Monday, January 5, 2015

Omdo


ADA YANG MENGATAKAN HIZBUT TAHRIR HANYA OMONG DOANG;
BERPUTAR DARI KONFERENSI KE KONFERENSI, SEMINAR KE SEMINAR,
DARI KUMPUL-KUMPUL KE KUMPUL-KUMPUL LAGI.

Pernyataan omong doang jelas salah besar. HT tidak hanya omong,
namun melakukan dengan serius apa yang dikatakan. Ketika mengatakan,
wajib menegakkan Khilafah, HT serius berjuang mewujudkannya. Di
antara bentuk keseriusannya adalah menyusun berbagai kitab yang
menjelaskan secara detail seluk-beluk sistem pemerintahan Khilafah,
sistem ekonomi, sistem pergaulan, rancangan UUD, dan lain. Disusun
juga metode dalam menegakkan Khilafah dan diaplikasikan dalam bentuk
partai yang solid.

Ketika mengatakan, wajib melakukan tatsqîf atau pembinaan, membangun
opini umum di tengah umat, dan melakukan thalab al-nushrah, maka
semuanya dikerjakan HT dengan penuh kesungguhan.
TAPI, KAN SEMUA AKTIVITAS ITU MASIH DIDOMINASI KEGIATAN BICARA?

Jangan remehkan bicara! Bukankah kita menjadi pintar dan menguasai
banyak ilmu karena ada para guru dan ustadz yang berbicara mengajari
kita? Bukankah rakyat negeri ini bangkit melawan penjajah karena ada
yang bicara meneriakkan tentang kewajiban jihad melawan kafir penjajah?

Apalagi dakwah bukan sembarang bicara. Dalam dakwah, isinya adalah
ajakan kepada manusia untuk mengikuti Islam. Ini adalah aktivitas mulia
dan diperintahkan Islam. Allah SWT pun menyebut dakwah sebagai
perkataan paling baik: Wa man ahsanu qawl[an] mimman dâ’a ilâl-Lâh
(Siapakah yang lebih baik ucapannya daripada orang yang mengajak
kepada Allah)?

Saat Rasulullah saw. ditanya, “Ayyu al-jihâd afdhal (Apakah jihad yang
paling utama)?” Beliau menjawab, “Kalimat haqq ‘inda sulthân jâir
(Kalimat yang benar yang disampaikan kepada penguasa yang jahat).
Jika pelakunya dibunuh, ia dikategorikan sebagai sayyid asy-syuhadâ
(pemimpin para syuhada).

Lihatlah apa yang pertama kali dilakukan Rasulullah saw. untuk
membangun peradaban, mewujudkan masyarakat Islami, serta
menegakkan Daulah Islamiyah. Beliau tidak membangun gedung, rumah
sakit, pasar, sekolah, dan lain-lain. Yang beliau lakukan adalah dakwah,
mengajak umat memeluk Islam. Beliau terus melakukan dakwah meskipun
menghadapi berbagai rintangan dan hambatan. Akhirnya, ada Kabilah Aus
dan Khazraj beserta para pemimpinnya menerima dakwah beliau. Lalu
mereka menyerahkan kekuasaannya kepada Rasulullah saw. hingga
akhirnya beliau bisa mendirikan Daulah Islamiyah di Madinah.
Nah, setelah Daulah Islamiyah berdiri, Islam bukan hanya diucapkan dan
dijelaskan lewat kata-kata, tetapi diterapkan secara nyata dalam
kehidupan. Nasib umat Islam juga berubah. Tidak lagi tertindas dan
menderita seperti sebelumnya. Mereka menjadi umat yang kuat dan
disegani. Penduduk Makkah yang sebelumnya sulit menerima dakwah,
ditaklukkan dan mereka masuk Islam.

Itu pula yang sekarang dilakukan HT. Sejak awal berdiri, yang dilakukan
HT adalah dakwah. Konferensi, muktamar, seminar dan semacamnya
hanya salah satu uslub atau cara untuk menyampaikan dakwah kepada
umat. Saya tegaskan, itu bukan satu-satunya. Jika dikatakan, “Kok sering
sekali?” Jawabannnya, sudah sering saja masih banyak yang belum
paham, apalagi jika jarang, bahkan tidak pernah!

Memang, materi yang disampaikan dalam berbagai kegiatan itu tidak
semua bisa langsung diaplikasikan. Pasalnya, untuk menerapkan itu
semua memerlukan institusi negara. Contoh, ketika kita menyebut
tambang migas, batu bara, emas, dan lain-lain harus diambil-alih oleh
negara, tentu tidak bisa dilakukan kalau institusi negaranya tidak mau
melakukan.

Oleh karena itu, siapa pun yang menginginkan HT mewujudkan semua
yang dikatakan, serahkan kekuasaan kepada HT.[Ust. Rokhmat S. Labib

No comments: