Tuesday, July 15, 2014

Mengapa Mereka Selalu Berteriak Menuduh Umat Islam Tidak Toleran?



Senin, 14 Jul 2014

Mengapa Mereka Selalu Berteriak Menuduh Umat Islam Tidak Toleran?

GAZA CITY (voa-islam.com) - Di mana mereka yang selalu menuduh Muslim tidak toleran, fanatik, menebar kebencian, permusuhan, dan perang? Di mana mereka yang selalu menuduh Muslim, sebagai pengobar perang, pencipta huru-hara, melakukan kejahatan, bahkan dalang dari segala kejahatan?

Corong-corong media massa milik jaringan Yahudi, Nasrani, kaum liberal, dan sekuler, terus-menerus memutar-balikan fakta-fakta dengan cara-cara yang sangat keji, biadab, dan kotor. Justru golongan Yahudi, Nasrani, sekuler, liberal, dan nasionalis,  yang terus-menerus menumpahkan darah. Berlaku keji, kejam, biadab, dan tidak berperikemanusiaan.

Di Republik Afrika Tengah, Muslim dibunuhi seperti binatang oleh milisi Kristen, dan ratusan yang tewas. Rumah mereka dibakar. Masjid mereka dihancurkan rata dengan tanah. Mereka dikejar-kejar seperti binatang, dan dibunuhi dengan senjata, seperti membunuh binatang. Tidak ada sedikitpun belas kasihan. Tidak ada perhatian dunia internasional. Dibiarkan mereka dibunuh dengan kejam. Semua tutup mulut dan tutup mata.

Di Myanmar sudah ribuan Muslim Rohingya dibunuhi, dicincang, dan hancurkan seluruh harta benda mereka, termasuk masjid-masjid dibakar. Tak tersisa. Kejahatan golongan Budha di Myanmar itu, tak pernah berhenti. Sampai hari ini, terus berlanjut. Mengejar, membakar, dan membunuhi, itu sudah menjadi praktek sehari-hari golongan Budha atas Muslim di negeri itu.

Di Bosnia, kalangan Nasrani (Serbia) melakukan pembantaian (genosida) terhadap ribuan Muslim Bosnia, di Srebenica. Pasukan Serbia membantai ribuan Muslim Srebenica, yang tidak berdosa. Pasukan penjaga perdamaian Belanda, membiarkan ketika monster Serbia, menyerbu Muslim, dan mengumpulkan mereka, lantas mereka semua dibantai dengan biadab.

Sekarang, perhatikan betapa pesawat-pesawat tempur Israel melakukan pemboman siang-malam terhadap Gaza.  Tanpa pilih-pilih. Segalanya luluh lantak. Bukan hanya menyebabkan kematian semata, tetapi kehancuran yang sangat luas. Benar-benar kejahatan yang sangat luar biasa. Tetapi, masyarakat dunia tutup mulut dan tutup mata, terutama para pemimpin Barat.

Zionis-Israel adalah negara yang paling terkutuk di muka bumi ini. Manusia paling biadab dan rasis di muka bumi ini. Zionis-Israel bukan hanya menjajah, mencaplok tanah air bangsa Palestina, tetapi sejak berdiri tahun l948, tidak berhenti mengusir, menghancurkan apa saja milik bangsa Palestina, bahkan sampai hari ini terus menangkap, menahan, menyiksa, dan membunuhi bangsa Palestina, tanpa pernah ada jeda.

Zionis-Israel saat melakukan agresi militer atas Gaza, bukan hanya penduduk sipil atau bangunan pusat gerakan Hamas yang menjadi target sasaran, tetapi juga masjid-masjid ikut dihancurkan  oleh pesawat tempur Israel, dan tanpa henti menembakkan rudal ke arah tempat ibadah Muslim  di Gaza. Sudah lebih 10 masjid yang hancur berkeping, akibat rudal pesawat tempur Israel.

Seperti, awal pertama serangan udara yang menjadi sasaran pemboman adalah Masjid Farouq  di kamp Neriuseirat di Jalur Gaza, menjelang shalat subuh, yang menyebabkan kehancuran total, Sabtu, 12/7/2014.

Berselang berapa hari yang lalu, pesawat pembom Israel menghancurkan Masjid Anwar Aziz di Jabaliya, dan menewaskan 4 orang Palestina dan 5 lainnya luka-luka dalam serangan udara Israel. Menurut Kementerian Wakaf Hamas, di Gaza, setidaknya 10 masjid secara langsung dibom selama lima hari terakhir termasuk dua masjid di Khan Younis dan dua masjid di Gaza utara.

Pada hari Jumat, pesawat-pesawat tempur Israel menargetkan Masjid Dar al-Salam, yang menyebabkan seorang warga Gaza tewas dan cedera  saat mereka kembali ke rumah setelah melakukan shalat Tarawih. Tiga warga Palestina tewas, termasuk seorang pria tua, saat menuju ke Masjid Rahman  melakukan shalat Magrib.

Wakil Menteri Wakaf Dr Hassan Sifi mengatakan bahwa Zionis yang melakukan serangan dan menjadikan masjid sebagai target oleh pesawat tempur Israel menujukkan sikap biadab Zionis-Israel. Tindakan Zionis Israel hanyalah membuka kedok, bahwa negara Zionis sebagai negara 'RASIS', dan mempraktekan rasisme terhadap bangsa Palestina.

"Kebencian Israel memuncak dalam pemboman terhadap makam, masjid dan tempat ibadah, terutama Masjid  al-Farouq  di Nusairat dan Anwar Aziz di wilayah utara Gaza", tutur Hassan Sifi.

Dia mengatakan bahwa pemboman tempat ibadah adalah pelanggaran konvensi internasional. Sifi menegaskan Zionis-Israel bertanggung jawab penuh atas kejahatan, dan kehancuran masjid-masjid secara total selama perang Israel terhadap Gaza pada tahun 2008, 2012, dan 2014 ini.

Di tengah gempuran pesawat-pesawat tempur Zionis itu, seorang Muslim tetap mengumdangkan adzan Shubuh, diatas bangunan Masjid yang sudah berubah menjadi puing-puing, sebagaimana disaksikan oleh wartawan Aljazeera, yang meliput perang di Gaza.

Keimanan mereka tak pernah pupus oleh kondisi apapun, termasuk perang sekarang yang melanda Gaza. Mereka tetap menyeru, beribadah, dan menyembah Rabbnya. Disela dentuman rudal Israel. Subhanallah.

Sebaliknya, di negeri-negeri Muslim, para agen dan kaki tangan Yahudi dan Nasrani, melalui media massa mereka, terus meneriakkan kepalsuan, membuat opini, Muslim itu tidak toleran, dan memiliki sifat-sifat yang tidak mencerminkan adanya rasa persaudaraan. Muslim selalu mengumbar kebencian, permusuhan, dan anti terhadap plurarisme, dan mengancam persatuan bangsa.

Itulah teriakan dan tuduhan mereka, seperti koran Katolik Kompas dan Tempo, dan media sekuler lainnya,  tanpa henti berbicara tentang toleransi, kemajemukan, dan inklusivisme palsu.

Muslim Indonesia, pasti masih ingat dengan segar peristiwa Ambon, tahun l999, di mana saat Idul Fitri, golongan Nasrani menyerang Muslim Ambon, yang sedang menikmati Id. Rumah mereka dihancurkan, dan masjid-masjid mereka di rusak.

Di Poso, Muslim dibantai oleh milisi 'Kelelawar' yang dipimpin Tibo. Pesantren Walisongo, penghuninya dibantai, mayatnya dibuang di jurang, laki, perempuan, dan anak-anak. Di Palangkararaya (Kalimantan Tengah), Muslim Madura, dicincang oleh Nasrani dan Dayak. Berapa jumlah Muslim yang tewas di bantai? Sekarang malah Muslim dituduh sebagai teroris? Wallahu'alam.

Monday, July 14, 2014

Saatnya boikot pemikiran


Saatnya Boikot Pemikiran !!!

1. Israel itu Amerika kecil | Nah Amerika itu Israel Besar
2. Untuk menghancurkan Israel | ada orang yang berpikir gimana kalau boikot produk Israel, agar Ekonominya hancur
3. Maka maraklah berbagai gerakan ‪#‎BoikotIsrael‬ | dari perkara bedak membedak bayi hingga perkara produk handphone
4. Mereka lupa ya, FB, WA bahkan Laptop yg digunakan juga ada campur tangan produk israel | Terus ntar loe gimana masbro?
5. Tau ngga ya... | Meskipun produknya diboikot, Israel masih dapat dana dari Amrik dan yahudi
dunia
6. Terus? Gerakan nyatanya seperti apa? Nah kalau mau gerakan nyata, kirimkan tentara kita berjihad di sana | biar nggak mati diranjang saja
7. Beramal dengan harta juga it's no problem | Itu perlu kita lakukan sbg bentuk perasaan kita sesama
muslim
8. Lantas apa lagi? Sebenarnya yang paling penting itu kita boikot pemikiran dan ideologi Israel cs
9. Macam mana? ‪#‎Kapitalisme‬ ‪#‎Sekulerisme‬ ‪#‎Demokrasi‬ hingga Nasional state yang menyekat kita utk menolong kaum muslimin yang lainnya
10. Dalam islam produk itu melahirkan 2 jenis | ada yang produk umum yg artinya siapapun boleh saja menggunakannya asalkan produk halal
11. Ada juga produk yg terkait ideologi dan pemahaman tertentu | misalkan saja lambang bintang david nah ini baru nggak boleh
12. Kalau mau boikot | boikotlah pemikiran itu | pemikiran yg justru menjauhkan ummat dari islam yg mulia
13. Lantas apa yang perlu kita usung? Jangan usung perundingan damai dng perantara PBB | Sebab
yahudi itu pengkhianat perjanjian
14. Mari kita usung pengiriman tentara negeri-negeri islam ke sana utk proyek terdekat | dan kita usung proyek Khilafah utk masa depan
15. Dengan adanya Khilafah yg mengikuti manhaj kenabian | Maka kelak seluruh kaum muslimin kan bersatu saling padu
16. Jalan Jihad secara terbuka | dan Dunia akan menghormati setiap kebijakan negeri-negeri islam


>>Boikot pemikiran yuk,,
*Sources Of Al Liwa Ar Roya

Sholusi untuk palestin , kirim tentara untuk berjihad dan tegakan khilafah


Lesehan Syariah


Jubir HTI Membahas Tragedi Gaza di Acara Debat Live TV One (Video)
Ust. Ismail Yusanto (Jubir HTI) dalam acara Debat Live TV One yang ditayangkan pada Senin, 14 Juli 2014 pukul 19.00 -20.00 di stasiun televisi TV One menyatakan bahwa masalah konflik Israel – Palestina adalah masalah wujud dari negara Israel yang berdiri di tanah Palestina. Padahal Palestina adalah tanah wakaf milik kaum muslimin. Tanah ini tidak boleh lepas walau hanya sejengkal. Mengutip pernyataan tokoh pejuang Palestina, Syaikh Ahmad Yasin, sikap terhadap masalah ini ada dua kemungkinan. Pertama, menyerah kalah. Atau kedua, yaitu berjuang mengusir Israel.

Solusi dari masalah ini adalah dengan melakukan jihad dan menegakkan khilafah. Pengiriman bantuan militer sangat tepat karena Israel sudah terbukti berkali-kali tidak mempan dengan kutukan dan jalur diplomasi. Bahkan resolusi PBB yang merupakan puncaknya diplomasi pun diabaikan oleh Israel. Oleh karena itu, umat Islam harus menyelesaikannya dengan jalan militer. Jika tiap negeri Islam yang ada mengirimkan pasukan satu batalyon saja, maka dari 50 negeri Islam akan terkumpul kekuatan 50 batalyon pasukan untuk melindungi Palestina. Sayangnya, penguasa negeri-negeri Islam tidak mempunyai kemauan politik untuk melakukannya. Bahkan penguasa negeri-negeri Islam sekarang ini justru menjadi boneka dari negara-negara Barat yang mendukung Israel. Ini ironi besar kita, bagaimana mungkin 1,3 milyar umat Islam bisa kalah oleh 7 juta warga Israel?

Kita juga tidak bisa berharap kepada PBB. Bukankah berdiirnya negara Israel sendiri pada 1948 adalah atas sponsor PBB? Jadi tidak logis jika kita berharap kepada PBB.

Kita juga tidak bisa menerima tawaran solusi Two State Solution (solusi dua negara) yaitu ada negara Palestina dan negara Israel. Mengakui dua negara, berarti kita mengakui adanya negara perampok yaitu Israel. Ini solusi yang sangat mungkin. Kita harusnya malu dengan Syaikh Ahmad Yasin yang walaupun fisiknya cacat, tetapi berkomitmen penuh dalam melawan Israel.
Selain menghadirkan Ust. Ismail Yusanto (Jubir HTI), TV One juga mengundang dr. Jose Rizal (Ketua Mer-C), Muhammad Najib (Anggota Komisi I DPR RI), dan Michael Tene (Juru Bicara Kemenlu RI). Bagaimana jalannya debat tentang Gaza ini? Selengkapnya silakan simak di video rekaman berikut :
(www.syariahpublications.com)

sumber : http://www.syariahpublications.com/2014/07/jubir-hti-membahas-tragedi-gaza-di-TV-One.html

Ansipasi skenario caos kubu merah



JAKARTA (voa-islam.com) - Dalam acara Diskusi Voa-Islam.com Bersama Media " Mengantisipasi Skenario Chaos 'Kubu Merah' bersama narasumber Munarman SH dan Faizal Assegaf. Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman menyebutkan 'Kubu Merah' banyak menerapkan cara-cara Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam mencapai tujuannya.

Dalam gegap gempita umat Islam pada kasus gaza justru ada yang terlupakan, yakni kasus penistaan kalimat Tauhid "Laa Ilaha Ilallah" oleh The Jakarta Post. Ia melontarkan pernyataan, "Sebenarnya kasus The Jakarta Post itu cuma pancingan, agar umat Islam terprovokasi menjelang Pemilu Presiden (9 Juli 2014) kemarin" ungkapnya.

Contoh lain, Front Pembela Islam (FPI) menemukan spanduk-spanduk palsu yang seolah-olah dibuat FPI untuk memperkeruh suasana menjelang dan pasca pilpres. Dari penyisiran di lima wilayah DKI, FPI menemukan dan mencopot sekitar 600 false flag yang bisa menyudutkan FPI dan umat Islam umumnya.

"Spanduk-spanduk palsu itu sempat terpasang secara masif di lima wilayah DKI periode 2-6 Juli. Anda masih ingat, sebelumnya pada 7 Juli beredar di BBM dan media sosial, bahwa FPI akan menyerang MetroTV karena pemberitaannya yang tidak seimbang. Ini adalah bagian dari rangkaian rencana mereka mendiskreditkan FPI," ujar Munarman dalam acara Diskusi Voa-Islam Dan Media "Mengantispasi Skenario Chaos 'Kubu Merah'" di Hotel Gren Alia Cikini, Jakarta Sabtu (12/7/2014).

Munarman sebagai pembicara mengungkapkan modus lama yang kerap dilakukan 'kubu merah' ini, mereka kerap menimbulkan kekacauan Informasi (disinformasi) seperti cara-cara PKI, yang implikasinya adalah makin mendorong dua kubu yang berkompetisi akan berpegang kepada informasi yang menguntungkan mereka atau misleading.

Kaum komunis selalu menciptakan dan memanfaatkan kekacauan informasi guna meraih kekuasaan. Demikian pemaparan ilmiah disertai data-data akurat.

"Mereka sengaja untuk melakukan disinformasi, dalam bahasa kriminal itu manipulasi. Sengaja menyesatkan informasi, ada upaya kesengajaan atau misleading, supaya orang diarahkan kepada informasi yang mereka inginkan. Dalam perspektif intelejen disebut cipta kondisi sebenarnya" tambah Munarman.

Sejarah mencatat, 'kubu merah' adalah kelompok yang selalu menunggangi situasi, "Kubu merah ini juga, kelompok yang selalu menunggangi dan memanfaatkan situasi untuk keuntungan kelompoknya sendiri, kita masih ingat misalnya pada tahun 1948 ketika Indonesia tengah mengahadapi agresi Belanda, tiba-tiba ada 'kelompok merah' mengambil alih Madiun. Peristiwa Madiun ini korbannya luar biasa banyak dari umat Islam dan beberapa bahkan dari ormas pemuda Islam sebagai garda depan umat Islam."

Segala upaya dilakukan untuk merebut perhatian umat Islam Indonesia dan dialihkan perhatiannya dengan isu besar yang 'common sense' di Indonesia, yakni Gaza, Rumah Tahfidz Darul Quran Gaza yang di Roket hingga membombardir isu Gaza dan Palestina untuk menutupi kasus penistaan kalimat "Tauhid LAA ILAHA ILALLAH" oleh harian kubu merah The Jakarta Post.

"Segala upaya dilakukan untuk merebut perhatian umat Islam Indonesia dan dialihkan perhatiannya dengan isu besar yang 'common sense' di Indonesia, yakni syiah yang tiba-tiba peduli pada Gaza, Rumah Tahfidz Darul Quran Gaza yang di Roket hingga membombardir isu Gaza dan Palestina untuk menutupi kasus penistaan kalimat "Tauhid LAA ILAHA ILALLAH" oleh harian kubu merah The Jakarta Post" demikian kupas Abu Ammar pada awak redaksi Voa-Islam.com.

Ia menilai, "Nah ketika umat Islam lengah dan kendor perhatiannya pada konstelasi politik di Indonesia maka konspirasi 'berdarah' menembak ratusan roket IsraHELL ke Gaza.

Semua isu dimainkan agar umat Islam lengah dan lupa, namun sesuai ucapan Munarman sebelumnya, mereka memanfaatkan situasi dan mengkambinghitamkan pada umat Islam.

Abu Ammar menyatakan, pengalihan isu berdarah dan keji 'Gaza' Setidaknya ditunggangi kepentingan internasional dan sedikitnya dapat 10 keuntungan sekaligus bagi KUBU MERAH JOKOWI :

1. Syiah Indonesia dan internasional yang tiba-tiba sok peduli pada Gaza,

2. Menutupi kasus penistaan Kalimat Tauhid oleh Jakarta Post,

3. Menutupi kecurangan dan kejanggalan deklarasi kemenangan kubu Jokowi - JK melalui rilis Quick Count,

4. Mengangkat isu rencana sisa sumbangan Jokowi JK untuk dialihkan ke Gaza, meski tidak tulus betul niatnya ini.

5. Pengalihan isu rencana chaos kubu merah terkait Pemiliu Pilpres dan menghabiskan energi umat Islam pada isu Gaza dan tentunya Suriah.

6. Agenda besarnya, menyusupkan Bill Clinton di tengah euphoria pemberitaan dan konsentrasi umat Islam pada kasus Gaza dan Palestina, ratusan berita akan dirilis dan umat akan kendor energinya karena habis pada rapat, seminar, tabligh akbar dan demonstrasi mass masalah Gaza ini. Apalagi Kedatangan Bill Clinton ke Indonesia antara tanggal 16-23 Juli berkaitan dengan keputusan KPU tentang Pemilu Presiden Indonesia ke tujuh tanggal 22 Juli 2014.

7. Umat Islam lupa dengan kasus Romo 'Fasis' Franz Magnis Suseno,

8. Umat Islam dininabobokan dan dialihkan perhatiannya dari kasus penistaan GALLERY of ROUGES Kebangkitan Bad Guys atau Kumpulan Berandal oleh Wimar Witoelar

9. Umat Islam lupa pada kasus Transkrip Korupsi Busway Transjakarta yang melibatkan Megawati dan Jaksa Agung Basrief Arief,

10. Umat Islam lupa dengan Korupsi Busway Transjakarta oleh Jokowi senilai Rp 1,5 Triliun

Waspada, pengalihan isu marak namun korbannya diarahkan dan dikambinghitamkan pada umat Islam, awas PKI disekitar ANDA!.

Kami bahkan mendapat informasi akan ada 'chaos', informasi dari rekan intelijen menyatakan beberapa kekhawatiran sebagai berikut:

1. Potensi kerusuhan pilpres membesar krn survei tertutup menyebutkan jokowi kalah telak secara nasional dari prabowo. Suara jokowi hanya menang di sebagian Jawa Tengah, NTT, Lampung, Papua dan Makassar. Daerah lain dimenangkan prabowo.

2. Ada skenario kerusuhan massal yg didukung pihak asing, dgn menebar penembak gelap yg selama ini berkeliaran di hutan papua utk mendukung papua merdeka. Ingat, gerakan papua merdeka didukung asing, sgt ingin jokowi menang agar bisa referendum spt timtim

3. Tercium rencana penembakan disejumlah tempat di pulau jawa, thp kader pdip untuk menimbulkan kesan dilakukan pihak prabowo dengan orang-orang suruhannya sehingga terjadi kerusuhan massal dan kekacauan.

4. Kekacauan di setting masif agar pihak asing intervensi dan masuk ke Indonesia. Ingat, pihak asing sangat mendukung jokowi untuk bisa kuasai tambang dan refrendum merdeka papua.

5. Info 3000 marinir amerika di darwin sejak satu bulan lalu melakukan latihan penyerangan dan perang kota. Di singapura 5 kapal perang amerika siaga dgn dalih ngedock alias perbaikan. Dari data satelit Armada ke VII amerika sdh berlayar mendekati pantai selatan pulau jawa dan berjarak hanya sekitar 100 mil utk lakukan penyerbuan.

6. Penembakan kemungkinan dilakukan sniper binaan dinas rahasia asing yg kini disinyalir sdh menyusup di daerah jawa tengah dan ibukota utk memancing kemarahan rakyat.

7. Sasaran kemarahan rakyat kemungkinan ke pihak aparat TNI / Polri serta kemungkinan tempat keramaian, pasar dan bandar udara. 8. Rakyat marah maka TNI / Polri menembak dan akan terjadi banjir darah sehigga ada alasan bagi kekuatan asing masuk intervensi pemilu di Indonesia.

[ahmed/voa-islam.com]

Sunday, July 13, 2014

Klaim nasionalis faktanya kapitalis



  1. Partai Nasionalis : Klaim Nasionalis, Faktanya Kapitalis

 Karena Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan dianggap sebagai partai nasionalis, maka ketika menang pemilu, menang  pula nasionalisme. Padahal kenyataannya tidaklah sesederhana itu.

Bila nasionalisme diartikan sebagai kesediaan untuk bekerja semata demi bangsa dan negara, apakah PDIP, memang benar-benar bekerja untuk bangsa dan negara? Menurut Muhammad Ismail Yusanto, rekam jejak (track record) ketika berkuasa merupakan jawabannya.

Kepada wartawan Tabloid Media Umat Joko Prasetyo, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia menyampaikan catatannya terkait rekam jejak Ketua Umum PDI P Megawati Soekarnoputri ketika menjadi presiden. Berikut petikannya.

Bagaimana rekam jejak saat putri Bung Karno itu berkuasa?

Dalam masa kepresidenanya  yang tidak terlalu panjang, sekitar 3 tahun, dari tahun 2001 – 2004, Megawati ternyata tidak sedikit mengambil kebijakan yang kerap dituding sangat tidak nasionalis.

Antara lain menjual murah gas Tangguh ke Tiongkok seharga 3,5 USD/MMBTU untuk kontrak selama 25 tahun; menjual murah tanker raksasa milik Pertamina; menerbitkan R/D (reartai Nasionalis : Klaim Nasionalis, Faktanya Kapitalis

 Karena Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan dianggap sebagai partai nasionalis, maka ketika menang pemilu, menang  pula nasionalisme. Padahal kenyataannya tidaklah sesederhana itu.
Bila nasionalisme diartikan sebagai kesediaan untuk bekerja semata demi bangsa dan negara, apakah PDIP, memang benar-benar bekerja untuk bangsa dan negara? Menurut Muhammad Ismail Yusanto, rekam jejak (track record) ketika berkuasa merupakan jawabannya.
Kepada wartawan Tabloid Media Umat Joko Prasetyo, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia menyampaikan catatannya terkait rekam jejak Ketua Umum PDI P Megawati Soekarnoputri ketika menjadi presiden. Berikut petikannya.
Bagaimana rekam jejak saat putri Bung Karno itu berkuasa?
Dalam masa kepresidenanya  yang tidak terlalu panjang, sekitar 3 tahun, dari tahun 2001 – 2004, Megawati ternyata tidak sedikit mengambil kebijakan yang kerap dituding sangat tidak nasionalis.

Antara lain menjual murah gas Tangguh ke Tiongkok seharga 3,5 USD/MMBTU untuk kontrak selama 25 tahun; menjual murah tanker raksasa milik Pertamina; menerbitkan R/D (release and discharge) bagi sejumlah bankir yang tersangkut perkara BLBI.

Dan yang paling banyak disorot tentu saja adalah penjualan Indosat, berikut anak dan cucu perusahaannya, kepada Singtel senilai sekitar Rp 5 trilyun.
Bukan hanya itu, beberapa bulan sebelum lengser, Mega juga sempat menandatangani amandemen UU yang berisi larangan menambang di hutan lindung yang dibuat oleh DPR periode sebelumnya. UU ini sangat ditentang oleh perusahaan-perusahaan pertambangan besar seperti Freeport, Newmont dan lainnya karena menghambat laju ekspansi eksplorasi tambang mereka.
Menurut informasi yang sangat bisa dipercaya, sebelum UU itu terbit, Freeport telah mengeluarkan dana lebih dari 120 juta USD untuk melakukan eksplorasi hingga ke wilayah Puncak Soekarno. Hasilnya, mereka menemukan cadangan emas yang jauh lebih besar dari yang ditemukan selama ini.
Oleh karena itu, mereka kemudian berusaha dengan segala cara untuk membatalkan UU itu. Usaha mereka berhasil. Megawati yang ngaku nasionalis, membatalkan UU yang sebenarnya sangat bagus untuk melindungi kekayaan alam negeri ini, yang kabarnya memang sebenarnya dibuat untuk menghentikan ekspansi Freeport.

Dampaknya?

Semua kebijakan kontroversial itu berbuntut panjang hingga sekarang. Setelah Pertamina dipaksa menjual tanker raksasa miliknya, kini mereka harus mengeluarkan dana besar tiap hendak mengangkut LNG, padahal dulu mereka punya kapal sendiri.

Karena terikat kontrak 25 tahun, harga gas Tangguh tetap saja tidak bisa dinaikkan meski harga pasaran gas dunia telah meningkat berlipat-lipat. Sedangkan kepada PLN yang notabene badan usaha milik negara, gas justru dijual dengan harga lebih 3 kali lipat, sekitar 13 USD/MMBTU.
Karena dianggap telah menyelesaikan kewajiban, para bankir nakal itu kini bebas melenggang sementara rakyat harus terus menanggung beban akibat bunga dan pengembalian dana obligasi rekap.

Sedang keinginan untuk membeli balik Indosat terganjal. Dan setelah UU Larangan Menambang di Hutang Lindung dibatalkan, Freeport dengan aman bisa melanjutkan ekspansi eksploitasinya.

Dengan semua tindakan itu, bisakah disebut Mega dan PDIP, juga partai-partai lain yang mengaku nasionalis,  benar-benar nasionalis?
Mengapa bisa begitu? Bukankah dalam iklan kampanyenya (nasi tumpeng serba impor) menunjukkan nasionalisme?

Itu karena mereka sesungguhnya bekerja demi diri mereka sendiri. Melalui politik, mereka berjuang untuk meraih kekuasaan, lalu kekuasaan yang didapat digunakan mendapatkan kekayaan, yang selanjutnya kekayaan itu digunakan untuk mempertahankan atau meraih kekuasaan yang lebih tinggi lagi.
Dengan kata lain, ideologi mereka tetaplah kapitalisme, meski dalam wajah yang berbeda-beda. Soal iklan, ya, itu kanhanya klaim mereka untuk menarik dukungan menjelang Pemilu. Dan untuk hal itu, semua partai melalui kekuatan media memang beramai-ramai membangun citra sebagai pembela rakyat, pembela kepentingan bangsa dan negara dan seterusnya.
Padahal faktanya, jauh panggang dari api. Bahkan dalam urusan korupsi, kader PDIP, baik yang di pemerintahan maupun di legislatif, tercatat juga paling banyak menjadi tersangka. Kalau betul mereka bekerja semata demi bangsa dan tanah air, mestinya semua itu tidak terjadi, to?

Andai parpol lain yang menang, apakah nasionalisme menang mengalahkan neolib?

Enggak juga.

Mengapa?

Dalam beberapa aspek mungkin iya. Gerindra misalnya, mempunyai pandangan yang sedikit berbeda dengan PDIP dan Partai Demokrat dalam soal kebijakan pertanian dan politik pangan.

Tapi itu tidak berarti ketika mereka berkuasa nanti akan sepenuhnya tegak nasionalisme, karena semua partai nasionalis yang yang ada saat ini sesungguhnya dari segi ideologi dasar tidaklah berbeda, yaitu sekuler.

Apa yang menyebabkan parpol mana pun dalam pemilu 2014 ini yang menang, Indonesia tetap dalam cengkraman kapitalisme global?

Karena hampir semua partai, terutama partai-partai nasionalis, digerakkan oleh pemilik modal, baik yang langsung sebagai pendiri atau pemimpin partai, maupun sebagai penyokong utama.

Selain itu, mereka juga menyadari arti penting dukungan AS. Tanpa itu mereka pasti akan terus diganggu. Oleh karena itu, mereka merasa perlu memberikan konsesi untuk kepentingan politik dan ekonomi negara adidaya itu di negeri ini.
Maka, seperti yang sudah-sudah, perusahaan-perusahaan AS, seperti Exxon Mobil, Chevron dan Freeport akan aman beroperasi di negeri ini. Lihatlah, di bawah pemerintahan presiden SBY yang juga ngaku nasionalis, Freeport kabarnya telah mendapat perpanjangan kontrak hingga tahun 2041. Meski belakangan kabar ini dibantah.

Sebelum ini, di ada masa kepresidenannya yang pertama, SBY malah menyerahkan blok kaya minyak Cepu kepada Exxon Mobil, bukan kepada Pertamina meski Pertamina telah menyatakan kesanggupannya untuk mengelola. Blok Mahakam yang kontraknya dengan Total bakal habis pada 2017 pun hingga sekarang tidak segera tegas ditarik dan diserahkan kepada perusahaan negara. Ada apa? Apa yang gini ini nasionalis?
Lantas bagaimana, agar parpol bisa melawan kapitalisme dan pimpinannya bisa mengatakan “tidak” kepada imperialisme Barat maupun Timur?
Perlawanan seperti itu hanya mungkin lahir dari partai yang benar-benar berdiri dan bekerja atas dasar ideologi yang berbeda sama sekali dengan sekularisme dan kapitalisme. Mungkin itu sosialisme.

Tapi sosialisme telah runtuh. Kalaupun ada, tetap saja sosialisme yang berkembang saat ini, seperti yang dianut oleh beberapa partai di negara Eropa Barat, telah mengalami modifikasi sedemikian rupa sehingga adaptif terhadap kapitalisme. Walhasil sama saja.

Karena itu peluangnya hanya tinggal pada Islam. Jadi, hanya partai politik Islam yang berdiri atas dasar asas Islam dan berjuang untuk tegaknya Islam melalui tegaknya sistem Islam dengan syariah dan khilafah saja yang bisa diharap mengatakan “tidak” pada imperialisme Barat maupun Timur.

Mengapa harus syariah dan khilafah, tidakkah ada alternatif lain?

Tidak. Tidak ada alternatif lain, karena ideologi di dunia ini memang hanya itu. Kalau tidak kapitalisme, ya sosialisme. Kalau tidak keduanya, ya hanya tinggal Islam. Karena itu, tidak bisa tidak, memang harus syariah dan khilafah. Titik. (mediaumat.com, 19/5/2014)lease and discharge) bagi sejumlah bankir yang tersangkut perkara BLBI.

Dan yang paling banyak disorot tentu saja adalah penjualan Indosat, berikut anak dan cucu perusahaannya, kepada Singtel senilai sekitar Rp 5 trilyun.
Bukan hanya itu, beberapa bulan sebelum lengser, Mega juga sempat menandatangani amandemen UU yang berisi larangan menambang di hutan lindung yang dibuat oleh DPR periode sebelumnya. UU ini sangat ditentang oleh perusahaan-perusahaan pertambangan besar seperti Freeport, Newmont dan lainnya karena menghambat laju ekspansi eksplorasi tambang mereka.
Menurut informasi yang sangat bisa dipercaya, sebelum UU itu terbit, Freeport telah mengeluarkan dana lebih dari 120 juta USD untuk melakukan eksplorasi hingga ke wilayah Puncak Soekarno. Hasilnya, mereka menemukan cadangan emas yang jauh lebih besar dari yang ditemukan selama ini.

Oleh karena itu, mereka kemudian berusaha dengan segala cara untuk membatalkan UU itu. Usaha mereka berhasil. Megawati yang ngaku nasionalis, membatalkan UU yang sebenarnya sangat bagus untuk melindungi kekayaan alam negeri ini, yang kabarnya memang sebenarnya dibuat untuk menghentikan ekspansi Freeport.

Dampaknya?

Semua kebijakan kontroversial itu berbuntut panjang hingga sekarang. Setelah Pertamina dipaksa menjual tanker raksasa miliknya, kini mereka harus mengeluarkan dana besar tiap hendak mengangkut LNG, padahal dulu mereka punya kapal sendiri.

Karena terikat kontrak 25 tahun, harga gas Tangguh tetap saja tidak bisa dinaikkan meski harga pasaran gas dunia telah meningkat berlipat-lipat. Sedangkan kepada PLN yang notabene badan usaha milik negara, gas justru dijual dengan harga lebih 3 kali lipat, sekitar 13 USD/MMBTU.


Karena dianggap telah menyelesaikan kewajiban, para bankir nakal itu kini bebas melenggang sementara rakyat harus terus menanggung beban akibat bunga dan pengembalian dana obligasi rekap.

Sedang keinginan untuk membeli balik Indosat terganjal. Dan setelah UU Larangan Menambang di Hutang Lindung dibatalkan, Freeport dengan aman bisa melanjutkan ekspansi eksploitasinya.

Dengan semua tindakan itu, bisakah disebut Mega dan PDIP, juga partai-partai lain yang mengaku nasionalis,  benar-benar nasionalis?

Mengapa bisa begitu? Bukankah dalam iklan kampanyenya (nasi tumpeng serba impor) menunjukkan nasionalisme?

Itu karena mereka sesungguhnya bekerja demi diri mereka sendiri. Melalui politik, mereka berjuang untuk meraih kekuasaan, lalu kekuasaan yang didapat digunakan mendapatkan kekayaan, yang selanjutnya kekayaan itu digunakan untuk mempertahankan atau meraih kekuasaan yang lebih tinggi lagi.

Dengan kata lain, ideologi mereka tetaplah kapitalisme, meski dalam wajah yang berbeda-beda. Soal iklan, ya, itu kanhanya klaim mereka untuk menarik dukungan menjelang Pemilu. Dan untuk hal itu, semua partai melalui kekuatan media memang beramai-ramai membangun citra sebagai pembela rakyat, pembela kepentingan bangsa dan negara dan seterusnya.

Padahal faktanya, jauh panggang dari api. Bahkan dalam urusan korupsi, kader PDIP, baik yang di pemerintahan maupun di legislatif, tercatat juga paling banyak menjadi tersangka. Kalau betul mereka bekerja semata demi bangsa dan tanah air, mestinya semua itu tidak terjadi, to?

Andai parpol lain yang menang, apakah nasionalisme menang mengalahkan neolib?

Enggak juga.

Mengapa?

Dalam beberapa aspek mungkin iya. Gerindra misalnya, mempunyai pandangan yang sedikit berbeda dengan PDIP dan Partai Demokrat dalam soal kebijakan pertanian dan politik pangan.

Tapi itu tidak berarti ketika mereka berkuasa nanti akan sepenuhnya tegak nasionalisme, karena semua partai nasionalis yang yang ada saat ini sesungguhnya dari segi ideologi dasar tidaklah berbeda, yaitu sekuler.

Apa yang menyebabkan parpol mana pun dalam pemilu 2014 ini yang menang, Indonesia tetap dalam cengkraman kapitalisme global?

Karena hampir semua partai, terutama partai-partai nasionalis, digerakkan oleh pemilik modal, baik yang langsung sebagai pendiri atau pemimpin partai, maupun sebagai penyokong utama.

Selain itu, mereka juga menyadari arti penting dukungan AS. Tanpa itu mereka pasti akan terus diganggu. Oleh karena itu, mereka merasa perlu memberikan konsesi untuk kepentingan politik dan ekonomi negara adidaya itu di negeri ini.
Maka, seperti yang sudah-sudah, perusahaan-perusahaan AS, seperti Exxon Mobil, Chevron dan Freeport akan aman beroperasi di negeri ini. Lihatlah, di bawah pemerintahan presiden SBY yang juga ngaku nasionalis, Freeport kabarnya telah mendapat perpanjangan kontrak hingga tahun 2041. Meski belakangan kabar ini dibantah.

Sebelum ini, di ada masa kepresidenannya yang pertama, SBY malah menyerahkan blok kaya minyak Cepu kepada Exxon Mobil, bukan kepada Pertamina meski Pertamina telah menyatakan kesanggupannya untuk mengelola. Blok Mahakam yang kontraknya dengan Total bakal habis pada 2017 pun hingga sekarang tidak segera tegas ditarik dan diserahkan kepada perusahaan negara. Ada apa? Apa yang gini ini nasionalis?

Lantas bagaimana, agar parpol bisa melawan kapitalisme dan pimpinannya bisa mengatakan “tidak” kepada imperialisme Barat maupun Timur?
Perlawanan seperti itu hanya mungkin lahir dari partai yang benar-benar berdiri dan bekerja atas dasar ideologi yang berbeda sama sekali dengan sekularisme dan kapitalisme. Mungkin itu sosialisme.

Tapi sosialisme telah runtuh. Kalaupun ada, tetap saja sosialisme yang berkembang saat ini, seperti yang dianut oleh beberapa partai di negara Eropa Barat, telah mengalami modifikasi sedemikian rupa sehingga adaptif terhadap kapitalisme. Walhasil sama saja.
:
Karena itu peluangnya hanya tinggal pada Islam. Jadi, hanya partai politik Islam yang berdiri atas dasar asas Islam dan berjuang untuk tegaknya Islam melalui tegaknya sistem Islam dengan syariah dan khilafah saja yang bisa diharap mengatakan “tidak” pada imperialisme Barat maupun Timur.
Mengapa harus syariah dan khilafah, tidakkah ada alternatif lain?
Tidak. Tidak ada alternatif lain, karena ideologi di dunia ini memang hanya itu. Kalau tidak kapitalisme, ya sosialisme. Kalau tidak keduanya, ya hanya tinggal Islam. Karena itu, tidak bisa tidak, memang harus syariah dan khilafah. Titik. (mediaumat.com, 19/5/2014)

Campakan demokerasi dan sistem ekonomi liberal tegakan khilafah


#IndonesiaMilikAllah Campakkan Demokrasi dan Sistem Ekonomi Liberal, Tegakkan Khilafah


 Sejak Indonesia diproklamasikan, demokrasi adalah sistem politik yang dipilih. Berbagai bentuk demokrasi telah diterapkan; mulai dari demokrasi liberal, demokrasi terpimpin, demokrasi Pancasila hingga kembali lagi ke demokrasi liberal.
Di bidang ekonomi, negeri ini memang sempat terpengaruh sosialisme pada masa Orde Lama. Namun kemudian, kapitalisme-liberalisme adalah sistem ekonomi yang diberlakukan. Penerapan sistem ekonomi tersebut semakin menjadi-jadi pasca Reformasi. Ini ditandai dengan doktrin-doktrin ekonomi liberal yang dijalankan seperti pembatasan peran negara sebatas regulator, pasar bebas, pencabutan subsidi dan privatisasi.

Pertanyaan penting penting tentu patut diajukan: Apakah setelah menerapkan demokrasi selama puluhan tahun, Indonesia menjadi lebih baik? Apakah setelah menjalankan sistem ekonomi liberal sekian lama, Indonesia menjadi lebih sejahtera?

Sudah tampak jelas, demokrasi dan sistem ekonomi liberal gagal menjadikan negeri ini lebih baik dan sejahtera. Sebaliknya, negeri ini makin rusak dan bobrok. Alih-alih menyelesaikan masalah, demokrasi dan sistem ekonomi liberal justru menjadi sumber masalah! Betapa tidak. Ongkos demokrasi yang amat mahal terbukti menjadi pemicu utama korupsi marak. Demokrasi yang dipropagandakan “dari, oleh dan untuk rakyat” pada praktiknya hanya untuk kepentingan para pemilik modal dan korporasi. Berbagai undang-undang liberal yang dihasilkan justru menyengsarakan rakyat. Bahkan demokrasi juga menjadi pintu masuk bagi negara-negara kafir penjajah untuk menguasai dan merampok kekayaan alam negeri ini.

Namun anehnya, demokrasi dan sistem ekonomi liberal tetap saja dipertahankan. Belum ada tanda-tanda sistem ini bakal dicampakkan. Apakah berbagai kerusakan dan kebobrokan yang ditimbulkan oleh sistem tersebut tidak membuat kita sadar? Apakah kita baru tersadar setelah kekayaan alam kita habis tak tersisa karena dirampok oleh negara-negara kafir penjajah? Jika itu yang terjadi, sungguh penyesalan yang terlambat!

Sungguh, kita tidak perlu ragu untuk mencampakkan demokrasi dan sistem ekonomi liberal karena merupakan sistem kufur dan lahir dari ideologi kapitalisme yang kufur. Ideologi ini membatasi peran agama hanya mengatur urusan pribadi. Ini jelas bertentangan dengan Islam karena Islam adalah dîn kâmil syâmil yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia.
Prinsip dasar demokrasi adalah kedaulatan rakyat. Konsekuensinya, otoritas menetapkan hukum ada di tangan rakyat yang diwakili oleh lembaga legislatif. Padahal menetapkan hukum, menghalalkan dan mengharamkan segala sesuatu bukan merupakan otoritas manusia. Memberikan otoritas tersebut kepada manusia merupakan kejahatan besar karena membuat hukum adalah otoritas tunggal Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:

﴿إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ يَقُصُّ الْحَقَّ وَهُوَ خَيْرُ الْفَاصِلِينَ﴾

Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik (TQS al-An’am [6]: 57).
Maka dari itu, demokrasi haram dijadikan sebagai pandangan hidup dan asas bagi konstitusi beserta seluruh undang-undang. Haram pula mengambil dan menyebarluaskan demokrasi.

Ingatlah, ibarat kereta, ideologi dan sistem kufur adalah lokomotif yang membawa gerbong-gerbong kemaksiatan, kemungkaran dan kezaliman yang semuanya berujung pada kerusakan.

Sesungguhnya Islam telah memiliki sistem pemerintahan sendiri, yakni Khilafah. Khilafah adalah satu-satunya sistem pemerintahan Islam; bukan republik, kerajaan, imperium, federasi, demokrasi dan lain-lain. Secara syar’i dinyatakan:

رِئَاسَةٌ عَامَةٌ لِلْمُسْلِمِيْنَ جَمِيْعاً فِي الدُّنْيَا لِإِقَامَةِ أَحْكَامِ الشَّرْعِ الْإِسْلَامِي، وَحَمْلِ الدَّعْوَةِ اْلإِسْلَامِيَّةِ إِلَى الْعَالَمِ
Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslim di dunia untuk menegakkan syariah Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia.

Dengan Khilafah umat Islam bisa dipersatukan dalam satu kepemimpinan dan satu negara. Dengan Khilafah seluruh hukum syariah bisa diterapkan dan dakwah Islam dapat diemban ke seluruh dunia.
Sungguh, kebaikan dan keberkahan akan Allah SWT limpahkan ketika hukum-hukum-Nya ditegakkan. Abu Hurairah ra. menuturkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:

«حَدٌّ يُقَامُ فِى الأَرْضِ خَيْرٌ لِلنَّاسِ مِنْ أَنْ يُمْطَرُوا ثَلاَثِينَ أَوْ أَرْبَعِينَ صَبَاحاً»
Satu hukum had (sanksi syariah atas kejahatan tertentu) yang ditegakkan di muka bumi lebih baik bagi manusia daripada mereka diguyur hujan selama tiga puluh atau empat puluh hari (HR Ahmad).

Itu baru satu jenis hukum saja. Tentu betapa besar kebaikannya jika seluruh hukum syariah ditegakkan?

Namun, sungguh disayangkan, sistem pemerintahan itu sekarang tidak ada. Itu terjadi sejak institusi Khilafah Utsmaniyah dihapuskan oleh Musthafa Kemal Attaturk pada 28 Rajab 1342 H, bertepatan dengan 3 Maret 1924.
Kewajiban menegakkan Khilafah telah banyak dijelaskan oleh para ulama. Tidak ada ikhtilaf di antara mereka. Bahkan Khilafah bukan sekadar kewajiban, tetapi kewajiban paling penting. Ibnu Hajar al-Haitami rahimahul-Lah dalam Ash-Shawâiq al-Muhriqah berkata:

اِعْلَمْ أَيْضًا أَنَّ الصَّحَابَةَ رِضْوَانَ اللهِ تَعَالَى عَلَيْهِمْ أَجْمَعِيْنَ أَجْمَعُوْا عَلَى أَنَّ نَصْبَ الْإِمَامِ بَعْدَ اِنْقِرَاضِ زَمَنِ النُّبُوَّةِ وَاجِبٌ بَلْ جَعَلُوْهُ أَهَمَّ الْوَاجِبَاتِحَيْثُ اِشْتَغَلُوْا بِهِ عَنْ دَفْنِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Ketahuilah juga, sesungguhnya para Sahabat ra. telah berijmak bahwa mengangkat imam (khalifah) setelah zaman kenabian adalah kewajiban. Bahkan mereka menjadikan Imamah/Khilafah sebagai kewajiban yang terpenting ketika mereka lebih sibuk memilih dan mengangkat khalifah daripada memakamkan Rasulullah saw.

Jadi, sungguhaneh jikamasih ada di antara kaum Muslim yang meragukan dan menolak Khilafah, apalagi menghalangi perjuangan umat ini untuk menegakkan Khilafah. Aneh pula jika ada yang merasa pesimis dengan tegaknya Khilafah, bahkan menganggap penegakan Khilafah sebagai utopia, ilusi atau mimpi. Sikap ini tentu ironi. Mengapa? Pasalnya, kaum kafir saja tidak mengingkari kemungkinan Khilafah bakal tegak kembali. Buktinya, negara-negara kafir penjajah amat serius menghalangi tegaknya Khilafah. Itu artinya, mereka menganggap Khilafah adalah ancaman nyata bagi mereka.
Apakah mereka yang meragukan tegaknya Khilafah lupa, bahwa kekuasaan hanya di tangan Allah SWT? Dialah Yang memberikan kekuasaan kepada siapa pun yang Dia kehendaki, juga mencabut kekuasaan dari siapa pun yang Dia kehendaki. Maka dari itu, apa sulitnya bagi Allah SWT untuk membuat Khilafah berdiri kembali sebagaimana sebelumnya? Allah SWT pun tidak akan mengingkari janji-Nya.

﴿وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ﴾
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal salih di antara kalian, bahwa Dia benar-benar akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi (TQS an-Nur [24]: 55).

Kabar gembira tentang Khilafah yang bakal kembali tegak juga diberitakan dalam banyak hadis. Dalam riwayat Ahmad, Khilafah ‘alâ Minhâj an-Nubuwwah akan datang setelah masa mulk[an] jabriyyan (penguasa diktator). Dalam hadis riwayat Imam Ahmad diberitakan bahwa Konstantinopel dan Roma akan dibebaskan. Konstantinopel berhasil dibebaskan oleh Sultan Muhammad al-Fatih, lalu diubah namanya menjadi Istanbul. Adapun Roma hingga kini masih belum pernah dibebaskan. Insya Allah, kota itu juga akan dibebaskan. Yang bakal membebaskannya adalah Khilafah. Bahkan dalam hadis riwayat Imam Muslim diberitakan, Rasulullah saw. pernah diperlihatkan ujung timur dan ujung barat bumi. Beliau menegaskan, kekuasaan umat beliau akan sampai ke seluruh bagian bumi yang diperlihatkan kepada beliau.
Sebagai hamba Allah SWT, tugas kita hanyalah menunaikan kewajiban. Karena Khilafah merupakan kewajiban, maka tidak ada pilihan bagi kita kecuali harus maju dan berjuang menegakkan Khilafah. Celaan dan kemurkaan manusia tidak boleh membuat kita mundur walau hanya selangkah. Ingatlah, ketika kita berjuang untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT, maka kita berhak mendapatkan pertolongan-Nya. Rasulullah saw. bersabda:
«مَنْ أَرْضَى النَّاسَ بِسَخَطِ اللهِ وَكَّلَهُ اللهُ إِلَى النَّاسِ وَمَنْ أَسْخَطَ النَّاسَ بِرِضَا اللهِ كَفَاهُ اللهُ مَؤْنَةَ النَّاسِ»

Siapa saja yang berusaha menyenangkan manusia dengan membuat Allah murka, Allah bakal menyerahkan dirinya kepada manusia. Siapa saja yang membuat manusia marah dengan keridhaan Allah, niscaya Allah bakal mencukupi dirinya sehingga dia tidak memerlukan pertolongan manusia (HR at-Tirmidzi dan Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah dari Aisyah ra.).
Tatkala Allah SWT memberikan pertolongan, siapakah yang mampu menghalanginya?

Pada kesempatan ini, Hizbut Tahrir kembali mengajak seluruh kaum Muslim untuk berjuang bersama-sama menegakkan kembali Khilafah. Kami menyampaikan pesan Amir Hizbut Tahrir yang sekarang, al-‘Alim al-Jalîl asy-Syaikh Atha` Abu ar-Rasytah. Beliau berkata:

Sungguh kami tengah berjuang, sedangkan mata kami melihat Khilafah dan hati kami berdebar-debar menyambutnya. Kami semua yakin Khilafah akan kembali tegak sebab Rasulullah saw. telah memberitahu kita dan menyampaikan kabar gembira kepada kita bahwa Khilafah akan kembali tegak. Beliau bersabda:

«ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ نُبُوَّةٍ»
Selanjutnya akan tegak kembali Khilafah ‘ala Minhâj an-Nubuwah.
Semua ini adalah kenyataan yang mempertajam tekad, memperkuat kemauan dan menggembirakan hati.

Oleh karena itu, wahai kaum Muslim, sambutlah seruan perjuangan ini. Songsonglah janji Allah SWT dan berita gembira Rasul-Nya dengan penuh semangat. Bergabunglah dalam barisan umat bersama Hizbut Tahrir untuk menegakkan Khilafah. Penuhilah panggilan Allah SWT:

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ﴾
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang benar (TQS at-Taubah [9]: 119).

Hukum demonstrasi dan hadist keluarnya kaum muslim falm dua shoft

Soal Jawab: Hukum Demonstrasi dan Hadits Keluarnya Kaum Muslim dalam Dua Shaf
بسم الله الرحمن الرحيم
Silsilah Jawaban asy-Syaikh al-‘Alim Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah Amir Hizbut Tahrir Atas Pertanyaan di Akun Facebook Beliau “Fiqhiyah”

Demonstrasi dan Long March dan Hadits Keluarnya Kaum Muslim dalam Dua Shaf

Pertanyan:

Kepada Moadh Seif Elmi
Syaikhuna al-fadhil, assalamu ‘alaikum… Apakah hadits keluarnya kaum Muslim dalam dua barisan dimana pada kepala masing-masing barisan adalah Umar dan Hamzah adalah hadits dha’if, terima kasih?

Kepada Andalusi Maqdisi Andalus

Assalamu ‘alaikum, syaikhuna al-fadhil.
Dalam jawab soal Anda tentang demonstrasi, Anda berdalil dengan hadits “Abu Nu’aim Ahmad bin Abdullah bin Ahmad bin Ishaq bin Musa bin Mahran al-Ashbahani (w. 430 H) dalam kitabnya Hilyatu al-Awliyâ’ wa Thabaqât al-Ashfiyâ’ dari Ibn Abbas, ia berkata: aku bertanya kepada Umar ra.:
لِأَيِّ شَيْءٍ سُمِّيتَ الْفَارُوقَ؟ قَالَ: أَسْلَمَ حَمْزَةُ قَبْلِي بِثَلَاثَةِ أَيَّامٍ، ثُمَّ شَرَحَ اللهُ صَدْرِي لِلْإِسْلَامِ… قلت: أَيْنَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم؟، قَالَتْ أُخْتِي: هُوَ فِي دَارِ الْأَرْقَمِ بْنِ الْأَرْقَمِ عِنْدَ الصَّفَا، فَأَتَيْتُ الدَّارَ… فَقُلْتُ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، قَالَ: فَكَبَّرَ أَهْلُ الدَّارِ تَكْبِيرَةً سَمِعَهَا أَهْلُ الْمَسْجِدِ، قَالَ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ أَلَسْنَا عَلَى الْحَقِّ إِنْ مُتْنَا وَإِنْ حَيِينَا؟ قَالَ: «بَلَى وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، إِنَّكُمْ عَلَى الْحَقِّ إِنْ مُتُّمْ وَإِنْ حَيِيتُمْ»، قَالَ: فَقُلْتُ: فَفِيمَ الِاخْتِفَاءُ؟ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ لَتَخْرُجَنَّ، فَأَخْرَجْنَاهُ فِي صَفَّيْنِ، حَمْزَةُ فِي أَحَدِهِمَا، وَأَنَا فِي الْآخَرِ، لَهُ كَدِيدٌ كَكَدِيدِ الطَّحِينِ، حَتَّى دَخَلْنَا الْمَسْجِدَ، قَالَ: فَنَظَرَتْ إِلَيَّ قُرَيْشٌ وَإِلَى حَمْزَةَ، فَأَصَابَتْهُمْ كَآبَةٌ لَمْ يُصِبْهُمْ مِثْلَهَا، فَسَمَّانِي رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَوْمَئِذٍ الْفَارُوقَ، وَفَرَّقَ اللهُ بَيْنَ الْحَقِّ وَالْبَاطِلِ

“Karena apa engkau disebut al-Faruq?” Umar berkata: “Hamzah masuk Islam tiga hari sebelumku, kemudian Allah melapangkan dadaku untuk Islam… Aku berkata: “dimana Rasulullah saw? Saudara perempuanku berkata: “beliau di rumah al-Arqam bin al-Arqam di bukit Shafa”, maka aku datang ke rumah itu… lalu aku berkata: “aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya.” Umar berkata: “maka orang yang ada di rumah itu meneriakkan takbir sehingga terdengar oleh orang-orang di masjid.” Umar berkata: “lalu aku katakan: “ya Rasulullah saw, bukankah kita di atas kebenaran jika kita mati dan jika kita hidup? Beliau menjawab: “benar demi Zat yang jiwaku ada di genggaman tangannya, sungguh kalian berada di atas kebenaran jika kalian mati dan jika kalian hidup.” Umar berkata: “lalu aku katakan: “lalu kenapa sembunyi? Demi Zat yang mengutusmu dengan membawa kebenaran sungguh kalian harus keluar. Maka kami keluar dalam dua barisan, Hamzah di salah satunya dan aku di barisan satunya lagi, ia memiliki garam halus seperti tepung, sampai kami masuk ke masjid.” Umar berkata: “lalu aku memandang kepada Quraisy dan kepada Hamzah, maka mereka ditimpa bencana yang semisalnya belum pernah menimpa mereka, maka Rasulullah saw pada saat itu menamaiku al-Faruq, dan Allah memisahkan antara yang haq dan yang batil.” Selesai.

Pada saat menelaah hadits tersebut, al-Albani menyebutkan bahwa itu mungkar dan didhaifkan oleh kebanyakan ahli hadits. Pertanyaanku: pertama, apakah boleh berdalil dengan hadits dha’if? Jika boleh, kapan kita berdalil dengannya dan bagaimana kita menghukuminya? Jika jawabannya tidak boleh, lalu apakah engkau punya takhrij selain yang disebutkan dalam pertanyaan ini? Semoga Allah memberi manfaat kepada kami dengan ilmumu. Semoga Allah memberkahimu dan memberikan kemenangan kepadamu. Abdullah asy-Syami.)

Jawab:
Wa ‘alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuhu.
Dua pertanyaan tersebut topiknya sama. Karena itu, inilah jawaban kepada kalian berdua.

Saudaraku yang mulia, jika engkau membaca ada orang yang mendha’ifkan satu riwayat bukan berarti riwayat itu dhaif secara pasti. Misalnya, ada para syaikh yang mendhaifkan hadits-hadits di (Shahih) al-Bukhari dan Muslim, yakni mendhaifkan hadits-hadits yang ditakhrij oleh keduanya yang diambil oleh umat dengan penerimaan dan ketenteraman. Al-Bukhari dan Muslim sangat memperhatikan standar-standar besar dan agung dalam menshahihkan suatu riwayat baik secara sanad maupun matan… Meski demikian, ada orang yang mendhaifkan hadits-hadits yang ada di keduanya (Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim)!

Benar, bahwa jika suatu hadits menjadi jelas dhaifnya maka tidak boleh beristidlal dengannya. Akan tetapi, kadang kala para ahli hadits atau sebagian dari mereka menyatakan suatu hadits adalah dhaif, sementara orang-orang yang lain menghukumi bahwa hadits itu hasan dan layak beristidlal dengannya. Siapa yang memiliki pengetahuan ilmu hadits dan ushulnya, ia mengetahui masalah ini. Masalah ini masyhur di kalangan ahli hadits, dan para mujtahid. Maka engkau temukan, yang ini berdalil dengan hadits ini sementara yang itu tidak berdalil dengannya… Kami telah menjelaskan masalah ini secara rinci dalam kitab kita asy-Syakhshiyyah juz pertama bab “al-Hadîts al-Maqbûl wa al-Hadîts al-Mardûd” dan bab “I’tibar al-Hadîts Dalîlan fî al-Ahkâmi asy-Syar’iyyati.”
Dan sekarang kami menjawab tentang keluarnya para sahabat di Mekah setelah keislaman Umar ra.:

Riwayat yang dinyatakan di jawab soal, diriwayatkan oleh Abu Nu’aim Ahmad bin Abdullah bin Ahmad bin Ishaq bin Musa bin Mahran al-Ashbahani (w. 430 H) dalam kitabnya “Hilyatu al-Awliyâ’ wa Thabaqâtu al-Ashfiyâ’ “. Dan Abu Nu’aim seorang hafizh dan tsiqah. Az-Zarkali berkata tentangnya di A’lâm an-Nubalâ’:

Abu Nu’aim (336 – 430 H/948 – 1038 M), Ahmad bin Abdullah bin Ahmad al-Ashbahani, Abu Nu’aim: seorang hafizh, sejarahwan, termasuk orang yang tsiqah dalam hafalan dan riwayat.

Ia lahir dan meninggal di Ashbahan. Diantara karyanya: (Hilyatu al-Awliyâ’ wa Thabaqâtu al-Ashfiyâ’) sudah dicetak terdiri sepuluh juz, (Ma’rifatu ash-Shahâbah) besar, sebagiannya masih berupa manuskrip dalam dua jilid, berdasarkan itu qraah tahun 551 di perpustakaan Ahmad III di Thubuqbu Sarayi si Istanbul, nomor 497 seperti yang disebutkan dalam memoar al-Maymini – manuskrip, dan (Thabaqâtu al-Muhadditsin wa ar-Ruwât) dan (Dalâ`il an-Nubuwwah – dicetak) dan (Dzikru Akhbâr Ashbahân – dicetak) dua jilid dan kitab (asy-Syu’ara` -manuskrip), selesai.

Karena itu, dimungkinkan bersandar kepada riwayatnya tentang keluarnya kaum Muslimin dalam dua barisan setelah keislaman Umar.
Meski demikian, itu bukan satu-satunya riwayat, akan tetapi ada riwayat-riwayat lain yang shahih.:

-                      Di dalam al-Mustadrak ‘alâ ash-Shahîhayn karya al-Hakim dinyatakan:

…عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْأَرْقَمِ، عَنْ جَدِّهِ الْأَرْقَمِ، وَكَانَ بَدْرِيًّا، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم آوَى فِي دَارِهِ عِنْدَ الصَّفَا حَتَّى تَكَامَلُوا أَرْبَعِينَ رَجُلًا مُسْلِمَيْنِ، وَكَانَ آخِرَهُمْ إِسْلَامًا عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ، فَلَمَّا كَانُوا أَرْبَعِينَ خَرَجُوا إِلَى الْمُشْرِكِينَ…

Dari Utsman bin Abdullah bin al-Arqam dari kakeknya al-Arqam, dan ia Badriyan, dan Rasulullah saw berlindung di rumahnya di bukit Shafa sampai genap empat puluh orang muslim, dan yang terakhir keislamannya adalah Umar bin al-Khaththab radhiyallâh ‘anhum. Ketika mereka empat puluh orang mereka keluar kepada orang-orang musyrik…

Al-Hakim berkata: “ini adalah hadits shahih sanadnya, tetapi al-Bukhari dan Muslim tidak mentakhrijnya” dan disepakati oleh adz-Dzahabi.

-                      Di Thabaqât al-Kubrâ karya Ibn Sa’ad: ia berkata …. dari Yahya bin Imran bin Utsman bin al-Arqam, ia berkata; “aku mendengar kakekku Utsman bin al-Arqam mengatakan:

أَنَا اِبْنُ سَبْعَةِ فِي الْإِسْلاَمِ، أَسْلَمَ أَبِيْ سَابِعُ سَبْعَةِ، وَكَانَتْ دَارُهُ بِمَكَّةَ عَلَى الصَّفَا، وَهِيَ الدَّارُ الَّتِيْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَكُوْنُ فِيْهَا أَوَّلَ الْإِسْلاَمِ، وَفِيْهَا دَعَا النَّاسَ إِلَى الْإِسْلاَمِ وَأَسْلَمَ فِيْهَا قَوْمٌ كَثِيْرٌ، وَقَالَ لَيْلَةَ الْاِثْنَيْنِ فِيْهَا: “اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلاَمَ بِأَحَبِّ الرَّجُلَيْنِ إِلَيْكَ: عُمَرِ بْنِ الْخَطَّابِ أَوْ عَمْرُو بْنِ هِشَامٍ” فَجَاءَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ مِنَ الْغَدِّ بُكْرَةً فَأَسْلَمَ فِي دَارِ الْأَرْقَمِ، وَخَرَجُوْا مِنْهَا فَكَبَّرُوْا وَطَافُوْا الْبَيْتَ ظَاهِرِيْنَ وَدُعِيَتْ دَارُ الْأَرْقَمِ دَارَ الْإِسْلاَمِ…

“Aku anak orang ketujuh di dalam Islam, bapakku masuk Islam sebagai orang ketujuh, rumahnya di Mekah di bukit shafa, dan itu adalah rumah yang Nabi saw ada di situ pada awal Islam, di situ beliau mengajak orang kepada Islam dan di situ banyak orang telah masuk Islam. Beliau pada satu malam Senin berdoa: “Ya Allah muliakan Islam dengan salah satu laki-laki yang lebih Engkau sukai: Umar bin al-Khathab atau Amru bin Hisyam”. Lalu Umar bin al-Khathab datang besoknya pagi-pagi lalu dia masuk Islam di rumah al-Arqam dan mereka keluar dari situ, mereka meneriakkan takbir dan berthawaf mengelilingi baitullah terang-terangan dan rumah al-Arqam disebut Dar al-Islam…”

-                      Ibn Ishaq berkata di as-Sîrah an-Nabawiyyah:

قاَلَ عُمَرٌ عِنْدَ ذَلِكَ: وَاللهِ لَنَحْنُ بِالْإِسْلاَمِ أَحَقٌّ أَنْ نُنَادِيَ… فَلْيَظْهَرَنَّ بِمَكَّةَ دِيْنُ اللهِ، فَإِنْ أَرَادَ قَوْمُنَا بَغْياً عَلَيْنَا نَاجَزْنَاهُمْ، وَإِنْ قَوْمُنَا أَنْصَفُوْنَا قَبِلْنَا مِنْهُمْ، فَخَرَجَ عُمَرٌ وَأَصْحَابُهُ، فَجَلَسُوْا فِيْ الْمَسْجِدِ، فَلَمَّا رَأَتْ قُرَيْشٌ إِسْلاَمَ عُمَرٍ سَقَطَ فِيْ أَيْدِيْهِمْ

“Umar berkata pada saat demikian, “Demi Allah, sungguh kita dengan Islam lebih berhak untuk menyeru… dan sungguh agama Allah akan nampak di Mekah, jika kaum kita ingin zalim terhadap kita maka kita lawan mereka dan jika kaum kita berlaku fair kepada kita maka kita terima dari mereka”. Lalu Umar dan sahabat-sahabatnya keluar dan mereka duduk di Masjid. Ketika Quraisy melihat Islamnya Umar maka jatuhlah (apa yang ada) di tangan mereka.”

Juga dinyatakan topik dua shaf itu di karya Taqiyuddin al-Maqrizi dalam Imtâ’ al-Asmâ’; dan Husain bin Muhammad ad-Diyar Bakri dalam Tarîkh al-Khamîs fî Ahwâl Anfusi an-Nafîs, dan Muhammad Abu Syuhbah dalam as-Sîrah an-Nabawiyyah ‘alâ Dhaw’ al-Qur’ân wa as-Sunnah, dan Shafiyurrahman al-Mubarakfuri dalam ar-Rahîq al-Makhtûm … dan selain mereka.

Pendapat bolehnya demonstrasi dan long march tidak hanya berdalil dengan riwayat-riwayat ini saja. Sebab demonstrasi dan long march adalah uslub untuk menampakkan pendapat dan menyampaikan ide, persis sama seperti nasyrah (leaflet), pidato, seminar, video dan wasilah-wasilah serta uslub-uslub lainnya. Dan hukum asal dalam uslub dan wasilah adalah mubah selama tidak ada dalil yang mengharamkan sebagiannya, maka (wasilah dan uslub itu) terlarang pada saat itu. Wasilah-wasilah dan uslub-uslub itu menggerakkan masyarakat untuk mengemban Islam dan terikat dengannya, serta berinteraksi dengannya. Hizb melakukan aktivitas ini sesuai kemampuan dengan syarat Hizb sajalah yang melakukan dan mengaturnya dengan panji dan slogan-slogannya dan mengumpulkan masyarakat dengan kepemimpinan Hizb… bukan bergabung dengan yang lain di mana masing-masing mengusung panjinya dan slogan-slogannya… Ini tidak dilakukan oleh Hizb. Jadi apa yang bisa kita lakukan dengan pengaturan kita dan kepemimpinan kita, kita lakukan. Kadang ada waktu kita tidak bisa (melakukannya) sedangkan pada waktu lain kita bisa (melakukannya)… Ini semisal uslub berupa Maktab-maktab I’lami. Dahulu sulit dilakukan pada masa Abu Ibrahim rahimahullah, dan lebih kecil kesulitannya pada masa Abu Yusuf rahimahullah, maka beliau menugaskan aku menjadi juru bicara resmi di Yordania. Dan sekarang seperti yang engkau lihat, Maktab-maktab I’lami kita menarik perhatian.

Sebagai penutup, wahai saudaraku yang mulia, sungguh setiap amal yang kami lakukan, setiap langkah yang kami tempuh, kami pikirkan dan kami renungkan, bukan hanya kami menjauhkan diri dari keharaman, akan tetapi juga dari sesuatu yang mendekatkan dari satu debu ke debu keharaman lainnya, seraya bertawakkal kepada Allah SWT dalam kondisi rahasia maupun terang-terangan, kecil maupun besar… Sungguh kami mengemban tugas yang gunung enggan memikulnya. Apakah engkau memandang kami mampu berjalan seandainya tidak terikat dengan hukum-hukum syara’ di hati, lisan dan setiap lahiriah kami? Sungguh kami memohon kepada Allah pertolongan dan hidayah kepada perkara yang paling lurus, dan Allah menolong orang-orang shalih.

Saudaramu
Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah