Friday, August 20, 2010

Barat Kembali Ketar Ketir, Hizbut Tahrir Gunakan Balai Kota Menggelar Pertemuan Publik di Melbourne Australia

Barat Kembali Ketar Ketir, Hizbut Tahrir Gunakan Balai Kota Menggelar Pertemuan Publik di Melbourne Australia
- Para pembenci Islam yang mengaku dirinya pembela kebebasan kebakaran jenggot dengan gencarnya dakwah Islam di Barat, terutama yang dilakukan oleh para pemuda Hizbut Tahrir. Di Australia, baru-baru ini ramai dibicarakan tentang sebuah kelompok yang menyerukan Khilafah itu. Pasalnya, Hizbut Tahrir di Melbourne berhasil menggelar sebuah pertemuan tentang isu Palestina di sebuah balai kota di Melbourne, Ahad, 01/08/2010.
Beberapa media mengangkat isu tersebut serta mempersoalkan berlangsungnya sebuah pertemuan oleh Hizbut Tahrir di Melbourne, kota besar kedua di Australia. Seperti biasa, beberapa media senantiasa meneruskan tuduhan palsunya atas partai yang berdiri di Baitul Maqdis tersebut, termasuk di dalamnya memberikan opini palsu atas partai Islam internasional itu.
Heraldsun menulis dengan judul "Seruan pelarangan radikal Islam setelah pertemuan publik di Melbourne". Sebelumnya, media tersebut mengangkat berita dengan judul "Kelompok ekstrimis menyewa balai kota untuk menggembar-gemborkan penentangan Demokrasi". Sementara media milik Yahudi menulis judul "Komunitas Yahudi Melbourne memperingatkan Dewan tentang kelompok ekstrim".
Seperti dikabarkan oleh Heraldsun, Hizbut Tahrir telah membayar $300 pada Dewan Moreland Merlbourne untuk penggunaan tempat pertemuan Brunswick Town Hall. Para pemuda Hizbut Tahrir itu mengadakan sebuah pertemuan publik yang mengangkat isu seputar Palestina.
Sebelumnya kelompok ini telah menggelar Konferensi Khilafah pada bulan terakhir mendesak kaum Muslim untuk mencampakkan demokrasi. Usai kegiatan itu, syariah dan Khilafah menjadi perbincangan publik di Australia.
Pimpinanan Eksekutif Moreland, Peter Brown membela keputusan dewan yang memungkinkan konferensi tersebut berlanjut, dan Hizbut Tahrir tidak dilarang di Australia.
Brown mengatakan bahwa dewan mendukung budaya dan agama inklusif. Pertnow menulis pandangan Hizbut Tahrir bahwa "demokrasi sebagai sebuah ide bangkrut dan tidak rasional" dan "semua indikator menunjukkan penurunan dan keruntuhan tak terhindarkan dari ideologi Barat".
ASIO dan beberapa agen mata-mata Barat menyarankan pelarangan kelompok tersebut akan mendorong lebih lanjut para pendukung bawah tanah.
Beberapa orang hadir dalam pertemuan tersebut, termasuk tiga perwira kepolisian dan seorang agen Polisi Federal.
Brown mengatakan dia disarankan oleh polisi pekan lalu bahwa Hizbut Tahrir tidak menyajikan resiko bahaya.
"Keputusan Dewan untuk menerima pesanan tempat datang setelah menerima saran dari Kepolisian Federal Australia dan Polisi Victoria bahwa kelompok itu tidak ada ancaman dan tidak dilarang," kata Brown.
"Keputusan ini didasarkan pada keyakinan yang kuat kita dalam kebebasan politik dan agama tetapi dewan akan tetap waspada dan memastikan bahwa fasilitas kota kita tidak digunakan untuk menghasut kekerasan, rasisme, seksisme atau intoleransi agama," lanjutnya lagi.
"Etos kami adalah "satu komunitas kebanggaan beragam", dan dengan itu kami mengundang perdebatan politik, tetapi kami akan selalu melindungi. Bahwa dalam proses ini, semua warga kita diperlakukan dengan hormat untuk membuat Moreland sebagai tempat tinggal yang tepat."
Penasihat Moreland Lambros Tapinos menyatakan memberikan suara menentang kelompok tersebut menggunakan balai kota berdasarkan pesan yang bisa melanggar diskriminasi dan ras kebencian pada hukum.
Profesor Greg Barton pakar teroris dari Monash University menyatakan ketidaksetujuannya bila kelompok tersebut dilarang.
"Jika mereka dilarang dan dinyatakan sebagai kelompok berbahaya, mungkin memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan untuk membuat mereka lebih populer, lebih tegang dan memberikan mereka jalan lebih kredibel diantara anak muda yang sedang bermain-main dengan ide-ide ekstrimis."
Hizbut Tahrir Australia mengeluarkan pernyataan tentang konferensi berjudul "Israel sebuah pendudukan yang harus dibalik".
"Solusi Islam apapun atas pendudukan militer yang tidak adil adalah harus ditolak dan dibalikkan baik itu di Palestina, Chechnya, Kashmir atau tempat lainnya," katanya, menambahkan bahwa Islam tidak menentang Yahudi.
Dinyatakan pula bahwa Islam merupakan sebuah pesan yang ditujukan untuk semua umat manusia, tanpa membedakan ras atau etnis.
"Tidak ada ruang anti Semitisme atau bentuk lain dari rasisme dalam Islam. Di Palestina, Islam bertentangan dengan 'Israel' tidak dalam kapasitas mereka sebagai orang Yahudi, tetapi dalam kapasitas mereka sebagai penjajah dan agresor," tegasnya.
Demikianlah, dakwah Islam di Benua Australia semakin menjadikan Islam, Syariah dan Khilafah membahana di seantero dunia. Jika di Barat saja demokrasi dicampakkan dan Islam diperjuangkan, lalu atas alasan apa kaum Muslim di negeri ini malah mencampakkan Islam dan membanggakan demokrasi?
Pada suatu saat nanti, janji-Nya pasti, bahwa Islam akan meliputi ujung Barat dan Timur dunia. Di saat itulah, Islam sebagai rahmat bagi semesta alam terwujud nyata dan umat manusia berbondong-bondong masuk ke dalam Islam. Insya Allah, tak lama lagi! [m/f/heraldsun/syabab.com]
__._,_.___

No comments: