Friday, August 19, 2022

Bukan pancasila tapi sekulerisme

 Ceramah politik Mbah Maimun


Sudah tahu Indonesia bukan negara Islam tapi tidak menganjurkan perjuangan menuju tagaknya negara Islam (khilafah).


Beliau juga kurang makrifat bizamanihi (setelah makrifat binafsihi tsumma birobbihi). Pancasila itu bukan dasar ngara. Ini adalah fakta, bukan sekedar teori. Karena yang namanya dasar (asas/pondasi) semua bangunan di atasnya harus berkembang meninggi dari dasarnya. Sedang semua bangunan negara Indonesia itu tidak berkembang dari dasarnya, tapi berkembang dari dasar negara lain, yaitu sekularisme atau materialisme. Karenanya wajar sistem demokrasi - republik ini yang dipakai oleh negara, karena sistem ini berkembang dari dasar sekularisme, bukan dari Pancasila. 


Juga dengan sistem ekonominya yaitu ekonomi kapitalis - liberal dari ideologi kapitalisme dari akidah aqliyyah sekularisme dan bukan dari Pancasila. Begitu juga dengan sistem pergaulan, pendidikan, sampai uqubat dan politik dalam dan luar negerinya semuanya berkembang dari dasar sekularisme, bukan dari Pancasi.Kalau benar Pancasila itu dasar negara dan diambil dari nilai-nilai Islam atau Pancasila itu Islami, maka semua sistem yang berkembang dari Pancasila, semuanya harus islami, mulai dari sistem pemerintahan Islam khilafah sampai sistem ekonomi dan uqubat Islam dan seterusnya.


Seharusnya dasar negara itu Islam yaitu akidah Islam. Sehingga semua sistem perundang-undangan bisa mudah dibangun dan berkembang dari dasarnya. Dan semua problem berbangsa dan bernegara juga mudah mendapat solusi dari dasarnya. Yaitu  dikembalikan dari iman kepada Allah, kepada kitab / Alqur'an dan kepada rasul / assunnah. Mudahkan?! Contoh kecilnya sanksi bagi pencuri, perampok, pembunuh, pezina, korupsi itu semuanya sudah diatur dalan Kitab Alqur'an dan Assunnah, Alijmak dan Alqiyas. Ini baru benar-benar dasar negara.


Pada ceramah itu Mbah Maimun sedang menampilkan paham dan keyakinan pragmatisme, ilmu bungglon, dan ceramahnya tdk mewakili ulama, tapi mewakili parpol ppp yang sekuler, sama halnya dgn nu garis lurus yang mewakili ppp benturan dengan pkb yang dianggap nu tidak lurus. Jadi nu garis lurus itu tidak ada karena masih menolak khilafah, bahkan ada yang menjadi aktor fitnah dan dusta seperti Idr*s rameli, kecuali yang gabung dengan hizbut tahrir dalam barisan pengemban dakwah syariah dan khilafah, nah ini benar-benar orang nu yang lurus. Ma'af

No comments: