Thursday, August 28, 2025

𝑴𝑬𝑴𝑩𝑨π‘ͺ𝑨 𝑲𝑨𝑻𝑨-𝑲𝑨𝑻𝑨 𝑺𝒀𝑨𝑰𝑲𝑯 𝑻𝑨𝑸𝑰𝒀𝑼𝑫𝑫𝑰𝑡 𝑨𝑡-𝑡𝑨𝑩𝑯𝑨𝑡𝑰

 π‘΄π‘¬π‘΄π‘©π‘¨π‘ͺ𝑨 𝑲𝑨𝑻𝑨-𝑲𝑨𝑻𝑨 𝑺𝒀𝑨𝑰𝑲𝑯 𝑻𝑨𝑸𝑰𝒀𝑼𝑫𝑫𝑰𝑡 𝑨𝑡-𝑡𝑨𝑩𝑯𝑨𝑡𝑰 


Ketika Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani Ψ±Ψ­Ω…Ω‡ Ψ§Ω„Ω„Ω‡ ΨͺΨΉΨ§Ω„Ω‰ berkata: “π‘Όπ’Žπ’‚π’• π’Šπ’π’Š π’‚π’Œπ’‚π’ π’Žπ’†π’π’†π’Žπ’–π’Œπ’‚π’ π’‹π’‚π’•π’Š π’…π’Šπ’“π’Šπ’π’šπ’‚, 𝒅𝒂𝒏 π’‚π’Œπ’‚π’ π’•π’†π’“π’ƒπ’‚π’π’ˆπ’–π’ π’…π’‚π’“π’Š π’•π’Šπ’…π’–π’“π’π’šπ’‚, π’•π’†π’•π’‚π’‘π’Š 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 π’Šπ’‚ π’Žπ’†π’Žπ’ƒπ’‚π’šπ’‚π’“ π’‰π’‚π’“π’ˆπ’‚ π’Œπ’†π’π’‚π’π’‚π’Šπ’‚π’π’π’šπ’‚ π’…π’‚π’π’‚π’Ž π’Žπ’†π’π’ˆπ’†π’Žπ’ƒπ’‚π’ π’…π’‚π’Œπ’˜π’‚π’‰ π’–π’π’•π’–π’Œ π’Žπ’†π’π’‚π’π’‹π’–π’•π’Œπ’‚π’ π’Œπ’†π’Žπ’ƒπ’‚π’π’Š π’Œπ’†π’‰π’Šπ’…π’–π’‘π’‚π’ π‘°π’”π’π’‚π’Ž, π’šπ’‚π’Œπ’π’Š 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 π’Šπ’‚ 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓-𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 π’…π’Šπ’‚π’…π’–π’Œ 𝒅𝒂𝒏 π’…π’Šπ’‰π’‚π’π’„π’–π’“π’Œπ’‚π’.” — beliau tidak sedang melontarkan harapan kosong. Beliau sedang membaca sunnatullah dalam perubahan, mendiagnosis realitas umat dengan pandangan tajam, dan melukiskan garis masa depannya.


1. Umat akan menemukan jati dirinya


Hari ini umat Islam hidup dalam krisis identitas, di bawah sistem & hukum asing, dan kurikulum pendidikan yang menjauhkan mereka dari akar sejarahnya. Namun, aqidah Islam tetap tersembunyi dalam hati jutaan manusia, menunggu untuk dibangkitkan. Ketika an-Nabhani berkata *“Umat akan menemukan jati dirinya”*, itu adalah sebuah kepastian: umat ini tidak akan mati. Ia membawa benih kebangkitannya sendiri, betapapun panjangnya masa keterasingan.


2. Dan akan terbangun dari tidurnya


“Tidur” di sini bukanlah kematian, melainkan lelap yang berat. Umat tidak mati meski dijajah, dipecah-belah, dan ditindas secara politik. Tidur itu hanya sementara, dan kebangkitannya pasti. Kebangkitan ini bukan sekadar emosi atau ledakan sesaat, tetapi kesadaran intelektual bahwa Islam adalah satu-satunya gagasan yang mampu menyelamatkan manusia, bukan hanya di dunia tetapi juga di akhirat.


3. Harga dari kelalaian


Syaikh an-Nabhani mengingatkan satu sunnatullah lain: kelalaian dalam membawa dakwah, tunduk pada rezim zalim, dan meninggalkan perjuangan menegakkan Negara Islam, tidak akan berlalu tanpa konsekuensi. Harganya sangat mahal: pembantaian, pengusiran, kemiskinan, hegemoni penjajah, dan hilangnya kehormatan umat. Seakan beliau berkata: jika kalian tidak membayar harga perubahan dengan kerja dan kesadaran, kalian akan membayarnya dengan kehinaan dan keterpurukan.


4. Melanjutkan kembali kehidupan Islam


Kunci yang beliau sampaikan amat penting. Umat tidak akan bangkit dengan letupan kemarahan atau reformasi tambal sulam, melainkan dengan kembali sepenuhnya pada kehidupan Islam. Artinya, menjadikan Islam sebagai rujukan total dalam pemerintahan, politik, ekonomi, dan sosial. Identitas dan kebangkitan tanpa adanya negara yang menerapkan Islam hanyalah kesadaran yang belum sempurna.


5. Diaduk dan dihancurkan


Ungkapan ini sungguh mengejutkan: “benar-benar diaduk dan dihancurkan.” Ini bukanlah hiperbola, melainkan peringatan nyata. Umat akan menanggung harga yang sangat berat sebelum menyadari bahwa tidak ada jalan keselamatan kecuali dengan tegaknya Negara Islam. Dan inilah yang kita saksikan hari ini: darah yang tertumpah di Gaza, Syam, Sudan, Myanmar, dan Somalia; perpecahan di mana-mana. Seakan semua penderitaan ini hanyalah fase pengadukan dan penghancuran yang mendahului sebuah kelahiran besar.


Kesimpulan


Kata-kata Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani Ψ±Ψ­Ω…Ω‡ Ψ§Ω„Ω„Ω‡ menyingkap bahwa masa depan bukanlah kabur seperti yang dikira sebagian orang; ia justru memiliki jalur yang jelas:


▪️Tidur sementara,

▪️Lalu kebangkitan yang pasti, meski harus membayar harga mahal jika kita lalai,

▪️Dan akhirnya kebangkitan sejati dengan melanjutkan kembali kehidupan Islam dalam naungan negara yang berhukum dengan Islam.


Ini bukan ajakan untuk meratap, melainkan seruan untuk bersiap: mengemban dakwah sebelum kita dipaksa membayar harga yang amat berat.


ابو ΨΉΨ¨ΩŠΨ―Ω‡ Ψ¨ΩƒΨ±

No comments: