Sunday, May 21, 2023

Bagaimana Orang Singapura Tempo Doeloe Memandang Khilafah dan Jihad

 Bagaimana Orang Singapura Tempo Doeloe Memandang Khilafah dan Jihad?


Kisaran 130-an tahun lalu, satu kapal terkenal milik Khilafah 'Utsmaniyyah pernah berlabuh di Singapura. Bukan sembarang kapal, tapi kapal perang model frigate milik Amir al-Mu'minin, Khalifah Sultan Abdülhamid II, yang diberi nama sesuai nama ayah founding father's Daulah 'Utsmaniyyah, Ertuğrul. 


Sebenarnya kapal Ertuğrul itu hanya sekadar mampir di Singapura. Tujuan utama kapal Ertuğrul pergi ke Jepang, untuk menemui Kaisar Mutsuhito yang usaha perjuangannya mirip-mirip Oden Kozuki dalam membuka negeri Wano. Kaisar Mutsuhito yang terkenal dengan sebutan "Meiji" ini sebelumnya memang sudah pernah mengirim utusan ke Istanbul, dan menunjukkan niat baiknya untuk menjalin persahabatan dengan kaum Muslim di bawah pimpinan Khalifah. Tentu saja Khalifah Abdülhamid bersemangat, dan mengirim kapal Ertuğrul sebagai kunjungan balasan ke Jepang.


Nah, kembali ke Singapura. Nyatanya walau cuma mampir, kehadiran kapal perang Amir al-Mu'minin disambut dahsyat oleh kaum Muslimin di sini. Baik di Singapura itu sendiri, maupun negeri-negeri sempadannya seperti Semenanjung Melayu, Kepri, Riau daratan, Aceh, Jawa, Kalimantan, Sabah/Serawak, Brunei, dll. 


Kapten kapal Ertuğrul yang namanya Osman Paşa lantas dapat surat dari para tokoh dan haji di negeri ini, yang diwakili seseorang dengan gelar "Qadhi kaum Muslimin Singapura" (قاضي المسلمين سڠاڤورا). Surat ini kemudian difoto oleh Osman Paşa dan dikirim via telegram ke Istanbul. Sampai sekarang foto surat ini masih ada di Başbakanlık Osmanlı Arşıvı (Kantor Arsip Utsmani) dan disimpan dengan kode İ.DH. 1170/91449/3-5. Ada dua lembar suratnya, sayang lembar kedua fotonya ngeblur hingga sulit terbaca sebagian besarnya, nanti barangkali mas Abin Toro bisa mengakali. Tapi alhamdulillah lembar pertama bisa terbaca jelas sebagaimana foto-foto yang saya dapatkan di bawah ini.


Apa kata orang Singapura yang diwakili Qadhi-nya?


Pertama, mereka membuka suratnya dengan basmalah dan mukaddimah surat sebagaimana lazimnya. Terus dilanjutkan dengan puji-pujian kepada sang kapten kapal Ertuğrul, Osman Paşa yang disebut sebagai "petarung di jalan Allah" (الغازي في سبيل الله). 


Tujuan utama surat ini tentu saja ditujukan kepada petingginya Osman Paşa yang juga sekaligus petinggi seluruh kaum Muslimin sedunia, Khalifah Sultan Abdülhamid II. Bagi Qadhi Singapura, beliau adalah sultannya para sultan di seluruh negeri Arab dan non-Arab. Seseorang yang telah mengabdikan hidupnya untuk kebaikan dan kehormatan kaum Muslimin. Melalui pedang dan pena, Khalifah Sultan Abdülhamid telah menolong kebenaran dan agama, serta menguatkan syariat Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam.


Banyak doa-doa yang dipanjatkan kepada Allah sebagai ekspresi cinta Qadhi Singapura untuk Khalifah 'Utsmaniyyah. Saya hitung ada 5 doa. Dari 5 doa itu, setidaknya ada 2 doa yang kalau diukur dengan konteks hari ini begitu luar biasa. Kenapa? karena dua doa ini mengandung makna-makna dan istilah yang hari ini begitu ditakuti, dimonsterisasi, dilebayisasi, dan dicaci-maki. Apalagi doa ini diucapkan oleh pemimpin Islam di Singapura dulu. Ya, Singapura. Negara yang belakangan menyulut kontroversi karena mendeportasi Tuan Guru Ustadz Abdul Somad karena dakwah-dakwah beliau yang dianggap keras. Seperti apa dua doa yang dipanjatkan Qadhi Singapura?


اعز اللهم سرير الملك و الخلافة بوجوده


"Ya Allah, kuatkanlah 'ranjang' (singgasana) Kerajaan dan Khilafah dengan kehadiran Sultan Abdülhamid." Dan satu doa lagi,


اللهم انصر جيوش المسلمين و عساكر الموحدين و اهلك الكفرة و الرافضة و المشركين

 

"Ya Allah, tolonglah pasukan-pasukan Muslimin dan tentara-tentara para ahli tauhid. Dan hancurkanlah, wahai Allah, (kekuatan) orang-orang kafir, rafidh, dan musyrikin."


Itu baru doa di paragraf pertama. Belum lagi pokok dari surat Qadhi Singapura di paragraf kedua. Walaupun lengkapnya tidak terbaca karena lanjutannya nge-blur, tapi bisa kita dapatkan gambaran. Bahwa ini adalah surat aduan kepada junnah (perisai) kaum Muslimin mengenai sikap rezim penjajah represif anti Islam yang melarang kajian ilmu, majelis shalawat, dan pembacaan maulid Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam. 


Di sini Qadhi Singapura menceritakan penderitaan orang-orang Jawi (Indonesia) yang di bawah penjajahan Pemerintah Hindia Belanda. Walau saat itu Singapura di bawah penjajahan Inggris atas nama Governor of the Straits Settlements (gubernur atas koloni Inggris di Selat Melaka), tapi Qadhi Singapura tak melupakan kondisi jiran-jiran seimannya yang tercinta. Disebutkan,


إننا من أهل الجاوى كلهم مظلومين من النصارى هلندا الذي حكموا علينا بظلمهم و من بعض ظلمهم علينا إننا إذا اجتمعون في درس العلم و الصلاة و لقرائة الموالد النبوية و غيرها من الطاعة لله و لرسوله جاؤ إلينا و منعونا بالإجتماع في درس العلم و غيره 


"Sesungguhnya kami penduduk Jawa, yang semuanya itu telah terzalimi oleh kaum Nasrani Belanda, di mana mereka telah memerintah kami dengan begitu zalim. Di antara kezalimannya kepada kami ialah apabila kami berkumpul untuk mengkaji ilmu, bershalawat, membaca maulid Nabi dan lain-lain yang merupakan bentuk ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya; Belanda akan mendatangi kami dan melarang-larang kami berkumpul untuk mengkaji ilmu dsb."


Yang demikian adalah situasi dalam penggambaran secarik surat bertanggal 11 Jumadil Awwal 1307, al-muwaffiq 3 Januari 1890. Sementara 130-an tahun kemudian, 21 Mei 2022, saya hanya bisa termenung. Betapa putaran zaman dan warisan penjajahan bisa membedakan masa lalu dan masa kini dengan drastis.


Nicko Pandawa.

CATATAN KRITIS BUAT KH CHOLIL NAFIS

 *CATATAN KRITIS BUAT KH CHOLIL NAFIS*

.

Menarik sekali pernyataan Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI KH Cholil Nafis yang mengatakan ceramah yang disampaikan dai sifatnya harus mendukung NKRI. Tak ada lagi narasi lain seperti ide mendirikan negara khilafah. Sebab kata dia, NKRI merupakan kesepakatan bersama yang sudah tak bisa ditawar, termasuk oleh MUI.

.

"Bukan berarti khilafah tidak islami, tidak. Tapi islami tidak hanya khilafah. NKRI pun bagian dari khilafah," kata KH Cholil Nafis, Senin (25/11/2019) saat menyampaikan materi di Standardisasi Dai MUI di Aula Buya Hamka MUI Pusat, Jakarta.

.

Pernyataan “Bukan berarti khilafah tidak islami, tidak” berarti bentuk pengakuan bahwa khilafah memang islami. Ya, khilafah memang islami karena khilafah adalah satu-satunya sistem pemerintahan yang legal dalam Islam. Diperintahkan Allah SWT dan Rasulullah SAW serta merupakan kesepakatan bersama para shahabat ra yang sudah tidak bisa ditawar, termasuk oleh MUI. 

.

Sedangkan pernyataan “Tapi islami tidak hanya khilafah” apakah bermaksud ingin mengatakan bahwa republik/demokrasi itu islami? No, no, no! Republik/demokrasi merupakan sistem kufur jebakan penjajah yang jelas-jelas tidak islami. Letak ketidakislamian republik/demokrasi yang paling fatal adalah manusia diberi kewenangan membuat hukum, padahal yang berhak membuat hukum hanyalah Allah SWT. Berarti republik/demokrasi tidak islami.

.

Dalam sistem khilafah, khalifah (kepala negara yang menerapkan sistem pemerintahan Islam/khilafah) bertugas menerapkan perintah Allah SWT dan memastikan larangan Allah SWT ditinggalkan.

.

Jadi, untuk menerapkan perintah Allah, khalifah tidak perlu meminta persetujuan suara terbanyak anggota Majelis Ummat (wakil rakyat dalam sistem pemerintahan Khilafah). Karena fungsi Majelis Ummat bukan untuk membuat hukum tetapi untuk mengoreksi penguasa agar tetap sesuai dengan perintah Allah SWT. Adapun anggota Majelis Ummat yang non Muslim tugasnya adalah melaporkan kedzaliman para penguasa daerah kepada khalifah.

.

Sedangkan dalam sistem demokrasi, presiden/perdana menteri (kepala negara yang menerapkan sistem pemerintahan kufur buatan orang kafir) bertugas menerapkan aturan yang disepakati oleh parlemen/DPR. Perintah Allah SWT baru bisa diterapkan presiden/perdana menteri bila mayoritas anggota DPR/parlemen setuju.

.

Artinya apa? Dalam sistem demokrasi kedudukan Allah SWT berada di bawah telapak kaki para anggota parlemen/DPR. Innalillahi wa inna ilahi rajiuun…. Apakah kita lupa menyejajarkan kedudukan Allah SWT dengan makhluk atau dengan khayalan saja sudah disebut syirik, pelakunya disebut musyrik. Bagaimana pula kedaulatan Allah SWT bukan lagi disejajarkan tetapi ditaruh di bawah telapak kaki para anggota parlemen!? Naudzubillahi min dzalik!

.

Adapun pernyataan “NKRI pun bagian dari khilafah” adalah pernyataan yang ambigu. Apabila yang dimaksud NKRI itu adalah tanah air Indonesia, ya, dulu pernah menjadi bagian dari khilafah ketika khilafah masih berdiri. Penerimaan menjadi bagian dari khilafah itu seiring dengan berubahnya Kerajaan Hindu-Budha menjadi berbagai Kesultanan Islam di Nusantara.

.

Pada Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-6, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuono X mengomfirmasi hubungan Kesultanan Yogyakarta dengan Khilafah Utsmani. 

.

“Pada 1479, Sultan Turki mengukuhkan Raden Patah, Sultan Demak pertama, sebagai Khalifatullah ing Tanah Jawa, perwakilan Kekhalifahan Islam (Turki) untuk Tanah Jawa, dengan penyerahan bendera Laa ilaaha illa Allah berwarna ungu kehitaman terbuat dari kain Kiswah Ka'bah, dan bendera bertuliskan Muhammadurrasulullah berwarna hijau,’ ujarnya di hadapan sekitar 700 peserta kongres, Senin, 9 Februari 2015 di pelataran Kraton Kasultanan Yogya.

.

Menurut sejarawan Septian AW, para penguasa Muslim di Nusantara mendapatkan gelar sultan dari Syarif Mekkah, dalam bahasa sekarang Gubernur Mekkah. Syarif Mekkah mendapatkan mandat dari Khalifah yang berkedudukan di Istambul (Turki) untuk melakukan itu. 

.

Catatan sejarah, seperti yang dikutip Azyumardi Azra, mengungkap Penguasa Banten Abdul Qadir (berkuasa 1625-1651), pada 1638 menerima anugerah gelar sultan dari Syarif Mekkah. Pangeran Rangsang, penguasa Mataram, pada 1641 juga mendapatkan gelar Sultan dari Syarif Mekkah selanjutnya lebih terkenal sebagai Sultan Agung. Begitu pula Kesultanan Aceh, lalu Kesultanan Palembang dan Makassar, yang juga menjalin hubungan khusus dengan penguasa Mekkah.

.

Itu semua menunjukkan bahwa benar Indonesia tempo doeloe memang bagian dari khilafah. Tetapi bila yang dimaksud dengan kalimat “NKRI pun bagian dari khilafah” dalam makna sistem pemerintahan republik/demokrasi, jelas bukan dong. Karena pada 1924, khilafah sudah tidak ada lagi. Sedangkan NKRI baru berdiri pada 1945. 

.

Adapun pernyataan “ceramah yang disampaikan dai sifatnya harus mendukung NKRI.” Mendukung dalam hal apa nih? Kalau mendukung dalam hal menjaga kesatuan wilayah sehingga tidak boleh terpecah belah, memang wajib hukumnya, oleh karena itu tinggalkanlah demokrasi seraya menegakkan khilafah.

.

Karena demokrasi melalui instrumen yang disebut referendum membolehkan wilayah negeri Muslim terbesar sedunia ini dilepaskan, bila mayoritas penduduk setempat setuju lepas. Contoh: Timor Timur lepas lewat referendumnya demokrasi, bukan khilafah.

.

Sedangkan dalam khilafah, tidak ada referendum. Karena dalam sistem pemerintahan Islam tersebut, bughat (melepaskan diri dari khilafah atau kesatuan negeri kaum Muslimin) hukumnya haram. Maka, bila ada satu daerah ingin lepas, meskipun mayoritas penduduk daerah tersebut sepakat untuk lepas, tidak diizinkan lepas. Mereka diajak omong baik-baik agar tetap bergabung. Bagi yang mengangkat senjata untuk melepaskan diri maka akan diperangi sampai tidak bisa angkat senjata untuk melepaskan diri lagi.  

.

Adapun pernyataan “ceramah yang disampaikan dai sifatnya harus mendukung NKRI.” Mendukung dalam hal apa nih? Kalau mendukung dalam hal menjaga kekayaan alam yang berlimpah ini dari perampokan penjajah Amerika dll, memang wajib hukumnya. Oleh karena itu tinggalkanlah demokrasi seraya menegakkan khilafah.

.

Karena dalam demokrasi, melalui instrumen privatisasi, tambang yang hasilnya melimpah diserahkan kepada swasta bahkan asing. Contoh: Tambang emas di Papua diserahkan kepada Amerika. 

.

Sedangkan dalam khilafah, tidak ada privatisasi. Karena dalam sistem pemerintahan Islam tersebut, privatisasi sumber daya alam yang melimpah tersebut hukumnya haram. Sumber daya alam yang hasilnya melimpah tersebut merupakan salah satu ciri dari milkiyah ammah (kepemilikan umum). Milkiyah ammah haram diserahkan/dikelola swasta apalagi asing, penjajah lagi kayak Amerika. Haram banget dah!

.

Khalifah wajib mengelolanya yang hasilnya dikembalikan kepada rakyat salah satunya dalam bentuk kesehatan gratis dan pendidikan gratis. 

.

Adapun pernyataan “ceramah yang disampaikan dai sifatnya harus mendukung NKRI.” Mendukung dalam hal apa nih? Mendukung republik/demokrasi? Serius kita akan tetap mendukung sistem pemerintahan jebakan penjajah untuk memecahbelah kita dan merampok sumber daya alam kita? Plis deeeh…

.

Jadi pernyataan “Tak ada lagi narasi lain seperti ide mendirikan negara khilafah” tentu menjadi tidak relevan bila kita menyadari bahwa menegakkan khilafah merupakan tajul furudh (mahkota kewajiban) dan republik/demokrasi merupakan sistem pemerintahan jebakan penjajah. 

.

Dan kalau kaum Muslimin di Indonesia ini berjuang sungguh-sungguh menegakkan khilafah, insya Allah bukan hanya jadi bagian dari khilafah, tapi malah menjadi ibu kotanya khilafah. Wilayahnya bukan hanya dari Merauke sampai Sabang, tapi dari Merauke sampai Maroko. Karena satu khalifah, untuk seluruh kaum Muslimin sedunia.

.

Allahu Akbar!

.

Joko Prasetyo

@jokojurnalis

Jurnalis | Penulis | Editor

Saturday, May 13, 2023

Mengapa Tuhan Tidak Membela Dirinya Sendiri?

 🌍 *Mengapa Tuhan Tidak Membela Dirinya Sendiri?* 🌿


لماذا لم يدافع عن نفسه؟

يقول أحد المهتدين كنت أسير مع طفلي  ومررنا بتمثال للمسيح قرب الكنيسة

فسالني ابني من هذا يابابا

قلت له هذا ابن الله وهو الهنا

فقال لي لماذا هو مصلوب وعلى جسده الجروح ومنظره ضعيف لقد شفقت عليه

فقلت له هو مصلوب لان المجرمين الذين لايؤمنون به فعلوا به هذا

فقال لي ولدي ولماذا لم يدافع اباه عنه او هو دافع عن نفسه كونه اله قوي

قلت له الإله اختار ذلك حتى يكفر عنا ذنوبنا لانه حينما رضي بصلب أبنه كان صلبه فداءا لنا وتكفير لذنوبنا

فقال لي يا أبي هل ترضى انت ان يصلبوني واتعذب من أجل احد وانت تقدر ان تدافع عني قلت طبعا لا

فقال ولدي كيف رضي الله أن يفعل ذلك بابنه وهو القادر ان يغفر لنا ذنوبنا من غير ان يعذب أبنه ويجعله ذليلا بيد البشر!

وكان هذا الحوار اول طريق هداية الوالد للاسلام

أسئلة الطفل بالفطرة دلت الوالد على الحق


Kenapa dia tidak membela diri?


Salah seorang muallaf mengatakan, saya sedang berjalan dengan anak saya, dan kami melewati patung Kristus di dekat Gereja.


Anak saya bertanya siapa ini, Baba?


Saya mengatakan kepadanya bahwa ini adalah Anak Allah dan dia adalah Tuhan kita.


Dia mengatakan kepada saya mengapa dia disalib dengan luka di tubuhnya dan penampilannya lemah. Saya kasihan padanya.


Saya mengatakan kepadanya bahwa dia disalib karena orang-orang dzolim yang tidak beriman melakukan ini padanya.


Anak laki-laki saya berkata kepada saya, mengapa ayahnya tidak membelanya atau dia membela dirinya sendiri, karena dia seharusnya adalah Tuhan Yang Maha Kuasa.


Saya mengatakan kepadanya bahwa Tuhan memilih itu untuk menebus dosa-dosa kita, karena ketika dia menerima penyaliban putranya, penyalibannya adalah pengorbanan bagi kita dan penebusan dosa-dosa kita.


Dia berkata kepada saya, “Wahai ayahku, apakah Engkau menerima kalau aku disalib dan disiksa demi seseorang, padahal engkau sanggup membelaku/melindungiku?” 


Saya berkata, “Tentu saja tidak.”


Anak laki-laki saya berkata, lalu bagaimana mungkin Tuhan berkenan melakukan itu kepada anaknya, ketika dia mampu mengampuni dosa-dosa kita tanpa menyiksa anaknya, dan membuatnya dipermalukan oleh tangan manusia!?


Dialog ini adalah awal mula jalan hidayah sang ayah kepada Islam. 


Pertanyaan naluriah anak menunjukkan kebenaran kepada sang ayah.


🌍➖➖➖➖🌿


📡VIDEO:

 https://youtu.be/8efNU97ovwg


🌍 *Setelah 40 Tahun Mengajar Seminari Kristen Pendeta Bergelar Profesor Ini Masuk Islaam* 🌿


🌍🌸


Bismillaahirohmaanirrohiim. Dengan nama Allaah Tuhan Yang Maha Esa Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.


Di tengah wabah Corona Virus (Covid-19) yang melanda dunia, akhir Maret 2020, host "The Deen Show", Eddie Redzovic, berbincang-bincang bersama seorang pendeta bergelar profesor yang menjadi Muallaf, menjadi Muhtadiin (orang yang mendapatkan petunjuk) melalui Internet Video Call.


Setelah 40 tahun menjadi pendeta dan profesor pengajar Seminari Kristen di Amerika Serikat, Richard L. Kifer memutuskan kembali ke agama para nabi dan para rosul:


🌸 Agama Tawhiid, agama Ketuhanan Yang Maha Esa, Islaam, agama 124.000 nabi sejak awal jaman.



Profesor Kifer pernah menjadi Agnostic, yang meragukan semua agama namun masih percaya bahwa Tuhan itu ada.


Namun saat muridnya di Utah, AS, mempertanyakan semua agama dan mengatakan akan menjadi Atheist yang tidak mau percaya bahwa Tuhan itu ada, maka dia terpanggil dan mau tak mau mempelajari agama, agama-agama. 


Jika dia dulu hanya dapat mempelajari buku-buku Kristen di perpustakaan khusus Seminari, kini dengan bantuan Internet dia menjadi mudah dalam mencari bahan-bahan penelitian mengenai agama-agama, hingga penelitian perbandingan agama.


Dan akhirnya, profesor Kifer, memutuskan untuk menjadi Muallaf.



🌸 Di antara hal-hal yang meresahkannya, dan disampaikannya dengan jujur di video ini, secara umum, adalah:


▪️Bahwa ada banyak ayat di Bibel yang adalah hasil penambahan, pengubahan dari orang. 


▪️Ada sekitar 4.000 naskah Bibel yang tidak sesuai satu dengan lainnya. Dan para pengikutnya pun dapat saling bertengkar sengit mengenainya.


▪️Fakta bahwa para pendeta dan pastur mengetahui bahwa sebagian besar isi Bibel adalah buatan manusia dan bukan lagi firman Tuhan yang asli, namun mereka tetap berkeras kepala. 


Dan bahwa diajarkan bahwa Bibel adalah kitab suci yang asli dari Tuhan, yang tanpa cacat. 


Ini juga tentu mereka dogmakan, doktrinkan kepada kaum awam pengikutnya.


▪️Fakta bahwa Yesus Kristus (alias Yeshua alias Isa 'alaihis salaam), menyembah (bersujud), berdoa kepada Tuhan. 


▪️Yesus mereka anggap adalah 100% manusia dan juga 100% Tuhan. Trinitas Kristen - paham agama Kristen bahwa ada 3 Tuhan (Tuhan Bapa, tuhan anak, roh kudus) membingungkan, bahkan bagi kebanyakan orang Kristen.


▪️Al Qur'aan tidak pernah diubah, tercemar, bahkan terbukti sesuai dengan fakta, sains, sejarah, dll.


▪️Ada hasutan, fitnah, kebohongan besar yang macam sengaja diusahakan menjadi Islamophobia bahwa: 


Muslimiin akan mengkudeta pemerintah AS, akan membunuhi semua orang Kristen dan semua orang yang bukan Muslim. 


Bahwa Muslimiin adalah penyembah Dewa Bulan padang pasir Arab. Bahwa Muslimiin menyembah bangunan kotak besar hitam di Arab. Bahwa Muslimiin mendholimi kaum perempuan Muslimiin (Muslimah). Dan sebagainya.


▪️Kata "Allaah" berarti Tuhan. 


Bahkan kaum Kristen di berbagai wilayah di jaziroh Arabia pun beribadah kepada Allaah.


▪️Bahwa Islaam sebenarnya adalah agama indah, penuh kasih-sayang, penuh toleransi, penuh kedamaian dan perdamaian, dsb., dan dengan prinsip-prinsip yang benar.


▪️Yesus sebenarnya adalah seorang Nabi, bukan Tuhan.


▪️Tidak ada jaminan dan pengetahuan pasti bahwa 4 versi Bibel (Matius, Markus, Lukas, Yohannes) adalah benar-benar ditulis oleh mereka, alias tidak dapat diketahui siapa penulis sebenarnya.


▪️Menurut sang pendeta, masih banyak orang yang tidak peduli tentang kebenaran. 


Mereka hanya terbiasa mengikuti saja apa-apa yang diceritakan oleh orangtuanya, yang sudah menjadi tradisi-kebiasaan saja, dll.


▪️Sang pendeta merasa tergetar, terkesima saat mempelajari Al Qur'aan.


▪️Isi Al Qur'aan adalah benar-benar dari Tuhan, Allaah. Konsisten.


▪️Setelah mempelajari Islaam, sang pendeta malahan merasa semakin baik dalam memahami Yesus, sang Nabi. Dan Allaah, Tuhan Yang Maha Esa. 


Dalam beribadah. Baginya. Menjadi/sebagai manusia. Semuanya menjadi masuk akal baginya. "Makes sense".


▪️Ada banyak penerjemahan yang salah dari bahasa asli Bibel ke Yunani, ke bahasa kini. Dan ini menghasilkan ajaran yang salah pula, pada akhirnya.


▪️81 kali Yesus menyatakan diri sebagai manusia. 


Dan ada banyak pernyataan Yesus, agar manusia menyembah, memuja Tuhan. Bukan memuja dirinya.


▪️Muhammad, shollollohu 'alaihi wa sallam, benar-benar menyatakan pesan yang jelas dari Tuhan, Allah, sejak dari Adam 'alaihis salaam.


▪️Pesan sang profesor kapada para pencari kebenaran, Agnostics, Atheists, dsb.: berdoalah bahwa Sang Pencipta, yang diibadahi para nabi, akan menuntunmu ke kebenaran. Membuka hatimu. 


Dia menangis selama sekitar setengah jam setelah berdoa meminta petunjuk dan merasakan hidayah memasuki hatinya.



Dan hidayah itu datang kepadanya saat bulan Romadhon tahun 2018 Masehi (1439 Hijriyyaah).

 

▪️Sang "Comforter", Sang Penghibur yang dinyatakan di Bibel akan datang sesudah Yesus sesuai janji Yesus, adalah sesama manusia, sesama nabi, sesama rosuululloh (utusan Allaah, utusan Tuhan).


Bukan berupa roh (ruh), yakni seorang manusia yang bernama Muhammad, shollollohu 'alaihi wa sallam.


▪️Semua beban hidup, kebingungan, kekhawatiran yang pernah dirasakannya, serasa hilang. Sesudah dia menyerahkan diri kepada Allaah.


Dan sebagainya.


Demikian. 


Alhamdulillaah, segala pujaan kepada Allaah, Tuhan Yang Maha Esa.


Semoga in syaa Allaah, dengan seijin Tuhan Yang Maha Esa, dapat bermanfaat. 


Aamiiiin.


Catatan ATM (Abu Taqi Mayestino) 🌍🌸🍃


➖➖➖➖


Renungan:


🌍🌺 Allaah Subhaanahu Wa Ta'aala, Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Suci, Yang Maha Tinggi, yang telah mengutus 124.000 nabi sejak awal jaman, berfirman:



يٰۤـاَيُّهَا النَّا سُ قَدْ جَآءَكُمُ الرَّسُوْلُ بِا لْحَـقِّ مِنْ رَّبِّكُمْ فَاٰ مِنُوْا خَيْرًا لَّـكُمْ ۗ وَاِ نْ تَكْفُرُوْا فَاِ نَّ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۗ وَكَا نَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا


Wahai manusia! 


Sungguh, telah datang Rosul (Muhammad) kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah (kepada-Nya), itu lebih baik bagimu. 


Dan jika kamu (memilih bersikap) kafir, (itu tidak merugikan Allaah sedikit pun) karena sesungguhnya milik Allaah-lah apa-apa yang di langit dan di bumi. 


Allaah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.


(QS. An-Nisaa' Ayat 170)


🌺


قُوْلُوْۤا اٰمَنَّا بِا للّٰهِ وَمَاۤ اُنْزِلَ اِلَيْنَا وَمَاۤ اُنْزِلَ اِلٰۤى اِبْرٰهٖمَ وَاِ سْمٰعِيْلَ وَاِ سْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَ الْاَ سْبَا طِ وَمَاۤ اُوْتِيَ مُوْسٰى وَعِيْسٰى وَمَاۤ اُوْتِيَ النَّبِيُّوْنَ مِنْ رَّبِّهِمْ ۚ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْهُمْ ۖ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ


Katakanlah:


"Kami berimaan kepada Allaah, dan kepada apa-apa yang diturunkan kepada kami, dan kepada apa-apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan kepada apa-apa yang diberikan kepada Musa, dan 'Isa, serta kepada apa-apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. 


Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami berserah diri kepada-Nya.


(QS. Al-Baqarah Ayat 136)


🌺


كَا نَ النَّا سُ اُمَّةً وَّا حِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَ نْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِا لْحَـقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّا سِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَآءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَـقِّ بِاِ ذْنِهٖ ۗ وَا للّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَآءُ اِلٰى صِرَا طٍ مُّسْتَقِيْمٍ



Manusia itu (dahulunya) satu umat. 


Lalu Allaah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira, dan peringatan. 


Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberikan keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. 


Dan yang berselisih-paham, hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. 


Maka dengan kehendak-Nya, Allaah memberikan petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. 


Allaah memberi petunjuk kepada sesiapa yang Beliau kehendaki ke jalan yang lurus.


(QS. Al-Baqarah Ayat 213)


🌺


قُلْ يٰۤـاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَا لَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَآءٍۢ بَيْنَـنَا وَبَيْنَكُمْ اَ لَّا نَـعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْــئًا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَا بًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِ نْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَ نَّا مُسْلِمُوْنَ


Katakanlah (Muhammad): 


"Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama yang lain tuhan-tuhan selain Allah." 


Jika mereka berpaling, maka katakanlah (kepada mereka): 


"Saksikanlah, bahwa kami adalah orang muslim."


(QS. Ali 'Imran Ayat 64)


🌸 


Abu Dzar - rodhiyallohu 'anhu - bertanya kepada Nabi, shollallohu ‘alaihi wa sallam: 


“Berapakah jumlah persis para nabi?” 


Beliau menjawab:


مِائَةُ أَلْفٍ وَأَرْبَعَةٌ وَعِشْرُونَ أَلْفًا الرُّسُلُ مِنْ ذَلِكَ ثَلَاثُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيرًا


“Jumlah para nabi 124.000 orang, 315 diantara mereka adalah rasul. Banyak sekali.” 


(HR. Ahmad no. 22288 dan sanadnya dinilai shohiih oleh al-Albani dalam al–Misykah)



🌍🌸🌿🌺

Sunday, May 7, 2023

ABAD KEJAYAAN KHILAFAH

 ABAD KEJAYAAN KHILAFAH


Apa yang terjadi di Dunia Islam dan Barat pada Abad Pertengahan? Barat diselimuti kegelapan (dark ages) dengan sistem pemerintahan teokrasinya. Sebaliknya, kaum Muslim mengalami masa keemasan dengan sistem pemerintahan Khilafahnya.

Kenyataan tersebut sering ditutup-tutupi oleh para penjajah dan kaki-tangannya. Dalam kurikulum sekolah, fakta kejayaan Khilafah dalam segala aspeknya ditutupi. Akibatnya, terjadi pembelajaran sejarah yang ganjil. Buku sejarah yang diadopsi sekolah dengan rinci membahas peradaban manusia ratusan bahkan ribuan tahun sebelum Masehi, tetapi kemudian meloncat ke abad 16 Masehi. Mengabaikan 13 Abad peradaban emas Islam dibawah naungan Khilafah.

Kebangkitan peradaban Islam tidak bisa dilepaskan dari sosok mulia Rasulullah saw. Michael H Hart dalam bukunya yang fenomenal, 100 Tokoh yang Paling Berpengaruh di Dunia (1978 M) menempatkan Nabi Muhammad saw. sebagai tokoh yang paling berpengaruh di dunia. Alasannya, Muhammad bukan semata pemimpin agama, tetapi juga pemimpin duniawi. Fakta menunjukkan, selaku kekuatan pendorong terhadap gerak penaklukan yang dilakukan kaum Muslim, pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan sepanjang waktu.

Pendapat Hart tidak berlebihan karena memang faktanya, selain sebagai rasul yang menerima wahyu, Muhammad saw. pun mampu dengan gemilang memberikan teladan aplikasi dari wahyu tersebut dalam kehidupan sebagai pribadi, kepala rumah tangga, bagian dari masyarakat dan bahkan kepala Negara Islam.

Peristiwa hijrah dari Makkah ke Madinah merupakan titik balik penting bagi peradaban Islam. Di Makkah Nabi saw. susah memperoleh sejumlah kecil pengikut. Namun, di Madinah pengikutnya makin bertambah sehingga dalam tempo cepat Muhammad saw. dapat memperoleh pengaruh yang memungkinkan beliau bisa menjadi seorang pemegang kekuasaan yang sesungguhnya.

Pada tahun-tahun berikutnya, saat pengikut Muhammad saw. bertumbuhan bagai jamur, serentetan pertempuran pecah antara Makkah dan Madinah. Peperangan ini berakhir tahun 630 dengan kemenangan di pihak Muhammad saw. hingga beliau kembali ke Makkah selaku penakluk. Sisa dua setengah tahun dari hidupnya, Nabi saw. menyaksikan kemajuan luar-biasa dalam hal cepatnya suku-suku Arab memeluk agama Islam. Tatkala Muhammad wafat tahun 632, tidak ada lagi nabi dan rasul hingga Hari Kiamat. Yang ada adalah pengganti (khalifah) Muhammad saw. sebagai kepala negara (Khilafah).


Akurasi Penulisan Sejarah

Dengan dorongan ketakwaan kepada Allah SWT agar selalu dapat merujuk masalah akidah dan hukum hanya dari sumber otentik saja maka kaum Muslim secara ketat memberlakukan metode periwayatan al-Quran dan al-Hadis. Kaum Muslim sejak abad ke-7 Masehi sudah terbiasa mempraktikan metode sanad dan matan yang melacak keaslian dan keutuhan sebuah informasi langsung dari saksi mata. Bahkan pada awal abad ke-8, Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam alias Ibnu Hisyam (w. 834 M) menulis kitab Sirah Nabawiyyah. Kitab ini merupakan kitab sejarah Nabi Muhammad saw. yang ditulis dengan metode periwayatan layaknya penulisan al-Quran dan al-Hadis. Metode ini merupakan metode penulisan sejarah yang sangat canggih dan baru dikenal Barat pada abad ke-16 M. Menurut seorang ahli sejarah Bucla, “Metode ini belumlah dipraktikkan oleh Eropa sebelum tahun 1597 M.”

Metode lainnya adalah penelitian sejarah yang digagas dari ahli sejarah terkemuka, yaitu Abu Zaid Abdur-Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun al-Hadrami alias Ibn Khaldun (1332-1406 M). Pengarang kitab Kashf adz-Dzunun ini memberikan daftar 1300 buku-buku sejarah yang ditulis dalam bahasa Arab pada masa beberapa abad sejak munculnya Islam.


[Joko Prasetyo]


Monday, May 1, 2023

MEMPERSIAPKAN SUASANA NUSHRAH

 MEMPERSIAPKAN SUASANA NUSHRAH


Ada sebuah pertanyaan penting yang sering dilontarkan para pengemban dakwah  Islam, yaitu; kapan Hizb dan dakwah ini berhasil mencapai tujuannya; dan kapan umat berhasil meraih kekuasaan dan menegakkan Khilafah Islamiyyah melalui aktivitas thalabun nushrah?


Untuk menjawab pertanyaan ini, para pengemban dakwah harus memahami secara seksama pra kondisi thalabun nushrah, realitas umat Islam, kesiapan umat untuk menerima nushrah, serta apakah nushrah tersebut memiliki kapasitas untuk mendorong terjadinya penyerahan kekuasaan?  

Dalam konteks thalabun nushrah, ada beberapa perkara penting yang harus dimengerti para pengemban dakwah Islam, yaitu:

Pengertian thalabun nushrah secara bahasa maupun istilah.


Bagaimana suasana thalabun nushrah di Madinah al-Munawarah dipersiapkan, dan bagaimana suasana itu dipersiapkan pada masa sekarang.

Realitas umat sekarang, dari sisi apakah mereka telah memiliki kesiapan untuk menerima perkara yang besar ini, ataukah belum.


Bagaimana cara menyempurnakan thalabun nushrah hingga memiliki kapasitas untuk mendorong terjadinya penyerahan kekuasaan?


Pengertian Thalabun Nushrah


Al-Nushrah dan al-munaasharah memiliki makna i'anah 'ala al-amr (menolong atas suatu perkara).  Orang Arab menyatakan, "nasharahu 'ala 'adwihi wa yanshuruhu nashran (menolong seseorang atas musuhnya, dan ia sedang memberikan sebuah pertolongan).  Di dalam hadits shahih, Nabi saw bersabda, "Unshur akhaaka dzaaliman au madzluuman". Makna sabda Nabi saw ini adalah, menolong orang tersebut dari orang yang mendzaliminya.  Kata bendanya adalah al-nushrah. [Ibnu Mandzur, hal.210]


Sedangkan menurut istilah, thalabun nushrah adalah aktivitas meminta pertolongan (nushrah) yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kewenangan (amiir) kepada orang-orang yang memiliki kekuasaan untuk tujuan penyerahan kekuasaan dan penegakkan Daulah Islamiyyah, atau untuk tujuan-tujuan lain yang berhubungan dengan dukungan terhadap dakwah, misalnya: (1) untuk melindungi para pengemban dakwah di negeri-negeri Islam, agar mereka mampu menyampaikan maksud dan tujuan dakwah mereka di tengah-tengah masyarakat, (2) untuk menyingkirkan berbagai macam keburukan, baik yang akan menimpa maupun yang telah menimpa pengemban dakwah.  Misalnya, meminta pertolongan dari tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh pada kekuasaan agar penguasa tidak memasukkan pengemban dakwah ke dalam penjara, atau berdiri di sampingnya ketika pengemban dakwah harus menghadapi persidangan, dan lain sebagainya; (3) untuk mempopulerkan dan menunjukkan kekuatan Hizbut Tahrir kepada masyarakat dengan cara memberdayakan orang-orang yang memiliki kekuataan dan pengaruh, setelah mereka masuk Islam dan qana'ah terhadap pemikiran-pemikiran dan tujuan-tujuan dakwah Hizbut Tahrir.


Adapun thalabun nushrah yang ditujukan untuk aktivitas istilaam al-hukm (penyerahan kekuasaan) dan penegakkan Daulah Khilafah Islaamiyyah, maka ia membutuhkan kondisi-kondisi dan syarat-syarat yang berbeda dengan semua bentuk thalabun nushrah yang telah dijelaskan di atas.  Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:


Terbentuknya opini umum (ra'yu al-'aam) tentang Islam dan Hizb yang bersumber dari kesadaran umum (wa'yu al-'aam) di suatu negeri Islam.

Terpenuhinya syarat-syarat khusus di suatu negeri yang hendak dimintai nushrah.  Syarat-syarat yang dimaksud adalah; negeri tersebut memiliki kemampuan untuk melindungi eksistensi dan keberlangsungan Daulah Islamiyyah. Negeri tersebut harus mampu memberikan proteksi mandiri terhadap Daulah Islamiyyah dan tidak di bawah proteksi negara lain, atau dikuasai secara langsung oleh negara lain. 


Keikhlasan ahlul quwwah dalam menolong dakwah, penerimaan mereka yang sempurna terhadap Islam dan Daulah Islamiyyah, serta tidak adanya keraguan dan kekhawatiran pada diri mereka terhadap kekuatan lain atau negara lain, atau terhadap kelompok-kelompok Islam lain maupun kelompok non Islam yang memiliki tujuan yang berbeda dengan tujuan Islam. .  


Thalabun nushrah min ajli istilaam al-hukmi (thalabun nushrah untuk meraih kekuasaan) adalah hukum syariat yang berhubungan erat dengan metode meraih kekuasaan.  Penyerahan kekuasaan tidak akan terjadi tanpa adanya aktivitas thalabun nushrah serta terpenuhinya syarat-syarat di atas; sama saja apakah kekuasaan tersebut diserahkan oleh atau diminta dari ahlul quwwah.


Bagaimana Suasana Nushrah Dipersiapkan di Madinah, dan Bagaimana Suasana itu Dipersiapkan Pada Saat Sekarang?


Siapa saja yang mengkaji sirah Nabi saw akan menyaksikan bahwasanya Nabi saw melakukan beberapa aktivitas penting dan berkesinambungan sebelum mempersiapkan suasana nushrah dan penyerahan kekuasaan di Madinah.  Langkah pertama yang beliau lakukan adalah mengontak delegasi suku Khazraj yang berkunjung ke Mekah dan meminta mereka masuk ke dalam Islam.  Setelah masuk Islam, beliau saw memerintahkan mereka kembali ke Madinah untuk mendakwahkan Islam kepada kaumnya. Setibanya di kota Madinah, mereka menampakkan keislaman mereka dan mengajak kaumnya masuk ke dalam Islam.  Jumlah kaum Muslim terus bertambah.  Pada tahun berikutnya, mereka kembali menemui Rasulullah saw.  Jumlah mereka pada saat itu adalah 12 orang.  Nabi saw menerima mereka dan mengutus Mush'ab bin 'Umair ra untuk menjadi pengajar mereka di Madinah.  Akhirnya, melalui tangan Mush'ab bin 'Umair ra, pembesar-pembesar Auz dan Khazraj masuk ke dalam agama Islam dan menunjukkan dukungan dan loyalitas yang amat kuat terhadap Islam. Setelah melihat kesiapan masyarakat Madinah, yang tampak pada masuk Islamnya pembesar-pembesar Auz dan Khazraj serta terbentuknya opini umum tentang Islam yang lahir dari kesadaran umum pada penduduk Madinah, Nabi saw meminta mereka untuk menemui beliau saw pada musim haji.


Dari sini dapatlah disimpulkan bahwa realitas Madinah sebelum terjadinya bai'at 'Aqabah II --bai'at yang menandai terjadinya penyerahan kekuasaan di  Madinah adalah realitas yang dipersiapkan untuk pembentukan opini umum membela Islam dengan kekuatan.  Artinya, Madinah dipersiapkan sedemikian rupa hingga Islam diterima oleh mayoritas penduduk Madinah dan menjadi opini umum yang mampu mendominasi penganut-penganut agama lain di Madinah.  Tidak hanya itu saja, opini umum tersebut juga ditujukan agar masyarakat Madinah siap membela kepemimpinan baru yakni kepemimpinan Rasulullah saw .  Artinya, opini umum di sana dipersiapkan begitu rupa hingga masyarakat Madinah siap menerima kepemimpinan gerakan Rasulullah saw.   Opini umum untuk membela Islam tersebut lahir dari kesadaran umum mayoritas masyarakat Madinah dan pembesar-pembesarnya atas hakekat Islam dan atas Rasulullah saw dalam kapasitasnya sebagai Nabi dan pemimpin takattul shahabat. Ringkasnya, opini umum yang terbentuk di Madinah adalah opini umum yang lahir dari kesadaran umum masyarakat Madinah terhadap Islam dan kesadaran mereka untuk membela Rasulullah saw. 


Rasulullah saw belum bersedia menerima nushrah li istilaam al-hukm, kecuali setelah kondisi-kondisi di atas terwujud dan yakin dengan kesiapan penduduk Madinah.  Setelah yakin terhadap kesiapan penduduk Madinah untuk menerima dan membela kekuasaan Islam, Rasulullah saw meminta wakil penduduk Madinah dengan disertai Mush'ab bin 'Umair menemui beliau saw di bukit 'Aqabah. Tujuan pertemuan itu adalah meminta nushrah dari penduduk Madinah agar menyerahkan kekuasaan mereka di Madinah kepada Rasulullah saw dan meminta kesediaan mereka untuk membela Rasulullah saw dengan harta, anak-anak isteri, dan nyawa mereka.  Aktivitas thalabun nushrah di bukit 'Aqabah sebagai langkah muqaddimah istilaam al-hukm (penyerahan kekuasaan)-- menjadi sempurna setelah Nabi saw tiba di Madinah dan menegakkan Daulah Islamiyyah di sana. 


Terbentuknya opini umum yang lahir dari kesadaran umum merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh suatu negeri yang hendak ditegakkan thalabun nushrah li istilaam al-hukm.  Hanya saja, negeri tersebut juga harus memiliki kemampuan untuk melindungi eksistensi dan kelangsungan Daulah Islamiyyah secara mandiri, dan tidak dibawah kendali atau dominasi negara lain.  Opini umum untuk membela Islam, Hizb, dan pengikutnya harus lahir dari kesadaran umum untuk membela Islam dan Hizb.  Jika kondisi ini tidak terpenuhi, maka, di negeri tersebut tidak mungkin ditegakkan aktivitas thalabun nushrah li istilaam al-hukm, baik secara syar'iy maupun 'aqliy.  Jikalau dipaksakan dilakukan aktivitas nushrah di negeri tersebut, maka selain melanggar ketentuan syariat dalam hal thalabun nushrah, aktivitas tersebut juga akan berujung kepada kegagalan dan kehancuran. 


 Yang dimaksud dengan opini umum pada konteks sekarang adalah; adanya keinginan untuk diatur dan diperintah oleh kekuasaan Islam pada mayoritas kaum Muslim yang ada di sebuah negeri yang layak dilakukan thalabun nushrah.   Keinginan tersebut juga harus muncul pada diri ahlu al-quwwah panglima perang, pemimpin kabilah, dan lain sebagainya--, dan tidak cukup hanya muncul pada mayoritas kaum Muslim belaka. 


Adapun yang dimaksud dengan kesadaran umum (wa'y al-'aam) adalah kesadaran umum terhadap beberapa hal; (1) tentang Islam, terutama pemikiran tentang Khilafah dan kekuasaan; (2) permusuhan dan upaya-upaya penyesatan yang dilakukan kaum kafir untuk menghalang-halangi tegaknya Khilafah, (3) umat tidak akan pernah bisa melepaskan diri dari problematikanya, kecuali jika mereka mampu membebaskan dirinya dari pemerintahan yang menerapkan hukum-hukum kufur, dan (4) kesadaran terhadap tipu daya dan permainan politik kaum kafir untuk memalingkan umat dari jalan yang benar.  Yang dimaksud dengan kesadaran umum di sini bukanlah kesadaran terhadap persoalan-persoalan tertentu, semcam 'aqidah dan syariah secara rinci dan mendalam.  Pasalnya, kesadaran seperti ini tidak mungkin diwujudkan kecuali di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyyah.  


Di samping kesadaran umum terhadap perkara-perkara di atas, di tengah-tengah umat juga harus tumbuh kesadaran tentang Hizbut Tahrir dan keikhlasannya dalam membebaskan umat dari dominasi system kufur, dan kesiapannya untuk  menyongsong perkara yang amat besar ini.


Realitas Umat Islam; Mereka Siap Menerima Perkara Besar Ini Atau Belum Siap 


Keadaan umum umat Islam sekarang menunjukkan bahwa mereka berhasil menyiapkan atmosfer nushrah dan istilaam al-hukm.   Hal ini bisa dilihat dari realitas berikut ini:


Opini umum untuk membela Islam.  


Di banyak negara, opini umum untuk membela Islam, dan keinginan untuk  hidup di bawah naungan Daulah Islamiyyah telah terbentuk secara masif pada mayoritas penduduknya. Keadaan seperti ini bisa dijumpai di Aljazair, Turki, Sudan, Mesir, Yordan, Pakistan.  Masifnya opini umum di negeri-negeri ini bisa dilihat dari hasil pemilihan umum serta masirah-masirah yang dilakukan oleh kelompok-kelompok Islam yang secara terbuka menyerukan syi'ar-syi'ar Islam.


Terjadinya proses pembentukan opini umum untuk membela Hizb di beberapa negeri Islam.  


Pembentukan opini umum untuk membela Hizb, dari sisi penerimaan umat terhadap pemikiran-pemikiran penting Hizb, seperti pemikiran Khilafah Islamiyyah, dan pandangan-pandangan politiknya, telah berhasil cukup baik.  Di beberapa negara, seperti Indonesia, Turki, Sudan, dan Pakistan, Hizb telah berhasil menghimpun umat, sehingga mereka rela membantu dan membela Hizb dalam melawan sepak terjang kaum kafir.  


Sayangnya, opini umum untuk membela Hizb masih harus menghadapi sejumlah halangan, sehingga tidak memungkinkan bagi Hizb untuk memimpin umat dan meraih kekuasaan dari mereka.   Faktor-faktor penghalangnya adalah sebagai berikut; (1) pendustaan opini yang dilakukan oleh para penguasa terhadap Hizb, semacam dikembangkannya opini bahwa Hizb adalah gerakan teroris, menyimpang, sesat, dan lain sebagainya,. (2) penyesatan opini yang dilakukan oleh ulama-ulama yang menjadi kaki tangan penguasa fasik dan dzalim untuk menyerang Hizb, keikhlasannya serta pandangan-pandangannya. Misalnya, mereka mengembangkan pemikiran bolehnya banyak pemimpin di negeri-negeri Islam, utopisnya Khilafah, keharusan menerima demokrasi, dan lain sebagainya, (3) adanya partai, ormas, dan lembaga swadaya masyarakat yang memiliki hubungan dengan penguasa maupun negara-negara imperialis yang terus menikam Hizb dan keikhlasannya. 


Tetapi, upaya pendustaan dan penyesatan opini, maupun tikaman-tikaman yang dilakukan oleh kelompok-kelompok lain, sedikit demi sedikit mulai tersingkap.  Akibatnya, umat semakin yakin akan kepemimpinan dan keikhlasahan Hizb dalam memperjuangkan hak-hak umat.  Opini umum untuk membela Islam, Hizb dan aktivisnya semakin hari semakin menguat, dan tumbuh pesat hampir di seluruh negeri-negeri Islam.  


Taktik Menyempurnakan Aktivitas Nushrah Pada Era Sekarang


Aktivitas thalabun nushrah untuk meraih kekuasaan umat hanya bisa sempurna ketika opini umum yang lahir dari kesadaran umum untuk membela Islam dan Hizb telah lahir di tengah-tengah umat secara sempurna pada sebuah negeri yang hendak ditegakkan Daulah Islamiyyah di dalamnya.   Namun, musuh-musuh dakwah, terutama kaum kafir imperialis dan para penguasa antek berusaha menghalang-halangi terwujudnya opini umum tersebut dengan cara menyerang pandangan-pandangan Hizb, keikhlasannya, serta metode perubahan yang ditempuh oleh Hizb.  Ini ditujukan agar opini umum tentang Islam dan Hizb yang lahir dari kesadaran untuk membela Islam dan Hizb tidak tumbuh di tengah-tengah masyarakat. 


Atas dasar itu, tugas utama dari Hizb adalah menjaga konsistensi dirinya untuk berpegang teguh di atas pemikiran dan pandangannya yang shahih, serta menjaga keikhlasan perjuangannya dari semua bentuk tipu daya dunia.   Dari sinilah dapat disimpulkan bahwa tugas utama Hizb pada masa sekarang, sebagai langkah konkret untuk menyiapkan suasana nushrah adalah berpeguh teguh kepada mabda Islam tanpa pernah bergeser seujung rambut pun, dan menjaga keikhlasan perjuangannya dari seluruh bentuk penyimpangan dan tendensi-tendensi dunia. 


Adapun aktivitas yang harus dilakukan oleh gerakan Islam untuk mewujudkan perkara-perkara di atas adalah sebagai berikut:


Pertama, memelihara keikhlasan dan ketaqwaannya kepada Allah swt dengan cara memupuk ketaatan dan mendekatkan diri kepadaNya pada seluruh aspeknya.  Pasalnya, Allah tidak akan menyerahkan amanah agama ini kecuali kepada orang-orang yang bertaqwa, ikhlash, dan dekat denganNya. [TQS An Nuur (24):55]


Kedua, sabar untuk selalu berkorban dan melaksanakan tugas-tugas dakwah dengan sungguh-sungguh.   Kaum kafir imperialis berusaha untuk menghancurkan kekuatan Hizb melalui kaki tangan mereka dari kalangan penguasa-penguasa Muslim.  Untuk itu, pada saat Hizb berhasil merengkuh dukungan umat secara massif melawan system kufur dan penjaganya, seperti yang terjadi di Uzbekistan, para penguasa segera mendeklarasikan perang melawan aktivis dan pendukung Hizb. Dalam kondisi semacam ini, aktivis-aktivis Hizb tidak boleh surut ke belakang, atau mengendorkan perjuangannya.  Sebaliknya, mereka harus mencurahkan segenap tenaga dan pengorbanannya untuk berpegang teguh kepada perjuangan Hizb yang lurus dan suci.  


Ketiga, meningkatkan tenaga dan aktivitas yang ditunjukan untuk "membentengi" umat.  Pasalnya, musuh-musuh Islam berusaha terus menerus untuk meletakkan di hadapan umat berbagai macam pendustaan, penyesatan, dan makar terhadap Hizb, pemikiran, dan pandangan-pandangannya.   Upaya itu dilakukan untuk menjauhkan umat dari Hizb dan aktivisnya.  Oleh karena itu, aktivis Hizb harus meningkatkan tenaga dan aktivitas yang ditujukan untuk membentengi dari semua bentuk penyesatan, pendustaan, dan makar terhadap Hizb dan aktivisnya; sekaligus untuk menghancurkan dinding penyesatan yang diletakkan di hadapan umat. [TQS At Taubah (9):105]


Keempat, para aktivis Hizb harus menonjolkan karakter dirinya sebagai seorang Mukmin yang selalu ikhlash dalam beramal dan senantiasa mengikatkan diri dengan hukum syariat, serta tekun dalam ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah swt.  Seorang pengemban dakwah harus rajin membaca al-Quran dan mengajak masyarakat untuk membaca al-Quran, hadir dalam sholat berjama'ah di masjid, mendirikan sholat malam, berinfaq, dan lain sebagainya.  


Aktivitas-aktivitas inilah yang akan mendekatkan Hizb dan aktivisnya kepada nushrah Allah (pertolongan Allah) pada daur tafaa'ul ma'a al-ummah.  Wallahu al-musta'an wa huwa waliyu at-taufiq.