Thursday, February 16, 2012

Basis Ideologi

Basis Ideologi

Sering dikatakan bahwa Indonesia bukanlah negara agama, juga bukan negara sekular; bukan negara sosialis, juga bukan negara kapitalis. Jadi Indonesia negara apa?

++++


Ketidakjelasan basis ideologi inilah yang kemudian memunculkan banyak sekali persoalan serius dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satunya tampak dalam pembahasan RUU Keamanan Nasional yang saat ini tengah digodog di gedung DPR. RUU yang dibuat dalam 7 Bab dan 60 pasal plus penjelasan pasal-pasalnya ini diperlukan untuk menjadi dasar penanganan masalah keamanan secara komprehensif—sebuah kebutuhan yang sesungguhnya sangat wajar dalam sebuah negara.

Namun, bila dikaji secara cermat, RUU ini alih-alih bisa menciptakan keamanan bagi seluruh rakyat dan negara, yang terjadi justru sangat berpotensi menimbulkan ancaman bagi rakyat. Mengapa? Salah satunya adalah akibat tidak jelasnya basis ideologi tadi. RUU ini bisa secara serampangan menyasar siapa saja yang dianggap melawan penguasa dengan dalih mengancam keamanan nasional. Dengan kata lain, RUU ini berpotensi digunakan sebagai alat represi pemerintah sehingga merugikan hak dan privasi rakyat, sementara sesuatu yang semestinya harus dianggap sebagai ancaman justru luput dari sorotan.

Dalam RUU tersebut, ancaman terhadap keamanan nasional dinyatakan bukan saja dalam bentuk militer, tetapi juga selain militer. Salah satu yang dianggap sebagai ancaman selain militer atau ancaman bukan bersenjata adalah ideologi asing. Pertanyaannya, ideologi asing seperti apa yang dimaksud di sini? Ketika Indonesia tidak cukup jelas ideologinya, maka penilaian terhadap sebuah ideologi itu asing atau tidak menjadi sangat absurd.

Persoalan yang sangat krusial ini saya sampaikan di hadapan forum pertemuan antara Wakil Menteri Pertahanan, Letjen (Purn) Syafri Syamsuddin dengan pimpinan Ormas Islam tingkat pusat dan sejumlah pimpinan perguruan tinggi Muhammadiyah pada 28 Desember 2011 lalu di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta. Pertemuan itu memang diadakan untuk mensosialisasikan RUU Kamnas. Pak Syafri sebagai Wamenhan yang telah lama dikenal dekat dengan kalangan Islam tampaknya ditugasi untuk berbicara mengenai pentingnya RUU tersebut.

HTI sendiri sudah lama mengkaji RUU yang rancangannya sejatinya sudah disiapkan sejak Maret 2011. HTI telah mengeluarkan tanggapan resminya melalui pernyataan yang dikeluarkan pada 27 Juli 2011.

Mengenai ancaman ideologi, kepada Pak Syafri saya katakan, bila ideologi Indonesia adalah Pancasila, bagaimana dengan sekularisme dan kapitalisme, apakah akan dianggap sebagai ancaman? Mestinya, kapitalisme yang sekarang ini justru diterapkan dan telah banyak sekali menimbulkan berbagai macam persoalan dan dampak buruk, harus dipandang sebagai ancaman. Faktanya, alih-alih dilarang, ideologi ini justru makin berurat akar. Lihatlah, semakin banyak saja lahir peraturan perundang-undangan dan kebijakan pemerintah yang sangat kapitalistik.

Lalu bagaimana pula dengan Islam? Akankah Islam akan juga dianggap sebagai ideologi asing dan dilarang? Masak iya, kita umat Muslim yang mayoritas di negeri ini akan menganggap Islam, agama kita sendiri, sebagai ancaman dan kemudian melarangnya?

Ini mungkin pertanyaan aneh. Namun faktanya, hal ini pernah terjadi di masa Orde Baru. Saat itu jangankan menyuarakan penerapan syariah Islam secara kaffah, sekadar menyelenggarakan pesantren kilat saja dilarang. Kondisi yang sangat buruk itu bukan tidak mungkin akan terjadi lagi bila RUU Keamanan Nasional yang memasukkan ideologi sebagai salah satu ancaman non-militer itu disahkan, sementara apa yang dimaksud ancaman ideologi ini tidak terdefinisikan secara jelas.

Iffah Rahmah (Jubir MHTI): Negara: Pilar Utama

Iffah Rahmah (Jubir MHTI): Negara: Pilar Utama

Pengantar

Tidak bisa ditampik bahwa kehidupan generasi muda negeri ini dirudung banyak masalah. Pornografi, pornoaksi, seks bebas, narkoba, aborsi, HIV/AIDS, dan berbagai PMS dan sebagainya marak menghinggapi generasi muda. Bagaimana menyelamatkan generasi muda kita sekaligus menggapai kemajuan? Siapa yang bertanggung jawab? Bagaimana peran keluarga, masyarakat, dan terutama Negara? Itulah beberapa topik wawancara Redaksi dengan Jubir MHTI, Iffah Rahmah. Berikut petikannya.

Ada yang mengatakan, dengan liberalisme bangsa Eropa dan Amerika bangkit. Bagaimana pandangan Ibu?

Benar, bangsa Eropa dan Amerika memang ‘bangkit’ dan memperoleh kemajuan-kemajuan materi sejak meninggalkan doktrin jumud gereja dan mengadopsi sekularisme-liberalisme. Hasil dari pembangunannya bisa dilihat dari infrastruktur yang memadai dan kemudahan akses ekonomi yang mensejahterakan warga negaranya. Kebanyakan orang mudah mendapatkan fasilitas umum seperti perawatan kesehatan, pendidikan, keamanan hingga mudah untuk memperoleh keadilan.

Namun, kemajuan materi tersebut tidak menjamin kebahagiaan. Mayoritas masyarakat Eropa dan Amerika kering spiritualitas. Selain menoleh pada sekte-sekte sesat, pencari kebahagiaan itu lari ke narkoba dan petualangan seks. Narkoba hampir tidak bisa diatasi. Konon lebih banyak korban narkoba daripada korban Peristiwa WTC 911 dan perang Irak. Kasus pelecehan seksual dan perkosaan juga menjadi momok yang menakutkan. Lebih dari 700 ribu perempuan Amerika diperkosa setiap tahunnya. Sekitar 75 persen dari satu juta perempuan di sana hamil di luar nikah.

Tidak kalah menakutkan adalah pornografi. Seni berbasis porno telah menjadi identitas Eropa dan Amerika. Para seniman Eropa dan Amerika berkompetisi menampilkan karya-karya pornonya. Amerika adalah produsen terbesar konten pornografi. Rasa malu, harga diri dan kesucian telah kehilangan warna dan nilainya. Fondasi tatanan berkeluarga dan pembinaan generasi juga telah hancur.

Kemajuan materi yang dibalut kehancuran moralitas ini akan menyegerakan akhir peradaban Barat. Hasil polling Newsweek menyatakan 76% rakyat Amerika percaya bahwa telah terjadi kehancuran moral di negaranya. Ini menunjukkan adanya kekhawatiran besar akan masa depan dan kelanjutan peradaban yang mereka miliki.


Secara moral Barat memang bermasalah. Namun, dibandingkan dengan Dunia Islam, Barat jauh lebih maju. Mengapa?

Setiap pemikiran ideologis—termasuk liberalisme di dalamnya—berpotensi membawa pemeluknya ke arah kemajuan, asal dijalankan secara konsisten oleh pemimpin yang cakap dan mampu memenej sumberdaya yang ada. Liberalisme yang mengarah pada perilaku bebas tanpa batas telah membawa Eropa dan Amerika kaya materi. Namun, mereka miskin orientasi hidup. Bukan hanya itu, karena cacat bawaan yang dimiliki, sustainability (sifat keberlangsungan di masa depan) ide ini juga tidak bisa dijamin. Boleh jadi hingga abad 20 kemarin Barat mengalami kemajuan, namun hari ini tanda-tanda kehancuran ekonomi, politik dan sosialnya tak bisa ditutupi lagi.

Lebih dari itu, kemajuan negara Barat membutuhkan ‘tumbal’ negara berkembang. Kekayaan materi mereka diperoleh melalui penghisapan SDA dan penjajahan politik di negara berkembang. Kebebasan perilaku mereka telah menuntun mereka untuk mengekspor perilaku maksiat dan amoralnya ke negeri-negeri Muslim.

Liberalisme yang dijual ke negeri-negeri Muslim semacam Indonesia saat ini juga mulai dirasakan pengaruh buruknya. Negara ini harus mengeluarkan dana yang luar biasa besar untuk pemberantasan narkoba. Bahkan Indonesia menjadi tempat paling favorit bagi mafia narkoba internasional. Keuntungan materinya dinikmati negara Barat, sementara anak dan remaja kita menjadi korbannya.

Negara juga ibarat menggarami lautan, sia-sia, saat menetapkan adanya pendidikan moral tanpa membuat regulasi tegas untuk melarang pornografi dan pornoaksi. Kecanduan pornografi yang dialami sebagian anak dan remaja Indonesia jelas berpengaruh besar pada penurunan kualitas generasi masa depan. Seks bebas yang merebak telah menghasilkan wabah HIV/AIDS dan secara pasti merusak kehidupan keluarga. Maraknya aborsi menjadi masalah berikutnya yang menuntut penyelesaian. Perkosaan dan kejahatan seksual yang marak baru-baru ini juga buah busuk adopsi liberalisme.

Fakta kehancuran moral, kerusakan tatanan berkeluarga, ancaman lost generation dan tanda-tanda kehancuran peradaban Barat seharusnya menjadi bukti nyata ketidaklayakan kita mempertahankan sistem liberalisme-kapitalisme. Ide ini terbukti menghasilkan generasi lemah fisik dan akal, tak memiliki orientasi hidup dan selanjutnya menghancurkan masa depan bangsa. Selayaknya semua menyadari kebutuhan kita terhadap Islam termasuk untuk membangun generasi dan memajukan generasi muda.


Lalu bagaimana Islam memajukan generasi muda?

Kualitas generasi muda adalah salah satu penentu masa depan bangsa. Islam memberikan amanah agar masa muda benar-benar dimanfaatkan untuk menyiapkan bekal untuk berkiprah dan membangun masyarakat. Nabi saw. telah bersabda, “Tidak beranjak kaki anak Adam dari hadapan Allah hingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya, dihabiskan untuk apa; tentang usia mudanya, diisi dengan apa; tentang hartanya, dari mana dia dapatkan dan digunakan untuk apa; dan amalannya dari ilmu yang dia miliki?” (HR at-Tirmidzi).

Islam menetapkan generasi muda harus mendapatkan pendidikan dari keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat untuk menetapkan orientasi hidupnya sebagai hamba Allah, membangun kepribadian Islam serta menyiapkan modal ilmu pengetahuan dan ketrampilan sebagai bekal mengarungi kehidupan.

Islam menghilangkan semua faktor yang berpotensi merusak proses pembangunan kepribadian semisal beredarnya konten pornografi, berkembangnya pemikiran yang merusak (termasuk liberalisme, hedonisme, sekularisme), beredarnya minuman keras dan narkoba yang melemahkan akal, tren olahraga yang melenakan atau hiburan yang tidak mendidik dsb, dari dalam maupun luar negeri.

Islam memberikan tanggung jawab pembinaan generasi muda di pundak individu, orang tua/keluarga, lingkungan dan negara.


Sejauh mana peran penting keluarga dalam mencetak generasi muda?

Keluarga dalam bahasa Arab disebut al-usrah, yang artinya al-birru al-hasinah (benteng yang kokoh). Saat ini—ketika peradaban Kapitalisme yang destruktif merajai dunia—keluarga diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai Islam secara kaffah. Secara praktis, selain menyampaikan pemahaman Islam sesuai usia anak, secara praktis orangtua harus bisa menuntun anak menyeleksi tontonan, buku, teman dan perilaku yang boleh dilakukan sejalan dengan pendidikan. Keluarga Muslim sejati juga selayaknya memahami bahwa syariah Islam telah ditinggalkan dalam pengaturan kehidupan ekonomi, sosial-politik dan pemerintahan. Peradaban Islam yang memuliakan telah jauh ditinggalkan. Bahkan kehidupan keluarga Muslim pun telah banyak meninggalkan tuntunan Islam. Hal ini bisa disaksikan pada semakin lemahnya penanaman nilai Islam pada keluarga-keluarga Muslim. Sangat jarang didapati orangtua yang sungguh-sungguh mendidik dan membina putra-putrinya agar memiliki pemahaman Islam yang utuh. Semua itu terjadi sejak kaum Muslim tidak lagi memiliki Khilafah Islamiyah. Karena itu, setiap keluarga Muslim memiliki tanggung jawab besar untuk mengembalikan tegaknya Khilafah Islamiyah. Dengan itu seluruh syariah Islam bisa diimplementasikan pada berbagai aspek kehidupan dan peradaban Islam kembali menjadi mercusuar dunia.


Bagaimana peran negara?

Islam menggariskan harus adanya imam/negara yang menjadi penjaga dan pelindung bagi segala hal yang berpotensi merusak pemikiran, akal, perilaku dan suasana keimanan di tengah-tengah masyarakat. Rasulullah saw., bersabda “Sesungguhnya iman (khalifah) itu laksana perisai.” (HR Muslim).

Negara harus memberlakukan kurikulum pendidikan Islam untuk semua jenjang sekolah baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Semua sekolah untuk anak didik Islam harus berbasis akidah Islam, memilki orientasi hidup Islam dan memberikan tsaqafah Islam sebagai modal sebelum mendapat pemikiran asing. Negara juga harus menyediakan sarana dan prasarana yang mamadai untuk mengoptimalkan tercapainya tujuan pendidikan.

Negara harus membuat aturan tegas untuk menghilangkan sumber-sumber pornografi, menutup semua produksi narkoba, miras dan barang-barang yang merusak fisik dan akal lainnya.

Negara harus membuat regulasi terhadap media di dalam negeri untuk memastikan tidak ada konten yang berisi pemikiran atau perilaku yang mencontohkan kemaksiatan atau kontraproduktif membangun jatidiri Muslim. Misal larangan kampanye gender yang bermuatan kontrol populasi, sementara pacaran dikampanyekan lewat film, novel, lagu dsb. Kampanye ini justru memicu maraknya pergaulan bebas.

Negara harus melarang media, individu dan lembaga asing yang mengenalkan dan mengembangkan pemikiran dan perilaku merusak. Misal larangan impor film asing yang merusak, larangan masuknya artis asing ikon porno, konser musik yang campur-baur, dsb.

Negara perlu mendukung dan memfasilitasi semua kreativitas generasi muda untuk mengembangkan ilmu dan ketrampilan agar lebih berdaya guna bagi umat. Misal memfasilitasi penyempurnaan rekayasa mobil murah karya siswa sekolah menengah, memfasilitasi olimpiade sains dan teknologi dan memberikan sarana agar bisa mengimplementasikan hasil riset dan karya pemenangnya.


Bagaimana sumbangan Muslimah HTI untuk kebangkitan generasi muda Islam?

Generasi muda hari ini tidak akan memiliki kualitas sebagai pemimpin besar jika sistem kapitalisme-liberalisme masih merajai. Tanggung jawab individu, orangtua dan lingkungan untuk menyokong pembinaan generasi muda juga sulit diwujudkan dalam sistem kapitalisme saat ini. Karena itu, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia mengajak semua kalangan—remaja, orangtua, guru dan masyarakat yang peduli pada masa depan bangsa ini—untuk serius menyebarluaskan pemahaman Islam dan berjuang menegakkan Khilafah. Khusus untuk para remaja, jadikan dirimu sebagai role model remaja abad ke-21 dengan aktif dalam kegiatan-kegiatan MHTI. Kegiatan-kegiatan khusus untuk remaja dalam MHTI tidak hanya mengoptimalkan kemampuan remaja di masa golden age-nya, namun juga melatih memiliki kepekaan terhadap perbaikan nasib umat. Bukankah menjadi pemimpin yang baik membutuhkan kemampuan memahami persoalan umat dan serius mengupayakan solusinya? []

Ada Apa di Balik Pembatasan BBM Bersubsidi?

Ada Apa di Balik Pembatasan BBM Bersubsidi?

Setelah sempat tarik ulur menentukan pembatasan dan pemcabutan BBM bersubsidi.
Pemerintah telah bertekad untuk membuktikan konsistensinya terhadap
Neoliberalismenya. Mulai 1 April mendatang pemerintah akan melakukan pembatasan
BBM tersebut diawali di wilayah Jabodetabek. Yang menyebabkan seluruh kendaraan
berplat hitam roda empat dilarang untuk membeli bensin Premium yang seharga Rp
4.500/liter beralir ke Pertamax yang harganya Rp 8.350.

Pemerintah berdalih Subsidi yang seharusnya diperuntukkan untuk kepentingan
rakyat tidak mampu malah dinikmati oleh masyarakat yang berpendapatan tinggi.
Apakah Demikian? Hal inilah yang menimbulkan banyak pertanyaan. Lalu jika
demikian siapaka yag menikmati keuntunga?

Menyikapi hal tersebut, DPP Hizbut Tahrir Indonesia kembali menyelenggarakan
Halqah Islam dan Peradaban Edisi Ke 35 dengan tema "Ada Apa di Balik Pembatasan
BBM Bersubsidi", Sabtu (28/01) di Wisma Antara Jakarta.

Hadir sebagai pembicara Effedi MS Simbolan, Anggota Komisi VII DPR RI-PDIP.
Pengamat Ekonomi, Ichsanuddin Noorsy. Dr. Arim Nasim, Ketua Lajnah Maslahiyah
DPP HTI. Serta, Ismail Yusanto Juru Bicara HTI, dan Prof.Widjoyono Partowidagdo
(Wakil Menteri ESDM RI) yang diundang, saat dikonfirmasi oleh panitia, Wamen
ESDM RI akan diwakili oleh Dirjen Migas Kementrian ESDM, Efita Herawati Legowo
namun sangat disayangkan Efita Herawati juga tidak hadir memenuhi undangan
panitia.

Saat pembahasannya Effendi MS Simbolan menyatakan kalau Apapun yag dilakukan
pemerintah Pembatasan dan Penghematan sebenarnya ujungnya adalah Liberalisasi.
"Barang milik kita dilepas ke Pasar, akhirnya kita sendiri tidak bisa membeli
apa yang menjadi milik kita," jelasnya.

hal itu pula yang menjadi sorotan Pengamat Ekonomi Ichsanuddin Noorsy. Dalam
pemaparannya, Ia menjelaskan fakta-fakta yang digembar-gemborkan oleh pemerintah
diantaranya yaitu pertama, produksi minyak mentah trus menurun, tidak ditemukan
sumur baru yang berkontribusi menambah julah minyak mentah. Kedua, kilang
teknologinya lama dan tidak bertambah kapasitas produksinya.

"Fakta satu dan dua disimpulkan oleh pemerintah, kita sebagai make importir
dari situ kita temukan lagi fakta bahwa sejak reformasi hingga hari ini.
Indonesia masuk mekanisme pasar bebas disektor energi dan secara struktural,
bahkan yang terakhir keluar dokumen dari Amerika yang tegas sekali perintahnya,
bahwa Indonesia harus melakukan mekanisme pasar bebas disektor energi,"Jelasnya.

Dari hal tersebut menciptakan fakta yang ketiga bahwa permintaan tersebut
diterjemahkan lagi dalam perundang-undangan secara sistematik. Maka lahirlah UU
migas, UU listrik, UU minerba, UU batu bara, UU keenergian. "Bahasanya cuman
satu Lepaskan sektor energi menurut harga keekonomian, mereka tidak memakai kata
mekanisme pasar bebas namun menggunakan istilah harga ekonomi," urainya.

Fakta yang keempat yang selalu mereka gembar gemborkan dengan riset bank dunia
adalah komsumsi BBM terus meningkat. Subsidi terus meningkat dan menurut mereka
yang didukung sejumlah tokoh dengan iklannya dimana-mana menyebutkan kalau
Subsidi Salah Sasaran.

Lalu, fakta kelima harga tidak stabil dalam perekonomian karena kita telah
menujukkan kita sebagai make importir dan ditambah harga tidak stabil memberi
dampak apa yang disebut importit implesit. "Dalam bahasa ekonomi politik yaitu
pemerintah gagal menjalankan fungsi untuk menstabilkan harga. Padahal harga yang
stabil itu menyangkut hajat hidup orang banyak," lanjutnya.

Noorsy mengatakan bahwa fakta terakhir dari apa yang digembar gmeborkan
pemerintah adalah reformasi sektor energi tidak bisa dihentikan, Kenapa?.
"Karena sudah diterjemahkan dalam perundang-undangan dan yang menariknya
pemerintah sudah menerapkannya dalam cetak biru, cetak biru BPH migas,cetak biru
ESDM, cetak biru semua lini pengambil kebijakan sektor energi bahwa 2014 harga
keekonomian harus berlaku disektor Energi, Maka tentu semua fakta tersebut
menabrak Konstitusi," tangkasnya.

Sedangkan, Menurut Arim Nasim. Penghematan subsidi itu tidak pas, karena selama
ini terjadi pemborosan utang luar negeri. Baik bunga maupun pokoknya. Dan juga
dalam upaya pemerintah melakukan penghematan anggaran, ini tidak terbukti
malahan pemerintah melakukan pemborosan anggaran yg mereka lakukan.

"Akumulasi sisa anggaran kurang lebih 100 triliun tapi di APBN 2012 pemerintah
tetap mengagarkan utang luar negeri sekitar 45 triliun dan dalam negeri 120
triliun. Tiap tahun utang bertambah Parahnya Pemerintah mengatakan tidak
masalah, Negera kita sudah tergadaikan, dan dijual. Dan yang menjualnya adalah
pemerintah sendiri," tegasnya.

Juru Bicara HTI, Ismail Yusanto menegaskan bahwa apa yang terjadi saat ini sudah
terjadi liberalisasi migas disektor Hulu dan itu sudah berhasil. Dan pada
waktunya akan dilakukan Liberalisasi Sektor Hilir. Ini akan terjadi jika saatnya
nanti, "ketika tidak ada lagi BBM yang lebih murah dari harga BBM di SPBU
Asing," jelasnya.

Kegiatan ini disiarkan langsung tiap edisinya via Streaming melalui web
www.hizbut-tahrir.or.id. Dan kegiatan yang dipandu oleh Host, Karebet Wijaya
Kusuma. Sangat banyak mendapatkan respon pertanyaan maupun tanggapan dari para
peserta yang hadir memadati Auditorium Adhiyama Wisma Antara.[] fatih mujahid


http://hizbut-tahrir.or.id/2012/01/29/ada-apa-di-balik-pembatasan-bbm-bersubsidi\

Khalifah Peduli Rakyat

Khalifah Peduli Rakyat

Oleh: Hafidz Abdurrahman

Khalifah, sebagai kepala negara, adalah orang yang dibaiat oleh umat untuk
mengurusi urusan mereka berdasarkan Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah SAW, baik
dalam urusan domestik maupun internasional. Baiat itu sendiri merupakan akad
suka rela (`aqdun muradhat), yang dilakukan antara umat dengan khalifah. Tidak
ada paksaan, baik kepada umat maupun khalifah. Karena itu, siapa saja yang
menjadi khalifah, dengan baiat yang diterimanya, menyadari betul tanggung jawab
dan konsekuensi dari amanah tersebut.

Baiat ini adalah akad yang dilakukan terhadap diri khalifah, karena khalifah
memenuhi kualifikasi yang ditetapkan oleh syariah, yaitu Muslim, laki-laki,
baligh, berakal, adil, merdeka dan mampu menjalankan amanat dengan
sebaik-baiknya. Karena ini merupakan akad terhadap dirinya, maka tanggung jawab
khalifah ini tidak bisa dilimpahkan, atau diwakilkan kepada orang lain. Nabi SAW
bersabda, al-imamu ra'in wahuwa mas'ulun `an ra'iyyatihi (Imam adalah laksana
penggembala, dan hanya dialah yang bertanggung jawab terhadap gembalaannya. HR
Muslim).

Sekalipun dia bisa dibantu oleh para pembantu (Mu'awinun)-nya, baik untuk
mengurus pemerintahan (tafwidh) maupun administrasi (tanfidz), namun itu tidak
menghilangkan tanggung jawab Khalifah. Karena amanat itu diberikan oleh umat
kepadanya. Wajar, jika Nabi menyatakan, Ya Aba Dzar innaka dha'ifun, wa innaha
amanah wa innaha yauma al-qiyamah hizyun wa nadamah illa man akhadzaha bi
haqqiha (Wahai Abu Dzar, sesungguhnya kamu lemah, dan amanah itu pada Hari
Kiamat bisa menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali orang yang berhasil
menunaikannya dengan sebenar-benarnya) (HR Muslim). Pesan Nabi ini menegaskan,
bahwa amanat ini hanya bisa dipikul oleh orang-orang kuat, itu pun belum tentu
berhasil, kecuali jika dia menunaikannya dengan sebaik-baiknya.

Khalifah Mengurus Kebutuhan Rakyat

Islam menjamin setiap kebutuhan seluruh rakyat Negara Islam, sekaligus
memastikan bahwa kebutuhan mereka, satu per satu benar-benar telah terpenuhi
dengan sebaik-baiknya. Mulai dari kebutuhan primer, seperti sandang, papan dan
pangan, hingga kebutuhan sekunder dan tersier mereka. Tidak hanya itu, Negara
Islam juga menjamin kebutuhan rakyatnya akan pendidikan, kesehatan dan keamanan
dengan sebaik-baiknya. Semuanya ini diurus dan disediakan oleh khalifah sebagai
pemegang amanat.

Namun ini tidak berarti, semuanya harus disuplai oleh negara. Khalifah sebagai
pemegang amanat akan memastikan, bahwa hukum Islam sebagai jaminan tunggal
terpenuhinya seluruh kemasalahatan tersebut benar-benar dijalankan dengan
sebaik-baiknya. Kewajiban mencari nafkah, baik untuk mencukupi kebutuhan diri
maupun keluarganya, telah ditetapkan oleh Islam sebagai kewajiban pria dewasa
yang mampu. Maka, khalifah akan memastikan bahwa mereka telah menjalankan
kewajibannya dengan sebaik-baiknya. Jika mereka tidak melaksanakannya, maka
khalifah akan memastikan, apakah ini terjadi karena tidak adanya lapangan kerja,
atau karena mereka memang tidak melaksanakan kewajibannya.

Jika ternyata mereka tidak bekerja karena tidak adanya lapangan kerja, maka
khalifah akan memastikan mereka mendapatkannya. Tidak harus menjadi pegawai
negara, tetapi bisa menjadi apapun sesuai dengan keahlian mereka. Jika mereka
bisa bertani, tetapi tidak mempunyai lahan, maka khalifah akan memberikan lahan
pertanian berikut bibit pertanian kepada mereka dengan cuma-cuma. Jika mereka
mempunyai lahan, tetapi tidak bisa mengelolanya karena tidak mempunyai skill,
maka khalifah akan memberikan pelatihan kepada mereka. Jika mereka bisa
berdagang, maka khalifah bisa memberikan modal kepada mereka. Demikian halnya,
jika mereka mempunyai modal, tetapi tidak bisa mengelola modalnya, maka khalifah
akan mengangkat seorang Washi untuk mendidik dan mengelola harta mereka.

Namun, jika ternyata mereka tidak bekerja karena lalai, tidak menjalankan
kewajibannya, maka negara akan menjatuhkan sanksi kepada mereka, berupa ta'zir.
Begitulah cara khalifah mengurus urusan rakyatnya agar bisa menjamin seluruh
kebutuhan dasarnya, yaitu sandang, papan dan pangan, melalui mekanisme ekonomi
yang dijalankan oleh masing-masing individu rakyatnya. Ini bagi yang mampu.

Pada saat yang sama, jika ternyata mereka tidak mampu, baik karena cacat maupun
uzur yang lain, maka khalifah akan menjamin seluruh kebutuhan mereka dengan
mekanisme non-ekonomi. Baik langsung dari Baitul Mal, melalui pos zakat, maupun
yang lainnya, atau melalui kerabat dan ahli warisnya. Nabi SAW bersabda:
Sebaik-baik sedekah adalah sekedah yang diberikan dari kelebihan, dan mulailah
kepada orang yang menjadi tanggunganmu (HR Bukhari).

Semuanya ini menyangkut kebutuhan dasar hingga kebutuhan sekunder dan tersier
masing-masing individu, orang per orang. Adapun kebutuhan kolektif, seperti
pendidikan, kesehatan dan keamanan, termasuk sarana dan prasarana yang menunjang
pendidikan, kesehatan dan keamanan tersebut, maka beban ini dipikul oleh
khalifah dengan mengandalkan pada Baitul Mal. Jika di Baitul Mal tidak ada dana,
maka beban tersebut bisa dipikul bersama-sama dengan kaum Muslim.

Dengan cara yang sama, khalifah wajib menjamin pendidikan setiap warga negara,
baik Muslim maupun non-Muslim secara cuma-cuma, mulai dari pendidikan dasar
hingga menengah atas. Demikian halnya dengan kesehatan, khalifah menjamin biaya
pengobatan rakyatnya, baik kaya maupun miskin, Muslim maupun non-Muslim dengan
cara yang sama. Hal yang sama juga dilakukan oleh khalifah guna menjamin
keamanan setiap warganya, mulai dari fasilitas jalan raya, transportasi darat,
laut dan udara, hingga penerangan di jalan-jalan dan tempat-tempat umum lainnya,
semuanya disediakan dengan fasilitas nomor satu oleh khalifah.

Masjid, pasar, pusat-pusat bisnis, olahraga dan rekreasi semuanya disediakan
oleh khalifah sebagai bagian dari fasilitas umum guna menunjang berbagai
kebutuhan rakyatnya. Semuanya disediakan dengan layanan nomor satu, dengan
berbagai kemudahan yang disediakan.

Jika Negara Lalai

Kewajiban rakyat untuk melakukan kontrol (muhasabah), serta menyampaikan
pengaduan (syakwa) kepada khalifah. Muhasabah ini dilakukan, jika kewajiban yang
seharusnya dijalankan oleh khalifah di atas tidak dilaksanakan. Sedangkan syakwa
dilakukan jika sesuatu yang menimpa rakyat, akibat dari kezaliman yang mereka
derita.

Jika negara lalai sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan, seperti kualitas
aspal jalan raya yang tidak bagus, sehingga mengakibatkan mobil atau pengendara
motor bertabrakan, atau jalan raya bergelombang, atau lobang di mana-mana
sehingga mengakibatkan kendaraan roda dua jatuh, atau velg mobil pecah, maka
korban bisa menuntut ganti rugi kepada negara. Karena negara dianggap lalai
dalam menjalankan kewajibannya.

Dalam hal ini, korban atau rakyat tidak hanya diperbolehkan untuk melakukan
koreksi atau pengaduan atas kelalaian negara, tetapi juga diperbolehkan menuntut
ganti rugi atas kerugian fisik maupun harta yang dideritanya. Negara juga tidak
bisa melarikan diri dari tanggung jawab ini. Jika negara bersikeras merasa tidak
bersalah, maka korban bisa mengajukan kepada Mahkamah Madzalim atas tuduhan
negara lalai dalam menjalankan kewajibannya. Jika terbukti, maka Mahkamah
Madzalim bisa mengambil keputusan, termasuk ganti rugi yang harus dibayar oleh
khalifah kepada korban, atau keluarganya.

Begitulah, Islam memastikan negara dengan khalifahnya benar-benar peduli dan
mengurusi setiap detail urusan rakyatnya. Dengan cara seperti itu, seluruh
kebutuhan rakyat negara khilafah benar-benar akan terpenuhi dengan
sebaik-baiknya. Wallahu a'lam.[]

http://hizbut-tahrir.or.id/2012/02/01/khalifah-peduli-rakyat/

Jawab Soal :Ancaman Penutupan Selat Hormuz

Jawab Soal :Ancaman Penutupan Selat Hormuz


Soal:Kemarin Ahad 15/1/2012 Muhammad Ali Khathiby, utusan Iran di Opec,
memperingatkan negara-negara teluk agar tidak mengkompensasi (mengganti) suplay
minyak Iran ke pasar dalam kondisi dipaksakan sanksi terhadap Iran oleh Uni
Erpa. Ia menambahkan seperti yang dikutip oleh surat kabar Sharq Iran bahwa
berbagai dampak kompensasi (penggantian) suplay negerinya yang dilarang ke pasar
tidak dapat diprediksi! Pada hari yang sama, juru bicara kementerian luar negeri
Iran Ramin Mehmanparast seperti yang dikutip oleh kantor berita resmi Iran IRNA,
dia mengatakan bahwa Amerika Serikat menyerahkan surat kepada Iran tentang selat
Hormuz. Sebelum itu pada tanggal 28/12/2011 lalu Iran mengancam akan menutup
selat Hormuz sebagai balasan terhadap pengetatan sanksi internasional
terhadapnya. Iran mengumumkan pelaksanaan manuver laut di kawasan itu dan bahwa
Iran telah sukses melakukan uji penembakan rudal dengan berbagai dimensi dan
jangkauan. Lalu apakah Iran serius dalam menutup selat Hormuz? Apakah Iran
mengkawatirkan perang sungguhan terhadapnya? Jika benar, perang yang datang dari
pihak mana? Dan apakah dunia saat ini mentolerir perang tersebut?



Jawab: Untuk menjawab pertanyaan ini kami paparkan beberapa perkara berikut:


Wakil presiden Iran Mohammed Reza Rahimi mengancam akan menutup selat Hormuz. Ia
mengatakan: "jika diputuskan berbagai sanksi terhadap minyak Iran maka tidak
satu tetes pun minyak yang melewati selat Hormuz" (IRNA, 27/12/2011). Wakil
komandan pasukan Garda Revolusi Iran jenderal Hossein Salami mengancam bahwa
Iran akan bertindak tegas untuk mempertahankan kepentingan vitalnya. Iran
melakukan beberapa manuver laut pada tanggal 31/12/2011 di kawasan tersebut
untuk menunjukkan kesiapan Iran untuk berperang jika dipaksa melakukannya.
Panglima Angkatan Laut Iran Laksamana Habibullah Sayari meredakan logat
ancaman-ancaman itu. Ia mengatakan "penutupan selat Hormuz itu sangat mudah bagi
militer Iran atau seperti yang kami katakan di Iran bahwa hal itu mudah semudah
minum air. Hanya saja kami pada waktu ini tidak perlu menutupnya …" (Press TV
Iran, 28/12/2011). Itu artinya bahwa untuk saat ini, Iran tidak akan mengambil
jalan penutupan selat Hormuz jika tidak dipaksakan perang terhadapnya dan
diserang, dan bukannya semata karena dipaksanakan berbagai sanksi terhadap Iran.



Berbagai laporan menyatakan bahwa 30 % sampai 40 % transportasi minyak lewat
laut melewati selat Hormuz yang lebarnya mencapai 50 km. Di selat itu setiap
hari lewat sebanyak 20 sampai 30 kapal tanker pengangkut minyak sehingga minyak
yang melewati selat tersebut sekitar 19 juta barel per hari. Selat Hormuz
merupakan lokasi strategis dan penting sepanjang sejarah. Dahulu selat Hormuz
menjadi lokasi persaingan antara negara-negara Eropa imperialis. Pada era
Inggris Raya, Inggris menganggap selat Hormuz sebagai rute utama ke India yang
dianggap sebagai permata mahkota Inggris. Waktu itu Inggris memaksakan
kontrolnya terhadap selat Hormuz ketika Inggris menebarkan pengaruhnya atas Iran
dan negara-negara teluk lainnya. Hal itu berlangsung sampai datangnya periode
Amerika pada masa belakangan yang dimulai sejak dekade tujuh puluhan abad ke-20
untuk menggantikan posisi Inggris. Maka Amerika menganggap selat Hormuz itu
sebagai bagian dari keamanan nasionalnya. Amerika menempatkan komando armada
kelima di Bahrain dengan kedok perjanjian pertahanan bersama yang disepakati
dengan Bahrain pada tahun 1993. Kapal-kapal perang Amerika lalu lalang di
perairan teluk melalui selat Hormuz itu. Maka tidak mudah bagi Iran untuk
menutup selat Hormuz kecuali dengan persetujuan Amerika secara implisit dalam
menghadapi Eropa. Iran semasa perangnya melawan Saddam pada dekade 80-an abad
lalu juga mengancam akan menutup selat Hormuz, akan tetapi tidak dilakukan. Dan
sekarang setelah semua ancaman penutupan selat Hormuz itu, panglima Angkatan
Laut Iran menurunkan logat ancaman sesuai dengan pernyataannya yang telah
disebutkan sebelumnya.


Dampak dari ancaman-ancaman Iran itu, juru bicara kementerian luar negeri
Amerika Victoria Nuland menyatakan: "kami telah menyaksikan banyak perilaku
irasional dari Iran belakangan ini. Hal itu membuat kami merasa yakin bahwa Iran
mulai merasakan lebih dari sebelumnya atas beban sanksi-sanksi internasional dan
meningkatnya tekanan terhadapnya yang menyebabkan meningkatnya protes-protes di
dalam negeri Iran. Sesuatu yang mungkin kami gambarkan adalah bahwa
sanksi-sanksi internasional mulai memberi hasil yang diharapkan dan ketegangan
makin meningkat …" (Al-Arabia, 30/12/2011).

Amerika ingin memastikan bahwa sanksi-sanksi yang diterapkan terkait program
nuklir Iran telah memadai sehingga mencegah Yahudi melakukan ancaman serangan
militer mereka terhadap Iran. Para pejabat Amerika sejak beberapa tahun lalu
menentang diarahkannya serangan oleh Yahudi dalam bentuk apapun terhadap Iran.
Para pejabat Amerika menyatakan berkali-kali bahwa sanksi-sanksi yang ada telah
memadai untuk mencegah Iran dalam hal yang terkait dengan program nuklirnya.
Oleh karena itu juru bicara kementerian luar negeri Amerika Victoria Nuland
menyatakan "bahwa sanksi-sanksi tersebut telah mulai memberikan hasil yang
diharapkan". Sejak beberapa bulan lalu menteri pertahanan Amerika Leon Paneta
mengulang-ulang pernyataannya bahwa sanksi-sanksi tersebut telah memadai untuk
menghalangi Iran terus mengembangkan program nuklirnya dan bahwa sanksi-sanksi
itu adalah satu-satunya opsi. Amerika meminta entitas Yahudi untuk tidak
melakukan aksi apapun terhadap Iran tanpa berkoordinasi dengan Amerika. Hal itu
adalah bagian dari upaya Amerika untuk tetap mempertahankan kendali di
tangannya.


Tampak pada jangka waktu paling akhir bahwa Amerika melihat ada niyat serius
dari entitas Yahudi untuk melancarkan serangan militer terhadap
instalasi-instalasi nuklir Iran. Amerika melihat bahwa di sana ada pergerakan
Inggris yang serius mendukung entitas Yahudi agar melancarkan serangan. Hal itu
mendorong Amerika untuk bergerak memperketat sanksi-sanksi sehingga sampai pada
tingkat pelarangan transaksi dengan Bank Sentral Iran. Pejabat Amerika
mengumumkan pada tanggal 13/1/2012 bahwa sanksi-sanksi baru Amerika yang
dijatuhkan pada bulan lalu terhadap Iran untuk memaksa Iran menarik diri dari
program nuklirnya ditargetkan sampai melumpuhkan transaksi Bank Sentral Iran.
Hal itu membuat transaksi Bank Sentral Iran dengan bank-bank internasional
menjadi sulit. Amerika dengan jalan itu berupaya menampakkan bahwa solusi itu
ada dalam sanksi-sanksi dan pengetatan sanksi-sanksi itu. Hal itu untuk
menghalangi entitas Yahudi melancarkan semacam serangan militer dan menghalangi
Eropa terutama Inggris untuk memainkan peran dalam isu ini.



Di sana terdapat berbagai indikasi yang menunjukkan bahwa Eropa berpihak pada
dilancarkannya seragan terhadap Iran dan mendorong entitas Yahudi untuk
melakukan hal itu, bahkan membekalinya dengan apa diperlukan untuk urusan itu
serta berdiri di belakang Yahudi apa saja yang berkaitan dengan hal itu. Prancis
dua tahun lalu telah meluncurkan satelit di atas kawasan itu untuk memata-matai
Iran dan mensuplay Yahudi dengan citra dan informasi tentang situs-situs militer
Iran dan instalasi serta aktivitas nuklir Iran. Jerman membekali entitas Yahudi
dengan kapal selam yang mampu membawa rudal. Inggris bekoordinasi secara militer
dengan entitas Yahudi dalam masalah ini secara kuat. Menteri pertahanan Inggris
Philips Hammond mengancam "Iran dari semua upaya yang mungkin untuk menutup
selat". Media-media Eropa terus bekerja menaikkan eskalasi situasi dan
mengobarkan opini melawan Iran. Surat kabar The Guardian pada tanggal 3/11/2011
menyatakan bahwa "militer Inggris mempercepat persiapan bagi kemungkinan
dilakukannya operasi militer terhadap Iran dengan dalih kekhawatiran terhadap
program nuklir Iran". Para pejabat Inggris mengintensifkan kontak dengan entitas
Yahudi pada bulan-bulan terakhir. Kantor berita UPI Amerika pada tanggal
2/11/2011 mengutip bahwa "kepala staf militer Inggris jenderal David Richard
melakukan kunjungan rahasia ke Israel yang berlangsung selama tiga hari.
Sementara menteri pertahanan Israel Ehud Barak pergi ke Inggris pada sore
tanggal 2/11/2011 pada waktu makin meningkatnya pembicaraan tentang
dilancarkannya serangan militer Israel terhadap Iran". Surat kabar Daily Mail
Inggris menyatakan dalam konteks laporannya di situs elektroniknya pada tanggal
10/11/2011 bahwa para pejabat di pemerintahan Inggris menegaskan bahwa ada
kesepahaman di pemerintah bahwa Israel akan menargetkan instalasi nuklir Iran
cepat atau lambat. Media massa Israel pada awal bulan Nopember 2011 melansir
bahwa pesawat tempur zionis telah melakukan manuver udara di salah satu
pangkalan NATO di Italia. Manuver itu mencakup semua formasi udara yang mungkin
dilibatkan dalam serangan jangka panjang ke depan.
Ancaman Israel akan melancarakan serangan terhadap instalasi nuklir Iran makin
meningkat pada bulan ini. Surat kabar Wall Street Journal pada tanggal 14/1/2012
menyebutkan bahwa Washington mengkhawatirkan serangan militer yang mungkin
dilakukan Israel terhadap instalasi-instalasi nuklir di Iran yang membuat para
pejabat Amerika mengintensifkan pesan-pesan yang mengekspresikan penolakan
mereka terhadap serangan itu dan memperingatkan berbagai konsekuensinya kepada
para pejabat Israel … The Wall Street Journal menyatakan dalam konteks laporan
yang dinyatakannya seputar isu tersebut bahwa presiden Amerika Barack Obama,
menteri pertahanan Leon Paneta dan para pejabat senior Amerika lainnya
akhir-akhir ini telah menyampaikan serangkaian seruan-seruan rahasia kepada para
komandan Israel untuk memperingatkan mereka dari berbagai konsekuensi buruk
serangan yang diperkirakan itu, juga memberitahukan kepada mereka atas sikap
Amerika yang serius untuk memberi tambahan waktu bagi sanksi-sanksi yang
dijatuhkan terhadap Teheran supaya sanksi-sanksi itu memberikan hasilnya dan
berikutnya menghalangi Iran membuat senjata nuklir.


Amerika memfokuskan bahwa sanksi-sanksi itu akan berpengaruh terhadap Iran dan
bahwa operasi militer tidak akan memberikan manfaat, khususnya tahun ini 2012
adalah tahun pemilu presiden Amerika. Maka negara Yahudi dan Eropa ingin
memanfaatkan tahun pemilu di Amerika ini untuk melakukan serangan militer
terhadap Iran dimana pemerintahan Amerika saat ini di bawah Obama disibukkan
untuk meraih kemenangan di pemilu presiden kedua kalinya. Pemerintahan Obama
bekerja untuk meraih suara Yahudi dan lainnya. Maka ketika terjadi serangan
semacam itu maka Amerika akan berada pada posisi kritis yang memaksanya
mendukung serangan jika serangan itu terjadi selama masa pemilu. Demikian juga,
berbagai perkara akan bercampur baur melawan Amerika di kawasan. Hal itu akan
memberi Inggris, yang memang memiliki jejak dalam menjajah kawasan, kesempatan
untuk melakukan intervensi di dalamnya dan memainkan peran berpengaruh di
kawasan teluk. Maka Inggris bekerja untuk merusak pengaruh Amerika di kawasan
dan merusak situasi di dalam negeri Iran yang akan memberi jalan agar Inggris
memiliki kembali suatu pengaruh yang telah hilang dari mereka akibat revolusi
Iran tahun 1979 dengan jatuhnya antek Inggris Shah Mohammed Reza Pahlevi.



Begitulah, politik Amerika terfokus pada bahwa sanksi-sanksi yang ada telah
memadai untuk sampai pada tujuan. Amerika memperketat sanksi-sanksi itu setiap
kali makin dekat terjadinya ancaman perang yang menjadi tekad negara Yahudi
dengan dukungan dari Eropa selama tahun pemilu saat ini. Bisa jadi Amerika
berhasil meluputkan kesempatan di akhir tahun masehi yang lalu, dimana berbagai
berita menyebar bahwa akhir tahun lalu menjadi waktu yang diprediksikan bagi
terjadinya serangan itu seperti yang disebutkan di situs al-Mashhad.com/news
pada tanggal 10/11/2011. Disitu dinyatakan: "pejabat di kementerian luar negeri
Inggris yang tidak disebutkan namanya mengungkap bahwa telah disampaikan kepada
kabinet Inggris bahwa serangan Israel mungkin akan dilakukan pada awal tahun
2012". Meski demikian, tidak bisa dikesampingkan akan dilakukan berbagai upaya
baru oleh Eropa dan entitas Yahudi untuk mengocok kartu pemerintahan Amerika
disebabkan oleh situasi tahun pemilu. Kemungkinan Amerika tidak akan mentolerir
Inggris untuk merebut kesempatan ini dan agar Amerika akan terus memegang
kendali. Setiap kali Eropa hampir mendukung entitas Yahudi untuk melakukan
serangan militer terhadap Iran selama tahun pemilu dan menyulitkan Obama
dihadapan para pemilih Yahudi, maka setiap kali itu pula Obama memperketat
sanksi-sanksi terhadap Iran. Hal itu untuk menjelaskan kepada Yahudi bahwa
itulah solusi yang efektif, bukan serangan militer terhadap Iran! Obama bekerja
demi kepentingannya dengan memperketat sanksi-sanksi untuk mendapatkan suara
Yahudi.



Adapun pernyataan Iran bahwa negara-negara teluk akan memikul tanggungjawab jika
mengkompensasi kekurangan yang diakibatkan oleh sanksi-sanksi Eropa dengan tidak
mengimpor minyak Iran, maka pernyataan itu berporos pada penutupan selat Hormuz
untuk menciptakan ketegangan di pasar minyak sehingga harga minyak akan naik dan
hal itu akan berpengaruh terhadap Eropa, khususnya Eropa sedang mengalami krisis
ekonomi … sehingga Eropa tidak akan melanjutkan niyatnya mendukung Yahudi dalam
hal operasi militer terhadap Iran.


Adapun pesan Obama kepada para pejabat Iran, meski dia tidak mengungkap kedok,
namun tidak bisa dikesampingkan bahwa permintaan itu menjadi "peringatan" dari
Amerika kepada Iran agar menurunkan suasana ketegangan, baik itu dari sisi
pernyataan penutupan selat Hormuz atau dari sisi pernyataan ancaman kepada
negara-negara teluk akan memikul tanggungjawab atas pengkompensasian kekurangan
suplay minyak. Hal itu untuk meredakan provokasi yang bisa membuat Eropa dan
Yahudi memanfaatkannya untuk melakukan operasi militer terhadap Iran pada tahun
pemilu ini. Pada hari-hari terakhir ini tampak berbagai indikasi bahwa Amerika
dan Iran selama hari-hari terakhir telah mengambil langkah-langkah yang bisa
meredakan eskalasi ketegangan diantara keduanya, dimana Teheran setuju untuk
menerima delegasi inspektur nuklir dibawah PBB selama bulan ini. Sementara itu
Washington selama bulan yang sama telah dua kali menyelamatkan kapal Iran dari
pembajakan di kawasan" (The Wall Street Journal, 14/1/2012).
Sungguh ini merupakan borgol di dalam jiwa untuk menjadikan kawasan teluk dengan
seluruh daratan, perairan dan selat Hormuz, agar menjadi bagian dari keamanan
Amerika dan salah satu kepentingan penting diantara kepentingan vital dan
strategis Amerika. Padahal kawasan teluk adalah kawasan islami yang murni.
Teluknya adalah teluk islami dengan kedua bagiannya baik yang disebut teluk arab
atau teluk Persia. Kaum muslim telah mempertahankan semua kawasan itu menghadapi
invasi Eropa, Portugal, Belanda, Prancis, Inggris … Dan terakhir datang
orang-orang Amerika dan bekerja menguatkan kontrol mereka terhadap kawasan
tersebut dan merampok kekayaannya.


Satu hal yang lebih serius lagi adalah bahwa pertarungan internasional menemukan
alat-alat diantara para penguasa di kawasan yang memudahkan pencapaian
tujuan-tujuannya. Meski demikian maka dengan izin Allah tidak akan lama lagi
waktu sampai umat ini bangkit, termasuk kawasan teluk. Sehingga umat ini menjadi
umat yang satu di bawah satu negara, Khilafah Rasyidah, yang akan memutus
tangan-tangan negara-negara itu untuk menjamah bagian manapun dari negeri kaum
Muslim. Dan hari esok itu bagi orang yang menunggunya adalah dekat.
Ringkasnya:


Eropa khususnya Inggris, dan entitas Yahudi ingin memanfaatkan persaingan di
pemilu untuk Obama, dalam mengarahkan serangan militer terhadap
fasilitas-fasilitas nuklir Iran. Dan karena tahun pemilu maka akan memberatkan
Obama jika Obama menentang serangan militer sebab ia memerlukan suara Yahudi.


Obama mementingkan Iran dan tidak ingin serangan militer terhadap Iran kecuali
jika telah melewati lampu merah yang ditetapkan Amerika untuk selat Hormuz
seperti yang dinyatakan oleh menteri pertahanan Leon Paneta pada tanggal
8/1/2012. Pada waktu yang sama Obama juga menganggap penting entitas Yahudi dan
tidak ingin kehilangan suara Yahudi. Oleh karena itu Obama bekerja
memperlihatkan bahwa sanksi-sanksi merupakan jalan ideal untuk menghalangi Iran
membuat senjata nuklir, sesuatu yang dipentingkan oleh entitas Yahudi. Juga
memperlihatkan bahwa serangan militer tidak akan efektif bahkan akan
membahayakan seluruh kawasan, sesuatu yang bisa mempengaruhi kepentingan Amerika
dan barat.



Dengan begitu, Obama setiap kali operasi militer makin dekat, maka setiap kali
itu pula, Obama akan mengalihkan perhatian kepada pengetatan sanksi-sanksi
sehingga sanksi itu sampai menimpa Bank Sentral Iran dengan memfokuskan bahwa
itu adalah senjata efektif terhadap upaya nuklir Iran, dan bukannya serangan
militer. Satu hal yang mungkin bahwa akan terus berangsung proses saling
menerima dan memberi dalam masalah ini, minimal sepanjang tahun pemilu Amerika:
yaitu Eropa dan entitas Yahudi akan memfokuskan diri untuk memanfaatkan
kesempatan guna melancarkan serangan militer terhadap berbagai fasilitas nuklir
Iran. Sementara Amerika memfokuskan diri untuk menghalangi serangan militer itu
dengan memperlihatkan bahwa sanksi-sanksi dan pengetatan sanksi-sanksi itu
adalah solusi efektif. Begitulah yang mungkin terjadi …


Adapun pesan Obama kepada Iran, maka meski pesan itu tidak membongkar kedok dari
apa yang dibawa, namun tidak bisa dikesampingkan permintaan itu menjadi
"peringatan" kepada Iran untuk meredakan ketegangan akibat dari berbagai
pernyataan Iran seputar penutupan selat Hormuz, dan pernyataan-pernyataan
seputar ancaman terhadap negara-negara teluk. Hal itu untuk menjauhkan
justifikasi dilancarkannya aksi-aksi militer.


Yang menyakitkan adalah bahwa negara-negara barat itu bertarung memperebutkan
kawasan islami kita, dan mereka menemukan alat-alat untuk mereka di kawasan yang
berjalan bersama mereka, bukan menjadikan kita memiliki negara kita, Khilafah
Rasyidah yang akan memotong setiap tangan yang berani lancang menjamah negeri
Islam kita yang bersih. Meski demikian maka kezaliman itu tidak akan terus
berlangsung. Begitu pula kegelapan ini. Dengan izin Allah Islam dan Khilafah
pasti datang.Firman Allah SWT : "Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui
(kebenaran) berita Al Quran setelah beberapa waktu lagi (QS Shad [38]: 88)


22 Shafar 1433 H/16 Januari 2012 M

Inilah 10 Jurus Penangkal Kesesatan Syi'ah Level Awam hingga Ulama

Inilah 10 Jurus Penangkal Kesesatan Syi'ah Level Awam hingga Ulama

Oleh AM. Waskito

Alhamdulillahirabbil ‘alamin atas segala nikmat dan karunia Allah. Dengan segala nikmat-Nya kita senantiasa diberi petunjuk dan kekuatan untuk meniti jalan istiqamah, alhamdulillah. Tanpa karunia dan perlindungan Allah, kita tak ada apa-apanya.

Berikut ini adalah “10 Jurus Penangkal Kesesatan Syi’ah” yang berisi sepuluh logika dasar untuk mematahkan akidah sesat Syi’ah. Logika-logika ini bisa diajukan sebagai bahan diskusi ke kalangan Syi’ah dari level awam, sampai level ulama. Setidaknya, logika ini bisa dipakai sebagai “anti virus” untuk menangkal propaganda dai-dai Syi’ah yang ingin menyesatkan umat Islam dari jalan yang lurus.

Kalau Anda berbicara dengan orang Syi’ah, atau ingin mengajak orang Syi’ah bertaubat dari kesesatan, atau diajak berdebat oleh orang Syi’ah, atau Anda mulai dipengaruhi dai-dai Syi’ah; coba kemukakan 10 logika dasar di bawah ini. Tentu saja, kemukakan satu per satu. Insya Allah, kaum Syi’ah akan kesulitan menjawab logika-logika ini, sehingga kemudian kita bisa membuktikan, bahwa ajaran mereka sesat dan tidak boleh diikuti.

JURUS 1: “NABI DAN AHLUL BAIT”

Tanyakan kepada orang Syi’ah: “Apakah Anda mencintai dan memuliakan Ahlul Bait Nabi?” Dia pasti akan menjawab: “Ya! Bahkan mencintai Ahlul Bait merupakan pokok-pokok akidah kami.” Kemudian tanyakan lagi: “Benarkah Anda sungguh-sungguh mencintai Ahlul Bait Nabi?” Dia tentu akan menjawab: “Ya, demi Allah!”

...Kalau Syi’ah benar-benar mencintai Ahlul Bait, seharusnya mereka lebih mendahulukan Sunnah Nabi, bukan sunnah dari Ahlul Bait beliau...

Lalu katakan kepada dia: “Ahlul Bait Nabi adalah anggota keluarga Nabi. Kalau orang Syi’ah mengaku sangat mencintai Ahlul Bait Nabi, seharusnya mereka lebih mencintai sosok Nabi sendiri? Bukankah sosok Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam lebih utama daripada Ahlul Bait-nya? Mengapa kaum Syi’ah sering membawa-bawa nama Ahlul Bait, tetapi kemudian melupakan Nabi?”
Faktanya, ajaran Syi’ah sangat didominasi oleh perkataan-perkataan yang katanya bersumber dari Fathimah, Ali, Hasan, Husein, dan anak keturunan mereka. Kalau Syi’ah benar-benar mencintai Ahlul Bait, seharusnya mereka lebih mendahulukan Sunnah Nabi, bukan sunnah dari Ahlul Bait beliau. Syi’ah memuliakan Ahlul Bait karena mereka memiliki hubungan dekat dengan Nabi. Kenyataan ini kalau digambarkan seperti: “Lebih memilih kulit rambutan daripada daging buahnya.”

JURUS 2: “AHLUL BAIT DAN ISTERI NABI”

Tanyakan kepada orang Syi’ah: “Siapa saja yang termasuk golongan Ahlul Bait Nabi?” Nanti dia akan menjawab: “Ahlul Bait Nabi adalah Fathimah, Ali, Hasan, Husein, dan anak-cucu mereka.” Lalu tanyakan lagi: “Bagaimana dengan isteri-isteri Nabi seperti Khadijah, Saudah, Aisyah, Hafshah, Zainab, Ummu Salamah, dan lain-lain? Mereka termasuk Ahlul Bait atau bukan?” Dia akan mengemukakan dalil, bahwa Ahlul Bait Nabi hanyalah Fathimah, Ali, Hasan, Husein, dan anak-cucu mereka.

...Bagaimana bisa cucu-cucu Ali yang tidak pernah melihat Rasulullah dimasukkan Ahlul Bait, sementara istri-istri yang biasa tidur seranjang bersama Nabi tidak dianggap Ahlul Bait?...

Kemudian tanyakan kepada orang itu: “Bagaimana bisa Anda memasukkan keponakan Nabi (Ali) sebagai bagian dari Ahlul Bait, sementara istri-istri Nabi tidak dianggap Ahlul Bait? Bagaimana bisa cucu-cucu Ali yang tidak pernah melihat Rasulullah dimasukkan Ahlul Bait, sementara istri-istri yang biasa tidur seranjang bersama Nabi tidak dianggap Ahlul Bait? Bagaimana bisa Fathimah lahir ke dunia, jika tidak melalui istri Nabi, yaitu Khadijah Radhiyallahu ‘Anha? Bagaimana bisa Hasan dan Husein lahir ke dunia, kalau tidak melalui istri Ali, yaitu Fathimah? Tanpa keberadaan para istri shalihah ini, tidak akan ada yang disebut Ahlul Bait Nabi.”

Faktanya, dalam Surat Al Ahzab ayat 33 disebutkan: “Innama yuridullahu li yudzhiba ‘ankumul rijsa ahlal baiti wa yuthah-hirakum that-hira” (bahwasanya Allah menginginkan menghilangkan dosa dari kalian, para ahlul bait, dan menyucikan kalian sesuci-sucinya). Dalam ayat ini istri-istri Nabi masuk kategori Ahlul Bait, menurut Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bahkan selama hidupnya, mereka mendapat sebutan Ummul Mu’minin (ibunda orang-orang Mukmin) Radhiyallahu ‘Anhunna.

JURUS 3: “ISLAM DAN SAHABAT”

Tanyakan kepada orang Syi’ah: “Apakah Anda beragama Islam?” Maka dia akan menjawab dengan penuh keyakinan: “Tentu saja, kami adalah Islam. Kami ini Muslim.” Lalu tanyakan lagi ke dia: “Bagaimana cara Islam sampai Anda, sehingga Anda menjadi seorang Muslim?” Maka orang itu akan menerangkan tentang silsilah dakwah Islam. Dimulai dari Rasulullah, lalu para Shahabatnya, lalu dilanjutkan para Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in, lalu dilanjutkan para ulama Salafus Shalih, lalu disebarkan oleh para dai ke seluruh dunia, hingga sampai kepada kita di Indonesia.”

Kemudian tanyakan ke dia: “Jika Anda mempercayai silsilah dakwah Islam itu, mengapa Anda sangat membenci para Shahabat, mengutuk mereka, atau menghina mereka secara keji? Bukankah Anda mengaku Islam, sedangkan Islam diturunkan kepada kita melewati tangan para Shahabat itu. Tidak mungkin kita menjadi Muslim, tanpa peranan Shahabat. Jika demikian, mengapa orang Syi’ah suka mengutuk, melaknat, dan mencaci-maki para Shahabat?”

...Kaum Syi’ah mencaci-maki para Shahabat dengan sangat keji. Tetapi mereka masih mengaku sebagai Muslim. Kalau memang benci Shahabat, seharusnya mereka tidak lagi memakai label Muslim...

Faktanya, kaum Syi’ah sangat membingungkan. Mereka mencaci-maki para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum dengan sangat keji. Tetapi di sisi lain, mereka masih mengaku sebagai Muslim. Kalau memang benci Shahabat, seharusnya mereka tidak lagi memakai label Muslim. Sebuah adagium yang harus selalu diingat: “Tidak ada Islam, tanpa peranan para Shahabat!”

JURUS 4: “SEPUTAR IMAM SYI’AH”

Tanyakan kepada orang Syi’ah: “Apakah Anda meyakini adanya imam dalam agama?” Dia pasti akan menjawab: “Ya! Bahkan imamah menjadi salah satu rukun keimanan kami.” Lalu tanyakan lagi: “Siapa saja imam-imam yang Anda yakini sebagai panutan dalam agama?” Maka mereka akan menyebutkan nama-nama 12 imam Syi’ah. Ada juga yang menyebut 7 nama imam (versi Ja’fariyyah).

Lalu tanyakan kepada orang Syi’ah itu: “Mengapa dari ke-12 imam Syi’ah itu tidak tercantum nama Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i, dan Imam Hanbali? Mengapa nama empat imam itu tidak masuk dalam deretan 12 imam Syi’ah? Apakah orang Syi’ah meragukan keilmuan empat imam mazhab tersebut? Apakah ilmu dan ketakwaan empat imam mazhab tidak sepadan dengan 12 imam Syi’ah?”

...Mengapa dari ke-12 imam Syi’ah itu tidak tercantum nama Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i, dan Imam Hanbali?...

Faktanya, kaum Syi’ah tidak mengakui empat imam madzhab sebagai bagian dari imam-imam mereka. Kaum Syi’ah memiliki silsilah keimaman sendiri. Terkenal dengan sebutan “Imam 12” atau Imamah Itsna Asyari. Hal ini merupakan bukti besar, bahwa Syi’ah bukan Ahlus Sunnah. Semua Ahlus Sunnah di muka bumi sudah sepakat tentang keimaman empat Imam tersebut. Para ahli ilmu sudah mafhum, jika disebut Al Imam Al Arba’ah, maka yang dimaksud adalah empat imam mazhab rahimahumullah.

JURUS 5: “ALLAH DAN IMAM SYI’AH”

Tanyakan kepada orang Syi’ah: “Siapa yang lebih Anda taati, Allah Ta’ala atau imam Syi’ah?” Tentu dia akan menjawab: “Jelas kami lebih taat kepada Allah.” Lalu tanyakan lagi: “Mengapa Anda lebih taat kepada Allah?” Mungkin dia akan menjawab: “Allah adalah Tuhan kita, juga Tuhan imam-imam kita. Maka sudah sepantasnya kita mengabdi kepada Allah yang telah menciptakan imam-imam itu.”

...sikap ideologis kaum Syi’ah lebih dekat kemusyrikan karena lebih mengutamakan pendapat imam-imam Syi’ah daripada ayat-ayat Allah...

Kemudian tanyakan ke orang itu: “Mengapa dalam kehidupan orang Syi’ah, dalam kitab-kitab Syi’ah, dalam pengajian-pengajian Syi’ah; mengapa Anda lebih sering mengutip pendapat imam-imam daripada pendapat Allah (dari Al Qur’an)? Mengapa orang Syi’ah jarang mengutip dalil-dalil dari Kitab Allah? Mengapa orang Syi’ah lebih mengutamakan perkataan imam melebihi Al Qur’an?”

Faktanya, sikap ideologis kaum Syi’ah lebih dekat ke kemusyrikan, karena mereka lebih mengutamakan pendapat manusia (imam-imam Syi’ah) daripada ayat-ayat Allah. Padahal dalam Surat An Nisaa’ ayat 59 disebutkan, jika terjadi satu saja perselisihan, kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya. Itulah sikap Islami, bukan melebihkan pendapat imam di atas perkataan Allah.

JURUS 6: “ALI DAN JABATAN KHALIFAH”

Tanyakan kepada orang Syi’ah: “Menurut Anda, siapa yang lebih berhak mewarisi jabatan Khalifah setelah Rasulullah wafat?” Dia pasti akan menjawab: “Ali bin Abi Thalib lebih berhak menjadi Khalifah.” Lalu tanyakan lagi: “Mengapa bukan Abu Bakar, Umar, dan Ustman?” Maka kemungkinan dia akan menjawab lagi: “Menurut riwayat saat peristiwa Ghadir Khum, Rasulullah mengatakan bahwa Ali adalah pewaris sah Kekhalifahan.”

...Mengapa ketika sudah menjadi Khalifah, Ali tidak pernah menghujat Khalifah Abu Bakar, Umar, dan Utsman, padahal dia memiliki kekuasaan?...

Kemudian katakan kepada orang Syi’ah itu: “Jika memang Ali bin Abi Thalib paling berhak atas jabatan Khalifah, mengapa selama hidupnya beliau tidak pernah menggugat kepemimpinan Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar, dan Khalifah Utsman? Mengapa beliau tidak pernah menggalang kekuatan untuk merebut jabatan Khalifah? Mengapa ketika sudah menjadi Khalifah, Ali tidak pernah menghujat Khalifah Abu Bakar, Umar, dan Utsman, padahal dia memiliki kekuasaan? Kalau menggugat jabatan Khalifah merupakan kebenaran, tentu Ali bin Abi Thalib akan menjadi orang pertama yang melakukan hal itu.”

Faktanya, sosok Husein bin Ali Radhiyallahu ‘Anhuma berani menggugat kepemimpinan Dinasti Umayyah di masa Yazid bin Muawiyah, sehingga kemudian terjadi Peristiwa Karbala. Kalau putra Ali berani memperjuangkan apa yang diyakininya benar, tentu Ali radhiyallahu ‘anhu lebih berani melakukan hal itu.

JURUS 7: “ALI DAN HUSEIN”

Tanyakan ke orang Syi’ah: “Menurut Anda, mana yang lebih utama, Ali atau Husein?” Maka dia akan menjawab: “Tentu saja Ali bin Abi Thalib lebih utama. Ali adalah ayah Husein, dia lebih dulu masuk Islam, terlibat dalam banyak perang di zaman Nabi, juga pernah menjadi Khalifah yang memimpin Ummat Islam.” Atau bisa saja, ada pendapat di kalangan Syi’ah bahwa kedudukan Ali sama tingginya dengan Husein.

Kemudian tanyakan ke dia: “Jika Ali memang dianggap lebih mulia, mengapa kaum Syi’ah membuat peringatan khusus untuk mengenang kematian Husein saat Hari Asyura pada setiap tanggal 10 Muharram? Mengapa mereka tidak membuat peringatan yang lebih megah untuk memperingati kematian Ali bin Abi Thalib? Bukankah Ali juga mati syahid di tangan manusia durjana? Bahkan beliau wafat saat mengemban tugas sebagai Khalifah.”

Faktanya, peringatan Hari Asyura sudah seperti “Idul Fithri” bagi kaum Syi’ah. Hal itu untuk memperingati kematian Husein bin Ali. Kalau orang Syi’ah konsisten, seharusnya mereka memperingati kematian Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu lebih dahsyat lagi.

...Kalau orang Syi’ah konsisten, seharusnya mereka memperingati kematian Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu lebih dahsyat lagi...

JURUS 8: “SYI’AH DAN WANITA”

Tanyakan ke orang Syi’ah: “Apakah dalam keyakinan Syi’ah diajarkan untuk memuliakan wanita?” Dia akan menjawab tanpa keraguan: “Tentu saja. Kami diajari memuliakan wanita, menghormati mereka, dan tidak menzalimi hak-hak mereka?” Lalu tanyakan lagi: “Benarkah ajaran Syi’ah memberi tempat terhormat bagi kaum wanita Muslimah?” Orang itu pasti akan menegaskan kembali.

Kemudian katakan ke orang Syi’ah itu: “Jika Syi’ah memuliakan wanita, mengapa mereka menghalalkan nikah mut’ah? Bukankah nikah mut’ah itu sangat menzalimi hak-hak wanita? Dalam nikah mut’ah, seorang wanita hanya dipandang sebagai pemuas seks belaka. Dia tidak diberi hak-hak nafkah secara baik. Dia tidak memiliki hak mewarisi harta suami. Bahkan kalau wanita itu hamil, dia tidak bisa menggugat suaminya jika ikatan kontraknya sudah habis. Posisi wanita dalam ajaran Syi’ah, lebih buruk dari posisi hewan ternak. Hewan ternak yang hamil dipelihara baik-baik oleh para peternak. Sedangkan wanita Syi’ah yang hamil setelah nikah mut’ah, disuruh memikul resiko sendiri.”

...kaum Syi’ah tidak memberi tempat terhormat bagi kaum wanita. Praktik nikah mut’ah marak sebagai ganti seks bebas dan pelacuran...

Faktanya, kaum Syi’ah sama sekali tidak memberi tempat terhormat bagi kaum wanita. Hal ini berbeda sekali dengan ajaran Sunni. Di negara-negara seperti Iran, Irak, Libanon, dll, praktik nikah mut’ah marak sebagai ganti seks bebas dan pelacuran. Padahal esensinya sama, yaitu menghamba seks, menindas kaum wanita, dan menyebarkan pintu-pintu kekejian. Semua itu dilakukan atas nama agama. Na’udzubillah wa na’udzubillah min dzalik.

JURUS 9: “SYI’AH DAN POLITIK”

Tanyakan ke orang Syi’ah: “Dalam pandangan Anda, mana yang lebih utama, agama atau politik?” Tentu dia akan berkata: “Agama yang lebih penting. Politik hanya bagian dari agama.” Lalu tanyakan lagi: “Bagaimana kalau politik akhirnya mendominasi ajaran agama?” Mungkin dia akan menjawab: “Ya tidak bisa. Agama harus mendominasi politik, bukan politik mendominasi agama.”

Lalu katakan ke orang Syi’ah itu: “Kalau perkataan Anda benar, mengapa dalam ajaran Syi’ah tidak pernah sedikit pun melepaskan diri dari masalah hak Kekhalifahan Ali, tragedi yang menimpa Husein di Karbala, dan kebencian mutlak kepada Muawiyah dan anak-cucunya? Mengapa hal-hal itu sangat mendominasi akal orang Syi’ah, melebihi pentingnya urusan akidah, ibadah, fiqih, muamalah, akhlak, tazkiyatun nafs, ilmu, dll. yang merupakan pokok-pokok ajaran agama? Mengapa ajaran Syi’ah menjadikan masalah dendam politik sebagai menu utama akidah mereka melebihi keyakinan kepada Sifat-Sifat Allah?”

...Ajaran Syi’ah terjadi ketika agama dicaplok (dianeksasi) oleh pemikiran-pemikiran politik. Akidah Syi’ah mirip dengan konsep Holocaust Zionis internasional...

Faktanya, ajaran Syi’ah merupakan contoh telanjang ketika agama dicaplok (dianeksasi) oleh pemikiran-pemikiran politik. Bahkan substansi politiknya terfokus pada sikap kebencian mutlak kepada pihak-pihak tertentu yang dianggap merampas hak-hak imam Syi’ah. Dalam hal ini akidah Syi’ah mirip sekali dengan konsep Holocaust yang dikembangkan Zionis internasional, dalam rangka memusuhi Nazi sampai ke akar-akarnya. (Bukan berarti pro Nazi, tetapi disana ada sisi-sisi kesamaan pemikiran).

JURUS 10: “SYI’AH DAN SUNNI”

Tanyakan kepada orang Syi’ah: “Mengapa kaum Syi’ah sangat memusuhi kaum Sunni? Mengapa kebencian kaum Syi’ah kepada Sunni, melebihi kebencian mereka kepada orang kafir (non Muslim)?” Dia tentu akan menjawab: “Tidak, tidak. Kami bersaudara dengan orang Sunni. Kami mencintai mereka dalam rangka Ukhuwah Islamiyah. Kita semua bersaudara, karena kita sama-sama mengerjakan Shalat menghadap Kiblat di Makkah. Kita ini sama-sama Ahlul Qiblat.”

Kemudian katakan ke dia: “Kalau Syi’ah benar-benar mau ukhuwah, mau bersaudara, mau bersatu dengan Sunni; mengapa mereka menyerang tokoh-tokoh panutan Ahlus Sunnah, seperti Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar, Khalifah Utsman, istri-istri Nabi (khususnya Aisyah dan Hafshah), Abu Hurairah, Zubair, Thalhah, dan lain-lain? Mencela, memaki, menghina, atau mengutuk tokoh-tokoh itu sama saja dengan memusuhi kaum Sunni. Tidak pernah ada ukhuwah atau perdamaian antara Sunni dan Syi’ah, sebelum Syi’ah berhenti menista para Shahabat Nabi, selaku panutan kaum Sunni.”

...Kalau Syi’ah benar-benar mau bersaudara dengan Sunni, mengapa mereka menyerang tokoh panutan Ahlus Sunnah, seperti Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar, Khalifah Utsman dan istri-istri Nabi?...

Fakta yang perlu disebut, banyak terjadi pembunuhan, pengusiran, dan kezaliman terhadap kaum Sunni di Iran, Irak, Suriah, Yaman, Libanon, Pakistan, Afghanistan, dll. Hal itu menjadi bukti besar bahwa Syi’ah sangat memusuhi kaum Sunni. Hingga anak-anak Muslim asal Palestina yang mengungsi di Irak, mereka pun tidak luput dibunuhi kaum Syi’ah.

Hal ini pula yang membuat Syaikh Qaradhawi berubah pikiran tentang Syi’ah. Jika semula beliau bersikap lunak, akhirnya mengakui bahwa perbedaan antara Sunni dan Syi’ah sangat sulit disatukan.

Demikianlah “10 Jurus Dasar Penangkal Kesesatan Syi’ah” yang bisa kita gunakan untuk mematahkan pemikiran-pemikiran kaum Syi’ah. Insya Allah tulisan ini bisa dimanfaatkan untuk secara praktis melindungi diri, keluarga, dan umat Islam dari propaganda-propaganda Syi’ah. Wallahu a’lam bis-shawaab. []

Rekomendasi: Bacalah buku “Ensiklopedi Sunnah-Syi’ah,” karya Prof Dr Ali Ahmad As-Salus, Penerbit Pustaka Al Kautsar, Jakarta.

http://www.voa-islam.com/counter/liberalism/2012/02/02/17590/inilah-10-jurus-penangkal-kesesatan-syiah-level-awam-hingga-ulama/

Demokrasi: Kufur dan Merusak

Demokrasi: Kufur dan Merusak


Saat ini kondisi remaja kita semakin memprihatinkan. Padahal bagaimana masa depan masyarakat, bangsa dan umat kita di tentukan oleh generasi muda. Pangkal penyebabnya lagi-lagi karena kita tidak lagi secara utuh berpegang teguh pada Islam. Akidah Islam tidak lagi menjadi landasan atau asas dalam segala kehidupan kaum Muslim. Seharusnya akidah Islam bukan hanya menjadi dasar perbuatan kita yang sifatnya individual, tetapi juga dalam segenap aspek kehidupan.


Akidah Islam bagaikan fondasi bangunan yang menentukan kuat dan lemahnya bangunan itu. Akidah Islam bagaikan akar dari sebuah pohon yang menentukan kokoh atau keroposnya pohon itu. Pohon yang besar dan menjulang tinggi, kalau akarnya busuk, pastilah akan merobohkan pohon itu; setinggi dan sebesar apapun pohon itu. Inilah yang digambarkan oleh Allah SWT dalam al-Quran (yang artinya): Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit; pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut berikut akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun (TQS Ibrahim [14]: 24-25).


Menurut Ibnu ‘Abbas, maksud dari kalimah thayyibah adalah kalimat Lâ ilâha illâl-Lâh. Digambarkan kalimat tauhid itu bagaikan pohon yang baik. Salah satu kriteria pohon yang baik itu adalah akarnya yang teguh (ashluhâ tsâbit[un]). Akar merupakan bagian pohon terpenting dan paling menentukan bagi sebuah pohon. Artinya, râsikh âmin min al-inqilâ’ (kokoh dan aman dari tercerabut) lantaran kokohnya akar pohon tersebut menghunjam dalam tanah. Demikian asy-Syaukani dalam tafsirnya.


Bukti nyata bahwa akidah Islam ini tidak lagi menjadi landasan dari seluruh aspek kehidupan kita, dalam bernegara kita tidak lagi menjadikan Islam sebagai asas, tetapi ideologi Kapitalisme. Dengan dasar sekularisme, negara hanya mengakui agama untuk mengatur masalah individu. Hukum-hukum Allah SWT tidak diterapkan dalam masalah ekonomi, politik, pendidikan, atau masalah sosial lainnya.


Tidak hanya itu , negara Khilafah Islam malah dikatakan membahayakan rakyat dan mengancam negara. Ini adalah perkara yang tidak masuk akal. Bagaimana mungkin negara yang menerapkan seluruh syariah Islam yang bersumber dari Allah SWT, bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah dikatakan membahayakan rakyat/masyarakat.
Justru realitanya yang membahayakan masyarakat dan bangsa ini adalah ideologi Kapitalisme dengan sistem politik demokrasinya. Sebab, pilar penting demokrasi yang mutlak ada adalah kebebasan (al-hurriyah/liberalism). Kebebasan ini bukan saja berbahaya, tetapi merupakan ide kufur yang haram untuk diadopsi umat Islam. Hancurnya generasi muda kita tidak bisa dilepaskan dari ide kebebasan ini, antara lain kebebasan bertingkah laku (al-hurriyah asy-syakhsiyah).


Dengan alasan kebebasan ini para remaja kita melakukan apa saja meskipun hal itu melanggar perintah Allah SWT. Mereka biasa memakai pakaian yang mengumbar aurat, melakukan seks bebas, berzina, dll dengan alasan kebebasan. Mereka pun menggunakan narkoba, minuman keras dan obat-obatan, juga atas nama kebebasan. Paham kebebasan inilah yang menghancurkan generasi muda kita.


Paham ini mengagungkan kebebasan sebagai sebuah kebenaran. Agama kemudian dianggap sebagai belenggu atau ancaman. Padahal Islam merupakan pedoman hidup yang bersumber dari Allah SWT. Mustahil pedoman hidup ini mengancam atau menghancurkan manusia.
Islam juga sesungguhnya bukan mematikan kebutuhan jasmani atau naluri manusia sehingga dikatakan membelenggu. Yang dilakukan Islam adalah mengatur, bukan mematikan naluri itu. Islam, misalnya, tidak mematikan naluri seksual dengan melarang umatnya untuk melakukan hubungan seks. Islam hanya mengatur bagaimana menyalurkan naluri seksual itu. Islam membolehkan hubungan seks melalui pernikahan yang sah. Sebaliknya, dalam aturan pernikahan ada larangan untuk menikahi mahram, seperti ibu kandung atau adik sendiri. Jadi bukan mematikan naluri seksual itu. Dengan akad nikah akan melahirkan pertanggungajawaban dan amanah; bukan hanya di dunia, tetapi juga akhirat. Pernikahan menjadi ibadah,bukan sekadar menyalurkan nafsu seksual.


Hal inilah yang mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Ada suami yang bertanggung jawab sebagai pemimpin (imam). Ada istri yang memahami kewajiban pokoknya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga (umm[un] wa rabbah al-bayt); termasuk mewujudkan anak-anak shalih dan shalihah yang berbakti kepada orangtuanya.
Islam bertentangan dengan paham kebebasan (liberasime). Islam menegaskan bahwa setiap Muslim wajib terikat dengan hukum-hukum Allah SWT. Hal ini merupakan misi utama hidupnya di dunia, yaitu beribadah. Dalam pengertian yang luas, ibadah adalah terikat pada seluruh aturan Allah SWT. Bukan hanya ketika shalat, haji, atau shaum; juga ketika berpolitik, berekonomi, dll, seluruhnya harus terikat dengan aturan Allah SWT.
Sesungguhnya tunduk pada aturan Allah SWT adalah hal yang fitrah dan masuk akal. Manusia merupakan makhluk yang lemah, terbatas dan bergantung pada yang lain. Di sinilah manusia membutuhkan Allah SWT yang menciptakan manusia, alam semesta dan kehidupan.
Tunduk pada aturan Allah sesungguhnya merupakan wujud syukur seorang hamba kepada sang Pencipta yang telah memberi dirinya banyak nikmat. Bukankah Allah SWT yang menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk? Allah SWT melengkapi manusia dengan akal, naluri dan kebutuhan jasmani yang membuat manusia hidup dengan dinamis, kreatif dan unggul. Allah SWT juga menundukkan seluruh alam semesta ini untuk kita manusia sehingga bisa dimanfaatkan dan dinikmati oleh manusia.


Tidak hanya itu, bukankah merupakan kasih sayang Allah SWT ketika Dia menurunkan pedoman hidup berupa al-Quran dan as-Sunnah? Dengan pedoman hidup itu kita dijamin selamat oleh Allah SWT, tidak akan celaka dan tersesat. Karena itu, pantas dan wajar, bahkan sebuah keharusan, manusia tunduk pada perintah Allah SWT. Setelah memberikan segala nikmat-Nya kepada kita, kita hanya diminta satu saja, tunduk dan taat kepada Allah SWT. Lalu nikmat Tuhanmu yang mana yang kamu dustakan? (TQS ar-Rahman [55]:13) [Farid Wadjdi]

http://hizbut-tahrir.or.id/2012/02/04/demokrasi-kufur-dan-merusak/