Monday, January 5, 2015

Omdo


ADA YANG MENGATAKAN HIZBUT TAHRIR HANYA OMONG DOANG;
BERPUTAR DARI KONFERENSI KE KONFERENSI, SEMINAR KE SEMINAR,
DARI KUMPUL-KUMPUL KE KUMPUL-KUMPUL LAGI.

Pernyataan omong doang jelas salah besar. HT tidak hanya omong,
namun melakukan dengan serius apa yang dikatakan. Ketika mengatakan,
wajib menegakkan Khilafah, HT serius berjuang mewujudkannya. Di
antara bentuk keseriusannya adalah menyusun berbagai kitab yang
menjelaskan secara detail seluk-beluk sistem pemerintahan Khilafah,
sistem ekonomi, sistem pergaulan, rancangan UUD, dan lain. Disusun
juga metode dalam menegakkan Khilafah dan diaplikasikan dalam bentuk
partai yang solid.

Ketika mengatakan, wajib melakukan tatsqîf atau pembinaan, membangun
opini umum di tengah umat, dan melakukan thalab al-nushrah, maka
semuanya dikerjakan HT dengan penuh kesungguhan.
TAPI, KAN SEMUA AKTIVITAS ITU MASIH DIDOMINASI KEGIATAN BICARA?

Jangan remehkan bicara! Bukankah kita menjadi pintar dan menguasai
banyak ilmu karena ada para guru dan ustadz yang berbicara mengajari
kita? Bukankah rakyat negeri ini bangkit melawan penjajah karena ada
yang bicara meneriakkan tentang kewajiban jihad melawan kafir penjajah?

Apalagi dakwah bukan sembarang bicara. Dalam dakwah, isinya adalah
ajakan kepada manusia untuk mengikuti Islam. Ini adalah aktivitas mulia
dan diperintahkan Islam. Allah SWT pun menyebut dakwah sebagai
perkataan paling baik: Wa man ahsanu qawl[an] mimman dâ’a ilâl-Lâh
(Siapakah yang lebih baik ucapannya daripada orang yang mengajak
kepada Allah)?

Saat Rasulullah saw. ditanya, “Ayyu al-jihâd afdhal (Apakah jihad yang
paling utama)?” Beliau menjawab, “Kalimat haqq ‘inda sulthân jâir
(Kalimat yang benar yang disampaikan kepada penguasa yang jahat).
Jika pelakunya dibunuh, ia dikategorikan sebagai sayyid asy-syuhadâ
(pemimpin para syuhada).

Lihatlah apa yang pertama kali dilakukan Rasulullah saw. untuk
membangun peradaban, mewujudkan masyarakat Islami, serta
menegakkan Daulah Islamiyah. Beliau tidak membangun gedung, rumah
sakit, pasar, sekolah, dan lain-lain. Yang beliau lakukan adalah dakwah,
mengajak umat memeluk Islam. Beliau terus melakukan dakwah meskipun
menghadapi berbagai rintangan dan hambatan. Akhirnya, ada Kabilah Aus
dan Khazraj beserta para pemimpinnya menerima dakwah beliau. Lalu
mereka menyerahkan kekuasaannya kepada Rasulullah saw. hingga
akhirnya beliau bisa mendirikan Daulah Islamiyah di Madinah.
Nah, setelah Daulah Islamiyah berdiri, Islam bukan hanya diucapkan dan
dijelaskan lewat kata-kata, tetapi diterapkan secara nyata dalam
kehidupan. Nasib umat Islam juga berubah. Tidak lagi tertindas dan
menderita seperti sebelumnya. Mereka menjadi umat yang kuat dan
disegani. Penduduk Makkah yang sebelumnya sulit menerima dakwah,
ditaklukkan dan mereka masuk Islam.

Itu pula yang sekarang dilakukan HT. Sejak awal berdiri, yang dilakukan
HT adalah dakwah. Konferensi, muktamar, seminar dan semacamnya
hanya salah satu uslub atau cara untuk menyampaikan dakwah kepada
umat. Saya tegaskan, itu bukan satu-satunya. Jika dikatakan, “Kok sering
sekali?” Jawabannnya, sudah sering saja masih banyak yang belum
paham, apalagi jika jarang, bahkan tidak pernah!

Memang, materi yang disampaikan dalam berbagai kegiatan itu tidak
semua bisa langsung diaplikasikan. Pasalnya, untuk menerapkan itu
semua memerlukan institusi negara. Contoh, ketika kita menyebut
tambang migas, batu bara, emas, dan lain-lain harus diambil-alih oleh
negara, tentu tidak bisa dilakukan kalau institusi negaranya tidak mau
melakukan.

Oleh karena itu, siapa pun yang menginginkan HT mewujudkan semua
yang dikatakan, serahkan kekuasaan kepada HT.[Ust. Rokhmat S. Labib

HAM


Hai sobat gaulislam, pernahkah kamu melihat atau mendengar
istilah fatamorgana? Belum? Waduh, saya jelaskan dikit ya.
Fatamorgana adalah peristiwa yang kerap menipu mata para
pengelana gurun pasir yang gersang nan tandus. Dari jauh,
pengelana itu seolah melihat sesuatu di kejauhan padang pasir.
Bisa berupa air atau oase. Namun ternyata, ketika si pengelana
mendekat, air itu sirna dari pandangan. Hanya gurun pasir yang
tandus dan gersang. Tertipu deh.

Kok bisa sih? Yup, biasanya yang tertipu tersebut adalah para
pendatang yang tersesat dan kehausan, keberadaan fatamorgana ini
tentu sungguh menarik, indah, dan menjanjikan. Padahal, semua
hanya omong kosong belaka.

Lho, lalu apa hubungannya dengan HAM? Begini sobat gaulislam.
HAM, yang merupakan singkatan dari Hak Asasi Manusia dan lahir
dari konsep barat ini, memang tak ubahnya seperti fatamorgana.
Indah memesona, tapi pada hakikatnya kosong, bermuka dua,
bahkan cenderung merusak.

Pengen bukti? Nih, definisi HAM menurut perundang-undangan. UU
No. 39 Tahun 1999, tertulis: “Hak Asasi Manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh Negara, Hukum, Pemerintah dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manausia”.
Sekilas, definisi itu nampak menarik, indah, dan menjanjikan. Siapa
yang tidak mau jika hak-haknya sebagai manusia dihormati,
dijunjung tinggi, bahkan dilindungi oleh negara, hukum, atau
bahkan setiap orang? Benarkah HAM ini begitu menarik, indah, dan
menjanjikan? Mari kita lihat lebih dekat fatamorgana ini.
Lain di bibir lain di hati
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Memang, di
tanggal 10 Desember 2014 nanti akan diperingati sebagai hari HAM
sedunia. Namun kita lihat, apakah peringatan yang dilakukan setiap
tahun ini mampu mengentaskan dunia dari pelaggaran hak asasi
manusia? Nyatanya tidak. Oya, apakah kamu tahu bahwa konsep
HAM ini bahkan dilanggar sendiri oleh negara-negara barat yang
konon katanya merupakan pencetus, pejuang, dan pengusung
HAM?
Lho kok bisa? Dengan mata jernih, lihatlah apa yang terjadi, baik di
masa lalu juga di masa sekarang. Fakta menunjukkan bahwa
meskipun HAM begitu digembar-gemborkan negara-negara Barat,
nyatanya ketika Israel menyerang Palestina, merampas tanah dan
rumah atau bahkan ribuan nyawa penduduk di sana, apa yang
negara-negara barat itu lakukan? Tidak ada. Mereka bungkam.
Seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

Padahal jerit tangis dan penderitaan warga Palestina, terutama di
kota Gaza, begitu nyata terekam oleh lensa para awak media
(termasuk media internasional). Sulit dihitung dengan jari berapa
banyak foto dan video seorang ibu atau bapak sambil memangku
anaknya yang berlumuran darah. Ada yang terluka parah, atau
bahkan sudah tak bernyawa. Banyak pula rumah warga Palestina
yang ‘dirampas’ paksa oleh roket dan bom Israel.

Semuanya nyata. Semuanya ada. Bukan sulap bukan sihir. Namun
apa yang diperbuat oleh negara-negara yang mengaku sebagai
‘pendekar’ HAM juga para pengikutnya? Sekali lagi tidak ada.
Mereka bungkam. Seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Seolah
dunia sedang berjalan normal.

Sobat gaulislam, semuanya tidak berhenti di sini. Bahkan AS, yang
katanya paling getol memperjuangkan HAM, eh malah melanggar
sendiri apa yang ‘katanya’ diperjuangkannya itu dengan menginvasi
Iraq. Membuat ribuan nyawa penduduk Iraq malayang sia-sia.
Mengakibatkan lebih banyak penduduk lainnya harus mengungsi,
kehilangan rumah, harta, dan kehormatan mereka. Semuanya
dilakukan dengan dalih, memburu dan memusnahkan senjata
pemusnah massal milik rezim Saddam Husein.

Eh nyatanya, hingga saat ini, keberadaan senjata pemusnah massal
itu hanya ilusi yang sengaja dibuat untuk melegitimasi penjajahan
yang mereka lakukan di Bumi Iraq. Tidak ada yang namanya senjata
pemusnah massal. Yang ada adalah kerusakan yang ditinggalkan
tentara-tentara AS karena ambisi terselubung menguasai ladang-
ladang minyak Iraq.

Kerusakan yang dilakukan AS di Iraq terus berlanjut. Dengan alasan
memerangi IS (Islamic State), AS terus kembali berusaha
mengokohkan keberadaannya di Timur Tengah. Menggempur
berbagai titik di Iraq juga Suriah dengan bom dan rudal yang
diluncurkan dari pesawat-pesawat tempur mereka. Bro en Sis,
sekali lagi fakta yang berhasil direkam oleh media massa
menyatakan bahwa, korban jiwa akibat serangan udara AS ini
ternyata tidak hanya berasal dari para militan saja, melainkan juga
datang dari warga sipil tak bersenjata. Bahkan juga ada yang dari
kalangan anak-anak.

Lagi dan lagi, fakta jatuhnya korban dari pihak sipil ini nyata-nyata
tidak membuat AS dan sekutunya dikecam apalagi dibawa ke
pengadilan internasional sebagai terdakwa pelanggar HAM serius
yang terbukti telah menghilangkan nyawa warga sipil yang tidak
bersalah. Lagi-lagi semua penggiat HAM diam. Seolah tidak pernah
terjadi apa-apa. Seolah dunia sedang berjalan normal.

Standar ganda

Lagi dan lagi sobat muda, semuanya tidak berhenti sampai di sini.
Begitu banyak kebungkaman para penggiat HAM (termasuk Dewan
HAM PBB) ketika dihadapkan pada beragam aksi pelanggaran hak
asasi yang terjadi di berbagai belahan dunia muslim lainnya; di
Rohingya, Xinjian, Pakistan, Afganistan, dan masih banyak lagi.
Kalau ada waktu, silahkan deh cek fakta-fakta lainnya dengan cara
mengetikkan keyword ‘pelanggaran HAM terhadap umat Islam’ di
google. Atas semuanya itu, fakta kembali menegaskan bahwa para
penggiat HAM termasuk negara-negara barat pengusung HAM,
memilih bungkam.

Beda halnya ketika kasus pelanggaran HAM terjadi pada mereka di
luar kaum muslimin, para penggiat HAM langsung meradang
dengan dalih melindungi hak asasi manusia. Ketika satu saja warga
Israel terluka oleh roket pejuang Palestina misalnya, mereka
langsung mengecam. Namun ketika tank dan pesawat tempur
menghujani Palestina dengan bom hingga menewaskan ratusan
bahkan ribuan nyawa warga Palestina, mulut mereka pun bungkam.
Ini menunjukkan bahwa HAM pada pelaksanaannya memang
memiliki standar ganda. Jika yang menjadi korban adalah kaum
muslimin, lupakan. Namun jika yang menjadi korban itu nonmuslim,
perjuangkan.

Sobat gaulislam, kemunafikan pejuang HAM ini memang pada
akhirnya, disadari atau tidak, pasti menempatkan Islam dan kaum
muslimin sebagai musuh. Islam dan HAM pada kenyataannnya
ibarat minyak dan air. Tidak akan pernah bersatu. Selamanya.
Kenapa? Karena HAM yang diusung Barat sebenarnya berangkat
dari pemahamann yang bertentangan dengan syariat Islam.
Perlindungan terhadap nilai-nilai kebebasan manusia dalam HAM
sungguh sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai keislaman.
HAM ‘mengajarkan’ untuk melindungi kebebasan manusia secara
mutlak, karena menurut HAM, kebebasan adalah hak asasi setiap
manusia di muka Bumi. Tidak boleh seseorang dilarang untuk
berpendapat, memiliki, dan berperilaku sesuai kehendak hatinya.
Maka tidak heran jika ada nabi palsu tapi malah didukung bahkan
dielu-elukan. Tidak heran jika para penggambar karikatur Nabi
shalallahu ‘alaihi wa sallam malah dilindungi. Lumrah jika homo
dan lesbi dihalalkan dan bahkan dibolehkan menikah. Seseorang
yang tidak shalat, tidak memakai jilbab dan kerudung bagi
muslimah, tidak puasa, dan beragam pembangkangan terhadap
syariat Islam lainnya malah didukung. Kenapa? Karena semua itu
menurut konsep HAM barat adalah hak asasi manusia yang tidak
boleh diganggu gugat.

Islam mengatur HAM

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Islam
mengajarkan bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan,
pertimbangannya adalah halal dan haram. Jika halal, lanjutkan.
Sebaliknya, jika haram, tinggalkan.

Meskipun standarnya adalah halal dan haram, bukan berarti Islam
berlepas tangan dari yang namanya mengatur dan melindungi hak
asasi manusia. Islam justru melakukannya jauh lebih baik daripada
konsep HAM Barat yang memang disusun dari akal manusia yang
serba terbatas dan disusupi kepentingan nafsu buruk.

Standar halal dan haram yang digunakan Islam justru mengatur dan
melindungi hak-hak dasar manusia dengan sangat baik. Islam
menghukum para pelaku pembunuhan (yakni dengan menerapkan
hukum qishash), menghukum para pencuri. Selain itu, melarang
memata-matai sesama kaum muslimin, melarang merusak akal
dengan menenggak miras dan narkoba, mengharamkan merusak
nasab/keturunan dengan berzina, dan lain sebagainya. Tujuannya
apa? Tujuannnya adalah untuk melindungi hak asasi manusia itu
sendiri. Orang akan takut membunuh, mencuri, mencederai hak
orang lain.

Sobat gaulislam, kita telah sangat dekat dan melihat fatamorgana
ini. Maka, masihkah kita tidak menyadari bahwa sebenarnya konsep
HAM Barat ini pada dasarnya adalah untuk memberangus Islam dan
kaum muslimin?

Apa, kamu belum ngeh dan belum nyadar? Hmm… berarti memang
pengetahuan dan kesadaran itu penting banget lho. Bener.
So , jika kamu masih belum menyadari hal ini, coba deh baca ulang
tulisan ini dari kata pertama. Oya, tidak hanya dibaca, coba
dipikirkan dan direnungkan setiap jengkal kalimatnya. Perhatikan
juga setiap jengkal fakta tentang tentang segala kesalahan HAM ala
Barat ini.

Haruskah? Ya harus! Karena kita adalah remaja yang berbeda
dengan kebanyakan remaja lain. Kawan, kita adalah remaja muslim,
yang hari-harinya tidak hanya disibukkan dengan memikirkan hal-
hal sepele dan tiada guna; sibuk dengan sinetron, pacaran, atau
hura-hura. Kita adalah remaja muslim, yang selalu penuh gairah
dalam berlajar dan menyampaikan Islam, serta peduli terhadap
sesama dan kondisi sekitar. Itu pasti! [Farid Ab |Twtter @badiraf ]

Sunday, January 4, 2015

Hemat


HEMAT


Awal Desember tahun lalu, saya (Muhammad Ismail Yusanto) mendapat
kejutan kecil. Saat pergi ke Semarang, saya terbang bersama dengan
Presiden Jokowi. Lebih istimewa lagi, saat itu saya duduk di kelas
bisnis; bukan apa-apa, karena kelas ekonomi sudah fully booked.
Presiden Jokowi justru duduk di kelas ekonomi di deret paling belakang.
Presiden beserta rombongan yang tidak seberapa banyak masuk ke dalam
pesawat dari terminal 2F paling akhir. Tentu ia harus melewati tempat
saya duduk, terus berjalan beriring ke bagian belakang.
Saat pesawat mendarat, Presiden Jokowi turun dari pintu belakang. Saya
dan penumpang kelas bisnis lainnya menjadi bagian pertama yang turun
dari pintu depan. Para penjemput tampaknya agak kecele , karena mereka
sudah bersiap di tangga depan, ternyata Presiden turun dari tangga
belakang.

Sebelum ini, siapapun pasti tak terbayang bisa terbang satu pesawat
dengan Presiden kecuali ia menjadi bagian rombongan Presiden. Namun,
itu dulu saat Presiden selalu bepergian dengan pesawat carter, atau
malah sejak beberapa tahun lalu dengan pesawat kepresidenan. Sekarang
beda. Siapapun kini agaknya bisa terbang bersama Presiden, asal nasib
baik, jadwal terbangnya pas berbareng dengan Presiden Jokowi.
Mengapa Presiden melakukan hal yang sama sekali tidak biasa itu?
Sebenarnya bukan kali ini saja Presiden Jokowi naik pesawat komersial.
Sebelumnya, saat hendak menghadiri acara wisuda putranya di
Singapura, Presiden Jokowi juga naik pesawat komersial. Alasannya,
karena ini acara pribadi maka Presiden terbang dengan pesawat biasa.
Namun ternyata, untuk acara resmi kepresidenan menghadiri acara Temu
Kapolda dan Kapolres seluruh Indonesia di Semarang, Presiden Jokowi
juga terbang dengan pesawat komersial. Penjelasan resmi diberikan
Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, bahwa dengan terbang menggunakan
pesawat komersial kelas ekonomi, untuk satu titik kunjungan ke
Semarang kemarin, Presiden Jokowi bisa menghemat hingga Rp 120 juta.
Jika Presiden menggunakan pesawat kepresidenan dengan kapasitas
penuh, maka negara harus membayar Rp 160 juta sampai Rp 170 juta.
Jika Presiden menyewa pesawat Garuda Indonesia, biaya yang
dikeluarkan lebih mahal lagi, yakni mencapai Rp 400 juta. Dengan naik
kelas ekonomi seperti kemarin, hanya perlu biaya sekitar Rp 40 juta.
++++

Tindakan pemimpin yang memberikan contoh penghematan kepada
bawahannya, juga kepada rakyat pada umumnya, seperti yang dilakukan
oleh Presiden Jokowi jelas sangat penting dan patut diapresiasi. Apalagi
dalam situasi saat masih sangat banyak rakyat yang hidup dalam
kesusahan. Bila Presiden saja mau duduk di kelas ekonomi, mestinya
para menteri, pejabat eselon 1, termasuk para direksi BUMN, gubernur,
bupati/walikota juga tidak segan melakukan hal yang sama. Terbayang
berapa banyak penghematan yang bisa didapat. Tentu jumlahnya sangat
signifikan.

Ternyata benar. Menurut Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, usai
rapat dengan para menteri di kantornya, Jakarta, (7/11/2014), baru dua
pekan berjalan, Kabinet Kerja yang dipimpin Presiden Jokowi telah
berhasil melakukan penghematan dari anggaran perjalanan dinas, rapat
dan sejenisnya dengan total Rp 1 triliun. Ini di luar penghematan yang
ditargetkan Pemerintah sebesar Rp 43 triliun dalam APBN Perubahan
(APBN-P) 2014.

Namun, mestinya aksi penghematan tidak hanya berhenti di situ. Bila dari
aksi seperti itu saja bisa dihemat sekian triliun rupiah, sebenarnya ada
cara “penghematan” yang akan menghasilkan dana yang jauh lebih besar.
Apa itu? Melalui kewenangan Presiden sebagai kepala negara, Jokowi
bisa menghentikan semua kontrak-kontrak pengelolaan SDA seperti emas
di Papua oleh Freeport, migas di Blok Mahakam oleh Total dan di Blok
Cepu oleh Exxon Mobil, dan banyak lagi lainnya, yang selama ini jelas-
jelas telah merugikan negara.

Semua tahu, di wilayah konsesi Freeport di Grasberg tersimpan potensi
tembaga, emas dan perak dalam jumlah yang sangat besar. Menurut
Ketua KPK-N (Komite Penyelamat Kekayaan Negara), Marwan Batubara
dalam bukunya berjudul, Menggugat Pengelolaan Sumber Daya Alam,
Menuju Negara Berdaulat, kandungan logam yang terdapat pada deposit
sangat tinggi, yaitu 1,9 miliar ton. Deposit logam tersebut mengandung
potensi cadangan tembaga 18 juta ton (40, 3 miliar pond), emas 1600 ton
(52,1 juta ons) dan perak 3400 ton (111 juta ons).

Berdasarkan data-data yang ditampilkan pada Laporan Keuangan Freeport
bulan Juni 2009, diketahui bahwa cadangan emas dan tembaga tambang
Grasberg masing-masing sebesar 38,5 juta ons dan 35, 6 juta ton. Dengan
harga rata-rata emas dan tembaga sepanjang periode tambang
diasumsikan masing-masing sebesar 900 US$/ons, dan 5.000 US$/ton,
maka total potensi pendapatan emas tambang Grasberg adalah ( 38,5 juta
ons X 900US$ /ons) = 34, 65 US$ miliar. Adapun total potensi pendapatan
tembaga tambang Grasberg adalah (35, 6 juta ton X 5.000 US$/ ton) = 178
US$ miliar.

Jika diasumsikan mineral yang ditambang hanya emas dan tembaga, total
potensi pendapatan tambang Grasberg adalah sekitar US$ 212,65 miliar.
Namun, karena adanya kandungan perak dan berbagai unsur mineral
lainnya, total potensi pendapatan tambang Freeport dapat mencapai US$
300 miliar atau lebih dari Rp 3000 triliun!

Contoh lain: gas di Natuna yang jumlahnya sangat besar. Di Blok Natuna
D-Alpha saja{ diperkirakan ada 222 triliun kaki kubik gas. Inilah cadangan
terbesar di dunia yang tidak akan habis dieksplorasi 30 tahun ke depan.
Potensi gas yang recoverable sebesar 46 tcf (46,000 bcf) atau setara
dengan 8,383 miliar barel minyak (1 boe, barel oil equivalent = 5.487 cf).
Dengan potensi sebesar itu, dan asumsi harga rata-rata minyak US$ 75 /
barel selama periode eksploitasi, maka nilai potensi ekonomi gas Natuna
adalah US$ 628,725 miliar atau sekitar Rp 6.287,25 triliun (kurs US $/Rp =
Rp 10.000). Bandingkan dengan APBN 2014 yang hanya sekitar Rp 2.000
triliun. Anehnya, potensi yang demikian besar itu hingga kini dibiarkan
terus dikangkangi oleh Exxon yang telah lebih dari 25 tahun memegang
konsesi di blok itu tanpa memproduksi sama sekali.

Andai semua SDA yang demikian besar kandungannya itu bisa dikelola
oleh negara untuk sepenuhnya kesejaheraan rakyat, tentu akan didapat
“penghematan” yang nilainya bukan hanya triliunan rupiah, tetapi ribuan
triliun rupiah. Jumlah yang besar ini tentu akan sangat berarti bagi
pembangunan negara ini.

Namun, bila Presiden Jokowi terus membiarkan itu terjadi, maka itu tak
ubahnya seperti orang yang berhemat untuk “uang receh”, sementara
“uang gede” yang nilainya hingga ribuan triliun malah dihambur-hambur
kan. Rakyat pasti akan lebih senang bila Presiden mau memperjuangkan
“uang gede” itu agar benar-benar bisa dipakai untuk kepentingan rakyat,
lalu Presiden bepergian dengan naik kelas bisnis, atau naik pesawat
carter atau pesawat kepresidenan sekalipun; ketimbang Presiden
menghemat “uang receh” karena sering terbang dengan kelas ekonomi,
sementara pada saat yang sama ia membiarkan begitu saja —karena tidak
ada nyali– merebut “uang gede” dari korporat asing dan para
begundalnya di dalam negeri. Kalau begitu, apa hebatnya duduk di kelas
ekonomi? [HM Ismail Yusanto]

Sejarah khilafah itu berdarah darah dan mengerikan, benarkah?

Choirul Anam

SEJARAH KHILAFAH ITU BERDARAH-DARAH DAN MENGERIKAN,
BENARKAH?

Banyak orang yang mengatakan bahwa pihak yang menyuarakan Khilafah
tak mengerti sejarah. Kemudian dikatakan bahwa sejarah Khilafah itu
berdarah-darah. Dalam Khilafah itu isinya hanya perang dan perang,
konflik dan konflik, pembunuhan dan pembunuhan. Bahkan, para Khalifah
yang disebut sebagai Khulafa’ur Rosyidin saja wafat terbunuh.
Benarkah semua itu?
Untuk membahas ini, agar pembahasan tidak subyektif, maka akan
ditunjukkan pernyataan para sejarawan. Tentu saja para sejarawan sendiri
ada yang obyektif dan ada yang subyektif. Sebab para sejarawan sendiri
juga memiliki kepentingan dan sudut pandang tertentu dalam melihat
suatu fenomena. Namun, biasanya para sejarawan yang berbeda dengan
maisntream lebih obyektif, daripada mereka yang mengikuti mainstream.
Sebab, para pengikut maisntream biasanya dibayar dan dikontrol oleh
kekuasaan.
*****
Benarkah dalam Khilafah itu tidak ada keamanan dan kesejahteraan, serta
sejarah Khilafah itu berdarah-darah? Will Durant, dalam The Story of
Civilization, vol. XIII, hal 151 menyampaikan: "Para Khalifah telah
memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa
besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka. Para Khalifah itu juga
telah menyediakan berbagai peluang untuk siapapun yang
memerlukannya dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad
dalam wilayah yang sangat luas, dimana fenomena seperti itu belum
pernah tercatat (dalam sejarah) setelah zaman mereka.”
Apakah masa Khilafah adalah masa yang suram ataukah masa dengan
kemajuan yang mengagumkan? Durant menyampaikan: “Kegigihan dan
kerja keras mereka (para Khalifah) menjadikan pendidikan tersebar luas,
hingga berbagai ilmu, sastera, filsafat dan seni mengalami kemajuan luar
biasa, yang menjadikan Asia Barat sebagai bagian dunia yang paling
maju peradabannya selama lima abad".
Apakah Khilafah itu hanya sibuk dalam perang sehingga tidak sempat
mengembangkan saians dan tenologi serta perdaban? Tentang ini, Paul
Kennedy menulis dalam The Rise and Fall of The Great Powers: Economic
Change an Military Conflict from 1500 to 2000, ”Dalam beberapa abad
sebelum tahun 1500, Dunia Islam telah jauh melampaui Eropa dalam
bidang budaya dan teknologi. Kota-kotanya demikian luas, rakyatnya
terpelajar, perairannya sangat bagus. Beberapa kota di antaranya memiliki
universitas-universitas dan perpustakaan yang lengkap dan memiliki
masjid-masjid yang indah. Dalam bidang matematika, kastografi,
pengobatan dan aspek-aspek lain dari sains dan industri, kaum Muslim
selalu berada di depan."
Terkait dengan non-Muslim dalam Khilafah, Durant dalam The Story of
Civilization, menyampaikan: “Orang-orang Non-muslim, seiring dengan
perjalanan waktu telah menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa
mereka, padahal mereka bukan bangsa Arab, puncaknya dengan
ketundukkan mereka kepada syari'at al-Quran dan memeluk Islam.
Padahal, Belanda tidak mampu lagi mempertahankan tonggak
kekuasaannya setelah berhasil selama seribu tahun. Begitu juga pasukan
Romawi terpaksa meninggalkan tanah air pemberian Tuhan dan tidak
dapat lagi mempertahankannya, termasuk di negeri-negeri tempat
munculnya sekte Kristen di luar sekte resmi negara Byzantium.”
Apakah masyarakat dipaksa dan diintimidasi dalam urusan agama, Durant
menuturkan: “Di seluruh daerah tersebut telah tersebar luas aqidah serta
tatacara ibadah agama Islam. Penduduk daerah itu telah beriman kepada
agama baru dan mereka semua ikhlas menerimanya. Mereka berpegang
teguh kepada akidahnya dengan ikhlas dan serius, hingga dalam waktu
singkat mereka telah melupakan Tuhan mereka yang lama.
Islam telah menguasai hati ratusan bangsa di negeri-negeri yang
terbentang mulai dari China, Indonesia, India hingga Persia, Syam,
Jazirah Arab, Mesir bahkan sampai Maroko dan Spanyol.
Islam pun telah menguasai cita-cita mereka, mendominasi akhlaknya,
membentuk kehidupan-nya dan membangkitkan harapan di tengah-
tengah mereka, yang meringankan masalah maupun duka mereka. Islam
telah mewujudkan kejayaan dan kemuliaan bagi mereka, sehingga jumlah
orang yang memeluknya dan ber¬pegang teguh kepadanya pada saat ini
(1926) sekitar 350 juta jiwa. Agama Islam telah menyatukan mereka dan
melunakkan hati¬nya walaupun ada perbedaan pendapat dan latar
belakang politik di antara mereka”.
Sementara tentang posisi non Muslim dalam bidang sains dan teknologi,
disampaikan oleh Dr. William Draper, seorang sejarawan American English
dan seorang saintis menyampaikan “During the period of the Caliphs the
learned men of the Christians and the Jews were not only held in great
esteem but were appointed to posts of great responsibility, and were
promoted to the high ranking job in the government....He (Caliph Haroon
Rasheed) never considered to which country a learned person belonged
nor his faith and belief, but only his excellence in the field of
learning.” (Selama masa kekhilafahan, orang-orang terdidik dari kalangan
Kristen dan Yahudi, tidak hanya mendapatkan penghargaan besar, tetapi
juga ditunjuk untuk menempati pos-pos dengan tanggung jawab yang
besar dan dipromosikan untuk menempati posisi pekerjaan kelas atas
dalam pemerintahan... Dia (Khalifah Harun Arrosyid) tidak pernah melihat
asal kebangsaan mereka, juga keimanan dan kepercayaan mereka, tetapi
hanya melihat keistimewaan mereka dalam bidang keilmuan).
Apakah Khilafah tersebar luas itu hanya semata-mata karena penaklukan
dengan pedang dan peperangan? Mari kita simak penjelasan Henry S.
Lucas dalam bukunya yang berjudul Sejarah Peradaban Barat: “Orang-
orang Barat sering keliru memahami sifat-sifat penaklukan yang
dilakukan orang-orang Islam. Mereka menyangka bahwa keberhasilan
aksi-aksi militer itu karena prajurit-prajurit Islam melakukan keganasan
untuk menakut-nakuti musuh. Persangkaan mereka (orang-orang Barat
itu) bahwa orang-orang Islam memaksakan dua pilihan kepada pihak
yang ditaklukkan: Alquran atau pedang. Yang benar adalah bahwa orang-
orang Islam tidak pernah membasmi orang-orang Kristen. Mereka hanya
memungut upeti (maksudnya jizyah) dari kaum Kristen sebagai
kompensasi atas kemuliaan yang diterima kaum Kristen di bawah
kekuasaan Islam.” Dalam bukunya tersebut, Henry Lucas tidak pernah
menyebut kekuasaan Islam sebagai kerajaan, tetapi kekhalifahan.
Misalnya: kekhalifahan Umayyah dan kekhalifahan Abbasiyah.
Apakah Khilafah itu hanya mesin perang? Kennedy mengungkapkan
dalam dalam The Rise and Fall of The Great Powers: Economic Change an
Military Conflict from 1500 to 2000, bahwa Khilafah (khususnya Khilafah
Utsmaniyah) bukan sekedar mesin perang sebagaimana yang dipahami
oleh kebanyakan orang. Dia menyampakan: "Imperium Utsmani lebih dari
sekadar mesin militer; ia telah menjadi penakluk elit yang telah mampu
membentuk satu kesatuan iman, budaya dan bahasa pada sebuah area
yang lebih luas dibandingkan dengan yang pernah dimiliki oleh Imperium
Romawi...”
Kehebatan dan keagungan Khilafah Islam bukan hanya pada masa Turki
Utsmani, tetapi juga pada masa-masa Kekhilafahan sebelumnya, baik
Abbasiyah, Umayah dan tentu saja masa Khulafa’ur Rosyidin, yaitu kira-
kira sekitar 1200 tahun. Hal ini disampaikan oleh Carleton S, seorangh
Chairman and Chief Executive Officer Hewlett-Packard Company
berkomentar terhadap peradaban Islam sejak tahun 800-1600 masehi. Dia
menyatakan: “Peradaban Islam merupakan peradaban yang paling besar
di dunia. Peradaban Islam sanggup menciptakan sebuah negara adidaya
kontinental (continental super state) yang terbentang dari satu samudra
ke samudra lain; dari iklim utara hingga tropik dan gurun, dengan ratusan
juta orang tinggal di dalamnya, dengan perbedaan kepercayaan dan suku
bangsa. Tentaranya merupakan gabungan dari berbagai bangsa yang
melindungi perdamaian dan kemakmuran yang belum dikenal
sebelumnya.” Hal ini diambil dari ceramahnya tanggal 26 September 2001
dengan judul Technology, Business, and our Way of Life: What Next?
Maka tak mengherankan jika para sejarawan, tidak saja menilai Islam
sebagai sebuah agama, tetapi juga sebagai sebuah negara dan budaya
yang sangat mengagumkan. Hal ini disampaikan oleh sejarawan Philip K.
Hitti dalam History of Arab. Dia mengatakan, “The term Islam may be
used in three sense: originally a religion, Islam later became a state, and
finally a culture.” (Istilah Islam dapat digunakan dalam tiga hal: Pada
awalnya Islam adalah agama, lalu Islam menjadi negara, dan terakhir
sebagai sebuah budaya).
Islam dengan Khilafahnya berhasil menyatukan umat manusia dalam
kesatuan yang hakiki. Perasaan rasial benar-benar hilang dalam naungan
Islam dan Khilafahnya. Hal ini diungkapkan oleh Arnold J. Toynbee,
sejarawan Inggris dalam The Rise and Fall of Civilizations ‘A Study of
History’ menyimpulkan bahwa “The extinction of race consciousness as
between Muslims is one of the outstanding achievements of Islam, and in
the contemporary world there is, as it happens, a crying need for the
propagation of this Islamic virtue.” (Hilangnya perasaan ras diantara
Muslim adalah capaian Islam yang sangat istimewa. Dan dalam dunia
kontemporer ini sungguh sangat membutuhkan penyebaran ajaran-ajaran
Islam ini).
Itulah gambaran tentang Islam dan Khilafah dari para sejarawan. Apakah
Khilafah itu berdarah-darah dan mengerikan? Kita dapat menjawab
sendiri.
*****
Tentu saja dalam beberapa waktu tertentu pada masa kekhilafahan
memang ada masalah, misalnya konflik dan pembunuhan, tetapi
melakukan generalisasi suatu fenomena bukan merupakan tindakan
ilmiah. Adanya konflik, rebutan keuasaan, dan kasus pembunuhan itu
sebenarnya hanya terjadi pada waktu tertentu dan hanya dilakukan oleh
oknum tertentu. Sehingga tidak bisa digeneralisasi bahwa Khilafah
sepanjang sejarahnya seperti itu. Terus terang, kasus-kasus seperti ini
biasanya menjadi catatan penting para sejarawan Muslim, misalnya Imam
Ath Thabary atau Imam Ibnu Katsir.
Kita memang tidak bisa mengabaikan adanya penyimpangan seperti ini.
Namun, yang patut disayangkan, kita sering keliru dalam membaca kitab-
kitab para ulama tersebut, karena kebodohan dan ketidak-cermatan kita.
Saat para ulama menjelaskan suatu kasus untuk dijadikan pelajaran,
tetapi karena kedangkalan ilmu kita, kita menyimpulkan seakan-akan
kasus itu terjadi sepanjang sejarah Khilafah Islam.
Jika bicara kasus, dalam demokrasi juga terjadi. Dalam demokrasi juga
terjadi konflik, peperangan, pembantaian dan pembunuhan. Apakah dapat
disimpulkan bahwa sepanjang sejarah demokrasi isisnya hanya
peperangan dan pembunuhan?
Bahkan jika kita mau melihat secara jujur, terjadinya konflik, peperangan
dan pembunuhan serta rebutan kekuasaan, dalam demokrasi jauh lebih
mengerikan. Dr. Yusuf Qardhawi dalam Umat Islam Menyongsong Abad
21, mencatat bahwa semenjak keruntuhan Khilafah, terjadi peperangan
besar dengan korban manusia yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Perang Dunia I tercatat korban meninggal sekitar 9 juta orang. Sedangkan
Perang Dunia II menelan 61 juta jiwa. Jumlah tersebut dihitung hanya dari
6 negara. Pada masa demokrasi ini juga, bom atom telah dibuat dan
dijatuhkan pada suatu kota dan membunuh ratusan ribu manusia.
Sedangkan korban pembunuhan yang dilakukan oleh berbagai
pemerintahan selama abad 20 saja sekitar 170 juta orang. Perang Irak dan
Afganistan yang dilakukan oleh Soko Gurunya demokrasi (Amerika) telah
membunuh jutaan orang. Itu belum termasuk yang cacat dan meninggal
karena dampak peperangan.
Dr Qardhawi menyimpulkan bahwa korban perang ganas pada abad 20
dan 21 (pada zaman demokrasi) lebih banyak dibanding korban dari
mulai awal kehidupan hingga abad ke 19. Padahal Khilafah itu hanya dari
abad 7 hingga awal abad 20. Sementara pada abad tersebut terdapat
banyak peradaban yang suka membantai dan perang seperti Peradaban
Barat. Jadi, korban akibat Khilafah (karena penyimpangan beberapa
orang), tidak ada apa-apanya dibanding korban akibat kebiadaban
manusia dalam sistem demokrasi.
Jadi, siapa bilang dalam demokrasi itu tidak ada perang dan konflik.
Dalam demokrasi peperangan dan konflik itu sangat mengerikan, karena
didorong nafsu untuk berkuasa dan nafsu untuk mendapatkan kenikmatan
sensasi jasadiah.
Tapi, sayangnya konflik dan peperangan dalam demokrasi itu seperti
gajah di depan pelupuk mata. Bagi mereka “semut konflik” yang terjadi
pada masa Khilafah itu lebih tampak dan lebih seksi dibanding “gajah
konflik” pada masa demokrasi..
Wallahu a’lam.

Menjawab keraguan

Muhammad Sands Al Fatih
MENJAWAB KERAGUAN (45 PERTANYAAN SUMBING)

1. Sebelumnya, kalau Alquran diterapkan, agama yang lain juga bisa
menerapkan kitab mereka donk? | Becanda kamu, agama lain mana ada
system politik, ekonomi, social, pendidikan, dalam dan luar negeri.
2. Maksudnya? | Hanya ada system politik Islam, tidak ada system politik
Kristen, politik Budha, hindu dan lainnya. Begitu pula untuk system
pendidikan, ekonomi, sosial…
3. Jadi? | ya hanya Islam yang sempurna, berasal dan diridloi Allah serta
wajib diterapkan.
4. Kalau diterapkan, gimana dengan agama yang lainnya?| Ya ga giamna-
gimana, kan Islam rahmatan lilalamain, rahmat bagi setiap mahluk
termasuk mahluk di alam lain.
5. ‘…………. (loading)’ | Jangan ragu, Alquran bukan kitab yang diragukan,
tidak ada keraguan didalamnya. Makanya, harus diterapkan oleh institusi
atau negera yang bener-bener ngerti tentang Islam.
6. Saya sepakat Syariah, Alquran itu wajib diterapkan, apa iya harus
dengan Khilafah? | Khilafah satu-satunya konstitusi yang bisa
nemerapkan syariah dengan kaffah, selain itu tidak ada lagi yang bisa.
7. Tapi, apa khilafah wajib? | Khilafah adalah sarana untuk menerapkan
syariah sebagai kewajiban, dan setiap sarana yang akan menghantarkan
kewajiban itu terpenuhi maka wajib pula hukumnya.
8. Masih ga paham… | Wudlu hukumnya sunnah, menjadi wajib ketika
hendak melakukan sholat. Khilafah menjadi wajib untuk terapkan syariah.
9. Tapi Khilafah kan banyak perdebatan | Benar, tapi bukankah setiap
perbedaan harus dikembalikan kepada Quran dan Sunnah?
10. Apa ada literatur tentang kewajiban Khilafah? | Banyak, ulama salaf,
termasuk imam 4 madhzab sepakat, khilafah wajib.
11. Apa mungkin di Indonesia diterapkan syariah dengan Khilafah? |
Ulama dulu sudah pernah memperjuangkan Khilafah, namun menemui
kegagalan karena Khilafah yang runtuh 1924 sudah tidak memiliki
kekuatan lagi.
12. Tapi, Indonesia kan sudah ada UUD 45 dan Pancasila? | Mau
berhukum dengan hukum Allah dengan quran hadits atau hukum
manusia? Pinter mana Allah dengan DPR MPR Presiden itu?
13. Apa mungkin hukum di Indonesia berubah? | Indonesia sudah
berubah hukum berapa kali? Amandemen sudah berapa kali? Sistem
parlementer ke presidensil dan bolak-balik, termasuk dari feudal RIS
menjadi RI, jadi kalau diganti yang lebih baik, kenapa tidak mungkin?
14. Ada yang ngomong, kalau mau terapkan Islam jangan di Indonesia, di
Arab aja! | Lha, Indonesia milik siapa? Bumi ini milik siapa? kita mau
menerapkan hukum Allah di bumi Allah, loe aja yang pindah bumi kalau
ga mau tinggal di bumi Allah dengan hukum Allah.
15. Ada juga yang ngomong NKRI harga mati! | Timor Timur udah lepas,
loe ga mati? Dengan Khilafah justru Indonesia akan bergabung dengan
Malaysia, Brunei, Timor-Timur, dan seluruh Negara Islam lainnya bahkan
seluruh dunia.
16. Apa mungkin? | Pesimis amat, Allah yang janji, terbukti mana Janji
Allah atau janji kampanye?
17. Oke saya sepakat dengan Ide Khilafah, terus kalau hizbut tahrir? |
ngopi dulu, apanya yang hizbut tahrir?
18. Kan ada banyak tuh yang ngomong hizbut tahrir khawarij, syiah,
antek wahyudi, sesat? | ente pinter, nanya langsung ke sumbernya,
bukan gossiper yang cuma katanya dan dari sumber ga jelas, ente liat
ane kan? Apa ada yang menyimpang? Di Indonesia sendiri sudah ada izin
legal buat berdakwah, ditambah, ada jutaan orang bergabung apa iya
semua dari mereka sesat?
19. Tapi, apa cuma hizbut tahrir yang mau menegakkan Khilafah? |
banyak, tapi yang konsisten sampai sekarang dan nanti cuma HT, yang
lebih tidak konsisten banyak kan?
20. Kenapa harus hizbut tahrir? | ente mau ikut yang konsisten langsung
ketujuan atau mampir-mampir ga jelas sampai-sampai malah ga sampai?
21. Kata mereka, hizbut tahrir cuma bisa ngomong doang | Dakwah itu ya
ngomong, Rosul dan sahabat dakwah juga ngomong, masa diem.
22. Bukan, maksudnya hizbut tahrir di mana-mana di bilang TOA, ga ada
bukti | kang, hizbut tahrir punya 3 tahapan, pembinaan, interaksi dengan
umat dan penerapan hukum, sekarang ada di tahap kedua, interaksi
dengan umat, ya jadi namanya interaksi ya harus dengan ngomong, nanti
kalau udah di tahapan ketiga, syabab hizbut tahrir bisa lebih garang dari
singa.
23. Kapan itu? | pertannyaan ente sudah diarah yang tidak ane tahu,
kalau ane tanya, kapan ente mati? Kapan kiamat? Bisa jawab? Sama, hizb
dakwah natural, alami, kalau allah berkehendak ya datang waktunya.
24. OK, kalau jihad kapan juga? Kan wajib tuh | Bener, jihad wajib bagi
individu, untuk tegakkan khilafah harus dengan metode dakwah
rosulullah. Rosul saat di makkah, tidak pernah melakukan perlawanan
sampai khilafah tegak di Madinah.
25. Jadi? Jihad nunggu khilafah tegak? | bagi syabab diwilayah konflik,
mereka juga berjihad, sedang yang lain tetap pada jalur dakwah sampai
khilafah tegak.
26. Tapi kan lama sekali? | makanya bergabung sekarang jangan banyak
komentar, keburu is dead ente.
27. Lha kalo nunggu Imam Mahdi gimana, kan akan datang? |
Pertannyaan ente sadis, punya berapa nyawa?
28. Ada juga yang bilang kalau kita baik, keluarga baik, maka Negara baik
dan seluruh negar baik | itu lebih sadis, ente berharap dari system ini
semua orang baik? Ngimpii. Zaman rosul aja masih ada yag kafir dan
jahat. Kalau gitu surga neraka diciptakan untuk apa kalau semua orang
baik?
29. Jadi tidak mungkin ya?| Jelas. Sudah sunnatullah ada baik ada buruk
surga neraka, ada yang berjuang ada yang komentar, ada yang
mendukung ada yang menolak. Rosul aja ditolak, apalagi ente mau ngajak
semua orang baik.
30. Hehe, kalau kita mulai dari diri sendiri gimana? | kapan mulainya
kalau tanya dan komentar terus? Dakwah kagak, facebookan iya.
31. Tapi itu perkataan ulama lho … | sebaik-baiknya ulama, mereka tidak
ma’shum, bisa salah dan berdosa, apalagi ulama bayaran, fatwanya
ngaco dan konyol.
32. Tapi kita harus hormati ulama kan, pewaris nabi lho? | iya kalau
ulama shohih, kalau ulama su’ (buruk) yang tidak berfatwa atas nama
Allah, mau loe ngikut keneraka sama ulama su’?
33. Hehe… nah kalau sumbangsih hizbut tahrir sekarang apa? |
sumbangsih apa nih? Hizb tidak menerima sumbangan dalam bentuk
apapun kecuali dari anggota dan pendukung Hizb saja!
34. Hehe, bukan gitu… sabar, maksudnya apa yang sudah hizbut tahrir
lakukan? | Dakwah.
35. Bukan…. Sekolah, pesantren majlis taklim, kampus gitu tidak ada? |
Hizb itu bukan yayasan, bukan ormas, bukan lembaga social, bukan panti
jompo, bukan panti asuhan.
36. Terus? Apa dong… hehe maaf banyak tanya | iya ga papa, maaf tadi,
karena ane geram tiap kali mendengar orang laing nuduh yang engga’-
engga’, bilang dananya dari Ameriklah, wahyudilah, apalah, padahal
anggota dan pendukung hizb berinfaq dengan ikhlas dijalan Allah. |
Hizbut Tahrir itu partai politik.
37. Jadi hizbut tahrir tidak pernah menolong kaum muslim yang kena
bencana? | salah ente, hizbut tahrir diberbagai wilayah di Indonesia
terjun langsung membuat posko, mengatur pengajian ibu-ibu, bapak-
bapak, remaja, menghidupkan masjid di daerah bencana dan yang
penting lagi, menghalau kristenisasi yang sering datang dengen mi
instan.
38. Ok, kalau tadi partai politik, berarti sama dong kaya partai kepala
banteng sama sapi? | beda donk, mereka imamnya UUD 45 dan pancasila,
mereka liberal, sekuler, pro demokrasi, pro kapitalis.
39. Buktinya? | gunung dijual ke asing, gas, minyak bumi dan semua
yang ente rasain hidup itu susah itu sebab mereka yang berkuasa dzolim
sama rakyatnya, sama ente, sama ane juga…
40. Lalu, kenapa partai politik, bukan brigade jihad atau lascar gitu ? |
bro, semua yang manusia rasain sekarang, termasuk ente dan ane, itu
terkait dengan politik.
41. Kok bisa? | ente lihat baju ente, itu dari mulai tukang kebun kapasnya
sudah terkena kebijakan politik, dari harga bibit, pupuk, lahan, pas di
dibikin, gaji pegawai UMR, pajak masuk pasar, pajak bangungan, pajak
kendaraan, jalan, jembatan, insfrasturktur, harga pasaran, inflasi
semuanya karena urusan politik. Apa yang ente makan, pakai dan
gunakan tidak akan bisa dimakan, dipakai dan digunakan kalau Negara
dengan kebijakan politiknya melarang.
42. Owh gitu, terus kalau demo-demo, hizbut tahrir kan sering demo tuh,
bukannya itu dilarang ngomongin keburuhkan pemimpin? | ente lihat lagi
yang jeli, apa iya kalau kita demo kita ngomongin orangnya, istrinya
berapa, simpanannya dimana, hasil korupsi atau tidak, bukan individunya
yang diserang tapi kebijakan mereka yang harus sesuai syariat Islam.
43. Ngga ada cara lain? | itu salah satu cara berinteraksi dengan umat, ya
ada banyak, seperti konferensi, ta’lim, halaqoh dan besok ada Rapat dan
Pawai Akbar diseluruh Indonesia, ente jangan lupa hadir biar tahu
sekalian.
44. Owh iya, ada yang bilang miras, judi, prostitusi ada dimana-mana,
kenapa hizb tidak datang pas sedang di ratakan? | itu hanya parsial,
cabang saja dari kebijakan Negara yang pro maksiat. Makanya yang
dirubah kebijakannya, negaranya bukan cabang dilapangan.
45. Berarti hizbut tahrir setuju donk ? | bukan begitu kesimpulannya, itu
semua perbuatan maksiat dan dilarang oleh Allah, Hizbut tahrir fokus
pada sumber masalahnya, yaitu Negara. Kalau ada sungai yang tercemar,
ente mau bangun bendungan atau menutup pabrik yang mencemari?
---
Jadi, untuk mengembalikan manusia, khususnya umat Islam kepada
kemuliaan dan menjadi umat yang terbaik sebagaimana ada dalam Al-
quran, Hizbut Tahrir focus pada sumber masalahnya, bukan cabang dari
hasil kebijakan. Sumbernya adalah tidak diterapkannnya syariah Islam;
Quran dan Hadits termasuk ijma dan qiyas, dalam segala urusan
kehidupan. Dan hanya khilafah yang mampu mengemban amanah ini.
Pastikan anda share dan Komentar di tulisan ini..!!! Allahuakbar
www.AlFatih.web.id | Media Pembebasan Umat

Thursday, January 1, 2015

tidak ada makan siang gratis

Kadang aku berpikir bahwa terjadinya sebuah kecelakaan pesawat ( pernah baca blackhand Yg ada di balik tragedi asia) 'lalu pesawat hilang ... kemudian negara negara imperium kapitalisme rame rame menawarkan bantuan untuk ikut mencari pesawat tersebut.

Dibalik semua itu ada keinginan untuk melihat kekayaan SDA dari dekat,untuk berapa kandungannya,..lalu membidik objek, setelah itu baru urusan exploitasi yg sdh ada jalan pd UU migas kita...

Pikiran ini hanya waspada saja, bukan prasangka buruk.. krn saya yakin tidak ada makan siang gratis....

Tuesday, December 30, 2014

suriah, isis dan khilafah

Atus Firdaus
Suriah, ISIS dan Khilafah

Setelah Revolusi Islam di Suriah pecah hampir 4 tahun lalu, keinginan
rakyat Suriah khususnya, dan umat Islam di seluruh dunia umumnya,
untuk menyaksikan tumbangnya rezim kafir Baats masih harus menunggu
waktu. Apa yang terjadi di Suriah sesungguhnya merupakan perang
peradaban dan politik yang melibatkan dua pihak.
Pihak pertama adalah Amerika yang diikuti oleh Eropa, Rusia, para antek
dan pengikutnya. Pihak kedua adalah umat Islam, khususnya rakyat
Syam. Pihak pertama berjuang mati-matian untuk menghalangi tegaknya
Khilafah di bumi Syam; mendirikan rezim sekular, sebagaimana
pendahulunya, yang tunduk dan mengikuti Amerika dan Barat. Pihak
kedua berjuang mati-matian untuk mendirikan Khilafah di Bumi Syam,
sebagai Uqru Dar al-Islam (lubang kembalinya [ular] di negeri Islam).
Kemudian Khilafah itu akan membentang hingga ke negeri kaum Muslim,
yang diperintah oleh sistem Islam; yang memuji dan mengagungkan Allah
SWT, Zat Yang Mahakuat lagi Mahaperkasa.
Hizbut Tahrir Suriah telah menyampaikan Rancangan Politik Kedua
kepada Rakyat Syam. Isinya memaparkan solusi mendasar terhadap
konspirasi global yang berusaha menghancurkan Revolusi Syam, menyia-
nyiakan pengorbanannya, serta menyelamatkan Revolusi, dengan judul,
“Mari bersama-sama Menjatuhkan Taghut Syam dan Mendirikan
Pemerintahan Islam, Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah.”
Maksud dari Rancangan Politik Kedua kepada Rakyat Syam adalah agar
Revolusi Syam tetap berpegang teguh pada tali agama Allah dengan kuat.
Dengan cara seperti itu, Revolusi ini akan mampu menghancurkan
peraduan setan Amerika, Eropa, Rusia dan Cina, yang terus-menerus
melakukan konspirasi untuk menghancurkan revolusi ini.
Mereka semua dengan antek-antek mereka berdiri kokoh bersama
Thaghut Syam. Mereka menopang sang thaghut dengan dana, senjata dan
pasukan untuk membunuh para pemuda umat, mengaborsi aspirasi
mereka serta merebut kemuliaan dan kehormatan mereka. Mereka dibuat
terkejut. Pasalnya, ternyata para pejuang revolusi ini adalah kesatria
yang berpegang teguh pada agama mereka. Mereka adalah para
pahlawan. Anak-anak mereka pun kesatria. Perempuan-perempuan
mereka pun seperti Khansa’. Seluruh umat Islam berdiri di pihak mereka,
dalam revolusi mereka melawan penguasa thaghut.
Hizbut Tahrir, seperti sabda Nabi, “Ar-Ra’id la yakdzibu
ahlahu” (Pemimpin tidak akan pernah membohongi rakyatnya) [Ibn Atsir,
Al-Kamil fi at-Tarikh, I/478].
Hizbut Tahrir mengajukan Rancangan Politiknya untuk Rakyat Syam untuk
mewujudkan kewajiban Khilafah yang agung. Tidak ada lagi harapan,
kehidupan dan masa depan bagi umat Islam ini, kecuali dengan
mendirikan dan mewujudkan Khilafah, dengan izin dan pertolongan Allah
meski ujian dan cobaannya luar biasa dan semakin berat.
Dalam pendahuluan Rancangan Politik tersebut dinyatakan, “Ini adalah
rancangan politik yang kami ajukan kepada keluarga kami yang teguh
berjuang di Syam, setelah 3 tahun meletusnya Revolusi Syam yang penuh
berkah, agar bisa membimbing jalan mereka; membantu mereka
mewujudkan tujuan yang diharapkan sekalipun mereka menghadapi
pembunuhan, tekanan, pemboikotan, blokade…”
Rancangan Politik tersebut selanjutnya menegaskan, “Dalam konteks ini,
yang perlu diingat adalah peringatan untuk keluarga kami di Syam, bahwa
Revolusi Berkah ini tidak mereka lakukan, kecuali sebagai fase akhir
sehingga mereka bisa memetik buahnya, serta menikmati berbagai macam
kebaikannya…Semua harapan mereka telah dihanguskan. Kekayaan
mereka pun telah kering. Sementara itu, di depan mereka ada musuh, dan
di belakang mereka ada lautan. Tidak ada jalan keluar bagi mereka,
kecuali melanjutkan perjalanan untuk menang…Jika tidak, mereka akan
diusir sebelum meraih tujuan. Tentu ini merupakan kerugian dan
penyesalan.”
Revolusi Berkah ini dilakukan untuk mewujudkan perubahan mendasar,
mencabut rezim tiran dan menggantinya dengan sistem yang baik, haq
dan adil. Revolusi Syam telah menegaskan, bahwa revolusi ini merupakan
revolusi untuk mentauhidkan Allah, dan menjadikan Rasulullah saw.
sebagai panutan. Revolusi ini juga mengangkat slogan yang tidak akan
bisa diwujudkan, kecuali dalam sebuah negara, seperti negara Khulafa’
ar-Rasyidin.
Karena itu, agar Revolusi Berkah ini berhasil mewujudkan tujuannya,
yaitu menjatuhkan rezim thaghut, serta mendirikan pemerintahan Islam di
Damaskus Syam, maka:
Semua pihak harus menyatakan dengan tegas, bahwa rancangan kita
adalah Khilafah ‘ala Minhaj Nubuwwah.
