Friday, April 30, 2010

AL-QUDS TAK BISA DIBEBASKAN OLEH BARISAN KATA-KATA, TETAPI OLEH BARISAN TENTARA YANG MEMERANGI NEGARA YAHUDI!

AL-QUDS TAK BISA DIBEBASKAN OLEH BARISAN KATA-KATA, TETAPI OLEH BARISAN TENTARA YANG MEMERANGI NEGARA YAHUDI!

[Al-Islam 500] Para penguasa Arab menutup KTT Arab ke-22 pada sore hari (Ahad) ini, 28 Maret 2010, setelah berlangsung selama dua hari di kota Sirte Libia. Resolusi-resolusi KTT dipenuhi oleh paragraf lama yang diperbarui—seputar upaya perdamaian, konflik Arab-Israel, Inisiatif Arab, situasi di Irak dan Semenanjung Emirat; dukungan atas perdamaian; pembersihan kawasan Arab dari senjata nuklir; dan lain- lain. Semuanya merupakan resolusi bombastik yang tak ada artinya, hanya sekadar kata-kata kosong!

Hanya saja, terdapat dua perkara menarik selama penyelenggaraan KTT hingga dikeluarkannya pernyataan final. Pertama: antek-antek Inggris secara jelas melakukan sejumlah ‘upaya panas’ untuk mempengaruhi sekaligus mengendalikan resolusi Liga Arab. Yaman, misalnya, mengusulkan pembentukan Persatuan Arab untuk menggantikan Liga Arab. Jelas, usulan itu sesuai dengan pendapat Ketua KTT, Penguasa Libia (Qadafi). Kemudian Qadafi mengatakan bahwa resolusi tersebut disetujui. Ini di satu sisi. Di sisi lain, Qadafi sebagai ketua KTT pada periode saat ini telah meminta keistimewaan sebagai ketua KTT untuk memiliki wewenang mengoreksi Sekjen Liga dan menyerukan penyelenggaraan KTT Istimewa. Di sisi ketiga, Qatar mengusulkan pembentukan suatu komite yang bisa berkomunikasi langsung dengan Ketua KTT.

Semua itu menunjukkan bahwa melalui antek-anteknya Inggris ingin menancapkan pengaruhnya atas Liga Arab atau membentuk organisasi pengganti Liga Arab. Ini karena Liga Arab merupakan buatan Inggris pada tanggal 22 Maret 1945. Namun, pada tahun-tahun terakhir ini Amerika telah masuk sangat dalam ke dalam Liga dan memiliki pengaruh yang ada nyata dalam resolusi-resolusi yang dikeluarkan oleh Liga. Pusat pengaruh AS itu ada di Kairo. Presiden Mesir adalah antek Amerika sekaligus penjaga Amerika dan nilai-nilai Amerika.

Kedua: masalah al-Quds. Sejumlah resolusi KTT menjadikan masalah al-Quds dipenuhi dengan berbagai hal yang menyenangkan para peserta konferensi dan sarat dengan kata-kata manis. Mereka dengan bangga telah mengumumkan bahwa mereka telah menyiapkan strategi untuk membebaskan al-Quds, yang mereka fokuskan pada tiga poros: politik, perundang-undangan dan finansial. Mereka menyerukan agar Dewan Keamanan (DK) PBB memikul tanggung jawabnya sekaligus bergerak mengambil langkah-langkah dan mekanisme yang diperlukan untuk menyelesaikan pertikaian Arab-Israel. Mereka memutuskan untuk mengarahkan resolusi kepada Mahkamah Kejahatan Internasional untuk menghakimi kejahatan Israel di kota-kota yang disucikan. Mereka juga memutuskan mendukung al-Quds dengan dana sebesar setengah miliar dolar AS untuk menghadapi rencana-rencana permukiman Israel. Akhirnya, meski bukan yang paling akhir, mereka saling berlomba secara ‘hangat’ untuk menyampaikan kecintaan atas al-Quds dan pujian atas al-Aqsa.

Wahai Manusia:

Sungguh para penguasa itu memiliki akal tetapi tidak mereka gunakan untuk berpikir; mereka memiliki telinga tetapi tidak mereka gunakan mendengar; mereka juga memiliki mata tetapi tidak melihat. Sungguh bukanlah mata mereka yang buta melainkan hati yang ada di dalam dada merekalah yang buta! Bisakah al-Quds dibebaskan dengan perundingan umum yang tidak memiliki kekuasaan sedikitpun? Ataukah al-Quds bisa dibebaskan dengan dukungan finansial yang tidak akan bisa sampai ke al-Quds kecuali di bawah pengawasan Yahudi? Bisakah al-Quds dibebaskan dengan seruan kepada Dewan Keamanan PBB yang justru telah mendirikan negara Yahudi di Palestina? Ataukah al-Quds bisa dibebaskan dengan mengajukan tuntutan kepada Mahkamah Internasional yang tidak bisa memutuskan kebenaran dan tidak pula bisa menolak kebatilan?! Ataukah al-Quds bisa dibebaskan dengan ucapan-ucapan hangat tentang kecintaan dan kerinduan kepada al-Quds, sementara pemilik ucapan itu justru membuka kedutaan untuk negara Yahudi di negerinya dan mengundang pembantai al-Quds ke negerinya?!

Wahai Manusia:

Dulu ada orang yang mengatakan bahwa para penguasa itu—meski berlepas diri dari Palestina yang diduduki—tidak akan pernah berlepas diri dari al-Quds dan al-Aqsa; jika bukan karena dorongan takwa, pastilah karena dorongan rasa malu. Namun, sekarang al-Quds telah digali dari sekelilingnya, bahkan dari jantungnya; dari arah kubah ash-Shakhrah dan masjidnya. Yahudi telah bermain di atas dan bawahnya. Yahudi telah mengosongkan tanah di bawahnya, menodai kehormatannya dari atasnya serta memenuhi tanahnya dengan permukiman dari depan dan belakangnya. Bahkan Yahudi telah ‘menghadiahi’ KTT mereka, pada sore hari pelaksanaannya, dengan agresi atas Gaza dan deklarasi panas seputar kelanjutan kebijakan pembangunan permukiman di al-Quds tanpa ada perubahan sedikitpun. Para penguasa itu telah menyaksikan dan mendengar semua itu; mereka saling bertemu dan berjabat tangan, makan-makan dan tertawa. Namun, nyatanya mereka hanya berdiri temangu!

Wahai Kaum Muslim:

Sungguh yang bisa membebaskan al-Quds adalah seorang panglima yang ikhlas kepada Rabb-nya, yang membenarkan Rasul-Nya serta yang memimpin tentara kaum Muslim dan menghimpun orang-orang yang mampu untuk bergabung di dalam pasukan. Yang bisa membebaskan al-Quds adalah seorang panglima yang kuat lagi bertakwa, yang mengembalikan jejak al-Faruq (Khalifah Umar bin al-Khaththab ra.) yang telah membebaskan al-Quds pada tahun 15 H dan menetapkan Dokumen Umariah, yang di dalamnya dinyatakan bahwa tidak seorang Yahudi pun boleh tinggal di al-Quds. Yang bisa membebaskan al-Quds adalah seorang panglima yang mengembalikan jejak langkah Shalahuddin yang telah membebaskan al-Quds dari najis kaum Salibis pada tahun 583 H dan mengangkat Qadhinya, Muhyiddin, yang membuka khutbah Jumat pertama setelah pembebasannya itu dengan ayat yang mulia:

Orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala pujian bagi Allah, Tuhan semesta alam (QS al-An’am [6]: 45).

Yang bisa membebaskan al-Quds adalah panglima yang mengembalikan sejarah Abdul Hamid II, yang menjaga al-Quds dan menghalangi Hertzel dan para begundalnya untuk memasuki al-Quds, meskipun harta yang besar ditawarkan Hertzel ke kas negara. Jawaban Abdul Hamid II pada tahun 1901 adalah: “Sesungguhnya Palestina bukanlah milikku, tetapi milik bangsaku yang telah mengairinya dengan darah mereka. Karena itu, hendaklah Yahudi menyimpan saja jutaan uangnya. Sesungguhnya sayatan pisau di badanku lebih sepele daripada aku melihat Palestina dikerat dari negaraku. Perkara itu tidak akan terjadi.”

Begitulah, al-Quds akan bisa dibebaskan dari gerombolan Yahudi oleh tentara kaum Muslim yang mendatangi mereka dari arah yang tidak mereka duga dan menyerang mereka dengan serangan yang membuat mereka melupakan bisikan-bisikan setan. Mereka adalah tentara yang bergegas meraih satu di antara dua kebaikan, kemenangan atau mati syahid.

Wahai Para Tentara di Negeri Kaum Muslim:

Sungguh tidak ada alasan dan uzur bagi orang yang mencari-cari alasan dan uzur. Janganlah Anda mengatakan bahwa para penguasa telah melarang Anda. Di tangan Andalah kekuatan. Bahkan Anda yang menjaga para penguasa itu. Di tangan Andalah nasib mereka. Jika Anda menaati mereka, niscaya mereka menjerumuskan Anda ke dalam dosa dan permusuhan, dan Anda tidak akan bisa merasakan telaga Rasulullah saw. Jika Anda tidak menolong mereka dalam kezalimannya, tidak membenarkan kebohongan mereka, maka Rasul saw. akan menjadi bagian dari Anda dan Anda menjadi bagian dari beliau; Anda pun akan bisa merasakan nikmatnya telaga Rasulullah saw. Rasulullah saw. pernah bersabda kepada Kaab bin Ujrah:

Aku berlindung kepada Allah untukmu, wahai Kaab bin Ujrah, dari para pemimpin yang akan ada sesudahku. Siapa saja yang mendatangi pintu-pintu mereka lalu membenarkan kedustaan mereka dan membantu mereka atas kezalimannya, maka ia bukan bagian dari golonganku dan aku bukan bagian dari golongannya; ia pun tidak akan bisa merasakan telaga bersamaku. Siapa saja yang mendatangi pintu-pintu mereka atau tidak mendatangi, lalu tidak membenarkan kedustaan mereka dan tidak membantu mereka atas kezalimannya, maka dia bagian dari golonganku dan aku bagian dari golongannya serta ia akan bisa merasakan telaga bersamaku (HR at-Tirmidzi).

Wahai Para Tentara di Negeri Muslim:

Sungguh Hizbut Tahrir meminta pertolongan (nushrah) Anda untuk menegakkan Khilafah. Karena itu, berikanlah nushrah Anda. Hizbut Tahrir menyeru Anda untuk berhambur memerangi Yahudi. Karena itu, penuhilah seruan itu. Sungguh memerangi Yahudi dan kemenangan atas mereka itu telah dinyatakan di dalam Kitabullah SWT (lihat: QS al-Isra’ [17]: 7-8); juga di dalam hadis Rasul saw.:

Sungguh kalian akan memerangi Yahudi dan kalian memerangi mereka hingga batu pun berkata, “Hai Muslim, ini Yahudi. Kemarilah, bunuh dia.” (HR Muslim dari Ibn Umar ra.).

Tidak adakah di antara Anda orang cerdas yang berangkat dengan tentaranya; yang melindas setiap penguasa yang menghadangnya; yang menegakkan pemerintahan Islam di atas muka bumi, yaitu Khilafah Rasyidah; yang membebaskan al-Aqsa; yang membaca dalam khutbah Jumat pertama setelah pembebasannya dari najis Yahudi ayat yang pernah dibaca oleh Qadhi Muhyiddin (QS al-An’am [6]: 45); yang kemudian disebut oleh Allah SWT di dalam Kerajaan-Nya di sisi-Nya, dicemburui oleh para malaikat di langit dan orang-orang shalih di muka bumi sehingga ia menjadi mulia di dunia dan di akhirat; yang semua itu benar-benar kesuksesan yang agung?

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul-Nya jika Rasul menyeru kalian pada sesuatu yang memberikan kehidupan kepada kalian (QS al-Anfal [8]: 24).

[Diringkas dari nasyrah resmi yang dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir tanggal 12 Rabi ats-Tsani 1431 H/28 Maret 2010]

No comments: