Friday, February 18, 2011

Mengungkap Kebohongan Pendeta Yosua Muhammad Yasin

Mengungkap Kebohongan Pendeta Yosua Muhammad Yasin

Jangan mudah percaya dengan kesaksian para pendeta atau penginjil yang mengaku mantan kiyai atau ustadz. Karena mimbar kesaksian rohani di gereja sering melahirkan para penginjil yang nekad dalam berdusta.

Contohnya adalah kesaksian Pendeta Yosua Muhammad Yasin dalam VCD kesaksian rohani kristiani bertajuk “Kesaksian Tiga Mantan Muslim.” Dalam ceramah kesaksian di Gereja Mawar Saron itu, pria paruh baya kelahiran Citayam Bogor ini mengumbar kesaksian yang fantastis. Ia mengaku sebagai mantan muslim garis keras yang dibesarkan di lingkungan pesantren.

“Nama saya Yosua Muhammad Yasin. Yosua adalah nama baptisan saya dibaptis di Gereja Tiberias pada tanggal 24 Mei 2000. Sedangkan Muhammad Yasin adalah nama kelahiran saya. Karena latar belakang daripada keluarga saya, ayah saya seorang kiyai, ibu saya seorang ustadzah, dan saya seorang ustadz, mantan guru agama Islam yang sekarang alhamdulillah jadi hamba Tuhan. Amin,” kata Yosua dalam VCD itu.
Pendeta yang mengaku alumnus fakultas dakwah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini juga mengklaim memiliki pesantren dengan santri berjumlah lebih dari seratus orang. Konon, di pesantren ia mengajar Nahwu dan Sharaf tiap hari Minggu. Ia juga mengaku memiliki Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Atfal yang bernaung di bawah Departemen Agama. Selanjutnya, Pendeta Yosua menceritakan bahwa dirinya memiliki jam terbang yang tinggi sebagai ustadz, antara lain pernah diundang menyampaikan ceramah agama dalam peletakan batu pertama pesantren Tebu Ireng (Jombang-Jatim?).

Sebagai ustadz garis keras, aku Yosua, dirinya pernah membakar tiga gereja, setelah membakar gereja bersembunyi di Bandung karena takut ditangkap aparat keamanan. Aksi ini dilakukan karena ketika masih beragama Islam, ia sangat membenci orang Kristen. Karena ia dididik keras oleh orang tua di sekolah Ibtida’iyah (SD), Tsanawiyah (SMP), Aliyah (SMA) sampai dengan kuliah di perguruan tinggi IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Inilah cuplikannya:

“Kenapa saya sangat membenci orang Kristen? Karena ada ayat Al-Qur'an yang menyatakan: Innaa dinnaa indallohi islam. “Agama yang paling sempurna yaitu agama Islam.”

Dulu saya sangat ingin mengislamkan pendeta. Saya datangi rumah pendeta satu persatu. Tujuh belas pendeta saya datangi satu persatu. Saya ingin mengislamkan pendeta dengan dalil Al-Qur'an “innaa dinnaa indallohi islam.
Ternyata tak satu orang pendeta pun yang masuk Islam. Padahal kalau mau mengislamkan pendeta saya punya amalan Asmaul Husna. Tapi para pendeta itu diamalin dengan Asmaul Husna kok gak mempan. Tidak berhasil.”

Sejak itu, Yosua sering mimpi melihat cahaya putih dengan suara “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Maka nas dalam mimpi itu dicarinya dalam Al-Qur'an tidak ketemu. Lalu ia shalat istikharah tiap jam 2 malam, tapi tidak dapat menemukan jawaban juga. Satu bulan kemudian, mimpinya terjawab ketika ia mendatangi gereja. Pada suatu minggu, usai mengimami shalat shubuh dan mengajar ngaji di pesantren, ia pergi ke gereja. Ia mendapat hadiah Alkitab (Bibel) dari seorang pendeta. Ternyata ayat yang ada dalam mimpinya itu adalah Injil Yohanes 14:6. Yosua pun masuk Kristen.

Pada menit ke-27 penginjil Yosua ingin meyakinkan jemaat gereja bahwa Al-Qur'an pun mengakui kewibawaan Alkitab (Bibel).

“Surat Ali Imran ayat 63 juz yang kedua puluh lima. “ya ayyuhalladina amanu id qola rosulullah sholllallohu alaihi wasallam kitabulloh. “Hai orang-orang yang beriman, pelajari Alkitab jika kamu ingin hidupmu dikaruniakan rahmat.” kata Yosua dengan suara berapi-api.

Anehnya, jemaat Gereja Mawar Sharon berulang kali memberikan aplaus ketika Pendeta Yosua menghina Islam. Mungkin mereka tak sadar kalau sedang dikibulin dengan kesaksian dusta yang sangat mencolok. Inilah beberapa kebohongannya antara lain sbb:
Pertama, beberapa kali Yosua melafalkan Al-Qur'an surat Ali Imran 19 secara salah: “Innaa dinnaa indallohi islam,” padahal yang benar adalah “Innad-diina ‘Indallohil-islaam.” Terjemahannya pun menyimpang jauh dari terjemah yang benar dan sah: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.”
Dengan kesalahan baca, nahwu, sharaf dan penerjemahan yang sangat fatal seperti itu, lebih tepat bila disimpulkan bahwa Yosua adalah orang yang tidak tamat di Taman Pendidikan Al-Qur'an yang para santrinya adalah anak-anak TK.

Kedua, pengakuan Yosua bahwa dirinya pernah diundang menyampaikan ceramah agama dalam peletakan batu pertama pesantren Tebu Ireng Jombang pun mengada-ada. Karena pesantren termasyhur di Jawa Timur ini sudah didirikan jauh sebelum Yosua lahir. Semua orang pesantren tahu, Pondok Pesantren Tebuireng Jombang didirikan pada 3 Agustus 1899, dirintis oleh KH Hasyim Asy’ari.

Ketiga, Yosua terang-terangan berdusta lagi ketika menyebutkan bahwa surat Ali Imran mendorong umat Islam untuk membenci Kristen. Ayat “Innad-diina ‘Indallohil-islaam,” ini sama sekali tidak menyuruh membenci Kristen, melainkan pernyataan tegas bahwa Islamlah satu-satunya agama yang diridhai Allah. Ayat mulia dalam Al-Qur'an ini tak dimiliki oleh orang Kristen. Tak ada dalam Bibel pernyataan bahwa Kristen adalah agama yang paling diridhai Yesus.

Keempat, pernyataan Yosua bahwa dalam Islam ada amalan Asmaul Husna untuk mengislamkan pendeta, adalah mimpi di siang bolong.
Asmaul Husna bukanlah amalan untuk menyerang orang kafir semisal pendeta, melainkan nama-nama Allah yang baik, yang diamalkan untuk menyebut dan asma Allah ketika berdoa.

“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan” (Qs Al-A’raf 180).

Kelima, kebodohan dan kebohongan Pendeta Yosua semakin nyata pada menit ke-27, di mana ia menyebut Al-Qur'an surat Ali Imran adalah juz yang ke-25. Inilah igauan orang sama sekali buta Al-Qur'an. Padahal santri TPQ saja tahu kalau surat Ali Imran bukan bukan juz ke-25, tapi juz ke-3.

Keenam, Pendeta Yosua menjadi jahil murakkab (dungu kuadrat), ketika menyebut surat Ali Imran ayat 63 berbunyi: “ya ayyuhalladina amanu id qola rosulullah sholllallohu alaihi wasallam kitabulloh,” yang diterjemahkan “Hai orang-orang yang beriman, pelajari Alkitab jika kamu ingin hidupmu dikaruniakan rahmat.” Padahal semua orang tahu bahwa surat Ali Imran 63 berbunyi: “Kemudian jika mereka berpaling (dari kebenaran), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Dan nas Arab yang dibacanya pun tidak bisa dimengerti apalagi diterjemahkan, karena tidak ada kata kerjanya (fi’il). Maka terjemahannya pun jauh mengada-ada dari nas Arab yang dibacanya. [voa-islam.com/timfakta]

http://www.voa-islam.com/counter/christology/2011/02/21/13398/mengungkap-kebohongan-pendeta-yosua-muhammad-yasin/

Friday, January 21, 2011

Gambaran Dahsyatnya Siksa Neraka dalam Al-Qur'an

Gambaran Dahsyatnya Siksa Neraka dalam Al-Qur'an

Oleh: Badrul Tamam

Kalau kita perhatian dalam kehidupan Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, kita dapatkan beliau tidak pernah berhenti dari mengingat dan membicarakan neraka. Pada setiap pagi dan sore hari, beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah berhenti berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari neraka. Contohnya nyatanya kita dapatkan dalam dzikir pagi dan sore hari, di dalamnya terdapat isti’adzah (doa mohon perlindungan) kepada Allah dari neraka. Yaitu:
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذَا اليَومِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذَا اليَومِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

“Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah. Dan segala puji bagi Allah, tiada tuhan (yang berhak diibadahi) kecuali Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan-Nya kerajaan dan bagi-Nya pula segala pujian, dan Dia Mahakuas atas segala sesuatu. Ya Rabbi, aku memohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya, aku juga berlindung kepada-MU dari keburukan di hari ini dan keburukan sesudahnya. Ya Rabbi, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua (pikun). Ya Rabbi, aku berlindung kepada-Mu dari adzab di neraka dan adzab di kubur.” (HR. Muslim)

Maka sangat jelas, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam setiap hari, pada pagi dan sore hari, senantiasa berlindung kepada Allah Jalla wa ‘Alaa dari neraka.
Begitu juga kita dapatkan, sesudah bertahiyat - sebelum salam, Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam berlindung kepada Allah dari neraka. Beliau mengajari kita agar membaca,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dar siksa kubur dan siksa neraka, dari fitnah hidup dan fitnah mati serta dari fitnah al-Masih Dajjal.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bahkan mengingat neraka tidak luput dari beliau sampai saat sebelum tidur. Ya sampai sebelum tidur. Adalah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila beranjak tidur maka beliau meletakkan telapak tangan kanan beliau di bawah pipi kanan, lalu berdoa:
رَبِّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ

“Ya Rabb-ku, selamatkan aku dari siksa-Mu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu.” (HR. Al-Tirmidzi dan Ahmad) terkadang beliau shallallahu 'alaihi wasallam membacanya sekali dan terkadang tiga kali.
. . . mengingat neraka memiliki bagian besar dalam kehidupan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, baik dalam pikiran ataupun hati beliau. Beliau tidak pernah terputus dari mengingat neraka.

Bahkan doa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang paling sering beliau baca, sebagaimana yang disampaikan oleh Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berisi memohon perlindungan dari neraka,

رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Al Baqarah: 201)
Jadi mengingat neraka memiliki bagian besar dalam kehidupan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, baik dalam pikiran ataupun hati beliau. Beliau tidak pernah terputus dari mengingat neraka. Seperti inilah seharusnya seorang muslim, senantiasa mengingat neraka. Setiap saat harusnya dia mendengarkan ceramah tentang neraka atau membaca kitab yang menerangkan tentang dahsyatnya neraka. Kenapa? Supaya kita bertambah takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga dalam kehidupan ini kita tidak tenggelam dalam kenikmatan dunia, syahwat dan kemaksiatan sampai lupa akan akhirat.
Kenapa harus mengingat neraka?

Supaya kita bertambah takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga dalam kehidupan ini kita tidak tenggelam dalam kenikmatan dunia, syahwat dan kemaksiatan sampai lupa akan akhirat.

Neraka dalam Al-Qur’an
Berikut ini kami suguhkan tentang gambaran neraka dalam Al-Qur’an. Di antaranya adalah firman Allah Ta’ala:
هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ فَالَّذِينَ كَفَرُوا قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِنْ نَارٍ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوسِهِمُ الْحَمِيمُ
“Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.” (QS. Al-Hajj: 19)

Para penghuni neraka akan dikenakan untuk mereka pakaian dari aspal yang lalu dibakar dengan api neraka . Tidak cukup itu saja, al-hamim (air yang sedang mendidih dan sangat panas) akan disiramkan ke atas kepala mereka, kita berlindung kepada
Allah dari menjadi ahli neraka!

Kita bisa bayangkan, kalau saja kita diletakkan pada satu tempat, lalu dari atas turun setetes demi setetes air dalam jangka waktu tertentu, sehari, seminggu, sebulan. Setiap detik air menetes dan mengenai kepala kita. Apa yang akan terjadi? Kita akan tersiksa dengan sendirinya dan bisa menjadi gila, lalu bagimana kalau yang disiramkan itu adalah air mendidih neraka yang panasnya berlipat-lipat dari panasnya dunia.

Kemudian Allah melanjutkan,

يُصْهَرُ بِهِ مَا فِي بُطُونِهِمْ وَالْجُلُودُ
“Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka).” (QS. Al-Hajj: 20) betapa dahsyatnya panas air tersebut. Saat disiramkan di atas kepala, maka air tersebut akan menghancurkan isi perut; daging, lemak, dan ususnya. Yakni isi perutnya meleleh karena panasnya air neraka yang mendidih tersebut. Sehinggapun kulit mereka juga meleleh. Kita memohon keselamatan kepada Allah dari beratnya siksa neraka.

Selanjutnya Allah berfirman,
وَلَهُمْ مَقَامِعُ مِنْ حَدِيدٍ
“Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi.” (QS. Al-Hajj: 21) Maqami’ itu semacam palu atau martil dari besi yang dipukulkan ke kepala mereka. Maka ketika mereka hendak keluar dari neraka, dipukulkan martil-martil tersebut di atas kepala mereka supaya siksa tidak terputus dari mereka. “Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan): "Rasailah adzab yang membakar ini".” (QS. Al-Hajj: 22)
. . tidak cukup hanya disiramkan ke atas kepala mereka, namun al-hamim (air neraka yang sedang mendidih dan sangat panas) tersebut diminumkan kepada mereka sehingga usus-usus mereka terpotong-potong, tercabik-cabik dan hancur berantakan.
Ya Allah, jauhkan kami dari siksa neraka!.

Dalam ayat lain, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ
“Sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (QS. Muhammad: 15) ya benar, mereka dipaksa meminum air neraka yang sedang mendidih dan sangat panas menghancurkan.
Jadi tidak cukup hanya disiramkan ke atas kepala mereka, namun al-hamim (air neraka yang sedang mendidih dan sangat panas) tersebut diminumkan kepada mereka sehingga usus-usus mereka terpotong-potong, tercabik-cabik dan hancur berantakan. Ya Allah, jauhkan kami dari siksa neraka!.

Sesungguhnya panasnya api neraka Jahannam tidak tertandingi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan, panasnya lebih dari 70 kali dari panasnya api dunia yang paling panas.

Satu contoh permisalah yang tak mungkin bisa menyamai dengan neraka. Seandainya kita dipaksa meminum secangkir kopi atau teh yang sedang mendidih dengan segera, apa yang akan terjadi? Lidah dan mulut kita akan melepuh, dan boleh jadi usus kita juga akan meradang dan putus. Lalu bagaimana kalau yang diminumkan adalah air neraka yang sedang mendidih dan memiliki panas yang tak terhingga.
“Orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” Coba bayangkan keadaan ahli neraka yang dijelaskan ayat ini! karenanya benar-lah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, “Kalau kalian tahu apa yang aku ketahui, pasti kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Masalahnya, kita tidak mengetahui sebagaimana yang diketahui oleh beliau shallallahu 'alaihi wasallam.

Allah Subhanahu wa Ta'ala menggambarkan tentang tikar dan selimut ahli neraka,
لَهُمْ مِنْ جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَمِنْ فَوْقِهِمْ غَوَاشٍ

“Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka).” (QS. Al-A’raf: 41) dari bawah penghuni neraka ada tikar yang terbuat dari api neraka, sedangkan dari atasnya mereka diselimuti dengan selimut dari neraka juga. Dari sini, dapat kita padukan dengan ayat-ayat yang lain, bahwa para penghuni neraka akan dipakaikan baju dari aspal neraka yang lalu dibakar, tikar dari neraka, selimut dari neraka, dan juga cambuk (martil) dari besi.
Pada ayat lain, Allah Ta’ala menyebutkan tentang angan-angan para penghuni neraka, yaitu kematian. Mereka ingin sekali mati sehingga tidak merasakan adzab neraka yang maha dashsyat. Hal ini sebanding dengan angan-angan mereka di dunia, yaitu mereka berangan dan berhayal dapat hidup seribu tahun atau lebih. Mereka sangat cinta kepada kehidupan dunia. Sedangkan di akhriat mereka sangat-sangat berharap bisa mati. Kita berlindung kepada Allah dari menjadi bagian orang-orang kafir.

وَالَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَ لَا يُقْضَى عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا وَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا
“Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahanam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka adzabnya.” (QS. Faathir: 36) Yakni, dia tidak mati dan tidak akan diringankan adzabnya. Berbeda dengan siksa manusia di dunia, berapa tahun dan seberapa hebat mereka menyiksa sesama manusia? Penyiksanya bisa bertaham menyiksa paling hanya satu atau dua jam secara berturut-turut lalu istirahat. Pun dia masih butuh makan, minum, buang air dan kebutuhan lainnya sehingga siksa akan berkurang atau dihentikan sementara. Dan ujung dari siksaannya adalah kematian. Sedangkan di neraka, adzab tidak akan dihentikan barang sejenak, karena yang menyiksa adalah para malaikat yang sudah Allah bekali dengan kekuatan luar bisa dan sangat menyeramkan. Mereka tidak mengenal lelah atau capek sehingga tidak ada istirahat dari siksa bagi penghuni neraka. Setiap detik, setiap menit dan setiap jam penghuni neraka disiksa tanpa henti dan mereka tidak bisa mati. “Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan adzab.” (QS. Al-Nisa’: 56)

Ahli neraka ingin sekali mati sehingga tidak merasakan adzab neraka yang maha dashsyat Hal ini sebanding dengan angan-angan mereka di dunia, yaitu mereka berangan dan berhayal dapat hidup seribu tahun atau lebih.

Karena itulah, wahai saudaraku seiman, kita harus senantisa mengingat akan neraka, berlindung kepada Allah 'Azza wa Jalla dari siksa neraka yang luar biasa. Di dalamnya tidak ada kematian, sebagaimana Allah kisahkan tentang permintaan penghuni neraka kepada Malaikat Malik sang penjaga neraka,
وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ
“Mereka berseru: "Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja".” (QS. Al-zukhruf: 77)
Maka Malikat Malik menjawab, "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini). Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu.” (QS. Al-Zukhruf: 77-78)

Sesungguhnya siksa neraka jahannam tidak bisa dibayangkan. Kedahsyatannya melebihi dari setiap gambaran manusia tentang berat dan dahsyatnya siksa, “Maka pada hari itu tiada seorang pun yang menyiksa seperti siksa-Nya,” (QS. Al-Fajr: 25). Tidak seorang pun yan menyiksa bisa menyamai siksa Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Maka bagi setiap mukmin agar merenungi ayat-ayat tersebut dan sering membaca keterangan-keterangan tentang neraka, . . . agar hati ini takut dan khawatir terhadapnya. Sehingga dia akan bertakwa kepada Allah dan menjauhi segala laranganNya.

Sesungguhnya masih banyak ayat lain yang menceritakan tentang kengerian dan dahsyatnya siksa neraka. Maka bagi setiap mukmin agar merenungi ayat-ayat tersebut dan sering membaca keterangan-keterangan tentang neraka, minimal satu bulan sekali. Kalau bisa, lebih banyak dari itu, agar hati ini takut dan khawatir terhadapnya. Sehingga dia akan bertakwa kepada Allah dan menjauhi segala laranganNya. Kemaksiatan ditinggalkan sedangkan kewajiban dijalankan dengan semestinya.

Ya Allah kami berlindung kepada-Mu dari siksa neraka dan segala hal yang bisa mendekatkan kepadanya dari perkataan dan perbuatan. Ya Allah peliharalah kami dari siksa neraka, sungguh kami tidak sanggup menahannya dan kuasa menjalaninya. Amin, ya Rabbal a’lamin! [PurWD/voa-islam.com]

http://www.voa-islam.com/islamia/aqidah/2011/01/15/12801/gambaran-dahsyatnya-siksa-neraka-dalam-alquran/
__._,_.___

Teror Oleh Al-Qaidah Bohong

Teror Oleh Al-Qaidah Bohong

Senin, 17/01/2011 16:45 WIB | email | print | share

Kebijaksanaan yang mengatakan tindakan 'teror' di dunia Arab oleh al-Qaeda, hanyalah sebuah manipulasi yang sengaja diciptakan. Para penguasa Arab yang sudah menjadi alat Barat, melemparkan tuduhan terhadap Al-Qaidah yang disertai dengan tuduhan-tuduhan tidak berdasar.

Siapakah yang lebih kejam? Teror Al-Qaidah atau teror para penguasa Arab? Hakikatnya al-Qaidah yang tumbuh sekarang ini, sebuah gerakan yang ingin membebaskan negeri-negeri Muslim dari penjajahan Barat.

Rezim diktator di negara-negara Arab, seperti Tunisia, Aljazair, Mesir, Saudi Arabia dan sejumlah negara Arab lainnya telah mempersenjatai dan melatih aparat keamanan mereka bukan untuk melawan Osama bin Laden semata. Tetapi, aparat yang mereka latih dan persenjatai itu, hanya bertujuan untuk menghancurkan rakyat mereka yang ingin menegakkan Islam, dan melawan pengaruh dan para pendukung Barat di negara mereka. Para penentang Barat itulah yang menjadi target para penguasa Arab, dan mereka tuduh sebagai kelompok teroris.

Tindakan yang mereka lakukan dengan tidak sadar, sesungguhnya mereka telah melakukan teror terhadap rakyat mereka sendiri dengan mengatas namakan memerangi 'bin Laden dalam'. Teror yang sekarang terjadi di dunia Arab, yang membuat termarginalisasikannya (terpinggirkannya) jutaan pemuda berpendidikan di wilayah ini.

Sekarang angin ketidakpastian bertiup kencang di Afrika Utara, mulai dari Maghribi, yang dapat mengancam seluruh rejim diktator di Dunia Arab. Gerakan yang terjadi di Tunisia akan memberikan ilham dan inspirasi bagi jutaan pemuda terdidik di Dunia Arab, yang sekarang kehilangan kesempatan dan tidak memiliki masa depan, karena danya penguasa yang sekuler dan menjadi kaki tangan Barat.

Para penguasa Arab yang despotik itu, mereka hanya bisa melagukan dan menyanyikan lagu yang dinyanyikan para 'Tuan' mereka, mulai dari George Bush, Tony Blair, Sarkozy, sampai Barack Obama, yaitu 'teroris'. Inilah alat yang paling ampuh, yang sekarang digunakan menghancurkan rakyat mereka, yang sudah muak melihat rezim-rezim despotik, yang korup dan tamak.

Siapa Teroris?

Para ulama Islam yang 'radikal' dan para pengikutnya mendapatkan gelar sebagai ancaman keamanan nasional. Termasuk bin Laden menjadi sebuah sosok dan monster yang begitu manakutkan dan mengancam kehidupan. Bandingkan dengan Presiden Amerika George W.Bush yang telah mengubah Iraq dan Afghanistan menjadi tempat ladang pembantaian, yang mengakibatkan jutaan orang menjadi korban.

Apalagi sesudah terjadinya peristiwa 9 / 11, di mana peristiwa itu dialamatkan kepada Al-Qaidah dan bin Ladin, semua pemimpin Arab telah meneriakan bahaya dan ancaman terorisme, kelompok radikal, serta ektrimisme, yang harus dihadapi oleh semua para pemimpin Arab, yang menjadi sekutu Barat. Banyak tokoh, ulama, dan aktivis dari Timur Tengah, yang ditangkap dan dikirim ke kamp Teluk Guantanamo, hanyalah puncak gunung es.

Militer, polisi, dan intelijen, dan sejumlah pakar yang ahli dibidang kontra terorisme, dan dengan peralatan yang super canggih, dana yang tanpa batas, dikirim ke Aljazair, Libia, Maroko, semuanya diarahkan melawan orang-orang yang 'berjenggot, salafi radikal' yang menjadikan Osama bin Laden, sebagai 'nabi' mereka. Tapi, kisah tentang bin Ladin diciptakan Barat yang dicekokkan kepada para penguasa Dunia Arab, sebaliknya justru menciptakan para lapisan kelas menengah terdidik yang lebih mencintai agama mereka (Islam).

Sekarang Barat dan penguasa Arab mengalami paranoid terhadap karya Tafsir Fii Dzilalil Qur'an, yang ditulis di dalam penjara militer oleh ideolog Ikhwan, yaitu Sayyid Quthb - yang dianggap sangat berpengaruh munculnya gerakan radikal, yang menyebabkan terjadinya peristiwa 9 / 11. Meskipun, Sayyid Qutb sudah mati ditiang gantungan, tahun1966 oleh rezim Gamal Abdul Naser.

Para pakar keamanan Barat masih memasukkan bukunya Qutb Fi Dzillal sebagai bagian dari ancaman masa depan. Karena sebagai sumber motivasi bangkitnya semangat kalangan muda Arab melawan penjajahan Barat. Para pakar Barat, tidak lagi, memerlukan membaca buku Das Kapital, yang dikarang Karl Marx, karena Komunisme telah berakhir, sebagai sebuah ideologi. Tetapi, Islam yang akan menjadi ancaman peradaban materiliasme.
Sekarang menyeruak mulai dari Tunisia,Maroko, dan Aljazair, wilayah Maghreb, terus menjalar ke Yordania, Mesir sampai ke negara Arab Teluk, muncul gerakan yang dimotori oleh orang-orang muda yang miskin, yang menjadi teror yang lebih riil bagi para penguasa Arab. Seperti, seorang pemuda yang tidak mampu menikah, karena mereka miskin, dan ini menjadi akumulatif. Ini merupakan produk dari teror marginalisasi yang dilakukan oleh penguasa, yang berhasil memiskinkan rakyat, sembari terus menyebarkan isu tentang Al-Qaidah dan bin Ladin.

Pasukan-pasukan 'khobzistes' (para pemuda penganggur dari Maghrib, Afrika Utarab) - sekarang berbaris panjang untuk mendapatkan roti di jalanan, terutama di daerah yang kumuh di Algiers, Kasserine, dan besok mungkin di Amman, Rabat, San'aa, Ramallah, Cairo dan Beirut selatan - mereka mengantri untuk mendapatkan roti, sebagai pengganjal perut mereka.

Tetapi, para penguasa Arab melawan pengangguran dengan teror dan bedil, yang menyebabkan rakyat mereka menjadi termarginalisasikandan mati. Semantara para penguasa bergelimang harta di istana-istana mereka yang sangat megah dan mewah.
Orang-orang miskin di kota-kota Aljir, Rabat, Tunis, Cairo, Amman, dan Rammalah, bagai jerami kering yang terbakar, pada saatnya akan membakar para pengusa Arab, dan tidak satupun para penguasa Arab yang dapat selamat. Nasib mereka akan seperti El Abidin yang tunggang langgang meninggalkan Tunisia berseta keluarganya.
Terorisme yang digembar-gemborkan oleh Barat itu, kenyataannya hanyalah rekaan palsu, yang sudah kehilangan momentumnya di dunia Arab, dan yang ada sekarang rakyat di dunia Arab menghadapi kemiskinan, yang mendera mereka, akibat penguasa yang sangat kejam.mh.

http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/teror-oleh-al-qaidah-bohong.htm
__._,_.___

Pemerintah Mengabaikan Rakyat, Memanjakan Pejabat

Pemerintah Mengabaikan Rakyat, Memanjakan Pejabat

[Al Islam 540] Pemerintah selama ini sering mengklaim bahwa APBN disusun untuk menciptakan sebanyak mungkin lapangan pekerjaan, mengentaskan kemiskinan, menciptakan pertumbuhan yang tinggi dan mendukung kelestarian lingkungan.
Namun nyatanya, besaran APBN justru lebih untuk kepentingan birokrat, politisi dan Pemerintah. Dari hasil analisis Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) terhadap APBN 2011, ditemukan data bahwa anggaran ‘pelesiran’ Pemerintah pada 2011 membengkak: dari rencana Rp 20,9 triliun dalam RAPBN 2011 menjadi Rp 24,5 triliun dalam realisasi APBN 2011.

Menurut FITRA, Pemerintah terkesan hendak menyembunyikan hal itu. ”Belanja perjalanan yang biasanya diuraikan pada nomenklatur belanja barang, pada dokumen Data Pokok APBN 2011 tidak lagi dicantumkan. Rupanya, untuk menghindari kritik masyarakat atas membengkaknya belanja perjalanan, Pemerintah justru menutupi belanja perjalanan ini,” tegas Sekjen FITRA, Yuna Farhan.

Menurut Yuna, belanja perjalanan adalah belanja yang terus membengkak setiap tahunnya. Dalam APBN 2009, misalnya, alokasi belanja perjalanan ‘hanya’ Rp 2,9 triliun. Namun, dalam APBN-P 2009 melonjak menjadi Rp 12,7 triliun, bahkan dalam realisasinya membengkak menjadi Rp 15,2 triliun. Lalu dalam APBN 2010, Pemerintah menetapkan anggaran perjalanan Rp 16,2 triliun, kemudian membengkak menjadi Rp 19,5 triliun dalam APBN-P (Republika, 17/1/2011)
.
Membengkaknya anggaran belanja perjalanan di APBN 2011 ini bukan semata karena peran Pemerintah, tetapi DPR. Pasalnya, RAPBN 2011 yang diajukan Pemeritah harus mendapat persetujuan DPR hingga bisa disahkan menjadi APBN 2011. Selama ini para anggota DPR memperlihatkan salah satu hobi mereka: pelesiran, meski dengan judul “studi banding”, dengan dana miliaran rupiah.

Sebagaimana diketahui, belanja perjalanan selama ini menjadi lahan subur penghasilan baru pejabat. Berdasarkan hasil audit BPK pada Semester I 2010, belanja perjalanan adalah belanja yang paling banyak mengalami penyimpangan. Setidaknya ditemukan penyimpangan anggaran perjalanan dinas di 35 kementerian/lembaga senilai Rp 73,5 miliar. Angka penyimpangan sebenarnya diyakini jauh lebih besar dari angka itu mengingat audit yang dilakukan oleh BPK beluk secara menyeluruh dan detil. Selain biaya perjalanan, pada tahun ini juga ada rencana pembelian mobil dinas dengan total mencapai Rp 32,572 miliar, selain biaya perawatan gedung yang mencapai Rp 6,1 triliun.

Di sisi lain, DPR telah memutuskan tetap membangun gedung baru. Gedung baru itu akan dibangun 36 lantai dengan luas sekitar 161.000 meter persegi dengan biaya Rp 1,3 triliun.

Mengabaikan Rakyat

Berbagai kenyataan di atas menunjukkan bahwa keuangan negara yang seharusnya dibelanjakan untuk sebesar-besarnya kemaslahatan rakyat, justru banyak digunakan untuk fasilitas dan kepentingan birokrat, politisi dan Pemerintah. Jumlah anggaran perjalanan di atas, misalnya, jauh lebih besar dari jumlah anggaran Jamkesmas 2011 yang hanya sebesar Rp 5,6 triliun. Bahkan menurut analisis FITRA, Pemerintah justru memangkas belanja fungsi kesehatan dari 19,8 triliun Rupiah di APBN P 2010 menjadi 13,6 triliun Rupiah di APBN 2011. Anggaran yang dialokasikan untuk menanggulangi gizi buruk pada balita hanya Rp 209,5 miliar. Padahal dari berbagai data, di Indonesia terdapat 4,1 juta balita yang mengalami gizi buruk. Artinya, untuk satu balita hanya dialokasikan sekitar Rp 50 ribuan/balita/tahun atau sekitar Rp 4 ribuan/balita/bulan.

Sebagaimana diketahui, pada akhir tahun 2010 tercatat masih ada sebanyak 31,02 juta jiwa penduduk miskin di negeri ini. Bisa jadi kondisi mereka sangat mengenaskan seperti yang terjadi pada enam orang bersaudara dari Desa Jebol, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, yang meninggal dunia akibat keracunan makanan tiwul yang terbuat dari bahan ketela pohon yang terpaksa mereka konsumsi karena kemiskinan dan minimnya pendapatan mereka.

Di sisi lain, dengan alasan untuk menghemat anggaran, Pemerintah memutuskan melakukan pembatasan BBM bersubsidi. Padahal, seperti yang diprediksi oleh BPS, pembatasan BBM bersubsidi itu pasti menyebabkan kenaikan harga barang atau inflasi. Ujung-ujungnya rakyat secara umum jugalah yang harus menanggung akibatnya.
Menutup Defisit dengan Utang

Besarnya biaya perjalanan dan fasilitas birokrasi, pejabat dan politisi itu semestinya bisa dipangkas sehingga setidaknya akan mengurangi defisit APBN. Selama ini defisit APBN itu selalu ditutupi oleh Pemerintah dengan mencari utang. Tahun ini pun Pemerintah berencana menerbitkan surat utang hingga 200 triliun. Padahal menurut data Utang Luar Indonesia yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI), tercatat hingga September 2010, utang Indonesia sudah mencapai US$ 194,349 miliar (setara Rp 1.755 triliun dengan kurs Rp 9000 perdolar AS). (Detikfinance.com, 9/1/2011).

Tentu utang itu harus dibayar dengan uang APBN yang notabene adalah uang rakyat karena hampir 80% APBN berasal dari pajak yang dipungut langsung dari rakyat dan pendapatan dari kekayaan alam yang juga adalah milik rakyat. Di dalam APBN 2011, pembayaran utang negara (cicilan pokok+bunga utang) meningkat menjadi Rp 247 triliun. Jumlah ini naik Rp 10 triliun dibandingkan tahun 2010. Pembayaran utang tersebut menghabiskan pendapatan negara yang seharusnya digunakan untuk rakyat, misalnya saja untuk anggaran subsidi pendidikan dan bahan bakar minyak (BBM).

Pragmatisme Ekonomi

Besarnya biaya perjalanan dan fasilitas untuk birokrasi, pejabat dan politisi ini adalah cermin dari pandangan ekonomi Pemerintah seperti yang diungkapkan oleh Presiden SBY: pragmatisme. Menurut Pengamat Kebijakan Publik Ichsanuddin Noorsy, pragmatisme adalah ‘ideologi’ yang membuat penganutnya tak mau bersusah payah. Ujung dari pragmatisme adalah keuntungan individu sebagai segala-galanya. “Jadi pusat kegiatan ekonominya adalah keuntungan pribadi, bukan kesejahteraan bersama!” (Mediaumat.com, 4/1/2011)
.
Lebih dari itu, itulah buah dari ideologi Kapitalisme-sekular yang dianut dan diterapkan di negeri ini. Ideologi itu membuat penyelenggara negara tak lagi memiliki rasa malu melakukan semua hal diatas. Sebab, semuanya itu dalam pandangan mereka adalah legal dan bisa diatur.

Segera Terapkan Sistem Islam

Akan sangat berbeda jika yang dianut dan diterapkan di negeri ini adalah ideologi Islam. Sebab, ideologi Islam menyatakan bahwa pemimpin adalah penanggung jawab urusan dan kemaslahatan rakyat dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas hal itu di hadapan Allah SWT. Nabi saw bersabda:
اَلْإِمَامُ رَاعٍ فَهُوَ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Seorang imam (pemimpin) pengatur dan pemelihara urusan rakyatnya; dia akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rakyatnya (HR al-Bukhari dan Muslim)
.
Keuangan negara yang sejatinya uang rakyat itu adalah amanah yang dipercayakan kepada Pemerintah untuk dikelola demi sebesar-besarnya kemaslahatan rakyat. Karena itu, saat uang rakyat itu justru digunakan untuk kepentingan dan fasilitas birokrat, pejabat dan politisi, maka kebijakan tersebut merupakan pengkhianatan terhadap amanah itu. Padahal Allah SWT berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad); jangan pula kalian mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepada kalian, padahal kalian mengetahuinya (QS al-Anfal [8]: 27).

Tentu hanya orang yang berimanlah yang takut untuk mengkhianati amanah itu. Hanya birokrat, pejabat dan politisi yang berimanlah yang akan dengan amanah mengelola keuangan negara yang merupakan uang rakyat itu, demi sebesar-besarnya kemaslahatan rakyat. Sebab, mereka yakin akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah atas pengaturan urusan rakyat yang diamanahkan kepada mereka. Semua itu tidak akan terwujud kecuali di dalam negara yang menerapkan syariah Islam.

Syariah Islam memiliki serangkaian hukum dan aturan yang menjadi panduan bagi pemerintah dan rakyat tentang bagaimana keuangan negara itu dikelola. Jika pemerintah lalai dalam hal itu, rakyat secara individual maupun berkelompok, termasuk partai politik, memiliki kesempatan yang luas untuk mengoreksi pemerintah. Bahkan mereka bisa mengajukan penguasa itu ke hadapan Mahkamah Mazhalim. Jika terbukti mereka berkhianat, bisa saja mereka diberhentikan.

Jelas, semua kenyataan buruk di atas hanya akan bisa diakhiri jika syariah Islam diterapkan dalam sistem pemerintahan Islam. Itulah Khilafah Islamiyah yang menjadikan akidah Islam sebagai dasarnya dan syariah sebagai hukum untuk mengatur urusan masyarakatnya.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul jika Rasul menyeru kalian pada suatu yang memberikan kehidupan kepada kalian (QS al-Anfal [8]: 24).

WalLâh a’lam bi ash-shawâb.

KOMENTAR AL-ISLAM:
Sebanyak 17 dari 33 gubernur di Indonesia tersangkut perkara hingga harus dinonaktifkan. Hampir setiap minggu ada kepala daerah yang ditetapkan sebagai tersangka (Kompas, 18/1/2011)
.
(1) Inilah fakta di negeri yang menjadi ‘jawara demokrasi’. Demokrasi/Pemilu yang berbiaya puluhan triliun rupiah ternyata hanya menghasilkan para pejabat ‘kriminal’, selain tidak menghasilkan kesejahteraan bagi rakyat. (2) Saatnya negeri ini hanya menerapkan sistem pemerintahan Islam (Khilafah), yang akan melahirkan para pejabat amanah sekaligus menjamin kesejahteraan bagi rakyat.

Khilafah Islam, Haruskah Ditegakkan (lagi)?

Khilafah Islam, Haruskah Ditegakkan (lagi)?

Assalamu''alaikum wr.wb

Ustad, saya ingin menanyakan tentang, apakah kaum muslimin wajib menegakkan lagi tata negara yang menerapkan hukum Islam secara menyeluruh dalam semua aspek kehidupan (yang dulu disebut dengan Khilafah Islam)?

Jazakumullah khoir

jawaban

Assalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Rasanya tidak ada yang akan menolak kalau seandainya umat Islam kembali memiliki kepemimpinan level dunia, yang akan memakmurkan semua negeri Islam dari keterpurukannya seperti sekarang ini.

Rasanya tidak akan ada pihak yang keberatan kalau ajaran Islam dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh mereka yang mengaku muslim, baik hal-hal yang terkait dengan ibadah, muamalah atau pun peri hidup lainnya.

Rasanya tidak akan ada orang kafir yang menolak kalau umat Islam ini menjalankan agamanya, tanpa harus mengganggu atau menghalangi mereka yang non muslim.
Rasanya tidak ada yang menolak kalau umat Islam sedunia bersatu padu, karena pada hakikatnya mereka memang bersaudara. Iman dan Islam telah menjadikan berbagai bangsa di dunia ini menjadi satu tubuh, yang saling mengasihi dan saling membantu dalam suka dan dan duka.

Rasanya tidak ada orang yang keberatan kalau kemajuan dunia teknologi umat Islam yang pernah jaya di masa lalu, bisa kembali dihidupkan. Mengingat karakteristik kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang digagas dunia Islam di abad pertengahan itu sangat berjasa bagi kemajuan dunia dan umat manusia.

Rasanya semua lembaga keamanan dunia termasuk PBB dan Dewan Keamanannya akan sangat mendukung kalau seandainya bangsa-bangsa di dunia ini tidak saling berperang, karena sebagian besar penduduk di berbagai belahan dunia yang beragama Islam sepakat untuk menghentikan pertikaian dan peperangan, karena mereka tahu bahwa agama Islam mengharamkan pertumpahan darah, penjajahan, pengambilan hak orang lain, termasuk kolonilisme yang serakah.

Rasanya rakyat yang bukan muslim sekalipun akan sangat mendukung kejujuran, keadilan, perbaikan taraf hidup, kemajuan pendidikan, dan kepastian hukum. Walau semua itu merupakan hasil dari tegaknya agama Islam di dalam sebuah khilafah Islamiyah. Sebab khilafah Islamiyah tidak pernah memaksakan non muslim untuk masuk Islam, juga tidak pernah menghalangi dan mengganggu kepentingan politik mereka.

Maka...

Maka mengembalikan khilafah Islamiyah itu bukan hanya wajib, tetapi 6 milyar manusia yang terdiri dari beragam bangsa di dunia sangat berharap kembalinya khilafah Islamiyah, sebagaimana dahulu pernah jaya dan menjadi rahmatan lil ''alamin.

Namun...

Ketika umat Islam kurang mampu menyampaikan pesan dan kesan betapa indahnya syariah Islam dan khilafahnya kepada dunia
Ketika dunia Islam masih saja mempertontonkan kebodohan, kemiskinan, pertikaian, bahkan pertumpahan darah
Ketika mata dunia masih menyaksikan umat Islam saling bertikai, saling caci, saling maki, saling menjatuhkan, saling menikam dari belakang
Ketika umat Islam tidak pandai mengolah hasil alamnya sendiri, ketika para pejabatnya yang juga beragama Islam masih bermental inlander yang kerjanya menjual aset kekayaan negerinya sendiri kepada pihak asing
Maka saat itu bukan saat yang tepat untuk memperkenalkan wajah dunia Islam yang carut marut ini sebagai bentuk implementasi syariah, apalagi khilafah Islamiyah. Sebab dunia akan segera berbalik menentang terciptanya khilafah Islamiyah itu, karena dalam pandangan mereka, khilafah Islamiyah tidak lain adalah sebuah negara teroris zhalim yang akan mengeksekusi semua kebebasan manusia yang tidak mau masuk Islam atau hidup ala syariah Islam.

Dalam pandangan mereka, khilafah Islamiyah tidak lain adalah seat-back ke belakang, kembali hidup ala zaman jahilyah di padang pasir tandus. Lengkap dengan unta dan kurma serta perang antar suku ala kehidpan padang pasir arabia.
Dalam pandangan mereka, khilafah Islamiyah adalah suasana sehari-hari yang diwaranai dengan potong tangan, penggal kepala, rajam, cambuk dan beragam hukuman sadis ala zaman Romawi kuno.

Dalam pandangan mereka, khilafah Islamiyah tidak lebih adalah kehidupan serba kaku dan terikat, di mana para mufti akan bergentayangan siap membakar rumah-rumah orang yang tidak mau shalat jamaah ke masjid, atau menjadikan para wanita sebagai budak pemuas nafsu seksual liar para penguasa.

Maka...

Yang jadi masalah saat ini adalah bagaimana memastikan bahwa Islam tidak senaif dan tidak senista itu. Bagaimana meyakinkan dunia dan masyarakatnya yang heterogen itu bahwa khilafah Islamiyah yang dicita-citakan tidak lain adalah kemajuan peradaban, kemajuan teknologi, keadilan, kemakmuran serta kebebasan dalam beragama.
Bagaimana kita bisa meyakinkan bahwa tidak ada seorang non muslim pun yang akan terusik dari kebebasan dirinya. Tidak ada seorang pun yang akan dirugikan ketika khilafah itu berdiri. Tidak ada seorang pun yang akan terancam jiwa dan hartanya. Tidak ada seorang atheis yang akan diambil hak-haknya.
Semua akan kembali kepada kefasihan kita berbicara kepada masyarakat dunia. Dan sebelum itu, semua akan bergantung kepada kepiawaian kita menyampaikan pesan kepada sesama muslim terlebih dahulu.

Sebab yang akan berdiri di barisan paling depan untuk menghalang-halangi tegaknya sistem Islam tidak lain dan tidak bukan adalah justru umat Islam sendiri. Mereka ini sebenarnya korban dari pengrusakan fikrah yang disengaja secara sistemik, sehingga Islam justru diinjak-injak oleh umatnya sendiri.

Tidak kah kita masih ingat, siapakah orang yang paling bertanggung-jawab atas runtuhnya khilafah Islamiyah di Turki? Ya, dialah Mustafa Kemal Pasya, yang notabene agamanya justru Islam. Dia bukan yahudi, bukan nasrani, bukan pula majusi. Dia adalah seorang muslim yang tidak mau dibilang kafir. Tapi kelakuannya melebihi yang bisa dilakukan oleh seorang iblis sekalipun.


Jadi sebenarnya masalah besar kita bukan ada di pihak lawan, tapi ada di dalam diri kita sendiri. Masih begitu banyak umat Islam yang belum paham, tidak yakin dan masih bimbang atas agamanya sendiri. Mereka lebih kagum kepada sistem buatan manusia, ketimbang sistem buatan Allah SWT.
Wallahu a''lam bishshawab, wassalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc


Tambahan : tugas para ulama dan kita sebagai muslim untuk menyebarkan tentang khilafah di tengah tengah masyarakat agar yang belum ngerti menjadi ngerti yang belum paham menjadi paham , jangan sampai sistem islam khilafah ini malah berhasil di propogandakan oleh kaum kafir ... agar citranya menjadi negatif ... dan ke inginan khilafah bukanlah milik HT tapi milik seluruh umat dunia ... sehingga yang mengaku muslim bangkitlah dengan islam .. bangkitlah dengan mau di atur dengan sistem islam , bukan sistem kapitalis .....

Memotret Peristiwa Tunisia

Memotret Peristiwa Tunisia

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan hadits dari ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Sebaik-baik pemimpin kalian adalah mereka yang kalian mencintainya dan mereka mencintai kalian; mereka memberkati kalian dan kalian memberkatinya. Sementara seburuk-buruk pemimpin kalian adalah mereka yang kalian membencinya dan mereka membenci kalian; kalian melaknat mereka dan mereka melaknat kalian.”

Sungguh umat Islam sekarang ini benar-benar telah kehilangan nikmat yang sangat besar. Dan sekiranya nikmat itu ada, niscaya umat Islam hidup dalam suasana kemuliaan sepanjang hari, serta hidup dalam suasana yang mendatangkan ridha dari Dzat Yang Maha Penyayang. Nikmat yang dimaksud adalah nikmat adanya pemimpin yang kami mencintainya dan ia pun mencintai kami; kami mendoakan kebaikan kepadanya dan ia pun mendoakan kebaikan kepada kami.

Benar! Allah telah mencabut dari kami nikmat yang besar ini. Para penguasa kami sekarang ini termasuk di antara seburuk-buruk pemimpin seperti yang disebutkan oleh ash-shadiq al-mashdûq (orang yang jujur dan dapat dipercaya), nabi tercinta, Muhammad Saw, di mana kami bersaksi kepada Allah bahwa kami membenci mereka dan melaknati mereka sepanjang pagi dan sore.

Semua dari kami telah menyaksikan apa yang sedang terjadi di Tunisia al-Habib. Bahwasannya apa yang telah dan sedang terjadi di negeri Kairouan ini menunjukkan kepada kami sejauh mana murka dan kebencian umat Islam kepada penguasanya yang selama ini disembunyikan; serta mengungkapkan bahwa sebenarnya umat Islam melaknatnya sepanjang pagi dan sore.

Di sini kami tidak bermaksud membuat analisa tentang siapa yang berada di belakang insiden ini. Namun, insiden itu sangat jelas mengungkapkan hal-hal berikut:
Pertama, bahwa masalah di Tunisia dan negeri-negeri kaum Muslim lainnya tidak terkait dengan pribadi-pribadi tertentu. Barat, Eropa dan Amerika tidak berdaya mengubah boneka ketika itu menjadi tuntutan rakyat. Tunisia dan negeri-negeri kaum Muslim lainnya bukti atas semua itu. Sesungguhnya masalah sebenarnya yang membuat rakyat miskin, dan yang menjadikan mereka budak bagi kelompok yang menguasai mereka di Tunisia dan lainnya adalah berasal dari luar, yaitu sistem kapitalis yang rusak dan busuk, baik politik maupun ekonominya. Sehingga tidak bisa keluar dari leher botol kecuali dengan perubahan radikal yang didasarkan pada Islam, yang tercermin dalam sisten negara Khilafah. Maka, membuang Ben Ali dan lainnya di antara para pemimpin bodoh pada era saat ini ke tong sampah sejarah, namun selama sistem demokrasi, konstitusional, diktator, pemerintah “penyelamat” nasional atau persatuan nasional masih ada, tidak akan pernah memecahkan masalah, justru akan memperparah masalah. Zine El Abidine Ben Ali ini telah mengubahnya sebelum 23 tahun yang lalu atas pendahulunya (Bourguiba). Lalu, apa yang terjadi? Sungguh kezaliman dan ketidakadilan terus berlanjut hingga negeri Kairouan ini menjadi contoh dalam perang melawan Islam dan kaum Muslim.

Kedua, sesungguhnya umat Nabi Muhammad Saw bukanlah umat pengecut, serta umat yang tidak takut mati. Sehingga dengan kekuatannya akan mengubah para penguasanya jika telah menyimpang dari kebenaran, dan mengarahkannya kepada Islam. Kita semua telah menyaksikan bagaimana ribuan rakyat di Tunisia keluar ke jalan-jalan, serta bagaimana mereka menantang rezim dan tiraninya. Begitu juga kita menyaksikan ketidakmampuan para penjaga rezim menghadapi gelombang massa yang sangat besar ini. Sungguh! Para pemuda Tunisia telah membuang pembatas ketakutan antara rakyat dan para penguasannya. Dalam hal ini, kami telah menyakini sebelum mereka menyakini bahwa rezim-rezim busuk yang menempel pada umat ini lebih lemah daripada sarang laba-laba. Dan rezim manapun yang tidak memiliki dukungan rakyat akan segera runtuh meski hanya dihembus dengan angin sepoi-sepoi. Lalu, bagaimana jika dihembus dengan badai.
Ketiga, berbagai berita beredar bahwa militer menghindar dan menolak memerangi rakyat, bahkan mereka melindungi masyarakat dari polisi dan pasukan keamanan khusus di selatan negara itu. Sikap ini mengundang kebanggaan dan rasa syukur, serta poin tersendiri bagi militer. Ini menunjukkan bahwa kebaikan masih ada pada militer kaum Muslim. Sesungguhnya militer di negeri-negeri kaum Muslim adalah bagian dari umat Islam. Mereka adalah pemilik kekuatan, pengaruh dan pertolongan. Sehingga kewajiban mereka adalah bekerja untuk menghilangkan hambatan-hambatan fisik yang menghambat upaya menuju perubahan yang sebenarnya, dan memberikan kekuasaan pada rakyat agar mereka memilih orang yang akan memimpin mereka berdasarkan akidah (ideologi) umat.

Dan terakhir, kami begitu hormat dan meminta kepada mereka yang ikhlas di antara kaum intelektual, para tokoh, serta berbagai gerakan Islam di Tunisia, dan yang lainnya agar mendorong peristiwa tersebut ke arah yang benar, tidak tertipu oleh trik dan upaya tambal sulam rezim berkuasa, serta waspada terhadap Barat, sebab apabila Barat merasa adanya nada yang benar dan ketulusan dalam melakukan perubahan yang tidak berdasarkan peradabannya, maka Barat segera menciptakan kekacauan dengan berbagai pertentangan dan perselisihan. Sementara mereka yang ikhlas tidak akan rela kecuali berhukum dengan syariah (hukum atau perundang-undangan) dari Tuhan yang menciptakannya dan mewajibkannya hidup dengan satu sistem, yaitu sistem Khilafah. “Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan

dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” (TQS. Al-Mulk [67] : 14).
Dan hendaklah mereka bekerja dan berjuang bersama orang-orang yang berusaha mengembalikan sistem Khilafah. Sungguh, ini merupakan langkah yang tepat dan benar untuk melakukan perubahan.

Ya Allah jadikan mereka di antara orang-orang yang mau mendengarkan nasihat dan masukan. Kemudian mereka memilih dan mengikuti apa yang terbaik.
Dan seruan kami terakhir adalah segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Sumber: hiz-ut-tahrir.info, 19/01/2011

Riset 'Bodong' SETARA Institute Cs, Kontribusi Hancurkan Moral Bangsa

----- Forwarded by warehouse_mpc/Logistik/IALK on 02/02/2002 12:55 AM ----- Siti Amanah
Sent by: mediaumat@yahoogroups.com
01/22/2011 11:03 AM

Please respond to
mediaumat@yahoogroups.com

To
MU
cc

Subject
[mediaumat] waspadalah .....Riset 'Bodong' SETARA Institute Cs, Kontribusi Hancurkan Moral Bangsa





Riset 'Bodong' SETARA Institute Cs, Kontribusi Hancurkan Moral Bangsa
CAP RADIKAL yang disematkan Setara Institute terhadap ulama dan pimpinan ormas Islam adalah makar dan pemutarbalikan fakta. Bukan hanya itu, LSM pengasong ideologi SEPILIS (sekularisme, pluralism dan liberalism) tersebut telah mencemarkan nama baik ulama dan pimpinan ormas Islam. Patut digarisbawahi, selama ini, keberadaan ormas Islam berfungsi sebagai benteng penjaga moral dan akidah umat dari kemaksiatan, penyimpangan, dan kesesatan. Pekerjaan dakwah ini seharusnya mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Negara. Tapi apa yang terjadi, LSM-LSM komparador seperti Setara Institute justru membiarkan aliran sesat marak di mana-mana, mendukung kemaksiatan merajalela, dan menjadi pembela para peleceh Islam, dan satu hal lagi, anti dengan syariat Islam. Setara Institute dan konco-konconya juga menjadi agen Barat (terutama AS), dan mensupport sistem ekonomi neo-liberal (neolib).

Ini menunjukkan LSM yang didirikan Abdurrahman Wahid ini turut berkontribusi menghancurkan moral bangsa. Setara Institute cs tidak peduli dengan dekadensi moral umat yang kian memprihatinkan. Setara Institute jelas-jelas ingin memperkeruh suasana dengan mengadopsi strategi kolonial: melancarkan politik devide et impera (Politik adu domba) antar ormas Islam yang satu dengan ormas Islam lainnya. Termasuk mengompori para pimpinan ormas Islam. Jelas sekali, Setara Institute dan teman sejenisnya menjadi Tukang Kompor alias Provokator radikal. Tanpa disadari, HTI dijadikan narasumber oleh Setara Institute untuk menelanjangi FUI. Tujuannya bisa dipastikan untuk membenturkan sesame ormas Islam. Islamphobi telah melekat pada diri aktivis Setara dan partnernya.

....Setara Institute jelas-jelas ingin memperkeruh suasana dengan mengadopsi strategi kolonial: melancarkan politik devide et impera (Politik adu domba) antar ormas Islam yang satu dengan ormas Islam lainnya....


Dengan mengatasnamakan riset, Setara Institute melakukan penelitian berjudul “Radikalisme Agama di Jabotabek & Jawa Barat” – Implikasinya terhadap Jaminan Kebebasan Beragama/Berkeyakinan. Riset yang dikarang-karang itu berkisah tentang radikalisme agama di Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) serta Jawa Barat. Tujuannya, ingin menyajikan wajah-wajah organisasi Islam yang menurutnya, dianggap mengganggu jaminan kebebasan beragama/berkeyakinan. Setara Institute adalah organisasi perhimpunan yang didirikan oleh 28 individu (termasuk Gus Dur di dalamnya) yang memiliki cita-cita mewujudkan masyarakat yang liberal, sekuler, dan plural. Salah satu perhatian utama LSM komparador ini adalah turut serta berkembangnya paham aliran sesat di Indonesia, membiarkan dan membela kemaksiatan merajalela di bumi ini. Atas nama toleransi, demokrasi dan HAM, NGO yang satu ini selalu usil dan mencari-cari celah memberi stigmatisasi kepada para ulama yang selama ini berjuang membela Islam. Setara Institute dan partnernya sesama pengasong Sepilis (sekularisme, pluralisme dan liberalisme) sedemikian paranoid dengan banyaknya bermunculan ormas Islam yang ingin negeri ini aman, diberkahi dan terhindar dari musibah dan bencana. Riset Ngawur Ada lima bab yang dilaporkan dalam penelitian tendensiusnya itu, meliputi: Bab I (Pendahuluan), Bab II (Genealogi Islam Radikal), Bab III (Potret Radikalisme di Perkotaan), Bab IV (Ragam Wajah Satu Cita-cita), Bab V (Wajah Para Pembela Islam), Bab VI (Masa Depan Jaminan Kebebasan Beragama/Berkeyakinan). Dalam Bab II misalnya, Setara Institute menjabarkan Masyumi dan Darul Islam, Dari DDII ke Islam Transnasional dan Islam Radikal Lokal; Gelombang Radikalisasi Islam; Konteks Radikalisasi Islam di Jakarta dan Jawa Barat. Pada Bab IV, juga dipaparkan ihwal Aktor, Basis Massa, Rekruitmen Anggota, Dana, Aliran dan Doktrin Ajaran, Agenda Aksi, Strategi Dan Taktik, Dinamika Perpecahan.

Setara Institute dengan bernafsunya juga menelanjangi ormas Islam dan para pimpinannya yang selama ini giat membela Islam. Ormas Islam yang dibidik itu antara lain: FUI (Forum Umat Islam), FPI (Front Pembela Islam), GARIS (Gerakan Reformis Islam), FAPB (Front Anti Pemurtadan Bekasi), FUI (Forum Ukhuwah Islamiyah) Cirebon, Tholiban. Termasuk Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII).

....Setara Institute dengan bernafsunya juga menelanjangi ormas Islam dan para pimpinannya yang selama ini giat membela Islam....

“Dengan mengenali organisasi-organisasi Islam radikal, diharapkan sejumlah langkah dapat dilakukan oleh Negara untuk menghapus intoleransi dan diskriminasi agama/keyakinan. Kami juga merekomendasi penelitian ini, agar Negara dapat menegakkan hukum bagi para pelaku kekerasan, intoleransi, dan diskriminasi dan melakukan deradikalisasi pandangan, prilaku dan orientasi keagamaan melalui kanal politik dan ekonomi,” kata Peneliti Setara Institute Ismail Hasani sewot.


Akidah Umat Tumbuh Berbagai peristiwa yang dibeberkan Setara Institute dengan menggunakan bahasa “Kekerasan” sangat tidak tepat dan cenderung tendensius. Gelombang protes yang dilakukan masyarakat terhadap bermunculan aliran sesat, kemaksiatan, pelanggaran tempat ibadah non Muslim, sesungguhnya adalah telah tertanamnya tauhid dan akidah umat yang kuat. Di sisi lain, merupakan keberhasilan dakwah yang disampaikan para ulama dan peran serta Ormas Islam. Bersamaan dengan itu, kesadaran beragama umat tumbuh dan berkembang. Harus diakui Pemerintah belum maksimal dalam menegakkan supremasi hukum. Sudah jelas aturan tentang SKB Tiga Menteri tentang rumah ibadah, namun pemerintah tidak bisa menindak para pelanggar yang menjadi rumah dan ruko sebagai tempat ibadah illegal. Siapa sesungguhnya yang melakukan pelanggaran? Jelas mereka dan para pendukungnya. [Desastian]

http://www.voa-islam.com/islamia/liberalism/2011/01/15/12804/riset-bodong-setara-institute-cs-kontribusi-hancurkan-moral-bangsa/

Ini Dia Hal Yang Harus Anda Waspadai Saat Si Kecil Menonton TV

Siti Amanah
Sent by: mediaumat@yahoogroups.com
01/22/2011 11:29 AM
Please respond to
mediaumat@yahoogroups.com

To
MU
cc

Subject
[mediaumat] Ini Dia Hal Yang Harus Anda Waspadai Saat Si Kecil Menonton TV






Ini Dia Hal Yang Harus Anda Waspadai Saat Si Kecil Menonton TV

Sudah banyak penelitian yang menyebutkan dampak buruk televisi pada anak-anak. Sebagai orangtua, Anda dan pasangan pun harus mewaspadai lima hal ini, saat membiarkan anak menonton televisi.

Menurut American Academy of Pediatrics (Organisasi Dokter Anak di AS), anak-anak di bawah dua tahun tidak boleh menonton televisi. Namun tidak sedikit orangtua yang terkadang membiarkan balita-balita mereka ikut menonton acara televisi favorit.


Apapun pilihannya, sebagai orangtua Anda tetap harus mewaspadai dampak televisi terhadap anak. Saat membiarkan anak menonton televisi, ingatlah lima hal di bawah ini, seperti dilansir Fit Pregnancy:


1. Anak-anak jangan pernah dibiarkan menonton acara televisi yang menampilkan kekerasan. Meskipun acara tersebut kartun, tetap saja kalau ada kekerasan di dalamnya, segera matikan televisi atau jauhkan anak dari hal tersebut.


Membiarkan anak menonton televisi yang menampilkan acara untuk orang dewasa, sinetron misalnya, juga sebuah kesalahan. Acara orang dewasa yang kerap mempertontonkan kekerasan bisa menyebabkan anak bermimpi buruk, agresif dan kelelahan.


2. Sekarang ini cukup banyak acara televisi yang diklaim bisa membuat bayi atau balita cepat pintar. Namun kenyataannya, dengan lebih banyak menghabiskan waktu di depan televisi artinya semakin sedikit juga waktu untuk mereka beraktivitas. Padahal aktivitas di luar menonton televisi, seperti bermain bisa mengembangkan otak dan tubuhnya. Ketimbang menonton televisi, kenapa tidak ajak anak Anda untuk membaca, banyak bergerak atau berinteraksi dengan orang lain.


3. Penelitian menunjukkan dua jam waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi di masa kanak-kanak bisa menyebabkan sejumlah masalah seperti terlalu minta perhatian, sulit tidur dan kegemukan.

4. Kalau sampai terpaksa anak Anda menonton televisi, pilih acara yang tidak ada iklannya. Anak-anak adalah masa di mana mereka mudah dipengaruhi dan tak bisa membedakan mana yang iklan atau bukan.


5. Sekali lagi, jika anak terpaksa menonton televisi, selalu dampingi dia. Ajak ngobrol si kecil bila memungkinkan
(sydh/dtc)


http://www.voa-islam.com/muslimah/pendidikan/2011/01/15/12807/ini-dia-hal-yang-harus-anda-waspadai-saat-si-kecil-menonton-tv/

__._,_.___

Friday, August 20, 2010

Ramadhan: Saatnya Mengubur Sekularisme dan Menegakkan Syariah Islam Secara Total

Ramadhan: Saatnya Mengubur Sekularisme dan Menegakkan Syariah Islam Secara Total
[Al Islam 518] Ramadhan memang belum tiba. Namun, kita tinggal menghitung hari menyambut kedatangan bulan suci di tahun 1431 H ini.
Ramadhan adalah bulan agung. Kedatangannya perlu disambut dengan penuh kegembiraan dan penghormatan yang agung pula. Apalagi kedatangan Ramadhan cuma setahun sekali. Keagungan Ramadhan diisyaratkan oleh sejumlah nash al-Quran maupun as-Sunnah, baik secara langsung maupun tak langsung; di antaranya saat Allah SWT menegaskan bahwa pada bulan Ramadhanlah al-Quran Mulia diturunkan (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 185). Karena itu, kaum Muslim menyebut Ramadhan sebagai ‘bulan al-Quran’ (syahr al-Qur’an); selain karena di bulan inilah kaum Muslim lebih banyak lagi membaca al-Quran dibandingkan dengan di bulan-bulan lain.
Selain itu, di bulan Ramadhan pula terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yakni Lailatul Qadar (QS al-Qadar [97]: 1), yang banyak dirindukan oleh kaum Muslim. Karena itu, kaum Muslim pun menyebut Ramadhan sebagai ‘bulan keberkahan’ (syahr[un] mubarak); selain karena di bulan ini pula Allah SWT melimpahkan pahala yang berlipat ganda hingga ratusan kali lipat untuk setiap amal salih dibandingkan dengan di bulan-bulan lain. Rasulullah saw. pun bersabda:
قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانَ شَهْرٌ مَبَارَكٌ اِفْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيْهَ أَبْوَابُ الجَنَّةِ وَ تُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الجَحِيْمِ وَ تُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرُ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan keberkahan. Allah telah mewajibkan kalian shaum di dalamnya. Di bulan itu pintu-pintu surga di buka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Di bulan itu pula terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan (HR an-Nasa’i dan al-Baihaqi).
Karena itu, layaknya kedatangan ‘tamu agung’, seorang Muslim yang cerdas tentu akan melakukan persiapan yang optimal-dengan mempersiapkan bekal iman, ilmu maupun amal shalih-dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan ini. Tentu amat mengherankan jika kedatangan sesuatu yang agung hanya disambut dengan persiapan yang alakadarnya, dengan sambutan yang juga biasa-biasa saja, tanpa ekspresi kegembiraan sama sekali.
Dengan persiapan iman, ilmu dan amal shalih, saat Ramadhan tiba setiap Muslim tentu akan siap untuk mengisi hari-hari Ramadhan dengan ragam amal shalih: shaum, qiyamul lail, tadarus al-Quran, bersedekah, mendatangi kajian-kajian keilmuan, meningkatkan aktivitas dakwah dan melakukan banyak amal shalih lainnya. Semua itu dilakukan tentu dalam rangka semakin mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT.
Hakikat Taqarrub illa Allah
Di dalam sebuah hadis qudsi, Baginda Rasulullah saw. pernah bersabda, bahwa Allah SWT telah berfirman:
وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِيْ بِشَيْءٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ ، وَ لاَ يَزاَلُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
Tidaklah hamba-Ku ber-taqarrub kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih aku sukai daripada menunaikan kewajiban yang telah Aku perintahkan kepadanya. Hamba-Ku selalu ber-taqarrub kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku mencintainya (HR al-Bukhari).
Berdasarkan hadis qudsi ini, hal yang paling utama yang bisa mendatangkan cinta Allah SWT bagi seorang Muslim adalah melakukan semua kewajiban, termasuk di dalamnya meninggalkan semua keharaman; kemudian dibarengi dengan bersungguh-sungguh mengerjakan banyak amalan sunnah serta meninggalkan hal-hal yang makruh dan subhat (Ibn Rajab al-Hanbali, I/25).
Menurut Abdur Ra’uf al-Minawi, yang dimaksud kewajiban dalam hadis di atas mencakup fardhu ‘ain maupun fardhu kifayah (Abdur Ra’uf al-Minawi, I/515).
Di antara kewajiban terpenting sekaligus terbesar atas kaum Muslim adalah menegakkan hukum-hukum Allah SWT (syariah Islam) dalam seluruh aspek kehidupan; baik dalam tataran individual, sosial maupun negara. Alasannya jelas, sebagaimana menurut al-Minawi di atas, kewajiban dalam Islam ada dua. Pertama: fardhu ‘ain (kewajiban individual) seperti shalat, shaum, haji, menuntut ilmu, melakukan amar makruf nahi mungkar, dll. Kedua: fardhu kifayah (kewajiban kolektif), seperti membentuk jamaah yang beraktivitas mendakwahkan Islam dan melakukan amar makruf nahi mungkar serta mendirikan Khilafah (membaiat seorang khalifah) yang akan menegakkan syariah Islam secara formal dalam negara serta untuk menyebarluaskan Islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad.
Namun sayang, bukan hanya di bulan Ramadhan, di bulan-bulan lain pun, kebanyakan kaum Muslim hanya ber-taqarrub dengan menunaikan kewajiban-kewajiban individualnya saja plus beberapa perkara sunnah. Adapun fardhu kifayahnya mereka tinggalkan. Buktinya, saat ini jauh lebih banyak kaum Muslim yang tak peduli terhadap tidak diterapkannya syariah Islam dalam sebagian besar aspek kehidupan mereka dibandingkan dengan mereka yang peduli dan mau berjuang untuk menegakkannya. Padahal, hanya dengan melaksanakan semua kewajiban (baik fardhu ‘ain maupun fardu kifayah)-tentu dengan meninggalkan semua keharaman-itulah setiap Muslim benar-benar bisa dikatakan sebagai orang bertakwa, sebagai ‘buah’ dari puasa yang dia lakukan selama bulan Ramadhan.
Hakikat Takwa
Ibadah puasa di bulan Ramadhan ini, sebagai salah satu bentuk aktivitas taqarrub kepada Allah SWT, pada akhirnya memang diharapkan dapat mewujudkan ketakwaaan pada diri setiap Muslim:
يٰأَيُّهَا الَّذينَ ءامَنوا كُتِبَ عَلَيكُمُ الصِّيامُ كَما كُتِبَ عَلَى الَّذينَ مِن قَبلِكُم لَعَلَّكُم تَتَّقونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa (QS al-Baqarah [2]: 183).
Menurut al-Jazairi, frasa “agar kalian bertakwa” bermakna: agar dengan shaum itu Allah SWT mempersiapkan kalian untuk bisa menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya (Al-Jazairi, I/80).
Saatnya Mengubur Sekularisme
Jika ‘buah’ dari puasa adalah takwa, tentu idealnya kaum Muslim menjadi orang-orang yang taat kepada Allah SWT tidak hanya di bulan Ramadhan saja; juga tidak hanya dalam tataran ritual dan individual semata. Ketakwaan kaum Muslim sejatinya terlihat juga di luar bulan Ramadhan sepanjang tahun, juga dalam seluruh tataran kehidupan mereka.
Sayang, faktanya yang terjadi malah sebaliknya. Pertama: Setelah Ramadhan, kaum Muslim-yang sebelumnya berusaha ber-taqarrub kepada Allah SWT untuk meraih takwa dengan puasa dan seluruh amal shalih yang mereka lakukan-justru kembali jauh dari Allah SWT dan kembali melakukan ragam kemaksiatan kepada-Nya. Banyak wanita Muslimah yang kembali memamerkan auratnya, padahal saat Ramadhan mereka menutupnya rapat-rapat. Banyak masjid kembali sepi, padahal saat Ramadhan ramai dikunjungi. Acara-acara di televisi kembali menampilkan acara-acara berbau pornografi/pornoaksi, padahal selama Ramadhan mereka menyiarkan acara-acara religi. Banyak tempat-tempat maksiat dibuka kembali, padahal selama Ramadhan ditutup. Penguasa dan banyak pejabat kembali melakukan korupsi dan mengkhianati rakyat, padahal selama Ramadhan mungkin mereka berusaha berhenti dari perbuatan-perbuatan tercela tersebut. Bagi orang-orang semacam ini, tentu puasa tak ada artinya. Inilah yang diisyarakat Baginda Nabi saw.:
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ
Betapa banyak orang berpuasa tidak mendapatkan apapun selain rasa laparnya saja (HR Ahmad).
Kedua: Setelah Ramadhan, sekularisme (pengabaian agama [syariah Islam] dari kehidupan) tetap mendominasi kehidupan kaum Muslim. Setelah Ramadhan, tak ada dorongan dari kebanyakan kaum Muslim, khususnya para penguasanya, untuk bersegera menegakkan hukum-hukum Allah SWT secara formal dalam segala aspek kehidupan melalui institusi negara. Bahkan di antara mereka ada yang tetap dalam keyakinannya, bahwa hukum-hukum Islam tidak perlu dilembagakan dalam negara, yang penting subtansinya. Anehnya, pemahaman seperti ini juga menjadi keyakinan sebagian tokoh-tokoh agama Islam. Keyakinan semacam ini hanya menunjukkan satu hal: mereka seolah ridha dengan hukum-hukum sekular yang ada (yang nyata-nyata kufur) dan seperti keberatan jika hukum-hukum Islam diterapkan secara total oleh negara dalam seluruh aspek kehidupan mereka. Padahal Abu Abdillah Jabir bin Abdillah al-Anshari ra. telah menuturkan riwayat sebagai berikut:
أنَّ رجلاً سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: “أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ الْمَكْتُوْبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ الْحَلاَلَ، وَحَرَّمْتُ الْحَرَامَ، ولَم أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شيئاً، أَدْخَلُ الجَنَّةَ؟ قَالَ: نَعَمْ”
Seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah saw., “Bagaimana pendapat engkau jika saya telah menunaikan shalat-shalat wajib, melakukan shaum Ramadhan, menghalalkan yang halal dan meninggalkan yang haram, sementara saya tidak menambah selain itu; apakah saya masuk surga?” Rasul saw. menjawab, “Benar.” (HR Muslim).
Berdasarkan hadis ini, meninggalkan keharaman adalah syarat untuk bisa masuk surga. Di antara keharaman yang wajib ditinggalkan tentu saja adalah berhukum dengan hukum-hukum kufur. Apalagi Allah SWT tegas menyatakan bahwa siapapun yang berhukum dengan selain hukum Allah SWT bisa bertatus kafir, zalim atau fasik (Lihat: QS al-Maidah [5]: 44, 45, 47).
Karena itu, agar kita tidak termasuk golongan orang-orang kafir, zalim atau fasik maka tentu kita harus segera menegakkan semua hukum-hukum Allah SWT melalui institusi negara. Sebab, hanya melalui institusi negaralah hukum-hukum Islam dalam seluruh aspek kehidupan manusia-dalam bidang ekonomi, politik, pemerintahan, pendidikan, peradilan, keamanan, dll-dapat benar-benar ditegakkan.
Karena itu pula, hendaknya seluruh kaum Muslim, khususnya di negeri ini, menjadikan Ramadhan kali ini sebagai momentum untuk segera mengubur sekularisme, kemudian menggantinya dengan menerapkan syariah Islam secara total dalam seluruh aspek kehidupan melalui institusi negara, yakni Khilafah ar-Rasyidah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah. Itulah wujud ketakwaan sejati. Itulah pula yang menunjukkan bahwa kita benar-benar sukses menjalani puasa sepanjang bulan Ramadhan. Wallahu a’lam bi ash-shawab. []
Komentar alislam:
DPR kini menganggarkan pembangunan rumah aspirasi per daerah pemilihan sebesar Rp 112 miliar pertahun (Okezone.com, 3/8/2010).
Itulah demokrasi! Wakil rakyat sering hanya memikirkan diri sendiri, sementara rakyat mereka abaikan
http://hizbut-tahrir.or.id/2010/08/04/ramadhan-saatnya-mengubur-sekularisme-dan-menegakkan-syariah-islam-secara-total/
__._,_.___

Barat Kembali Ketar Ketir, Hizbut Tahrir Gunakan Balai Kota Menggelar Pertemuan Publik di Melbourne Australia

Barat Kembali Ketar Ketir, Hizbut Tahrir Gunakan Balai Kota Menggelar Pertemuan Publik di Melbourne Australia
- Para pembenci Islam yang mengaku dirinya pembela kebebasan kebakaran jenggot dengan gencarnya dakwah Islam di Barat, terutama yang dilakukan oleh para pemuda Hizbut Tahrir. Di Australia, baru-baru ini ramai dibicarakan tentang sebuah kelompok yang menyerukan Khilafah itu. Pasalnya, Hizbut Tahrir di Melbourne berhasil menggelar sebuah pertemuan tentang isu Palestina di sebuah balai kota di Melbourne, Ahad, 01/08/2010.
Beberapa media mengangkat isu tersebut serta mempersoalkan berlangsungnya sebuah pertemuan oleh Hizbut Tahrir di Melbourne, kota besar kedua di Australia. Seperti biasa, beberapa media senantiasa meneruskan tuduhan palsunya atas partai yang berdiri di Baitul Maqdis tersebut, termasuk di dalamnya memberikan opini palsu atas partai Islam internasional itu.
Heraldsun menulis dengan judul "Seruan pelarangan radikal Islam setelah pertemuan publik di Melbourne". Sebelumnya, media tersebut mengangkat berita dengan judul "Kelompok ekstrimis menyewa balai kota untuk menggembar-gemborkan penentangan Demokrasi". Sementara media milik Yahudi menulis judul "Komunitas Yahudi Melbourne memperingatkan Dewan tentang kelompok ekstrim".
Seperti dikabarkan oleh Heraldsun, Hizbut Tahrir telah membayar $300 pada Dewan Moreland Merlbourne untuk penggunaan tempat pertemuan Brunswick Town Hall. Para pemuda Hizbut Tahrir itu mengadakan sebuah pertemuan publik yang mengangkat isu seputar Palestina.
Sebelumnya kelompok ini telah menggelar Konferensi Khilafah pada bulan terakhir mendesak kaum Muslim untuk mencampakkan demokrasi. Usai kegiatan itu, syariah dan Khilafah menjadi perbincangan publik di Australia.
Pimpinanan Eksekutif Moreland, Peter Brown membela keputusan dewan yang memungkinkan konferensi tersebut berlanjut, dan Hizbut Tahrir tidak dilarang di Australia.
Brown mengatakan bahwa dewan mendukung budaya dan agama inklusif. Pertnow menulis pandangan Hizbut Tahrir bahwa "demokrasi sebagai sebuah ide bangkrut dan tidak rasional" dan "semua indikator menunjukkan penurunan dan keruntuhan tak terhindarkan dari ideologi Barat".
ASIO dan beberapa agen mata-mata Barat menyarankan pelarangan kelompok tersebut akan mendorong lebih lanjut para pendukung bawah tanah.
Beberapa orang hadir dalam pertemuan tersebut, termasuk tiga perwira kepolisian dan seorang agen Polisi Federal.
Brown mengatakan dia disarankan oleh polisi pekan lalu bahwa Hizbut Tahrir tidak menyajikan resiko bahaya.
"Keputusan Dewan untuk menerima pesanan tempat datang setelah menerima saran dari Kepolisian Federal Australia dan Polisi Victoria bahwa kelompok itu tidak ada ancaman dan tidak dilarang," kata Brown.
"Keputusan ini didasarkan pada keyakinan yang kuat kita dalam kebebasan politik dan agama tetapi dewan akan tetap waspada dan memastikan bahwa fasilitas kota kita tidak digunakan untuk menghasut kekerasan, rasisme, seksisme atau intoleransi agama," lanjutnya lagi.
"Etos kami adalah "satu komunitas kebanggaan beragam", dan dengan itu kami mengundang perdebatan politik, tetapi kami akan selalu melindungi. Bahwa dalam proses ini, semua warga kita diperlakukan dengan hormat untuk membuat Moreland sebagai tempat tinggal yang tepat."
Penasihat Moreland Lambros Tapinos menyatakan memberikan suara menentang kelompok tersebut menggunakan balai kota berdasarkan pesan yang bisa melanggar diskriminasi dan ras kebencian pada hukum.
Profesor Greg Barton pakar teroris dari Monash University menyatakan ketidaksetujuannya bila kelompok tersebut dilarang.
"Jika mereka dilarang dan dinyatakan sebagai kelompok berbahaya, mungkin memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan untuk membuat mereka lebih populer, lebih tegang dan memberikan mereka jalan lebih kredibel diantara anak muda yang sedang bermain-main dengan ide-ide ekstrimis."
Hizbut Tahrir Australia mengeluarkan pernyataan tentang konferensi berjudul "Israel sebuah pendudukan yang harus dibalik".
"Solusi Islam apapun atas pendudukan militer yang tidak adil adalah harus ditolak dan dibalikkan baik itu di Palestina, Chechnya, Kashmir atau tempat lainnya," katanya, menambahkan bahwa Islam tidak menentang Yahudi.
Dinyatakan pula bahwa Islam merupakan sebuah pesan yang ditujukan untuk semua umat manusia, tanpa membedakan ras atau etnis.
"Tidak ada ruang anti Semitisme atau bentuk lain dari rasisme dalam Islam. Di Palestina, Islam bertentangan dengan 'Israel' tidak dalam kapasitas mereka sebagai orang Yahudi, tetapi dalam kapasitas mereka sebagai penjajah dan agresor," tegasnya.
Demikianlah, dakwah Islam di Benua Australia semakin menjadikan Islam, Syariah dan Khilafah membahana di seantero dunia. Jika di Barat saja demokrasi dicampakkan dan Islam diperjuangkan, lalu atas alasan apa kaum Muslim di negeri ini malah mencampakkan Islam dan membanggakan demokrasi?
Pada suatu saat nanti, janji-Nya pasti, bahwa Islam akan meliputi ujung Barat dan Timur dunia. Di saat itulah, Islam sebagai rahmat bagi semesta alam terwujud nyata dan umat manusia berbondong-bondong masuk ke dalam Islam. Insya Allah, tak lama lagi! [m/f/heraldsun/syabab.com]
__._,_.___