Monday, March 10, 2014

Jangan Lupakan Sejarah

Jangan Lupakan Sejarah

gaulislam edisi 332/tahun ke-7 (1 Jumadil Awal 1435 H/ 3 Maret 2014)

Sobat gaulislam, sampai saat ini militer Bashar al-Assad masih aja ngebantai saudara kita di Suriah. Belum lagi di Afganistan, Irak, Rohingya dan lain-lain. Malahan bulan Januari kemaren di facebook rame ama berita para ektrimis di Afrika Tengah ngebantai, ngebakar ama makanin jasad kaum Muslim. Kejadiannya itu di daerah Bangui, Afrika Tengah. Salah seorang ektrimis itu malahan nyebut dirinya sebagai ‘Mad Dog’ atau ‘Anjing Gila’ dan bangga karena udah ngelahap kaki si korban. Astaghfirullah!
Ya, kejadian kayak gini emang udah nggak aneh lagi. Kaum Muslimin ditindas ama kaum kafir yang emang dari dulu benci benget ama umat Islam. Banyak tuh saudara kita di luar sana yang nggak ngerasa aman padahal kan di tanah kelahirannya sendiri.

Sobat gaulislam, udah 80 tahun lebih nih kaum Muslimin hidup tanpa adanya pemimpin dunia. Yaitu sejak Khilafah Utsmani runtuh pada tanggal 3 Maret 1924 oleh Mustafa Kemal Attaturk laknatullah dan komplotannya. Semenjak itu, kaum Muslimin jadi terpecah belah dalam berbagai negara dan bangsa. Nggak cuma itu, kaum Muslimin juga ngalamin berbagai penderitaan dan problema yang nggak kunjung surut. Dalam sikon (situasi dan kondisi) kayak gini negara-negara Barat pada gencar ngelakuin berbagai konspirasi dan propaganda yang bisa ngelemahin iman kaum Muslimin bahkan sampai ngejauhin kaum Muslimin dari diin-nya sendiri. Jadinya, saat ini kaum Muslim didera berbagai krisis yang nggak habis-habis.
Wilayah kekuasaan Islam yang mulanya terbentang luas dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau… eh kok malah nyanyi. Maksudnya, wilayah Islam mulai dari Spanyol di Eropa, pedalaman Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Tengah, Semenanjung Balkan hingga ke Timur Jauh, kini terpecah belah menjadi puluhan negara kecil yang dikuasai oleh para penjajah.

Berbagai bentuk krisis dan penjajahan terjadi baik di bidang politik, ekonomi, soal budaya, pendidikan dan lain-lainnya. Bahkan akibat program bantuan utang luar negeri, rakyat kaum Muslimin di daerah kaya yang harusnya kaya eh tetap aja miskin. Negeri-negeri Muslim menjadi objek jarahan, eksploitasi dan penindasan. Di Indonesia aja, udah berapa ton emas yang diangkut Freeport ke AS dan Kanada? Udah berapa barel minyak di negeri-negeri Teluk yang disedot melalui politik perdagangan yang curang?
Di bidang kemanusiaan, terjadi pembantaian atas kaum Muslimin di berbagai wilayah. Di Palestina, Afghanistan, Chechnya, Kashmir, dan negara lainnya. Tentu ini sangat memprihatinkan mengingat kita yang di Indonesia masih terbilang aman. Kalau di negara-negara tadi, mau ke luar aja susah. Bisa-bisa langsung ditembak. Dor!

Nah, semua krisis itu nunjukkin kalau kaum Muslimin belum mampu dalam ngadepin makar atau tipu daya negara-negara Barat. Bener kalau dikatakan bahwa Umat Islam yang jumlahnya lebih dari 1,2 miliar tak ubahnya seperti buih di lautan. Hal ini merupakan fakta kongkrit karena ketiadaan pemimpin Islam.

Islam menjadi rujukan peradaban dunia
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Sesuai dengan subjudul di atas, udah pada tahu belum kalau Islam pernah menjadi rujukan perababan dunia? (Hayo, yang nggak tahu, berarti kudet nih. Makanya jangan update status melulu. Hehe…). Ya, Islam emang pernah jadi rujukan peradaban dunia yaitu ketika masa kejayaan Islam di Andalusia, Spanyol. Di bawah kekhilafahan Islam, Eropa yang awalnya berada dalam masa kegelapan berubah menjadi daerah maju dan terdepan. Pada masa ini kaum Muslimin berhasil melahirkan peradaban yang cemerlang. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sains, kesenian, bahasa dan sastra. Nggak ketinggalan ilmu filsafat dan fiqih. Belum lagi kemajuan dalam pembangunan fisik.
Perkembangan pengetahuan di Spanyol emang sangat pesat, nggak kalah ama perkembangan ilmu pengetahuan di Bagdad dan Mesir. Misalnya ilmu fiqih. Berkembangnya ilmu fiqih di Spanyol menggambarkan bahwa di Spanyol pada saat itu udah banyak yang ahli dan paham dalam bidang agama. Mazhab yang berkembang saat itu adalah mahzab Maliki.

Kota-kota di Spanyol pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan dan peradaban yang membuat banyak pelajar-pelajar Eropa nimba ilmu di sana (bukan nimba air di sumur ya!). Misalnya aja Cordova, sampai saat ini kota Cordova masih nyimpen peninggalan dari kejayaan Islam pada masa bani Umayyah. Salah satunya adalah Masjid Raya Cordova. Sampai sekarang nih, keindahan arsitekturnya tetap memukau para pengunjung (yang belum lihat, search aja di mbah google ya). Tapi sayangnya saya juga belum pernah ke sana tuh. Huhu…

Berbagai sarana keilmuan kayak gedung sekolah, universitas, perpustakaan dan masjid udah  dibangun. Malahan dibangun juga taman-taman yang indah untuk para cendekiawan berdiskusi. Wiih asik! (kalau di Indonesia ada nggak, ya?)

Kondisi kayak gini membuat ilmuan-ilmuan Muslim bermunculan. Di bidang matematika, ada Al-Khawarizmi yang merupakan orang pertama yang nulis buku tentang aljabar. Itu loh yang udah dipelajarin di SMP, inget nggak?
Di bidang kedokteran, ada Ibnu Sina atau di Barat dikenal Avicenna. Ibrahim ibnu Yahya an-Naqqash si pembuat teropong bintang modern. Ibnu Khaldun, penemu teori sejarah. Ahli sastra Ibnu Abd Rabbih, Ibnu Bassam dan Ibnu Khaqan. Dan masih banyak lagi.

Itu adalah bukti kontribusi Umat Muslim kepada dunia. Umat Muslim telah menciptakan dan mengembangkan teknologi dengan sangat baik sehingga berguna bagi dunia Barat sekaligus menolong Eropa dari masa kegelapannya. Keren kan?

Tapi saat kaum Muslimin nggak lagi berjaya di Andalusia, orang-orang Eropa berusaha bangkit dan lahir kembali. Ini dia yang namanya masa ‘renaissance’ atau ‘kelahiran kembali’. Mereka mengambil kemajuan teknologi milik kaum Muslimin. Coba kalau kita lihat Italia, segala seni dan ukirannya diambil dari seniman-seniman Muslim Spanyol. Cuma ada perubahan sedikit aja untuk menciptakan gaya orang Italia sendiri. Jadi, mereka hanya mempelajarinya dari umat Muslim.

Dakwah, jalan tegaknya syariat Islam
Islam emang udah nunjukin kontribusinya kepada dunia. Islam pernah berjaya dan berkuasa. Bahkan hingga memayungi 2/3 dunia. Subhanallah! Namun sayang banyak kaum Muslim yang nggak tahu. Lihat aja di SD, ada nggak pelajaran khusus yang ngebahas tentang masa kejayaan Islam? Paling yang diajarin tentang kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Betul? Kalau pun ada paling sekilas aja. Padahal, jangan lupakan sejarah Islam!

Nah, sekarang ini umat Muslim masih terpuruk. Sementara Barat dengan Kapitalisme-Sekulerimenya udah bikin negeri-negeri Muslim di belahan dunia semakin lemah dan terbelakang. Sistem kapitalisme yang diterapkan oleh negara Muslim telah menyiksa warganya sendiri. Kerusakan terjadi hampir dalam segala bidang. Jarak antara si kaya dan si miskin terlampau jauh. Yang kaya makin kaya begitu juga sebaliknya. Segala sesuatu diukur dengan materi. Ujung-ujungnya kaum  Muslimin tertindas. Hal ini adalah akibat dari tak diterapkannya syariat Islam. Lalu, apakah kondisi saat ini ideal untuk bisa melaksanakan syariat Islam dengan benar dan baik?

Nggak. Kondisi saat ini emang nggak ideal. Namun bukan berarti kita diem aja nggak ngelakuin sesuatu. Emangnya mau umat Muslim terus terpuruk kayak gini? Nggak lah!
Masa depan Islam itu terletak di atas pundak para pemudanya loh. Merekalah yang nantinya memegang kendali bahtera rumah tangga, eh, maksudnya bahtera Islam. Tapi ya dengan syarat harus punya kesadaran dan kecintaan kepada agamanya. Mereka harus mau bergerak secara ikhlas dan sungguh-sungguh untuk meraih kembali kejayaan Islam.

Nah, kita masih bisa mengubahnya yaitu dengan dakwah. Kenapa? Agar syariat Islam tegak kembali di muka bumi ini. Dengan dakwah kita menyeru umat untuk kembali kepada Islam dan menanamkan kesadaran serta kecintaan penuh pada agamanya. Juga kepada para pemuda Muslim untuk bersama-sama berjuang demi kembali tegaknya Islam sebagai ideologi negara di bawah naungan khilafah. Insya Allah!

Ayo belajar!
Sobat gaulislam di mana pun kamu berada, maka yang bisa dilakukan oleh kita sebagai remaja adalah sadar dan mau belajar. Kenapa begitu? Ya gimana syariat Islam mau tegak lagi kalau kitanya aja nggak tahu en nggak paham. Gimana kita mau berhasil kalau nggak sadar dengan kondisi kita sendiri. Jangan sampai kita cuek-cuek aja. Katanya mau maju tapi nggak mau belajar? Jangan bermimpi bahwa tegaknya syariat Islam itu terjadi dengan sendirinya. Ya, perlu usaha dari kitanya juga. Nggak bisa kalau cuma nunggu. Para pendahulu kita juga mereka pake usaha bahkan dengan taruhan nyawa. Beuh… berani nggak? Maka, belajar dong. Oke?

Belajar dan menguatkan keyakinan bahwa Islam adalah sistem kehidupan yang sempurna, yang harus diperjuangkan. Tapi keyakinan ini nggak bisa ada dalam diri kita aja. Harus disebarkan kepada orang-orang. Ya jadinya balik lagi ke tadi, harus dakwah. Dakwahin keluarga, kerabat, tetangga, kawan di sekolah, teman kerja, dan lain-lain.

Kita juga kudu wajib en harus yakin kalau Allah Ta’ala pasti menolong kita. Allah Ta’ala menolong para pejuang diin-Nya yang haq dan akan memberikan kemenangan dan kekuasaan kepada mereka. Sebagaimana firman-Nya: ”Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad [47]: 7)
Nah sobat gaulislam, jadi harus yakin ya. Ayo kita belajar dan berdakwah. Buat para remaja di mana pun kalian berada, yuk kita tegakkan syariat Islam dengan cara berdakwah yaitu dakwah untuk mewujudkan Islam di tengah-tengah kehidupan sebagai sebuah sistem kehidupan. Teruslah berjuang untuk menjadi remaja Muslim yang mampu menjadi penerang bagi umat yang kini tengah dicengkram kegelapan kapitalisme global (Widih, kamu ngerti kan istilah ini? Yup! Itu sistem yang bertentangan dan menentang Islam). Bersiaplah untuk selalu bertahan dalam menghadapi segala cobaan yang datang. [Muhaira | iraazzahra28@ymail.com]

No comments: