada dalam tempurung.

memperhatikan gerak-gerik HTI tersebut saya semakin bertanya-tanya, mungkinkah Hizbut Tahrir adalah alat imperialis?
====================================================================================
Komentar:

Tulisan semacam ini sebenarnya tidak perlu ditanggapi secara serius. Sebab, komentar semacam ini tidak lebih dari dugaan-dugaan kosong tak berdasar yang hanya berangkat dari asumsi-asumsi asumtif semata. Namun, sebagai sedikit pembanding, bisa saja dikomentari secara singkat.
>>>
Mungkinkah HTI adalah alat imperialis? Jawabannya : tidak mungkin dan tidak akan bisa.

Bagaimana bisa HTI dikatakan sebagai alat imperialis sementara salah satu aktivitas HTI adalah membongkar makar para imperialis. Bahkan dalam tataran ide, pemikiran yang diusung HTI justru bertentangan, menentang, dan bersifat menyerang ide para imperialis. Lantas, bagaimana bisa HTI dikatakan sebagai alat imperialis?

Justru yang menjadi alat imperialis sesungguhnya adalah mereka yang berusaha menghalangi dakwah HTI. Sebab, semakin kuat posisi HTI, maka ide-ide imperialis akan semakin tergusur. Oleh karena itu, orang yang memberikan stigma negatif terhadap HTI, mencitrakan HTI sebagai sesuatu yang buruk agar dijauhi umat, bisa jadi dia sendiri adalah alat imperialis. Orang seperti ini adalah orang yang galau, tidak mampu membungkam argumen dan ide HTI, lantas diseranglah institusinya.

Adapun berkaitan dengan tidak dipublikasikannya kantor HT (Hizbut Tahrir Internasional), atau wajah amir Hizbut Tahrir, atau dimana keberadaan amir HT, dan sebagainya; itu semua pernah dijawab oleh juru bicara Hizbut Tahrir Internasional, “Dengan adanya penganiayaan terhadap para anggota kami di Dunia Islam, kami tidak ingin membantu para penguasa tiran dengan menunjukkan keberadaan pemimpin partai (HT).”

Dalam tataran ide, menjaga kerahasiaan organisasi merupakan salah satu bentuk peneladanan terhadap aktivitas dakwah Rasulullah saw. Dimana Rasulullah saw., telah merahasiakan manajemen organisasinya bersama para sahabat, semata-mata untuk menjaga keselamatan dakwah. Ya, dakwah ini perlu dijaga. Seandainya dakwah ini tidak dijaga, maka siapakah yang akan memperjuangkan tegaknya kekuasaan Islam melalui thariqah dakwah Rasul? Jadi, menjaga kerahasiaan manajemen partai ini perlu dilakukan.

Dalam konteks perjuangan penegakan kekuasaan Islam, HT tidak menyandarkan pada figur. Melainkan pada ide yang telah diadopsinya. Oleh karena itu, wafatnya Taqiyuddin An-Nabhani dan Abdul Qadim Zallum tidak menjadi surut langkah HT. Termasuk pula, tidak dipublikasikannya wajah dan keberadaan amir HT, hal itu tidak akan menjadikan langkah perjuangan syabab HT di seluruh penjuru dunia menjadi surut. Sebab, mereka (para syabab) bergerak dan beraktivitas, digerakkan oleh ideologi yang mereka emban, yaitu ideologi Islam; dan bukan bergerak berdasarkan faktor ketokohan. Seandainya HT menyandarkan aktivitas kepada tokoh-tokohnya, maka niscaya langkah perjuangan HT akan semakin surut, mengingat tidak sedikit para tokoh HT yang ditangkapi di berbagai penjara para tiran.

Kemudian, jika dikatakan bahwa perjuangan HT tidak memiliki hasil melainkan hanya konferensi dan muktamar, hal itu dikarenakan mereka tidak memahami realitas yang sesungguhnya. Kenyataannya, HT telah berperan sebagai motor penggerak, untuk menggerakkan manusia dari cara berpikir sekularistik menuju manusia berkarakter Islam. HT telah berhasil membuat umat menjauhi sistem demokrasi dan lebih memilih syariah Islam. Konferensi-konferensi dan muktamar-muktamar HT (yang hanya sekedar ngomong itu), telah membuat para imperialis dan alat-alatnya menjadi galau dan marah. Inilah hasilnya. Umat pun berhasil tersadarkan, bahwa sesungguhnya demokrasi hanya menipu dan menyengsarakan rakyat. Demokrasi tidak mampu membuat orang menjadi semakin dekat dengan Alah, namun justru membuat manusia semakin jauh dari Allah. Ini semua adalah karena aktivitas dakwah yang dilakukan para syabab Hizbut Tahrir. Tidak heran jika jumlah pendukung Hizbut Tahrir, dari hari ke hari semakin bertambah. Itu artinya, ide tentang penegakan syariah Islam ini telah diterima masyarakat. Alhamdulillah. Tentunya, siapa pun yang mendambakan syariah Islam tegak di Indonesia, seharusnya dia turut bangga dan berbahagia hatinya. Bukan malah mencaci maki dan berusaha semakin keras menghalangi HT.

Wallahu a’lam.

Menggugat MOS

Menggugat MOS


14 Jul 2014   | Buletin gaulislam · Tahun VII/2013-2014 Tags: buletin · gaulislam · HAM · islam · MOS · muda · muslim · pendidikan · remaja · sekolah
gaulislam edisi 351/tahun ke-7 (16 Ramadhan 1435 H/ 14 Juli 2014)



Sobat gaulislam, nggak kerasa liburan udah usai. Hari ini, Senin (14/7/2014) adalah hari pertama kamu masuk sekolah di tahun ajaran baru. Nggak kerasa temen-temen udah naek kelas. Buat temen-temen yang lulus SD, SMP ato SMA, udah siap-siap adaptasi dengan sekolah baru. Nggak hanya siswa baru yang berusaha adaptasi dengan sekolah, sekolah juga berupaya ngenal siswanya lho. Caranya yaitu dengan ngadain MOS alias Masa Orientasi Siswa. Masa orientasi siswa biasanya mulai dari tingkat SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Tapi, belakangan ini beberapa tingkat sekolah dasar pun udah melakukan MOS. Tujuannya apa tuh? MOS itu awalnya sih untuk untuk memperkenalkan lingkungan sekolah en seluruh tetek-bengek sekolah dari norma, budaya sampai tata tertib pada siswa baru. MOS juga bermanfaat membangun ketahanan mental, meningkatkan disiplin, mempererat tali persaudaraan juga ngarahin anak untuk memilih ekstrakulikuler yang sesuai dengan bakat dan minat.

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Jadi kalo kita balik ke definisi MOS sebenernya kan tujuannya baik. Nyiapin siswa baru ngadepin proses belajar mengajar. Mulai dari pengenalan lingku­ngan, sarana prasarana sekolah en pemanfaatannya. Selain itu MOS kudu bikin siswa baru lebih mengenal guru en gaya mengajarnya biar nggak kaget bin heran pas diajarin guru tersebut. Misalnya ada guru yang suaranya kenceng banget saat ngajar. Sebenarnya cuma masalah style, tapi kalo siswa barunya nggak dapat bocoran tentang ini ketika MOS, baru sehari masuk, bisa aja besoknya siswa barunya udah ogah masuk sekolah.

Mustinya, sebagai seorang ibu yang sedang mengandung, eh maksudnya, sebagai sebuah sekolah yang baru menyambut kelahiran peserta didiknya, sekolah udah kudu menyambut kedatangan siswa barunya dengan sebaik-baiknya. Supaya siswa baru itu bisa masuk sekolah dengan gembira, optimis, tahu tentang apa yang harus dilakukan, tahu dan mau menjalankan proses belajar. Singkatnya siswa memiliki orientasi yang jelas tentang sekolah yang ia pilih.

Nah, itu niat semula. Tapi pada prakteknya, huaah, bully abis! Siswa baru bukannya dididik dan diarahkan bak ibu yang mempersiapkan anaknya yang masih orok, tapi mereka justru diperlakukan kasar dan tidak manusiawi. Mulai dari atribut yang aneh, semisal kaos kaki warna-warni, tas dari kresek (baca: plastik) atau karung goni, gantungan leher, topi kuncung dari karton, pokoknya nggak keruan deh. Terus tugasnya aneh-aneh en gak masuk akal. Misal nih ya, siswa baru pulang sore en besok paginya musti bawa jangkrik. Siswa cowok bawa jangkrik betina, siswa cewek bawa jangkrik jantan. Hei, mikir donk! Gimana bedainnya coba? Syukur-syukur kalo siswa barunya itu babehnya penjual jangkrik. Kali aja bisa bedain, kalo nggak? Kan repot! (lebih rempong lagi kalo disuruh bawa anak beruang yang masih menyusui. Whoaaa!)

Gimana Bro en Sis? Ngeselin kan? Wah kalo ada di antara kalian yang masih bilang “Itu kan seru,”, gawat banget deh. MOS itu bener-bener udah jadi ajang perploncoan senior dengan junior. Beberapa kasus MOS bahkan memakan korban. Gimana nggak, selama MOS, mereka hanya mendapatkan satu sampai dua botol air untuk diminum bersama tiap harinya. Ini menyebabkan mereka dehidrasi. Selain itumereka mengalami kekerasan fisik seperti ditendang atau diinjak oleh para senior, bahkan beberapa siswi baru yang mengikuti kegiatan pun juga diduga ada yang mengalami pelecehan seksual.



Gara-gara MOS

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi Komisi Perlin­dungan Anak Indonesia (KPAI) pada April 2012 terhadap sembilan Provin­si yaitu Sumatera Barat, Lampung, Jambi, Banten, Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Ka­limantan Timur ditemukan ang­ka kekerasan yang cukup tinggi di sekolah. Catet nih ya, umumnya, kekerasan ini terjadi saat kegiatan MOS. Dari total res­ponden 1.026 anak ternyata menyatakan 66,5  persen atau 628 anak pernah mengalami kekera­san yang dilakukan guru, 74,8 persen 767 anak pernah menga­lami kekerasan yang dilakukan te­man sekelas (74,8 %), dan se­banyak 578 anak pernah menga­la­mi kekerasan yang dilakukan teman lain kelas (56,3 %).

Contoh realnya nih ya, pada tahun 2012, MOS sekolah elit Don Bosco jatuhin 4 orang korban. Siswa-siswa baru tersebut mengaku dibawa keluar dari SMA Don Bosco, terus diplonco seniornya di suatu tempat. Di sana mereka dianiaya. Dipukul, ditendang dan disundut rokok. Astaghfirullah, sadis bin kejam. Tahun 2013 terjadi di Yogyakarta. Aninda Puspita (16), warga Daleman, Gadingharjo, Sanden, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meninggal dunia saat mengikuti masa orientasi siswa di sekolahnya, SMK 1 Pandak Bantul. Belum lagi peristiwa yang lalu-lalu. Bahkan sampai level perguruan tinggi, MOS adalah ajang balas dendam (dendamnya ke kakak kelas, balasnya ke adik kelas. Nah lho?). Pada 2006, kasus kekerasan yang merenggut nyawa beberapa mahasiswa di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Kok mau menyiapkan pejabat pemerintahan metode yang dipake full kekerasan? Sampe ada yang meninggal dan cacat. Begitu juga dengan Fikri Dolasmantya Surya, mahasiswa ITN ini meninggal karena dehidrasi pada MOS tahun 2013 di Pantai Goa China, Desa Sitiarjo, Malang.

Itu memang data lama, tetapi tidak menutup kemungkinan bisa terulang. Semoga saja di tahun ini nggak ada MOS yang bikin rusuh dan kacau.



Ini dia, biang keroknya!

Sobat gaulislam, ada banyak reaksi yang ditunjukkin oleh orang tua, sekolah, dinas pendidikan, kepolisian en lembaga perlindungan anak tentang praktek bullying dalam MOS. Semua pihak nganggep serius masalah ini. Nggak jarang lho berbagai pihak saling menyalahkan dan lempar tanggung jawab. Pihak orang tua menuding sekolah cuekdengan kegiatan yang berlangsung dalam MOS. Pihak sekolah menyalahkan dinas pendidikan yang masih memberlakukan MOS pada penyambutan siswa baru. Nah, jadi bribet kan? Terus ini salah siapa dong?

Adanya pemberian sanksi, peningkatan pengawasan sekolah en perbaikan cara mengajar guru nggak efektif en nggak bisa menuntaskan persoalan kalo nggak dilandasi kesadaran pada sumber masalahnya. Kasus bullying adalah satu kasus yang nggak bisa lho dianggap terpisah dari kasus-kasus kenakalan en penyimpangan perilaku lainnya. Seks bebas, geng motor anarkis, tawuran, konsumsi narkoba, kecanduan ngelem, mencuri, memperkosa, membunuh bahkan menjual remaja lain untuk tujuan prostitusi adalah juga potret lain remaja saat ini

Kalau kita kaji, teropong en perhatikan, sebenarnya penyebab terjadinya berbagai penyimpangan perilaku remaja saat ini tuh ya, karena yang pertama, sistem kapitalisme yang dipake sebagai ideologi negara ini bikin orang jadi serba bebas. Ya bebas berkeyakinan, bebas berperilaku, bebas berpendapat en bebas memiliki harta (meski kudu menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya). Gara-gara punya kekebebasan yang bablas inilah, lahir tuh konsep hak asasi manusia (HAM). Akibatnya semua orang termasuk remaja merasa berhak berbuat apapun, nggak peduli orang lain terganggu dengan ulahnya. Perbuatan-perbuatan bullying en nyeleneh pun udah dianggep biasa, karena yang lain juga melakukannya. Inilah yang jadi sumber lahirnya berbagai penyimpangan perilaku.

Kedua, sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) yang kental dalam sistem pendidikan bikin pendidikan agama jadi formalitas aja. Paling banter nih ya, agama diambil nilai-nilainya doang. Nggak ada strategi untuk jadiin agama sebagai tuntunan yang kudu dipahami terus diamalkan oleh anak didik, supaya berpengaruh dalam perilaku kesehariannya. Ini bukti kalo sistem pendidikan telah gagal melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas, yang nggak sekadar IQ-nya yang high tapi juga memiliki iman yang mantap dalam kehidupannya.

Ketiga, negara kita itu suka banget apa-apa mengatasnamakan ‘kepentingan ekonomi’. Nah, dengan alasan ekonomi ini, negara ngebiarin media nayangin porno en kekerasan. Belum lagi sanksi yang lunak alias empuk bagi perilaku kriminalitas remaja seperti yang ditetapin dalam undang-undang perlindungan anak. Huuaah! Jadi tambah besar kepala remaja kayak gini. So, pemerintah kesannya nggak serius nyiptain iklim yang baik buat pembinaan generasi. Pfuuuh…



Solusi tuntas

Sobat gaulislam, kalo mau cari solusi harusnya nggak nanggung-nanggung. Jangan berdiam diri membiarkan bangsa ini kehilangan sumber daya manusia yang mumpuni di masa mendatang karena para remajanya rusak. Kita itu butuh sistem pengganti untuk menuntaskan permasalahan tersebut. Sistem pengganti tersebut adalah Islam sebagai ideologi dan sumber aturan kehidupan. Islam memiliki sistem yang sempurna untuk mengatur kehidupan manusia termasuk remaja. Semua subsistem terintegrasi dalam kesamaan visi untuk taat kepada Allah Ta’ala, Sang Pencipta manusia, kehidupan dan alam semesta yang disediakan untuk manusia.

Sulit membayangkan MOS bisa berjalan ideal dengan sistem pendidikan saat ini yang titik beratnya melahirkan generasi instan; siap kerja tanpa menjadi ahli (atau malah ada yang nggak siap kerja dan nggak bisa jadi ahli). Dalam Islam, sekolah merupakan ajang untuk mendapatkan ilmu untuk diaplikasikan dalam kehidupan. Anak didik dibekali pemahaman Islam yang kuat untuk kehidupannya. Pas mereka terjun ke masyarakat, halal dan haram otomatis akan menjadi landasan aktivitasnya. Perilaku yang menyimpang (termasuk acara MOS yang bikin kacau urusan) nggak akan nongol dalam kehidupannya.

Negara Islam (Khilafah Islamiyah) akan mengeliminir fasilitas-fasilitas yang bisa mengakibatkan perilaku menyimpang remaja, semacam situs pornografi, tempat-tempat nongkrong remaja atau rumah-rumah dugem. Negara juga akan memberikan hukuman yang tegas terhadap perilaku menyimpang, karena Islam juga memiliki sistem sanksi yang jelas dan adil.

Udah saatnya sistem kapitalisme sekularisme yang penuh dengan kerusakan ini diganti dengan sistem Islam yang penuh dengan keharmonisan dan kemaslahatan. Yuk, bareng-bareng mewujudkannya melalui dakwah! Allahu Akbar! [Wita Dahlia | witadahlia19@gmail.com]