Tuesday, December 30, 2014

Adakah kebebasan di dalam khilafah

Choirul Anam

ADAKAH KEBEBASAN DI DALAM KHILAFAH?

Mungkin satu hal yang paling ditakutkan orang dari Khilafah adalah
tentang hilangnya kebebasan. Digambarkan bahwa di dalam Khilafah,
masyarakat hidupnya akan terkekang dan terbelenggu. Diimajinasikan
bahwa Khilafah Islamiyah adalah negara totaliter. Itulah yang
digambarkan oleh media massa mainstream dan tokoh-tokoh liberal.
Diopinikan bahwa masyarakat harus begini dan begitu, tidak boleh
melakukan ini dan itu. Tidak boleh berpendapat, tidak boleh kritis, tidak
boleh kreatif, tidak boleh kaya, tidak boleh menguasai teknologi dan tidak
boleh-tidak boleh yang lain. Yang laki-laki harus berjenggot dan berbaju
kumel. Yang perempuan tidak boleh keluar rumah dan dilarang sekolah
atau mencari ilmu.
Benarkah Khilafah seperti itu?
******
Khilafah adalah sistem pemerintahan yang disyari’ahkan Allah. Jadi
semua peraturan yang diterapkan adalah peraturan Allah, Yang Maha
Tahu. Peraturan Allah itu tercirman pada hukum yang lima (ahkam al
khamsah). Hukum Allah itu tidak hanya wajib (fardlu) dan haram
(mahdzur), namun ada hukum-hukum lain. Diantaranya adalah hukum
mubah atau dalam bahasa awam disebut bebas. Kita bebas melakukan
atau tidak. Tidak ada yang maksa kita dalam wilayah ini.
Mubah adalah bebas dalam kerangka hukum syara’. Sekedar contoh,
memakai baju untuk menutup aurat adalah wajib, membuka aurat di
tempat umum adalah haram. Sementara warna-warni baju yang
digunakan hukumnya adalah mubah. Seseorang bebas (mubah atau
boleh) memakai baju warna putih, kuning, merah, hijau, atau warna-
warna apapun. Inilah yang dimaksud bebas dalam kerangka hukum
syara’.
Contoh lain, riba hukumnya haram, sementara mencari nafkah pagi laki-
laki hukumnya wajib. Jika ditanyakan pekerjaan apakah yang boleh
dilakukan oleh seseorang? Jawabnya bebas. Mau jadi petani boleh, mau
berdagang boleh, mau wirausaha boleh, mau kerja kepada seseorang
boleh, mau jadi ahli fisika boleh, mau ahli kimia boleh dan lain-lain.
Intinya bekerja apa saja boleh, selama diijinkan oleh syariah. Inilah bebas
dalam kerangka hukum syara’.
Jumlah hukum mubah (bebas) ini jumlahnya nyaris tak terbatas.
Jadi, semestinya seseorang tidak perlu khawatir kreativitasnya tidak bisa
dikembangkan di dalam Khilafah. Islam hanya membingkai bahwa yang
terpenting adalah kreativitas itu harus berada dalam koridor syariah.
Sebenarnya jika ada orang yang khawatir kreativitasnya dimatikan oleh
Islam, itu tanda bahwa orang tersebut tidak kreatif. Ya, tidak kreatif!
Kreativitas itu bersemanyam di dalam diri seseorang, sehingga kreativitas
tidak akan pernah dapat dimatikan oleh lingkungan, apalagi lingkungan
Islam yang justru mendorong kreativitas. Tetapi, memang tidak dipungkiri
bahwa banyak sekali orang tak kreatif, tetapi sok kreatif. Orang tipe inilah
yang biasanya berteriak-teriak menentang syariah dan Khilafah.
Sementara terkait dengan sikap kritis terhadap negara, apakah
dibolehkan? Atau dalam bahasa lain, bolehkah kita mengkritik kebijakan
Khalifah dan para pejabat yang lain?Bukan hanya boleh, jika memang
Khalifah itu melakukan kemaksiyatan atau kedazaliman kepada rakyat,
maka mengkritik dan menasehati mereka sangat didorong oleh Islam.
Bahkan Rasulullah menggambarkan seseorang yang meninggal karena
terbunuh saat mengkritik penguasa yang dzalim termasuk pemimpin
syuhada (sayyid asy syuhada’). Sungguh luar biasa!.
Dalam sejarah Islam yang sangat panjang, tentu diantara Khalifah dan
para pejabat lainnya ada yang menyimpang dari hukum syara’ dan
melakukan kedzaliman. Sejarah telah mencatat bahwa saat ada Khalifah
dan para pejabat lainnya yang menyimpang, rakyat pasti akan menasehati
dan mengoreksi mereka tanpa perasaan takut, terutama para ulama. Para
ulama paham betul tanggung-jawabnya bahwa mengoreksi penguasa
yang menyimpang adalah tugas utama mereka. Hal ini seperti
diungkapkan oleh Imam Al-Ghazali: “Sesungguhnya, kerusakan rakyat
disebabkan oleh kerusakan para penguasanya, dan kerusakan penguasa
disebabkan kerusakan ulama, dan kerusakan ulama disebabkan oleh
kerusakan cinta harta dan kedudukan, dan barangsiapa dikuasai oleh
ambisi duniawi ia tidak akan mampu mengurus rakyat, apalagi
penguasanya.” (Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin, Juz II, hal. 381).
Memberi nasihat, muhasabah dan kritik sama sekali bukan barang mewah
di dalam Khilafah Islamiyah.
Berikut ini sekedar contoh surat nasihat dari Abu Ubaidah bin Al-Jarrah
dan Mu'adz bin Jabal, kepada Umar bin Al-Khaththab. “Kesejahteraan
semoga dilirnpahkan kepadamu. Amma ba'd. Kami nasihatkan kepadamu,
sehubungan dengan tugasmu yang amat penting ini. Kini engkau sudah
menjadi pemimpin umat ini, apa pun warna kulitnya. Di hadapanmu akan
duduk orang yang mulia dan yang hina, musuh dan teman. Masing-
masing harus engkau perlakukan secara adil. Maka pikirkan kedudukanmu
dalam hal ini wahai Umar. Kami ingin mengingatkan kepadamu tentang
suatu hari yang pada saat itu wajah-wajah manusia akan mengisut dan
mengering, serta hujah-hujah akan terputus karena ada hujah Sang
Penguasa yang memaksa mereka dengan kekuasaan-Nya. Semua makhluk
akan dihimpun di hadapan-Nya, mengharapkan rahmat-Nya dan takut
akan siksa-Nya.
Kami juga ingin memberitahukan bahwa keadaan umat ini akan muncul
kembali pada akhir zaman, yang boleh jadi mereka akan menjadi saudara
di luarnya saja, padahal mereka adalah musuh dalam selimut. Kami
berlindung kepada Allah agar surat kami ini tiba di tanganmu bukan di
suatu tempat seperti yang turun pada hati kami. Kami perlu menulis surat
ini sekedar untuk memberikan nasihat kepadamu. wassalamu
alaika." (Ath-Thabrany di dalam Al-Majma', 5:214)
Contoh lainnya adalah kritik Dirwas bin Habib al-Ajali kepada Khalifah
Hisyam bin Abdul Malik, salah seorang khalifah Bani Umayyah, saat
rakyat tertimpa kelaparan dan paceklik.
Dirwas berkata, “Ya Amirul Mukminin. Tiga tahun berturut-turut, kami
para rakyat memikul beban berat dan sulit. Tahun pertama memakan
daging kami. Tahun kedua mencairkan lemak kami. Dan tahun ketiga
menghisap tulang kami. Padahal di tangan kalian terdapat harta yang
melimpah. Jika harta itu milik Allah maka sayangilah hamba-hambaNya
dengannya. Jika harta itu milik rakyat mengapa engkau menahannya dari
mereka sementara kalian membelanjakannya secara cepat dan berlebih-
lebihan, padahal Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebiha
n. Dan jika harta itu milik kalian, maka bersedekahlah kepada mereka.
Sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang
bersedekah.”
Jadi, nasihat, muhasabah dan kritik, itu bebas dilakukan dalam Khilafah.
Tentu saja semuanya dilakukan dalam kerangka syariah. Inilah nasihat
dan kritik yang membangun. Sementara kritik yang dilakukan asal-asalan,
tanpa koridor yang jelas, seperti dalam demokrasi hanya akan membuat
kegaduhan dan kehebohan.
Lihatlah fenomena kritik dalam demokrasi saat ini. Kritik asal kritik.
Rezim A mengkritik rezim B sampai berbusa-busa. Pada saat lain, saat
rezim A berkuasa, sebaliknya rezim B mengkritik rezim A juga sampai
berbusa-busa. Padahal isi kritiknya sama. Coba perhatikan bagaimana
dahulu PDIP mengkritik kenaikan BBM. Namun saat mereka berkuasa,
semua kritiknya dahulu justru dijilat sendiri. Inilah kritik abal-abal! Kritik
tanpa standar yang jelas.
*****
Islam tidak akan mengekang manusia. Islam hanya mengatur manusia
sehingga kehidupan manusia berjalan dengan harmoni dan membawa
kebahagian serta keberkahan hidup. Islam memberi kebebasan yang
sehat, yaitu kebebasan dalam koridor syariah. Bukan kebebasan yang
merusak, yaitu kebebasan semata-mata karena nafsu.
Apakah Islam memperbolehkan kita jadi orang kaya? Tentu saja sangat
boleh. Bahkan sangat dianjurkan. Tetapi, semuanya harus dengan cara
yang dibenarkan oleh syara’ (halal). Lihatlah sahabat Abdur Rahma bin
Auf. Beliau adalah seorang pebisnis sukses pada zaman Rasulullah
dahulu, yang asetnya triliyunan rupiah (jika dikonversi ke rupiah). Apakah
Rasulullah pernah melarang bisnisnya? Tidak. Justru Rasulullah sangat
memuji beliau, karena bisnisnya dijalankan sesuai dengan syariah dan
hasilnya digunakan untuk mencari ridlo Allah.
Lalu, mengapa para aktivis Islam selalu mengkritik kapitalisme?
Bukankah kapitalisme adalah wujud penghargaan terhadap bisnis dan
modal (kapital)?
Jika kita jeli, kapital dengan kapitalisme itu dua hal berbeda. Kapital
adalah modal (ra’sul mal). Siapapun orang yang mau berbisnis tentu
butuh modal (kapital), dalam Islampun juga sama. Itulah kapital.
Sementara kapitalisme (kapital dengan tambahan isme) adalah sebuah
ideologi dengan doktrin dan praktik yang sangat bertentangan dengan
Islam. Kapitalisme merupakan paham yang mengharuskan segala sesuatu
harus mengikuti pasar bebas, dan melarang campur tangan negara dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Kapitalisme adalah paham yang
menuntut bahwa negara harus memberikan semua SDA yang menguasai
hajat hidup orang banyak kepada swasta, baik domestik atau asing.
Kapitalisme adalah paham, dimana halal dan haram ditentukan
berdasarkan profit dan selera pasar. Kapitalisme adalah paham yang
memaksa bahwa orang fakir-miskin harus bersaing bebas dengan para
konglomerat. Kapitalisme adalah paham dimana kemuliaan sesorang
dinilai dari besarnya modal (kapital) yang dimiliki seseorang. Kapitalisme
inilah yang telah menjerumuskan manusia saat ini hingga ke derajat yang
lebih rendah dari hewan. Manusia memakan manusia, hanya demi
mengejar profit. Itulah kapitalisme. Sebuah ideologi yang sangat
bertentangan dengan Islam.
Kembali kepada kebebasan. Apakah dalam Khilafah boleh makan enak?
Silahkan aja, yang penting halal dan thoyyib. Apakah dalam Khilafah
wanita boleh berpendidikan tinggi? Tentu saja. Bahkan mencari ilmu itu
kewajiban semua orang, baik laki-laki atau perempuan. Apakah dalam
Khilafah kita boleh mengembangkan sains dan teknologi? Tentu. Bukan
hanya boleh, tetap pengembangan sains dan teknologi adalah fardlu
kifayah. Imam Al Ghazali pernah menyampaikan, bahwa jika sains dan
teknologi Umat Islam kalah dibanding orang kafir, maka kita semua
berdosa. Sebab, umat terbaik (khoiru ummah) itu harus nomer satu dalam
penguasaan sains dan teknologi. Apakah di dalam Khilafah dibolehkan
memakai pakai yang modis? Tentu saja. Yang penting pakaian yang
syar’i.
Singkatnya, silahkan melakukan apapun selama dalam kerangka syariah.
Hal-hal yang mubah itu jumlahnya nyaris tak hingga. Silahkan berkreasi
dalam area tersebut.
Jika demikian, mengapa sering dijelaskan tidak ada kebebasan dalam
Islam? Sebetulnya, yang dimaksud dengan pernyataan itu adalah
kebebasan model liberalisme, yaitu kebebasan tanpa batas. Mubah dalam
Islam tidak sama dengan liberalisme, karena liberalisme adalah bebas
tanpa batas atau bebas tanpa batasan yang jelas.
Sebenarnya konsep kebebasan tanpa batas, adalah konsep yang utopis.
Itu tidak mungkin. Sebab, di dunia ini, semuanya pasti ada batasnya.
Akan hancur dunia ini kalau kebebasan tidak ada batasnya. Dalam
liberalisme sendiri sebenarnya kebebasan juga dibatasi, yaitu dengan
ungkapan "selama tidak mengganngu kebebasan orang lain". Secara
filosofis, kebebasan yang terbatas sebenarnya bukanlah bebas.
Kebebasan dalam liberalisme justru sangat relatif, karena batasnya tidak
jelas. Karenanya batas kebebasan sering ditetapkan oleh para kapitalis
dan para pejabat, sesuai dengan kepentingan mereka. Liberalisme
memang memberi kebebasan kepada manusia, apakah mau pilih masuk ke
mulut singa atau buaya!?! Pilih pemimpin ndeso yang menaikkan BBM
atau pemimpin moderen (wajah kota) yang juga menaikkan BBM?!?
Memilih pemimpin itu pilihan bebas, tetapi kenaikan BBM itu bukan
pilihan. Itu keputusan IMF dan World Bank!.
Jadi, kebebasan dalam Islam jauh lebih definitif, yaitu kebebasan dalam
koridor syariah. Kebebasan dalam Islamlah yang akan mengantarkan
kepada kebahagiaan dan keharmonisan. Sementara kebebasan model
liberalisme justru akan mengantarkan kekisruhan di masyarakat.
Wallahu a’lam.

kenapa mereka begitu benci dan dendam kepafa khalifah sulaiman al qanuni



Kenapa mereka begitu benci dan dendam kepada Khalifah Sulaiman al-
Qonuni (King Sulaiman the Magnificentl)???
Simak kisah singkat ini :
Pernahkah anda mendengar tentang perang Mohacs?
Sesungguhnya itu bukanlah perang..tapi pembantaia. Peristiwa ini terjadi
pada 21/11/932 hijriyah.
Ringkas cerita :
utusan khalifah utsmani Sulaiman al-Qonuni berangkat untuk mengambil
jizyah dari raja Hongaria dan pemimpin Eropa ketika itu luis II.
Maka atas saran paus di Vatikan raja Hongaria membunuh utusan
Sulaiman al-Qonuni.
Mendengar berita itu bersiap-siaplah
Sulaiman al-Qonuni untuk menyerang Eropa.
Begitu juga gereja dan eropa menyiapkan pasukannya.
Sulaiman al-Qonuni menyiapkan pasukan yang terdiri dari 100.000
prajurit, 350 meriam dan 800 kapal perang.
Sedangkan kekuatan eropa 200.000 pasukan berkuda. 35 ribu diantaranya
bersenjata lengkap dengan baju besi.
Sulaiman dan pasukannya menempuh jarak 1000 kilo meter dan berhasil
merebut benteng-benteng sepanjang perjalanannya guna mengamankan
jalan ketika menarik pasukannya mundur jika terjadi kekalahan.
Beliau dan pasukannya melewati sungai....yang terkenal dan menunggu
di lembah Mohacs selatan Hongaria dan timur Rumania menanti pasukan
Eropa yg terdiri dari Hongaria, Rumania, Kroasia, Buhemia, Kekaisaran
Romawi, negara kepausan dan Polandia.
Masalah yang dihadapi Sulaiman adalah banyaknya pasukan berkuda
Romawi dan Hongaria yg tertutup penuh oleh baju besi yang sulit
ditembus panah atau peluru.
Lalu apa yang ia lakukan?
Setelah selesai sholat subuh ia berdiri dihadapan pasukannya yang
menatap pasukan Eropa yg banyak yang tidak terlihat ujungnya.
Kemudian ia berkata disertai tangisan (sesungguhnya Ruh Nabi
Muhammad melihat kalian dengan kerinduan dan cinta) maka
menangislah semua pasukan kaum muslimin.
Kemudian...
Kedua pasukan saling berhadapan...
Taktik perang Sulaiman adalah sebagai berikut :
Ia membagi pasukannya menjadi tiga barisan sepanjang 10 km.
Dan pasukan Inkisyaariah di garis depan, mereka ini adalah prajurit
pilihan.
Kemudian di barisan kedua pasukan berkuda dengan senjata ringan dan
pasukan pejalan kaki (invanteri) diantara mereka adalah relawan.
Adapun barisan ketiga adalah beliau dan pasukan meriam.
Pasukan Eropa menyerang setelah sholat ashar. Maka Sulaiman
memerintahkan pasukan Inkisyaariyah bertahan selama satu jam saja.
Kemudian ia memerintahkan mereka lari...
Dan ia perintahkan pasukan lapis kedua untuk membuka jalan pelarian ke
kiri dan ke kanan bukan ke belakang.
Sesuai arahan sulaiman para pahlawan pasukan Inkisyaariah bertahan
dengan gagah berani. Dan berhasil menghancurkan kekuatan eropa
dengan sempurna pada dua penyerangan bertubi-tubi yang dipancarkan
eropa.
Dalam satu serangan saja habis 20 ribu pasukan eropa.
Kemudian kekuatan inti pasukan eropa serempak menyerang...tibalah saat
melarikan diri dan dibukalah jalan untuk lari..maka mundurlah pasukan
Inkisyaariah ke sisi kiri dan kanan diikuti pasukan infantri, sehingga
jantung pasukan Utsmani benar-benar terbuka..maka masuklah 100 ribu
pasukan eropa sekaligus menuju (jebakan) jantung pasukan kaum
muslimin.
Dan inilah awal pembantaian itu...
Mereka langsung berhadapan dengan meriam-meriam pasukan
Utsmaniyah tanpa mereka sadari.
Meriam-meriam itu langsung menyalak menyambut 100 ribu pasukan
eropa yang tidak sadar telah masuk jebakan.
Tidak sampai satu jam musnahlah pasukan eropa semua dihantam
meriam dari segala arah..menjadi kenangan hitam orang2 kafir sampai
saat ini.
Sisa-sisa pasukan eropa di garis belakang berusaha lari menyeberangi
sungai..apa daya karena ketakutan dan berdesak-desakan ribuan prajurit
tenggelam di sungai.
Akhirnya pasukan eropa hendak menyerah. Dan keputusan Khalifah
Sulaiman al Qonuni yang tidak pernah dilupakan Eropa sampai sekarang
dan mereka mengingatnya dengan penuh dendam.
Sulaiman memutuskan : Tidak ada tawanan!
Maka pasukan Utsmaniyyun menyerahkan kembali senjata kepada
pasukan eropa yang ditawan agar mereka berperang lagi atau dibunuh!
Akhirnya mereka kembali berperang dengan putus asa.
Berakhirlah perang dengan tewasnya
raja Hongaria Louis II beserta para uskup yang tujuh orang mewakili
nasrani dan utusan paus dan 70 ribu pasukan.
Disamping itu 25 ribu ditawan dalam keadaan terluka.
Pasukan Utsmaniyyah melakukan parade militer di ibukota Hongaria.
Setelah dua hari mengurus urusan kenegaraan di sana Khalifah Sulaiman
kembali pulang ke Turki.
Pasukan Utsmaniyyah yang gugur dalam perang itu hanya 150 orang saja
dan tiga ribu terluka.
Selebihnya pasukan masih sempurna tanpa kurang suatu apapun
walhamdulillah..
Diringkas dari web dr. Roghib Sirjani.

Saturday, December 6, 2014

pemimpin yg di gulirkan

 Ust Dr. Fahmy Lukman:

Suatu saat kami duduk di Masjid Jogokariyan, di hadirat Syaikh Dr. Abu
Bakr Al 'Awawidah, Wakil Ketua Rabithah 'Ulama Palestina. Kami katakan
pada beliau, "Ya Syaikh, berbagai telaah menyatakan bahwa persoalan
Palestina ini takkan selesai sampai bangsa 'Arab bersatu. Bagaimana
pendapat Anda?"

Beliau tersenyum. "Tidak begitu ya Ukhayya", ujarnya lembut.
"Sesungguhnya Allah memilih untuk menjayakan agamanya ini sesiapa
yang dipilihNya di antara hambaNya; Dia genapkan untuk mereka syarat-
syaratnya, lalu Dia muliakan mereka dengan agama & kejayaan itu."
"Pada kurun awal", lanjut beliau, "Allah memilih Bangsa 'Arab. Dipimpin
RasuluLlah, Khulafaur Rasyidin, & beberapa penguasa Daulah 'Umawiyah,
agama ini jaya. Lalu ketika para penguasa Daulah itu beserta para
punggawanya menyimpang, Allahpun mencabut amanah penjayaan itu
dari mereka."

"Di masa berikutnya, Allah memilih bangsa Persia. Dari arah Khurasan
mereka datang menyokong Daulah 'Abbasiyah. Maka penyangga utama
Daulah ini, dari Perdana Menterinya, keluarga Al Baramikah, hingga
panglima, bahkan banyak 'Ulama & Cendikiawannya Allah bangkitkan dari
kalangan orang Persia."

"Lalu ketika Bangsa Persia berpaling & menyimpang, Allah cabut amanah
itu dari mereka; Allah berikan pada orang-orang Kurdi; puncaknya
Shalahuddin Al Ayyubi dan anak-anaknya."
"Ketika mereka juga berpaling, Allah alihkan amanah itu pada bekas-
bekas budak dari Asia Tengah yang disultankan di Mesir; Quthuz,
Baybars, Qalawun di antaranya. Mereka, orang-orang Mamluk."
"Ketika para Mamalik ini berpaling, Allah pula memindahkan amanah itu
P
pada Bangsa Turki; 'Utsman Orthughrul & anak turunnya, serta khususnya
Muhammad Al Fatih."
"Ketika Daulah 'Aliyah 'Utsmaniyah ini berpaling juga, Allah cabut amanah
itu dan rasa-rasanya, hingga hari ini, Allah belum menunjuk bangsa lain
lagi untuk memimpin penjayaan Islam ini."
Beliau menghela nafas panjang, kemudian tersenyum. Dengan matanya
yang buta oleh siksaan penjara Israel, dia arahkan wajahnya pada kami
lalu berkata. "Sungguh di antara bangsa-bangsa besar yang menerima
Islam, bangsa kalianlah; yang agak pendek, berkulit kecoklatan, lagi
berhidung pesek", katanya sedikit tertawa, "Yang belum pernah ditunjuk
Allah untuk memimpin penzhahiran agamanya ini."
"Dan bukankah Rasulullah bersabda bahwa pembawa kejayaan akhir
zaman akan datang dari arah Timur dengan bendera-bendera hitam
mereka? Dulu para 'Ulama mengiranya Khurasan, dan Daulah 'Abbasiyah
sudah menggunakan pemaknaan itu dalam kampanye mereka
menggulingkan Daulah 'Umawiyah. Tapi kini kita tahu; dunia Islam ini
membentang dari Maghrib; dari Maroko, sampai Merauke", ujar beliau
terkekeh.
"Maka sungguh aku berharap, yang dimaksud oleh Rasulullah itu adalah
kalian, wahai bangsa Muslim Nusantara. Hari ini, tugas kalian adalah
menggenapi syarat-syarat agar layak ditunjuk Allah memimpin peradaban
Islam."
"Ah, aku sudah melihat tanda-tandanya. Tapi barangkali kami, para
pejuang Palestina masih harus bersabar sejenak berjuang di garis depan.
Bersabar menanti kalian layak memimpin. Bersabar menanti kalian
datang. Bersabar hingga kita bersama shalat di Masjidil Aqsha yang
merdeka insyaaLlah."
Ah.. Campur aduk perasaan, tertusuk-tusuk rasa hati kami di Jogokariyan
mendengar ini semua. Ya Allah, tolong kami, kuatkan kami..

debat


Abu Ibrahiem Full

Ini salah satu perdebatan saya dg muslim yg sekuler di Sydney beberapa
tahun lalu.

Mereka juga mengatakan hal yg sama dg pandangan musuh2 ISLAM bhw
umat Islam itu jauh tertinggal dg barat. Dg mengambil data di Pakistan,
Bangladesh, Indonesia dan negara muslim yg berkembang-kempis
lainnya.

Koruptornya mayoritas Islam, yg tawuran mayoritas anak2 orang Islam,
yg jorok dan kotor orang Islam dan banyak lagi stigma yg disematkan
kpd masyarakat dan negri (bukan negara) Islam yg intinya Islam adalah
brengsek!

Bahkan yg paling extreme lagi ia katakan bhw yg maling sendal di Mesjid
pun orang Islam. Sementara kalau di Mesjid ada piano maka pasti bakal
hilang. Mereka membandingkan itu semua dg sebagian negara Eropa dan
Australia.

Bagi saya melihat hal itu adalah analisa dangkal yg tdk cerdas.
Karena mereka maling2 itu, koruptor2 itu ataupun para orang2 brengsek
itu dididik di sekolah2, di masyarakat serta media dan pergaulan
bukanlah pendidikan yg Islami akan tetapi pendidikan yg kufuri.
Sekularisasi, Liberalisasi, Demokrasi, dll. Tdk ada kehidupan yg syar'i pd
wilayah publik.

Seharusnya justru yg disalahkannya adalah kehidupan Barat dan sistim
hidupnya.

Itu analisa pertama. Adapun yg kedua dilihat dari mayoritas agama
penduduknya: Didalam sample2 yg dikemukakan oleh mereka selalu di
negara2 itu. Mereka tdk menganalisa Mexico, Brazil, Afrika Selatan
bahkan AS di negara2 bagiannya. Kalau mereka mau fair maka kristen
juga seharusnya di negara2 ini brengsek. Bahkan secara konstitusional
dan institusi negara Eropa dan AS adalah penjahat dunia. Tp saya tdk
akan berfikir sbgmn orang2 yg dangkal yg mendebat saya. Karena
penyebab itu adalah bukannya agama akan tetapi sistim hidup dan sistim
ketata negaraan. Yaitu sistim yg bukan sistim Islam alias Khilafah.
Jd jika mau membandingkan haruslah bandingkan dg zaman. Yaitu
zaman atau era Khilafah dg era Colonialism saat ini. Inilah yg cerdas.
Untuk itu marilah kita tegakkan sistim Islam dan tinggalkan sistim kufur
Barat ini. — 

surat terbuka yg menolak ahok

Abu Zufar Al Musaid
SURAT TERBUKA UNTUK SAUDARA-SAUDARAKU YANG MENOLAK AHOK.
Kalau kita sedikit saja mau berpikir mendalam, akar dari masalah ini
sebenarnya adalah karena diterapkannya sistem kufur demokrasi. Karena
demokrasilah yang mebuat orang kafir seperti Ahok bisa menjadi seorang
pemimpin.
Demokrasi mempersilakan siapa saja berkuasa dan menjadi seorang
pemimpin, asal tidak menerapkan Islam atau berlandaskan kepada syariah
Islam.
Menurut cara pandang demokrasi, adalah melanggar demokrasi itu sendiri
jika menolak orang yang terpilih secara konstitusional, meskipun orang
yang terpilih tersebut kafir.
Oleh karena itu wahai saudaraku, sadarlah bahwasannya demokrasi itu
bukan untuk Islam.
Hanya Khilafah sistem Islam warisan Nabi yang menutup kemungkinan
peluang orang kafir untuk menjadi seorang pemimpin.
Jadi jika tidak mau dipimpin orang kafir, CAMPAKKAN DEMOKRASI &
TEGAKKAN KHILAFAH....!!

presiden tanpa harapan

Presiden Tanpa Harapan
Oleh: H.M Ismail Yusanto

Jokowi, A New Hope. Itulah judul kulit muka majalah Time Asia
terbaru edisi akhir Oktober 2014 menyambut pelantikan Presiden
Jokowi. Benarkah rezim baru ini memberikan harapan baru? Ini
tentu menjadi pertanyaan banyak orang saat ini. Pertanyaan
serupa juga dimajukan kepada saya dalam acara Halqah Islam
dan Peradaban (HIP) Edisi 53 bertajuk, “Membaca Arah Rezim
Baru Jokowi JK,” pada 30 Oktober 2014 lalu. Hadir sebagai
pembicara dalam diskusi bulanan itu Zuhairi Misyrawi (Tim
Media Jokowi JK), Eggi Sudjana (Tim Kampanye Probowo
Hatta), Ari Junaidi (Dosen Fisip UI) dan saya sendiri.
++++
Kapan sebenarnya kita bisa berharap sebuah pemerintahan baru
akan menghasilkan perubahan ke arah yang lebih baik?
Sesungguhnya perubahan ke arah yang lebih baik hanya bisa
kita harap bila negara ini diatur dengan sistem yang baik dan
dipimpin oleh orang yang baik.

Apa sistem yang baik itu? Sistem yang baik itu tentu adalah
sistem yang berasal dari Zat Yang Mahabaik. Itulah Allah SWT.
Dialah Yang Mahatahu atas setiap ciptaan-Nya. Dia pula Yang
bisa menetapkan sistem yang terbaik buat kita, manusia
ciptaan-Nya. Adapun pemimpin yang baik adalah pemimpin
yang amanah dan mau tunduk pada sistem yang baik tersebut.
Apakah rezim Jokowi–JK dengan Kabinet Kerja-nya itu
memenuhi kedua syarat itu? Jelas sekali rezim baru ini tidaklah
memenuhi kedua syarat tadi. Karena itu bisa dipastikan,
pemerintahan Jokowi JK tidak akan membawa perubahan ke
arah yang lebih baik. Pasalnya, meski pemerintahan Jokowi JK
telah merencanakan banyak hal, khususnya terkait
kesejahteraan rakyat, semua masih dalam kerangka sistem
lama, yakni sistem sekular-kapitalis-liberal. Sebagaimana terjadi
di sepanjang rezim pemerintahan sebelumnya, meski banyak hal
dilakukan khususnya di bidang ekonomi, rasio gini (yang
menunjukkan tingkat kesenjangan pendapatan masyarakat)
malah terus meningkat, dari sebelumnya sekitar 0.31 menjadi
0.43. Itu artinya, sekian banyak program bidang ekonomi selama
sekian puluh tahun itu ternyata tidak memberikan pengaruh
positif terhadap kesejahteraan seluruh masyarakat. Kalaupun
memberi efek, efek peningkatan kesejahteraan itu hanya
dinikmati segelintir orang saja. Akibatnya, kesenjangan ekonomi
pun makin melebar.

Nah, keadaan serupa diyakini akan terjadi lagi di sepanjang
pemerintahan Jokowi-JK karena kerangka sistem dan ideologi
yang dipakai tidaklah berbeda dengan sebelumnya. Apalagi
sejumlah menteri dalam kabinet Jokowi JK adalah pengusaha.
Sudah lama diketahui, banyak pogram di bidang industrialisasi
di negeri ini, misalnya di bidang otomotif, tidak berjalan bagus
karena dikalahkan oleh kepentingan kaum pedagang. Mereka
lebih suka berperan sebagai ATPM (Agen Tunggal Pemegang
Merek) bagi produk otomotif asing ketimbang memproduksi
kendaraan sendiri yang memang memerlukan usaha yang lebih
keras untuk melakukan riset pengembangan teknologi, disain
dan sebagainya. Dengan menjadi ATPM saja mereka sudah
untung besar, dengan cara yang lebih mudah dan lebih cepat.
Dominasi kepentingan kaum pedagang pula yang ditengarai
amat kuat memengaruhi kebijakan Pemerintah di bidang ekspor
dan impor produk pangan khususnya. Akibatnya, sejak beberapa
tahun terakhir ini Indonesia—yang notabene adalah negara
agraris-maritim dengan lahan pertanian yang sangat luas dan
panjang pantai terpanjang di dunia—justru dibanjiri oleh aneka
barang-barang produk pertanian dari luar negeri seperti beras,
buah-buahan bahkan garam. Akibatnya, nilai tukar petani dari
tahun ke tahun terus menurun. Nilai tukar petani (NTP) adalah
rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks
harga yang dibayar petani. Nilai tukar petani merupakan salah
satu indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan petani.
Jadi, alih-alih Pemerintah berhasil mengangkat derajat
kesejahteraan mereka, yang terjadi sebaliknya, kebijakan
Pemerintahlah yang justru makin memurukkan kehidupan
ekonomi para petani.

Oleh karena itu, pantas dipertanyakan: Untuk siapa sebenarnya
Pemerintah selama ini bekerja? Pertanyaan serupa tentu layak
pula dialamatkan kepada rezim Jokowi-JK. Keputusan Jokowi-
JK menaikkan harga BBM menjadi buktiJokowi-JK bekerja bukan
demi rakyat, tetapi demi memenuhi kepentingan perusahaan
migas asing. Mereka memang sudah lama berharap tidak ada
lagi BBM murah sehingga mereka bisa ikut jualan BBM eceran
lewat SPBU yang mereka dirikan.

Contoh lain, tahun 2017 nanti, Blok Mahakam yang selama lebih
dari 30 tahun dikelola oleh Total Indonesie, perusahaan migas
Prancis, akan berakhir masa kontraknya. Kita akan lihat,
beranikah Jokowi-JK menarik Blok yang kaya gas itu untuk
dikelola sendiri? Selain Blok Mahakam, kontrak tambang emas
Freeport juga akan berakhir pada tahun 2021. Mereka telah
mengajukan perpanjangan kontrak hingga 2041. Beranikah
Jokowi JK menyetop kontrak Freeport itu, dan mengambilnya
untuk dikelola sendiri? Bila kontrak Blok Mahakam untuk Total
dan Freeport diperpanjang, maka kita juga bisa menilai: untuk
siapa sebenarnya mereka bekerja. Yang pasti, rezim Jokowi JK
punya beban untuk memenuhi janji-janji kepada sejumlah
konglomerat (Kwik Kian Gie dalam acara ILC TV One beberapa
minggu lalu dengan tegas menyebut 9 taipan) yang telah
mendukung dia. Dari sini saja kita bisa melihat, rezim Jokowi-
JK pasti bekerja untuk kepentingan 9 taipan itu.

Jadi, masih percayakah bahwa Jokowi adalah a New Hope?
++++
Kebaikan bisa dilahirkan hanya bila kita hidup dalam sistem
kehidupan Islam melalui penerapan syariah Islam secara kaffah.
Inilah satu-satunya sistem yang akan membawa rahmatan
lil’alamin atau kebaikan bagi negeri ini, sekarang dan yang akan
datang. Dengan syariah Islam, seluruh aspek kehidupan
bermasyarakat dan bernegara akan diatur dengan cara yang
benar. Ekonomi akan tumbuh, stabil dan akan memberikan
keadilan dan kesejahteraan kepada seluruh rakyat. SDA yang
melimpah itu akan dikelola oleh negara untuk rakyat. Dengan
syariah akan terwujud sistem pendidikan dan budaya yang akan
membentuk SDM yang beriman dan bertakwa serta mampu
menjawab tantangan kemajuan zaman.

Karena itu penting sekali kita tetap istiqamah menggerakkan
dakwah politis (dakwah siyasiyah). Itulah dakwah demi suatu
perubahan politik ke arah Islam berupa tegaknya kehidupan
Islam yang di dalamnya diterapkan syariah secara kaffah dalam
naungan Khilafah. []
Dari < http://hizbut-tahrir.or.id/2014/12/02/presiden-tanpa-h
arapan/>

Sunday, August 24, 2014

30 orang yang pertama dalsm islam



30 ORANG YANG PERTAMA DALAM ISLAM -----------------------------------------------

1. Orang yang pertama menulis Bismillah : Nabi Sulaiman AS.

2. Orang yang pertama minum air zamzam : Nabi Ismail AS.

3. Orang yang pertama berkhatan : Nabi Ibrahim AS.

4. Orang yang pertama diberikan pakaian pada hari qiamat : Nabi Ibrahim AS.

5. Orang yang pertama dipanggil oleh Allah pada hari qiamat : Nabi Adam AS.

6. Orang yang pertama mengerjakan saie antara Safa dan Marwah : Sayyidatina Hajar (Ibu Nabi Ismail AS).

7. Orang yang pertama dibangkitkan pada hari qiamat : Nabi Muhammad SAW.

8. Orang yang pertama menjadi khalifah Islam : Abu Bakar As Siddiq RA.

9. Orang yang pertama menggunakan tarikh hijrah : Umar bin Al-Khattab RA.

10. Orang yang pertama meletakkah jawatan khalifah dalam Islam : Al-Hasan bin Ali RA.

11. Orang yang pertama menyusukan Nabi SAW : Thuwaibah RA.

12. Orang yang pertama syahid dalam Islam dari kalangan lelaki : Al-Harith bin Abi Halah RA.

13. Orang yang pertama syahid dalam Islam dari kalangan wanita : Sumayyah binti Khabbat RA.

14. Orang yang pertama menulis hadis di dalam kitab / lembaran : Abdullah bin Amru bin Al-Ash RA.

15. Orang yang pertama memanah dalam perjuangan fisabilillah : Saad bin Abi Waqqas RA.

16. Orang yang pertama menjadi muazzin dan melaungkan adzan: Bilal bin Rabah RA.

17. Orang yang pertama bersembahyang dengan Rasulullah SAW : Ali bin Abi Tholib RA.

18. Orang yang pertama membuat minbar masjid Nabi SAW : Tamim Ad-dary RA.

19. Orang yang pertama menghunuskan pedang dalam perjuangan fisabilillah : Az-Zubair bin Al-Awwam RA.

20. Orang yang pertama menulis sirah Nabi SAW : Ibban bin Othman bin Affan RA.

21. Orang yang pertama beriman dengan Nabi SAW : Khadijah binti Khuwailid RA.

22. Orang yang pertama mengasaskan usul fiqh : Imam Syafei RH.

23. Orang yang pertama membina penjara dalam Islam: Ali bin Abi Tholib RA.

24. Orang yang pertama menjadi raja dalam Islam : Muawiyah bin Abi Sufyan RA.

25. Orang yang pertama membuat perpustakaan awam : Harun Ar-Rasyid RH.

26. Orang yang pertama mengadakan baitul mal : Umar Al-Khattab RA.

27. Orang yang pertama menghafal Al-Qur'an selepas Rasulullah SAW : Ali bn Abi Tholib RA.

28. Orang yang pertama membina menara di Masjidil Haram Mekah : Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur RH.

29. Orang yang pertama digelar Al-Muqry : Mus'ab bin Umair RA.

30. Orang yang pertama masuk ke dalam syurga : Nabi Muhammad SAW. ✔