Menyatakan dengan tegas, bahwa Dewan Nasional, Koalisi Oposisi, dan
Dewan Jenderal, tidak mewakili sedikit pun revolusi ini.
Para politikus dan militer yang ikhlas harus memutus semua hubungan
dengan negara-negara Barat dan antek-anteknya.
Melepaskan diri secara total dari dana politik yang najis.
Menganggap siapa saja yang menghalangi Proyek Khilafah sebagai
pengkhianat Allah, Rasul dan orang Mukmin.
Bagi orang-orang yang ikhlas harus melepaskan kepemimpinan mereka
dari pihak luar, dan menggantikannya dengan kepemimpinan yang bersih.
Para pemimpin Revolusi dan Ahlul al-Quwwah memberikan nushrah
kepada Hizbut Tahrir dan kepemimpinannya; mengumpulkan Ahl al-Halli
wa al-‘Aqd baik para qadhi, ulama’ maupun tokoh masyarakat agar
mereka mendukung Hizbut Tahrir dan kepemimpinannya dengan jujur dan
ikhlas. Hizbut Tahrir mempunyai Rancangan Negara yang jelas,
bersumber pada Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya. Hizbut Tahrir juga
paling mampu membongkar berbagai konspirasi yang dialamatkan kepada
umat Islam, selain pengalaman Hizb dalam politik global dan
perjalananya di belakang kepemimpinanya ini dengan teguh mendirikan
Proyek Khilafah yang agung ini, Proyek Negara Islam, Khilafah Rasyidah.
Mereka selayaknya meneladani Aus dan Khazraj ketika mereka membaiat
Rasulullah saw. dengan baiat nushrah dan perang. Dengan itu Allah
memuliakan mereka, dengan menyatukan hati mereka, dengan berdirinya
Negara Islam melalui tangan mereka…
ISIS
Amerika telah melakukan monsterisasi “Khilafah Rasyidah”, dengan
mengeksploitasi “ISIS” yang diproklamasikan tanggal 1 Ramadhan 1435 H
dengan entengnya. Tujuannya tentu meraih keuntungan sebesar-besarny
a dalam menjalankan rancangannya di kawasan ini. ISIS sendiri
melakukan pembantaian demi pembantaian atas nama Islam. Padahal
tindakannya itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan Islam.
Dalam konteks inilah, Thalib Hadi al-Bahrah, Ketua Koalisi Oposisi
(Amerika), tanggal 16/08/2014 lalu meminta kepada masyarakat
internasional untuk secepatnya melakukan intervensi di Suriah, dengan
mengatakan, “Saya, atas nama kemanusiaan, menyerukan kepada PBB
dan semua negara yang meyakini kebebasan, agar mereka terlibat
mengatasi kondisi di Suriah, sebagaimana keterlibatan mereka di
Kurdistan, Irak. Akibatnya sama, musuhnya sama, maka tidak boleh
menggunakan dua standar yang berbeda.”
Thalib al-Bahr memenuhi harapan tuannya, Amerika, dan selaras dengan
Resolusi DK PBB no 2170 tanggal 15/08/2014 yang menjatuhkan sanksi
kepada ISIS.
Siapa saja yang memperhatikan seruan ini pasti akan tahu, bahwa ini tak
lebih dari pengkhianatan terhadap Revolusi Syam. Seperti diketahui,
Amerika dan negara-negara Eropa, Rusia, Cina dan antek-anteknya,
membutuhkan justifikasi untuk melakukan intervensi di Suriah. Targetnya
bukan untuk menolong rakyat Suriah, tetapi untuk menghancurkan
Revolusi dan Proyek Khilafah.
Intervensi dengan alasan memerangi terorisme sama sekali tidak
meringankan penderitaan kaum Muslim, sebaliknya justru semakin
membuat mereka menderita. Pasalnya, serangan ini tidak lagi memilah
sipil dan militer. Serangan yang dilakukan oleh pesawat Amerika di
Yaman, Pakistan, Afganistan dan terakhir di Irak adalah bukti yang tak
terbantahkan. Intervensi ini juga menambah legalitas Barat kapitalis kafir
dan penjajah itu untuk menyerang negeri kaum Muslim secara langsung
dan memberi ruang kepada mereka untuk menguasai wilayah tersebut. Ini
jelas bertentangan dengan firman Allah SWT (yang artinya): Sekali-kali
Allah tidak akan memberikan jalan kepada kaum afir untuk menguasai
orang Mukmin (TQS an-Nisa’ [4]: 141).
Masyarakat internasional, yang dipimpin Obama, berkali-kali
mengumumkan bahwa mereka hanya memikirkan kepentingannya sendiri.
Mereka tidak pernah sedikit pun peduli terhadap kepentingan kita.
Bahkan bisa dikatakan dengan tegas, bahwa masalah dan penderitaan
yang kita alami juga merupakan buah mereka. Harus dicatat, kepentingan
Amerika hari ini bukan menjatuhkan Bashar, tetapi justru
mempertahankan dia. Karena itu Amerika melarang Koalisi Oposisi,
setelah dipersentajai oleh Rusia dan Iran atas restu Amerika, untuk
menjatuhkan Bashar. Bahkan Amerika diam terhadap pembantaian Bashar
yang sangat biadab.
Kepentingan Amerika khususnya dan negara-negara Barat umumnya di
Suriah dan kawasan ini, fokus untuk menghancurkan Proyek Islam yang
sesungguhnya dan menyeluruh. Proyek itu tak lain adalah Khilafah
Rasyidah ‘ala Minhaj Nubuwwah. Karena itu mereka memainkan
Rancangan Khilafah (ISIS) ini untuk menjatuhkan Khilafah, bersama-sama
mereka dalam permainan ini. Buntut mereka adalah para penguasa kaum
Muslim yang bodoh, termasuk Hadi al-Bahrah ini.
Ketakutan Barat, yang tak tampak, khususnya Amerika, terhadap apa
yang dinyatakan oleh Revolusi Umat di Syam adalah Proyek Khilafah
Rasyidah. Inilah yang menjadi alasan atas lahirnya konspirasi jahat ini.
Memperhatikan dahsyatnya konspirasi ini, maka tidak ada jalan untuk
menghadapi dan menghancurkan konspirasi ini, kecuali umat Islam
mengadopsi Proyek Khilafah ini melalui metode Rasulullah saw. bersama
para pejuang untuk mewujudkan kabar gembira Rasulullah saw.,
“Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR
Ahmad)