Thursday, November 17, 2022

METODE SYAIKH TAQIYUDDIN AN NABHANI DALAM MEMBENTUK PENGEMBAN DAKWAH YANG IKHLAS

 METODE SYAIKH TAQIYUDDIN AN NABHANI DALAM MEMBENTUK PENGEMBAN DAKWAH YANG IKHLAS


Ada kalimat yang begitu luar biasa yang ditulis oleh Syaikh Taqiyuddin an Nabhani rahimahullah di dalam kitab At Takatul Al Hizbiy yakni kalimat yang bertuliskan :


"Secara otomatis al-ihsasul fikriy ini akan membersihkan orang-orang yang disentuhnya dan membentuknya menjadi orang yang ikhlas, sampai-sampai sekalipun ia tidak ingin ikhlas, ia tidak akan mampu untuk tidak ikhlas."


Al-ihsasul Al fikriy sendiri bermakna adanya perasaan yang jelas/tajam, yang dihasilkan dari proses berpikir yang mendalam.


Terwujudnya al-ihsasul fikriy adalah dari sebuah manthiqul Ihsas, yakni pemahaman yang dihasilkan dari proses berpikir berdasarkan pakta yang terindera.


Keikhlasan itulah yang juga menjadi salah satu dari 4 alasan yang ditulis oleh Syaikh Taqiyuddin an Nabhani dalam kitab at Takatul Al Hizbiy, yakni 4 hal yang menjadi penyebab kegagalan beberapa gerakan dakwah dalam melakukan perjuangan untuk membangkitkan Islam.


Secara ringkas, 4 hal penyebab gagalnya beberapa gerakan tersebut, yakni :


1. Gerakan tersebut berdiri di atas fikrah dan thariqah yang masih kabur (belum jelas).


2. Gerakan tersebut tidak mengetahui bagaimana thariqah bagi penerapan fikrahnya.


3. Gerakan tersebut bertumpu kepada orang-orang yang belum sepenuhnya mempunyai kesadaran yang benar. Mereka pun belum mempunyai niat yang benar.


4. Orang-orang yang menjalankan tugas gerakan tersebut tidak mempunyai ikatan yang benar.


Adanya niat yang benar dalam berjuang untuk mengembalikan kehidupan Islam adalah salah satu dari 4 alasan agar suatu gerakan bisa bertahan dan berhasil dalam perjuangannya. Gerakan dakwah yang dibentuk oleh Syaikh Taqiyuddin an Nabhani rahimahullah sendiri hingga sekarang telah berusia hampir 70 tahun, sejak didirikan pada tahun 1953. 


Dan hal ini benar-benar dilakukan oleh Syaikh Taqiyuddin an Nabhani dalam membentuk sebuah jamaah atau gerakan dakwah agar bisa tertanam keikhlasan dalam diri setiap pengemban dakwah.


Beliau menetapkan aturan bahwa siapapun yang akan menjadi bagian dari pengemban dakwah Islam Ideologis harus mengikuti kegiatan halqoh setiap pekan. Baik latar belakang orang tersebut seorang yang 'alim, ataupun tidak. Baik ia seorang Professor ataupun seseorang yang tidak pernah duduk di bangku pendidikan, semuanya sama.


Bahkan boleh jadi yang menjadi pengisi halqoh secara titel pendidikan lebih rendah. Misalnya yang hanya lulusan sekolah dasar menjadi pengisi kelompok halqoh yang lulusan sekolah tingkat pertama, atau tingkat atas bahkan yang sedang kuliah.


Atau boleh jadi para peserta halqoh tersebut adalah orang-orang yang berlatar pendidikan lulusan pondok pesantren atau dari lulusan timur tengah, sedangkan yang menjadi pengisi tak berlatar sebagaimana para peserta halqoh.


Setiap sepekan sekali, selama 2 jam mereka harus duduk membaca setiap paragraf kitab yang kemudian akan dijelaskan oleh pengisi halqohnya.


Halqoh itu dilakukan agar mereka menjadi paham bagaimana fikrah dan thariqah sebuah kelompok dakwah yang shahih untuk memulai kembali kehidupan Islam. Halqoh yang dilakukan dengan metode Talqiyan Fikriyan.


Dengan fikrah yang diajarkan di halqoh tersebut, akan terbentuk pemikiran Islamiy pada diri mereka. Dimana pemikiran Islamiy bermakna :


 الحكم على الواقع من وجهة نظر الإسلام

"Upaya menilai fakta dari sudut padang Islam"


Pemikiran Islamiy tersebut akan mempengaruhi perasaan dan perbuatan mereka. Pemikiran Islamiy tersebut yang juga menjadi standart mereka dalam melakukan penginderaan terhadap suatu fakta di depannya. Dalam hal ini adalah standart mereka dalam melihat kondisi umat Islam khususnya dan masyarakat umumnya saat tidak diterapkannya Islam secara kaffah di dalam kehidupan.


Karena selain harus halqoh, mereka juga diharuskan terlibat dalam berbagai kegiatan dakwah di tengah-tengah masyarakat. Karena halqoh bukan semata-mata untuk menjadi seorang yang berkepribadian Islam, namun juga menjadikan diri sebagai seorang pengemban dakwah.


Dengan proses halqoh yang mereka jalani, sembari terjun di tengah masyarakat untuk mendakwahkan Islam, in sya Allah akan membuat mereka menjadi orang-orang yang ikhlas dalam berdakwah. Tidak mengharapkan imbalan materi ataupun pujian dalam dakwahnya, semata-mata dilakukan karena suatu kewajiban untuk menegakkan kembali Islam, agar umat Islam benar-benar menjadi sebaik-baiknya umat (khairu ummah), dan Islam menjadi agama yang tinggi dan tidak ada yang menandinginya.


Sebagaimana firman Allah سبحانه و تعالى:


كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ


“Kamu adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah.”(Q.S Ali Imran : 110)


Dan Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم yang bersabda:


الإسلام يعلو ولا يعلى عليه


"Sesungguhnya Islam itu mulia/tinggi tidak ada agama yang lebih tinggi daripadanya”. (HR. Bukhari)


Wallahu a'lam bisshowab.

No comments: